[Song Fic] 니가 좋은 이유 "Why I Like You" - Sequel Naekkeo Haja




cast :  ~  Kim So Eun
          ~  Lee Min Hyuk  (BtoB)
          ~  Kim Sunggyu  (Infinite)


note : sebelum kalian membaca ff ini, aku disini ingin memberikan "warning" agar ketika kalian telah selesai membacanya, kalian akan tetap baik-baik saja(?). jujur ff ini udah rampung entah dari kapan, tapi mengingat aku masih memiliki banyak project yang belum selesai, jadinya aku pending untuk publish ff ini. dan karena hal itu pula, disini aku ingin memberitahu kalian kalau ff ini adalah ff absurd bahkan sangat absurd yang aku buat. jadi  semoga kalian enggak kecewa dengan keseluruhan dari ff ini.

so.... now time for readers read this story. enjoy guys:)








Aku? Aku? Sungguh... aku tak dapat menyelaraskan semua ini. Menyudahi semua ini atau membiarkannya? Pilihan ini begitu rumit untuk ku. Aku tak berdaya untuk memilihnya. Tuhan.........

“oppa....” Panggilnya. Tubuh ku bergetar hebat, jantung ku berdetak lebih kencang dari biasanya, dan darah ku mengalir lebih cepat hingga membuat ku dapat merasakan desiran aliran darah ku sendiri.

“oppa, apakah kau sudah lama? oh iya, tadi dari kejauhan aku lihat oppa seperti tengah memikirkan sesuatu. memangnya oppa sedang memikirkan apa?”

OMONA? Bagaimana ini? Rasanya aku tak sanggup untuk mengatakannya. Yeoja ini begitu baik dan tulus. Aku tak mungkin menyakitinya, tetapi aku tak mungkin juga mengatakan... mengatakan semuanya. Yeoja ini begitu ku sayangi. Aku tak mau ia menjadi menderita hanya karena aku. Karena....

“oppa.. kenapa oppa diam? apakah masalahnya begitu penting, sampai oppa memaksa untuk bertemu sekarang?”

“ehm... begini chagi. huh... sebelumnya oppa ingin meminta maaf kepada mu. hem..... sepertinya, kita akhiri saja hubungan kita. mian.. tetapi oppa sudah tidak lagi mencintai mu. mianhae.....”

Aku bangkit, berjalan meninggalkannya dengan tanpa memberinya kesempatan untuk bertanya kepada ku. Aku tak sanggup lagi jika harus terus berada bersamanya dan menjawab semua yang ia tanyakan pada ku.

“oppa.... Sunggyu oppa.....” Teriaknya lirih. Membuat ku semakin mempercepat langkah ku meninggalkannya. Aku ingin sekali menghampirinya dan mengatakan bahwa semua itu hanyalah sebuah lelucon, tapi.... ini bukanlah lelucon. Pilihan ini.... sungguh pilihan terbaik untuk aku dan dia.

“mianhae...... jeongmal mianhae So Eun-ah....”


flashback

Aku masih terus menunggu kedatangannya. Sesekali ku lirik jam tangan yang mengikat sempurna di tangan kiri ku. Ku perhatikan setiap jarum yang bergerak memutar itu. Memastikan apakah aku terlambat atau tidak. Aku benar-benar sangat tak sabar. Hari ini ia akan memberitahukan kepada ku jawaban atas pertanyaan ku mengenai perasaan ku padanya. Huh... aku berharap ini akan menjadi hari yang sangat membahagiakan.

Waktu terus berputar. Rasanya aku sudah berada lama di tempat ini. Tetapi, ketika ku lirik jam di tangan ku, itu hanyalah halusinasi. Huh.... apakah ini yang dinamakan.......

“Sunggyu-ah....”
Panggil seorang yeoja yang langsung membuat detakan jantung ku tak karuan. Rasanya jantung ku ini ingin sekali meloncat keluar dari tubuh ku. Huh.... aku mengatur nafas ku. Menghirup dan membuangnya secara perlahan.

“Sunggyu-ah, apakah kau sudah lama?” Tanya nya membuat ku langsung memandangnya.
Aku semakin tercekak ketika melihatnya. Rasanya tubuh ku sudah mulai mengaku, tak dapat lagi ku gerakan.

“Sunggyu-ah, gwaenchanayo? kenapa kau berkeringat?”

MWO? Yeoja ini? Apakah ia polos atau memang sengaja membuat ku malu di hadapannya?

“baiklah, aku tak akan mengulur waktu lagi. Sunggyu-ah.... mianhada.....”

“ttuk. arraseo. kau tak perlu lagi melanjutkannya. gomawoyo untuk semuanya.” ujar ku dengan diikuti langkahan kaki, berjalan meninggalkan tempat ini. Namun.... belum sempat kaki ku melangkah pergi, ku rasakan ada sebuah genggaman hangat yang dilanjutkan dengan sebuah pelukan yang membuat ku terkejut tak percaya. Orang yang memeluk ku adalah Kim So Eun. Yeoja yang mampu membuat ku merasakan hal yang lain.

“changkkaman... aku belum selesai mengatakannya. Sunggyu-ah... mianhada... aku tak dapat menolak tawaran mu. saranghanda Sunggyu-ah......”

Bo? Apakah aku tak salah dengar? Dia... dia... menerima perasaan ku. Hoo... hari ini benar-benar akan menjadi hari terbaik dalam hidup ku.

