The Quiet Rascal





cast :
      - Hong Nam Gyu  (OC)
      - Zhang Yixing
      - Han Nara  (OC)


genre : *guess?? because it's a surprise!!*










Sinar terang sang mentari telah berganti dengan temaramnya sinar bulan. Suara merdu burung-burung juga telah berganti menjadi suara hembusan angin yang berhembus cukup kencang. Jalan-jalan besar ibukota pun telah mulai sesak dengan puluhan pasang kaki dan juga ratusan kendaraan yang berlalu lalang. Dan salah satunya adalah sebuah Grand Cherokee putih yang baru saja keluar dari area rumah sakit.



Sang pengemudi memacu mobil mewahnya dengan kecepatan pada umumnya. Mengingat jalan yang cukup ramai dan juga keselamatan nyawanya sendiri.



Mobil mewah itu terus melaju menuju sebuah kawasan yang disetiap sisinya terdapat club-club mewah yang selalu menjadi tempat terakhir bagi para kaula muda diakhir hari mereka. Termaksud dengan seorang pria pemilik Grand Cherokee putih itu. Pria yang telah memarkirkan mobilnya dan tengah berjalan memasuki salah satu club termewah di area itu.



Dengan wajahnya yang berbeda dari pengunjung yang lain tak membuat pria itu mengurungkan niatnya. Malah ia dengan begitu percaya dirinya berjalan menuju spot yang akan selalu menjadi tempat favoritnya. Wajahnya yang berbeda bukan berarti ia memiliki kelainan, tetapi karena ia bukan berasal dari negara itu. Ia bukan seorang Korea. Ia hanya seorang pria China yang secara kebetulan, ah bolehkah hal seperti itu disebut dengan kebetulan? Maksudnya........ maksudnya pria itu berasal dari China, orang tuanya orang China, dan dia berada di Korea karena....... karena......... oh pentingkah?



Oke kembali kepada sosok pria China itu.



Ia mengangkat salah satu tangannya. Memanggil seorang pelayan dan memesan apa yang selalu ia pesan setiap kali ia datang ke tempat itu. Pelayan itu mengangguk dan kemudian berlalu pergi meninggalkan pria itu.



Pria itu, ah sebut saja dia Yixing. Lengkapnya Zhang Yixing. Yixing menyenderkan tubuhnya, dan tak lama dua orang gadis ah lebih tepatnya dua orang wanita datang menghampirinya. Wanita dengan pakaian minim dengan warna mencolok itu langsung berhambur ke bagian kanan dan kiri Yixing. Seperti apa yang telah ia lakukan kepada laki-laki sebelumnya, kedua wanita itu menyentuh setiap inchi tubuh Yixing, tepatnya badan pria China itu. Sedangkan Yixing, ia hanya diam saja tak melakukan pemberontakan sekecil apapun. Seakan sentuhan wanita-wanita penghibur itu bagaikan sebuah oksigen baginya.



Masih dengan tangan wanita-wanita itu yang menjamah tubuhnya, Yixing meraih wine yang baru saja diantar kemejanya dan meneguknya. Dan secara sigap wanita yang berada disebelah kanan Yixing kembali menuangkan wine yang berada dibotol ke dalam gelas Yixing yang telah kosong.



Yixing kembali menyenderkan tubuhnya. Dan hal itu kembali dimanfaatkan oleh kedua wanita menjijikan yang masih menggelayuti pria itu untuk semakin merapatkan tubuhnya pada tubuh Yixing. Tapi sama halnya dengan sebelumnya, Yixing hanya diam menerima perlakuan itu. Namun tak lama setelah itu, sebuah pemandangan berhasil menarik perhatian pria tampan itu. Dengan sigap ia menyingkirkan tangan wanita-wanita itu dan pergi meninggalkan keduanya. Sontak kedua wanita itu terdiam saat mendapatkan perlakuan seperti itu dari Yixing.



Yixing berjalan menembus keramain club yang semakin ramai dikala larut. Ia berjalan menuju meja bar dimana nampak seorang wanita yang mengenakan pakaian tak kalah minim dengan dua wanita sebelumnya berwarna merah. Ia menarik salah satu kursi dan menjatuhkan tubuhnya pada kursi yang berada di samping wanita itu.



