Miss Bossy VS Mr. Cold (3 of 3)
Ini kali pertama seorang Kim So Eun memimpin rapat, jadi
wajar saja jika belum sempurna. Walaupun begitu, ia tetap mempresentasikan
laporannya dengan semangat dan menarik banyak simpati. So Eun dan Jong Woon
menjadi orang terakhir yang keluar dari ruang rapat. Gadis itu langsung
mendekati Jong Woon yang sedang fokus menatap laptopnya. ābagaimana?ā
āapanya?ā jawab namja itu tanpa mengalihkan pandang.
āakuā
ālumayanā So Eun membuang napas pasrah. Padahal tadi semua
orang bertepuk tangan, tapi sepertinya namja ini tak begitu tertarik dengan
presentasinya. Jujur saja, sebenarnya Jong Woon-lah yang pendapatnya paling ia
tunggu.
āCuma lumayan?ā
ālalu? Ya.. itu bagus. Tapi masih terlalu banyak kesalahan
untuk dibilang sempurna, oke?ā
āaku cuma lupa sedikit kokā¦ā
ābenar. Kau lupa memberi salam dan salah menyebut nama
pimpinan perusahaan mitra kita, lalu kau melewatkan satu slide di bagian ke
empat dan kau berkali-kali mengucapkan istilah-istilah informal. Sangat sedikit
ya?ā namja itu tersenyum sinis, lalu menggelengkan kepala dan kembali fokus
pada laptopnya.
Aku menarik napas dalam, āokeā¦. kalau dijabarkan begitu,
memang terdengar agak banyak. Tapiā¦. aku kan sudah berusaha, setidaknya kau
harus memberiku sesuatuā¦.ā
ākau mau apa?ā
ājinjjayo? Kau benar-benar akan memberikan sesuatu untukku?ā
āsetelah kupikir, tak ada salahnya memberikan sedikit
balasan untuk gadis bawel yang tiba-tiba bekerja kerasā aku memutar mata.
Kenapa namja ini selalu menyisipkan kata-kata tak menyenangkan di setiap
kalimatnya?
āhmm,ā¦.. apa ya? Bagaimana kalau ke pantai?ā
ālagi? kita sudah ke pantai kemarin lusaā
ātidak. Kemarin kita cuma satu jam disana, ayolahā¦ā¦..
permintaanku sangat mudah kan?ā
ābaiklah. Sepertinya kau benar-benar ingin menghabiskan
waktu bersamakuā Jong Woon menutup laptopnya dengan ekspresi āapa boleh buat?ā.
So Eun tersenyum puas. āokeā¦ terserah kau menyebutku apa! yang pasti besok pagi
kita ke pantai! Iya kan?ā
**********
Suara lantai kayu yang berderit keras mewarnai pagi di rumah
singgah. So Eun yang sudah siap dengan topi pantai dan tas kecilnya berlarian
dengan semangat menuju kamar Jong Woon. āJONG WOON~AAAā Pekik gadis itu begitu
sampai di depan kamarnya. āJONG WOON~AAā kali ini panggilannya disertai ketukan
di permukaan pintu. āYA KIM JONG WOONā dan dalam kurun waktu lima detik,
ketukan di pintu itu berubah menjadi gebrakan penuh ancaman.
āKALAU KAU TAK BUKA PINTUNYA AKU AKANā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā Kreekā¦.. āwaeeeeeee??ā
Jong Woon tiba-tiba saja membuka pintu, menampakkan wajah bantalnya yang masih
terpeta jelas. Pria itu mengucek mata dan menatap So Eun dengan pandangan
terganggu.
ākita harus ke pantaiā
ābesok sajaā¦. aku lelahā
āANIO! KAU SUDAH JANJIā
āBERHENTI MENERIAKIKU! DASARā
āKAU YANG DASAR! HEH! KAU SUDAH JANJIIIIIIā Mata Jong Woon
sepenuhnya terbuka, ia benar-benar merasa kesal dan ingin mencekik gadis ini.
Ya Tuhan, kuatkanlah dia. āini masih pagi. Nanti jam sepuluh ya.... beri aku
waktu tidur setidaknya setengah jam lagi. Jebalyoā namja itu berusaha
mengendalikan nada suaranya. Ia tak mau merusak pagi yang tenang dengan
teriakan mengerikan. Terlebih Kim So Eun adalah tipe gadis yang akan balas
berteriak jika diteriaki, bahkan teriakan gadis itu bisa mengalahkan suara
pesawat jet yang akan lepas landas. Benar-benar menyeramkan.
āTIDAK! AKU TAK BISA MENUNGGU LAGIā
āoke oke oke!!!!
berhenti berteriak! Tunggulah dibawah!ā
ājangan lama-laā¦ā¦..ā BRAAKKK! āmaā¦.. hft, kenapa sih namja
itu?ā
**********
Tak sampai sepuluh menit, Jong Woon turun dari lantai atas
sambil mengancingkan kemeja berlengan pendeknya. So Eun yang tengah duduk tak
sabar di atas sofa langsung berdiri dengan ekspresi ceria. āingat! Jam 12 siang
kita harus sudah sampai di rumahā ujar Jong Woon dingin.
