Get Crazy #4 (the worst job ever)




ā€œhyungā€¦.. kau yang meminta koran-koran itu?ā€ L.Joe yang baru keluar dari kamar mandi langsung mengalihkan perhatiannya mengikuti arah telunjuk Changjo. Beberapa eksemplar koran tertumpuk rapi di atas ranjangnya. L.Joe berjalan mendekat sembari mengeringkan rambut dengan handuk.



ā€œuntuk apa kau membeli koran sebanyak itu?ā€ L.Joe masih tak menjawab. Ia mengambil satu eksemplar yang berada di tumpukan paling atas, lalu fokus pada salah satu rubriknya. Changjo yang sejak tadi diabaikan langsung melompat dari ranjangnya dan mendekati L.Joe yang benar-benar serius.


ā€œlowongan pekerjaan?ā€ Changjo membaca tulisan paling atas dari halaman yang dibuka L.Joe dengan kaget. ā€œChangjo~yaā€¦. Tolong ambilkan spidolā€ suruh namja pemegang koran itu sambil melempar handuknya ke sisi ranjang yang ia duduki.


ā€œaku tak punyaā€
ā€œcihā€¦.. ambil saja punya Ricky. Dia pasti punya. Dia kan anak sekolahā€
ā€œaku kan juga anak sekolahā€ racau Changjo.
ā€œTapi Ricky lebih anak sekolahā€
ā€œYAAā€¦. Aku maknae. Aku lebih anak sekolahā€
ā€œheohā€¦.. Omoonaaā€¦.. Choi Jonghyun! Maksudku Ricky kan benar-benar pergi ke sekolah, seharusnya dia punya alat tulis yang lengkapā€


ā€œcihā€¦.. neā€¦ neā€¦..arasseo hyung. Semua Rickyā€¦ā€¦. Yang maknae kan aku ā€¦.. tak ada yang memperlakukanku sebagai maknaeā€¦.ā€ Changjo mengeluh dengan suara pelan yang terdengar menyedihkan.


ā€œTapi kalau Ricky tak punya bagaimana?ā€ seru  pria itu diambang pintu.
ā€œaish,,ā€¦.. ambilkan saja sesuatu yang bisa kugunakan untuk menulis!ā€ L.Joe mulai menaikkan nada bicaranya, sukses membuat namja yang tengah sedih itu bergidik ngeri dan langsung menuruti perintah hyungnya.



***********



L.Joe POV



ā€œflorist? Sepertinya bagusā€ aku bergumam sambil membayangkan Hyo Jin merangkai bunga. Di detik-detik awal bayangan itu benar-benar terasa manis, tapi begitu melewati detik kelima, semuanya berubah kelam. Aku mulai membayangkani bagaimana seorang Park Hyo Jin tengah melempar karangan bunga sambil memaki-maki seorang pembeli. Aku buru-buru menggeleng, mengusir bayangan itu sambil bergidik ngeri. Tidak. Pekerjaan itu terlalu manis untuk gadis sebrutal dia.


ā€œpramuniaga di toko kecantikan. Benar. Dia kan perempuan. Dia pasti bisa melakukan pekerjaan seperti iā€¦ā€¦. hei, dia kan perempuan jadi-jadianā€ lagi-lagi aku menggeleng. Dan tepat saat itu, Changjo datang.


ā€œIgeā€¦. punya C.A.P hyungā€ aku langsung menyambar spidol ditangannya dan mencoret empat deret tawaran pekerjaan di kolom satu. Masih tersisa dua kolom lagi di koran ini. Selain itu, masih ada bertumpuk-tumpuk koran lagi yang belum kusentuh. Untuk mendapat satu pekerjaan saja pasti tak akan terasa sulit.


30 menit berlaluā€¦ā€¦ā€¦ā€¦. Aku sudah nyaris mati saat empat eksemplar koran selesai kutandaskan. Dan dari empat koran itu, aku hanya mendapat dua pekerjaan yang ā€˜bisa jadiā€™ cocok dengan Hyo Jin. Pelayan di kedai pizza dan kasir toko elektronik. Rencananya aku ingin mengumpulkan semua kemungkinan pekerjaan ini dulu sampai banyak, lalu baru ditelfon satu-satu untuk memastikan.


Karena sudah tidak kuat melakukan hal seberat ini sendirian, akhirnya aku keluar kamar dan mengajak lima pengisi lain apartemen ini untuk membantu. Tentu saja membuat orang-orang seperti mereka menurutiku sangatlah sulit. Dari memelas sampai mengomel sudah kulakukan, namun tetap saja mereka tak luluh. Hingga aku teringat jurus jitu. Es Krim. Kalian tahu seberapa murahnya mereka? Aku hanya berjanji mentraktir mereka masing-masing sebungkus es, dan dalam sekejap koran dipelukanku disambar dari berbagai sisi.


ā€œmemangnya pekerjaan untuk siapa, Hyung?ā€ Tanya Ricky sesaat setelah mengambil koran itu.
ā€œgadis yang kemarinā€ jawabku tenang.
ā€œmaksudmu Hyo Jin?ā€ sebelah alisku terangkat heran saat Chunji berkata seolah dia dan Hyo Jin adalah teman lama. Ah.. Jinjja! Namja ini! Ingatannya kuat sekali jika sudah berhubungan dengan makhluk bernama ā€˜perempuanā€™


ā€œeeeeeā€¦ā€¦ā€¦. dengan kecantikan seperti itu ia bisa jadi artis, model, member idol group. Hajimanā€¦ā€¦ā€¦ IGE MWOYA? Kau mencarikan pekerjaan untuk seorang gadis yang kecantikannya bisa menampar model kelas atas dari koran? Neo micheosso?ā€


ā€œOmoooā€¦ā€¦ā€¦ aku penasaran apa yang akan Yoo Hyun noona lakukan jika mendengar namjanya bicara semanis itu untuk yeoja lainā€ Niel meledek, disambut oleh tatapan setuju oleh Changjo dan Ricky. *Yoo Hyun itu ceritanya pacarnya Chunji disini. Donā€™t be confused, ok?*


Pria yang dijadikan objek ledekan itu lantas mengirimkan tatapan ā€˜tutup mulutmu sekarang atau bersiap-siaplah hidup tanpa mulutā€™ kepada ketiga dongsaeng tercintanya.


ā€œgeumanhaeā€¦ā€¦ kalian niat membantuku atau tidak sih?ā€
ā€œmau jawaban jujur atau tidak?ā€ Niel lagi-lagi bersuara. Okeeeā€¦ā€¦ Chunji~aaā€¦.. ayo basmi bocah ini! aku nyaris saja berdiri dan mencekiknya saatā€¦ā€¦.


ā€œaku dapat tiga disini, lebih baik kau hubungi sekarang untuk memastikanā€ Ucap C.A.P hyung sambil melempar selipat koran beserta spidolnya keatas meja. Ahā€¦ jeongmalyo? Dia sudah selesai membaca koran itu? bagaimana bisa? cepat sekaliā€¦


ā€œaku? kalau semuanya aku kapan bisa selesai?ā€
ā€œjadi kau menyuruhku?ā€ balas C.A.P hyung takjub. ā€œtolong ya..ā€ pintaku sambil tersenyum lebar. C.A.P hyung mendengus, namun tak membantah. Aigooā€¦ā€¦. leader yang baik^^


Ohā€¦.. hampir saja lupa, aku harus mencekik seseorang. Sekarang. ā€œHeh, Ahn Danielā€¦.. tadi kau bicara apa?ā€


ā€œhyung! Fokus pada koranmu! Mau cepat selesai atau tidak?ā€
ā€œapa?ā€



***********



TEEN TOPā€™s waiting room, MBC building
16:24 KST



Suasana ā€˜membaca koran massalā€™ berlanjut sampai di gedung MBC. Ya.. hari ini memang jadwal TEEN TOP untuk melakukan comeback stage di Music Core. Di ruang tunggu yang biasanya sangat ribut kini terdengar sangat hening. Semua orang fokus pada koran masing-masing, sehingga membuat staff terlebih Manager Ahn bingung. Sesekali anak-anak itu mengeluarkan handphone masing-masing dan menelfon nomor yang tertera di koran. Kecuali L.Joe yang handphone-nya disita karena insiden ā€˜lupa lirikā€™ dua hari yang lalu. Jadi terpaksa ā€“sebut saja senang hati- ia harus menggunakan ponsel Ricky yang berjarak paling dekat dengan posisinya sekarang untuk menghubungi nomor telfon di koran.