“hai.. siapa namamu? sepertinya aku baru melihatmu.”



Wanita itu reflek menoleh saat dirasanya pria di sampingnya mengajaknya untuk berbicara. Ia tersenyum manakala matanya menangkap bagaimana paras Yixing. Oh haruskah dijelaskan lagi bagaimana paras pria berdarah China itu sekarang?



Masih dengan tersenyum, ia mengulurkan tangannya pada Yixing. “Hong Nam Gyu.”



“Zhang Yixing.”



Perkenalan yang singkat namun berhasil membuat mereka menjadi sangat akrab. Sampai-sampai Yixing mengantar wanita itu saat mereka hendak pulang. Oh bukankah menjadi sangat berlebihan? Mereka baru saja kenal, tetapi cara mereka berhubungan layaknya sepasang kekasih yang telah menjalin hubungan lebih dari satu tahun.



Grand Cherokee putih milik Yixing berhenti tepat di depan sebuah bangunan apartment mewah yang salah satunya merupakan tempat tinggal wanita itu. Yixing turun dari mobilnya. Berjalan dengan gagahnya menuju pintu penumpang dan membukakan pintunya. Wanita itu turun dan berhenti tepat dihadapan Yixing. Ia memeluk pria China itu. Memberikan sentuhan-sentuhan ringan pada punggung pria itu.



“terimakasih.” Bisiknya tepat ditelinga Yixing.



Wanita itu melepaskan pelukannya. Hendak pergi namun Yixing menahannya dan ia langsung mendaratkan bibirnya pada bibir wanita itu. Wanita itu tak menolak saat mendapatkan perlakuan mendadak seperti itu dari Yixing. Ia malah langsung melingkarkan tangannya pada leher pria China itu. Membiarkan mulutnya terbuka guna memudahkan lidah Yixing untuk bergerilya menjelajahi setiap inchi bagian mulutnya. Membiarkan terjadinya pertukaran saliva diantara mereka berdua.



Sementara itu, Yixing semakin mengeratkan rangkulannya pada pinggang ramping wanita itu. Jari jemarinya bergerak menyentuh punggung wanita itu yang tak tertutup gaun malam merah yang ia kenakan. Tak memperdulikan dimana mereka tengah berada, kedua manusia itu malah semakin larut dalam ciuman panas yang tengah mereka lakoni. Oh ayolah.. adakah manusia bodoh lain yang akan keluar disaat jam telah menunjukan pukul dua pagi?



Tak berhenti sampai disitu, kini leher wanita itu-lah yang menjadi objek selanjutnya untuk Yixing. Menghembuskan nafasnya pada leher putih itu hingga membuat sang pemilik leher mengeluarkan desahan ringan begitu saja. Mendengar desahan itu membuat Yixing semakin ingin memulai permainannya, namun terhenti saat tangan wanita itu mendorong pelan tubuhnya.



“ini sudah malam, dan kita berada di basemant.”



“oh maaf, aku hanya-”



“aku tahu.” Selak wanita itu sembari meletakan telunjuknya pada bibir Yixing. Membelai pipi pria itu dan kembali berkata “aku juga menginginkannya. tetapi tak sekarang.”



Yixing tersenyum. Ia kembali mengeratkan rangkulannya dan mencium singkat pundak wanita itu.


“baiklah. kalau begitu besok aku akan menjemputmu tepat pukul tujuh.”



Wanita itu mengagguk dan kemudian mereka melepaskan seluruh kontak fisik yang tejadi. Yixing berjalan memasuki mobilnya sedangkan wanita itu melangkahkan kakinya memasuki bangunan tempat tinggalnya.




°  °  °  °  °  °  °  °  °  °




Sesuai dengan janjinya, tepat pukul tujuh Yixing telah berada di depan apartment Hong Nam Gyu -wanita yang ia temui di club kemarin malam-. Dengan setelan jas berwarna hitam serta kemeja merah tak berdasi, Yixing turun dari mobilnya berjalan menghampiri wanita yang mengenakan dress mini berwarna hitam yang telah menunggunya. Ia merangkul wanita itu, mengajaknya untuk masuk ke dalam mobil.



