ALMOND
cast : Kris Wu and You (or you can imagine a girl who you want)
genre : *em~ you can choose your favourite genre for this fic after read it. because i'm lazy to explain about the genre. because it's surprise heheh..*
Kau berjalan memasuki café yang telah dipesankan oleh teman mu.
Ya... ini semua rencananya untuk memperkenalkan mu dengan seorang laki-laki yang
kau sendiri tak mengetahui siapa laki-laki itu. Semua ini ia lakukan karena
kau tak
bisa melupakan sosok yang selama ini telah menghiasi hidup mu. Oh come
on.. semua orang juga tahu kalau berbicara lebih mudah dibandingkan
menjalankannya. Namun teman mu tetap memaksa mu untuk melakukan blind date itu.
Kau mengedarkan mata mu. Mencari sosok laki-laki yang mengenakan
setelan jas berwarna coklat -kata teman mu yang merancang pertemuan itu sesaat
sebelum kau berangkat-. Dan tak lama, kau sudah menemukan dimana sosok itu
tengah menunggu. Ya... disebuah meja yang
berada di pojok café. Memang terlihat terpencil dibandingkan meja-meja
yang lain, namun ayolah... meja itu
berada di dekat jendala yang langsung mengarah ke pemandangan pantai.
Bukankah sangat romantis?
Kau menghembuskan nafas mu. Merapihkan pakaian mu, dan berjalan
menghampiri sosok itu. Tepat di belakangnya, kau berhenti. Namun kau tak
langsung menegurnya, atau muncul dihadapannya. Kau terlebih dulu memperhatikan
sosok itu. Tubuhhnya cukup tinggi, ah tunggu, bukan cukup. Tetapi memang sepertinya
ia memiliki tinggi diatas rata-rata seorang laki-laki pada umumnya. Rambutnya
berwarna coklat keemasan.
Setelah tak ada lagi yang dapat kau teliti karena ia memunggungi mu, akhirnya kau memutuskan untuk
menegur dan muncul dihadapannya. Kau cukup
merasa penasaran akan paras sosok itu. Walaupun kau tahu, laki-laki itu
pasti memilki paras yang cukup tampan atau mungkin sangat tampan.
Sosok itu bangkit dari duduknya saat melihat mu. Dan kau, kau
langsung membungkuk begitu mata kalian tak sengaja bertemu.
“silahkan duduk.” Ucapnya mempersilahkan mu untuk menempati kursi
yang berada di depannya. Kau pun langsung menduduki kursi itu.
Beberapa saat kalian hanya diam. Tak melakukan apa pun selain
menikmati pemandangan pantai yang berada di luar. Hingga seorang pelayan datang
menanyakan pesanan yang akan kalian pesan. Sosok itu bertanya pada mu, dan kau
menyebutkan apa yang sedari tadi menarik perhatian mu. Cold mango passion dan juga sepiring fettuccine pesto. Sedangkan dia, ia
memesan secangkir americano dengan fusilli pesto.
Kalian masih saja terus diam. Tak ada yang bergeming hingga pelayan
tadi kembali datang dengan membawa pesanan kalian. Sejenak kau perhatikan soosk
itu. Rahangnya begitu keras, kulitnya juga bersih. Tampan, batin mu. Namun
kau buru-buru menghilangkan pikiran mu itu dan kembali fokus pada makanan mu.
“maaf, bolehkah aku tahu siapa nama mu.” Tanya mu disela-sela
makan.
Sudah hampir satu jam tapi kalian tak berkenalan. Ya... wajar saja
kau merasa penasaran. Walaupun pada awalnya kau tak terlalu tertarik pada sosok
laki-laki itu, tetapi setelah duduk dimeja yang sama dengannya, rasa penasaran
mu tiba-tiba saja muncul. Ia berbeda, pikir mu.
Ia menghentikan aktivitasnya. Mengangkat kepalanya dan menatap mu.
“Kris Wu.” Jawabnya dan mengulurkan tangannya pada mu. Sejenak kau hanya diam menatapnya. Haruskah aku menmbalas jabatannya,
pikir mu.
