Step For You #1 (you can, noona!)
Main Cast = Choi Jong
Hyun (Changjo Teen Top), Min Hyo Sun
Minor Cast = Teen Top
Genre = Romance,
Friendship
Length = Series
Author = Salsa
Note = Ini
alurnya campuran. Setiap ada tanda ā*****ā itu artinya
pergantian alur dari 2009 ke 2013. Dan kalo aku make nama āJong Hyunā,
tolong bayangin anak laki-laki umur 13 tahun (2009) dan kalau āChangjoā kalian
bisa bayangin rocking era (2013). Selamat membaca^^
Author POV
Kaki kecil seorang pria terhenti, tepat di depan sebuah
ruang kelas. Sambil memegangi tali tas yang menggantung di punggungnya, pria
itu, Jong Hyun, menendang kerikil jauh ke arah lapangan. Menunggu adalah hal
paling membosankan di dunia. Ia melirik ruang kelas di sampingnya sembari mendengus bosan. Padahal ia sudah susah payah berlari saat bel pulang baru
sedetik berbunyi, dari kelasnya di lantai tiga menuju kelas ini, kelas yang
ditempati Min Hyo Sun, teman baik sekaligus kakak kelasnya.
Ia tak mengerti kenapa sonsengnim di kelas Hyo Sun senang
sekali bicara dan mengulur waktu pulang. Jong Hyun benar-benar ingin masuk ke
dalam dan meneriaki orang itu kalau bel sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu.
Dan saat Jong Hyun memikirkan hal itu, satu persatu siswa-siswi di kelas Hyo
Sun keluar. Jong Hyun memperhatikan wajah mereka dengan serius, dan saat
matanya menangkap rupa Hyo Sun, tangannya langsung terulur dan menarik tangan
gadis itu. Membawanya berlari.
āJong Hyun~aa.ā
āAku menunggumu berjam-jam.ā
āBohong!ā
āTentu saja.ā Mereka terkekeh bersama. āSekarang mau kemana?ā
āLomba lari ke bukit belakang sekolah, eotte?ā usul Jong
Hyun, perlahan kakinya berhenti. Ia melepas tangan Hyo Sun dan memerhatikan
wajah gadis itu, menunggu jawaban.
āOkeā¦ siapa takut?ā balas Hyo Sun sambil menggulung lengan
kemejanya. Pria disampingnya langsung melakukan pemanasan singkat. Kemudian keduanya
segera mengambil posisi, setengah berjongkok melakukan sikap start.
āKau siap?ā
āHarusnya aku yang menanyakan itu padamu.ā Hyo Sun melirik
Jong Hyun tanpa takut.
āKalau jatuh, bangun sendiri ya..ā Pria itu tertawa mendengar
ledekannya sendiri. āHahaha. Aku cuma bercan-ā Dan saat ia menoleh ke samping,
ternyata Hyo Sun sudah menghilang, berlari mencuri start.
āYAA! ITU CURANG! YAAā¦.. NOONA!ā Jong Hyun langsung berlari,
berusaha mengejar gadis itu dengan seluruh tenaganya. Namunā¦ā¦ āYEEEEEā¦.. AKU
MENANG! Lalalala aku menang, Jong Hyun kalahā¦. ughā¦.. katanya Jong Hyun kuat?
Tak akan kalah melawan perempuan, eh?ā Jong Hyun terseok-seok menaiki tempat
dimana Hyo Sun berpijak. Peluh mengucur deras di keningnya, tak jauh berbeda,
keadaan Hyo Sun pun sama saja. Wajah keduanya basah dibanjiri
keringat. Tapi tentu saja Hyo Sun terlihat jauh lebih baik, setidaknya ia
menang.
āJadi kau menang ya? Walaupun sebenarnya itu curang, tapi
untuk kali ini aku akan mengalah pada perempuan. Apa keinginanmu?ā Hyo Sun
menatap pria disebelahnya sambil mendecak. Apa lima detik mencuri start bisa
disebut curang? Lagipula ia kan memakai rok, sedangkan Jong Hyun celana.
Harusnya pria itu bisa mengejarnya dengan mudah. Dasar!
āAku mauā¦..ā Jong Hyun menoleh dan menatap Hyo Sun dengan bosan. āJangan yang aneh-aneh!ā ujarnya memperingati.
āAku mau kau menggendongku menuruni bukit.ā
āAPA?ā
āAyolahā¦ā¦. Kau kan kuat. Katanya mau jadi pengawal yang
tangguh? Masa menggendong anak perempuan saja tidak bisa?ā Hyo Sun berusaha
merayu pria itu, dan sepertinya rayuannya berhasil.
āOke. Itu mudah!ā ucap Jong Hyun sambil mengibaskan tangan.
āSekarangā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā Pria itu berdiri dan mengeluarkan radio
kecil dari tasnya. Ia meletakkan radionya di tempat yang lebih tinggi dan
menoleh menghadap Hyo Sun. āAyo menari, Min Hyo Sun-ssi!ā Sang
pemilik nama tersenyum, lantas ikut berdiri. Jong Hyun menekan salah satu tombol di
radionya, dan seketika suara musik menggema memenuhi area bukit. Jong Hyun mengulurkan
tangannya pada Hyo Sun.
āPastikan kau tidak melupakan step apapun. Karena jika kau
melupakan satu step saja, hukumannya akan bertambah menjadi dua kali lipat dari
yang kemarin,ā ancam pria itu begitu Hyo Sun menerima uluran tangannya. Hyo Sun
menggeleng-geleng, seingatnya kemarin pria itulah yang salah, dan pria itulah yang
mendapat hukuman, lalu atas dasar apa dia jadi sok mengingatkannya begini? Pria
aneh.
Keduanya melangkah lebih ke tengah, ke sebuah lapangan
basket yang sudah rusak termakan usia. Ya.. Inilah tempat mereka. Lapangan
basket rahasia di tengah bukit belakang sekolah. Setelah beberapa saat, irama
musik dari speaker radio berhenti, keduanya tak beranjak, sibuk memburu napas.
Jong Hyun yang terengah mengangkat jempolnya pada Hyo Sun. āDaebak!ā ujar pria
itu susah payah.