āanio! kita akan berjalan di pantai seharian. Jadi kita akan
pulang malamā
āmworago? Andwaeee! Kau tahu seberapa lelahnya aku? seorang
pimpinan hotel yang habis lembur semalaman butuh waktu tiā¦ā¦ā¦ā¦ā
āLALALALALAā¦ā¦. Aku tak dengar! Aku tak dengarā¦ā¦ā So Eun menarik tali tasnya
dan segera berlari keluar. Jong Woon
menggeram. ādasar! Anak ituā
**********
So Eun tersenyum, tangannya ia angkat membuat v-sign dan
KLIIK. 27 foto sudah tersimpan di kamera milik Jong Woon. āoh.. ayolah! Kau
tidak muak dengan semua foto ini?ā
āaaaaaā¦ā¦. Kau juga mau ya?? Sini, aku fotoā
āaniiiiii!!!!! Maksudku, KAU! BERHENTILAH BERFOTOā
āYAAA!!! KENAPA SEKARANG KAU JADI SENANG SEKALI MENERIAKIKU
HUH?ā
ādwasseo! Apa tak ada hal lain yang bisa kau lakukan selain
berfoto?ā So Eun mengusap dagunya, berpikir. Sementara Jong Woon menunggu
respon gadis itu dengan sabar.
āayo buat tulisan-tulisan di atas pasir pantai, lalu kita
potretā Jong Woon mengusap mukanya. Bukankah itu sama saja dengan berfoto? Oh..
Tuhan! Gadis ini!
āini sudah siang, bagaimana kalau cari restoran enak dan
makan siang?ā akhirnya, dengan nada manis yang dibuat-buat, Jong Woon
menawarkan hal lain yang benar-benar tak ada hubungannya dengan berfoto.
āMAJA! Aku tak sadar loh kalau ini sudah siangā
āah.. jinjjayo?ā tanya Jong Woon, dengan nada meledek yang
untungnya tak So Eun tangkap. Jong Woon baru saja berbalik saat tiba-tiba saja
So Eun meraih tangannya dan menggenggamnya erat.
āapa ini?ā
ātangan?ā
āckā¦ maksudkuā¦ā¦ kenapa kauā¦ā¦ sudahlah!ā Jong Woon mengalah,
membiarkan tangannya bertautan dengan tangan gadis di sebelahnya. So Eun
tersenyum lebar, lalu mengayun langkah sambil memegangi topinya yang nyaris
terbang karena angin pantai.
Setelah 5 menit berjalan, mereka sampai di kawasan jajanan
pasar maupun makanan berat. Mulai dari kafe kecil sampai restoran mewah
terhampar di kanan kiri jalan, berbaur dengan pedagang kaki lima di selasarnya.
Mereka masuk ke salah satu restoran dan langsung mencari
tempat duduk ternyaman, lantas memesan.
āsetelah makan kita pulang, oke?ā
āaniyo!ā
āsebenarnya apa lagi yang kauā¦ā¦. Solki?ā
āhuh? Sol apa? nugu?ā baru saja So Eun menanyakan itu, namja
dihadapannya langsung berdiri. Matanya lurus memandang ke arah lain, ke arah
objek dibelakangnya. So Eun yang penasaran akhirnya menolehkan kepalanya.
āsiapa dia?ā So Eun kembali menoleh ke depan dan Jong Woon ternyata
sudah menghilang. Membuat gadis itu kembali harus memutar kepalanya. Dan benar
sajaā¦. entah bagaimana, Jong Woon sekarang sudah berdiri di meja seorang gadis
cantik dengan rambut terkepang rapi itu.
āHeiā¦.ā
āJong Woon? kauā¦ā¦.. bagaimana bisa disini?ā Solki, perempuan
itu langsung berdiri begitu melihat pria yang menyapanya. Mereka saling
berjabat tangan dan melemparkan senyum bersahabat.
ābogoshipoyoā¦ā¦ bagaimana kabarmu?ā lanjut gadis itu, masih
dengan nada yang sangat ceria.
āakuā¦ā¦.. tentu saja baikā Jong Woon berusaha tersenyum
normal, mengabaikan detak jantungnya yang mulai tak benar.
ākau sendirian?ā pria itu mulai membuka suara lagi, tak
ingin kecanggungan menginterupsi.
ātidak! aku bersama namjachingukuā
āah! Bersama namjachinguā ulang Jong Woon pelan, entah
kenapa dadanya terasa sakit. Solki adalah teman baiknya selama di Jepang. Jong
Woon menyukainya, dan Solki mengetahui fakta itu. Sayangnya, ada namja lain
yang sudah lebih dulu merebut perhatian gadis itu. Dan sayangnya lagi, Jong
Woon bersedia menjadi pihak yang mengalah.