“jinjja?” Tanya ku dengan membalikan tubuh ku menghadapanya.

“ne Sunggyu oppa....” Ucapnya dengan tersenyum indah. Senyuman yang selama ini selalu terbayang-bayang dipikiran ku. Senyuman yang selalu membuat ku tak berdaya dihadapannya. Dan ketika ia tersenyum, matanya pun dengan indah menatap setiap orang yang menjadi lawan bicaranya. Berbicara dengan kata yang selalu membuat orang-orang di sekelilingnya tersenyum. Termaksud aku.


Your gentle smile
Your sexy eyes
Your weird words
That are sometimes unpredictable like the weather yeah
Just as you are
Without having to fix anything
The person that is so lovable to me is you
That person is you yeah


flashback end



Author POV

Mentari sudah menjulang tinggi menyinarkan sinarnya ke penjuru belahan bumi. Sinar teriknya tak dapat membuat seluruh umat manusia untuk tidak bangkit meninggalkan rumah mereka. Beribu-ribu pasang kaki sudah mulai meramai jalanan Seoul, ratusan kendaran pribadi pun juga sudah mulai memenuhi area jalan di ibu kota itu. Tak sedikit dari orang-orang itu yang pergi membawa tas. Mulai dari tas yang besar, hingga tas yang kecil pun terlihat diseluk beluk kota Seoul.

Namun, tak semua orang menikmati suasana cerah ini. Kim So Eun, ya.... itulah nama yeoja yang sedari tadi masih berada diatas ranjangnya. Ia belum menyadari bahwa sang mentari sudah menyinarkan sinarnya. Hingga ada sebuah berkas sinar yang masuk melewewati seluk jendela yang tidak tertutupi oleh tirai. Sinar itu begitu kuat, hingga membuat yeoja berumur dua puluh tiga tahun itu langsung mengerjapkan matanya.

“apakah sudah pagi?” Ucapnya dengan mata yang masih tertutup.

“huh.... kenapa mata ku sakit sekali?” Ucapnya lagi yang kini mengusap kedua matanya dengan punggung tangan.

Yeoja itu tiba-tiba terisak. Butiran kristal bening mulai mengalir membasahi kedua pipinya. Ia baru menyadari bahwa kejadian yang membuat matanya terasa sakit pagi ini bukanlah sebuah mimpi. Kejadian yang membuatnya harus merasakan pahitnya sebuah hubungan untuk kedua kalinya. Kejadian yang harus membuatnya menangis setiap kali mengingatnya. Yah... kejadian di malam yang seharusnya menjadi malam yang menyenangkan baginya. Malam dimana seharusnya menjadi sebuah perayaan atas hubungannya yang sudah terjalin selama hampir tiga tahun ini.

“kau jahat oppa. kau sama saja dengan Myungsoo oppa. mana janji mu? kau bilang bahwa kau akan selalu menyayangi ku dan mencintai ku, tapi apa? kau dengan mudahnya mengakhiri hubungan kita tanpa memberikan ku kesempatan untuk menanyakan alasannya. kau sama saja ingin membunuh ku secara perlahan oppa. rasanya sakit.. bahkan sangat sakit......” Gumamnya lirih.



: }  Cheonsa Palace  { :


Seorang yeoja yang mengenakan cardigan berwarna biru serta syal abu-abu nya berjalan memasuki sebuah bangunan tempat ia bekerja. Sebuah bangunan yang menjadi saksi bisu atas kariri nya sebagai seorang designer interior.

Ia berjalan pelan memasuki ruangannya. Berjalan menghampiri sebuah meja yang sudah penuh dengan beberapa map dan lembaran-lembaran kertas yang sudah terisi dengan coretan-coretan design nya. Tiba-tiba butiran kristal itu kembali membasahi pipinya, ketika mata indahnya menangkap sebuah foto yang selalu menemaninya setiap bekerja. Yah.... foto kebersamaan dirnya dengan kekasihnya, yang kini bukanlah kekasihnya lagi.

Ia menatap nanar foto itu. Rasanya, foto itu baru diambil sekitar beberapa hari yang lalu. Namun hubungannya kini sudah berakhir. Ia tak pantas lagi meletakan atau bahkan menyimpan foto itu. Namun, rasa cintanya terhadap sosok namja  yang merangkulnya dengan sangat mesra di foto itu, membuatnya sangat sulit untuk melakukannya. Dan ia pun hanya bisa menangis setiap kali ia melihat foto-foto dirinya bersama namja itu.


   Tok... tok... tok...


Seseorang berhasil membuat yeoja itu langsung menghentikan tangisnya. Ia menghapus aliran sungai yang sedari tadi mengalir membasahi pipinya. Ia mulai menyesuaikan dirinya sebelum akhirnya ia mempersilahkan orang tersebut untuk memasuki ruangannya.


“ipcanghada....”

“sajang..nim....” Ucapanya terputus saat ia menyadari bahwa yeoja yang ia panggil sajangnim itu terlihat tidak seperti biasanya. Ia berjalan masuk, dan mengambil posisi duduk berhadapan dengan yeoja yang menjabat sebagai sajangnim di Cheonsa Palace.

“wae?”

“annio..”

“ya. kau jangan berbohong, kau habis menangis kan. malhaebwa. aku ini kan teman mu So Eun-ah...”

