Miss Bossy VS Mr. Cold (3 of 3)



Ini kali pertama seorang Kim So Eun memimpin rapat, jadi wajar saja jika belum sempurna. Walaupun begitu, ia tetap mempresentasikan laporannya dengan semangat dan menarik banyak simpati. So Eun dan Jong Woon menjadi orang terakhir yang keluar dari ruang rapat. Gadis itu langsung mendekati Jong Woon yang sedang fokus menatap laptopnya. “bagaimana?”



“apanya?” jawab namja itu tanpa mengalihkan pandang.
“aku”
“lumayan” So Eun membuang napas pasrah. Padahal tadi semua orang bertepuk tangan, tapi sepertinya namja ini tak begitu tertarik dengan presentasinya. Jujur saja, sebenarnya Jong Woon-lah yang pendapatnya paling ia tunggu.


 “Cuma lumayan?”
“lalu? Ya.. itu bagus. Tapi masih terlalu banyak kesalahan untuk dibilang sempurna, oke?”
“aku cuma lupa sedikit kok…”
“benar. Kau lupa memberi salam dan salah menyebut nama pimpinan perusahaan mitra kita, lalu kau melewatkan satu slide di bagian ke empat dan kau berkali-kali mengucapkan istilah-istilah informal. Sangat sedikit ya?” namja itu tersenyum sinis, lalu menggelengkan kepala dan kembali fokus pada laptopnya.


Aku menarik napas dalam, “oke…. kalau dijabarkan begitu, memang terdengar agak banyak. Tapi…. aku kan sudah berusaha, setidaknya kau harus memberiku sesuatu….”


“kau mau apa?”
“jinjjayo? Kau benar-benar akan memberikan sesuatu untukku?”
“setelah kupikir, tak ada salahnya memberikan sedikit balasan untuk gadis bawel yang tiba-tiba bekerja keras” aku memutar mata. Kenapa namja ini selalu menyisipkan kata-kata tak menyenangkan di setiap kalimatnya?


“hmm,….. apa ya? Bagaimana kalau ke pantai?”
“lagi? kita sudah ke pantai kemarin lusa”
“tidak. Kemarin kita cuma satu jam disana, ayolah…….. permintaanku sangat mudah kan?”
“baiklah. Sepertinya kau benar-benar ingin menghabiskan waktu bersamaku” Jong Woon menutup laptopnya dengan ekspresi ‘apa boleh buat?’. So Eun tersenyum puas. “oke… terserah kau menyebutku apa! yang pasti besok pagi kita ke pantai! Iya kan?”



**********



Suara lantai kayu yang berderit keras mewarnai pagi di rumah singgah. So Eun yang sudah siap dengan topi pantai dan tas kecilnya berlarian dengan semangat menuju kamar Jong Woon. “JONG WOON~AAA” Pekik gadis itu begitu sampai di depan kamarnya. “JONG WOON~AA” kali ini panggilannya disertai ketukan di permukaan pintu. “YA KIM JONG WOON” dan dalam kurun waktu lima detik, ketukan di pintu itu berubah menjadi gebrakan penuh ancaman.


“KALAU KAU TAK BUKA PINTUNYA AKU AKAN…………………” Kreek….. “waeeeeeee??” Jong Woon tiba-tiba saja membuka pintu, menampakkan wajah bantalnya yang masih terpeta jelas. Pria itu mengucek mata dan menatap So Eun dengan pandangan terganggu.


“kita harus ke pantai”
“besok saja…. aku lelah”
“ANIO! KAU SUDAH JANJI”
“BERHENTI MENERIAKIKU! DASAR”
“KAU YANG DASAR! HEH! KAU SUDAH JANJIIIIII” Mata Jong Woon sepenuhnya terbuka, ia benar-benar merasa kesal dan ingin mencekik gadis ini. Ya Tuhan, kuatkanlah dia. “ini masih pagi. Nanti jam sepuluh ya.... beri aku waktu tidur setidaknya setengah jam lagi. Jebalyo” namja itu berusaha mengendalikan nada suaranya. Ia tak mau merusak pagi yang tenang dengan teriakan mengerikan. Terlebih Kim So Eun adalah tipe gadis yang akan balas berteriak jika diteriaki, bahkan teriakan gadis itu bisa mengalahkan suara pesawat jet yang akan lepas landas. Benar-benar menyeramkan.


“TIDAK! AKU TAK BISA MENUNGGU LAGI”
“oke oke oke!!!!  berhenti berteriak! Tunggulah dibawah!”
“jangan lama-la……..” BRAAKKK! “ma….. hft, kenapa sih namja itu?”



**********



Tak sampai sepuluh menit, Jong Woon turun dari lantai atas sambil mengancingkan kemeja berlengan pendeknya. So Eun yang tengah duduk tak sabar di atas sofa langsung berdiri dengan ekspresi ceria. “ingat! Jam 12 siang kita harus sudah sampai di rumah” ujar Jong Woon dingin.


