True Story [After Story of Without You I'm Nothing]








Tubuh ku bergetar hebat, mata ku mulai terasa pedih. Jantung ku berdetak sangat cepat, begitu juga dengan aliran darah ku yang terasa mengalir begitu cepat. Aku tak bisa berbicara, lidah ku terasa menjadi kaku seketika. Aku ingin pergi, tetapi kaki ku pun ikut mengaku.


Apa ini? Wae? Kenapa aku harus menyaksikannya? Kenapa harus aku? Wae????


Pertahanan ku runtuh begitu saja. Aku terjatuh dengan genangan air mata yang tak bisa ku bendung lagi. Rasanya dunia ku sudah berakhir. Tak ada kehidupan lagi yang harus ku jalani. Semuanya berakhir begitu saja, saat ia mengingkari janjinya. Janji yang ia ucapkan didepan Tuhan dan seluruh tamu yang hadir. Janji yang mengikatkan aku dengan dia. Janji yang membawa kebahagian. Namun hari ini, janji itu berubabah menjadi rasa sakit yang teramat dalam.


Kenapa harus aku Tuhan? Tidak bisakah kau mengganti posisi ku dengan posisi orang lain? Aku tak ingin menjadi seperti ini. Aku tak sanggup menjalankannya.



     keudaeman bomyeo seoinneungeolyo
     i sarang huen nan jal moreugesseoyo
     aju eorin aiga hangsang keureohadeushi
     deo kakkai deo ttaseuhi
     anajullaeyo



“yeo.. yeo-bose..yo…..”
“eomma, eomma kenapa? eomma menangis?”
“an.. an.. annie annie annie…. eomma hanya………”



“Taeyeon-ah………”



Ku tolehkan kepala ku kearah dimana suara panggilan itu berasal. Dan seketika itu, aku mulai merasa sakit, bahkan lebih sakit. Dia……. Jung Soo oppa……..



“eomma.. kenapa eomma diam?”
“nde? Yoong, nanti eomma hubungi lagi ya. annyeong…..”



Aku segera mengakhiri sambungan telephone Yoona, dan segera pergi meninggalkan tempat ini.




Author POV

Seorang wanita terlihat berlari dengan mata yang terus mengalirkan air berwarna bening. Wanita itu terus saja berlari, dan membiarkan dirinya menjadi pusat perhatian oleh orang-orang yang berpapasan dengannya.


“apa yang harus aku lakukan sekarang?” Batinnya.



***************


Suara hantaman benda terdengar menggema keseluruh penjuru rumah. Sang penghuni rumah pun tersentak dan langsung menghampiri sumber suara tersebut. Matanya memancarkan kebingungan yang tak dapat dijelaskan.


“eomma, kenapa eomma….” Belum sempat pertanyaannya tersampaikan, wanita yang ia panggil eomma itu segera pergi meninggalkan sang penghuni rumah dengan beribu pertanyaan yang kini bermain-main di benaknya.



“Taeyeon-ah…..”



“loh? appa?”


Wajahnya semakin terlihat bingung. Ia tak mengerti dengan apa yang tengah terjadi dihadapannya kini. Ia hanya menatap penuh tanya pada sosok pria yang ia panggil appa itu, berharap pria itu mau menjelaskan apa yang tengah terjadi sebenarnya. Tapi sepertinya, pria itu tak menyadari maksud tatapan yang ditunjukkan untuknya. Ia malah balik bertanya pada sang penghuni rumah yang merupakan anaknya.


eomma eoddiseo?”


“sepertinya eomma tadi pergi ke kamarnya. memangnya apa yang terjadi?” Tanya sang penghuni rumah, namun ia tetap tak mendapatkan jawaban apa pun. Pria itu lebih memilih pergi meninggalkannya tanpa memberikan sedikit penjelasan apa pun.




“oppa……” Suara lain terdengar seperti memanggil akan sosok seseorang yang sedari tadi menyaksikan suatu kejadian yang sama sekali tak ia mengerti.


“oh kau Yoong…”


“oppa, apa yang terjadi? sepertinya tadi aku mendengar suara hantaman benda dan juga suara appa.