“annio.. gwaenchana.” Tolak So Eun.
Mendengar penolakan atas permintaannya, yeoja itu pun malah semakin mendesak So Eun untuk menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.

“ya Kim So Eun! kalau kau tak mau menceritakannya, berarti kau tak menganggap ku sebagai teman mu. dan kalau begitu, aku tak mau lagi membantu mu.”

“ya. Sunye-ah... jangan mengancam ku. memang tidak terjadi apa-apa. jinjja...”

“aku tak percaya. sekarang kau mau menceritakannya atau tidak?” Tanya yeoja bernama Sunye itu dengan sedikit memaksa.

“ne.. baiklah, aku akan ceritakan pada mu.”


**********


Sinar mentari sudah mulai berwarna kemerahan. Jalan-jalan pun sudah mulai disesaki dengan orang-orang serta mobil-mobil pribadi yang ingin kembali ke kediaman mereka. So Eun dan Sunye yang baru saja menyelesaikan pertemuan mereka dengan seorang client pun tak luput dari bagian orang-orang itu. Mereka juga sudah mulai menyesaki jalanan ibu kota dengan mobil yanng dikendarai So Eun.

“aku tak percaya kalau Sunggyu-ssi sekejam itu. kau yakin?” ujar Sunye berniat menghilangkan suasana sepi yang menjamahi dirinya dengan sosok yeoja yang masih fokus dengan jalan-jalan yang mereka lalui.

“sudahlah... aku tak ingin membahasnya.”

“arra... arra.....”



So Eun POV

Aku berjalan gontai memasuki kamar ku. Rasanya tubuh ku ini sudah tak sanggup lagi untuk aku ajak bekerja. Tangan, kaki, hingga punggung ku rasanya seperti ingin patah. Hari ini benar-benar menguras seluruh tenaga ku. Bahkan pikiran ku pun ikut terkuras karena harus memikirkan beberapa project yang harus ku selesaiakan. Ditambah lagi dengan rasa sakit yang ku rasakan. Rasa sakit yang ku alami karena Sunggyu oppa.. tunggu, sepertinya aku sudah tak pantas memanggilnya dengan panggilan oppa. Huh.... Tuhan.......


The other side

“bagaimana? apakah sekarang kau sudah merasakannya? kau ingat perbuatan mu ketika kau membuat ku merasakan apa yang sekarang kau rasakan.”

“eo... kau diam? sudahlah, sepertinya membahasnya tak ada gunanya. aku bertemu dengan mu, hanya untuk mengatakan kalau........ kau akan selalu ku awasi. sedikit saja kau melakukan sesuatu yang melanggar apa yang telah kau setujui, aku tidak akan segan-segan melakukan hal kejam itu kepada yeoja mu!!”

Aku hanya dapat mengepalkan tangan ku saat yeoja dihadapan ku ini tengah mengancam ku. Aku benar-benar tak berdaya dibuatnya. Dia... dia... benar-benar membuat ku seperti sampah. Yeoja ini benar-benar seorang iblis. Dia menghancurkan ku hanya untuk membalaskan dendamnya, karena aku.... aku.....

Tuhan.... eotteokhae? Sungguh... aku tak tahu apa yang harus aku lakukan sekarang. Dia benar-benar membuat ku hanya dapat melakukan hal ini. Hal kejam yang membuatnya menderita. Hal kejam yang membuatnya harus kembali merasakan sakit. Aku masih sangat menyayanginya. Tetapi yeoja itu membuat ku harus menutupi semuanya.

Tak ada yang mengetahuinya. Hanya aku. Lalu bagaimana bisa aku melanjutkan semua ini? Semua sudah hilang dari hidup ku. Tak ada lagi yang tersisa. Aku ingin kembali, kembali seperti dulu. Kembali ke saat dimana aku tidak menyakitinya. Dia adalah kekuatan ku. Dia yang selalu mengerti ku. Dan dia yang akan selalu aku cintai sampai kapan pun.


Even if many many people don’t acknowledge me
I straighten out my shoulders and be more confident
My one and only person
The person that I love
My you my you my you yeah
A bit more than the beginning
A bit more than yesterday
The reason that I’ve come to love you even more today, girl
Our little secret, yeah



Author POV

Seorang yeoja tengah duduk manis dengan sebuah cangkir dihadapannya. Sebuah cangkir yang berisikan dengan air yang berwarna coklat, sesekali ia meneguk air yang ada didalam cangkir itu.

Sang yeoja tampak tengah menunggu seseorang. Karena sedari tadi, tak henti-hentinya ia melirik sebuah jam berwarna biru yang mengikat manis dipergelangan tangan kanannya. Ia juga tak henti-hentinya melihat kearah luar, seperti tengah menantikan kehadiran orang lain.


**********


Sebuah mobil mewah berwarna putih baru saja memasuki area parkir cafe. Dari luar, nampak seorang namja yang mengenakan pakaian yang rapih tengah mengendalikan kemudinya. Tak berapa lama, namja tersesebut pun menuruni mobilnya, dan melangkahkan kakinya memasuki cafe tersebut.



So Eun POV

Ku perhatikan jarum jam yang masih terus berputar. Kenapa ia belum juga sampai? Apakah ia lupa kalau hari ini ia membuat janji dengan ku? Arghh... tau seperti ini, lebih baik ku habiskan waktu ku untuk membuat design baru. Apakah karena ia seorang pemilik sebuah perusahaan ternama di Korea, sehingga tak apa baginya kalau ia terlambat. Ya! Apakah ia pikir ia penting? Bagaimana bisa aku memiliki client seperti dia. Huhh.... kalau dari awal aku mengetahui hal ini, aku tak akan mau bekerja sama dengannya.

