[One-Shoot] FATE







Special Fic for uri chingu because today is her birthday.
 *Saengil Chukkhaeyo 17th Nandita, hope your dream really come true in your new age, not your dream with Kris, Eunhyuk, or other, ok? but your really dream. Really really dream. And i also hope you can go back into a normal girl, hehehe only joking. Once again... Gute zum Geburtstaggggg Nandita Aliffffffff :)*.
 But this fic also for amused readers.
So...... enjoy guys :)









Tak tahu apa yang terjadi sebelumnya hingga membuat sosok gadis dengan rambut panjang kecoklatan itu nyaris terjungkal ke belekang. Beruntung tubuhnya tak jadi mendarat di atas keras dan dinginnya lantai sekolah, karena sebelum hal itu terjadi seorang laki-laki dengan pakaian yang sama dengannya meraih tubuhnya hingga berada di dalam dekapan sosok itu. Ia memejamkan matanya, namun secara perlahan ia kembali membukanya saat tubuhnya tak merasakan rasa sakit yang seharusnya ia rasakan.



Menyadari bahwa tubuhnya kini tengah mengambang dengan sosok laki-laki yang mendekapnya, buru-buru ia melepaskan dirinya dan kembali membuat posisinya menjadi berdiri. Ia tundukan kepalanya, menutupi rasa malu yang tengah menjalari tubuh mungilnya. Tak tahu apa yang harus ia lakukan, ia terus saja menunduk dengan bibir yang juga ikut terkatup.



“apakah kau baik-baik saja?” Tanya sosok itu khawatir.



Ia sedikit memberanikan dirinya mengangkat kepala guna melihat sosok yang baru saja menolongnya. Ia anggukan kepalanya pelan dan kembali menundukannya.



“kau lucu. eemmm.... kau harus lebih berhati-hati agar tak terjatuh lagi.” Ucapnya. Ia  mengangkat tangannya dan mengusap pelan puncak kepala gadis tersebut sebelum pergi meninggalkan gadis itu.



“ne.. gomawo.” Ia memutar tubuhnya. Menatap kepergian sosok tersebut dengan bibir yang sedikit tertarik ke setiap sisinya.




**********




Tubuh yang tinggi. Kulit yang putih bersih. Wajah yang tampan. Karir yang gemilang. Laki-laki mana yang tak menginginkan semua itu. Dengan bermodalkan hal-hal tersebut perempuan mana pun akan langsung jatuh hati dan terperangkap pada pesona yang dimilkinya. Dan hal itu terjadi pada seorang laki-laki muda berumur dua puluh empat tahun. Diusianya yang masih terbilang muda, ia sudah meraih beberapa kesuksesan yang mampu membuat beberapa orang yang memiliki umur yang sama dengan dirinya merasa iri atas kesuksesan yang ia raih.



“direktur, hari ini anda ada pertemuan dengan kepala design di kantornya.” Ujar wanita yang tengah berdiri dengan memegangi satu buah agenda berwarna coklat yang diyakini sebagai agenda kegiatan untuk seseorang yang ia panggil direktur itu.



Sosok itu menghentikan aktivitasnya -membuka tiap map yang berada di atas meja dan menorehkan tanda tangannya pada kertas-kertas tersebut-. Melirik sekilas pada arloji yang mengikat pada pergelangan tangannya.



“ya, saya akan berangkat sekarang.” Ia sudahi kegiatannya pada lembaran map tersebut, dan beralih meraih jasnya yang tersampir pada kursi yang di dudukinya.



“baik. saya akan menyiapkan supir untuk mengantar anda.” Wanita itu merundukan badannya sebelum pergi keluar dari ruangan tersebut.




**********




Dengan mengenakan setelan jas berwarna biru, sosok laki-laki muda itu berjalan keluar dari mobilnya. Tanpa ada yang mengawal dirinya, ia berjalan menuju lift. Menekan tombol naik pada dinding lift dan menunggunya. Sembari menunggu kedatangan lift tersebut, ia sedikit bersantai dengan ponselnya.