“kita akan kemana?” Tanya wanita itu sembari mengenakan seatbelt.



“ke rumahku.” Jawab Yixing singkat dan kemudian langsung melajukan mobilnya menembus keramaian jalan.




°  °  °  °  °  °  °  °  °  °




Grand Cherokee putih itu berjalan memasuki area rumah yang ketika kalian hanya melihat dari pekarangannya saja, kalian pasti sudah dapat menyimpulkan bagaimana keadaan ekonomi pemilik rumah itu. Rumah yang berada ditengah-tengah hamparan bunga, serta bangunan yang memiliki detail-detail yang cukup rumit. Apa yang dapat kalian simpulkan ketika mendengar itu?



Rumah yang bagaikan istana? Ya... itu merupakan perumpamaan yang paling sesuai untuk menggambarkan rumah itu. Rumah yang elegant, mewah serta besar.



“ayo masuk.” Ujar Yixing sembari mempersilahkan wanita itu untuk masuk ke dalam ruangan pribadinya.



Yixing berjalan terlebih dulu menuju satu buah meja tempat dimana alat pemutar piringan hitam miliknya berada. Ia memilih salah satu piringan yang berada dideretan penyimpanan dan menaruhnya tepat di atas alat berwarna hitam itu.



“kau sangat menyukai musik-musik klasik ternyata.” Ujar wanita itu masih dengan memperhatikan seisi ruangan besar itu. Ia mengangkat tangannya, menyentuh setiap kotak penyimpan piringan hitam milik Yixing.



“ya begitulah. apakah kau ingin minum?” Tawar Yixing yang kini telah berada dimeja bar pribadinya. Wanita itu mengangguk dan kemudian kembali memperhatikan piringan-piringan hitam itu.



“ini, minumlah.” Ujar Yixing sembari menyerahkan satu gelas wine kepada wanita di depannya.



Wanita itu menerimanya dengan senang hati dan langsung meminum sedikit dari cairan berwarna kemerahan itu. Yixing juga tak mau kalah, ia juga langsung meminum minumannya dan kembali melingkarkan tangannya pada wanita itu.



“kau sangat cantik malam ini.” Bisik Yixing. Ia mendekatkan wajahnya pada pundak wanita itu. Menghembuskan nafasnya disana dan memberikan ciuman singkat pada pundak wanita itu.



“mmm kau ju-” Wanita itu menahan ucapannya. Nafasnya tiba-tiba saja tersenggal. Wajahnya yang tertutupi oleh make up kini berubah menjadi merah.



Ia memegangi lehernya. Mencoba mengatakan sesuatu namun ia tak bisa. Ia terbatuk. Terbatuk terus menerus hingga ia terjatuh dan langsung berhenti bernafas.



“kau memang cantik, namun akan lebih baik lagi jika kau seperti ini. mati!”



Yixing menenggak habis wine-nya sebelum meletakan kembali gelas tingginya diatas meja. Dan bertepatan dengan itu, pintu ruang pribadinya tiba-tiba saja terbuka.



“ckckck kau kembali melakukan hal gila itu lagi tuan Zhang?”



Yixing memutar tubuhnya searah dengan suara itu berasal. Memandang sang pemilik suara dan tak menjawab pertanyaannya. Hanya diam dengan wajah tak berdosanya.



“apakah ekstrak rumput laut lagi, eo? ckck apakah kau tak bosan dokter Zhang Yixing?”



Yixing menaikan sebelah alisnya dan berkata, “Thallium tak mengubah rasa , tidak berbau dan juga tidak merubah warna makanan. jadi apakah salah jika aku menggunakannya? dan bosan katamu?” Yixing mendengus. Ia berjalan menghampiri lawan bicaranya dan mengajaknya untuk duduk disofa bersama dengan dirinya.



“aku tak akan pernah bosan untuk melakukan hal ini. kau tahu, karena wanita seperti mereka ayahku pergi dan ibuku meninggal.”



