[One-Shoot] Is It a Dream?





cast :
  • Hwang Ah Hyo  (OC)
  • Moon Jong Up  (B.A.P)
  and other original cast and also B.A.P members.



This fic has a little bit strange. so before you read this fic, i wanna give "WARNING" sign to help you from the bad situation (?) after you read this fic.
Em~ i think, now it's your time to enjoy this fic...

Happy reading :)







Mengagumi seseorang bukanlah hal berdosa. Bukan pula hal buruk yanng harus dilaporkan kepada pihak yang berwajib. Dan bukan juga hal lucu yang harus ditertawai.


~~~~~*~~~~~


Ada apa dengan dua orang yeoja di hadapanku ini? Kenapa mereka malah tertawa? Apakah salah jika aku mengagumi atau bahkan menyukai seseorang? Adakah peraturan di dunia ini yang melarang seseorang untuk mengagumi orang lain? Aku tidak mengagumi orang yang aneh. Dan aku juga tidak menyukai seseorang yang tidak jelas. Yang membuatku menjadi seperti ini adalah sosok orang yang sangat wajar untuk dikagumi. Sosok yang memiliki bakat untuk dibanggakan. Dan wajahnya, wajahnya pantas bahkan sangat pantas untuk dipuja.



“berhentilah tertawa! ini tidak lucu sama sekali.” Geramku saat lagi-lagi dua sosok di hadapanku ini tak kunjung menghentikan tawa mereka.



“hahaha... baik-baik. aku akan berhenti tertawa.”



Aku mencibir saat Min Gi mengatakan bahwa ia akan berhenti tertawa. Sungguh... aku tak dapat mempercayainya. Mempercayai seorang Park Min Gi hanya akan menggiringku pada kesesatan. Dan sejujurnya, aku meminta mereka untuk berhenti tertawa bukan semata-mata karena aku tak suka menjadi  bahan tertawaan mereka, tetapi aku lebih merasa kasihan pada Jung Ra. Yeoja itu, setiap kali ia tertawa tak ada suara sekecil apa pun yang ia keluarkan. Dan hal itu membuatku sedikit takut, ingat se-di-ki-t, jika saja ia mati hanya karena tertawa seperti itu.



Aku kembali menatap mereka. Nampaknya kini kantung tertawa mereka sudah mulai habis, karena semakin lama tawa mereka semakin menghilang.



“apakah kalian sudah puas?”



“mianhae. kami tak bermaksud. hanya saja kau lucu Ah Hyo-ah. waktu itu kau mengatakan bahwa hanya Zelo dan Daehyun-lah yang tampan di B.A.P, dan kini kau mengatakan.....................”



“tunggu, perluku ralat! aku tak mengatakan kalau Jong Up seorang yang tampan. aku mengatakan kalau ia seorang yanng manis, sangat manis. dan tampan dengan manis itu berbeda!!!” Selakku saat sepertinya Jung Ra ingin mengatakan sesuatu yang berbeda dari yang aku katakan sebelumnya.



“aish baiklah. Jong Up itu manis. tetapi saat aku menunjukan music video B.A.P pada kalian, dan aku mengatakan kalau Jong Up juga patut disejajarkan dengan Zelo, kau malah mengatakan kalau ia tak pantas.”



Tak pantas? Kapan aku mengatakan hal sekejam itu??



“mwoya? aku tak pernah berkata seperti itu.”



“yak! kau mengatakannya.”



“ne. kau mengatakannya Hwang Ah Hyo bodoh!!”



Bodoh? Yak! Park Min Gi. Apa-apaan dia!!! Tsk... menyebalkan! Kalau seperti ini terus, sampai kapanpun aku tak akan pernah menang melawan mereka.



Tak memperdulikan kedua manusia terkutuk di hadapanku ini. Aku segera meraih tas punggungku dan langsung mengenakannya. Segera aku bangkit dari kursi dan berjalan pergi meninggalkan mereka. Kini aku hanya berharap bahwa aku bisa berteleportasi langsung ke rumah tanpa harus menaiki bus untuk pulang. Rasanya tanganku ini sudah sangat gatal untuk menekan tombol play pada video yang sebelumnya telah kubuka.