“mian... apakah anda nona Kim So Eun?” Tegur seseorang yang membuat ku langsung membalikan tubuh ku menatapnya.

“ne... apakah anda........”

“oh iya, nan Lee Minhyuk.” ucapnya sembari mengulurkan sebelah tangannya. Aku pun menyambutnya walaupun ada sedikit rasa kesal karena keterlambatannya.

“silahkan duduk tuan Lee.”

“ne..”

“ehm.. apakah kau sudah lama? mianhae... tadi ada pertemuan yang harus aku hadiri.”

“ah... annie. aku juga baru sampai.”

Mwoya? Baru sampai? Hahah..Kim So Eun... pandai sekali kau berbohong. Padahal gara-gara namja ini kau harus menunggu hampir satu jam dan menghabiskan waktu mu ditempat ini secara sia-sia. Ah... kenapa aku selalu tak dapat mengatakan hal jujur seperti ini.

“ehm... bagaimana kalau  kita berangkat sekarang?”

“ah.. nde.”

“oh iya, bisakah kau tak memanggil ku dengan panggilan tuan? itu terdengar seperti tua bahkan sangat tua. panggil saja aku Minhyuk.”

“nde... ne.. tu... eh... Minhyuk-ssi.” Turut ku walau pun aku merasa risih dengan permintaanya.



Author POV


: }  LM Group Building  { :


Seorang yeoja tengah sibuk menjelaskan beberapa point penting kepada seorang namja yang tak lain adalah pemilik perusahaan yang menjadi client terbesarnya. Ia terus saja memainkan kedua tangan indahnya, menunjuk beberapa sudut yang sesuai dengan gambar yang ia dan namja itu pegang. Tak terlihat raut lelah pada wajahnya, ia malah sangat menikmati apa yang tengah ia kerjakan kini. Walaupun suara bising sangat mengganggu siapa pun yang berada disana, tetapi hal itu tak menyulutkan semangat sang yeoja untuk menunjukan hasil karyanya kepada sang client.

“karya mu memang sangat bagus So Eun-ssi...” Puji sang namja saat yeoja yang bernama So Eun itu baru saja selesai menjelaskan design yang sengaja ia buat khusus untuk kerjasamanya dengan pemilik LM Group.

“gamsahamnida tu.. eh... Minhyuk-ssi..” Balas yeoja itu dengan sedikit tersipu akibat pujian yang ia terima.

“mian tuan.... para wartawan telah berkumpul di aula.” Ujar seorang yeoja yang tak lain merupakan sekertaris dari Minhyuk, client So Eun.

“ne.. kami akan segera kesana.”

“So Eun-ssi... mari. wartawan telah menunggu.”

“ne...”



Puluhan lampu camera terus saja menerangi dua orang yang tengah duduk menghadap puluhan orang yang tak lain merupakan seorang wartawan. Mereka terus tersenyum sembari menjawab beberapa pertanyaan yang ditanyakan para wartawan mengenai kerja sama mereka.


The other side

“nona Kim So Eun? apa tema design anda kali ini? pasti tema kali ini berbeda dengan tema-tema anda yang sebelumnya kan, bisa anda jelaskan?”

“keureokhomalgo, tak mungkin saya mendesign sebuah perusahaan sebesar ini dengan design-design saya yang sebelumnya...........”


Aku terus memperhatikan wajahnya. Wajah yang selalu ku rindukan. Wajah yang selalu membuat ku tenang, tatkala ketika aku menatapnya. Walaupun aku hanya dapat melihat wajahnya dari layar kaca seperti ini, tetapi hal itu cukup mengobati kerinduan ku padanya.


Even though, when I turn on the TV 
I hear news of the world that makes my shoulders droop and gloomy
Your very clear voice this morning
I do I do I do yeah
The one reason that makes me perfect
Makes me live, makes me laugh is having you yeah



So Eun POV

Aku melangkah gontai memasuki kamar ku. Meletakan semua barang yang ku bawa diatas meja. Dan mulai berjalan menuju ranjang ku. Rasanya tulang-tulang ku sudah mulai memberontak karena sedari tadi aku tidak juga mengistirahatkan mereka. Ku rebahkan tubuh ku perlahan dan memulai untuk merileks kan tubuh ku.

Fikiran ku kembali berputar-putar. Mengingat semua pekerjaan yang harus aku selesaikan secepatnya. Rasanya pekerjaan ku itu tak pernah ada habisnya. Selalu bertambah terus menerus. Huh..... seandainya....


     niga isseoya man yeogi ga paradise
     eojiro seoreul gadwo beorin paradise, oh oh
     kkae eoseon galsu eobtneun seulpeun paradise
     yeongwonhi hamkke halsu itneun paradise, oh oh, oh oh oh


“yeobosaeyo...”
“.......”
“m... mwo..? siapa kau?”
“.......”
“cepat katakan! Aku tak takut dengan ancaman mu!”
“.......”


   Tut... tut... tut...


Siapa? Siapa dia?



