Time Part 1 - The Beginning
For you who haven't read the teaser of this fic before or already read but forgot. You can Click This.
Happy Reading and Enjoy Guys ^^,
~ O O O ~
Tak ada lagi masa orientasi, tak ada lagi kejahilan
senior-senior, tak ada lagi yang berjemur di bawah teriknya sinar matahari,
serta tak ada lagi rasa kegelisahan ketika mendengar bel yang menandakan
kegiatan orientasi akan dimulai. Dan itu berarti, masa-masa yang menyenangkan
akan segera dimulai.
WELCOME FOR THE NEW LIFE INTO MY
WORLD.................................................
---------
(^^,) ---------
Aaaa... aku sudah tak sabar untuk melihat kamarku. Terlebih
yang ku tahu, aku akan sekamar dengan Sooyoung dan juga Seohyun. Aaaa..... pasti
sangat menyenangkan. Lebih baik aku segera bergegas.
āYoong.....ā
Aku sedikit memutar tubuhku. Ya... walaupun tanpa ku putar
pun, aku sudah tahu siapa pemilik suara itu. Suara yang sedikit memekik itu
hanya dimiliki seorang saja, Sooyoung. Choi Sooyoung, gadis yang memiliki kaki
panjang layaknya sebuah sumpit. Hahaha.... aku ingat kalimat itu. Kalimat yang
sering diucapkan oleh anak laki-laki di kelas untuk meledeknya, karena kakinya
yang panjang serta terlihat seperti sepasang sumpit.
Ku pasang lengkungan manis dibibirku, sebagai bentuk
penyambutan baginya. Penyambutan? Ah.. aku baru ingat. Kalau tak salah, nanti
akan ada penyambutan oleh para senior sebagai akhir masa orientasi murid baru.
ākau sudah siap?ā
Aku sedikit menatapnya dengan bingung. Siap? Untuk apa?
Apakah nanti akan ada perlombaan yang membutuhkan persiapan? Dan jika itu
benar, aku sama sekali tak siap. Aku tak memiliki persiapan apa pun, mental
maupun perlengkapan.
āsiap? untuk apa?ā
āaish, kau lupa. ckck sepertinya penyakit lupamu itu susah
sekali sembuhnya ya. kau ingat nanti akan ada penyambutan dari para senior?ā
Aku menganggukkan kepalaku, mengerti maksudnya. Tetapi yang
tak ku mengerti adalah, kenapa aku harus siap? Apakah penyambutan para senior
itu seperti sebuah perlombaan? Atau penyambutannya berupa kejahilan
senior-senior itu, sama seperti saat masa orientasi? MWO? Kalau sampai itu
terjadi, aku sangat tak siap! Aku belum menyiapkan mentalku untuk menerima
kejahilan mereka. Terlebih ketika mengingat pasal-pasal yang mereka berikan.
Ketiga pasal itu, semua menguntungkan mereka. Arghhh.... Im Yoon Ah, apa yang
dapat kau perbuat sekarang?
āyak! kau mendengar ku atau tidak?ā
āya! aku mendengar mu, tetapi bisakah kau tak berteriak ditelingaku. aku belum tua, dan
pendengaranku juga masih sangat baik.ā Protes ku karena suara nyaringnya yang
mengganggu gendang telingaku.
āaish.. baiklah mian. yasudah kajja......ā
āmwo? kajja? yak! tadi kau menyuruh ku untuk bersiap? dan kau
pun belum menjawab pertanyaanku. lalu sekarang kau mengajak ku pergi. ya Choi
Sooyoung! apa mau mu??!ā Aku kembali mengeluarkan suara protesku. Bagaimana
tidak? Disaat kalian bingung dengan penuturan seseorang yang belum jelas, orang
tersebut malah membuat topik baru. Itu sungguh membuat ku ingin menghabisi gadis
ini.
āmian.. mian.. aku lupa. begini, kau tahukan nanti
senior-senior itu akan menyambut kita para murid baru. dan kau tahu, itu
merupakan salah satu bagian dari tradisi di sekolah ini. dan apakah kau tahu, apa
tradsi itu?ā
Aku menatapnya sekilas dan kemudian menggelengkan kepalaku.