“ya ya.. aku tahu. kau sudah menceritakan hal itu berkali-kali kepadaku. tapi Yixing-ah, kau kan seorang dokter. dan dokter bertugas untuk menyelamatkan nyawa pasiennya. sedangkan kau, dalam waktu yang sama kau bisa menyelamatkan nyawa seseorang sekaligus menghilangkan nyawa orang itu. apakah kau tak lelah, eo?” Yixing menatap lawan bicaranya dan kemudian tersenyum singkat saat mendengar penuturan wanita, ah pantaskan ia disebut wanita? Ia memang sudah berumur dua puluh tiga tahun, tapi wajahnya seperti remaja usia lima belas tahun. Jadi tak masalahkan bila ia disebut sebagai seorang gadis.



“aku jug manusia biasa Nara-ah. ada kalanya aku akan berubah menjadi seekor macan, dan ada kalanya pula aku berubah menjadi seekor kucing.” Ujar Yixing sembari mengacak pelan puncak kepala gadis yang ia panggil Nara itu. Gadis yang memiliki paras cantik serta tatapan mata yang menenangkan.



“jadi menurutmu wanita-wanita penggoda seperti mereka tak pantas untuk hidup? lalu bagaimana jika aku juga seperti mereka? apakah kau juga akan membunuhku?” Tanya Nara. Sontak pertanyaan itu membuat Yixing langsung berbalik menatapnya.



Ia menatap Nara terkejut. Oh bagaimana bisa gadis kecil ini menanyakan pertanyaan bodoh seperti itu, pikirnya. Ralat! Bukan seorang gadis melainkan seorang wanita yang selalu berperilaku kekanakan. Seorang wanita yang sangat menyukai ice cream coklat. Seorang wanita yang tidak akan bisa tidur jika tanpa teddy bear kesayangannya.



“kau bercanda, eo?” Tanya Yixing. Sementara itu, Nara hanya menggelengkan kepalanya. Ia kemudian bangkit dai sofa dan berjalan menghampiri Yixing yang telah lebih dulu beranjak dari duduknya.



“kau tidak mengetahui tentangku sepenuhnya Yixing-ah. kau hanya tahu aku yang seperti ini. tetapi bagaimana jika aku memang seperti wanita-wanita yang kau bunuh? apakah kau juga akan melakukan apa yang kau lakukan pada wanita-wanita itu terhadapku?”



Yixing terdiam. Entah apa yang tengah ia pikirkan untuk beberapa saat itu. Namun tak lama, Yixing kembali bersuara. Dengan menghela nafas dan meletakan tangannya pada bahu gadis itu terlebih dahulu.



“aku memang tak mengenalmu seutuhnya. tetapi jika kau memang seperti wanita-wanita itu, aku tak akan melakukan hal keji itu kepadamu. aku akan membuatmu berubah. karena aku tahu, kau berbeda dari wanita-wanita itu Han Nara.”






E N D







first.. i jast wanna say Shēng rì Kuài lè Yixing gēgē!!! *blow the candle with him*



Zhù nǐ shēng rì kuài lè.. Zhù nǐ shēng rì kuài lè.. Zhù nǐ xìng fú, zhù nǐ jiàn kāng.. Zhù nǐ qián tú guāng míng. Zhù nǐ shēng rì kuài lè.. Zhù nǐ shēng rì kuài lè.. Zhù nǐ xìng fú, zhù nǐ jiàn kāng.. Yǒu gè wēn nuǎn jiā tíng. *singing happy birthday song with Luhan gēgē*


 

wiihh... Yixing gēgē is old now. but although your age added one, i'm still your fan. and i still love you *excessive hehe*. so.. as a present on Yixing gēgē's birthday, i made this fic.



mmm~ actually i know that this fic doesn't fit with the event. but because i'm a labile author.. so i made this and publish it.



feel guality? yeah of course. but, yah.. you know that i'm a 17th years old author. so... i can only say sorry for sacrilege in this fic.


even so i still hope that you guys enjoy it. thanks for your time and see you .....감사합니다 ^^

Comments

Popular Posts