Author POV

Jam terus berputar hingga membuat hari terus berganti. Sudah hampir seminggu ini Kim So Eun terus menerima paket kiriman yang tak layak dikirimkan. Sebuah paket yang selalu sama isinya. Ya... boneka yang telah tercabik-cabik dan berlumurkan cat berwarna merah, serta secarcik kertas dengan ancaman yang selalu berbeda-beda. Awalnya So Eun tak menanggapinya, ia pikir paket itu hanya kiriman dari orang iseng yang tidak suka dengannya. Namun lambat laun rasa kekhawatirannya mulai tumbuh seiringan dengan sebuah insiden yang nyaris merenggut nyawanya. Ya... kejadian yang tepatnya terjadi dua hari yang lalu, ketika ia baru saja bertemu dengan client nya.


   Tok... tok... tok....


Sebuah suara ketukan berhasil membuyarkann lamunan So Eun. Dengan agak bingung, ia mempersilahkan orang yang mengetuk pintunya untuk masuk.

“ipcanghada....”

“apakah aku mengganggu?” Ujar seorang namja dari balik pintu.

“mwoya? kau.....”


**********


“igeo....” namja itu memberikan sebuah kotak yang dibungkus rapih oleh sang pengirimnya.

“mwo? apa ini?”

“annie... aku menemukannya didepan kantor mu.”

Nampak raut wajah bingung berbalut khawatir yang ditunjukan oleh So Eun. Ia nampak ragu-ragu ketika mengambil paket yang diberikan oleh namja tersebut padanya.

“apakah ini ada hubungannya dengan teror yang kau terima?” Tanya namja itu membuat So Eun semakin tak menentu. Tubuhnya menjadi bergetar. Detak jantungnya pun terus berpacu dengan cepat.

“ya.. So Eun-ah, gwaechanaeyo?”

“So Eun-ah.....” Pekik namja itu ketika yeoja di hadapannya tak kunjung meresponnya.

“Minhyuk-ah... bisakah kau.... me... me... lin... me.. lin........ dungi.... ku....” Ucapnya terbata.

Entah setan apa yang membuatnya menjadi seperti ini. Tetapi yang pasti ini semua terjadi karena teror-teror yang ia terima.

“keureom... aku akan selalu berada disisi mu. menjaga mu, karena aku....”


**********


“jinjjayo?”

“ne. aku melihatnya sendiri.”

“kau  tak salah lihat? bukankah dari dulu Sunggyu sangat membenci dia?”

“annie, aku tak salah lihat. aku benar-benar melihatnya Woohyunnie..”

“lalu, bagaimana dengan So Eun?” Tanya namja bernama Woohyun itu khawatir. Ia tak menyangka bahwa semua ini akan berakhir seperti ini.

“mollayo.. kita berharap saja kalau dia baik-baik saja.”

“hem... sebenarnya aku melihatnya. aku melihat ia dengan seorang namja..” Celetuk namja lain yang duduk disamping Woohyun, namja yang sedari tadi hanya diam dalam kebisuannya.

“nuguyo Hoya-ah?”

“So Eun..”

“bo? So Eun?”

“ye Woohyun-ah. aku melihatnya dengan pemilik LM Group.”

“nde? kau tak bohongkan?”

“annio. aku benar-benar melihatnya.”


**********


Hari terus berlalu. Tak terasa puncak dari kerja sama So Eun dengan perusahaan yang dipimpin oleh Minhyuk pun tiba. Hari dimana mereka akan meresmikan hasil dari kerja sama mereka.

“dengan telah dipotongnya pita tersebut, LM’s palace telah resmi dibuka......”

Sorak sorai tamu yang hadir memenuhi seisi ruangan. Mereka bertepuk tangan atas salah satu keberhasilan yang baru saja diraih oleh LM Group.

“dimana dia? bukankah tadi dia berada disamping ku??” Gumam namja yang baru saja memotong sebuah pita sebagai symbol peresmian tempat yang ia beri nama LM’s palace.

“Jia-ssi... apakah kau melihat nona Kim?” Namja itu menatap yeoja bernama Jia yang merupakan sekertarisnya.

“em... sepertinya tadi ia pergi ke arah rooftop setelah mendapat sebuah surat.”

“surat? surat apa?” Tanya namja itu khawatir. Wajahnya juga terlihat begitu panik.

“mollayo Minhyuk-nim.....”

Mendengar jawaban yang sama sekali tak membantunya itu, ia segera melangkahkan kakinya dengan cepat  meninggalkan para  tamu yanng hadir untuk merayakan keberhasilannya.

“sajangnim... kau mau kemana?” Tanya Jia yang ternyata ikut berlari mengikuti Minhyuk.

“aku ingin pergi sebentar. kau handle lah mereka.” Ia kembali mempercepat langkahnya menuju lift.



So Eun POV

Aku membuka pintu itu dengan rasa ragu yang amat ku rasakan. Aku merasa takut untuk datang ke tempat ini, tetapi rasa penasaran ku serta kata-katanya membuat ku memberanikan diri untuk datang ke tempat ini.

Ku edarkan mata ku perlahan. Kenapa aku tak menemukannya. Apakah ia hanya mempermainkan ku? Mengirimkan semua barang yang tak layak itu, apa maksudnya? Apakah ia ingin membuat ku selalu merasa ketakutan?


“akhirnya kau datang juga.......”


Suara itu.... sepertinya aku mengenalnya. Suaranya sangat mirip dengan.......


“kau datang. ternyata aku salah, ku kira kau adalah yeoja yang lemah. yang hanya dapat berlindung dibelakang tubuh namja mu.”