Aku sama sekali tak tahu menahu mengenai itu. Yang ku tahu, sekolah ini
merupakan sekolah paling berprestasi di Korea dan juga olah raga kegemaranku
pun menjadi olah raga yang menyumbangkan banyak penghargaan untuk sekolah ini,
karena itu aku memutuskan untuk melanjutkan pendidikanku di sini.
āish.. kau ini. sebenarnya apa yang kau ketahui tentang
sekolah ini? bagaimana bisa kau melanjutkan pendidikanmu ke sekolah yang kau
sendiri belum mengetahui bagaimana sekolah itu. ckck.... baiklah, karena aku
teman yang baik, aku akan memberitahu mu. penyambutan senior yang menjadi
tradisi adalah...........ā
Ku dekatkan wajahku seiringan dengan suaranya yang semakin
lama semakin mengecil. Apa-apaan sih gadis ini, seperti berbicara saja
merupakan tindak kejahatan yang paling dilarang di dunia.
āem.... jadi, tradisinya adalah...............ā
āMWOYA????!!!!ā Aku memekik seketika. Mataku pun ikut
membulat. Apakah aku tak salah mendengar? Penyambutan itu.....
āYAK! jangan berteriak!ā
āmian... aku hanya terkejut. apakah itu benar? seperti
itukah tradisi mereka?ā
āya... menurut yang ku dengar sih seperti itu. ya sudahlah,
lebih baik kita segera menuju ke aula.ā
Tradisi? Apakah itu tradisi? Arghhh.... kenapa aku tak
mencari tahu hal seperti itu terlebih dulu. Kalau tahu seperti ini, setidaknya
aku memiliki persiapan mental yang besar.
Senior laki-laki dengan junior perempuan sedangkan senior perempuan dengan
junior laki-laki? Gila! Aku tak mengerti itu semua?
āya Yoona-ah. kenapa kau hanya diam disana? kajja... nanti
kita terlambat.ā
---------
(^^,) ---------
Rasanya jantungku sudah berdetak dengan tak wajarnya. Bahkan
paru-paruku seperti sudah tak mampu lagi bekerja dengan baik. Apakah ini karena
berita yang baru saja dikatakan Sooyoung? Ah... pasti memang karena itu. Apa
lagi yang membuat ku seperti ini selain berita menyebalkan itu. Aku tak memiliki
kelainan dijantungku maupun diparu-paruku. Semua organ dalamku dalam keadaan
normal. Aish... moodku berantakkan. Rasanya, zona menegangkan sudah datang menghampiri ku.
Atau mungkin ini akan lebih buruk dan lebih menyeramkan daripada saat ketika
masa orientasi? Aaaaa.... ottokhae??
āYoona-ah... kau kenapa?ā
Aku sedikit terkejut saat ada yang menyentuh lenganku.
Ku lirik sosok gadis yang tengah berdiri di samping ku itu, dan sepertinya memang
dia-lah yang melakukan itu. Karena saat mataku melihatnya, ia tengah menatap ku
dengan tatapan polosnya.
āannie..ā Elak ku enggan untuk menceritakan apa pun pada
sosok gadis ini. Bukan karena aku takut bila nanti ia menertawai ku, tetapi aku
malas saja berbicara disaat genting seperti ini. Coba kalian bayangkan.
Masa-masa menegangkan saat orientasi sudah berakhir, tetapi suasana saat ini
lebih buruk dibandingkan saat masa orientasi. Pwa! Seluruh senior tengah
berdiri di depan sambil tersenyum, yang menurut ku senyum tersebut bagaikan
senyum iblis yang sangat mengerikan.
Aaaaaa...... aku harap semua mimpi buruk ini akan segera berakhir
saat aku kembali membuka mataku.
āIm Yoon Ah......ā
āapakah Im Yoon Ah
belum datang?ā
āYoona..ā
āYoong....ā
āIm Yoon Ah.....ā
Kenapa seperti ada yang memanggil ku? Ah... paling itu
Seohyun. Dia kan tak akan pernah puas jika jawaban yang ia terima tak
sepenuhnya melengkapi rasa penasarannya.