“annie..” Jawabnya singkat, dan langsung pergi meninggalkan sosok yeoja yang masih berdiri terpaku didekat tangga.


“annie..??? aishh…. Jjong oppaaa??!!!



***************



Sinarnya begitu dinanti oleh seluruh manusia. Sinar yang akan membawakan kehangatan, dan juga kegembiraan. Perlahan sang pemilik sinar telah mulai menunjukkan dirinya. Menutupi pagi yang dingin dengan cahaya nya yang hangat.


“pagi……” Seru seorang yeoja saat ia sampai di ruang makan. Ia meraih kursi yang selalu ia tempati, dan mulai mengambil beberapa lembar roti sebagai sarapannya.


“pagi.. dimana oppa dan dongsaeng mu?” Tanya seorang wanita yang baru saja datang dengan membawa teko berisikan air berwarna putih pekat.


“annio. mungkin mereka masih bersiap-siap eomma.”


“pagi… eomma, aku lapar…” Ujar seorang namja dengan manja.


“kau lapar Key-ah? em… kau ingin eomma buatkan roti isi coklat atau strawberry?”


“coklat saja eomma…”


“em… Jonghyun-ah, kau mau eomma buatkan juga?” Tanya wanita itu sembari mengoleskan selai coklat keatas selembar roti yang berada ditangannya.


“ah annie eomma. aku tak lapar…”


“memangnya semalam kau makan apa? apa mau eomma buatkan bekal untuk mu?”


“annie eomma annie.. aku bisa makan di sekolah saja. kalau begitu aku berangkat dulu ya, annyeong….” Pamit namja bernama Jonghyun itu.


“ya. Jjong oppa…… tunggu aku……..”



***************



Waktu yang terus berputar membuat keadaan di ruangan itu menjadi sunyi. Tak ada suara apa pun yang terdengar disana. Dua orang manusia yang berada di tempat itu hanya diam dalam kebisuan yang mereka buat. Seorang wanita dan seorang pria, mereka terus terdiam dalam aktivitas yang sama sekali tak jelas yang tengah mereka lakukan.


“Taeyeon-ah… ada yang…….” Belum sempat pria itu menyelesaikan ucapannya, Taeyeon, wanita yang ia panggil itu bangkit dari kursinya dan berniat untuk pergi.


“changkkaman…..”


“apa lagi? apa yang harus aku dengar? aku melihatnya sendiri, oppa pergi dengan wanita itu.” Tangisnya pecah seketika. Tubuhnya pun langsung jatuh terduduk. Ia sudah tak dapat menahan emosinya lagi. Semua pertahanan yang telah ia buat hancur begitu saja tanpa menyisakan apa pun.


“kau salah Taeng, kau salah paham. aku tak melakuakn apa pun bersamanya….”


“kau tak melakukan apa pun? kau gila oppa! apakah oppa tak memiliki alasan lain? alasan yang satidaknya pantas untuk aku percayai!” Ia menatap pria dihadapannya dengan penuh amarah. Rasa sakit hatinya kini mulai berubah menjadi emosi yang tak terkendali. Bagaimana tidak? Sebuah ikatan suci yang telah mereka jalani lebih dari dua belas tahun, kini mulai goyah hanya karena sosok seorang wanita yang tak pernah diharapkan kehadirannya.


Taeyeon mencoba bangkit. Terlebih dulu ia menyekah air matanya yang sudah mengalir membasahi kedua pipinya.


“mian…. jinjja mianhae Taeyeon-ah…”


berarti kau mengakui perbuatan mu? dan mian? apakah hanya ada kata itu yang terlintas difikiran oppa setelah apa yang oppa perbuat? oppa… aku sungguh sangat kecewa dengan mu! tak ku sangka kau setega ini. mengkhianati janji yang kau buat dihadapan Tuhan.”


Taeyeon melangkah pergi, melangkah dengan langkah yang berat. Langkah yang dipenuhi dengan rasa sakit yang teramat dalam ia rasakan. Hingga bernafas saja sulit baginya. Ia kini terikat pada sebuah ikatan tali yang sangat kencang, sangat mengekangnya, hingga tak sanggup baginya untuk lepas dari ikatan itu.