Aku membalikan tubuh ku. Mencari sosok yeoja itu. Tetapi dimana dia? Aku mendengar suaranya, tetapi aku  tak dapat menemukannya.

“kau mencari ku..”


   Buuukkk.....


Aku terhempas begitu saja. Ku rasakan ada sebuah aliran air yang mengalir dari pinggir bibir ku, dan aliran itu menyebabkan rasa sakit yang benar-benar terasa sangat sakit.

“apakah kau mengingat ku designer Kim So Eun?”

Aku menatapnya. Aku sangat merasa terkejut. Dia... dia.....

“bagaimana? apakah kau sudah mengingat ku...”

“kau... kenapa kau bisa......”


   Buukkkkk.......


Wajah ku kembali mengalirkan cairan kental berwarna merah. Dan kini seluruh tubuh ku pun mulai merasakan rasa yang sama dengan wajah ku. Sakit. Itulah yang ku rasakan kini. Aku tak dapat mengubah posisi ku menjadi berdiri. Semua terasa kaku begitu saja.

“kau mau tahu kan kenapa aku bisa ada disini??? dendam. hanya itulah alasan ku berada disini. dan sekarang adalah waktu yang tepat untuk membalaskan semua rasa sakit hati ku.....”



Author POV

So Eun tergeletak tak berdaya dengan darah yang terus mengalir dari wajahnya. Ia tak dapat menghindar dari berbagai pukulan yang diarahkan kepadanya. Tubuhnya kini tak seperti tubuh seorang yeoja lagi. Tubuhnya sudah dilumuri oleh cairan merah nan pekat yang  mengalir membasahi tubuhnya.

“oh ya, aku lupa memberi tahu mu. Sunggyu, Kim Sunggyu... dia ku manfaatkan demi membalaskan dendam ku pada mu...”


   Bbuuukkkkk......


So Eun benar-benar tergeletak tak berdaya. Darahnya semakin mengalir membasahi tubuhnya yang sudah tergolek lemas akibat sebuah benda tumpul yang baru saja menghantam tubuhnya.

“dan sekarang saatnya aku mengirim mu ke neraka. ucapkan selamat tinggal pada dunia mu, serta namja yang sangat menyayangi mu itu, Kim Sunggyu.....”

Ia mengangkat tangannya yang tengah menggenggam sebuah pemukul baseball. Ia angkat dengan tinggi, dan beberapa detik kemudian ia mengayunkan pemukul itu hingga nyaris menyentuh pelipis So Eun. Nyaris.. ya, benda tumpul tersebut nyaris mengenai kepala So Eun, namun tak jadi mengenainya karena seseorang yang berhasil mengambil alih benda itu.

“k... ka..... u.....” So Eun membelalakan matanya, namun sesaat kemudian matanya terpejam dengan darah yang terus mengalir.



: }  Seoul International Hospital  { :


Koridor yang sepi kini berubah menjadi bergemuruh akibat suara hentakan kaki yang menggema disepanjang koridor rumah sakit tersebut. Sang pemilik kaki yang menimbulkan suara gemuruh itu terus melangkahkan kakinya tanpa menggubris suara ribut yang ditimbulkannya. Kakinya terus berlari menghampiri sebuah pintu yang bertuliskan ICU  di depannya. Raut wajahnya menunjukan sebuah perasaan cemas yang sangat dalam ia rasakkan. Langkahnya semakin ia percepat ketika matannya menangkap sosok orang yang sangat ia kenali tengah duduk menunggu dengan rasa yang sama seperti yang ia rasakan.

“bagaimana keadaannya?” Suaranya terdengar bergetar, bahkan terlihat sekali wajahnya sudah mulai dibasahi dengan air yang mengalir dari kulitnya.

“molla.. dokter yang menanganinya belum juga keluar.”

Raut wajahnya semakin terlihat memucat. Tangannya terus ia kepalkan. Wajahnya terus menatap kebawah dengan raut wajah yang semakin terlihat tak tenang. Berkali-kali ia menghembuskann nafasnya panjang, bahkan desahannya pun dapat didengar oleh orang yang duduk tepat di sampingnya.


Seorang namja yang mengenakan jas panjang berwarna putih keluar dari ruangan yang bertuliskan ICU itu. Ia berjalan menghampiri dua orang manusia yang tengah menunggu dengan khawatir di luar.

“apakah kalian kerabat dari nona Kim So Eun?” Tanya namja itu dengan menatap dua orang tersebut bergantian.

“ne, kami keluarganya. bagaimana keadaannya dok?”

“untunglah dia cepat di larikan ke rumah sakit, sehingga pendarahan yang ia alami tidak terlalu berakibat buruk.”

“lalu, apakah kami dapat menemuinya?”

“tentu, hanya saja sekarang ini ia tengah tertidur akibat obat bius yang tadi kami berikan. pengaruhnya akan hilang setelah satu jam..”

“ne. gamsahamnida.....”  Kedua orang itu membungkukan tubuhnya sebelum namja berpakaian putih yang menjabat sebagai salah satu dokter di rumah sakit itu pergi meninggalakan mereka.


**********


Tubuhnya yang lemah tak berdaya masih terus berada diatas ranjang dengan selang infus dan juga oksigen yang menempel pada tubuhnya. Bibirnya yang berwarna putih pucat memperlihatkan kondisinya yang seakan tak memiliki harapan untuk melanjutkan hidupnya.