ā€œah.. sial! Bagaimana mungkin semuanya sudah ditempati? Memangnya ada berapa orang yang melamar pekerjaan dalam sehari?ā€ Ucap L.Joe sambil melempar handphone Ricky ke atas meja. Sukses membuat sang pemilik membeku di tempat dengan mata yang terbelalak. Ia mau marah, tapi karena terlalu terkejut otaknya menjadi kosong. Terlebih namja yang melempar ponselnya barusan adalah hyung-nya. L.Joe. Taukah kalian betapa menyeramkannya namja yang terlihat pemalu di setiap interview ini jika sedang marah? Ia akan terlihat seperti namja tanpa hati yang sanggup membakar orang hidup-hidup. Jadi, daripada cari mati dengan memprotes hyungnya, Ricky memilih meratapi hidup berdua saja dengan ponsel yang baru saja dibanting itu.


ā€œsekarang kau baru tahu betapa sulitnya mencari pekerjaan?ā€ C.A.P melipat koran ditangannya lalu memalingkan wajah menghadap L.Joe yang sedang menampakkan ekspresi depresi berat. Semua yang ada di ruangan itu mengikuti leader mereka dengan senang hati, melipat koran yang sejak tadi -terpaksa- mereka pelototi demi L.Joe. Semuanya sudah menyerah.


ā€œotokachi?ā€ L.Joe mendesah sambil memijit dahinya.
ā€œjadikan assistant pribadi kita saja. Selesai kan? Kenapa repot-repot mencari di koran?ā€ semua orang di ruangan itu langsung memandangi Changjo dengan tatapan ā€˜kemana saja kau?!ā€™



***********



Hyo Jinā€™s flat
18:23 KST



Hyo Jin memasuki flat dengan tenaga yang masih tersisa. Ia sudah meninggalkan flatnya sejak jam 8 pagi, pergi ke universitas tempat ia menuntut ilmu untuk menyadap WiFi demi tugas perkuliahan terkutuk yang diberikan oleh setiap guru mata kuliahnya secara tak manusiawi. Mereka benar-benar tak beda jauh dari pembunuh.


Untungnya gadis itu sanggup menyelesaikan semua tugasnya sebelum jam 3 sore. Tapi ia belum bisa pulang. Ia harus berkeliling di jalanan pertokoan untuk mencari kerja. Karena terlalu lelah, Hyo Jin cuma mampu melakukan hal itu selama dua jam, kakinya sudah benar-benar lemas hingga tak bisa bergerak. Akhirnya, mau tak mau ia harus pulang ke flat tanpa hasil.


Disepanjang jalan, gadis itu tak berhenti mengumpat namja yang sudah membuatnya seperti ini. Cihā€¦ dia tahu, dia bisa saja mendapat masalah walau L.Joe tak bertingkah semalam, tapi setidaknya ia mungkin hanya akan diberi surat peringatan lagi. Atau kalau dipecat pun ia masih bisa memohon-mohon pada bossnya. Aishā€¦..



***********



Masih jam 6 sore dan Hyo Jin sudah sibuk menyiapkan makan malam untuk dirinya sendiri. Dia berencana tidur jam 7 malam dan bangun sepagi-paginya untuk mencari pekerjaan. Dia harus bergerak cepat jika masih mau hidup. Detik ini ia cuma punya 15.000 won. Paling tidak dalam sehari uang itu akan habis. Atau jika ia benar-benar harus melakukan penghematan besar-besaran pun, mungkin uang itu cuma akan bertahan tiga hari. Belum lagi listriknya yang masih diputus, ia harus melunasi tunggakan listriknya selama tiga bulan belakangan jika mau menikmati terangnya cahaya lampu.


Hyo Jin sudah membeli dua kotak lilin. Ia juga sudah mengeluarkan sejenis lentera untuk persiapan nanti malam. Ia termasuk yeoja yang membenci gelap, dan kemarin sudah lebih dari cukup baginya untuk tidur tanpa cahaya apapun selain cahaya bulan dan cahaya lampu jalan yang menelusup di balik jendela. Ia benar-benar merasa seperti orang buta.


Gadis itu tengah mengambil panci untuk merebus telur saat pintunya di ketuk. ā€œsiapa ya? Aku punya hutang pada siapa lagi ya?ā€ Hyo Jin mengutuk dirinya yang tak pernah mencatat kepada siapa saja dia meminjam uang. Gadis itu sedang bergerak panik didepan kompor saat tiba-tiba saja ketukan dipintunya berubah menjadi ketukan yang sangat keras ā€“atau mari kita sebut digebrak-gebrak-


Bayangan seseorang yang siap menamparnya karena belum melunasi hutang kian jelas. Hyo Jin memberanikan diri untuk menghampiri pintunya yang masih aktif digebrak itu dengan hati-hati. Orang didepan pintunya benar-benar tidak sabar.


Saat sudah sampai di pintu, Hyo Jin membukanya secepat mungkin lalu tanpa melihat siapa yang datang langsung berlutut sembari memohon-mohon minta waktu.


ā€œaku janji akan lunasi semuanya! Berikan aku waktu lagi, eohā€¦ā€¦ semingguuuu sajaā€¦ā€¦ Aku janjiā€
ā€œhutang apa?ā€ Hyo Jin langsung mendongak begitu mendengar suara itu. Danā€¦ā€¦. ā€œNEOOOO?ā€  gadis itu segera berdiri, lantas berteriak ā€˜NEOOOO?ā€™ lagi sambil mengacungkan panci di tangannya tepat ke depan muka seseorang di depan pintu, L.Joe. L.Joe langsung memundurkan wajah dengan kaget.


ā€œMau apa lagi kau kesini? Jinxed!ā€
ā€œMwoya? JINXED? Jinjja! Kau ini benar-benarā€¦ā€¦.ā€ L.Joe menggertakkan giginya sambil menatap Hyo Jin penuh dendam. Dia baru datang, dengan niat yang sangat baik, namun malah disambut dengan panci dan dipanggil pembawa sial? Yang benar sajaā€¦ā€¦


ā€œahā€¦ sudahlah! Kali ini kau kumaafkanā€ Hyo Jin langsung memandang L.Joe heran. ā€˜siapa yang minta maaf?ā€™ batinnya 


ā€œsesuai janji, hari ini aku akan memberimu pekerjaan baruā€ mata Hyo Jin langsung membulat dan berbiar-binar. ā€œjeongmalyo?ā€  Hyo Jin berbisik. Ia merasa baru saja kehilangan pita suara saking senangnya.


ā€œpekerjaan apa?ā€
ā€œassistant TEEN TOPā€ L.Joe bicara seolah itu adalah pekerjaan paling baik di seluruh dunia. Ia tersenyum dengan sangat cerah saat mengumumkan pekerjaan itu. Persis seperti anak sekolah yang baru menerima ijazah. Hyo Jin tak bereaksi, ia mulai merasa ada yang tidak beres dengan pekerjaan itu, terlebih melihat ekspresi luar biasa berlebihan yang diperlihatkan L.Joe.