āTentu. Ngomong-ngomong, tumben kau tidak salah gerakan,ā ledek
Hyo Sun. Ekspresi Jong Hyun langsung berubah, ia mengeraskan rahangnya dan
mendengus. āYang kemarin itu sebenarnya tidak salah.ā
āItu salah, Choi Jong Hyun.ā
āTidak. Itu namanya improvisasi. Kau tak tahu improvisasi
huh? Semua penari melakukannya.ā Hyo Sun mengibaskan tangannya dengan bosan. Berdebat dengan pria itu hanya akan
membuang waktu. Jong Hyun memang tak akan pernah mau mengaku salah, sejelas
apapun kesalahannya itu.
āAyo pulang!ā ujar Hyo Sun.
āApa? Pulang? Tapi aku masih mau main.ā Jong Hyun mengambil
bola basket di pinggir lapangan dan mendribblenya. Ya.. bola itu memang sengaja
ia simpan di lapangan ini sejak lama. Jong Hyun melempar bolanya dengan
sempurna hingga memasuki ring, lantas menoleh pada Hyo Sun yang sudah memakai
tas. āAyolah,ā pintanya lagi.
āLihat jam berapa sekarang! Aku harus mengerjakan PR, Choi
Jong Hyun. Aku ingin pulang.ā
ā...ā Jong Hyun melepas bolanya begitu saja dan
berjalan menghampiri Hyo Sun.
āKita pulang, oke?ā tekan Hyo Sun. Jong Hyun yang berada di
hadapan gadis itu langsung memutar badan dan merendahkan punggungnya.
āIge mwoya?ā
āKatanya mau kugendong? Bagaimana sih?ā
āOh benar!ā Hyo Sun segera mengambil tas milik Jong Hyun
dan naik ke punggungnya.
āPegangan!ā seru Jong Hyun, tanpa aba-aba ia berlari melewati
undakan tangga tak beraturan menuruni bukit. Membuat Hyo Sun menjerit di
belakangnya.
āYa! Bodoh! Jangan berlari. Aku bisa jatuh.ā
āTidak akan! Kalau ada aku, semuanya akan baik-baik saja,ā ucap Jong Hyun, selalu seperti ini.
**********
āAnnyeonghaseyo Choneun dancing boy Teen Top Changjo imnida,ā
ujar seorang pria diiringi dengan suara riuh para penggemar. Lampu stage mulai
meredup, pria itu berdiri di tengah panggung dan tersenyum menghadap ribuan
pasang mata di hadapannya. Changjo menggerakkan kelopak matanya, menghadap ke
depan dengan tatapan serius. Senada dengan suara musik, pria itu memulai Free
Step-nya. Disambut oleh teriakan fanatik seisi ruangan.
Iām here for you
I step up to this
level for you
Even being Teen Top
Changjo is also for you
Aku mau melihatmu
menari, untukku, di atas panggung.
**********
Hyo Sun berlari dari rumahnya dengan senyum lebar. Ia
mengetuk sebuah pintu kayu berwarna biru muda dan menunggunya sampai dibuka.
āHei Hyo Sun~a. Apa kabarmu sayang?ā ujar seorang
wanita sambil mengelus lembut puncak kepala gadis itu.
āAnyeonghaseyo eomonim. Apa Jong Hyun ada?ā
āDiaā¦ā¦.. ah! Satu jam yang lalu anak itu keluar. Eomonim tak tahu dia kemana.ā Hyo Sun menganggukan kepalanya. āKurasa aku tahu,ā
ujar gadis itu sambil tersenyum. Ia lantas cepat-cepat membungkukkan badan dan
berlari lagi menuju tempat yang tengah terngiang jelas di kepalanya. Bukit
belakang sekolah. Tentu saja. Memangnya kemana lagi?
**********
Salahku. Jika saja saat itu aku tak pergi ke tempat lain.
Jika saja saat itu aku ada di bukit belakang sekolah. Jika saja aku
memberitahumu dulu sebelum pergi. Pasti semua ini tak akan terjadi, hal
mengerikan ini seharusnya tak pernah terjadi. Kau begini karenaku. Hyo Sun
noonaaā¦ā¦ Mianhaeā¦.. mianhaeā¦..
**********
Dengan semangat penuh, Jong Hyun berlari sambil memeluk
skateboard yang baru ia beli. Pria itu melewati rumahnya begitu saja, langkah
panjangnya tertuju lurus menuju rumah Hyo Sun. Ia benar-benar tak sabar. Ia
ingin Hyo Sun segera mengetahui apa yang ia punya sekarang. Ia punya
skateboard, tidak, lebih dari itu! Ia bahkan membelinya dengan uang sendiri.
āSelamat siang eomonim. Bisa aku bertemu Hyo Sun noona?ā
Jong Hyun masih tersenyum cerah saat menanyakan itu. Ibu Hyo Sun yang sedang
merajut di teras rumahnya menatap Jong Hyun dengan heran.
āBukankah dia ke rumahmu, Jong Hyun~a?ā
āA..apa? Tapi aku tidak di rumah.....aku membeli skateboard
dan...ā JEDARR! Keduanya refleks menutup telinga. Suara petir terdengar keras secara
tiba-tiba.
āYa Tuhan! Kemana anak itu?ā Ibu Hyo Sun berdiri dengan
panik, membuat syal rajutannya terjatuh.
āKurasa aku tahu kemana dia. Eomonim, aku akan membawanya
kembali.ā Jong Hyun langsung berlari. Ia melempar skateboardnya di pekarangan
rumah, lalu mempercepat larinya sekencang mungkin. Bukit belakang sekolah.
Tempat mana lagi yang akan Hyo Sun datangi selain tempat itu?
Pelan-pelan, langit mulai menurunkan hujan. Cukup deras.
Membuat baju Jong Hyun basah dalam sekejap. Ia tak menyerah. Walaupun medan
menuju bukit semakin berat dan licin, pria itu tetap mempertahankan kecepatan
larinya. āJONG HYUN!!!!!ā Tiba-tiba saja terdengar teriakan kencang dari atas
bukit. Jong Hyun bisa mendengarnya dengan sangat jelas. Hyo Sun. Pria itu
memfokuskan pandangannnya ke asal suara, jantungnya berdetak semakin cepat dan
napasnya terengah keras saat berlari. Tak dipungkiri ia ketakutan, ia masih berumur 13 tahun. Jong Hyun masih terlalu kecil.
Ia sendiri sudah berpikir macam-macam, seperti ada hewan buas atau hal mengerikan lain.
āHYO SUUUUNNNN!ā Jong Hyun berteriak sekencang yang ia bisa.