--------------------




Ku rebahkan tubuhku diatas ranjang. Rasanya seluruh tulangku ingin patah setelah nyaris lebih dari dua jam aku terus duduk dikursi, menonton seluruh video yang dipenuhi oleh Jong Up. Dan setelah menonton video-video itu, aku semakin yakin bahwa Moon Jong Up B.A.P sangatlah manis. Bahkan kini menurutku gula pun kalah manis dengannya.



“haruskah aku menceritakannya pada Min Gi dan juga Jung Ra? eeeemmmmm...... sepertinya begitu. bukankah ketika kita memiliki kebahagian, kita harus membaginya dengan orang lain? dan menurutku, saat ini aku tengah bahagia.”



Tanpa berpikir panjang, tanganku langsung tergerak meraih benda berwarna biru itu. Dengan lincahnya jari-jari ku berseluncur ria di atas layar benda ini, guna mencari nama seorang Park Min Gi dan Ah Jung Ra pada kontak telephone ku.




“Jong Up sangat manis. Dan saat ini aku semakin yakin bahwa tak ada seorang pun yang dapat mengalahkan manisnya Jong Up. Jonghyun SHINee, Donghae & Yesung Super Junior, Chunji atau pun L.Joe Teen Top, mereka semua tak dapat mengalahkan Jong Up!”

                                                   

To  :  Park Min Gi & Ah Jung Ra





Tak berapa lama setalah kutekan tombol send, sebuah pemberitahuan muncul pada screen ponselku. Pemberitahuan bahwa pesanku telah terkirim kepada kedua orang menyebalkan itu.




     Ddddddrrrrrrrtttttt...... dddddrrrrrrtttttt............




“Annie!!!!! Chunji yang paling manis. L.Joe dan Yesung yang paling tampan!!”

                                 

From  :  Park Min Gi





     Dddddddrrrrrrtttttt.............. dddddrrrrtttttt.............




“Terserah kau saja. Yang jelas Donghae dan Jonghyun, tetap yang paling tampan, manis, keren, semuanya!!!!”

                                

From  :  Ah Jung Ra





Hahahhah...... tawaku pecah saat membaca pesan yang mereka kirimkan. Ketidak terimaan mereka membuatku ingin tertawa hingga menyebabkan perutku terasa sangat sakit. Apa lagi ketika mengingat perbincanganku dengan Min Gi kemarin. Yeoja yang mengatakan bahwa dirinya adalah tunangan dari si kecil L.Joe. Bahkan ia telah membuat cerita kehidupannya dimasa depan.



Apakah aku perlu menceritakannya? Hheemmm.... sepertinya ia, karena ini akan sangat lucu. Bahkan mungkin membuat kalian tak dapat berhenti tertawa. Sama halnya denganku saat mendengar penuturannya itu.




“bukan Niel, tapi L.Joe. jadi begini ceritanya. suatu malam, L.Joe datang ke rumah bersama dengan eomma dan appa nya. lalu ia mengatakan kalau tujuannya datang untuk melamarku. dan aku senang. sangat sangat senang. tetapi, saat aku akan mengatakan ‘ia’ atas lamarannya, tiba-tiba Yesung datang. dan hal itu membuatku bingung. tetapi pada akhirnya, aku menolak L.Joe dan memilih Yesung. dan aku pun hidup bahagia bersama dengan Yesung oppa....”




Itulah yang ia katakan. Lucu bukan? Pasti kalian setuju denganku. Ya..... begitulah seorang Park Min Gi. Walaupun ia pintar, tetapi kekonyolan yang ia miliki melebihi kekonyolan orang yang paling konyol. Sayangnya Jung Ra belum membuat hal konyol seperti itu. Jika nanti ia membuatnya, aku yakin ceritanya akan sama konyolnya seperti cerita Min Gi, atau mungkin akan lebih sangat konyol, karena Jung Ra terkadang bisa berubah menjadi seorang yang gila.