“anio! kita akan berjalan di pantai seharian. Jadi kita akan pulang malam”
“mworago? Andwaeee! Kau tahu seberapa lelahnya aku? seorang pimpinan hotel yang habis lembur semalaman butuh waktu ti…………”


“LALALALALA……. Aku tak dengar!  Aku tak dengar……” So Eun menarik tali tasnya dan segera berlari keluar.  Jong Woon menggeram. “dasar! Anak itu”



**********



So Eun tersenyum, tangannya ia angkat membuat v-sign dan KLIIK. 27 foto sudah tersimpan di kamera milik Jong Woon. “oh.. ayolah! Kau tidak muak dengan semua foto ini?”


“aaaaa……. Kau juga mau ya?? Sini, aku foto”
“aniiiiii!!!!! Maksudku, KAU! BERHENTILAH BERFOTO”
“YAAA!!! KENAPA SEKARANG KAU JADI SENANG SEKALI MENERIAKIKU HUH?”
“dwasseo! Apa tak ada hal lain yang bisa kau lakukan selain berfoto?” So Eun mengusap dagunya, berpikir. Sementara Jong Woon menunggu respon gadis itu dengan sabar.


“ayo buat tulisan-tulisan di atas pasir pantai, lalu kita potret” Jong Woon mengusap mukanya. Bukankah itu sama saja dengan berfoto? Oh.. Tuhan! Gadis ini!


“ini sudah siang, bagaimana kalau cari restoran enak dan makan siang?” akhirnya, dengan nada manis yang dibuat-buat, Jong Woon menawarkan hal lain yang benar-benar tak ada hubungannya dengan berfoto.


“MAJA! Aku tak sadar loh kalau ini sudah siang”
“ah.. jinjjayo?” tanya Jong Woon, dengan nada meledek yang untungnya tak So Eun tangkap. Jong Woon baru saja berbalik saat tiba-tiba saja So Eun meraih tangannya dan menggenggamnya erat.


“apa ini?”
“tangan?”
“ck… maksudku…… kenapa kau…… sudahlah!” Jong Woon mengalah, membiarkan tangannya bertautan dengan tangan gadis di sebelahnya. So Eun tersenyum lebar, lalu mengayun langkah sambil memegangi topinya yang nyaris terbang karena angin pantai.


Setelah 5 menit berjalan, mereka sampai di kawasan jajanan pasar maupun makanan berat. Mulai dari kafe kecil sampai restoran mewah terhampar di kanan kiri jalan, berbaur dengan pedagang kaki lima di selasarnya.


Mereka masuk ke salah satu restoran dan langsung mencari tempat duduk ternyaman, lantas memesan.
“setelah makan kita pulang, oke?”
“aniyo!”
“sebenarnya apa lagi yang kau……. Solki?”
“huh? Sol apa? nugu?” baru saja So Eun menanyakan itu, namja dihadapannya langsung berdiri. Matanya lurus memandang ke arah lain, ke arah objek dibelakangnya. So Eun yang penasaran akhirnya menolehkan kepalanya.


“siapa dia?” So Eun kembali menoleh ke depan dan Jong Woon ternyata sudah menghilang. Membuat gadis itu kembali harus memutar kepalanya. Dan benar saja…. entah bagaimana, Jong Woon sekarang sudah berdiri di meja seorang gadis cantik dengan rambut terkepang rapi itu.


“Hei….”
“Jong Woon? kau…….. bagaimana bisa disini?” Solki, perempuan itu langsung berdiri begitu melihat pria yang menyapanya. Mereka saling berjabat tangan dan melemparkan senyum bersahabat.


“bogoshipoyo…… bagaimana kabarmu?” lanjut gadis itu, masih dengan nada yang sangat ceria.
“aku…….. tentu saja baik” Jong Woon berusaha tersenyum normal, mengabaikan detak jantungnya yang mulai tak benar.


“kau sendirian?” pria itu mulai membuka suara lagi, tak ingin kecanggungan menginterupsi.
“tidak! aku bersama namjachinguku”
“ah! Bersama namjachingu” ulang Jong Woon pelan, entah kenapa dadanya terasa sakit. Solki adalah teman baiknya selama di Jepang. Jong Woon menyukainya, dan Solki mengetahui fakta itu. Sayangnya, ada namja lain yang sudah lebih dulu merebut perhatian gadis itu. Dan sayangnya lagi, Jong Woon bersedia menjadi pihak yang mengalah.


“YAA! KIM JONG WOON! MAKANANNYA SUDAH SAMPAI! NANTI DINGIN” Pekik seorang gadis tanpa malu-malu. Ia menoleh ke arah Jong Woon dan Solki dengan tatapan kesal, lalu kembali serius memotong steak-nya.