āYAA! KIM JONG WOON! MAKANANNYA SUDAH SAMPAI! NANTI DINGINā
Pekik seorang gadis tanpa malu-malu. Ia menoleh ke arah Jong Woon dan Solki
dengan tatapan kesal, lalu kembali serius memotong steak-nya.
āakuā¦ā¦.ā
ādia pacarmu?ā
āTIDAKā Jong Woon langsung mengelus lehernya setelah
berteriak tiba-tiba. ātidak? okeā¦ aku mengerti. Kau tak perlu berteriakā Solki
tertawa pelan.
āne,ā¦ aku harus kembali ke mejaku. Kuharap kita bisa bertemu
lagiā
āgeuraeyo! Changkamanā¦ā¦ā¦ Kau tak ingat besok hari apa?ā Jong
Woon mencoba mengingat-ingat selama beberapa saat sebelum, āhari ulang tahunmu,
aku benar kan?ā
āsyukurlah kau masih mengingatnyaā Solki tersenyum lembut,
āaku membuat pesta pantai untuk merayakannya. Kuharap kau mau datangā
āentahlahā¦.. aku agak sibukā Jong Woon melirik Solki yang
terlihat agak kecewa, āTapi akan kuusahakanā
ābaiklahā¦.. dan pastikan kau mengajak gadis ituā Solki
menoleh pada So Eun yang duduk membelakanginya, lalu kembali menatap Jong Woon.
ākenapa aku harus mengajaknya?ā
ādia temanmu kan? temanmu adalah temanku jugaā
ābaiklahā¦..ā
āsampai jumpaā
āne.. sampai jumpaā
**********
ākau mau kemana?ā So Eun yang sedang menonton TV di ruang
tengah sontak mengubah posisinya. Jong Woon terlihat sangat rapi dengan kemeja
dan celana bahan berwarna hitam.
ātemanku ulang tahunā
āoh.. kau mau bersenang-senang dan tidak mengajakku?ā
āsebenarnya ia memintamu ikutā
ābenarkah?ā wajah gadis itu berbinar.
ātapi lebih baik tidak usahā dan seketika sinar di wajah So
Eun meredup. āwaeee? Yang punya acara kan dia, bukan kau! geunde, temanmu yang
mana?ā
āSolkiā jawab Jong Woon pelan. Entah kenapa, saat mendengar
nama itu, So Eun merasa tidak nyaman. Ia kembali menoleh pada layar tv dan
berusaha terlihat tertarik pada acara disana.
ākau mau ikut?ā tanya Jong Woon, pria itu berjalan
menghampirinya. Lantas duduk di sebelah So Eun yang tiba-tiba saja menjadi
sangat kaku.
ākau bilang lebih baik tidak usah kan? kalau begituā¦ā¦ ya
tidak usahā
ākau marah? Ayolahā¦ā¦. Aku cuma bercanda. Aku bilang begitu
karena kalian tak saling kenal, danā¦ā¦ā
ājika aku ikut, apa kau janji kau tak akan mengacuhkanku?ā
sela So Eun sambil menatap namja disampingnya sungguh-sungguh.
āgeurae! Kenapa kau menanyakan itu?ā
ākau sepertinya punya hubungan serius dengannya. Entahlahā¦..
aku hanya tak ingin diabaikanā Jong Woon tersenyum tipis, ātentu saja tidak.
Sudah sana, ganti bajumu!ā
**********
Tidak. Harusnya gadis itu benar-benar tidak ikut. Lihatlah!
Ternyata apa yang dikhawatirkan So Eun saat di rumah tadi benar-benar menjadi
kenyataan. Ya.. Jong Woon mengabaikannya. Pria itu terlihat larut dalam pesta
ulang tahun Solki di tepi pantai Jeju yang indah. Sedangkan So Eun hanya
berjalan di antara tamu undangan seperti orang asing. Gadis itu membuang
napasnya dengan bosan, sesekali matanya melirik jauh ke sebelah kanan, ke
sekumpulan manusia yang sedang tertawa bersama. Tidak. Tatapan gadis itu lebih
terfokus lagi. ke Jong Woon dan Solki. Perasaan apa ini? dia cemburu? Yang
pasti gadis itu merasa sangat tidak nyaman dan ingin segera pulang. Ia tak
suka. Walaupun mereka sedang berada di alam terbuka, tapi perasaannya terasa
dibekap. Gadis itu merasa sesak. Sangat sesak.
So Eun berjalan ke mesin kopi yang disediakan khusus untuk
acara pesta. Ia mengambil gelas plastik dan menyodorkannya ke bawah lubang.
Gadis itu menekan tombol di mesin itu dengan malas, tapi mesin itu tak
bereaksi. So Eun mulai geram, ia terus menekan-nekan tombol itu, kali ini
sambil memaki dengan tidak sabar danā¦ā¦ā¦.. āawwā tiba-tiba saja cairan kental
yang sangat panas mengalir dan mengenai kulit tangannya. So Eun mengaduh,
mengusap-usap kulit tangannya sendiri dengan perasaan kacau.