“ini alasan ku kenapa sejak tadi aku hanya diam. aku tahu kau
memiliki suatu kenangan yang membuat mu enggan untuk berhubungan dengan
laki-laki manapun selain sosok laki-laki masa lalu mu itu.”
Ia menarik kembali tangannya. Menyenderkan tubuhnya pada kursi.
Dan hal itu membuat mu sedikit merasa bersalah. Kau yang menanyakan namanya,
tapi ketika ia hendak menjabat tangan mu, kau sama sekali tak menggubrisnya.
“maaf...” Ucap mu lemah.
<<<<<>>>>>
Mobil yang kau tumpangi baru saja menepi tepat di sebuah bangunan
yang tak terlalu besar namun terlihat mewah dan elegant. Kau melepaskan
seatbelt yang melindungi tubuh mu, dan membuka pintu mobil itu. Namun urung kau
lakukan karena tiba-tiba saja seseorang mencengkram lengan mu.
“aku tak akan memaksa mu. kita mulai dari awal dan lakukan
bersama-sama.”
Kau hanya tersenyum mendengar ucapannya. Ya... sosok itu adalah
Kris Wu. Seorang laki-laki yang baru saja kau kenal.
“ya. terima kasih sudah mengantar ku. kau hati-hatilah
berkendara.” Ucap mu dan kemudian keluar dari mobil itu.
Ia membuka kaca pada kursi penumpang. Berpamitan pada mu, dan
melambai singkat. Dan tak lama mobil itu melaju meninggalkan mu.
“ya.. kau benar. kita akan memulainya dari awal. sangat awal....”
<<<<<>>>>>
Sudah hampir satu bulan ini, kau sering menghabiskan waktu mu
dengan Kris. Ya.. laki-laki yang teman mu perkenalkan melalui blind date yang ia rancang. Awalnya kau sangat menolak melakukan
hal yang kau sebut konyol itu, tapi setelah kau tahu dan mengenal sosok Kris,
kau sama sekali tak menyesalinya. Kau malah merasa beruntung, dan merasa
bersalah karena sempat memaki teman mu karena keinginannya itu. Dan bukankah
sudah seharusnya kau berterima kasih padanya?
Dan hari ini, sama seperti hari-hari sebelumnya. Kau berencana
untuk menghabiskan malam mu dengan Kris. Kau mengundangnya untuk datang ke
rumah mu, untuk makan malam bersama. Kau bilang padanya bahwa kau akan memasakkan
makanan untuknya.
Kau baru saja selesai membersihkan diri mu saat suara bel rumah mu
berbunyi. Dengan cepat kau kenakan dress
selutut berwarna blanched almond yang
mengekspos lengan serta punggung mu, yang telah kau persiapkan sebelumnya. Dan
dengan cepat juga kau merias wajah mu dengan make up-make up yang sudah biasa
kau kenakan.
Segera setelah kau memastikan bahwa diri mu telah siap, kau segera berjalan
keluar dan membuka pintu rumah mu. Kau tersenyum saat menemukan soosk Kris
disana.
“maaf membuat mu menunggu. tadi aku......” Belum sempat kau menyelesaikan kalimat mu,
Kris telah lebih dulu memotongnya dengan sebuah kalimat yang mampu membuat mu merasa
melayang di langit ketujuh.
“kau sangat cantik malam ini.” Ujarnya dengan tersenyum menawan.
“terima kasih.”
“oh iya, ini untuk mu. awalnya aku ingin memberikan mu bunga,
tetapi kau kan tak terlalu menyukainya. makanya aku memberikan mu ini, karena
aku tahu kau pasti akan lebih memilih ini dibandingkan dengan berpuluh-puluh
bunga mawar.” Ucap Kris sembari
menyerahkan satu buah tas kepada mu.
Dengan tersenyum senang, kau meraih tas itu. Kau membukanya dan
melihat isinya. “almond?” Tanya mu saat
melihat isi kotak yang berada di dalam tas tersebut.
“ya. kau menyukainya kan?”
Kau menganggukan kepala mu. Dan kembali tersenyum pada Kris. “ayo
masuk. aku sudah memasakkan makanan yang lezat untuk mu.” Ajak mu sembari
melingkarkan tangan mu pada lengannya.