Namja yang mengenakan setelan jas berwarna hitam, terus duduk disamping ranjang, menemaninya tanpa ada sedikit pun kelelahan terpancar diwajahnya. Ia terus menatap wajah seorang tak berdosa yang harus tergeletak tak beradaya diatas ranjang rumah sakit.

“bagaimana? apakah ia telah sadar?”
Seorang namja berjalan mendekati ranjang. Ia terus menatap sosok yang masih terbaring lemah itu.

“annie..”

“huuuhhhh..... ini salah ku. aku lah penyebabnya.....”  Namja itu tertunduk. Suaranya pun terdengar berat dan bergetar.

“kau tak bisa menyalahkan diri mu, ini semua takdir Tuhan.”

Mereka diam. Diam dalam sebuah kebisuan yang sangat menyiksa. Diam dengan berbagai pikiran yang terus berkecamuk dibenak masing-masing.


Tiga puluh menit.....


Empat puluh lima menit.....


Satu jam.......


Kedua namja itu masih setia menunggu. Menunggu dengan sebuah harapan yang sangat besar. Harapan yang masih sulit mereka bayangkan akan terjadi.


   dddrrrrrttttt...... dddrrrrrttttt...... dddrrrrrttttt......


“angkatlah. mungkin penting,....”

“ta.....”

Belum sempat namja berjas itu menyelesaikan ucapannya, namja lain yang menjadi lawan bicaranya itu telah memotongnya.
“jangan mengenyampingkan pekerjaan mu, aku tak ingin kejadian yang menimpa ku juga kau alami.”

“em, baiklah....” Setujunya, dan langsung bangkit meninggalkan kursi yang ia duduki.


Hening.... hanya kata itulah yang pantas digunakan sebagai bentuk penggambaran keadaan ruang rawat tersebut. Tak terdengar suara apa pun disana. Bahkan suara hembusan nafas pun tak ada.

“eghh.....” Suara erangan berhasil membuat seorang namja yang masih setia menunggu disamping ranjang rawat tersebut, langsung terlonjak dari kursinya. Ia menatap  kearah seseorang yang tengah berada diatas ranjang tersebut.

“kau....... dokter. dokter....”


The other side

Haruskah aku masuk? Apakah aku memiliki keberanian? Tuhan.... apakah ini akhirnya? Ia kini telah pergi, pergi dari ku.

Huuhhhhh.... aku harus melakukannya. Apa pun yang akan terjadi nanti, biarlah terjadi nanti.

The other side end


Seorang namja yang mengenakan t-shirt bermotif line yang dipadukan dengan jas santai berwarna biru muda menggerakan tangannya membuka pintu ruang rawat. Ia melangkahkan kakinya memasuki kamar rawat tersebut. Matanya yang tak terlalu besar menangkap sosok yeoja yang terbaring diatas ranjang, dengan seorang namja duduk disampingnya.

“o.....”  Yeoja itu terlihat terkejut, bahkan ia tak dapat menyelesaikan apa yang ia ingin ucapkan.

“bagaimana keadaan mu?” Namja itu memberanikan dirinya, walau saat itu detak jantungnya berdetak sangat cepat tetapi ia tetap melangkah maju dan membuka mulutnnya sekedar untuk berbasa-basi.

“em.. lebih baik aku keluar terlebih dahulu...”

“annie Minhyukkie. kau disini saja..” Cegah yeoja itu saat namja yang sedari tadi menemaninya hendak pergi.

“tapi.....”

“tak apa, kau disini saja Minhyuk-ah...”


“Minhyuk-ah? apa maksudnya? apakah mereka saling mengenal?” Batin yeoja itu.


“untuk apa oppa kesini? ah mian, sepertinya aku sudah tak pantas memanggil mu dengan panggilan oppa..” suaranya terdengar begitu sinis. Matanya tajam menatap ke arah namja yang tengah berdiri didepan ranjang rawatnya.

“ah itu......” Belum sempat namja itu menyelesaikan ucapannya, yeoja yang kini sudah merubah posisi tidurnya menjadi duduk itu telah lebih dulu menyelak pembicaraan sang namja.

“aku baik-baik saja. jadi oppa pulanglah. oppa tak usah mengkhawatirkan ku, aku akan baik-baik saja, Minhyuk akan menjaga ku.”  Yeoja itu berkata dengan suara yang masih terdengar sinis. Bahkan ia sama sekali tak menatap namja itu saat ia tengah berbicara.

Namja itu terdiam. Menatap lekat wajah yeoja yang kini tengah duduk dihadapannya. Yeoja yang sangat ia sayangi, yeoja yang mampu membuat hari-harinya begitu indah, hingga membuatnya rela melakukan apa pun demi kebahagian yeoja itu. Tapi kini hatinya terasa sangat sakit, yeoja yang sangat ia sayangi itu kini sangat membencinya. Bahkan untuk menatap matannya saja sepertinya yeoja itu tak sudi.

Namja itu menghembuskan nafasnya pelan, sangat pelan hingga nyaris tak terdengar. Ia mencoba melangkahkan kakinya mendekati ranjang dimana yeoja itu berada. Perlahan dengan jantung yang terus berdetak dengan cepat.

“sebenarnya ada yang ingin oppa katakann pada mu...”