“Tsk... aku tak peduli. Yang jelas Jong Up-lah yang paling manis!!!!”

                                                   

To  :  Park Min Gi & Ah Jung Ra





Aku kembali merebahkan tubuhku. Memandangi langit-langit kamar yang berwarna putih, membuatku kembali teringat wajah manis seorang Moon Jong Up. Sungguh wajahnya sangat sangatlah manis.




     Ddrrrttt.... ddddrrrttt.......




“Terserah sajalah. Eeemmmmm, besok aku dan Min Gi akan menjemputmu tepat pukul 9. Kau tak perlu tahu kemana, yang jelas kami tak menerima keterlambatan.”

                                

From  :  Ah Jung Ra





Mwoya? Kenapa mendadak sekali? Kenapa tak memberitahuku sebelumnya? Apakah mereka pikir aku tidak sibuk? Aku sibuk! Bahkan sangat sibuk! Aku harus menyelesaikan konserku yang tertunda.




     Ddddrrrrttt..... ddddrrrttttt...........




“Kami tak menerima penolakan. Dan jangan lupa kenakan pakaian yang rapih.”

                                

From  :  Ah Jung Ra





Aaaaarrrrrrgggggghhhhh....... sungguh menyebalkan!!!!




--------------------




Sinar matahari baru saja memasuki ruangan ini. Suara merdu burung pun baru saja terdengar oleh indera pendengaranku. Dan seharusnya disaat-saat seperti ini, aku masih tergeletak dengan anggun diatas ranjang king sizeku. Tetapi kini aku telah terjaga. Setelah membaca pesan yang dikirimkan Jung Ra semalam, aku sama sekali tak dapat memejamkan mataku dengan baik. Pikiranku terus berterbangan tentang apa yang sebenarnya tengah direncanakan oleh kedua orang itu. Dan alhasil, seperti in- lah aku saat ini. Telah berpakaian seperti apa yang dikatakan Jung Ra.



Ku lihat jam berbentuk lingkaran yang terpasang didinding. Dan setelah melihat itu, secara otomatis tubuhku bangkit meninggalkan ruangan ini. Dan tak lupa sebelum melangkah keluar, ku ambil cardigan berwarna tan yang berada di atas ranjang dan mengenakannya.



Tanpa membiarkan banyak waktu terbuang, secepat mungkin kuturuni anak tangga dan segera berlari menuju pintu utama rumah ini. Baru saja aku membuka pintu rumahku, mataku telah menangkap sebuah mobil berwarna hitam yang terparkir di depan pagar. Mobil dengan bentuk besar, dan mampu menampung lebih dari lima penumpang, dan tak ketinggalan lampu mobil yang telah dimodifikasi, mobil siapa lagi kalau bukan mobil seorang Ah Jung Ra.



Aku segera berlari menghampiri mobil tersebut, sebelum suara pekikan dari kedua yeoja itu keluar dari pita suara mereka. “memangnya kita akan pergi kemana?” Tanyaku saat tubuhku telah berada di dalam mobil.



“rahasia. nanti kau juga akan tahu.” Jawab Min Gi sembari tersenyum misterius.



Aahhh... sepertinya diam merupakan hal berharga yang harus kulakukan saat ini. Bertanya kepada dua orang ini sama saja bertanya kepada benda mati. Sama-sama tak mendapatkan jawaban. Hanya saja bedanya, ketika bertanya kepada benda mati aku tak akan merasa sangat kesal seperti saat ini, ya karena aku tahu kalau benda mati tak dapat berbicara. Sedangkan mereka.... rasanya aku ingin melemparkan mereka ke dalam jurang.