Kau mempersilahkan Kris untuk duduk. Namun kau tak lantas duduk
begitu saja, kau harus mempersiapkan hidangan-hidangan yang telah kau buat
sebelumnya.
“wah... apakah kau yang menata meja ini sendiri?” Tanya nya
takjub. Ya tentu saja ia akan meresponnya seperti itu, coba bayangkan. Kau
menata meja itu seperti sebuah makan malam sepasang kekasih. Lilin-lilin yang
bertebaran diatas meja, serta bunga mawar yag kau letakan di tengah meja.
Padahal kau dan Kris tak memiliki hubungan apa pun saat itu.
Kau melihat sekilas pada Kris dan tak lupa kau tersenyum padanya.
Kemudian kau kembali melanjutkan aktivitas mu -mempersiapkan makanan yang akan
kau dan Kris santap bersama-. Setelah semua siap, kau segera meletakan
makanan-makanan tersebut diatas meja.
“ayo kita makan.” Ajak mu.
Kris menyantap makanan yang kau buat. Sementara itu, kau hanya
diam menanti responnya. Ia menautkan kedua alisnya saat mengunyah makanan mu, dan
hal itu sedikit membuat mu merasa takut kalau saja rasanya tak sesuai dengan
lidahnya.
“eemm.. enak. ternyata kau pandai memasak ya.” Pujinya dan kembali
melahap makanannya.
Kau menghembuskan nafas mu begitu mendengar komentarnya. Ternyata
tak sia-sia usaha mu untuk membuatkan makanan untuknya. Kau pun mulai melahap
makanan mu. Beberapa saat, kalian hanya terdiam. Saling menikmati makanan
masing-masing. Hingga tiba-tiba saja Kris bertanya pada mu, membuat keheningan
itu lenyap begitu saja bagaikan makhluk abstral.
“aku ingin bertanya pada mu. sebenarnya pertanyaan ini sudah lama
ingin ku tanyakan, tapi... aku takut menyinggung mu.” Kris menggantungkan
ucapnnya, dari wajahnya ia terlihat ragu. Tapi menurutnya, sekarang adalah saat
yang tepat baginya untuk bertanya. “sebenarnya, kenapa kau sampai tak bisa
menjalin hubungan dengan laki-laki lain setelah laki-laki dimasa lalu mu itu?”
Kau menghentikan aktivitas mu. Kau mengangkat kepala mu, dan menatap
matanya dalam. “apakah kau benar-benar ingin mengetahuinya?”
Kris menganggukan kepalanya. Ia telah kembali kepada posisinya.
“dia adalah satu-satunya laki-laki yang mampu membuat ku merasa
nyaman. dia selalu menemani ku, menghibur ku, dan dia selalu ada disaat aku
membutuhkannya. namun enam tahun yang lalu, ia pergi. pergi meninggalkan ku.”
Kau menjeda cerita mu. Kau membutuhkan waktu untuk mengumpulkan kembali ingatan
masa lalu yang selalu membuat mu menderita hingga saat itu.
“pergi? kenapa?” Tanya Kris karena kau tak kunjung melanjutkan cerita mu.
“ya... ini karena kesalahan ku. andai saja waktu itu aku datang
tepat pada waktunya, pasti saat ini aku masih bersamanya. dan aku pasti juga
bisa berkumpul dengan orang tua ku.”
Kris bangit dari duduknya. Ia berjalan kearah mu, dan memberikan mu
pelukan terhangatnya. Kau terkejut, namun kau tetap menerima perlakuan itu.
“jangan menangis lagi. biarkan masa lalu itu menjadi kenangan indah
untuk mu, walaupun masa lalu itu tak indah.”
“mmm~ bagaimana kalau kita makan cake. tadi aku baru membuatnya. apakah
kau mau mencoba?” Tawar mu sembari menyekah air mata yang mengalir dipipi mu.
Kris menganggukan kepalanya. Namun sebelum kau mengambil cake yang
kau maksud, terlebih dulu kau rapihkan makanan-makanan yang bearda diatas meja,
dan membawanya kembali ke dapur.
Tak butuh waktu lama bagi mu untuk mempersiapkan cake tersebut. Karena
kini kau telah kembali dengan dua piring cake untuk mu dan juga untuk Kris.