āYoona-ah...ā
āYoona..ā
Pllaaakkkk.....
āArgghh.... kepalaku. siapa yang....ā Lidahku kelu seketika.
Jantungku pun terasa ingin meloncat keluar, dan tubuhku tiba-tiba terasa
seperti terbakar saat ku dapati seluruh senior tengah menatap ku. Aish... Im Yoon
Ah!!!! Kenapa kau bisa berlaku bodoh seperti ini? Aaaaaa..... aku yakin,
setelah ini pasti akan ada banyak kejadian buruk yang akan ku alami karena
tingkah bodohku ini.
ākau Im Yoon Ah?ā
āa.. a... n-ne.ā
ākamar mu nomor 393, bersama dengan Choi Sooyoung dan juga
Seo Joo Hyun.ā
ān-ne...ā
ādan senior yang akan bersama kalian adalah Lee Donghae, Kim
Jaejoong, dan Park Yoochun.ā
Mwo? Jaejoong sunbaenim, Donghae sunbaenim, dan Yoochun
sunbeanim?!! Apakah aku tak salah dengar? Mereka kan...........
ākenapa kau diam Yoona-ssi? kajja.. kami akan mengantarkan
kalian menuju ke kamar kalian.ā
āa... n-ne....ā
Author POV
Wajahnya terus ia hadapkan ke bawah, menatap lantai yang
sama sekali tak memiliki nilai plus untuk terus dilihat. Lantai yang hanya
berlapiskan keramik berwarna biru muda serta putih yang hanya memiliki sedikit
ornamen disetiap keramiknya.
Langkahnya yang lemah semakin memperlihatkan bahwa ia tak
sedang dalam keadaan yang baik. Bahkan ia sama sekali tak menyadari bahwa kini
tiga pasang mata tengah memperhatikannya. Memperhatikan kelakuannya dengan
sedikit seringai pada bibir mereka.
āYoona-ssi, apakah kau masih ingin terus berada disana?ā
Tegur salah seorang laki-laki tadi.
āah... em... a.. an-nie.ā Ucapnya dengan terbata. Ia pun
segera menarik kopernya memasuki sebuah kamar yang telah bertengger angka 393
di depan pintu kamar tersebut.
------
ākamar ini terdiri dari tiga tempat tidur dua di bawah dan
satu di atas, tiga lemar, tiga meja belajar. jadi masing-maisng dari kalian
mendapatkan satu.ā
ādan juga ada kamar mandi disetiap kamar. jadi kalian tak
perlu takut mengenai hal itu.ā
ākalau begitu, kalian beristirahatlah. masih ada yang harus
kami kerjakan, dan nanti malam kami akan datang lagi.ā
āne sunbeanim...ā Jawab Sooyoung dan Seohyun serempak
seperti tak mengindahkan sosok Yoona yang masih nampak terkejut atas apa yang
baru saja ia alami.
---------
(^^,) ---------
Langkahnya begitu gontai saat ia menaiki anak tangga yang
akan membawanya menuju ranjang yang akan ia gunakan sebagai tempat untuk
beristirahat. Ia seperti tak memiliki semangat untuk melanjutkan hidupnya.
Bahkan ia tak ikut serta dalam pemilihan berbagai macam perkakas yang ada di
kamar tersebut. Meja belajar, ranjang, serta lemari bukan dia yang memilihnya,
itu semua karena sudah tak ada pilihan lain. Kedua temannya telah memilih
terlebih dahulu dimana mereka akan tidur dan dimana mereka akan menyimpan
pakian serta perlengkapan sekolah mereka.
āYoona-ah.. kau kanapa?ā Tegur seorang gadis yang sedari
tadi hanya menghabiskan waktunya dengan membaca majalah-majalah yang ia bawa.
āaku tak apa.ā Yoona menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang,
menatap langit-langit di atasnya yang transparan.
Suara ketukan pintu berhasil menarik seluruh fokus mereka
termaksud Seohyun yang tengah berada di dalam kamar mandi. Mereka serempak
menatap ke ambang pintu tanpa ada yang bergerak untuk membuka pintu tersebut.