“aku…….”
“dia pacarmu?”
“TIDAK” Jong Woon langsung mengelus lehernya setelah berteriak tiba-tiba. “tidak? oke… aku mengerti. Kau tak perlu berteriak” Solki tertawa pelan.


“ne,… aku harus kembali ke mejaku. Kuharap kita bisa bertemu lagi”
“geuraeyo! Changkaman……… Kau tak ingat besok hari apa?” Jong Woon mencoba mengingat-ingat selama beberapa saat sebelum, “hari ulang tahunmu, aku benar kan?”


“syukurlah kau masih mengingatnya” Solki tersenyum lembut, “aku membuat pesta pantai untuk merayakannya. Kuharap kau mau datang”


“entahlah….. aku agak sibuk” Jong Woon melirik Solki yang terlihat agak kecewa, “Tapi akan kuusahakan”


“baiklah….. dan pastikan kau mengajak gadis itu” Solki menoleh pada So Eun yang duduk membelakanginya, lalu kembali menatap Jong Woon.


“kenapa aku harus mengajaknya?”
“dia temanmu kan? temanmu adalah temanku juga”
“baiklah…..”
“sampai jumpa”
“ne.. sampai jumpa”



**********



“kau mau kemana?” So Eun yang sedang menonton TV di ruang tengah sontak mengubah posisinya. Jong Woon terlihat sangat rapi dengan kemeja dan celana bahan berwarna hitam.


“temanku ulang tahun”
“oh.. kau mau bersenang-senang dan tidak mengajakku?”
“sebenarnya ia memintamu ikut”
“benarkah?” wajah gadis itu berbinar.
“tapi lebih baik tidak usah” dan seketika sinar di wajah So Eun meredup. “waeee? Yang punya acara kan dia, bukan kau! geunde, temanmu yang mana?”


“Solki” jawab Jong Woon pelan. Entah kenapa, saat mendengar nama itu, So Eun merasa tidak nyaman. Ia kembali menoleh pada layar tv dan berusaha terlihat tertarik pada acara disana.


“kau mau ikut?” tanya Jong Woon, pria itu berjalan menghampirinya. Lantas duduk di sebelah So Eun yang tiba-tiba saja menjadi sangat kaku.


“kau bilang lebih baik tidak usah kan? kalau begitu…… ya tidak usah”
“kau marah? Ayolah……. Aku cuma bercanda. Aku bilang begitu karena kalian tak saling kenal, dan……”
“jika aku ikut, apa kau janji kau tak akan mengacuhkanku?” sela So Eun sambil menatap namja disampingnya sungguh-sungguh.


“geurae! Kenapa kau menanyakan itu?”
“kau sepertinya punya hubungan serius dengannya. Entahlah….. aku hanya tak ingin diabaikan” Jong Woon tersenyum tipis, “tentu saja tidak. Sudah sana, ganti bajumu!”



**********



Tidak. Harusnya gadis itu benar-benar tidak ikut. Lihatlah! Ternyata apa yang dikhawatirkan So Eun saat di rumah tadi benar-benar menjadi kenyataan. Ya.. Jong Woon mengabaikannya. Pria itu terlihat larut dalam pesta ulang tahun Solki di tepi pantai Jeju yang indah. Sedangkan So Eun hanya berjalan di antara tamu undangan seperti orang asing. Gadis itu membuang napasnya dengan bosan, sesekali matanya melirik jauh ke sebelah kanan, ke sekumpulan manusia yang sedang tertawa bersama. Tidak. Tatapan gadis itu lebih terfokus lagi. ke Jong Woon dan Solki. Perasaan apa ini? dia cemburu? Yang pasti gadis itu merasa sangat tidak nyaman dan ingin segera pulang. Ia tak suka. Walaupun mereka sedang berada di alam terbuka, tapi perasaannya terasa dibekap. Gadis itu merasa sesak. Sangat sesak.


So Eun berjalan ke mesin kopi yang disediakan khusus untuk acara pesta. Ia mengambil gelas plastik dan menyodorkannya ke bawah lubang. Gadis itu menekan tombol di mesin itu dengan malas, tapi mesin itu tak bereaksi. So Eun mulai geram, ia terus menekan-nekan tombol itu, kali ini sambil memaki dengan tidak sabar dan……….. “aww” tiba-tiba saja cairan kental yang sangat panas mengalir dan mengenai kulit tangannya. So Eun mengaduh, mengusap-usap kulit tangannya sendiri dengan perasaan kacau.


Dan saat itu, tiba-tiba saja tangannya ditarik oleh seseorang. Jong Woon. Pria itu sudah membawa tisu basah dan mengusap tangan So Eun yang terkena cairan kopi dengan itu.