“almond?” Tanya Kris saat kau meletakan cake untuknya diatas meja.
“iya, cobalah. kau akan menyesal jika tak mencobanya. almond itu
sangat enak jika kita padukan dengan cake seperti itu.” Ujar mu sembari
menyuapkan satu sendok potongan cake ke dalam mulut mu.
“hm~ baiklah. tapi sebelumnya, aku ingin bertanya satu hal lagi
pada mu. kenapa kau menyukai almond? bukankah biasanya seorang wanita lebih
menyukai sesuatu yang manis?”
Kau mendecak, rasanya kesal
ketika kau harus kembali meceritakan sesuatu yang sampai kapan pun tak akan
pernah bisa kau lupakan. “aku mulai terbiasa dengan almond, dan mulai
menyukainya sejak enam tahun lalu. dan itu karena laki-laki itu.”
Kalian kembali terdiam. Tak ada yang berniat untuk membuka suara
selama menyantap makanan manis itu. Hingga kau berinisiatif untuk menanyakan
pendapatnya mengenai rasa cake yang kau buat.
“bagaimana? apakah rasanya enak?”
“iya. ini sangat lezat. kau benar, almond memang....” Kris tiba-tiba
saja memegangi tenggorokannya. Ia terbatuk. Wajahnya berubah menjadi pucat. Ia
mencoba untuk bangkit, namun tubuhnya langsung ambruk dan terjatuh ke bawah.
Sementara itu, kau hanya melihatnya. Kau sama sekali tak bergerak
dari posisi mu. Kau memandang Kris yang tengah kesakitan dari atas kursi.
“apakah sakit Kris?” Tanya
mu. Kau bangkit dari duduk mu. Berjalan menghampiri Kris. Mengangkat kepalanya
dan meletakannya diatas paha mu.
Kau tertawa singkat, dann hal itu berhasil membuat Kris yang
tengah kesakitan menatap mu. “apakah kau mau tahu, laki-laki yang ku maksud
itu? dia... dia Byun Baekhyun. kakak laki-laki ku yang kau dan kelompok mu
bunuh enam tahun lalu. seharusnya aku bertemu dengannya di tempat kau membunuhya,
di kantor ayah ku. namun aku terlamabat. aneh bukan, sepertinya Tuhan sengaja
membuat ku harus mendapatkan kelas tambahan di sekolah dan membuat baterai
ponsel ku habis. agar aku bisa membunuh mu dan juga kawanan mu yang telah
membunuh keluarga ku.”
Kau mengusap peluh diwajah
Kris dengan tangan mu. Wajahnya begitu pucat, bahkan terlihat semakin pucat.
Ia terlihat seperti tengah menahan rasa
sakit yang tengah menjalar disekujur tubuhnya, bukan terlihat tetapi memang ia
sedang merasakan rasa sakit yanng teramat sakit itu.
“aku tahu. separuh dari kawanan mu membunuh orang tua ku ditengah
perjalanan mereka menuju restaurant, yang seharusnya kami bertemu di tempat itu
untuk merayakan pesta pernikahan mereka. dan kau, kau beserta separuh kawanan
mu yang lain datang ke kantor ayah ku entah untuk apa. namun sayangnya ketika
kau menjalankan aksi mu, kakak ku tiba-tiba datang dan menyaksikannya. dan
kau... kau membunuhnya.”
“ja-jadi.... k-kau......” Kris mencoba mengungkapkan sesuatu,
namun rasa sakit yang ia rasakan membuat ia tak mampu melakukan hal itu. Ia
mengerang kencang.
“ya, kau benar. aku adalah anak perempuan dari keluarga Byun, yang
kau dan kawanan mu cari selama ini. aku berterima kasih kepada teman ku, karena
dia, aku tak perlu bersusah payah untuk mencari mu.”
Kau kembali menggerakkan tangan mu. Menyentuh wajah Kris yang
terlihat semakin tak berdaya.