ā€œmulai besok kau sudah bisaā€¦ā€¦. Maaf, maksudku sudah HARUS bekerjaā€ Hyo Jin mendengarkan perkataan L.Joe dengan seksama. Namun ia masih saja merasa ragu dengan pekerjaan itu.


ā€œapa aku punya pilihan pekerjaan lain?ā€ tanya Hyo Jin pelan. L.Joe menatapnya dengan tatapan tidak habis pikir.


ā€œaniā€ jawabnya setegas mungkin. Membuat Hyo Jin langsung mendesah seolah hidupnya baru saja berakhir. ā€œ tungguā€¦ā€¦ā€¦ tungguā€¦ā€¦ apa aku dapat jaminan keselamatan untuk pekerjaan ini?ā€ L.Joe tak mempercayai pendengarannya. Ia semakin membulatkan mata saat kalimat itu masuk ke telinganya. Gadis ini belum pernah dilempar ke bulan ya?


ā€œYAAā€¦.. Kau hanya akan bekerja menjadi assistantku bukan pemadam kebakaran. Sialā€
ā€œah.. ya Tuhanā€¦ā€¦ kenapa bisa begini? Apa aku tak bisa dipekerjakan jadi pemadam kebakaran saja?ā€ Hyo Jin bicara sambil memijit dahinya, membuat L.Joe keheranan setengah mati. Cihā€¦ memang bagian mananya yang salah? dia benar-benar sudah gila jika menolak pekerjaan ini.


ā€œkau mau bertemu SHINee tidak? mau bertemu Super Junior tidak?ā€ L.Joe mulai mengeluarkan rayuan maut, sukses membuat Hyo Jin langsung mengubah ekspresi kelamnya menjadi sangat berbinar.


Hyo Jin benar-benar lupa akan sisi positif yang bisa ia dapat jika menerima pekerjaan ini. BERTEMU DENGAN BANYAK ARTIS.


ā€œDEALā€ Hyo Jin menyambar tangan L.Joe dan menjabatnya sambil tersenyum lebar. Hanya dalam hitungan sepersekian detik gadis ini langsung berubah pikiran. Hebat sekali. Jelas ia tak memikirkan apa-apa lagi.


ā€œhahā€¦ā€¦ geuraeā€¦..ā€ L.Joe mendengus saat tangannya sedang dijabat dengan suka cita oleh Hyo Jin. Gadis ini! Apa ia tak pernah melihatku dari sisi ā€˜keartisanā€™? kalau boleh memberitahu aku juga artis loh! Dia baru menerima pekerjaan ini saat aku menyebut ā€˜SHINeeā€™ dan ā€˜Super Juniorā€™. Heiā€¦.. Park Hyo Jin~Ssiā€¦. Coba luangkan waktumu untuk membuka internet atau TV! Akhir-akhir ini TEEN TOP juga semakin terkenal loh


ā€œkau kesini naik apa?ā€ Hyo Jin melongokkan kepala begitu selesai melakukan jabat tangan.
ā€œmobilā€
ā€œeeeeeā€¦ā€¦.. geotjimal! Memangnya kau bisa menyetir mobil?ā€ Hyo Jin bertolak pinggang dengan panci di tangan kanannya sambil memandang L.Joe dengan tatapan ragu.


ā€œakuā€¦ā€¦ā€¦ā€¦.. bisaā€ namja itu menekankan setiap suku kata di kalimatnya dengan sorot mata mematikan. Hyo Jin tak bicara lagi saat melihat tatapan itu. Terlalu menyeramkan untuk didebat. ā€œo..okeā€¦.ā€ walaupun sulit, Hyo Jin mencoba percaya.


ā€œbaiklahā€¦ā€¦ sudah selesai kan bicaranya? Pintunya kututup yaā€¦ hati-hati di jalanā€ gadis itu bicara dengan sangat cepat sembari melangkah mundur. Dan tepat saat kedua kakinya sudah masuk ke dalam, Hyo Jin langsung menutup pintunya dengan kecepatan cahaya. Namunā€¦.. TAP, L.Joe menahan pintu itu dengan sebelah tangannya. Gerakannya dua kali lebih cepat dari kecepatan cahaya. Pintu itu menjeblak ke dalam hingga mengeluarkan bunyi berdebum, sukses membuat Hyo Jin terkejut dan langsung menarik tangannya dari pintu.


ā€œa..apa lagi? aku akan bekerja dengan baik kokā€¦ ta..tapi aku baru mulai bekerja besok kan?ā€ L.Joe yang masih bertahan dengan posisi ā€˜menahan pintuā€™ dengan kepala yang sedikit tertunduk itu merapatkan rahangnya tanpa sepengatuhan Hyo Jin.


ā€œkau benar-benar tidak punya sopan santun ya..ā€ L.Joe mengangkat kepala secara perlahan dan seketika membuat Hyo Jin bergidik, mata namja itu benar-benar tajam. Bahkan ia merasa ada laser yang keluar dari sana. L.Joe mendorong pintu itu sekali lagi sampai berbenturan keras dengan tembok, lalu tanpa permisi masuk ke dalam dan melihat-lihat dengan ekspresi menilai. Hyo Jin membeku ditempat, ia mengikuti L.Joe yang sedang mengeksplorasi flatnya dengan mata yang tak berkedip. yang tidak sopan itu aku atau dia?


ā€œhehā€¦.. siapa yang memperbolehkanmu masuk?ā€
ā€œkau mau masak ya? Kebetulan sekaliā€¦.. aku laparā€ L.Joe tersenyum. Dengan santai memasukkan tangan ke saku celana dan kembali membungkukkan badan melihat-lihat foto yang berjejer di meja.


ā€œaku masak cuma untukku sendiriā€ tekan Hyo Jin. Ia menyingkir dari pintu sambil mengarahkan tangannya yang memegang panci ke luar, ā€œkeluarā€ gadis itu bicara dengan sangat dingin. Tapi sayangnya L.Joe tak dengar, ia ternyata sudah masuk jauh sampai ke dapur.


Hyo Jin yang baru menyadari itu cepat-cepat menutup pintu flatnya sambil bergumam geram. Lantas menghampiri L.Joe.


ā€œYAAā€¦.. APA YANG KAU LAā€¦.ā€
ā€œkau sebenarnya mau masak apa sih? Tidak ada makanan sama sekaliā€¦..ā€ sebelum Hyo Jin sempat menyelesaikan bentakannya, L.Joe terlebih dulu menyelak sembari membuka-buka lemari makanan yang berdebu. Lantas mengoleskan jarinya ke sisi lemari ā€œbenar-benar kotorā€¦. Sudah berapa tahun tak kau bersihkanā€¦. Tckkā€¦ tckā€¦ tckā€¦ā€ namja itu menggeleng prihatin saat melihat jari telunjuknya yang kotor.


Hyo Jin tak bisa menjawab sama sekali. Lalu dengan tiba-tiba L.Joe menyambar panci yang dipegang gadis itu dan mengisinya dengan air.


ā€œkau mau merebus sesuatu kan? apa? telur?ā€ tanyanya tanpa menoleh. Terlalu sibuk dengan kegiatannya sekarang. Hyo Jin menggelengkan kepala sedikit. Berusaha menyadarkan diri dari rasa syok luar biasa.


ā€œMINGGIR! Kalau kau benar-benar mau makan, tunggulah di sanaā€ Hyo Jin menelengkan kepala ke tengah-tengah flat. L.Joe mengikuti ucapan Hyo Jin tanpa mengeluh, lantas duduk bersila disana sembari memperhatikan Hyo Jin yang cuma berjarak dua meter darinya.