“tak bisa lebih sabar sedikit ya? Kerja mesin kopi tidak seinstant itu” ujar Jong Woon dingin. So Eun tak menjawab. Entah kenapa, walau mendapat ucapan dingin, hatinya malah terasa hangat. Gadis itu menatap Jong Woon sambil tersenyum. “kau memperhatikanku?”


“menurutmu?”
“iya”
“kalau begitu iya” So Eun tersenyum kecil. Tak bisa dipercaya. Bagaimana bisa seorang Kim Jong Woon mengaku semudah itu padanya? apa ini benar-benar Kim Jong Woon?


“kenapa?”
“kau mengkhawatirkan”
“hm?”
“daritadi kau mundar-mandir di dekat laut, bagaimana kalau tergulung ombak? Lalu kau tak menyentuh makanan disini sama sekali. Tenang saja, Solki tak akan menaruh racun”


“aku………. tidak suka disini.  Aku mau pulang sejak tadi, tapi sepertinya kau sangat menikmati acara ini” ada nada menyindir yang keluar dari suaranya. Tapi So Eun tak perduli. Ia membuang muka ke arah laut yang terlihat sangat biru dan menahan pandangannya disana.


“Solki teman lamaku”
“apa aku bertanya?”
“aku pernah menyukainya”
“pernah? Kurasa masih” balas So Eun cepat. Jong Woon terkekeh, pria itu menyelipkan tangannya ke saku celana dan menghembuskan napas berat, “awalnya kukira begitu, tapi……… sepertinya tidak” mendengar itu, tiba-tiba dada So Eun yang tadinya sesak menjadi sangat lega. Ia memalingkan wajahnya pada Jong Woon, menanti kalimat yang akan pria itu katakan selanjutnya.


“mungkin perasaanku padanya sudah hilang, entah sejak kapan”


Tes…. Tes…. Tes…


So Eun dan Jong Woon refleks mendongak. Hujan turun. Semua undangan berlarian menuju gedung utama. Jong woon meraih tangan So Eun, bermaksud mengajaknya berlari, tapi gadis itu justru enggan, ia menahan tangannya.


“Ya Paboya! Cepatlah……. Hujannya akan deras sebentar  lagi”
“aku tak mau berada di pesta itu….. aku tak suka”
“terserah…. Kutinggal ya”
“ya sudah” ujar So Eun tak perduli. Ia memutar matanya dengan kesal, lalu berlari menuju arah payung besar di tepian laut, berteduh disana.


“cih…. Baiklah… terserah” Dengus Jong Woon, pria itu sudah memutar langkahnya dan bersiap menuju gedung. Tapi sebelum kakinya sempat melangkah, pria itu malah menggigit bibir dan kembali memutar badan. Ia memperhatikan So Eun yang sudah sampai di gazebo kecil di tepi laut, lantas mendesah. “mana mungkin aku meninggalkannya sendirian?” gumam pria itu dengan nada frustasi. Dan bertepatan dengan itu, hujan yang terjun dari langit semakin deras. Jong Woon tak mengulur waktu dan segera berlari menghampiri So Eun.


Gadis itu terkejut saat melihat Jong woon yang sudah setengah basah menghampirinya. Ia kira pria itu benar-benar akan meninggalkannya seperti biasa. Tapi ternyata kali ini tidak. Bukannya menemui Solki dan berpesta, pria itu lebih memilih dirinya. Sekali lagi, So Eun merasa sangat berharga.


“kau kesini?” So Eun menyeringai, ia melirik Jong Woon dengan tatapan terganggu sambil menyedekapkan tangan. Kelihatan angkuh, berbanding terbalik dengan suasana hatinya. Oh.. Yang benar saja! Kim Jong Woon meninggalkan pesta Solki dan lebih memilih bersama Kim So Eun di luar? Sulit dipercaya.


“tak usah terlalu senang. Aku hanya tak mau kau merusak apapun disini, jadi harus kuawasi” So Eun mendengus, jawaban pria itu terlalu tidak masuk akal untuk dicerna.


“lalu sekarang apa? apa  yang kau inginkan disini?” ucap Jong Woon lagi.
“mollayo. Setidaknya aku tidak berada di dalam sana”
“apa yang sangat buruk dari gedung itu sampai kau tak mau masuk ke dalamnya?”
“karena di gedung itu sedang berlangsung sebuah pesta ulang tahun seorang gadis yang tak kukenal”
“namanya Shin Solki. Dia temanku”
“benar… dia temanmu. Dan bukan temanku. Aku menyesal sudah ikut datang” tiba-tiba saja Jong Woon terkekeh. Membuat tatapan penasaran melayang padanya.


