Study Hard



Main Cast = Lee Chan Hee, Yoon Yoo Hyun
Genre = Romance
Length = Ficlet
Author = Salsa



Lagi-lagi Yoo Hyun mengacak rambutnya. Gadis itu mengangkat kertas soal yang ia pegang dan mengerutkan kening. Memaksa otaknya yang sudah lelah, untuk berpikir lebih keras lagi.


ā€œIni tak akan berhasil. Aku pasti akan gagal,ā€ gumam Yoo Hyun, air matanya hampir menetes. Gadis itu melepaskan headband bertuliskan ā€˜fightingā€™ di kepalanya dan menyandarkan badan. Namun beberapa saat setelahnya, ā€œAku bisa! Aku bisa! Aku pasti bisa.ā€ Yoo Hyun mencoba membulatkan tekadnya kembali. Ia membuka buku setebal 4 centi yang terhampar di meja, dan kembali mengarahkan seluruh fokus untuk membaca setiap kata disana. Hinggaā€¦ā€¦ ā€œHYAAAAAA!!! AKU TAK KUAT LAGI! AKU TAK BISAAAAAAAā€


Gadis itu menjerit. Keras. Sampai-sampai orang di lantai bawah terkejut dan menoleh ke atas dengan tatapan khawatir. Termasuk seorang pria 20 tahunan dan wanita paruh baya yang sedang berbincang di ruang tengah. ā€œEomonim, kurasa aku harus menemuinya,ā€ ujar pria itu, Chunji.


ā€œBaiklah, lagipula dia tidak keluar kamar dari tadi pagi. Eomma khawatir.ā€
ā€œDari pagi? Berarti dia belum makan?ā€ Wanita di depannya mengangguk lemah.
ā€œYoo Hyun akan marah jika diganggu. Eomma sudah menyuruhnya makan tadi, tapi tetap saja anak itu tak mau keluar.ā€ Chunji mendecakkan lidahnya.


ā€œKalau begitu akan kubawakan makan siangnya ke kamar. Dia harus makan.ā€


Ibu Yoo Hyun mengangguk setuju. Chunji lantas berjalan ke dapur, mengambil beberapa sandwich dan jus lalu membawanya ke lantai dua, lebih tepatnya ke kamar Yoo Hyun.


Sementara itu, keadaan Yoo Hyun di dalam kamar semakin tak terkontrol. Dia tak dapat menahan rasa kecewa di hatinya. Gadis itu marah pada dirinya sendiri. Ia merasa sangat bodoh karena tak bisa menjawab satupun soal. Ia merasa otaknya sama sekali tak berfungsi. Dan karena semua alasan itu, Yoo Hyun benar-benar mengeluarkan air mata dan menangis seperti anak kecil.


ā€œAKU TAK BISAAAAA!!!ā€ BRAAKK! Yoo Hyun melempar buku paket setebal 4 centi-nya ke arah pintu, menghasilkan debuman keras. Gadis itu memukul-mukulkan kepalanya di meja dan menyumpahi dirinya sendiri. Mata gadis itu merah dan wajahnya basah karena air mata. Frustasi berat.


Ceklekā€¦..


Yoo Hyun tak menoleh, bahkan ia pun tak tahu kalau pintunya baru saja dibuka. Seorang pria memasuki kamar sambil membawa nampan.


ā€œYaa!! Hyun~aaā€¦ā€¦ hentikan!ā€ seru pria itu sambil berjalan lebih cepat ke meja. Ia meletakkan nampannya di meja lain, lalu menarik tangan gadis itu dengan kesal.


ā€œApa yang kau lakukan? Kau tak boleh menyakiti dirimu sendiri. Kalau dipukul begiktu kepalamu bisa luka.ā€


Dan saat itulah, saat Yoo Hyun memperlihatkan wajahnya, Chunji baru menyadari hal lain. ā€œEi, ada apa? Kenapa menangis?ā€ Entah kenapa, Yoo Hyun malah semakin sedih mendengar pertanyaan itu.


ā€œAku tak bisa. Aku tak sanggup mempelajari ini semua. Ujian masuk universitas tinggal seminggu lagi dan aku masih tak mengerti apa-apa. Aku pasti akan gagal. Aku ingin belajar, tapi kepalaku sakit. Aku tak bisa.ā€


ā€œYang mana yang kau tak bisa?ā€ tanya Chunji sambil mengusap air mata gadis itu dengan ibu jarinya. Yoo Hyun menatap lembar soalnya, ā€œIni, ini juga, lalu yang ini, dan semuanya.ā€


Chunji tertawa kecil, ā€œSemuanya? Oke, ayo kita kerjakan semuanya.ā€ Pria itu menarik kursi lain dan duduk di samping Yoo Hyun. Membantu gadis itu menjawab soal-soalnya satu persatu.