Dan saat itu, tiba-tiba saja tangannya ditarik oleh
seseorang. Jong Woon. Pria itu sudah membawa tisu basah dan mengusap tangan So
Eun yang terkena cairan kopi dengan itu.
ātak bisa lebih sabar sedikit ya? Kerja mesin kopi tidak
seinstant ituā ujar Jong Woon dingin. So Eun tak menjawab. Entah kenapa, walau mendapat
ucapan dingin, hatinya malah terasa hangat. Gadis itu menatap Jong Woon sambil
tersenyum. ākau memperhatikanku?ā
āmenurutmu?ā
āiyaā
ākalau begitu iyaā So Eun tersenyum kecil. Tak bisa dipercaya.
Bagaimana bisa seorang Kim Jong Woon mengaku semudah itu padanya? apa ini
benar-benar Kim Jong Woon?
ākenapa?ā
ākau mengkhawatirkanā
āhm?ā
ādaritadi kau mundar-mandir di dekat laut, bagaimana kalau
tergulung ombak? Lalu kau tak menyentuh makanan disini sama sekali. Tenang
saja, Solki tak akan menaruh racunā
āakuā¦ā¦ā¦. tidak suka disini.
Aku mau pulang sejak tadi, tapi sepertinya kau sangat menikmati acara
iniā ada nada menyindir yang keluar dari suaranya. Tapi So Eun tak perduli. Ia
membuang muka ke arah laut yang terlihat sangat biru dan menahan pandangannya
disana.
āSolki teman lamakuā
āapa aku bertanya?ā
āaku pernah menyukainyaā
āpernah? Kurasa masihā balas So Eun cepat. Jong Woon
terkekeh, pria itu menyelipkan tangannya ke saku celana dan menghembuskan napas
berat, āawalnya kukira begitu, tapiā¦ā¦ā¦ sepertinya tidakā mendengar itu,
tiba-tiba dada So Eun yang tadinya sesak menjadi sangat lega. Ia memalingkan
wajahnya pada Jong Woon, menanti kalimat yang akan pria itu katakan
selanjutnya.
āmungkin perasaanku padanya sudah hilang, entah sejak kapanā
Tesā¦. Tesā¦. Tesā¦
So Eun dan Jong Woon refleks mendongak. Hujan turun. Semua
undangan berlarian menuju gedung utama. Jong woon meraih tangan So Eun,
bermaksud mengajaknya berlari, tapi gadis itu justru enggan, ia menahan
tangannya.
āYa Paboya! Cepatlahā¦ā¦. Hujannya akan deras sebentar lagiā
āaku tak mau berada di pesta ituā¦.. aku tak sukaā
āterserahā¦. Kutinggal yaā
āya sudahā ujar So Eun tak perduli. Ia memutar matanya
dengan kesal, lalu berlari menuju arah payung besar di tepian laut, berteduh
disana.
ācihā¦. Baiklahā¦ terserahā Dengus Jong Woon, pria itu sudah
memutar langkahnya dan bersiap menuju gedung. Tapi sebelum kakinya sempat
melangkah, pria itu malah menggigit bibir dan kembali memutar badan. Ia
memperhatikan So Eun yang sudah sampai di gazebo kecil di tepi laut, lantas
mendesah. āmana mungkin aku meninggalkannya sendirian?ā gumam pria itu dengan
nada frustasi. Dan bertepatan dengan itu, hujan yang terjun dari langit semakin
deras. Jong Woon tak mengulur waktu dan segera berlari menghampiri So Eun.
Gadis itu terkejut saat melihat Jong woon yang sudah
setengah basah menghampirinya. Ia kira pria itu benar-benar akan
meninggalkannya seperti biasa. Tapi ternyata kali ini tidak. Bukannya menemui
Solki dan berpesta, pria itu lebih memilih dirinya. Sekali lagi, So Eun merasa
sangat berharga.
ākau kesini?ā So Eun menyeringai, ia melirik Jong Woon
dengan tatapan terganggu sambil menyedekapkan tangan. Kelihatan angkuh,
berbanding terbalik dengan suasana hatinya. Oh.. Yang benar saja! Kim Jong Woon
meninggalkan pesta Solki dan lebih memilih bersama Kim So Eun di luar? Sulit
dipercaya.
ātak usah terlalu senang. Aku hanya tak mau kau merusak
apapun disini, jadi harus kuawasiā So Eun mendengus, jawaban pria itu terlalu tidak
masuk akal untuk dicerna.
ālalu sekarang apa? apa
yang kau inginkan disini?ā ucap Jong Woon lagi.
āmollayo. Setidaknya aku tidak berada di dalam sanaā
āapa yang sangat buruk dari gedung itu sampai kau tak mau
masuk ke dalamnya?ā
ākarena di gedung itu sedang berlangsung sebuah pesta ulang
tahun seorang gadis yang tak kukenalā
ānamanya Shin Solki. Dia temankuā
ābenarā¦ dia temanmu. Dan bukan temanku. Aku menyesal sudah
ikut datangā tiba-tiba saja Jong Woon terkekeh. Membuat tatapan penasaran melayang
padanya.