Hingga......
āYa Tuhan, noona!ā Ia berhasil menemukan Hyo Sun. Pria
itu segera menghampirinya dan langsung menyingkirkan batu yang menindih
kakinya.
āKau baik-baik saja, noona?ā
āAku tak dapat menggerakkan kakiku.ā Hyo Sun mencengkram bahu
Jong Hyun, berteriak histeris.
āApa yang terjadi?ā
āAku sedang mencarimu, lalu aku terpeleset.ā Saat Jong Hyun
mencoba menggendong Hyo Sun, pria itu melihat banyak sekali darah merembes di
balik jeans yang Hyo Sun pakai. Jong Hyun menelan ludahnya dengan takut, pupil
matanya mengecil, ia menoleh ke arah Hyo Sun dan tersenyum, berusaha terlihat
tenang. Dia tak boleh panik, atau keadaan akan lebih buruk lagi.
**********
āNoona! Aku tak yakin bisa menemuimu dalam waktu dekat ini.
Sebentar lagi aku comeback dan setelahnya akan sibuk tur! Beberapa bulan ke
depan aku akan sangat sibuk.ā Gadis di ujung telfonnya tak kunjung menjawab.
āTapi aku janji akan menelfonmu lebih sering.ā Changjo
buru-buru menambahkan, takut gadis itu marah.
āTidak apa-apa. Semoga comeback-mu sukses Jong Hy.. ah ani!
Changjo~aaā Pemilik nama itu tersenyum tipis.
āAku tak keberatan kau panggil Jong Hyun.ā
āTapi sekarang kau sudah jadi Changjo.ā
āYa, tapi.... sudahlah! Ini sudah sangat
larut, kututup telfonnya ya..ā
āYa.ā
āJaljayo noonaā
āJaljayo? Jangan sok manis ya.. cih.ā
āSiapa yang sok ma....ā tutā¦ tutā¦. tutā¦.. Ucapan Changjo
terhenti. Hyo Sun sudah terlebih dulu memutuskan sambungannya. Setelah
memandangi ponselnya selama beberapa saat, sudut bibir pria itu tiba-tiba saja
tertarik, tersenyum sendiri.
**********
Jong Hyun berdiri tegap di depan pintu kamar rawat. Semua
orang tak membolehkannya masuk. Mereka bilang dokter hanya mau bicara dengan
orang tua Hyo Sun, dan ia disuruh menunggu di luar. Tak lama kemudian, orang
tua Jong Hyun datang, mereka langsung berlari dan memeluk erat anak
laki-lakinya itu.
āKau tak apa-apa, sayang?ā
āEomma, bukan aku yang sakit, tapi Hyo Sun noona,ā jawab Jong
Hyun dengan nada terganggu.
āSekarang kau ganti baju ya.. bajumu basah.ā
āEomma, Hyo Sun noona tidak apa-apa kan? Tadi kakinya
berdarah. Aku takut. Dia tidak apa-apa kan?ā Ibu Jong Hyun hanya mengelus kening basah sang anak, tak memberi jawaban.
Selesai mengganti pakaian, situasi mulai sedikit lebih
tenang, Jong Hyun pun sudah diperbolehkan memasuki ruang rawat. Hyo Sun tersenyum
begitu melihat prja itu datang. āJong Hyun~aaā Tapi suaranya bergetar.
Suaranya membuat Jong Hyun takut. Sangat takut.
āKau tahu? Semua orang bilang kalau aku baik-baik saja, tapi
saat aku mencoba menggerakkan kakiku, aku tak bisa.ā Hyo Sun berbisik. Matanya
sudah berkaca-kaca. Jong Hyun memegang kaki Hyo Sun yang tertutup selimut, lalu
menggeleng.
āAneh. Padahal kakimu masih ada.ā
āIya. Ini aneh. Mungkin besok sudah bisa bergerak lagi.ā
āBenar. Pasti besok sudah sembuh.ā Jong Hyun tersenyum dan
meletakkan tangannya di puncak kepala Hyo Sun.
Keesokan paginya, Jong Hyun kembali memasuki ruang rawat Hyo
Sun. Kali ini, pria itu berinisiatif membawakan bunga berwarna-warni yang ia
petik di taman rumah sakit.
āJong Hyun!ā Hyo Sun tersenyum melihat pria itu.
āBagaimana kakimu?ā
āEntahlah. Aku mendengar dokter bilang pada eomma bahwa
saraf-sarafku mati. Kau mengerti tidak?ā Jong Hyun menggeleng.
āKurasa itu sesuatu yang buruk,ā tambah sang gadis.
āKenapa buruk?ā
āKarena setelahnya eomma menangis.ā
**********
Mereka bilang saraf-sarafnya mati. Mereka bilang Hyo Sun tak
bisa berjalan lagi. Tapi mereka pikir siapa mereka? Mereka bukan Tuhan. Mereka
tidak punya hak untuk memvonis seseorang sekejam itu. Tenanglah!Tidak ada
yang perlu dikhawatirkan. Kau bisa berjalan, dan aku pastikan itu.
**********
Setelah seminggu di rumah sakit, Hyo Sun akhirnya diizinkan
pulang. Saat ini, di dalam kamar Hyo Sun, suara tangisan seorang gadis kecil
terdengar. Lirih. Membuat hati lawan bicaranya teriris. Jong Hyun memegang
kedua bahu Hyo Sun, berusaha menenangkannya.
āJong Hyun! Aku tak bisa menari lagi, tak bisa berjalan ataupun
berlari lagi. Aku tak bisa menaiki bukit bersamamu lagi. Tak bisa bermain
basket lagi dan...ā
āHush, kau bicara apa sih? Siapa yang mengatakan itu?
Kau bisa berjalan lagi. Kau bisa bermain basket lagi. Kau bisa melakukan apapun
yang kau mau. Tapi sekarang kau masih sakit, jadinya belum bisa. Ara?ā ujar
Jong Hyun sambil menghapus air mata Hyo Sun dengan kedua ibu jarinya.
āTapi kata dokterā¦ā¦ā
āKau percaya Tuhan kan?ā Jong Hyun menyela isakan Hyo Sun
dengan tenang. Gadis itu terdiam. Ia menatap mata Jong Hyun dalam-dalam,
dunianya terasa hancur. āYa. Tapiā¦.ā
āKalau kau percaya Tuhan, seharusnya tidak ada kata tapi.ā
āJong Hyun~aaā Pria itu akhirnya memeluk Hyo Sun dengan erat
selama gadis itu menangis.