~~~~~



Sepanjang jalan yang kami lalui, nampaknya Jung Ra dan Min Gi sedang sibuk dengan perbincangan mereka. Tak tahu apa yang mereka bicarakan dan aku pun tak mau tahu. Jadi lebih baik aku kembali fokus dan kembali menikmati lagu yang tengah mengalun ditelingaku, hanya ditelingaku.



“sudah sampai. ayo turun.”



“Ah Hyo-ah, kenapa kau diam saja ayo kita turun.”



“Min Gi-ah, nampaknya kita harus meninggikan suara kita hingga oktaf ke sembilan.”



“ne. hana.... dul...... set................................”



“HWANG AH HYO!!!!!!!!!!”



Aku terlonjak ke belakang saat suara mengerikan itu mengalahkan alunan lagu yang tengah kudengar. Aku langsung menatap dua orang yeoja di depanku. Senyum kemenangan. Ya... mereka tengah tersenyum seperti itu. Aaarrrggghh... menyebalkan!! Kenapa aku harus memiliki teman seperti mereka??!!!!!



“sampai kapan kau akan terus diam disini? ayo turun. kalau tidak kau akan menyesal.”



Jung Ra keluar dari mobilnya setelah mengucapkan kalimat menyebalkan itu. Begitu pun dengan Min Gi, yeoja itu telah berdiri di luar mobil. Hhhhh.... nampaknya aku juga harus ikut turun seperti mereka.



Ku tapaki kakiku dan menutup pintu mobil Jung Ra. Mataku langsung tergerak memperhatikan tempat ini. “sebenarnya kita mau kemana? kenapa tempat ini ramai sekali? bukankah kau tak menyukai tempat yang penuh sesak seperti ini Jung Ra-ah?” Tanyaku dan berharap yeoja ini akan menjawabnya dengan jelas.



“untuk saat ini aku akan membuang jauh-jauh rasa ketidak sukaanku itu. dan ini kami lakukan hanya untukmu Ah Hyo-ah. k-h-u-s-u-s untukmu.”



“kau tahu kenapa tempat ini ramai, eo?”



Aku menggelengkan kepalaku saat Min Gi menanyakan pertanyaan yang tadi kutanyakan pada mereka. Dasar bodoh. Bagaimana bisa aku tahu. Dari tadi kalian tak menjawab pertanyaanku itu.



“lima menit lagi. ya.. lima menit lagi fansigning B.A.P akan dimulai.”



“m-mwo... mwoya? B.A.P? bagaimana bisa?”



Aku membelalakan mataku saat mendengar nama B.A.P disebutkan oleh Min Gi. Apakah ini mimpi? Aku... aku menghadiri fansigning mereka. Ba... bagai.... bagaimana bi.............



“ayolah! kenapa diam disana? kajja. sebentar lagi acaranya akan dimulai. kita harus segera sampai dan ikut berbaris seperti yang lainnya.”



Aku masih berdiri terpaku di samping mobil Jung Ra, saat sang pemilik mobil dan juga Min Gi telah berjalan pergi meninggalkanku. Apakah saat ini aku tengah tertidur? Apakah ini hanya mimpi? A-aku.... aku ada di tempat ini. Tempat fansigning B.A.P. Dan itu berarti aku akan bertemu dengan.........



“yak kalian berdua! tunggu aku...”




--------------------




Suara riuh di sekitarku tak mampu mengalahkan suara detakan jantungku. Bahkan teriakan demi teriakan yang terlontar masih tak dapat membuat telingaku tak mendengar tiap degup jantung ini. Seperti tersengat aliran listrik bertegangan tinggi, ya.... seperti itulah detakan jantungku.



Hhh.... kemana perginya yeoja-yeoja itu? Kenapa mereka tak kunjunng kembali??



Ku perhatikan sekitarku. Nampaknya semua masih sama. Orang-orang itu tengah berbaris seperti diriku. Hanya saja yang berbeda, semakin lama tempat ini semakin dipenuhi banyak orang.



Tunggu. Banyak orang? A-apa jangan-jangan kedua yeoja itu tak kunjung kembali karena tempat ini yang semakin disesaki oleh orang-orang itu? Aaarrgghhh... lihat saja kalau mereka melakukan hal itu! Aku bersumpah akan menyiksa mereka, karena penyiksaan seorang Hwang Ah Hyo lebih kejam dari peny...............