 ā€œmakan malam kita cuma telur rebus?ā€ L.Joe bicara dengan nada kecewa. Sukses membuat Hyo Jin yang baru saja mengeluarkan empat butir telur dari sebuah paper bag mendengus.


ā€œkau tak bisa masak ya? Jangan-jangan kau hanya bisa merebus telurā€ lanjutnya, belum cukup paham kalau yeoja yang sedang ia ajak bicara itu sudah siap melempar telur-telur ditangannya ke wajah ā€˜MENJENGKELKANā€™ sang ARTIS.


ā€œaku bisa masak. Tapi hari ini aku tak sempat belanja apa-apaā€¦.. aku cuma punya selada dan telurā€¦. Kau mau kita makan selada saja malam ini?ā€


ā€œnde? Aniā€¦.. ā€œ sahut L.Joe cepat. Tiba-tiba saja ia berdiri dan berjalan mendekati Hyo Jin. ā€œkau punya gelas tidak?ā€


ā€œkau punya mata tidak?ā€
L.Joe mendecak. Sepertinya aku bicara baik-baik deh. Namja itu lantas mengikuti arah mata Hyo Jin dan mengambil gelas kosong di dalam rak. Setelah itu suasana di flat gadis itu hening seperti sedang di mute.  Hyo Jin yang tengah sibuk menyiapkan piring menoleh ke belakang, lebih tepatnya kearah L.Joe yang sedang menuangkan air dari termos ke gelasnya. Tingkah namja itu benar-benar seperti berada di rumah sendiri. Tamu seperti ini benar-benar harus dimusnahkan.



***********



Matahari sudah tergelincir di ufuk barat. Membuat penerangan yang masuk ke flat Hyo Jin kian remang. Hanya ada cahaya jingga yang menelusup dari balik jendela dan sela-sela pintu yang memantul di temboknya. Sebentar lagi gelap. Paling tidak 5 menit lagi cahaya jingga itu akan menghilang, berganti dengan pekat malam.


Hyo Jin membawa dua mangkuk nasi dan berdiri di hadapan L.Joe yang terlihat mengantuk karena menunggu lama. ā€œhehā€¦. Ambilkan meja lipat disanaā€ namja yang tengah bersender malas itu mau tak mau berdiri dan menuruti perintah Hyo Jin. Ia mengangkat meja lipat yang dimaksud Hyo Jin dan meletakkannya didepan gadis itu. Dalam sekejap meja kayu berkaki pendek itu sudah dipenuhi dengan banyak piring.


Ada dua mangkuk nasi juga sepiring telur rebus yang sudah Hyo Jin iris ā€“ini sangat berguna untuk mengelabui mata seseorang, empat butir telur itu menjadi terlihat dua kali lebih banyak jika sudah berbentuk suiran kasar seperti ini- lalu ada wadah kecil berisi selada, gochujang, mayonnaise dan garam. Kemudian tak ketinggalan dua buah gelas berisi air putih. Hyo Jin menatap semua makanan itu dengan puas. Ya,ā€¦ tidak terlalu buruk.


L.Joe sudah duduk tenang sembari memegangi sumpitnya, sementara Hyo Jin berdiri lagi untuk mengambil lampu mini LED petromak-nya untuk penerangan.


ā€œmasih diputus?ā€
ā€œgeuraeā€¦.. untuk apa aku memakai lampu ini jika listrikku hidup?ā€ sahut Hyo Jin ketus. Lantas menekan tombol di badan lampu-nya. Dan seketikaā€¦. TRIINNGGGā€¦ā€¦ cahaya keluar dari sana dengan sangat terang. Hyo Jin tersenyum puas. Ia baru saja hendak menghampiri L.Joe lagi saat tiba-tiba cahaya dari lampu-nya meredup secara misterius.


ā€œcahayanya cuma segitu? Kau mau kita makan malam berdua di ruang yang gelap?ā€
ā€œsepertinya aku lupa mengganti baterainya. Tapi tenang saja. aku masih punya baterai cadangan kokā€ Hyo Jin menjawab dengan senyum yang memberi harapan. L.Joe tak perduli. Masih sibuk menambahkan suiran telur rebus di mangkuk nasinya.


ā€œhehā€¦. Aku tak bisa melihat apa-apa!ā€ teriak Hyo Jin.
ā€œlalu?ā€
ā€œbenar-benar tidak peka, yaā€¦ā€¦ā€¦ā€¦. Gunakan ponselmu! Aku benar-benar butuh cahayaā€
ā€œada di Managerku. Kalau mau ambil sanaā€
ā€œtckā€¦ā€¦ ya sudah pakai ponselkuā€
ā€œdimana?ā€
ā€œusaha sedikit, apa salahnya sih? Aku lupa meletakkannya dimana. Cari pakai instingmu! Lagipula flatku kecil. Mungkin di dekat komporā€


ā€œkau menaruh ponsel di kompor?ā€ tanya L.Joe tak percaya.
ā€œkubilang di dekat kompor, bodoh!ā€
L.Joe berhasil menemukan ponsel Hyo Jin kurang dari sepuluh detik. Ia lalu menghampiri gadis itu dan mendekatkan layar ponsel yang bercahaya ke arah laci yang dibuka Hyo Jin. Hyo Jin langsung meraup banyak sekali baterai dan meletakkan semua benda berbentuk silinder itu dipangkuannya.


ā€œmaksud dari ā€˜baterai cadanganā€™ yang kau maksud adalahā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦. Baterai bekas?ā€
ā€œshhtttttā€¦ā€¦ diam! Aku sedang memilih yang terbaikā€ Hyo Jin tampak fokus memilih baterai. L.Joe mendengus. Ia benar-benar tak mengira gadis yang ia pekerjakan sebagai assistant-nya ternyata memiliki kehidupan sememprihatinkan ini. Ia jadi berniat menyumbangkan seluruh baterai yang ada di dorm-nya kepada Hyo Jin.


ā€œsemuanya berkarat! Tak akan mungkin ada yang menyala. Benda seperti itu harusnya kau masukkan ke tempat sampahā€ gerutu L.Joe saat melihat Hyo Jin membuka dan memasang nyaris seluruh baterai yang ia punya dengan tampang penuh harap.


ā€œaku benar kan?ā€ sahut L.Joe lagi saat gadis itu menghentikan gerakan tangannya putus asa.
ā€œaku harus bagaimana?ā€Hyo Jin berucap dengan sangat lirih.
ā€œkalau kau cukup pintar, seharusnya kau menyalakan lilinā€ ucap L.Joe sambil mengirimkan tatapan ā€˜dengan apa biasanya kau berpikir? Hidung?ā€™


ā€œbenar! Aku sudah beli dua kotak lilin tadiā€
ā€œakan lebih benar lagi jika kau nyalakan sekarangā€ namja itu mengeluarkan ekspresi ramah yang dibuat-buat, lalu langsung berjalan menghampiri makan malamnya lagi, sementara Hyo Jin segera mengambil beberapa lilin dan korek api. Ia lalu duduk dihadapan L.Joe dan langsung meletakkan kedua lilin itu di kanan kiri meja, lantas menyalakannya.


ā€œcandle light dinnerā€ L.Joe tersenyum setelah mengucapkannya. Hyo Jin menoleh pada L.Joe dan tepat saat itu L.Joe mengangkat kepalanya dan balik menatap Hyo Jin. ā€œini benar-benar candle light dinnerā€ ucap namja itu lagi dengan senyum yang sama.