āAku akan membantumu berjalan lagi, noona. Tak ada yang
perlu dikhawatirkan.ā
āJ..Jonghy-ā Gadis itu tak mampu bicara apa-apa
lagi, ia hanya bisa menangis dan memanggil nama pria yang tengah memeluknya
dengan suara bergetar.
āTolong percaya padaku! Percaya pada dirimu sendiri juga!
Tak usah dengarkan dokter itu. Dia tak tahu apa-apa. Kita buat dia menelan
ucapannya kembali.ā Jong Hyun mengeratkan pelukannya, sementara Hyo Sun masih
terisak āTak ada yang perlu dikhawatirkan, noona. Tak ada.ā
**********
Dan setiap kubilang ātak ada yang perlu dikhawatirkanā, maka
itu artinya memang tak ada yang harus dikhawatirkan. Aku selalu disini, aku akan selalu
menjaga noona, aku akan melakukan apapun agar noona merasa aman. Asal tolong percaya padaku....
Just trust me! I can do everything for you. Everything. Even make the stars dance for you.
**********
Dan sejak itu, sejak Hyo Sun tak bisa lagi menggerakkan
kakinya, Jong Hyun menjadi kaki sementara untuk Hyo Sun. Pagi itu, Jong Hyun
masuk ke kamar Hyo Sun tanpa permisi, pria itu terlihat cerah dengan seragam
sekolahnya, sementara Hyo Sun duduk melamun di atas ranjang.
āYa! Noona pemalas! Ayo sekolah!ā
āAku tak mau sekolah.ā
āWae?ā
āAku tak mau.ā
āKalau begitu aku juga tak mau.ā Jong Hyun langsung melepas
dasinya dan menghempaskan badan tepat di samping Hyo Sun, membuat gadis itu
terkejut.
āYaa! Choi Jong Hyun. Kau harus sekolah!ā
āAku akan sekolah jika kau sekolah.ā
āTapi kan aku tidak bisa berjalan.ā
āKau bisa noona.ā Hyo Sun mendengus. āJong Hyun, akuā¦ā
āMau kugendong? Aku kan kuat, jadi aku bisa menggendongmu
sampai sekolah. Lalu, saat pulang nanti, kita ke bukit dan bermain basket, bagaimana?ā Hyo Sun baru membuka mulutnya saat tiba-tiba saja pria itu menarik
kedua tangannya.
āTapi kau harus janji, saat sudah sembuh nanti, kau harus
gantian menggendongku.ā
**********
Changjo berlari ke ruang tunggu, meraih handphone-nya dengan
terburu-buru dan langsung menghubungi seseorang. Luar biasa antusias.
āHei,ā ujarnya begitu panggilan itu tersambung.
āCHUKAAEEEEEE!ā teriak seorang gadis, membuatnya harus
menjauhkan speaker handphonenya dari telinga.
āKau menontonnya?ā
āGeurae! Kau harus mentraktirku! Selamat untukmu, untuk kalian berenam. Selamat. Selamat. Selamat!ā Bertepatan
dengan itu, member Teen Top yang lain masuk dengan wajah berbinar, tak lupa
membawa sebuah trophy. Oh.. pasti dia sedang bermimpi. Kapan terakhir kali
mereka memegang tropi ini?
āKau mau mengucapkannya langsung pada mereka?ā
āA.apa?ā Changjo menekan tombol āloudspeakerā di ponselnya. āAda yang ingin mengucapkan selamat.ā
āAh~ akuā¦Ya! Jong Hyun!ā
āKatakan saja! Mereka semua sedang mendengarmu.ā
āApa ini Hyo Sun noona?ā tanya Ricky sambil mendekat ke
speaker ponsel.
āHai Ricky! Apa kabarmu?ā
āNoona kami menang! Akhirnya kami bisa menang lagi, ini
pertama kalinya di tahun ini.ā
āYa. Aku ingin mengucapkan selamat pada kalian semua!
Chukhaeyo!!ā
āTerima kasih Hyo Sun~aaā¦.! Hei, jaljinaseo?ā
Chunji merebut ponsel di tangan Changjo dan berbicara dengan suara lembut.
āJaljinaeyo oppa. Ah~ aku benar-benar merindukan kalian
semua. Datanglah ke Chuncheon!ā
āKami juga sangat merindukanmu, Hyo Sun~aaa.ā
āYah! Chunji hyung! Berikan padaku!ā Changjo merebut ponsel
itu dan membuat mode suaranya kembali normal, lantas menempelkan layarnya ke
telinga.
āHeh spy noona! Kau sudah membuka forum-forum di internet?
Bagaimana tanggapannya?ā Lagi. Setiap mereka melakukan comeback, pertanyaan
inilah yang selalu pria itu tanyakan. Hyo Sun seperti detektif pribadinya,
tugasnya adalah memberikan seluruh informasi yang menurut Changjo penting. Hyo
Sun yang memang sedang membuka laptopnya langsung mendesah. āYa.. seperti
biasa. 95% ucapan selamat dan sisanya hanya orang-orang iri.ā
āAh~ biar kutebak! Mereka pasti bilang perusahaan
memanipulasi chart? Atau produser kami membeli album-albumnya sendiri?ā
āHahaha benar! Seperti tahun lalu. Anti fans-mu sama sekali tidak
kreatif. Tapi kau tak perlu memikirkannya. Kau yang bilang sendiri, haters
gonna hate, iya kan?ā
āWow. Kapan aku bilang seperti itu?ā
"Bukan kau ya? Berarti idol lain, aku juga lupa."
"Intinya aku punya haters sekarang. Wow. Lihat sudah setinggi apa levelku sekarang, noona!"
"Bukan kau ya? Berarti idol lain, aku juga lupa."
"Intinya aku punya haters sekarang. Wow. Lihat sudah setinggi apa levelku sekarang, noona!"