“igeo.”



“mwo? igeo mwoya?” Tanyaku saat tiba-tiba saja Jung Ra dan Min Gi telah berdiri di sampingku dengan mengarahkan sebuah CD dan selembar foto padaku.



“kau tak ingin ditertawai oleh seluruh Baby yang hadir di tempat ini bukan? jadi ambil dan gunakan itu untuk meminta tanda tangan pada seluruh member B.A.P!”



Min Gi menarik paksa tanganku dan meletakkan kedua barang tersebut di atas telapak tanganku. Sedangkan aku sebagai pemilik tangan, ya... menerimanya dengan lapang dada. Lagi pula untuk apa aku tak menerimanya. Bukankah seharusnya aku berterima kasih kepada kedua manusia ini karena telah menyelamatkan harga diriku dari orang-orang yang tak kukenali asal-usulnya ini.



“perhatian.. sebentar lagi acara akan dimulai. jadi dimohon ketenangannya dan.............................”



Tsk.. apakah pembawa acara itu dibayar untuk terus berbicara yang tak penting? Kenapa ia tak langsung saja mempersilahkan seluruh member B.A.P untuk keluar?! Aku yakin, seyakin yakinnya kalau orang-orang yang hadir akan setuju denganku. Dan pasti tak ada satu pun dari kami yang mendengarkan apa yang ia katakan.



“sebelum B.A.P muncul di hadapan kalian. aku ingin memberitahukan bahwa................................”



Yak! Ahjumma menyebalkan!! Cepat akhiri ucapan tak pentingmu itu. Aku datang ke sini bukan untuk mendengarmu mengoceh ria seperti itu.



“bahwa pada akhir acara fansigning, akan dipilih enam fans beruntung yang akan melakukan makan malam bersama seluruh member B.A.P, dan keenam fans juga akan mendapatkan kesempatan foto eksklusif dengan salah satu member yanng menjadi idolanya masing-masing.”



M-mwo? Tu.. tunggu. Berfoto? Makan malam? A.. apakah ia tidak sedang bercanda? Fans beruntung?? Aaaaa...... aku menginginkannya. Sangat menginginkannya.



“aku tak akan membuang waktu lagi, jadi mari kita sambut B.A.P!!!”





Author POV


Sorak sorai meramaikan kemunculan enam namja tampan dari balik panggung. Kumpulan manusia yang didominasi hampir seluruhnya oleh kaum yeoja itu terus meneriaki nama dari keenam namja tersebut. Namun berbeda dengan Ah Hyo. Yeoja itu malah mengatupkan bibirnya rapat-rapat, seakan berteriak merupakan pantangan terbesar dihidupnya.



“ya! kenapa kau malah diam saja?! cepat jalan. kau tak maukan giliranmu diambil alih oleh orang lain?” Omel Min Gi saat Ah Hyo tak kunjung melangkahkan kakinya ketika beberapa orang di depannya sudah mengambil giliran untuk bisa bertatap muka dengan keenam namja tersebut.




Ketiga yeoja muda itu terus melangkahkan kaki mereka perlahan mengikuti langkah orang-orang yang berjalan di depan mereka.



Satu langkah..



Dua langkah..



Lima langkah..



Sepuluh langkah..



Lima belas langkah..



Dua puluh langkah..



Tiga puluh langkah..



Tap! Tepat pada langkah ketiga puluh mereka, penantian yang telah mereka lakukan kini tingggal menungu tiga orang di atas panggung untuk segera turun. Sesaat seperti waktu tengah berhenti bagi seorang Hwang Ah Hyo. Bisa melihat langsung dan secara dekat sosok yang dikagumi merupakan sesuatu yang sangat berharga dan tak akan pernah ia lupakan.



“Ah Hyo-ah, kenapa kau diam? cepat jalan.” Bisik Jung Ra.