“Taeng.. dengarkan aku….”


“untuk apa lagi oppa? aku telah melihatnya sendiri. melihat Jung Soo oppa dengan wanita itu. wanita yang tak pernah terlintas difikiran ku kalau oppa akan berselingkuh dengannya. apakah tidak ada wanita lain selain dia, wanita yang tidak ku kenal. setidaknya itu lebih baik, dari pada wanita yang kau kencani itu adalah seorang wanita yang ku kenal, walau ku tahu perselingkuhan itu tetap akan menyiksa siapa pun..”


“mianhae… mian karena oppa telah menyakiti mu. oppa tak bermaksud……”


“tak bermaksud? oppa! kau berselingkuh. berselingkuh dengan Kang Sora, sekertaris mu. dan perselingkuhan itu bukanlah sebuah permainan anak-anak, yang jika kau berlaku tak jujur kau dapat dengan mudah meminta maaf!!”


“oppa tahu, maka dari itu oppa ingin memperbaiki semuanya. oppa tahu kau tak dapat dengan mudah memaafkan apa yang telah oppa perbuat… mianhada.. jinjja……”


Taeyeon menolehkan pandangannya. Menatap kosong kearah jendela, dan menghelakan nafasnya panjang. “aku butuh waktu untuk sendiri oppa. tolong tinggalkan aku..” Ia melangkah pergi, meninggalkan sosok Jung Soo yang menatap kepergiannya dengan penuh rasa bersalah.


“mian… jinjja mianhae……”


     Flashback end




“jinjja eomma?”


“ne, itulah yang terjadi ketika eomma baru mengetahui kejadian itu..”


“kapan kejadian itu eomma?” Tanya Yoona dengan penuh antusias.


“em... kalau tidak salah, pagi hari dimana ketika sore hari nya appa memberitahu kalian tentang berlibur ke pulau Jaeju.”


“jinjja? waahh... sungguh, ketika itu aku tak menyadari apa pun.”


“waaahhh… sepertinya appa tertinggal perbincangan menarik ini. sebenarnya apa yang tengah kalian bicarakan?” Ujar seorang pria berkaca mata yang kini baru saja mendudukkan tubuhnya disamping wanita yang dipanggil eomma oleh Yoona, seorang yeoja yang sangat senang mendengarkan cerita seseorang.


“appa tak boleh tahu, ini pembicaraan khusus wanita.”


“bohong appa, Yoona eonni tadi membicarakan appa…” Celetuk seorang namja yang sedari tadi tengah disibukan dengan playstation nya.


“jinjja?”


“annie annie appa. aishh… ya! Key-ah. kenapa kau asal bicara!!!!” Pekik Yoona kesal.


“Key benar, kau kan bertanya tentang appa pada eomma.”


“mwoya? Jonghyun oppa!!!!! kenapa kau ikut memojoki ku!!!!!!”


“aku tak memojoki mu Yoong, itu kenyataan..” Elak namja bernama Jonghyun itu.


“sudahlah, appa tak masalah jika kalian membicarakan appa. berarti itu menunjukkan bahwa appa masih tampan, dan masih layak untuk diperbincangkan.” Bangga pria yang dipanggil appa itu.


“aish… appa. kau tak pantas melakukan hal itu, kau sudah tua.”


“ya! Park Yoon Ah! appa tak setua itu.” Kesal Jung Soo atas ledekan yang ia terima dari ane nya itu.



“ini lah yang aku harapkan. dan aku akan terus berdoa agar kegembiraan ini tak akan pernah pergi lagi dari keluarga ku. saranghanda Jung Soo oppa.. saranghanda anak-anak ku….”



The End





                                                 
hhhoooooooo..... weird and magically!!!
after one year and three months Without You I'm Nothing finished, now.... finally i comeback with its after story. *blow the trumpet*

do readers still remember how the story of Taeyeon eonni and Leeteuk oppa in Without You I'm Nothing? eemmm... if readers forget, readers can read again. *the lazy author*

and i think now i 've run ot of words, i don't know what should i type. so i only hope that readers amused with this fanfic.

annyeong...감사합니다 ^^

Comments

Popular Posts