āMenurutku itu bukan sesuatu yang harus dibanggakan.ā
āTapi itu artinya kami semakin terkenal kan?ā
āIya sih, tapi tetap saja lebih baik tidak punya.ā
āIya, iyaā¦ hei, sepertinya aku dapat pertanda baik.ā
āPertanda apa?ā
āKurasa aku akan dapat libur. Entahlah, semoga ini benar.ā
āYa.. kuharap begitu. Aku merindukanmu.ā
āYeah, aku juga. Sudah berapa bulan kita tak bertemu?ā
āHei, kau sudah menelfon eomma-mu?ā
āOh, benar! Aku harus menelfonnya! Noona kututup ya..ā
āYa. Sekali lagi selamat, anyyeong.ā
āAnyyeong.ā
**********
āJong Hyun! Kau harus mencobanya,ā ucap Hyo Sun antusias. Ia
memberikan selebaran berwarna ungu cerah pada Jong Hyun dan menanti reaksi pria
itu penuh harap.
āKenapa aku harus mencoba ini? Aku tak mau jadi artis. Aku
bahkan tak bisa bernyanyi,ā ujar pria itu, menolak kertasnya mentah-mentah.
āKau kan bisa menari.ā
āTapi aku tak mau jadi artis.ā
āTapi aku mau melihatmu menari, untukku, di atas panggung.ā
āKenapa?ā
āAku ingin kau memanggilku dari sana.ā
āKalau begitu kenapa kau tidak naik panggung sendiri dan
panggil namamu sendiri?ā ujar Jong Hyun datar, membuat Hyo Sun langsung
merengut.
āJong Hyun~aa. Kumohon! Ayo ikut audisinya!ā
āSHI-REOā
āJong Hyun!ā
āSHIREO!!ā
āKumohooooonnnnnā¦ā¦ā Mendengar suara Hyo Sun yang penuh
harap, pria disampingnya langsung menghembuskan napas. Oh.. Ini pertanda baik.
āApa yang kudapat jika aku menyetujuinya?ā Hyo Sun tertegun.
Ia belum berpikir sejauh ini. āAkuā¦akuā¦akanā¦.. eumā¦menerima tawaranmu.ā Seketika raut wajah Jong Hyun berubah. Drastis. Hyo Sun langsung menggigit
bibirnya. Sepertinya ia salah bicara.
āSungguh? Kau mau latihan berjalan?ā Hyo Sun memejamkan
matanya dan mengangguk berat.
āSetiap hari?ā
āYa. Setiap hari! Tapi kau harus ikut audisinya!ā
āSetuju,ā sambut pria itu tanpa berpikir.
**********
Saat itu audisinya diadakan jauh di luar Chuncheon. Kau
memecahkan celenganmu dan memberikan semua uang yang kau punya padaku. Kau yang
mencari formulir pendaftarannya. Kau yang memilihkan lagu untuk audisinya. Boom
boom pow dan 2pm again and again, ingat? Kau mencari video-video dance di
youtube dan memperlihatkannya padaku. Mengingatkanku untuk berlatih setiap
pulang sekolah, lalu mengomeliku jika gerakannya terlalu lemah. Kau juga
mengancamku untuk tidak pulang sebelum lolos dan menggambarkan rute bus yang
harus kutempuh untuk sampai ke tempat audisi. Semua orang bilang aku adalah
anak yang sangat mandiri, semua orang kagum padaku yang pergi sendiri untuk audisi.
Tidak seperti anak-anak lain yang diantar orang tuanya. Mereka tidak tahu,
dibalik semua kemandirian ini, ada seorang gadis yang sangat berjasa. Min Hyo
Sun.
**********
Tiba-tiba saja pandangan Hyo Sun menjadi gelap. Sebuah
tangan menutup matanya dari belakang. Ini semua terlalu familiar. Gadis itu
bahkan tak perlu berpikir untuk mengetahui siapa orang di belakangnya. āAda apa?ā
ujar Hyo Sun sambil menarik tangan itu dari matanya. Jong Hyun langsung
melompati kursi dan duduk di samping Hyo Sun.
āKau harus tebak!ā ujar pria itu antusias.
āApa?ā
āAkuā¦ā Jong Hyun menggantungkan kalimatnya dan menatap Hyo
Sun dengan senyum yang semakin lebar.
āLolos audisi!ā lanjut pria itu, membuat lawan bicaranya
tercengang. Mata Hyo Sun melebar. Saking terkejutnya, gadis itu hanya bisa
membuka mulut tanpa bisa berkata-kata. Bisa jadi perasaan senangnya sekarang
dua kali lebih besar dari yang Jong Hyun rasakan.
āJINJJAYO? HYAAAAā¦ā¦JONGHYUUUUN!ā Hyo Sun memeluknya. Erat.
Membuat pria itu tercekik.
āSekarang penuhi janjimu.ā
āJanji apa?ā
āTckā¦ā Jong Hyun mendorong tubuh Hyo Sun agar berhenti
memeluknya. Lalu menatap gadis itu dengan geram. Ia tak peduli Hyo Sun
benar-benar lupa atau sedang berpura-pura, yang pasti janjinya harus tetap dipenuhi. Ia langsung meraih kedua tangan Hyo Sun dan membantunya berdiri.
āKau harus belajar berjalan. Ingat?ā ujar Jong Hyun,
menjawab ekspresi bingung yang ditunjukkan sang gadis.
Hyo Sun menggigit bibir. Ia bahkan tak sanggup merasakan
kakinya, tapi pria ini malah menyuruhnya berjalan. Jong Hyun yang melihat
ekspresi ragu di wajah Hyo Sun langsung menempatkan kedua tangan gadis itu di
bahunya.
āPegangan yang erat! Kita belajar berdiri dulu.ā Hyo Sun
mengirimkan tatapan āini tak akan berhasilā, tapi yang ditatap malah tersenyum,
sangat percaya diri.
**********
Semua member Teen Top tengah berkumpul di ruang tengah dorm
mereka, lengkap dengan seorang pria berkacamata yang menjadi pusatnya. Sang
manager. Mari kita sebut manager Ahn.
āOkeā¦ minggu ini adalah minggu terakhir promosi Rocking,
Goodbye stage kalian. Jadwal minggu depan cukup padat, akan ada fanmeeting,
interview, acara radio, syuting Lovefool MV dan off air perform. Ah~ kenapa
banyak sekali?ā Manager Ahn membuat suara decakan lelah dan menatap kertas
jadwalnya lagi. Lantas melanjutkan.
āLaluā¦. di pertengahan Oktober, ng..ā Pria itu mengeryit
sambil memegang dagunya, membolak-balik kertas yang ia pegang, hingga tiba-tiba sajaā¦. āah! Kosong!ā seru sang manager
tak percaya. Kontan membuat semua member saling berpandangan. āKami tak punya
jadwal? Jadi kita dapat libur?ā ucap Ricky hati-hati.