Ah Hyo sedikit terkejut saat mendapatkan pukulan ringan pada pundaknya. Ia sedikit mengerjapkan matanya. Namun tetap saja jantungnya berdetak tak karuan. Ia kembali meyakinkan dirinya saat indera penglihatannya tak lagi melihat satu orang pun yang berdiri di depannya.



“nona, ayo cepat. ini giliran mu.” Suara pembawa acara kembali terdengar saat Ah Hyo tak kunjung berjalan.



Ah Hyo yang menyadari bahwa seluruh mata tengah menatap ke arahnya, kembali mencoba untuk menenangkan dirinya. Ia hembuskan nafasnya pelan, sepelan angin yang tenngah berhembus hanya di sekitarnya.



“cepat jalan atau giliranmu kami lewati!!!” Ancam Jung Ra yang langsung membuat Ah Hyo refleks bergerak maju ke depan.



Dengan wajah yang sengaja atau tidak ia hadapkan ke bawah, kakinnya terus melangkah menaiki tiap anak tangga menuju tempat dimana seluruh member B.A.P tengah duduk dengan satu buah alat tulis yang berada digenggaman mereka. Menyadari bahwa langkahnya membawa ia semkain dekat pada meja dimana namja-namja itu berada, buru-buru Ah Hyo mengeluarkan kembali CD serta foto yang sebelumnya diberikan kepadanya. Ia letakkan benda-benda itu diatas meja, tepat di depan salah satu member yang sangat diharapkan olehnya. Ia rundukan badannya dan kembali mencoba untuk membuat keadaan menjadi lebih baik, setidaknya sedikit lebih baik.



“siapa nama anda nona?” Suara yang lembut serta menenangkan itu mengalun ke dalam pendengarannya. Membuat Ah Hyo merasakan sensasi aneh yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.



“na-nan Hwang Ah Hyo.” Jawabnya gugup.



“Ah Hyo....? nama yang bagus.” Gumam sosok itu yang lagi-lagi membuat Ah Hyo harus kembali merasakan sensasi unik yang menjalari tubuhnya.



Sosok yang belakangan ini terus memenuhi pikirannya. Mulai dari wajahnya, tubuhnya, hingga senyumnya. Semua itu selalu memenuhi pikirannya setelah ia mengumumkan bahwa sosok tersebut sosok termanis yang pernah ada di dunia ini.




--------------------




Sorak-sorai fans yang hadir masih terdengar memenuhi tempat acara. Walaupun sudah lebih dari dua jam acara berjalan, tetapi raut kelelahan tak sedikit pun terlihat diwajah mereka. Malah semakin lama, suara teriakan mereka bukan semakin melemah tetapi sebaliknya.



Kembali, setelah beberapa saat yang lalu seluruh member B.A.P kembali ke belekang stage untuk beristirahat, kini sosok wanita yang menjabat sebagai mc itu muncul dengan membawa satu buah amplop merah jambu. Dengan tersenyum sosok wanita itu kembali menyapa para penggemar.



“apakah kalian masih bersemangat?” Tanya nya dengan menyodorkan mike yang dipegangnya kepada kumpulan penggemar B.A.P itu.



Dengan tak kalah semangatnya pula, mereka menjawab dengan teriakan histeris yang mampu membuat siapa pun yang mendengarnya akan merasa seperti berada di suatu medan peperangan.



“oke aku tak akan berlama-lama lagi. apakah kalian masih ingat tentang fans beruntung?” Tanya mc itu lagi.



“dan kini ditanganku telah ada satu buah amplop dengan keenam nama fans beruntung itu. apakah kalian mau mengetahuinya?”



“yyyyyyyyyaaaaaaaaa.” Histeris seluruh fans saat sang mc yang hendak mengumumkan keenam nama fans beruntung itu.



“baiklah. sekarang aku akan mengumumkannya.” Mc itu membuka amplop merah jambu itu. membacanya sekilas dan kembali tersenyum kepada para fans yang tengah menanti dengan harap-harap cemas.



“fans beruntung yang pertama adalah Kim Dayoung.” Ucap sang mc yang langsung mendapatkan helaan nafas kesal dari sebagian besar fans terkecuali yeoja bernama Dayoung itu.