Seohyun pun dengan segera menarik tubuhnya keluar setelah seluruh tubuhnya telah
tertutupi oleh pakaian yang telah ia persiapkan.
Seohyun yang baru saja meletakkan handuk yang ia kenakan pun
segera berlari menuju pintu untuk membukakannya. Ia sedikit terkejut saat
didapatinya tiga orang laki-laki tampan tengah berdiri di depan pintu kamarnya.
Yoona, sosok gadis yang awalnya tampak enggan untuk mengetahui siapa orang yang
mengetuk pintu kamarnya pun kini langsung terbangun dari posisinya saat Seohyun
mengucapkan satu kata yang membuat Yoona semakin terlihat ingin mengakhiri
hidupnya pada saat itu juga.
āannyeonghasaeyo sunbenim..ā Ucap Sooyoung ramah saat tiga
orang laki-laki yang ia panggil sunbea itu memasuki kamar mereka.
āannyeonghasaeyo...ā Balas mereka ramah.
āwah.... kamar kalian terlihat lebih baik dari sebelumnya.ā
Puji salah seorang laki-laki sembari terus memperhatikan seisi ruangan
tersebut.
āgamsahamnida Yoochun-nim. ini semua Yoona yang menatanya. dia
memang ahli dalam hal tata-menata.ā Tutur Seohyun dengan senangnya tanpa
mengindahkan sang pemilik nama yang nampak tak senang namanya ikut dimasukkan dalam perbincangan itu.
Dengan wajah yang ia tenggelamkan di atas bantal, Yoona
mengutuki kedua temannya yang telah membawanya ke dalam pembicaraan yang ia
yakini sebentar lagi akan membawanya ke dalam lingkaran hitam yang sangat ia
takuti.
ādimana dia? apakah ia sedang keluar?ā Tanya laki-laki yang
memiliki kulit paling putih diantara yang lainnya.
Tak ada yang menjawab, yang ada hanya sebuah lirikan kecil
yang membuat sebuah lengkungan tipis terpasang diujung bibir ketiga laki-laki
tersebut. Laki-laki berkulit putih itu pun sedikit menggerakkan lengannya memberikan
isyarat pada sosok laki-laki yang berdiri tepat di sampingnya. Laki-laki tersebut
pun segera melakukan apa yang ada dipikirannya dan juga dipikiran kedua temannya
itu.
Derap langkah mulai menyeruak ke dalam telinga Yoona. Di dalam
kegelapan karena bantal yang menutupi wajahnya, jantungnya berdetak dengan
sangat cepat melebihi detakan jantung yang normal. Ia seperti tengah merutuki
dirinya karena keadaannya yang tak mampu berbuat apa pun. Ia hanya dapat
berdiam dengan bantal yang sepertinya sudah membuatnya kehabisan oksigen untuk
bernafas. Berkali-kali ia mencoba untuk menormalkan jantungnya, tetapi semua
itu nampak sia-sia karena jantungnya masih berpacu dengan cepat bahkan semakin
cepat saat ia merasakan bahwa ada seseorang yang berada didekatnya.
āapakah kau sedang tidur?ā Tanya sosok itu yang semakin
membuat Yoona tak dapat mengendalikan dirinya. Dan kini, tak hanya jantungnya
saja yang bekerja secara tidak normal, tetapi paru-paru serta aliran darahnya
pun sudah mulai bekerja melampaui batas.
Ia menggemertakkan giginya. Membuat sebuah suara yang
semakin membuat sosok yang tengah memperhatikannya itu semakin menyeringai.
ākau tidak tidurkan Yoona-ssi?ā Ucapnya dengan nada suara
yang semakin membuat Yoona gemetar di bawah bantal.
Ia mengulurkan tangannya dan meraih bantal yang tengah
menutupi wajah Yoona. Perlahan wajahnya mulai terlihat, wajah yang telah
dibasahi dengan keringatnya sendiri. Melihat hal itu, sosok laki-laki tersebut
malah semakin menunjukan seringainya. Entah apa yang ada dipikiran laki-laki
itu kini. Yang pasti setelah ia menatap kedua temannya, senyumnya pun semakin
terlihat tak mengenakkan.