āwae?ā
āentah kenapa aku rasa ada yang sedang cemburu disiniā
āMWORAGO?ā Jong Woon tersenyum kecil. Dan saat itulah
sayup-sayup suara musik terdengar dari gedung pesta yang jaraknya tak begitu
jauh. Secara bersamaan, kedua orang itu menoleh.
ādia mengadakan pesta dansa juga? sebenarnya semeriah apa
sih ulang tahunnya? kenapa orang itu bertingkah seolah sedang merayakan sweet
seventeen? Berlebihan sekaliā dumel So Eun.
āini pestanya. Jadi terserah diaā balas Jong Woon tenang.
ābenar. Kau memang selalu membelanya. Your lovely crush,
right?ā Jong Woon tak mendengarkan sindiran itu dan menatap lurus pada ombak
yang menggulung-gulung.
ākita terjebak disini gara-gara kauā ujar pria itu pelan. Ia
melirik langit yang masih menurunkan hujan, lalu mendesah keras.
āharusnya kita ada di dalam sana, pasti akan hangat. Lalu
bisa berdansa jugaā
ābenarā¦ aku tahu apa yang ada di pikiranmu. Berdansa dengan
Solki? Iya kan? ah.. tak salah lagiā
Jong Woon melirik gadis disebelahnya dengan tatapan heran,
seolah berkata ākenapa sih gadis ini?ā.
Pria itu lantas menggelengkan kepalanya tak perduli dan bersedekap.
ākenapa nada bicaramu begitu? kau mau berdansa denganku ya?ā
āa..apa?ā saat So Eun mengucapkan itu, pria dihadapannya
sudah menariknya duluan. Membuat jarak mereka menjadi sangat dekat.
āwae? kau gugup sedekat ini denganku?ā
āg..gu..gugup? sepertinya kau yang gugupā
ākita buktikan siapa yang gugupā Jong Woon menyatukan
telapak tangan mereka di udara, sebuah gerakan awal untuk memulai dansa. Pria
itu tersenyum, namun So Eun malah semakin kaku.
ākita benar-benar akanā¦ā¦ā¦ā¦..ā
āberdansaā sambung Jong Woon sambil menggerakkan kakinya. So
Eun yang belum siap akhirnya terinjak dan menjerit. Tapi namja di hadapannya
tak begitu perduli, ia tetap pada gerakannya. Melangkah ke kanan dan kiri
sambil memejamkan mata, menikmati suara samar irama klasik dari gedung pesta.
ākau tahu?ā So Eun yang sibuk memperhatikan langkahnya
langsung mendongak dan memperhatikan Jong Woon. ātahu apa?ā
āsaat waktu 2 minggu kita berakhir, aku akan kembali ke
Jepangā So Eun tercekat. Ia berusaha mengendalikan ekspresinya dan menjaganya
supaya tetap kelihatan tenang.
ājadi perusahaan akan menjadi milikku?ā
āmollaā¦.. itu terserah appamuā
āgeunde, kenapa kau pergi? Maksudkuā¦ā¦ kau cuma memimpin
perusahaan selamaā¦ā¦ sebulan?ā
ākau senang kan? sejak awal kau ingin aku pergi kan?ā
nadanya sinis. Membuat lawan bicaranya tertohok. So Eun melepaskan tautan
tangan mereka dan mundur selangkah.
ābenar. Aku senang. Tinggal tiga hari lagi kan? kuharap
waktu cepat berlaluā walaupun matanya berkaca-kaca, So Eun tetap bisa
mengucapkan kalimat barusan dengan nada seolah ia sangat bahagia. Gadis itu
tersenyum, palsu. Lalu berjalan mundur beberapa langkah lagi danā¦ā¦ā¦ā¦ā¦.. berlari.
Ya.. tiba-tiba saja ia membalik badan dan berlari, menembus hujan. Gadis itu
ingin pulang. Ia tak bisa berlama-lama disini. Ia ingin menangis. Tapi ia
sendiri tak tahu kenapa. Kenapa harus bertingkah seperti ini? kenapa rasanya
sakit saat pria itu bilang ingin pergi? Kenapa? Tolong jelaskan! Tolong!
**********
3 hari bukanlah waktu yang lama. Tanpa disadari, semuanya
berlalu begitu saja. Selama tiga hari itu, So Eun lebih banyak menghabiskan waktunya
di hotel daripada rumah singgah. Ia menyibukkan diri dengan segala urusan
hotel, bahkan tanpa diminta oleh Jong Woon, gadis itu mengajukan diri untuk
membuat presentasi lain dan memimpin rapat. Hebatnya dia berhasil. Jauh lebih
baik dari rapat pertamanya. Caranya bicara dan gerak-geriknya terlihat sangat
professional, seolah sudah ahli. Ia berhenti keluar dan berbelanja, lebih
memilih fokus mengetik dihadapan laptop ditemani segelas kopi. Jong Woon
keheranan hebat dengan perubahan signifikan sang miss bossy. Sikap So Eun yang
berubah tiba-tiba malah membuatnya khawatir. Lebih dari itu, So Eun mencoba
menjauhinya. Menjaga jarak. Semua perkataannya bahkan tak lagi digubris.