“wae?”
“entah kenapa aku rasa ada yang sedang cemburu disini”
“MWORAGO?” Jong Woon tersenyum kecil. Dan saat itulah sayup-sayup suara musik terdengar dari gedung pesta yang jaraknya tak begitu jauh. Secara bersamaan, kedua orang itu menoleh.


“dia mengadakan pesta dansa juga? sebenarnya semeriah apa sih ulang tahunnya? kenapa orang itu bertingkah seolah sedang merayakan sweet seventeen? Berlebihan sekali” dumel So Eun.


“ini pestanya. Jadi terserah dia” balas Jong Woon tenang.
“benar. Kau memang selalu membelanya. Your lovely crush, right?” Jong Woon tak mendengarkan sindiran itu dan menatap lurus pada ombak yang menggulung-gulung.


“kita terjebak disini gara-gara kau” ujar pria itu pelan. Ia melirik langit yang masih menurunkan hujan, lalu mendesah keras.


“harusnya kita ada di dalam sana, pasti akan hangat. Lalu bisa berdansa juga”
“benar… aku tahu apa yang ada di pikiranmu. Berdansa dengan Solki? Iya kan? ah.. tak salah lagi”
Jong Woon melirik gadis disebelahnya dengan tatapan heran, seolah berkata ‘kenapa sih gadis ini?’. Pria itu lantas menggelengkan kepalanya tak perduli dan bersedekap.


“kenapa nada bicaramu begitu? kau mau berdansa denganku ya?”
“a..apa?” saat So Eun mengucapkan itu, pria dihadapannya sudah menariknya duluan. Membuat jarak mereka menjadi sangat dekat.


“wae? kau gugup sedekat ini denganku?”
“g..gu..gugup? sepertinya kau yang gugup”
“kita buktikan siapa yang gugup” Jong Woon menyatukan telapak tangan mereka di udara, sebuah gerakan awal untuk memulai dansa. Pria itu tersenyum, namun So Eun malah semakin kaku.


“kita benar-benar akan…………..”
“berdansa” sambung Jong Woon sambil menggerakkan kakinya. So Eun yang belum siap akhirnya terinjak dan menjerit. Tapi namja di hadapannya tak begitu perduli, ia tetap pada gerakannya. Melangkah ke kanan dan kiri sambil memejamkan mata, menikmati suara samar irama klasik dari gedung pesta.


“kau tahu?” So Eun yang sibuk memperhatikan langkahnya langsung mendongak dan memperhatikan Jong Woon. “tahu apa?”


“saat waktu 2 minggu kita berakhir, aku akan kembali ke Jepang” So Eun tercekat. Ia berusaha mengendalikan ekspresinya dan menjaganya supaya tetap kelihatan tenang.


“jadi perusahaan akan menjadi milikku?”
“molla….. itu terserah appamu”
“geunde, kenapa kau pergi? Maksudku…… kau cuma memimpin perusahaan selama…… sebulan?”
“kau senang kan? sejak awal kau ingin aku pergi kan?” nadanya sinis. Membuat lawan bicaranya tertohok. So Eun melepaskan tautan tangan mereka dan mundur selangkah.


“benar. Aku senang. Tinggal tiga hari lagi kan? kuharap waktu cepat berlalu” walaupun matanya berkaca-kaca, So Eun tetap bisa mengucapkan kalimat barusan dengan nada seolah ia sangat bahagia. Gadis itu tersenyum, palsu. Lalu berjalan mundur beberapa langkah lagi dan…………….. berlari. Ya.. tiba-tiba saja ia membalik badan dan berlari, menembus hujan. Gadis itu ingin pulang. Ia tak bisa berlama-lama disini. Ia ingin menangis. Tapi ia sendiri tak tahu kenapa. Kenapa harus bertingkah seperti ini? kenapa rasanya sakit saat pria itu bilang ingin pergi? Kenapa? Tolong jelaskan! Tolong!



**********



3 hari bukanlah waktu yang lama. Tanpa disadari, semuanya berlalu begitu saja. Selama tiga hari itu, So Eun lebih banyak menghabiskan waktunya di hotel daripada rumah singgah. Ia menyibukkan diri dengan segala urusan hotel, bahkan tanpa diminta oleh Jong Woon, gadis itu mengajukan diri untuk membuat presentasi lain dan memimpin rapat. Hebatnya dia berhasil. Jauh lebih baik dari rapat pertamanya. Caranya bicara dan gerak-geriknya terlihat sangat professional, seolah sudah ahli. Ia berhenti keluar dan berbelanja, lebih memilih fokus mengetik dihadapan laptop ditemani segelas kopi. Jong Woon keheranan hebat dengan perubahan signifikan sang miss bossy. Sikap So Eun yang berubah tiba-tiba malah membuatnya khawatir. Lebih dari itu, So Eun mencoba menjauhinya. Menjaga jarak. Semua perkataannya bahkan tak lagi digubris.