ātak usah berpura-pura Yoong, aku tahu kau sedang tidak tidur.ā
Yoona tersentak, tanpa ia sadari ia membuka kelopak matanya.
Matanya membulat menunjukkan keterkejutan yang tengah melandanya.
āYoong? dari mana ia bisa tahu?ā batinnya.
Yoona POV
Omona??!! Kenapa rasa panas ditubuhku tak kunjung hilang?
Aku seperti seorang penyakitan. Lesu, letih, tak bersemangat, semua menjadi satu seperti
bubur. Aish... terlebih, kenapa mereka terus berada di sini? Hanya diam menatap ku,
eh... tak hanya aku saja Sooyoung dan Seohyun pun juga.
āapakah kita mulai sekarang?ā
Nde? Mulai? Memulai untuk apa? Aku semkain merasa takut!
Aaaaa..... kenapa sunbeanim yang satu ini selalu berada di samping ku? Sudah
membuat ku malu tadi, dan sekarang..... arghhhhh...... aku frustasi!!!!!!!
ākalian sudah tahu kan tradisi sekolah kita, jadi.......ā
ātetapi Yoona tak tahu Yoochun-nim.ā
Seketika itu juga dan tanpa ada yang mengaba-abakan, kepalaku
langsung menoleh dan menyorotkan tatapan membunuh kepada Sooyoung. Sungguh
murkaku terhadapnya sudah begitu besar. Bagaimana bisa aku mempunyai teman yang
senang sekali menjerumuskan temannya ke dalam jurang? Apakah ia tak tahu, aku
sudah nyaris mati karena Donghae sunbea yang terus saja berdiri di samping ku.
Hhhhhh.... Tuhan kali ini kabulkan-lah permintaanku. Tolong kembalikan aku ke saat
aku memilih sekolah lanjutan.
Deg....
Aku merasa ada yang menyentuh ku. Dan... dan..... dan.......
bulu kudukku sudah mulai berdiri. Aaaaaa...........
āmengenai Yoona, aku yang akan menanganinya. iya kan Yoong?ā
Gemetar dan takut. Hanya itu yang aku rasakan saat ia
berbicara tepat di samping telingaku, membuat ku dapat merasakan deru nafasnya.
Aish... ini semua pasti karena ulah Sooyoung dan Seohyun! Lihat saja nanti,
pembalasan seorang Im Yoon Ah akan lebih kejam dari semua ini.
ākarena Donghae yang akan menangani Yoona, berarti tinggal
aku dan Yoochun.ā
āye. kalau begitu aku akan menangani.............ā
āna ya. na ya. na
ya.....ā Tsk.. gadis ini, masih saja sempat-sempatnya melafalkan kalimat
seperti itu. Sepelan apa pun ia mengucapkannya, tetapi aku dapat mendengarnya
dengan jelas. Ya Tuhan, kenapa kau ciptakan makhluk seperti dia. Apakah tak
bisa kau binasakan saja makhluk di samping ku ini.
āem.. Sooyoung. aku akan menangani mu..ā Hahaha.... rasanya tawaku
ingin meledak begitu saja kalau aku tak ingat bahwa ketiga laki-laki itu masih
berada disini. Rasakan itu Choi Sooyoung. Harapanmu tak terkabul. Hahahha......
ānah, kalau begitu sudah jelas kan? Donghae dengan Yoona,
Jaejoong dengan Sooyoung, dan tentunya Seohyun dengan ku.ā
āne sunbeanim....ā
Mwoya? Kenapa mereka lantang sekali menjawabnya.
Argghhhh.... aku tak rela semua ini terjadi menimpa ku!! Apa-apaan mereka semua?
Aku tahu mereka adalah senior, tetapi kenapa mereka bertindak sesuka hati
mereka. Seenaknya membagi-bagi. Apakah mereka pikir kami barang?? Tunggu..
tunggu.... sepertinya hanya aku yang bukan barang di tempat ini, buktinya Sooyoung
dan Seohyun menerima dengan senang hati tradisi konyol ini.