Kini, setelah tiga hari, keduanya sama-sama membereskan
barang mereka dan pergi ke bandara. Dalam satu mobil, keduanya sibuk menoleh ke
arah yang berbeda, hening, tak ada yang angkat suara. Ya, mereka sama-sama ke
bandara, tapi tidak, tujuan akhir mereka berbeda. So Eun kembali ke Seoul dan
Jong Woon yang tanpa diduga-duga malah memutuskan untuk kembali ke Jepang.
Selama berada di mobil, So Eun mati-matian menahan tangis. Rasanya terlalu
cepat. Mereka baru bertemu beberapa bulan lalu. Saat itu tengah malam, dan Jong
Woon mengiranya maling. So Eun bahkan tak bisa lagi tersenyum saat membayangkan
itu, saat ini hatinya terasa sangat berat. Seperti ada dinamit. Siap meledak.
Menghancurkannya.
Keberangkatan pesawat mereka cuma selisih 15 menit. Dan
sekarang, sebuah suara sudah terdengar, memanggil-manggil penumpang pesawat
menuju Seoul untuk segera menaiki pesawat. So Eun berjalan begitu saja, tak
berusaha berpamitan pada namja yang sejak tadi terus berada disampingnya. Jong
Woon pun membuat gerakan, menahan tangannya.
ākau tak mau mengucapkan apa-apa padaku?ā
ābagaimana denganmu? Kau tidak ingin mengatakan apa-apa?ā
tanya So Eun balik. Dalam hati memohon-mohon agar namja itu melarangnya pergi.
Sepertinya, ia mulai mengerti. Ia rasa ada yang sedang jatuh cinta disini.
Benar, dia lah orang itu. Tapi apa gunanya mengetahui itu sekarang? Terlambat.
āakuā¦.. eohā¦.. selamat jalanā
ābenar. Selamat jalan jugaā So Eun langsung membalik
badannya dan menarik koper, berjalan lagi.
**********
So Eun sudah duduk di kursi pesawat. Tubuhnya kaku dan
tatapannya kosong. Apa pria itu sudah masuk ke dalam pesawat? So Eun mencoba
menjernihkan pikirannya, tapi sudah terlanjur. Ia tak bisa. Keinginan gadis itu
selalu menjadi prioritas, tapi untuk masalah iniā¦ā¦ jelas ia tak bisa hanya
menjentikkan jari. Detik demi detik berlalu, So Eun tak dapat mengalihkan
perhatiannya dari jam tangan. Keringatnya mengucur, ia meremas tangannya,
gelisah. Waktu menipis, sebentar lagi pesawatnya lepas landas. Ia benar-benar
ingin merealisasikan rencana gila yang tiba-tiba saja melintas di otaknya.
Tapiā¦ā¦. bisakah?
So Eun POV
Kakiku terhenti, rasanya sudah tak kuat lagi. Aku lelah. Aku
baru saja berlari menuruni pesawat dan membatalkan keberangkatan. Ini gila.
Untuk apa aku melakukan ini? Benarā¦ aku tahu jawabannya. Si pria asing yang
sudah kukenal, Kim Jong Woon. Mungkin aku akan menyesal nanti, tapi siapa
peduli? sekarang yang dapat kupikirkan adalah pria itu. Apa ia sudah menaiki
pesawatnya? Kumohonā¦.. janganā¦.. aku sudah membatalkan keberangkatanku.
Setidaknya dengarkan aku dulu. Aku tak akan tenang seumur hidup bila belum
mengatakan ini padamu. Kim Jong Woon, aku mencintaimu. Terserah kau mau bicara
apa. Terserah jika kau mau menghinaku, menertawaiku atau apalahā¦ā¦ setidaknya
aku sudah bicara. Aku tak bisa hidup tentram jika perasaanku terganjal.
Orang-orang berlalu lalang dihadapanku, terlihat sangat
sibuk dan terburu-buru. Bandaranya sedang ramai. Mataku berpencar, mencari satu
orang, namun rasa kecewalah yang kudapat. Ia tak ada. Dengan cepat kukeluarkan
ponselku, masih berharap. Tapi ia tak menjawab. Aku semakin panik, air mataku
menetes, lantas mencoba menghubunginya lagi.
ākau sedang menelfon siapa?ā
āJong Woonā jawabku panik. Aku langsung menempelkan layar
ponselku dan menunggu nada sambungnya saatā¦ā¦ā¦ā¦ā¦. Oh, bodoh! Siapa barusan? Aku membalik
badan. Tubuhku terasa lemas. Pria yang sedang berusaha kutelfon mati-matian tengah
menahan tawa melihat tingkahku. Ya.. aku konyol, memang.
Kepalaku tertunduk, tak tahu harus apa. Malu? Tentu saja.