Dan kembali, mc itu melanjutkan menyebutkan nama-nama para fans beruntung yang dipilih sendiri oleh setiap member B.A.P. Dan tepat saat fans beruntung keempat, nama Ah Jung Ra-lah yang dipanggil oleh mc itu. Dengan cepat yeoja itu berjalan meninggalkan kedua temannya menuju ke  atas panggung.



“aaarrrrgggghhhh!! kenapa Jung Ra?? kenapa bukan namaku yang ahjumma itu panggil??!” Gerutu Ah Hyo. Ia tak terima karena Jung Ra-lah yang terpanggil. Ia merasa Tuhan sedikit tak adil padanya.



“bersabarlah. mungkin nanti namamu akan terpanggil. lagi pula bukankah pemilihan fans beruntung dilakukan oleh setiap member. mungkin yang memilih Jung Ra adalah Zelo. sedangkan kau, kau kan tadi mencantumkan namamu pada kotak Jong Up.” Ujar Min Gi mencoba menenangkan sosok yeoja di depannya itu.



“aish.. kau tak tahu sih bagaimana rasanya.” Gerutu Ah Hyo.



“yah~ terserah kau saja.”



“oke, dan untuk fans beruntung yang terakhir adalah......” Mc itu kembali bersuara. Membuat seluruh mata fans langsung kembali fokus memperhatikannya. Membuat hampir dari seluruh fans yang datang tengah bergumam berharap bahwa nama mereka-lah yang akan disebutkan. Termkasud dengan Ah Hyo. Yeoja itu bahkan tengah menautkan kedua tangannya. Menyalurkan seluruh rasa keguupannya kepada genggaman tangannya sendiri.



“dan fans itu adalah......... Hwang Ah Hyo.”



Dan refleks saat mc itu menyebutkan nama terakhir dari keenam fans beruntung itu, seluruh fans langsung menghela nafas mereka. Sedih? Ya.. tentu saja. Bagaikan terjatuh dari langit dan langsung mendarat dengan kerasnya diatas bebatuan.



“Ah Hyo-ah. apakah kau dengar. Ah Hyo-ah. Ah Hyo-ah. Hwang Ah Hyo!!!!!!!!”




Ah Hyo POV


“Ah Hyo-ah. apakah kau dengar. Ah Hyo-ah. Ah Hyo-ah. Hwang Ah Hyo!!!!!!!!”



“aaaaaaaaaaaaa!!!!!!!” Rintihku saat kurasakan sebuah benda padat mendarat di atas kepalaku. Kukerjapkan mataku saat sebuah berkas cahaya juga ikut menyerang wajahku.



“Hwang Ah Hyo!!!!!!!”



“aaaa berisik!!!!” Teriakku. Kepalaku masih terasa sakit akibat hantaman benda yang aku sendiri tak tahu benda apa itu, dan kini ditambah suara memekikan yang semakin membuat kepalaku berdenyut. Dasar yeoja terkutuk!! Siapapun kau tak bisakah kau tak berteriak?!



“Ah Hyo-ah! sampai kapan kau akan terus seperti itu???!”



Aku kembali mengerjap saat suara memekikan itu kembali menggema hingga membuat guncangan di muka bumi ini. Tunggu, guncangan? Apakah terjadi gempa? La-lalu bagaimana dengan.......



“HWANG AH HYO!!!!!!”



Aku terperanjak saat suara itu kini membuat gendang telingaku seperti terkena sengatan listrik. Refleks mataku juga langsung ikut terbuka begitu mendengarnya.



“eodisseo?” Tanyaku. Ku kerjapkan mataku berkali-kali. Mencoba untuk menormalkan pandanganku yang menjadi berbayang.



“eodisseo? yak! sejak tadi ah maksudku sejak kau lahir kau berada disini. di rumahmu. dan ini kamarmu. kau gila Ah Hyo-ah!”



Rumahku? Kamar?? Bukankah tadi aku..........