ākalau begitu kami akan mulai menjelaskan tradisi yang akan
kalian lakukan....ā
---------
(^^,) ---------
Hoam..... kenapa ribut sekali? Apakah Sooyoung dan Seohyun
tidak tahu kalau hari ini hari sabtu? Aku butuh tidur! Aku butuh istirahat!
Tenagaku telah terkuras habis begitu saja tanpa tersisa sedikit pun. Ah.... dan
dapat ku pastikan bahwa otak depanku pun baru saja kembali kebentuk semula,
setelah sejak kemarin ku paksakan untuk berpikir dan terus berpikir.
Baiklah. Pembalasanku akan kumulai saat ini. Setelah
hitungan ketiga, ku pastikan gendang telinga mereka akan rusak.
Hana.......
Dul.........
Set..........
āCHOI SOOYOUNG.... SEO
JOO...............................................................ā
āsampai kapan kau akan terus tidur, Yoong?ā
Deg........
Suara itu? Apakah aku tengah bermimpi? Jika ia, tolong
segera bangunkan aku! Aku tak mau di dalam mimpi pun aku tertekan dan menderita
seperti dikehidupan nyata! Ppalli! Ppalli!!!
ākau tak kunjung membuka matamu, apakah kau ingin
bermain-main? Jaejoong-ah.. Yoochun-ah.... ayo kita bermain sekarang.........ā
ākajja......ā
Kenapa...kenapa semakin lama aku semakin mendengar suara
hentakan kaki yang semakin kencang? Apakah yang baru saja ku dengar bukan-lah
mimpi? Dan jika itu benar, berarti.......................
āYoona, ternyata kau cantik juga kalau sedang tidur.ā
āhahaha....... Yoochun-ah, kau jangan terlalu jujur.ā
Mwo? Kenapa..... kenapa rasanya ada yang menyentuh ku?
Dan.... dan..... dan.... sepertinya ada yang berkerubung di dekat ku. A...
e..... jangan-jangan..........................................
Brrruuukkkkk............
āaaaaaaaaa................ sakittttt........................ā
Jerit ku seketika bersamaan dengan suara hantaman yang ku dengar dan juga tubuhku
yang terasa sakit.
---------
(^^,) ---------
āgwaenchana?ā Ucap Seohyun berbisik pada ku. Tsk..... gadis
ini. Dia polos atau bodoh? Bagaimana bisa ia bertanya apakah aku baik-baik saja
setelah aku jatuh dari atas ranjang??!
āne.ā Sinis ku, karena aku masih merasa kesal dengannya dan
juga Sooyong. Bagaimana bisa ia tak membangunkan ku ketika senior-senior itu
datang? Apakah mereka sengaja melakukan itu? Huh.... sepertinya sudah tak ada gunanya
lagi memikirkan soal ini. Karena, yang sekarang harus aku pikirkan adalah....,
apa yang akan terjadi kepada ku setelah ini??????
ābagaimana tidur kalian? apakah nyenyak?ā
ātentu saja Donghae-ah, buktinya Yoona. ia sampai tak
menyadari kehadiran kita.ā
Sungguh... demi apa pun. Mendengar ucapan Yoochun sunbea
membuat ku tak enak hati dan juga tentu saja membuat ku malu. Bahkan kini aku tak
tahu harus memasang wajahku dimana lagi.
ājeosohamnida sunbeanim.ā Ucap ku tertunduk. Sungguh, rasa
maluku sudah sampai pada puncaknya. Rasanya aku ingin segera menjatuhkan diriku
dari atas jurang, dan hanyut terbawa derasnya air sungai hingga menyeret ku
samapi ke laut, dan ketika di laut piranha-piranha yang ganas itu akan
menghabisi seluruh tubuhku.
ātak apa, toh kami dulu juga sering seperti itu.ā
āne... jeosohamnida sunbeanim.ā Aku masih tertunduk malu,
ya... walaupun Jaejoong sunbea sedikit membantu ku tetapi itu tak membuat ku
merasa tenang. Rasanya seperti dewa kematian sudah mulai mendekat ke arah ku.