Kini, setelah tiga hari, keduanya sama-sama membereskan barang mereka dan pergi ke bandara. Dalam satu mobil, keduanya sibuk menoleh ke arah yang berbeda, hening, tak ada yang angkat suara. Ya, mereka sama-sama ke bandara, tapi tidak, tujuan akhir mereka berbeda. So Eun kembali ke Seoul dan Jong Woon yang tanpa diduga-duga malah memutuskan untuk kembali ke Jepang. Selama berada di mobil, So Eun mati-matian menahan tangis. Rasanya terlalu cepat. Mereka baru bertemu beberapa bulan lalu. Saat itu tengah malam, dan Jong Woon mengiranya maling. So Eun bahkan tak bisa lagi tersenyum saat membayangkan itu, saat ini hatinya terasa sangat berat. Seperti ada dinamit. Siap meledak. Menghancurkannya.


Keberangkatan pesawat mereka cuma selisih 15 menit. Dan sekarang, sebuah suara sudah terdengar, memanggil-manggil penumpang pesawat menuju Seoul untuk segera menaiki pesawat. So Eun berjalan begitu saja, tak berusaha berpamitan pada namja yang sejak tadi terus berada disampingnya. Jong Woon pun membuat gerakan, menahan tangannya.


“kau tak mau mengucapkan apa-apa padaku?”
“bagaimana denganmu? Kau tidak ingin mengatakan apa-apa?” tanya So Eun balik. Dalam hati memohon-mohon agar namja itu melarangnya pergi. Sepertinya, ia mulai mengerti. Ia rasa ada yang sedang jatuh cinta disini. Benar, dia lah orang itu. Tapi apa gunanya mengetahui itu sekarang? Terlambat.


“aku….. eoh….. selamat jalan”
“benar. Selamat jalan juga” So Eun langsung membalik badannya dan menarik koper, berjalan lagi.



**********



So Eun sudah duduk di kursi pesawat. Tubuhnya kaku dan tatapannya kosong. Apa pria itu sudah masuk ke dalam pesawat? So Eun mencoba menjernihkan pikirannya, tapi sudah terlanjur. Ia tak bisa. Keinginan gadis itu selalu menjadi prioritas, tapi untuk masalah ini…… jelas ia tak bisa hanya menjentikkan jari. Detik demi detik berlalu, So Eun tak dapat mengalihkan perhatiannya dari jam tangan. Keringatnya mengucur, ia meremas tangannya, gelisah. Waktu menipis, sebentar lagi pesawatnya lepas landas. Ia benar-benar ingin merealisasikan rencana gila yang tiba-tiba saja melintas di otaknya. Tapi……. bisakah?



So Eun POV



Kakiku terhenti, rasanya sudah tak kuat lagi. Aku lelah. Aku baru saja berlari menuruni pesawat dan membatalkan keberangkatan. Ini gila. Untuk apa aku melakukan ini? Benar… aku tahu jawabannya. Si pria asing yang sudah kukenal, Kim Jong Woon. Mungkin aku akan menyesal nanti, tapi siapa peduli? sekarang yang dapat kupikirkan adalah pria itu. Apa ia sudah menaiki pesawatnya? Kumohon….. jangan….. aku sudah membatalkan keberangkatanku. Setidaknya dengarkan aku dulu. Aku tak akan tenang seumur hidup bila belum mengatakan ini padamu. Kim Jong Woon, aku mencintaimu. Terserah kau mau bicara apa. Terserah jika kau mau menghinaku, menertawaiku atau apalah…… setidaknya aku sudah bicara. Aku tak bisa hidup tentram jika perasaanku terganjal.


Orang-orang berlalu lalang dihadapanku, terlihat sangat sibuk dan terburu-buru. Bandaranya sedang ramai. Mataku berpencar, mencari satu orang, namun rasa kecewalah yang kudapat. Ia tak ada. Dengan cepat kukeluarkan ponselku, masih berharap. Tapi ia tak menjawab. Aku semakin panik, air mataku menetes, lantas mencoba menghubunginya lagi.


“kau sedang menelfon siapa?”
“Jong Woon” jawabku panik. Aku langsung menempelkan layar ponselku dan menunggu nada sambungnya saat……………. Oh, bodoh! Siapa barusan? Aku membalik badan. Tubuhku terasa lemas. Pria yang sedang berusaha kutelfon mati-matian tengah menahan tawa melihat tingkahku. Ya.. aku konyol, memang.


Kepalaku tertunduk, tak tahu harus apa. Malu? Tentu saja. Tapi ada rasa lain yang mengalahkan rasa malu itu. Aku takut.  Aku tak tahu cara mengungkapkan perasaanku padanya. Haruskah aku bilang, aku mencintaimu? Begitu? tapi kan aku perempuan.