ā€œah.. ya! Boleh jugaā€¦.. sebut saja begituā€ Hyo Jin mengangguk  dan tersenyum.
ā€œselamat makanā€
ā€œselamat makanā€



***********



Setelah makan malam dan memberitahukan jam berapa Hyo Jin harus datang ke dorm-nya besok pagi, L.Joe akhirnya pulang juga. Hyo Jin benar-benar bersyukur karena namja itu memutuskan untuk pulang sebelum ia usir. Jujur saja, ia sama sekali tak punya tenaga untuk meladeni pria itu. Sejak tadi Hyo Jin terus berdoa dalam hati agar L.Joe cepat pergi dari rumahnya. Ia benar-benar ingin beristirahat sekarang. Ia lelah. Ini benar-benar hari yang melelahkan. Dan ia rasa besok pun akan menjadi hari yang melelahkan juga.



***********


TEEN TOPā€™s dorm
07:41 KST
Hyo Jin POV



 Hyo Jin berdiri di depan sebuah pintu apartemen sembari menekan bel secara non-stop dengan ekspresi jengah. Ia sudah berdiri 10 menit dan pintu didepannya belum juga terbuka. Jadi ia memutuskan untuk menempelkan telunjuknya di tombol bel, dan menekannya tanpa henti. Sedetikpun.


Ahā€¦ kemarin untuk apa namja blonde itu menyuruhku datang jam setengah delapan pagi jika ujung-ujungnya aku harus menunggu jugaā€¦ā€¦.malah mengancam akan memotong gajiku lagi! sialā€¦.. bahkan belum mulai kerja saja aku sudah diancam. Dasar Licik! Heuh!


ā€œmereka semua tuli atau bagaimana sih?ā€  gerutu Hyo Jin masih dengan telunjuk yang menekan-nekan bel.


KRREEEKKKK
Hyo Jin langsung menarik tangannya dari bel. Kemudian membungkuk sopan kepada namja yang baru membukakan pintu. ā€œanyyeonghaseyoā€


ā€œne.. anyeonghaseyoā€ balas sang namja datar. Sepertinya dia salah satu member TEEN TOP. Kurasa aku melihatnya juga di waiting room Music Bank dua hari yang lalu. Dia bukan si namja sekolah dasar ataupun pria muka kecil. Dia juga bukan pria yang membukakanku pintu waktu di waiting room dan jelas bukan pria yang menggiringku keluar dorm. Sepertinya ini kali pertama kami bicara. Wajahnya boleh juga. Badannya tinggi tegap, lengannya juga berotot. Kurasa kami seumuran.


ā€œkau pacarnya L.Joe hyung ya?ā€
ā€œapa?ā€ Hyo Jin tersadar
ā€œtak usah kaget begitu. Semua member sudah tahu kokā€ namja itu tersenyum.
ā€œaku bukan pacarnyaā€
ā€œjangan bohong. Aku benar-benar sudah tahu semuanya. Kau pergi ke klub malam berdua dengannya kan? kalian pasti sangat dekat yaā€¦ā€¦.. Sudah berapa lama kalian pacaran?ā€


ā€œ AKU BUKAN PACARNYAā€ Hyo Jin memekik.
ā€œeh.. Jinjjayo? Kau bukan pacarnya?ā€
ā€œbukanā€ jawab gadis itu penuh penekanan.
ā€œberarti kau bukan Park Hyo Jin?ā€
ā€œaku Park Hyo Jinā€
ā€œberarti kau pacarnya. Bagaimana sih?ā€
ā€œapa sih? Sudah kubilang aku bukan pacarnyaā€
ā€œJonghyun~aaā€¦.. NUGU???ā€ Teriak seseorang dari dalam. ā€œPacarnya L.Joe hyungā€ Namja itu balas berteriak.


ā€œkubilang aku bukan pacarnyaā€ desis Hyo Jin kesal. Pria ini bisa bahasa manusia kan? sudah berapa kali aku bilang aku bukan pacarnya? Kenapa dia tak mengerti juga?


ā€œhaha okeeā€¦.. arasseoā€¦. Kau mau masuk atau menunggu disini?ā€
ā€œapa?ā€
ā€œhahahaā€¦ā€¦ aku hanya bercandaā€¦ ayo masukā€
ā€œaku mau disini saja! panggil L.Joe sanaā€ Hyo Jin yang sudah sangat kesal akhirnya berniat untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya sekarang. Ia bersedekap sambil menatap namja didepannya dengan tatapan penuh kebencian.


ā€œL.Joe hyung sedang mandi. Ayo masukā€¦ā€¦.ā€
ā€œshireoā€
ā€œya sudahā€
ā€œhehā€¦.. yayayayaā€¦. Aku sudah menunggu berjam-jam disini dan kau mau meninggalkanku begitu saja?ā€ ujar Hyo Jin melebih-lebihkan sambil menahan sang namja yang nyaris saja menutup pintu kembali.


ā€œkatanya mau tunggu disini saja?ā€ ucapnya innocent.
ā€œjadi aku boleh masuk atau tidak?ā€ bukannya menjawab, pria yang dipanggil Jonghyun itu justru mengeluarkan ekspresi berpikir yang sukses membuat Hyo Jin semakin kesal. ā€œhahaaā€¦ā€¦ tentu saja boleh. Aku tak mau mati di tangan L.Joe hyungā€ jawabnya sembari melebarkan pintu dan menyingkir memberikan jalan pada Hyo Jin. *nama aslinya Changjo = Choi Jonghyun*


Hyo Jin masuk sambil memberikan tatapan menyeramkan pada namja yang menurutnya memiliki tingkat menyebalkan yang sama dengan L.Joe itu. Yang benar saja! Hyo Jin bahkan tak berani membayangkan apa yang akan terjadi pada hidupnya setelah ini. Baru pertama kali bicara dengan namja ini saja ia sudah nyaris mati kesal. Ini baru satu namjaā€¦ā€¦ belum yang lain. Eomooā€¦..



***********



L.Joe keluar dari kamarnya sembari mengeringkan rambut dengan handuk.  ā€œheiā€¦. Hyo Jin sudah daā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ YAAAAā€¦. MENJAUH DARINYA!ā€ L.Joe langsung berteriak begitu melihat apa yang terjadi di ruang tamunya. C.A.P sedang bersedekap dengan tampang kesal didepan Hyo Jin yang duduk ditengah-tengah Chunji dan Niel. Mereka sedang tertawa bahagia dan jelas sekali kalau yang menjadi bahan ledekan kali ini ialah sang leader. Sementara Changjo dan Ricky duduk di lantai sambil memegang stick game.


ā€œChangjo~yaaā€¦ā€¦ MATI KAU! MATI! MATI!ā€ Seru Ricky sambil memencet-mencet tombol pada Stick game-nya dengan sangat keras. Sampai terdengar bunyi TAKTAKTAKTAKTAKTAK tanpa henti.


ā€œahahahaā€¦ā€¦ā€¦ā€¦. PABOO!!!!! KAU SUDAH MATI! LIHAT ITU! YANG MATI ITU KAU!!ā€ Changjo tertawa, namun tetap mempertahankan mata dan tangannya pada kegiatan ā€˜saling membunuhā€™ dalam video game itu.


L.Joe yang tadi berteriak marah tak dihiraukan sama sekali. Mereka hanya menoleh sebentar pada L.Joe lalu kembali tertawa-tawa tanpa perduli. Ini benar-benar ajaib. Bahkan Hyo Jin terlihat sudah bisa beradaptasi dengan baik di tengah-tengah mereka.


ā€œYAYAYAā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦. KARAGOOO (kubilang pergi)ā€ L.Joe melempar handuknya dan menghampiri orang-orang itu dengan kesal.


ā€œkau kenapa sih?ā€ seru Chunji sambil berdiri, Niel mengikuti. Mereka semua menatap L.Joe tak mengerti.


ā€œaku harus bicara empat mata dengan Hyo Jinā€ L.Joe beralasan.
ā€œdia pikir kita akan percaya?ā€ cibir Niel sambil melempar tatapan ā€˜namja ini tak punya bakat berbohongā€™ pada C.A.P dan Chunji.