āem... sunbeanim, sebenarnya ada apa? kenapa sunbea datang
sepagi ini?ā
āoh iya kami hampir lupa. sebenarnya kami ingin mengajak
kalian pergi. anggap saja sebagai tahap perkenalan. apakah kalian bisa?ā
āem... mi.....................ā
āne sunbea. kami bisa, iya kan Yoong?ā
āa.. e.... ta........ā
ākalau begitu kami akan menunggu di taman dorm. sampai
bertemu nanti.......ā
āYAK!! CHOI SOOYOUNG!!!ā Segera aku memekik ketika ketiga
orang itu telah lenyap meninggalkan kami. Gadis ini., ya! Gadis terkutuk dan
akan selalu terkutuk.
ākenapa kau berteriak? aku tak tuli!ā
āwae? kau masih dapat bertanya seperti itu? ya! kau gila!
kau... kau..... arggghhhhh sungguh kau ini......??!!!?! sudah-lah!ā
Aku segera mengakhrinya dan beranjak menuju kamar mandi. Aku
rasa percuma saja memperpanjang masalah ini dengannya. Karena pasti pada
akhirnya aku-lah yang akan kalah. Sejak dulu pun ia memang pandai berkilah, dan
selalu aku yang tak dapat mengalahkannya.
Author POV
Sepasang kaki jenjang melangkah dengan lemasnya mengikuti
dua pasang kaki yang sangat berkebalikan sekali dengannya. Langkah mereka
terlihat begitu riang. Sang pemilik kaki itu pun seperti tak memperdulikan
sosok pemilik kaki jenjang yang berjalan mengekori mereka. Tak ada perbincangan
yang terjadi antara dua orang itu dengan sosok orang di belakangnya. Yang ada
hanya pembicaraan nan heboh yang terjadi antara kedua orang itu.
Lengkungan senang telah terlihat jelas dibibir kedua gadis
itu, tetapi tidak dengan sosok gadis yang mengenakan t-shirt putih yang
dipadukan dengan rok mini serta jacket bermotif kotak-kotak berwarna merah
putih itu. Tak ada lengkungan kesenangan disana, bahkan raut senang pun sama
sekali tak terpancar diwajahnya.
āmianhamnida sunbeanim karena menunggu lama.ā Ucap gadis
yang mengenakan kemeja bludru berwarna biru serta celana jeans yang menutupi
seluruh kakinya.
ātak apa. toh yang kami tunggu gadis-gadis cantik seperti
kalian..ā Puji namja yang memiliki kulit seputih susu itu.
Wajah merah padam terlihat jelas pada kedua gadis yang
sedari tadi terus mengembangkan senyum kegembiraannya, tetapi berbeda dengan
gadis yang mengenakan jaket bermotif kotak-kotak itu. Ia hanya dapat menundukan
kepalanya sembari merutuki serta mengutuki dirinya sendiri.
āYoona-ah, kau terlihat berbeda sekali. terlihat lebih
cantik dan...... sexy.ā Puji namja berkulit putih itu lagi untuk kesekian
kalinya.
āah... em..... gam.... gamsahamnida Jaejoong sunbea. sebenarnya,
semua ini pekerjaan Sooyoung dan Seohyun. mereka yang memaksa ku untuk memakai
ini..ā Tutur Yoona mencoba untuk bersikap wajar, walau dalam kenyataannya kini
ia tengah merinding karena mendengar penuturan Jaejoong tadi.
ākajja.....ā
Ketiga laki-laki itu pun meraih pergelangan tangan gadis-gadis
itu dan menuntun mereka menuju sebuah mobil yang telah terparkir dengan sangat
manisnya di area parkir dorm. Dengan sigap ketiga laki-laki itu membukakan
pintu untuk mereka, membuat raut terkejut serta senang terlihat jelas di wajah
gadis-gadis itu. Tetapi tidak dengan Yoona, raut wajahnya kini semakin terlihat
pucat pasih. Tangannya pun terlihat bergetar.
āem.... sebenarnya kita akan pergi kemana sunbeanim?ā Tanya
Yoona memberanikan dirinya. Namun bukan jawaban yang ia ianginkan yang ia
dapatkan, tetapi malah sebuah senyuman yang sama sekali tak Yoona mengerti,
bahkan hanya meninggalkan rasa takut saja dibenaknya.