Tapi ada rasa lain yang mengalahkan rasa malu itu. Aku takut. Aku tak tahu cara mengungkapkan perasaanku
padanya. Haruskah aku bilang, aku mencintaimu? Begitu? tapi kan aku perempuan.
ākenapa kau mau menelfonku? Ada sesuatu yang ingin kau
bicarakan?ā
āaaā¦.. kenapaā¦.. kau belum masuk pesawat?ā
ājadi itu yang ingin kau katakan? Benarkah?ā pria itu
mendekatkan wajahnya padaku, mengeluarkan ekspresi tak yakin.
ābaiklahā¦ā¦ā¦.. akuā¦ā¦ā ucapanku terhenti lagi, aku tak bisa.
ākau masih memikirkan gender huh? Harus berapa kali kubilang
kalau ini sudah jaman emansipasi?ā
Aku yang sejak tadi memegangi leher sambil menunduk langsung
mendongak, menatapnya bingung. Apa sih yang dia bicaā¦ā¦ā¦ Tunggu! Jangan bilang
diaā¦ā¦ā¦ā¦..
ākau sudah tahu apa yang ingin kukatakan?ā
āmemangnya apa lagi? haruskah kukatakan duluan?ādia
tersenyum dan berjalan mendekat satu langkah. Lantas berlutut. Membuatku panik.
Ohā¦ ayolah, KITA DI TENGAH-TENGAH BANDARA YANG SIBUK. Aku berusaha menarik
tangannya, menyuruhnya berdiri, tapi namja itu justru menahan tubuhnya semakin
kuat.
āsebenarnya aku tidak akan berangkat ke Jepangā kalimat
pembukanya benar-benar membuat mataku terbelalak. ābahkan aku tidak membeli
tiketā pria itu tertawa kecil setelah mengucapkannya.
āaku hanya ingin membuktikan, apa Kim So Eun mempunyai
perasaan yang sama denganku? Apa Kim So Eun menyukaiku? Aku tak ingin mengalami
ācinta sepihakā untuk yang kedua kalinya. Danā¦ā¦ā¦. Sekedar memastikan, bisa
jawab aku?ā
āj..jaā¦jawab apa?ā
ākalau kau pura-pura bodoh lagi, aku akan berdiri dan
membeli tiket sungguhan menuju Jepangā
āaā¦. araā¦ araā¦. Akuā¦.. menyukaimuā¦. Jugaā Jong Woon
tersenyum lega mendengar ucapanku. Lantas berdiri, memelukku. Entah bagaimana,
aku merasa benar-benar damai. Kim Jong Woon? dia menyukaiku? Ini masih terlalu
sulit untuk dipercaya. Tapi yaā¦ bagaimanapun juga, ini harus kupercaya. Dia
sekarang ada di hadapanku, menggenggam tanganku.
ātunggu! Kita harus kembali ke Seoulā
āharuskah? Bagaimana kalau mengurus hotel Jeju seminggu
lagi?ā
āa..apa?ā
āayo pulang!ā
āmaksudmu kita ke rumah singgah lagi? bagaimana kalau
appaā¦ā¦ā¦ā¦ā¦.ā
āaku akan bicara pada Tae Woo samcheonā
ātapiā¦ā¦.ā
āchagiā¦ā¦ ā mataku melebar. DIA BILANG APA?
āYAA!! Jangan panggil aku dengan sebutan ituā
āwae, chagiya? chagi chagi chagi chagiā
āYAA KIM JONG WOON! HAJIMAAā
END
Gila! Endingnya cheesy parah. *tutup muka* uhā¦. Ga tau mau bikin kaya
gimana lagi, akhirnya malah begini. Danā¦.. Ya ampun! Jarak pblishnya lama
banget, sebulan lebih. Tapi sekali lagi, aku ngerasa g srek sama endingnya!
Kecepetan, iya kan? aku udah ulang-ulang ngetik trus dihapus lagi, tapi tetep
aja rasanya kecepetan. T_T ya udah deh, segini ajaā¦ makasih buat yang udah baca
dari part 1-3, semoga ga terlalu mengecewakan. :<
Tungguā¦ā¦ sekali lagi, READERS!!! MAKASIH BANYAK, APALAGI YANG UDAH
KOMEN, MAKASIIIIIIIIIIIIIIIIIH BANYAAAAAAAAAAAK BANGEEEEEEEEET. Walaupun aku
anaknya gini, g tanggung jawab, nyebelin, gaje publishnya jarang2, sekalinya publish
ngecewain, tapi tetep aja ada yang baca. ThanksJ
Projek selanjutnya? APA YA? KASIH TAU G YA? Kasih enggak kasih engga
kasih, eh.. Enggak ah =.=
horeee.. udah dipublish part akhirnya.. kyaaa.. kutunggu2 bgt nih. ^^
ReplyDeleteciee.. akhirnya jongwoon n sso ngaku jg kl saling suka. fiuuuh.. setelah sekian lama jual mahal. kkkk.. #ngelap keringet :D
iya sih thor mnurut aq kecepetan,tp ttep aja aq suka krn endingnya happy..