ā€œsudahlah! Biar saja! beginilah jika Lee Byunghun sedang jatuh cintaā€ C.A.P memandangi L.Joe dengan tatapan meledek, lantas meninggalkan mereka sambil tersenyum puas. Niel dan Chunji mengibaskan tangannya pada Hyo Jin lalu mengekor mengikuti C.A.P. Hyo Jin balas mengibaskan tangan dengan senyum bersahabat.


ā€œhajima! Kau pikir apa yang kau lakukan? Kau kesini untuk bekerja, ingat?ā€ L.Joe bicara dengan dingin, membuat senyum Hyo Jin menghilang seketika.


ā€œMati Kau! Mati! Matiā€
ā€œANI ANI ANIā€¦ā€¦ Nyawamu tinggal satu! Kau yang akan matiā€
Suara Ricky dan Changjo terdengar bergantian, sukses membuat L.Joe geram sendiri dan menoleh kepada kedua maknae itu.


ā€œHeiā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ Kalian berdua! Aku mau bicara dengan Hyo Jin! Bermainlah ditempat lainā€
ā€œkenapa tidak kau saja yang cari tempat lain?ā€ sahut Changjo tanpa menurunkan kadar kefokusannya.
ā€œapa?ā€ Hyo Jin melirik L.Joe yang tengah bergumam tak terima dengan tatapan ā€˜memangnya kau mau bicara apa?ā€™ tapi L.Joe justru berjalan geram ke depan dan mengabaikannya.


ā€œHUWAAAAAAAAā€¦ā€¦ā€¦. Nyawaku bertambah! Lihat itu Changā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦.yayayaya, kenapa ini?ā€ Ricky langsung mengetuk-ngetukkan stick game-nya dengan kesal.


ā€œPABO! Yang mati kan TV-nya! Kau memang niat merusak stick game-ku ya?ā€ pekik Changjo sambil merebut stick di tangan Ricky.


ā€œChangjo~aaā€¦.. Keobwaā€ Ricky menunjuk L.Joe yang sedang melempar kepala kabel tv yang baru saja ia cabut dari stop kontak dengan lemas.


ā€œkubilang main di tempat lainā€ ucap L.Joe santai.
ā€œahhhhā€¦ā€¦ HYUNGGG!!!ā€ Pekik Changjo
ā€œtckā€¦.. ne hyung, arasseoā€ dumel Ricky pelan sambil berdiri, walau kesal Changjo tetap mengikuti. Lantas benar-benar meninggalkan tempat itu dengan lesu.


ā€œkau jahatā€ respon Hyo Jin sambil berdiri. ā€œkasihan merekaā€
ā€œkau belum tahu apa-apa disini! Jadi jangan berkomentarā€ balas L.Joe tak mau disalahkan.
ā€œya terserahlahā€¦ā€¦ Sekarang kau mau bicara apa?ā€ Hyo Jin bersedekap sambil menatap L.Joe.
ā€œapa? bicara? aku?....... uh, maksudkuā€¦.. hmm..ā€¦.. sebenarnyaā€¦ā€¦. nggā€¦ā€
ā€œapa? Jangan bilang kalau sebenarnya kau memang tak punya apapun untuk dikatakanā€
Ya.. gadis ini benar. Sejujurnya L.Joe tak berniat mengatakan apapun pada Hyo Jin. Tapi melihat gadis itu berada di tengah-tengah mereka berlima ā€“terlebih Chunji- sudah sangat membuatnya tak nyaman. Dan yang sanggup ia pikirkan saat itu hanyalah menjauhkan Hyo Jin secepat-cepatnya.


ā€œheuhā€¦.. Dasarā€
ā€œhehā€¦. Kau bekerja padaku! Jaga ucapanmu!ā€
ā€œlalu memangnya kau mau bilang apa huh, tuan L.JOOOEEE????ā€ ujar Hyo Jin dengan nada sopan yang dibuat-buat.


ā€œkau pikir itu sudah cukup sopan?ā€
ā€œkau mau dipanggil apa memangnya? Yang mulia L.JOEE?????ā€ Cibir Hyo Jin. L.Joe hanya mendecak mendengar ucapannya yang semakin melunjak, lantas menoleh kesana kemari untuk mencari ide. Ayolahā€¦.. dia harus bisa menemukan sesuatu untuk dibicarakan jika tidak mau kelihatan OVER-PROTECTIVE  pada assistant-nya. Cihā€¦.. dia cuma assistantā€¦ā€¦ bukan pacar -__-


ā€œkau lihat ini?ā€ seru L.Joe sambil menepuk sofanya. ā€œini sangat kotorā€¦ā€¦ eh, aniā€¦. Bukan hanya ini, tapi satu apartemen ini benar-benar kotor.  Tugas pertamamu! Bersihkan semuanya! Aku tak mau melihat debu setitikpun, ARA?ā€ Hyo Jin yang terkejut langsung ikut menepuk-nepuk sofa, dan ia semakin terkejut lagi saat dari dalam sofa itu benar-benar keluar debu seperti yang diucapkan L.Joe. Ini bukan lelucon. Jika sofanya saja begini, apa lagi yang lain? Hyo Jin yang sudah keluar keringat dingin memelas menatap L.Joe.


ā€œaku kan cuma sendirianā€¦ā€¦ā€¦.. mana biā€¦.ā€
ā€œBER-SIH-KANā€ Eja L.Joe, lantas memutar langkah dan berlalu meninggalkan Hyo Jin begitu saja. Ia tersenyum geli begitu membalik badan, nampak sangat puas melihat ekspresi yang gadis itu tunjukkan.


ā€œdiaā€¦ā€¦.. benar-benar SUDAH TIDAK WARAAAASSSSā€¦ā€¦ HYAAAAAā€¦ā€¦.. tidak mau melihat debu setitikpun? Ia kira aku apa? vacuum cleaner?ā€ Hyo Jin berteriak dan mendesis dalam satu tarikan napas, matanya menyorot tajam pada pintu yang L.Joe masuki, seolah sedang mencoba menghancurkannya dengan sinar laser yang keluar dari mata.


ā€œwae? kau keberatan?ā€ Gadis itu langsung terhuyung ke belakang saat tiba-tiba saja pintu yang sedang ia pelototi kembali terbuka.


ā€œaniā€ Hyo Jin segera menggeleng. L.Joe memandang Hyo Jin dengan tatapan ā€˜dasar orang anehā€™ lalu menutup pintunya lagi.



***********



Hyo Jin POV



ā€œkajjaā€
ā€œsekarang apa lagi huh?ā€ mungkin karena kelelahan, aku yang notabene tergolong perempuan yang lembut berubah menjadi induk singa yang kelaparan. Aku menyahuti ucapan L.Joe dengan nada tinggi dan tatapan tajam, seolah benar-benar siap menerkamnya untuk dijadikan makan siang. Ia mendengus pendek begitu melihat responku.


ā€œjadi kau tak mau ikut?ā€
ā€œTidak. Aku lelah. Kakiku tak bisa bergerak. Aku nyaris mati karena membersihkan tempat sialan iniā€ jawabku tanpa berpikir. Mungkin bicara dengan tajam merupakan bakatku sejak lahir, aku berbalik membelakangi L.Joe dan melanjutkan gerakan memutarku dipermukaan jendela. Ya.. aku sedang membersihkan kaca dengan muka yang bertekuk berlapis-lapis, dan dari sini aku bisa melihat betapa kontrasnya ekspresi L.Joe yang terpantul dikaca dengan ekspresi yang memenuhi wajahku sekarang, ia tersenyum geli melihatku. Aishā€¦. Bagian mananya yang lucu? Aku bilang aku kelelahan hingga nyaris matiā€¦ā€¦. Lalu dia tertawa?? Heuhā€¦ Dasar!