“Jong Up eodisseo?” Tanyaku pada dua orang yeoja yang tengah berdiri di sampingku. Tunggu.. tunggu.. di sampingku? Bukankah Jung Ra..........



“Jong Up? Moon Jong Up B.A.P maksudmu?”



Aku mengangguk. Kenapa yeoja ini harus bertanya lagi? Ya sudah pastilah Jong Up yang aku maksud adalah Moon Jong Up B.A.P!!!



“kau sakit Ah Hyo-ah? Jong Up? ya sudah pasti ia sedang berada di dormnya. tak mungkin ia berada disini?!!”



“dorm? bukankah tadi kita ada di-”



“yak! kau pasti mengigau. sejak tadi kami terus berada disini. membangunkanmu yang tak kunjung bangun. apakah kau tahu sesulit apa membangunkan makhluk sepertimu, eo?” Selak Min Gi sembari memberikan pukulan di atas kepalaku. Membuatku langsung mengaduh saat rasa sakit menyerang kepalaku.



“yak! jangan menyelak ucapanku?!”



Ku usap kepalaku yang tadi menjadi korban keganasan seorang Park Min Gi. Ia benar-benar yeoja tak punya hati! Bagaimana bisa ia memukul kepalaku dengan begitu kerasnya?!!



“yak Ah Hyo-ah, apakah kau sedang mengigau?” Kini Jung Ra berjalan mendekatiku. Meletakan tangannya pada keningku.



“yak! apa yang kau lakukan Ah Jung Ra?!!” Ku tepiskan tangan yeoja itu dari wajahku yang berharga ini. Sungguh... kenapa dengan kedua yeoja ini?



“apa yang aku lakukan? aku hanya membangunkanmu. sudah sejak satu jam yang lalu, tapi kau sulit sekali untuk dibangunkan.”



“membangunkanku? bukankah tadi kita sedang menghadiri acara fansigning B.A.P? dan kau dan aku terpilih menjadi fans beruntung yang-” Aku menghentikan ucapanku saat kedua yeoja terkutuk ini malah tertawa dengan sangat lantangnya. Adakah yang lucu dari......



“fansigning B.A.P katamu? ya aku tahu kalau hari ini akan diadakan acara itu, tetapi kami tak berniat untuk menghadirinya. kau tahukan kalau aku tak menyukai tempat ramai seperti itu. jadi aku tak mungkin membunuh diriku sendiri demi datang kesana.”



Mendengar penuturan Jung Ra membuat lidahku kelu seketika. Otakku masih belum bisa mencerna setiap kaliamat yang keluar dari mulutnya.



“tu.. tunggu....... ja-jadi sejak tadi aku ti.. dur?” Tanyaku. Ku  lihat, Min Gi menganggukan kepalanya, begitupun dengan Jung Ra. Kedua gadis itu menganggukan kepalanya? Jadi... tadi aku.......



“hanya mimpi????? AAAAAA ANDDDWWWAAAAEEEE!!!!!!!!”




E  N  D





ooooooo~ hi guys, we meet again. after Your New face, now i brought a new fic for you. i wouldn't ask you about this fic, because i know it's a strange fic. but yah~ back again that i'm not willing if i don't publish it.

oke forget about that.

mm~ sebenernya ff ini aku dedikasikan untuk author GSB yang dulu sangat mencintai Jong Up oppa, namun kini Jong Up oppa telah menjadi her ex. dan mengenai konten cerita ini, aku dini juga ingin meminta maaf kepada author Salsa dan juga GSB sendiri. jika kalian membaca sesuatu yang seperti kenyataan, sebenernya memang sebagian besar dari cerita ini terinspirasi dari kehidupan nyata kita. oke.. aku enggak akan jelasin bagian mana aja yang merupakan kejadian nyata itu, tapi pasti kalian (Salsa dan GSB) tahukan? jadi sekali lagi aku mohon maaf jika cerita ini menyinggung kalian.

oke i think it's enough. thanks guys for your time and see you.....감사합니다 ^^

Comments

Popular Posts