“kenapa kau mau menelfonku? Ada sesuatu yang ingin kau bicarakan?”
“aa….. kenapa….. kau belum masuk pesawat?”
“jadi itu yang ingin kau katakan? Benarkah?” pria itu mendekatkan wajahnya padaku, mengeluarkan ekspresi tak yakin.


“baiklah……….. aku……” ucapanku terhenti lagi, aku tak bisa.
“kau masih memikirkan gender huh? Harus berapa kali kubilang kalau ini sudah jaman emansipasi?”
Aku yang sejak tadi memegangi leher sambil menunduk langsung mendongak, menatapnya bingung. Apa sih yang dia bica……… Tunggu! Jangan bilang dia…………..


“kau sudah tahu apa yang ingin kukatakan?”
“memangnya apa lagi? haruskah kukatakan duluan?”dia tersenyum dan berjalan mendekat satu langkah. Lantas berlutut. Membuatku panik. Oh… ayolah, KITA DI TENGAH-TENGAH BANDARA YANG SIBUK. Aku berusaha menarik tangannya, menyuruhnya berdiri, tapi namja itu justru menahan tubuhnya semakin kuat.


“sebenarnya aku tidak akan berangkat ke Jepang” kalimat pembukanya benar-benar membuat mataku terbelalak. “bahkan aku tidak membeli tiket” pria itu tertawa kecil setelah mengucapkannya.


“aku hanya ingin membuktikan, apa Kim So Eun mempunyai perasaan yang sama denganku? Apa Kim So Eun menyukaiku? Aku tak ingin mengalami ‘cinta sepihak’ untuk yang kedua kalinya. Dan………. Sekedar memastikan, bisa jawab aku?”


“j..ja…jawab apa?”
“kalau kau pura-pura bodoh lagi, aku akan berdiri dan membeli tiket sungguhan menuju Jepang”
“a…. ara… ara…. Aku….. menyukaimu…. Juga” Jong Woon tersenyum lega mendengar ucapanku. Lantas berdiri, memelukku. Entah bagaimana, aku merasa benar-benar damai. Kim Jong Woon? dia menyukaiku? Ini masih terlalu sulit untuk dipercaya. Tapi ya… bagaimanapun juga, ini harus kupercaya. Dia sekarang ada di hadapanku, menggenggam tanganku.


“tunggu! Kita harus kembali ke Seoul”
“haruskah? Bagaimana kalau mengurus hotel Jeju seminggu lagi?”
“a..apa?”
“ayo pulang!”
“maksudmu kita ke rumah singgah lagi? bagaimana kalau appa…………….”
“aku akan bicara pada Tae Woo samcheon”
“tapi…….”
“chagi…… “ mataku melebar. DIA BILANG APA?
“YAA!! Jangan panggil aku dengan sebutan itu”
“wae, chagiya? chagi chagi chagi chagi”
“YAA KIM JONG WOON! HAJIMAA”

END


Gila! Endingnya cheesy parah. *tutup muka* uh…. Ga tau mau bikin kaya gimana lagi, akhirnya malah begini. Dan….. Ya ampun! Jarak pblishnya lama banget, sebulan lebih. Tapi sekali lagi, aku ngerasa g srek sama endingnya! Kecepetan, iya kan? aku udah ulang-ulang ngetik trus dihapus lagi, tapi tetep aja rasanya kecepetan. T_T ya udah deh, segini aja… makasih buat yang udah baca dari part 1-3, semoga ga terlalu mengecewakan. :<


Tunggu…… sekali lagi, READERS!!! MAKASIH BANYAK, APALAGI YANG UDAH KOMEN, MAKASIIIIIIIIIIIIIIIIIH BANYAAAAAAAAAAAK BANGEEEEEEEEET. Walaupun aku anaknya gini, g tanggung jawab, nyebelin, gaje publishnya jarang2, sekalinya publish ngecewain, tapi tetep aja ada yang baca. ThanksJ


Projek selanjutnya? APA YA? KASIH TAU G YA? Kasih enggak kasih engga kasih, eh.. Enggak ah =.=


Comments

  1. horeee.. udah dipublish part akhirnya.. kyaaa.. kutunggu2 bgt nih. ^^
    ciee.. akhirnya jongwoon n sso ngaku jg kl saling suka. fiuuuh.. setelah sekian lama jual mahal. kkkk.. #ngelap keringet :D
    iya sih thor mnurut aq kecepetan,tp ttep aja aq suka krn endingnya happy..
    ditunggu ff kim so eun lainnya. semangat terus buat author :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. tuh kan! kecepetan-_- iya endingnya always happy, besok-besok aku buat yg sad ending deh.. /plakk/ makasih semangatnyaaaa!!!! semangat semangat semangat^^