āKurasa begituā jawab Manager Ahn dengan senyum puas. Ia kembali mengecek kertasnya. Ada beberapa acara off air yang dimajukan ke awal bulan dan imbasnya semua jadwal mereka menumpuk di awal dan kosong di tengah.
āBerapa hari?ā tanya Chunji, membuat manager mereka lagi-lagi memeriksa kertasnya.
āSatu, dua, tiga... sepuluh? Wow, sepuluh! Ini benar-benar lumayan!ā Bahkan sang manager sendiri
kaget dengan informasi yang ia berikan.
āSungguh? Sepuluh? Jadi aku boleh ke Chuncheon?ā tanya Changjo dengan mata berbinar.
āAku tidak yakin. Bagaimana ya? Andy tak mengatakan
apa-apa.ā
āAyolah hyung! Sepuluh hari? Itu lama!ā
āTapi kalian punya jadwal latihan untuk tur! Dan awal
November kalian sudah harus ke Taiwan.ā
āAku janji akan kembali tepat waktu!ā Changjo menyahuti
ucapan managernya dengan cepat.
āTch..oke! Tapi ingat! Kalau lebih dari sepuluh hariā¦.ā
āAKU JANJIā sela Changjo sambil berdiri, membuat semua orang
menatapnya heran.
āaraā¦.. kau kuizinkanā
āhanya Changjo? Kami juga boleh berlibur kan?ā tanya Niel.
āselama itu masih di Korea, maka kuizinkan. Ingat! Tak ada
jalan-jalan ke luar negeri dulu Ahn Danielā
āYa! Tapi aku ingin ke Prancisā
ātunggu sampai kalian dapat liburan sungguhan dari Andyā
Niel mendecak kecewa.
āsekali lagi dengarkan aku! asalkan setelah sepuluh hari kalian
bisa sampai tepat waktu ke ruang latihan gedung TOP Media. Maka kalian
diperbolehkan! Aratsoyo?ā
āARASSEOā Jawab keenamnya kompak. āAkhirnyaā¦..ā Semua member langsung terlihat lebih semangat.
Rencana liburan sudah tersusun di otak masing-masing, termasuk sang manager.
āIngat! Jangan terlambat! Latihan untuk konser Solo kalian
akan lebih berat dari biasanya. Jadi tolong jangan sampai terlalu lelah.
Pergunakan waktu liburan kalian untuk istirahatā
āaku setujuā jawab C.A.P, membuatnya mendapat delikan sinis
dari lima orang secara bersamaan.
Aku masih tak percaya aku dapat libur.
Ya! Min Hyo Sun noonaā¦.. Tunggu seminggu lagi! aku segera datang!
Ya! Min Hyo Sun noonaā¦.. Tunggu seminggu lagi! aku segera datang!
**********
Berbulan-bulan Jong Hyun melalui hari yang melelahkan.
Setelah diterima menjadi trainee, pria itu dihadapkan dengan jadwal latihan
yang mencekik. Ia harus bolak-balik ke perusahaan agensinya setiap pulang
sekolah, lalu baru sampai di rumah lagi saat malam sudah sangat larut. Bahkan
terkadang ia tak pulang dan bermalam di perusahaan.
Jong Hyun yang masih berusia 13 tahun berusaha menahan rasa
lelahnya dan melakukan semua itu dengan tulus. Lagipula ada Min Hyo Sun yang
selalu berada di belakangnya, menyemangati tanpa putus.
āhei noonaā pintu kamar gadis itu tiba-tiba saja terbuka,
bersamaan dengan suara familiar yang terdengar.
Hyo Sun yang tengah bersandar di kepala ranjang sambil membaca komik
kontan saja terkejut. Kepalanya menoleh ke asal suara. Seorang pria dengan tas
hitam tengah berjalan terburu-buru menghampirinya. Pria itu menjatuhkan tasnya
disamping ranjang lalu cepat-cepat menyalakan tv.
ākau pulang lebih cepat hari iniā
āne.. kita kan sudah janji akan menonton filmā jawab Jong
Hyun, tangannya sibuk memasukkan sebuah CD ke DVD player. Hyo Sun meletakkan
komiknya.
āAh! Sudah mulaiā Seru Jong Hyun. Dengan cepat ia mengambil
sebungkus keripik kentang di atas meja dan melompat ke samping Hyo Sun. Lantas
bersandar nyaman persis disebelahnya.
Film benar-benar sudah berputar. Tapi Hyo Sun tak dapat
berkonsentrasi pada film itu. Kepalanya menoleh, memperhatikan pria
disampingnya dengan perasaan iba. Kening Jong Hyun berkeringat. Ia yakin,
selain berlari keluar dari perusahaan, namja itu juga berlari dari halte bus
menuju rumahnya. Ia tahu persis watak seorang Choi Jong Hyun, si perfectionist
yang rela melakukan apapun agar tak membuat orang lain kecewa.
āpasti melelahkan sekali ya?ā Jong Hyun yang sedang fokus
menonton film mengerutkan keningnya, lalu menggeleng.
āTidak. Aku kan kuatā
āmianhaeā¦ā¦. harusnya jika kau tak ingin melakukannya, aku
tak boleh memaksaā
āaku mau kok. Dan kau tahu? mereka bilang aku bisa segera
debutā
āAPA?ā Hyo Sun langsung merubah posisinya. Matanya berbinar.
Senang bukan main.
āmereka semua kagum padaku, dan mereka janji akan mendebutkanku
dalam waktu dekat"
āah jinjjayo? Tapi bagaimana mungkin? Kau benar-benarā¦ā¦ā¦ā¦.ā
Hyo Sun mencoba memikirkan kata yang tepat sambil menggerakkan jari-jarinya,
āDAEBAKā Lanjut gadis itu susah payah.
āSebentar lagi kau bisa melihatku lewat layar itu. Sebentar
lagi orang-orang akan mengenal Jong Hyunā Pria itu terus tersenyum saat
mengucapkannya. Pikirannya melayang, jauh ke depan.
āaku tak sabar menunggu ituā
āaku bahkan lebih tak sabar lagiā ujar Jong Hyun, ia
menyenderkan kepalanya di bahu Hyo Sun.