Suara dentingan terdengar, menandakan bahwa sosok laki-laki tersebut sudah harus masuk ke dalam. Tanpa mengulur waktu, ia segera masuk dan menekan satu buah tombol yang berlebelkan satu buah angka. Namun hal itu urung dilakukannya karena kemunculan seorang gadis secara tiba-tiba sembari menahan pintu lift agar tak tertutup.



Pintu lift yang kembali terbuka membuat sosok gadis itu dapat dengan jelas dilihatnya. Nafasnya yang tak teratur serta wajahnya yang sedikit berkeringat membuat ia mengetahui bahwa sosok gadis itu tengah dalam keadaan yang tak baik. Ia pun kembali menekan tombol tersebut setelah sosok gadis itu masuk dan berdiri tak jauh darinya.



Suasana hening menyelimuti mereka. Hanya diam dan menatap lurus ke depan. Layaknya sebuah patung, tubuh mereka tak bergerak sejak pintu lift tertutup hingga pintu lift kembali terbuka. Disaat pintu lift terbuka, muncul sekumpulan orang yang berbondong-bondong masuk dan menyesaki lift tersebut. Kumpulan orang yang didominasi oleh laki-laki itu kini menjajah hampir seluruh bagian lift, hingga membuat kedua orang yang telah berada di dalam terlebih dulu kini sudah tanpa sengaja saling merapat kebagian pojok lift.



“egh...”Erang gadis itu saat dirasanya tubuh laki-laki yang berdiri di depannya semakin lama semakin menghimpitnya.



Erangan pelan tersebut berhasil menarik perhatian sosok laki-laki berjas biru itu. Ia memutar kepalanya melihat kearah sosok gadis yang berdiri di sampingnya. Sebuah keadaan yang sedikit mengganggunya tengah terjadi terhadap gadis tersebut. Membuat ia dengan spontannya menarik lengan gadis itu dan memojokkannya pada dinding lift.  Sedangkan dia, ia berdiri tepat di depan sang gadis dengan tubuh yang menghadap gadis tersebut.



“tenang saja. aku tak akan berbuat buruk kepada mu. aku hanya ingin menyelamatkan mu dari laki-laki itu.” Bisiknya saat gadis tersebut merasa terkejut atas perlakuan yang diterimanya.




**********




Perbincangan ringan yang diselingi candaan itu terus terjadi sepanjang pertemuan diantara keduanya. Mereka nampak tak memperdulikan perbedaan umur yanng terpaut cukup jauh, karena nyatanya umur tak membuat mereka tak dapat berkomunikasi dengan baik.



“kau terlalu merendah Luhan-ssi.” Wanita itu tersenyum. Laki-laki bernama Luhan itu ikut tersenyum sembari menganggukkan kepalanya.



Wanita itu menghubungi sekertarisnya dan meminta ia untuk memanggil seorang perempuan yang telah dipercaya oleh perusahaan miliknya untuk mengurus kerja sama antara perusahannya dengan perusahaan yang dipimpin oleh Luhan.



Mereka kembali terlibat perbincangan ringan yang sangat menyimpang dari urusan pekerjaan yang sebelumnya direncanakan. Perbincangan mereka terlihat seperti perbincangan antara seorang ibu dengan anaknya.



Suara ketukan pintu membuat kedua orang itu sejenak menghentikan pembicaraan yang tengah terjadi. Sang wanita mempersilahkan sang pengetuk untuk masuk ke dalam.



“maaf, presdir mencari saya?” Tanya sosok itu saat dirinya telah berdiri di dekat meja wanita tersebut.



“ya. ini direktur Xi, dia pemimpin Lixcite group.” Ucap Wanita itu memperkenalkan sosok laki-laki yang masih duduk memunggunginya. Perempuan itu dengan cepat merundukan badan memperkenalkan dirinya.