ā€œoh.. sayang sekali, padahal aku mau mengajakmu ke SBSā€¦ā€¦.. mungkin lain kaliā€ tubuhku langsung menegak begitu mendengar kata ā€˜SBSā€™. Ahā€¦ kenapa dia tak bilang daritadi? Mereka pasti mau recording untuk Inkigayo.


ā€œapa? ke SBS? Haaaā€¦ā€¦. Baiklah, pasti akan banyak sekali yang harus dilakukan disana kan? aku harus ikut untuk membantuā€ ucapku dengan nada terpaksa yang dibuat-buat. Aku berbalik lagi menghadap L.Joe yang terlihat sedang menahan senyumnya.


ā€œtak perluā€¦. TEEN TOP punya banyak staff kok. Kau disini sajaā€¦.. kakimu tak bisa bergerak kan?ā€ ujarnya membuatku nyaris menangis.


ā€œaniā€¦ā€¦ lihat ini! aku sudah sembuhā€
ā€œtidak usahā€¦ā€¦ kau istirahat saā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€
ā€œANIIIIII. AKU MAU IKUTā€ dan berterpatan dengan pekikkan konyol yang keluar dari mulutku, tawa L.Joe menyembur. Matanya benar-benar menghilang dan berganti dengan garis yang terlihat seperti senyuman. Suara tawanya benar-benar menyebalkan, tipe suara yang bisa membuat orang yang ditertawakan sakit hati. Ia berusaha mengendalikan tawanya, lalu menatapku seolah sedang bertatapan dengan badut.


ā€œtidak jadi mati?ā€
ā€œapa?ā€
ā€œaniā€¦.. hahahaā€¦.. Kajja! Kita ke SBSā€



***********



Teen Topā€™s Waiting Room, SBS building



Ini benar-benar sulit dipercaya. Dua hari yang lalu aku menjadi penyusup di waiting room mereka, dan sekarang aku sudah diperkenankan ikut duduk tanpa ada yang melarang. Tentu saja! aku kan sudah menjadi bagian dari staf mereka.


ā€œniga bogisiā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦. Ah..aniā€¦ā€¦.. niga bogosipeul ttaemada geunyeoreul chajagallaeā€ aku menoleh begitu mendengar suara seseorang, ternyata si namja muka kecil, maksudku Chunji. Ya, sekarang aku sudah tahu namanya siapaā€¦ā€¦... ternyata namanya Chunji. Dia namja pertama yang meminta nomor ponselku, dan entah bagaimana aku memberinya begitu saja. Ini benar-benar anehā€¦.. apa dia menghipnotisku?


Pria itu tengah menyender di tembok sembari menyanyikan bagiannya berulang-ulang, sementara yang lainnya sibuk dengan penampilan masing-masing di depan kaca.


ā€œHehā€¦ Assistant! Pasangkan ini padakuā€ aku mendongak dan mendapati L.Joe dengan tampang sok cool-nya  tengah menyodorkan portable mic ke arahku. Aku balik menatapnya tak mengerti. Di ruangan ini sudah ada staff yang khusus bertugas mengatur penampilan mereka, tapi kenapa harus aku juga? dia sepertinya memang punya dendam pribadi padaku. Sejak tadi ia terus-menerus memerintahku ini-itu tanpa henti. Masih baik kalau perintahnya itu masuk akal, tapi iniā€¦ā€¦. aiisshā€¦.. pertama dia menyuruhku membelikan minuman dengan merek yang sangat asing bagiku diluar (padahal ada banyak sekali minuman disini) aku tak bisa menolak karena dia terus-menerus menggunakan kedudukannya untuk mengancamku. Setelah itu, saat aku sudah membelikannya jauh-jauh, ia malah menyuruhku menghitung jumlah jelly bubble yang ada dalam minumannya. 22. Jumlahnya adalah dua puluh dua butirā€¦.. yang benar saja! dia menyuruhku MENGHITUNGNYAAAA!!!!! Apa menurut kalian dia sudah cukup gila? Belum? Coba dengar permintaan selanjutnya. Ia, dengan tampang putus asa yang dibuat-buat, menatapku seolah aku baru saja membunuh presiden Amerika, lantas mengucapkan ā€œaku hanya akan meminumnya jika jumlah jelly bubble di minuman itu sesuai dengan tanggal ulang tahunkuā€


APA?


BUNUH AKU!!! CEPAT!!! SEKARANG! NAMJA SIAL! ATAU LEBIH BAIK KAU SAJA YANG KUBUNUH!


HANYA KARENA JUMLAH JELLY BUBBLE-NYA TAK SESUAI TANGGAL ULANG TAHUNMU, KAU PIKIR KAU AKAN MATI????!!!!?!


Okeā€¦. aku menarik napas dan tersenyum seperti orang gila saat mendengarnya, tapi aku tetap mencoba berpikir positifā€¦ā€¦ walaupun menyusahkan, aku tetap bekerja untuknya dan sudah menjadi kewajibanku untuk memenuhi perintahnya, tak perduli seaneh apapun perintah itu. baiklahā€¦.. jadi berapa tanggal ulang tahunmu? Akan kukurangi sesuai tanggalnyaā€¦ā€¦ ucapku sesabar-sabarnya.


ā€œkau bisa lihat profilku di internetā€¦ā€¦ā€¦ā€ ucapnya membuatku membatu, lantas berbalik pergi. Ya Tuhan, dia hanya harus memberitahuku tanggal ulang tahunnya. Kenapa sok misterius sekali sih? Dia pikir dia cocok dengan image seperti itu??? dia harusnya dipasangkan bando lalu disuruh berdiri dipinggir jalanā€¦ā€¦ dasar pria jelek! Pria pendek! Pria tak tahu diri! Okeā€¦. cukup Park Hyo Jin, sekarang ambil ponselmu dan cari tahu tanggal ulang tahunnya berapaā€¦.


Aku mengetikkan kata ā€˜profil L.Joe TEEN TOPā€™ di mesin pencari dengan napas yang memburu. Dan begitu deretan tanggal-bulan-tahun lahirnya terbuka, aku benar-benar tak bisa lagi menarik napas. Aku langsung membekap mulut dengan tangan kanan, sementara tangan kiriku lemas memegang ponsel.



23 November 1993



SOā€¦ā€¦.. 23? Dan yang ada hanyaā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ 22? Ohā€¦ GOD! WHAT THE HELL HAS JUST HAPPENED TO ME??????


L.JOE PABOOOOOā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ JELLY BUBBLE-NYA CUMA KURANG SATU. KAU TAU? KAU MANUSIA PALING BODOH YANG PERNAH KUTEMUI!


Mulai detik ini, 23 NOVEMBER sudah kutetapkan menjadi tanggal paling kubenci dalam hidup. Daritadi aku sudah mencoba untuk bersabar, tapi untuk sekarangā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦.. namja stress! Ia pikir aku mau kembali kesana hanya untuk menambah satu butir jelly bubble? Danā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦..


YA.


Setelah saling meneriaki selama beberapa saat, aku dibuat tak berkutik(lagi) karena ancaman yang sama, dan akhirnya mau tak mau harus kembali ke tempat aku membeli minuman itu untuk menambahkan jumlah jelly bubble-nya.


ā€œigeā€¦.. minumanmu! Dengan jumlah jelly bubble sesuai dengan tanggal ulang tahunmu! 23. Ia kan?ā€ L.Joe tersenyum menatap minumannya. Kemudian untuk pertama kalinya menyentuh permukaan gelas itu dengan tangannya sendiri danā€¦ā€¦ā€¦ā€¦..