10 menit berlalu dan mereka berhasil menjawab 5 soal bersama-sama. Yoo Hyun tak dapat menampik bahwa suasana belajarnya menjadi lebih nyaman saat Chunji duduk di sebelahnya. Ya.. kadang pria itu memang tak membantu sama sekali, bukannya membantu menghitung, Chunji lebih sering diam dan memainkan jarinya di helaian rambut Yoo Hyun, tapiā€¦ā€¦. bagaimana jika kenyataannya kehadiran pria ini saja sudah membantu?


ā€œHei, Yoon Yoo Hyun! Kau belum makan kan?ā€ tanya Chunji sambil berdiri dan mengambil sepotong sandwich. Melihat itu, Yoo Hyun langsung menggeleng, ā€œAku selesaikan yang ini dulu, baru makan.ā€


ā€œTidak! Kau harus makan dulu, baru selesaikan itu. Buka mulutmu!ā€ suruh Chunji sambil menyodorkan sandwich.


ā€œTapi aku sudah setengah jalan.ā€
ā€œKau hanya tinggal membuka mulutmu.ā€


Yoo Hyun tak punya pilihan lain, ia membuka mulutnya dan menerima suapan Chunji. Sementara tangan dan otaknya masih bekerja keras menyelesaikan soal.


ā€œKalau kau lelah, berhentilah! Jangan dipaksakan!ā€
ā€œIya, paham.ā€
ā€œMau makan sesuatu yang lain? Mau sup?ā€
ā€œKalau aku mau, memangnya kau mau keluar beli sup?ā€
"Tentu saja."
"Kalau begitu aku mau." Chunji langsung merogoh saku jeans-nya dan mengeluarkan handphone. Lantas, ā€œEomma, bisakah kau membuatkan Yoo Hyun sup? Dia sedang belajar keras untuk ujian masuk! Dia butuh banyak nutrisi.ā€ Yoo Hyun yang mendengar itu langsung melemparkan kertas hitungannya pada Chunji. ā€œYAK! Jangan merepotkan eomma-mu!ā€ bisik Yoo Hyun tak suka. Chunji menutup telfonnya sambil tersenyum kecil. 


ā€œTidak. Kurasa eomma malah senang membuatkan makanan untuk calon menantunya. Lagipula sup buatan eomma adalah yang terenak di dunia. Aku ingin kau mencobanya.ā€


ā€œTetap saja, aku jadi merasa tidak enak.ā€ Yoo Hyun menghembuskan napas pendek, lantas kembali fokus pada kertas soalnya.


ā€œSudah berapa soal yang kau jawab?ā€ tanya Chunji sambil mencondongkan kepalanya ke kertas di hadapan Yoo Hyun.


ā€œSepuluh,ā€ jawab gadis itu tanpa mengalihkan perhatian. Lalu tiba-tiba saja Chunji memajukan kepalanya dan memberikan kecupan singkat di bibir Yoo Hyun.


ā€œYAK! Jangan mencium di saat seperti ini!ā€ Walaupun bicara begitu, Yoo Hyun tetap tak dapat menahan wajahnya yang memerah. Gadis itu paham dengan warna wajahnya sekarang, dengan cepat ia membuang muka. Berusaha menyembunyikan betapa merahnya ia sekarang.


ā€œKau tak perlu menyembunyikan wajahmu. Aku sudah lihat kok.ā€ Yoo Hyun meniup poninya dan menatap Chunji sebal. Namun lantas menggeleng-geleng, memaksakan diri untuk kembali fokus dengan pelajarannya.


ā€œHei," panggil Chunji. "Youā€™ll get another kiss if you do another ten questions. Okay?ā€ 
ā€œA, apa?ā€
ā€œKau tahu maksudku. Kerjakanlah! Lebih cepat lebih baik.ā€
ā€œM, maksudmu...ā€ Yoo Hyun menggantung ucapannya dengan nada tidak nyaman. Chunji tersenyum sembari memeluk Yoo Hyun dari belakang, lantas menenggelamkan wajahnya di leher sang gadis, ā€œSemangat, sayang. Aku mencintaimu.ā€


END


Happy birthday Prince Chanhee <3 nbsp="">

Comments

Popular Posts