“eo.. saya Kim Taerin. mohon bantuannya.”



Mendengar perempuan itu memperkenalkan dirinya, Luhan pun bangkit dari kursinya dan memutar tubuhnya. “saya Xi Luhan.” Luhan membungkukan sedikit badannya.



“Taerin-ssi, mulai hari ini kau bisa melakukan tugas mu untuk perusahaan yang dipimpin oleh direktur Luhan.”



“ne presdir.”




**********




Luhan berjalan keluar dari lift yang membawanya hingga menuju lobby perusahaan besar itu. Perusahaan besar, berarti akan ada banyak orang yang berada di dalamnya. Dan itulah pemandangan yang kini tengah ada dihadapannya. Berpuluh-puluh orang tengah berlalu-lalang memenuhi area tersebut. Namun baginya hal seperti itu merupakan hal yang wajar, karena pemandangan seperti itu sering dilihatnya di perusahaan yang dipimpinnya sendiri. Padahal perusahaannya tak sebesar dengan perusahaan milik koleganya itu.



Tapi sayangnya bukan orang-orang itu yang menjadi perhatian bagi Luhan, tetapi sosok gadis yang tengah berjalan dengan beberapa lembar map di dalam dekapannya, dan tak lupa ponselnya yang terus ia gunakan sejak ia berjalan masuk ke dalam bangunan tersebut. Merasa penasaran dan secara kebetulan juga arah menuju pintu keluar searah dengan arah dimana gadis itu tengah berjalan, Luhan pun berjalan menghampiri sosok gadis itu.



Namun sebuah pemandangan lain berhasil membuatnnya secara cepat berlari menghampiri gadis itu. Seorang laki-laki dari arah belakang tengah berlari dengan ponselnya yang masih terus ia gunakan, membuat laki-laki itu tak dapat memperhatikan jalan di depannya dan hampir membuat sosok gadis yang menjadi perhatian Luhan jatuh tersungkur. Namun beruntungnya Luhan datang tepat pada waktunya sehingga gadis itu kini jatuh ke dalam pelukannya.



“te-terima kasih direktur Xi.” Gadis itu segera memperbaiki posisinya. Berkali-kali ia merundukan badannya, berterima kasih serta merasa tak enak hati karena telah mendapatkan pertolongan dari seorang Luhan.



“sama-sama. tapi, apakah kau baik-baik saja?”



Masih dengan kepala yang tertunduk, gadis itu menganggukan kepalanya. Ia masih tak berani untuk menatap sosok laki-laki yanng masih menatapnya dengan cemas.



“eeeemmmm.... kalau begitu saya permisi direktur Xi. sekali lagi terima kasih atas pertolongan anda.” Gadis itu kembali membungkukan badannya dan segera berlari meninggalkan Luhan.




“kau tak berubah. kau masih tetap sama seperti dulu. tetapi...... apakah kau mengingat ku? aahh... dulu saja kau tak mengenal ku, tak mungkin kini kau mengingat ku. iya kan direktur Xi?”




**********




Langit telah berubah menjadi kemerahan. Jalan-jalan juga sudah mulai dipenuhi oleh para pemilik kendaraan pribadi yang telah siap untuk kembali ke rumah mereka. Namun Luhan -direktur muda itu- masih disibukan dengan beberapa lembar map yang harus ia selesaikan saat itu juga. Tetapi disaat tersisa satu map lagi, Luhan malah menutupnya. Ia menyenderkan tubuhnya pada kursi. Memejamkan matanya sejenak.



“kenapa aku merasa seperti pernah bertemu dengannya? caranya berjalan serta disaat ia terkejut itu tak asing lagi bagi ku. sebenarnya siapa dia?”



Luhan kembali membenarkan posisi duduknya. Ia raih benda berbentuk persegi panjang yang berada di dalam saku jasnya. Membuka kunci benda tersebut dan mulai menggunakannya.