āYa! Jong Hyun! jangan tidur! Filmnya baru mulaiā
āaku tidak tidurā walaupun bicara begitu, mata Jong Hyun
sebenarnya sudah terpejam. Ia meraih tangan Hyo Sun yang hanya berjarak
beberapa centi dari tangannya, lantas menggenggamnya erat. Hyo Sun menatap
tangan mereka yang bertautan kemudian langsung menoleh ke samping. Ternyata
benar-benar tidur. Kelelahan.
**********
Tertidur lagi. Sudah berapa kali kita menonton film ini
bersama? Tiga? Delapan? Dan gilanya, aku tak pernah berhasil menonton film itu
sampai habis. Aku selalu tertidur sebelum menit ke-40. Aku tak pernah tahu
cerita akhirnya. Dan gadis yang menonton bersamaku pun tak pernah berkenan
memberitahu. Ia bilang aku harus menontonnya sendiri. Gadis pelit.
**********
āHYAAAAAā¦ā¦.. MIN HYO SUUUUUNNNNN!!!!! AKU AKAN DEBUTā Teriak
Jong Hyun. Pria itu menjatuhkan tasnya dan langsung berlari menghampiri Hyo Sun
yang tengah duduk di halaman. Baru saja gadis itu menoleh, Jong Hyun sudah
menubruk badannya dan memeluknya sangat erat.
āJinjjayo? Kau terpilih masuk group? Apa nama group-mu?ā
Jong Hyun melepaskan pelukannya, lalu menatap Hyo Sun antusias.
āmollayo. Perusahaan belum menentukannya. Ei kau tahu?
sampai sekarang sudah ada 4 member di dalam group, dan Andy hyung bilang
jumlahnya bisa bertambah. Dan satu lagi yang harus kau tahu!ā Ujar Jong Hyun
serius, āAndy hyung langsung yang memilihkuā
āJeongmalyo? Selamat Jong Hyun~aaaā¦ā¦ kau hebat sekali! Bagaimana
member yang lain? Mereka baik padamu kan? apa mereka lebih tua darimu? Laluā¦..
bagaimana wajah mereka? Pasti tampan ya.. Kau harus mengenalkan mereka semua
padakuā Jong Hyun yang tak dapat berhenti tersenyum hanya menganggukkan
kepalanya tanpa menoleh. Pria itu memandang lurus ke langit, masih tersenyum,
rasanya ia ingin terbang ke sana dan berteriak āAKU AKAN SEGERA DEBUUUUUTā dari
Mars. Namun tiba-tiba sajaā¦.
āHeiā¦ bagaimana bisa kau keluar?ā Seru Jong Hyun heran.
āappa menggendongku kesiniā
ālalu kau ditinggal, begitu? bagaimana kalauā¦..ā
āBerhenti mengkhawatirkanku! Kau berlebihan! Aku cuma duduk
di halaman rumahku sendiri, bukan di tengah jalanā Sela Hyo Sun kesal. Jong
Hyun terdiam, lalu menganggukkan kepalanya dengan ekspresi āterserahā.
āayo belajar berjalan lagiā
āaniyo! Sudah dibilang sarafku rusak, kakiku mati rasa. Aku
lumpuh permanen Jong Hyun~aa. Aku tak akan bisa berjalan lagi. Ini tak ada
gunanyaā Hyo Sun berusaha terlihat tenang saat mengucapkannya, sementara Jong
Hyun lagi-lagi kehilangan kata. Namja itu terdiam dan hanya memandangi Hyo Sun.
Ia tahu gadis itu hanya bersikap sok tegar, seperti biasanya.
ākau bisa noonaā ujar pria itu pelan.
āBISA APA? SARAF YANG MATI TIDAK BISA HIDUP LAGI CHOI JONG
HYUNā
āBenar. Tapi sel yang mati bisa digantikan dengan sel yang
baruā ucap Jong Hyun tenang, berusaha mengontrol emosinya. Ia tak mau membalas
bentakan Hyo Sun dengan bentakan lain. Di saat seperti ini, ia lah pihak yang
harus mengalah.
ādan kabar baiknya, saraf tersusun dari selā lanjut Jong
Hyun. Namun Hyo Sun tetap terlihat kekeh pada pendiriannya.
āTapi kata dokterā¦ā¦ā
āmemangnya dokter yang membuatmu bisa berjalan? Kenapa sih
apa-apa dokter? Selama kau masih punya kaki, itu artinya kau bisa berjalan. Kau
baru boleh bilang begitu kalau kau sudah tak punya kaki, atau sudah tak punya
nyawa. Ara?ā kali ini giliran Hyo Sun yang terdiam.
āMIN HYO SUN, ARAYO?ā pekik Jong Hyun.
āaraā jawab gadis itu lemah. Jong Hyun yang tadi berupaya
untuk tenang, malah ikut berteriak pada akhirnya. Gadis ini terlalu
menyebalkan.
āsekarang ayo berdiri!ā
ābagaimana caranya? Kakikuā¦ā¦ā sebelum kalimat Hyo Sun
tuntas, Jong Hyun sudah terlebih dulu meraih tangannya, melingkarkan tangan itu
di lehernya.
ākau tak akan jatuh! Jadi kerahkan semua tenagamu. Kau pasti
bisa, noonaā dengan bantuan Jong Hyun, Hyo Sun akhirnya berhasil berdiri. Tapi
tak bisa dikatakan begitu, karena nyatanya ia bisa dalam posisi seperti ini pun
karena ada Jong Hyun yang menahannya.
āKau ingat kan? aku lahir prematur. Saat aku lahir, kondisi
tubuhku sangat lemah dan dokter bilang aku tak bisa bertahan lama. Singkatnya,
mereka bilang aku akan segera matiā Jong Hyun berjalan mundur selangkah,
membawa Hyo Sun bersamanya. Gadis itu tak peduli walau kakinya terseret, ia
menatap mata Jong Hyun yang mulai berkaca-kaca, hatinya terenyuh mengingat
masa-masa sulit itu.
āTapi eomma percaya pada Tuhan. Eomma juga percaya padaku.
Saat masih 8 tahun, Jong Hyun yang lemah justru dimasukkan ke klub taekwondo.
Jong Hyun yang lemah dan dibilang tak bisa bertahan lama dibimbing untuk
menjadi namja kuat. Dokter bilang itu bukan ide yang baik, karena bisa saja aku
jatuh atau mendapat pukulan keras. Bisa saja kondisiku memburukā Jong Hyun
melangkah mundur sekali lagi, dan Hyo Sun masih setia menyeret kakinya. Wajah
Jong Hyun saat ini terlihat seperti seorang anak kecil yang membutuhkan
pelukan. Tanpa terasa air mata sudah menggenang di pelupuk matanya.