ā€œini dingin?ā€
ā€œgeuraeā€¦ā€¦ ini ice bubble teaā€
ā€œtchā€¦.aku penyanyi. Mana boleh minum minuman dingin?ā€


Saat itu juga, ledakan besar terjadi didadaku. Aku tak mampu memikirkan apapun selain membunuhnya. Demi Tuhan, dia itu SAKIT JIWAAAAAA!!!!! Dia mau bubble tea tanpa es? Kenapa tidak bilang daritadi? Kenapaā€¦ā€¦ā€¦ Kenapaā€¦ā€¦ā€¦. Kenapa manusia sepertinya bisa eksis di dunia ini?


ā€œjadiā€¦.. minumannya bagaimaā€¦ā€¦ā€¦ā€
ā€œkau benar-benar merusak moodku! Aku tak mau minum! Buang sajaā€ sahut namja itu seolah dialah yang benar. Aku tak menjawab, bahkan tak bereaksi. Ia lantas berbalik pergi begitu saja. Aku meremas gelas plastik transparan itu sampai sebagian isinya tumpah memenuhi pergelangan tanganku. Rasanya benar-benar mau menangis. Tuhanā€¦ā€¦ jika boleh, tolong lemparkan aku ke luar galaksi! T_T


Sudah kuduga dari awal, MENJADI PEMADAM KEBAKARAN JAUH LEBIH BAIK DARIPADA MENJADI ASSISTANT TEEN TOP, especially that idiot boy, L.Joe.



***********



Author POV
SBS building
After performing



ā€œfans diluar sangat ramaiā€¦ā€¦. Mereka tidak bisa masukā€ ujar Manager Ahn sambil mengintip lewat sela jendela waiting room TEEN TOP.


ā€œlalu? Apa yang harus kita lakukan hyung? Apa kita harus keluar?ā€ Ricky ikut mengintip lewat jendela yang lain.


ā€œya sudahā€¦.. jika kalian tidak lelah, keluarlah. Mini fanmeet dadakan, eo?ā€
Semua member saling melempar pandang hingga ā€œaniā€¦.. kami tidak lelahā€ sahut Niel yang langsung berdiri.


ā€œneā€
ā€œgeuraeyoā€¦..ā€


Yang lain ikut berdiri sembari mengangguk setuju. Sementara itu, Hyo Jin tengah tersesat di dalam gedung. Ia benar-benar merasa waiting room Teen top bergeser entah kemana. Heuhā€¦.. kenapa ruangan-ruangan ini semuany terlihat sama? dan kenapa waiting room mereka bisa menghilang secara misterius begini?


Setelah cukup lama berputar, ia akhirnya berhasil menemukan ruangan itu. Namun saat ia membuka pintunyaā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦. ā€œkosong? Akuā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ ditinggal?ā€ Hyo Jin yang tak berdaya nyaris jatuh tersungkur di lantai. ā€œbaru ditinggal sebentar saja, enam BOCAH ITU SUDAH MENGHILANG?ā€ Hyo Jin melompat-lompat ditempatnya sambil berteriak memaki mereka semua. Ia masih melakukan hal yang sama, hinggaā€¦ā€¦ā€¦ā€¦


ā€œDASAR! NAPPEUN NAMā€¦ā€¦ā€¦ā€¦.jaā€ Hyo Jin yang baru saja membalikkan badan langsung membatu. Didepannya sekarang, ada lima orang pria yang sedang balik memperhatikan Hyo Jin dengan tampang syok. Mungkin tak percaya akan betapa barbarnya kelakuan gadis itu. Hyo Jin sudah mengeluarkan jutaan umpatan, dengan tangan yang mengepal sangat kuat dan kaki yang tak henti melompat-lompat.


Kelima namja ituā€¦ā€¦ adalahā€¦ā€¦ SHINee.


ā€œahā€¦ haiā€¦.. anyyeonghaseyoā€ sapa Hyo Jin sambil membungkuk. Matanya sudah siap menerjunkan cairan bening. Ia merasa sangat malu hingga mau menangis. Tapi sekeras mungkin ia menahannya.


ā€œannyeonghaseyoā€ balas kelima namja itu canggung. Mereka baru saja turun stage dan hendak kembali ke waiting room mereka, namun dikejutkan oleh seorang gadis yang berteriak-teriak tepat didepan ruangan mereka.


ā€œkau mencari siapa, agasshi?ā€ tanya Key sambil tersenyum ragu.
ā€œAku? Aku sedang mencariā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦.. teenā€¦..topā€¦ā€¦ wae?ā€
ā€œruang tunggu mereka bukan disituā€¦. Itu milik kami! Ini ruang tunggu TEEN TOPā€ ujar Taemin, dan bagai instruksi kelimanya menunjuk pintu putih dibelakang mereka dengan kompak. Hyo Jin tertegun, bagaimana bisa ia lupa? Kini selain harus menahan tangis, ia juga harus menahan mukanya yang mulai memerah karena malu. Hyo Jin langsung menunduk, lantas berjalan lurus melewati kelima namja yang langsung menyingkir memberikan jalan itu dengan lesu.


Hyo Jin mengulurkan tangannya untuk membuka pintu, sementara dibelakangnya member SHINee tengah memperhatikan gadis itu dengan ekspresi iba. Mereka belima belum ada yang beranjak dari posisinya, masih dengan sabar menunggu Hyo Jin membuka pintu. Dan ceklekā€¦ā€¦ā€¦


Gadis itu mendengus pendek. Ruangannya tetap saja kosong, dan intinya walaupun ia sudah mendapat insiden salah ruangan pun ia tetap sudah ditinggal pulang.


ā€œkosong?ā€ bisik Taemin yang langsung diangguki oleh member yang lain.


Hyo Jin bergeming di depan pintu yang terbuka. Detik itu, semua perasaan buruk tengah menggelayutinya. Dari mulai lelah, malu, pusing, lemas. Ini pekerjaan paling mengerikan yang pernah ia temui  dalam hidupnya. Dan gadis itu sama sekali tak sanggup bertahan lebih lama dari ini. Ia benar-benar mau mati. Sungguh. Ia harus mengundurkan diri secepatnya jika masih mau hidup.


Tiba-tiba saja sebuah tangan menyentuh bahunya. Hyo Jin menoleh dengan lemah, lalu sedikit terkejut begitu mendapati seorang pria tengah tersenyum padanya. Minho.


ā€œsepertinya mereka belum pulang. Mau kutemani mencari mereka?ā€



TBC



Itu omongan Minho ibarat oasis dipadang mahsyar tau gak?


Hyo Jin yang sabar ya ngadepin L.JoeT_T nanti aku keluarin sisi manis L.Joe kok tapi ga sekarang. Inget BERAKIT-RAKIT KE HULU BERENANG-RENANG KE TEPIAN, oke? tenang aja.... Hyo Jin ga bakal lama-lama kok jd assistant mereka, aku juga kasian (o_0) nanti dia bakal dapet pekerjaan yg lebih baik secepatnya


For my YEESUNGIEEEEā€¦ā€¦ā€¦ omooo..tuh kan, kl orang udah ganteng mo diapain aja tetep ganteng. Lega waktu ngeliat naui namja yang satu ini akhirnya ada fotonya juga. eotte? Eotte? Eotte? Keren kan? kepalanya seksi kan? hohohoā€¦^_^  We will miss ur selca, ur random dance-_-, ur baritone voiceā€¦. So ELF, KEEP CALM AND WAIT FOR OUR ART OF VOICE, okeeeh!!!!


back to my fic...Jengjengjengā€¦ā€¦. Akankah Hyo Jin pindah jadi assistant SHINee? *WHAT?* Wait the next part yoooā€¦.


BYEEE^_^  

Comments

Popular Posts