Tak tahu apa yang dicarinya. Tetapi setelah beberapa saat benda itu terus ia gunakan, akhirnya ia memutuskan untuk mengakhirinya. Entah ekspresi apa yang tengah ditunjukkan oleh dirinya sesaat setelah benda itu ia ia letakkan di atas meja. Apakah senang? Terkejut? Bingung? Sedih? Entahlah, ekspresinya tak dapat dijelaskan.



Benda berbentuk persegi panjang itu tiba-tiba saja mengeluarkan suara yang nyaring, membuat Luhan yang tengah menggunakan tangannya sebagai topangan kepala beralih kepada benda tersebut. Sebuah nama yang tak asing lagi baginya terpampang pada screen benda tersebut. Segera ia angkat dan meletakkan benda itu pada telinganya.




“waeyo Min Seok-ah?”
“................................”
“aku sudah selesai. kalau begitu sampai bertemu.”




Luhan mengakhiri pembicaraan dengan lawan bicaranya yang bernama Min Seok itu. Tanpa membiarkan banyak waktu lagi yang akan terbuang, segera ia raih jasnya dan keluar dari ruangan tersebut.




**********







McLaren putih itu baru saja terparkir di depan sebuah café. Sang pengendara segera turun dan berjalan memasuki café tersebut. Sesampainya di dalam, seorang pelayan telah menyambutnya. Memberikan senyuman selamat datang pada sosok tersebut.



“atas nama Wu Yi Fan.” Ucapnya pada pelayan tersebut.



“tuan Wu Yi Fan, kalau begitu mari ikut saya.” Pelayan itu berjalan menuju salah satu meja yang berada dibagian kiri café tersebut. Sebuah meja yang telah dihuni oleh dua orang laki-laki tampan yang tengah menikmati minuman yang mereka pesan.



Sang pelayang mempersilahkan sosok tersebut. Ia pun segera melenggangkan kakinya menuju meja yang telah ditunjuk pelayan tadi padanya.



“apakah kalian sudah lama?” Tanyanya. Ia segera menduduki kursi kosong yang tersisa pada meja tersebut.



“tidak. aku juga baru saja sampai, tetapi kalau orang ini.... entahlah.” Jawabnya yang terdengar seperti sebuah sindiran untuk sosok laki-laki lain yang berada di tempat itu.



“eo... kau sudah sejak kapan berada disini Wufan-ah?”



“tak lama sebelum laki-laki berwajah imut ini sampai.” Ujar Wufan sembari melirik laki-laki yang duduk dihadapannya yang baru saja menyindirnya.



“oh iya, kau ingin pesan apa Luhan-ah? biar nanti sekalian aku memesan cake untuk ku.”



Luhan diam sejenak. Memperhatikan beberapa hidangan yang berada di dalam buku menu yang ada di depannya.



“eeemmm... cappuccino dan caramel tiramissu.”



Laki-laki itu segera beranjak menuju meja pemesanan. Menyebutkan dua jenis cake serta satu cappuccino yang diinginkan. Sedangkan dua sosok yang masih duduk di meja tersebut, hanya diam dengan pikiran masing-masing.



“apakah kau ingat kejadian saat pesta kelulusan?” Tanya Luhan gamang. Ia senderkan tubuhnya. Menatap lurus ke depan dan tak melihat sosok Wufan yang ia ajak bicara.



Wufan menaikan sebelah alisnya. Menatap bingung pada sosok Luhan yang tiba-tiba saja menanyakan hal yang sama sekali tak pernah  ia bicarakan sebelumnya. Dan hal itu sedikit membuat Wufan merasa tertarik karena tak biasanya temannya itu mau membicarakan hal-hal seperti itu.