āTapi untung saja eomma percaya padaku. Eomma percaya
anaknya lebih kuat dari apa yang dokter bilangā Jong Hyun tersenyum tipis, ia
menggerakkan ibu jarinya untuk menyingkirkan air mata Hyo Sun yang nyaris
jatuh. āDan lihat aku sekarang! aku adalah namja berumur 13 tahun paling kuat
seduniaā ia sendiri terkekeh pelan mendengar julukannya. Hyo Sun tersenyum. Ia
tahu cerita itu. Ia tahu bagaimana Jong Hyun berlatih keras hingga menjadi juara di perlombaan klub
taekwondo-nya. Hatinya mencelos saat matanya bertemu dengan mata Jong Hyun yang
jernih, polos tapi penuh keyakinan dan ambisi. Benarā¦ā¦. Jong Hyun adalah namja
yang kuat.
āNoonaā
āwae?ā
ākau bisaā
āā¦ā¦ā¦.ā
**********
Waktu itu akhir 2009. Tak berapa lama setelah group
terbentuk, seorang anak laki-laki berseragam rapi datang ke perusahaan. Dia
mendapat undangan langsung untuk audisi. Dia melakukan audisi sendirian di
sebuah ruangan khusus di perusahaan. Singkatnya, namja itu diterima. Lee Chan
Hee. Member ke-5 yang bergabung. Setelah beberapa bulan mengcover lagu-lagu
terkenal dan bernyanyi dari satu mall ke mall lain, kami berlima belum juga
bisa debut. Perusahaan bilang formasi kami belum begitu kuat. Saat harapan semakin
menipis, pada tanggal 20 Februari, ada anak asal Amerika yang mengikuti audisi
terbuka. Ia menyanyikan lagu rapp karangannya sendiri -call me gangsta- lagu
aneh buatan orang aneh. Walaupun menurutku lagu dan gayanya aneh, pria itu
justru lolos dan memenangkan Daesang saat audisi. Dia lemah, saat mulai
training, dia bermasalah dengan kakinya dan harus menerima terapi. Tapi walaupun
begitu, ia cuma menjalani training selama beberapa minggu dan tiba-tiba saja dipilih
untuk bergabung dengan group-ku. Lee Byunghun. Dia sangat dingin. Sangat
individualis. Bahkan setelah beberapa hari bersama, kami tak pernah saling
sapa. Dia aneh. Dia tak balik menyapa saat orang menyapanya. Terakhir aku
menyapanya, ia hanya menatapku dengan tatapan datar dan pergi begitu saja.
Entahlah. Tapi setelah ia bergabung, kabar baik berdatangan. Puncaknya, perusahaan
mengeluarkan pengumuman tanggal debut kami. Astaga!
**********
āJong Hyun! Keobwa! Namamu jadi Changjoā ujar Hyo Sun sambil
menunjuk-nunjuk heboh sebuah photocard. Sebenarnya photocard itu belum boleh
dipublikasikan kepada siapapun. Tapi Jong Hyun malah membawanya diam-diam dan
memberikannya pada Hyo Sun. Ia merasa gadis itu harus segera mengetahui ini.
Min Hyo Sun sangat berjasa. Ayolahā¦ā¦ siapa yang menyuruhnya mengikuti audisi?
Saat pertama kali melihat photocard bergambar wajahnya
sendiri dicetak, Jong Hyun tak dapat berhenti tersenyum. Ia tak sabar
memberitahukan itu pada Hyo Sun. Dan benar saja, reaksi antusias Hyo Sun bahkan
membuatnya lebih senang lagi.
āayo belajar berjalan lagiā ajakan namja itu terlalu
tiba-tiba. Hyo Sun yang masih tersenyum menatap photocard langsung menoleh.
Senyumnya menghilang.
ākenapa belajar berjalan lagi? Kita sudah melakukannya
kemarinā Jong Hyun tak mendengarkan dan langsung membawa Hyo Sun menuruni
ranjang. Tak peduli gadis itu setuju atau tidak. Tak peduli mau gadis itu
bosan, muak atau apalah.
**********
Aku akan melakukan ituā¦ terusā¦ā¦ Sampai kau bisa menggerakkan
kakimu lagi. Sampai kau bisa berdiri tanpa harus kutahan. Sampai kau bisa
berjalan, berlari, menaiki bukit, bermain basket dan menari. Kau masih ingat
gerakan dance yang kita buat bersama? Kalau kau salah satu step saja, aku janji
akan menghukummu seberat mungkin. Hyo Sun noonaā¦ā¦ā¦ cepatlah sembuh! Aku ingin
melakukan itu semua lagi, seperti dulu, bersamamu.
TBC
Anyyeong^^ aku dateng bawa series baruJ
Alurnya bikin bingung ga sih? Mian kl bikin pusing! Abisnya kalo g kaya
gini, nanti alur di part 2 nya malah jadi kecepetan. Tapi tenangā¦ā¦. Di part 2
nanti ga ada flashback lagi, jd alurnya normal. Dan tentang ff ini, sebelumnya
aku udah buat L.Joe version sama Chunji version. Tapi ga mesti baca dua ff itu
kl mau ngerti versi changjo-nyaā¦. Semua punya cerita sendiri. Ini ga akan
secomplicated Way to love, tapi juga g seringan Get Crazy. Sweet? Not really
sweet. Comedy? I guess not. Ini lebih ke persahabatan erat yangā¦ā¦. yang gitu deh:p
Okehā¦..Changjo! buat yang belom kenal, sini aku kenalin. Dia maknaenya
Teen Top, kelahiran 95, anak Chuncheon, fans beratnya taeyang Big Bang, member
tertinggi + termanly di teen top, dia baru aja keterima jadi mahasiswa hoseo
university, rajin update di socmed, suka alay, punya puppy namanya jjongie,
dia lagi seneng-senengnya compose musik, bentar lagi ultah yang ke 18 (international
age) . Sekian.
Dari tadi selama aku ngetik ff sampe ngetik note gaje ini
ujaaaaaaaaaaaan mulu. Tapi ga papa sih, udaranya jd enak. Perfect buat cuddle
with my Changjo pillow.
THANKSALOT!!!! Anyyeong^^
Comments
Post a Comment