“dan perlu kau tahu, kematian kawanan mu merupakan ulah ku. aku
yang membunuh mereka. mulai dari Kim Jong Dae, Do Kyung Soo, Kim Joon Myun, Park
Chanyeol, Kim Minseok, Huang Zi Tao, Oh Sehun, Kim Jong In, dan Zhang Yixing. mereka
ku bunuh dengan mencapurkan potassium
sianida, ke dalam makanan mereka. sama halnya dengan mu Kris. di dalam cake
yang kau makan, aku telah mencampurkan zat beracun itu.” Kau tersenyum.
Tersenyum bagaikan mendapat harta berlimpah yang terkubur bertahun-tahun.
“dan bukankah ini seperti yang kau lakukan pada kakak ku? kau
membekap mulutnya dengan sapu tangan
yang telah lebih dulu kau lumuri dengan cairan sianida. lalu meninggalkannya yang tengah sekarat begitu saja. lucu
bukan? aku menyukai almond karena kematian kakak ku.”
Kris terlihat begitu terkejut, tapi anehnya ia malah mengangkat
tangannya. Mendekatkannya pada wajah mu, dan mengelus wajah mu dengan lembut.
“k-kau tum..buh menjadi wa-wanita ya..ng cantik...” Ia kembali terbatuk,
sepertinya racun itu telah benar-benar mengambil alih kerja tubuhnya. “da.. dan
maaf, ka-karena aku te-telah mem..
bu-nuh.... ke-ke... luarga.... mu.” Tangannya terjatuh begitu saja. Tubuh
besarnya sudah tak mampu lagi menahan rasa sakit itu, hingga membuat ia
langsung menghembuskan nafas terakhir setelah mengucapkan kalimat permohonan
maaf kepada mu.
Begitu melihat tubuh Kris yang sudah tak bernyawa, kau mendekatkan
wajah mu pada wajahnya. Mencium singkat bibir Kris. “memang bau almond sangat
menenangkan.” Ujar mu dan kemudian bangkit meninggalkan Kris yang tergeletak
diatas lantai.
Kau berjalan menuju dapur, meraih segelas juice yang berada di dalam lemari pendingin. “semua sudah selesai. semua
sudah benar-benar berakhir. aku sudah melakukan semuanya. dan kini saatnya aku
untuk melakukan apa yang dikatakan Kris tempo hari. memulainya dari awal.”
Kau meminum habis juice
itu, hingga tak menyisakan apa pun di dalamnya. Sesaat kau pejamkan mata mu,
mencoba menenangkan diri mu sendiri. Dan tak lama setelah itu, tubuh mu
langsung terjatuh bersama dengan gelas yang kau pegang. Kau terbatuk, wajah mu
memerah dan tiba-tiba saja langsung berubah menjadi pucat. “sampai kapan pun
aku akan tetap menyukai almond. karena almond aku kehilangan keluarga ku.
karena almond aku bisa membunuh orang-orang terkutuk itu. dan karena almond
pula, aku akan menyusul mereka ke surga.”
Kau masih dapat tersenyum setelah mengucapkan hal itu. Bahkan otak
mu masih sanggup untuk mengingat apa yang telah kau campurkan ke dalam juice yang kau minum tadi. Potassium sianida, ya kau memasukkan
racun itu ke dalam juice yang baru
saja kau minum. Kau memang sengaja melakukan hal itu. Kau telah merencanakan
semua ini. Bahkan alasan mu menggunakan racun itu untuk membunuh bukan hanya
karena kakak mu mati akibat racun itu, tetapi kau juga tahu bahwa sianida akan menghasilkan bau almond
-sesuatu yang sangat kau sukai- yang menyengat setelah seseorang mati akibat
mengkonsumni racun itu.
Kau menghela nafas perlahan, seperti tengah menghilangkan rasa
sakit yang tengah kau rasakan. “aku menerima permintaan maaf mu Kris.” Ucap mu
untuk yang terakhir kalinya. Karena setelah kau mengucapkan itu, kau
menghembuskan nafas mu untuk yang terakhir kalinya.
END
first *deep bow*, because i come back with absurd fic *again!*. ha~ i don't know, why could i make fic like this? but i think GIGS need a refresher especially for me.
oh iya, i made this fic only one day, so sorry if this is very absurd and there are many typo. em~ i don't want to linger, so hope readers enjoy..... 감사합니다 ^^
Comments
Post a Comment