      Delete
  2. Akhirnya setelah jamuran nunggu klanjutanya *kidding*...dah publish ternyata yeahhh peyuk author salsa {}
    Aku ngerasa ada sentuhan yg kurang gt dr ff jong-eun yg sbelum2nya ,cm g thu apa gt ^^ tp whateverlah yg paling penting reader happy bcnya :* aaaaaa cium author :* !!Walopun agak kecepatan tp pas lah ..apalgi endingnya bikin dag dig dur duaarr...kirain jongwoon belum ada persaan ma soeun ternyata udh cintrong toh ...terlebih liat tingkah soeun yg panic takut menyesal ..alhasil jong_eun mengclearkan hub merekaa ...bener2 sweet dah yak....chagi..chagi ...like this ...ketika jongwoon terus menggoda soeun dg kt chagiya hhhhhh ~ ni ff adorable + sweet nged :*^^ ff jong_Eun couple bikinan author always make me crazy & happy^^ thanKYU so much ....*lempar lope-lope buat author , tangkep yo :* *!! Kasih bocoran dikit dong salsa ...project selanjutnya ........yg pasti kudu jong-eun couple yo *kedip3*^^ reader tunggu karya2 mu slanjtnya ...tp tp klo bs jgn lama2 yak hhhhhe ~ #plakk* !! Keep writing ^^ keep spirit ^^fighting :* thumb Up (y)

    ReplyDelete
  3. Hadir lgi thor ^^ comment q yg d ats ada salah kt dikit ghghgh :D
    Maksud reader, di ini part ada sentuhan yg kurang cm g thu apa...apa mungkin karna kecepatan...or kurang part lucunya hhhhe :* tp seperti yg q bilng yg penting pembaca happy n sukses buat author dah yak ....thanKyu3 ^^ cmunguth :*!!! Next projct jong_eun na d tunggu sooon :* hhhhhe ~

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya... aku sendiri juga ngerasa ada yang kurangT_T Makasih ya udah di review... bagus deh ada yang suka. ah~~ jadi malu>,<

      sorry, tp projek selanjutnya bukan Jong-Eun lagi. Aku mau make cast yang lain, mau buat couple baru dulu.... mian ya! MAKASIH KOMENNYA^^

      Delete
  4. ga sia" nunggu lama,,
    lumayan puas lah ma ending y *V
    Cinta datang tanpa diduga *bahasa y
    hihihi

    Bikin ff lg dong tp main cast y sso eonni buat pair y capa aja boleh lahhh
    klo bisa story y da comedy gtu *author: banyak mau lu!!!

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasih komennya^^ buat sekarang blm bisa janji dulu ya.. lagi pengen nyari cast baru. Sorry

      Delete
  5. suka bgt vani,,,,
    yeaaaah happy ending, berbulan2
    kekonyolan mereka berakhir konyol juga tapi nan romantis, berlutut ditengah keramaian bandara

    moment pantainya sweet tapi sweet lagi pas pesta solki, cemburu dan tanggung jawab berdampingan disana

    aaaah bandara
    hahaha konyol, pas ditaya telpon siapa, kekeke
    tapi abis itu keabisan kata2 deh udh terlanjur membayangkan adegannya lagiii
    akhirnya tidak bertepuk sebelah tangan

    gomawooo salsa
    ditunggu ff sso eoni lagi yak, gomawo

    ReplyDelete
    Replies
    1. jadi intinya ff aku konyol? hahaha.....

      iya sama-sama..... malah aku yang harusnya bilang GOMAWOOOOO!!! Makasih komennya>o< makasih reviewnya..... makasih udah mau bacaaaa... ^^

      Delete
  6. annyeong...mian baru komen diakhir..
    ff nya menarik n bagus..endingnya jg lucu tp ttp bagus..
    gomawo buat ff nya..^^

    ReplyDelete
  7. Huuaaaa.. daebakk eon.. aku suka bnget alurnya n main castny.. pdhl aku udh berkli" bca tpi gk bosen"

    ReplyDelete
  8. Oh y eonn.. kok skrng jarang ngepost ff lagi sih.. aku suka banget klo main cast nya so eun and Yesung..*saran aja nih eon..

    Oh iya . Kapan kapan buat ff yg so eun n yesung kerja ny jdi dokter donk pasti seruuu*apaannihgwngaturbngetya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. 5 bulan yang lalu aku publish ff Jong-eun ko^^ judulnya 'wedding dress' sama 'that cashier' kl km mau ngecek XP. Jadi dokter? Boleh tuh idenya, disimpen dulu ya, kl dpt cerita yg asik aku ketik (padahal g ngerti sama sekali soal dunia kedokteran)


      Makasih banyak bgt bgt bgtttttt ya udah suka, udah komen, udah baca berulang-ulang *nangis*

      Delete

Post a Comment

Popular Posts