“apa? sepertinya tak ada lagi yang harus oppa katakan. hubungan kita sudah berakhir, bahkan oppa sendiri yang mengakhiri nya. jadi untuk apa lagi kita berbicara...” Suara yeoja itu mulai terdengar parau. Perlahan butiran kristal mulai mengalir dari kedua matanya. Membentuk aliran sungai yang membasahi kedua pipinya.

Sontak namja itu melayangkan tangannya menyekah genangan itu dengan jarinya, sama seperti dulu, saat ia pertama kali mengungkapkan perasaannya.

“mianhae... jinjja mianhae...... aku tak bermaksud membuat mu menangis.”

“tetapi oppa melakukannya...” Ia kembali membuka mulutnya dengan suara yang sangat parau.

“mianhae So Eun-ah.. mianhae..... sebenarnya semua ini ulah nya. ia memanfaatkan kondisi perusahan appa untuk menyakiti mu.”

Yeoja bernama So Eun itu terlihat bingung.  Wajahnya kini berubah seratus delapan puluh derajat dari saat dimana namja itu pertama kali memunculkan batang hidung nya di hadapannya.

“Shin Hye. Park Shin Hye, yeoja biadab itu yang telah merencanakan ini semua. ia memanfaatkan kondisi perusahaan appa yang tengah tak stabil, dan ia memperbudak ku untuk membalaskan dendamnya pada mu. mian So Eun-ah... jinjja mian.”


**********


>>>>>>>>>>  three month later

“chukhae hyung.....”

“oh.. gomawo. kau datang?”

“geurae, mana mungkin aku tak datang di hari yang menggembirakan ini.”

“aish... kau bisa saja.” Namja itu memukul pelan pundak seorang namja yang memanggilnya dengan panggilan hyung itu.

“oh.. kau datang...” Ujar seorang yeoja sembari berjalan dengan anggunnya menghampiri dua orang namja yang sedari tadi tengah bercengkrama.

“ne. chukhaeyo So Eun-ah. changkkaman changkkaman... kau kan telah menikah dengan Sunggyu hyung, berarti sekarang kau adalah kakak ipar ku, jadi...... aku harus memanggil mu noona. ah baiklah... aku akan mengulanginya lagi. chukhaeyo So Eun noona........” Ucapnya dengan sedikit tersenyum jahil.

“aish... kau bisa saja adik ipar Minhyuk....” Ucap So Eun tak mau kalah.

“akhirnya...... kebahagian datang juga pada kalian. tak ku sangka cinta kalian benar-benar cinta yang sejati.” Ujar Minhyuk sembari menggelengkan kepalanya singkat.

“ye, dan tak ku sangka juga bahwa kalian merupakan saudara. Kim Sunggyu dan Lee Minhyuk, aish... sungguh aku merasa bodoh. hampir dua bulan aku tak menyadarinya.” Gerutu yeoja yang terlihat sangat cantik dengan gaun pengantin berwarna putih yang ia kenakan.

“ya. So Eun-ah. itu kan sudah berlalu, yang penting sekarang adalah kau adalah milik ku untuk selamanya. dan tak akan ada yang bisa memisahkan kita.” Ucap namja bernama lengkap Kim Sunggyu itu sembari meraih tangan So Eun.

“aisshhh.... jinjjayo! kalian selalu membuat ku seperti manusia kasat mata ketika kalian sedang bersama.” Gerutu Minhyuk ketika ia melihat Sunggyu dan So Eun yang tengah berbagi kasih dihadapannya.

ㅋㅋㅋㅋ.... makanya cepat nikahi kekasih mu.”

“aish... aku tak akan menikah secepat ini hyung. aku masih muda, tak seperti mu yang sudah tua eeeee......” Ujar Minhyuk dengan lidah yang ia julurkan keluar.

“tsskkk.... neo!!!!”

“ya. Sunggyu oppa. jangan merusak hari pernikahan kita..” Gerutu So Eun sembari mencubit lengan namja yang telah resmi menjadi suaminya itu.

“egh... arraseo nyonya Kim...”




END




annyeong readers-deul. after a long time i didn't comeback with Kim So Eun as a cast, now i brought a new story of Kim So Eun. from the title i think readers know that, this fic is the next story of "Naekko Haja". do readers remember the last fic? yaa i hope that. and i also hope that readers amused with this fic.

by the way, today is Sunggyu oppa birthday *saengil chukaeyo oppa :)*. beside that, today is also an anniv day of Naekko Haja. em.... after one year and now i re-create a fic of Kim So Eun.

aaaaaa.... all of sudden, all i want to say to disappear. so i think i must disappear too from readers' sight. thanks for your support.....감사합니다 ^^

Comments

  1. untung sudah di warning dulu.. jadinya ketika sudah selesai baca aku baik-baik saja.. padhal tadi aku sempet shock juga so eun di pukul2 begitu sama si peneror yg ternyata bikin aku terkejut dia itu shinye...:/

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya soalnya aku enggak mau terjadi apa-apa sama kalian yg baca.. nanti bisa dibawa kemeja hijau lagi hehe
      Oh iya.. makasih loh atas waktu dan komennya;)

      Delete
  2. agak serem jg waktu baca bagian so eun dipukul....tp untung akhirnya happy ending..
    gomawoo..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Serem?? Iya sih.. tp semoga kamu gak jadi takut yah..
      You're welcome yah:)
      Dan aku juga ngucapin terima kasih karena kamu udah ngikutin cerita yg aku buat:))

      Delete

Post a Comment

Popular Posts