“kenapa? apakah kau sudah..................” Wufan menghentikan ucapannya saat sosok laki-laki yang memesan makanan telah kembali dengan membawa dua piring cake serta secangkir cappuccino hangat.



Ia letakkan pesanan Luhan tepat dihadapannya. Dan meletakkan cake yang ia inginkan di dekatnya.






“terima kasih Min Seok-ah.” Luhan menyeruput cappuccino hangat tersebut sebelum memasukan sesendok caramel tiramisu ke dalam mulutnya. Memanjakan perut serta lidahnya untuk beberapa saat tak apa kan, pikirnya. Ya... setidaknya sebelum ia kembali menceritakan apa yang ingin ia ceritakan.



Cukup lama mereka hanya saling diam dengan segala sesuatu yang memenuhi pikiran masing-masing. Tak ada kontak apa pun diantara mereka, hingga Luhan memecahkan keheningan dengan kembali melontarkan kalimat yang membuat sosok Min Seok terkejut namun tak untuk Kris.



“gadis itu kini berada didekat ku. dia yang akan mengurus project baru perusahaan ku.”



“nde? gadis? apa maksud mu?” Min Seok menghentikan kegiatannya memasukan sesendok demi sesendok potongan cake ke dalam mulutnya. Ia mengubah posisinya sedikit menedekat kepada Luhan.



Luhan kembali diam. Ia hanya menatap dengan gamang sesuatu di depannya. Sejenak suasan hening merajai ketiga laki-laki tampan itu, hingga Luhan kembali bersuara dengan menunjuk sesuatu yang berada jauh dari tempat mereka.



“lihat itu. gadis berambut panjang itu gadis yang ku maksud.”



Wufan dan Min Seok secara bersama-sama memutar kepala mereka mengikuti arah yang dimaksud Luhan. Keduanya saling mengerutkan kening dan alis mereka juga bertaut. Gadis dengan rambut panjang kecoklatan yang diurainya. Mereka kembali menatap Luhan yang masih terus memperhatikan gadis itu hingga ia telah pergi meninggalkan café.



“kalian ingat, kejadian enam tahun lalu saat pesta kelulusan?” Luhan kmebali menatap kedua temannya tersebut. Ia sedikit menghembuskan nafasnya sebelum kembali melanjutkan ucapannya.



“gadis itu gadis yang ku tolong waktu itu. dan kalian ingat apa yanng aku katakan waktu itu pada kalian?” Luhan kembali menatap kosong ke depan. Mencoba menerawang kejadian dimasa lalu yang beberapa saat yang lalu telah memenuhi pikirannya.



Min Seok menganggukan kepalanya dan diikuti oleh Wufan yang kembali menyenderkan tubuhnya. Mereka seperti  telah mengetahui apa yang ada di dalam pikiran temannya itu. Sesuatu yang selama ini membuat Luhan tak pernah mau mencoba berhubungan dengan seorang gadis satu pun.



“sebuah pertemuan yang tak terduga pasti akan kembali terjadi, dan itu meruapakan sesuatu yanng telah direncanakan...” Luhan diam sejenak. Ia kembali meneguk sedikit cappuccinonya sebelum kembali melanjutkan ucapannya. “dan kini aku kembali bertemu dengannya, dalam keadaan yang sangat tak terduga. dan itu adalah............................................... takdir ku.”



 The End ^.^





halloha...... the first week in Mei! wow....  time goes fastest ya.

back to the fic, are readers amused with my fic? aaaahhhh... i know i know, readers don't have to answer i already knew your answer, because my fic isn't as good as a fic created by author Salsa or GSB.

eeemmm... sorry for making absurd fic *again!* and  because now already night and Donghae oppa said to me to sleep earlier so i will go now. *following GSB's style*
see you in the other fic.

oh iya, i want to announce that the next part of "Your New Face" will be publish as soon as in this month. so i hope readers still waiting ya...

and now i must go, annyeong.....감사합니다 ^^

Comments

Popular Posts