ditunggu ff kim so eun lainnya. semangat terus buat author :)
tuh kan! kecepetan-_- iya endingnya always happy, besok-besok aku buat yg sad ending deh.. /plakk/ makasih semangatnyaaaa!!!! semangat semangat semangat^^
DeleteAkhirnya setelah jamuran nunggu klanjutanya *kidding*...dah publish ternyata yeahhh peyuk author salsa {}
ReplyDeleteAku ngerasa ada sentuhan yg kurang gt dr ff jong-eun yg sbelum2nya ,cm g thu apa gt ^^ tp whateverlah yg paling penting reader happy bcnya :* aaaaaa cium author :* !!Walopun agak kecepatan tp pas lah ..apalgi endingnya bikin dag dig dur duaarr...kirain jongwoon belum ada persaan ma soeun ternyata udh cintrong toh ...terlebih liat tingkah soeun yg panic takut menyesal ..alhasil jong_eun mengclearkan hub merekaa ...bener2 sweet dah yak....chagi..chagi ...like this ...ketika jongwoon terus menggoda soeun dg kt chagiya hhhhhh ~ ni ff adorable + sweet nged :*^^ ff jong_Eun couple bikinan author always make me crazy & happy^^ thanKYU so much ....*lempar lope-lope buat author , tangkep yo :* *!! Kasih bocoran dikit dong salsa ...project selanjutnya ........yg pasti kudu jong-eun couple yo *kedip3*^^ reader tunggu karya2 mu slanjtnya ...tp tp klo bs jgn lama2 yak hhhhhe ~ #plakk* !! Keep writing ^^ keep spirit ^^fighting :* thumb Up (y)
Hadir lgi thor ^^ comment q yg d ats ada salah kt dikit ghghgh :D
ReplyDeleteMaksud reader, di ini part ada sentuhan yg kurang cm g thu apa...apa mungkin karna kecepatan...or kurang part lucunya hhhhe :* tp seperti yg q bilng yg penting pembaca happy n sukses buat author dah yak ....thanKyu3 ^^ cmunguth :*!!! Next projct jong_eun na d tunggu sooon :* hhhhhe ~
iya... aku sendiri juga ngerasa ada yang kurangT_T Makasih ya udah di review... bagus deh ada yang suka. ah~~ jadi malu>,<
Deletesorry, tp projek selanjutnya bukan Jong-Eun lagi. Aku mau make cast yang lain, mau buat couple baru dulu.... mian ya! MAKASIH KOMENNYA^^
ga sia" nunggu lama,,
ReplyDeletelumayan puas lah ma ending y *V
Cinta datang tanpa diduga *bahasa y
hihihi
Bikin ff lg dong tp main cast y sso eonni buat pair y capa aja boleh lahhh
klo bisa story y da comedy gtu *author: banyak mau lu!!!
makasih komennya^^ buat sekarang blm bisa janji dulu ya.. lagi pengen nyari cast baru. Sorry
Deletesuka bgt vani,,,,
ReplyDeleteyeaaaah happy ending, berbulan2
kekonyolan mereka berakhir konyol juga tapi nan romantis, berlutut ditengah keramaian bandara
moment pantainya sweet tapi sweet lagi pas pesta solki, cemburu dan tanggung jawab berdampingan disana
aaaah bandara
hahaha konyol, pas ditaya telpon siapa, kekeke
tapi abis itu keabisan kata2 deh udh terlanjur membayangkan adegannya lagiii
akhirnya tidak bertepuk sebelah tangan
gomawooo salsa
ditunggu ff sso eoni lagi yak, gomawo
jadi intinya ff aku konyol? hahaha.....
Deleteiya sama-sama..... malah aku yang harusnya bilang GOMAWOOOOO!!! Makasih komennya>o< makasih reviewnya..... makasih udah mau bacaaaa... ^^
annyeong...mian baru komen diakhir..
ReplyDeleteff nya menarik n bagus..endingnya jg lucu tp ttp bagus..
gomawo buat ff nya..^^
gomawo juga buat komennya:)
DeleteHuuaaaa.. daebakk eon.. aku suka bnget alurnya n main castny.. pdhl aku udh berkli" bca tpi gk bosen"
ReplyDeleteOh y eonn.. kok skrng jarang ngepost ff lagi sih.. aku suka banget klo main cast nya so eun and Yesung..*saran aja nih eon..
ReplyDeleteOh iya . Kapan kapan buat ff yg so eun n yesung kerja ny jdi dokter donk pasti seruuu*apaannihgwngaturbngetya.
5 bulan yang lalu aku publish ff Jong-eun ko^^ judulnya 'wedding dress' sama 'that cashier' kl km mau ngecek XP. Jadi dokter? Boleh tuh idenya, disimpen dulu ya, kl dpt cerita yg asik aku ketik (padahal g ngerti sama sekali soal dunia kedokteran)
DeleteMakasih banyak bgt bgt bgtttttt ya udah suka, udah komen, udah baca berulang-ulang *nangis*