Yoona POV
Ketukan keras berhasil menyadarkan ku dari lamunan yang
setelah ku pikirkan kembali tak akan pernah berkeujungan. Di samping
menyadarkan ku, ketukan itu nyaris membuat ku menjadi tuli karena terlalu
kerasnya.
āYoong, kapan kau selesai?ā
Aish gadis itu. Kenapa ia selalu mengganggu ku? Malam hari,
pagi hari, bahkan tengah malam. Apakah ia tak lelah?
āya! bisakah kau tak mengganggu ku!ā Bentak ku dari dalam
kamar mandi. Entah kenapa, setiap kali mendengar suarnya rasanya aku ingin
sekali memaki mereka.
āaish.. kau ini. kalau begitu kami berangkat lebih dulu. terserah
kau saja, jika kau ingin terus berada di
dalam sana dan tak berangkat ke sekolah..ā
Sesaat setelah itu, aku kembali mendengar suara hantaman
benda yang sangat keras. Aish.. pasti gadis itu lagi. Kelakuannya memang tak
pernah berubah. Membanting pintu dan membanting pintu. Apakah hanya itu yang
dapat ia lakukan? Arrggghhhh..... gara-gara gadis menyebalkan itu moodku kembali
jatuh kelevel terendah. Padahal aku telah berusaha dengan susah payah untuk
membuat moodku kembali membaik. Tetapi apa? Mereka dengan mudahnya
menghancurkannya. YAK CHOI SOOYOUNG, SEO JOO HYUN TERKUTUKKK!!!!!!!!!
Dengan berat hati, aku harus merelakan air yang telah
membuat ku merasa sedikit membaik ini terbuang hanyut bersamaan dengan penyumbat
air yang ku buka. Hhhh...... kalau tak mengingat hari ini adalah hari pertama ku
sebagai seorang siswi di sini, mungkin aku sudah terbawa senangnya air tadi.
------
Dengan langkah yang berat, aku segera bangkit meninggalkan
kamar mandi setelah ku pastikan seluruh pakaian seragamku telah terpakai dengan
baik. Malas, kata itu-lah yang pantas menggambarkan keadaan diriku saat ini.
Malas, bukan karena aku seorang pelajar yang malas, tetapi karena hari ini adalah
hari pertama di minggu pertamaku menjadi murid di Cheonjae High School. Saat
dimana seharusnya para murid baru merasa senang karena berada di tempat yang
baru. Tetapi tidak untuk ku. Semuanya hancur begitu saja dan tak menyisakan apa
pun saat aku mengetahui tradisi sekolah ini. Tradisi yang nyaris membuat ku gila
dan menghilangkan semangatku.
Ku raih beberapa buku yang tertata dengan rapihnya di atas
meja. Memasukannya ke dalam tas, dan sedikit menatanya agar tak terlalu
berantakan. Mengingat hari ini hari senin, moodku pun kembali jatuh ke level
yang paling bawah. Senin berarti MONDAY,
dan monday adalah MONSTER DAY. Aaaaaa........... aku tak dapat membayangkannya.
---------
(^^,) ---------
Monday monday monday... satu kata itu membuat ku tak
berselera untuk masuk ke ruang makan. Jangankan untuk makan, masuk ke ruangan
ini dan melihat menunya saja aku enggan. Kalau begini, lebih baik aku langsung
saja menuju ke sekolah dan berharap saja teman-temanku telah sampai di sana.
Author POV
Suara bising sudah mulai terdengar sejak mentari baru saja memunculkan
sedikit sinarnya. Tak aneh jika kini suara bising itu semakin kencang saja. Teriakkan,
candaan, tawa, bercampur menjadi satu memenuhi seisi ruangan itu. Bahkan suara
bising itu dapat terdengar hingga keluar ruangan.
Seorang gadis berjalan menyusuri koridor panjang yang tak
berpenghuni sama sekali. Bukan karena koridor itu koridor hantu, tetapi karena sepanjang koridor yang ia lalui, ia
sama sekali tak menemukan satu orang pun disana. Langkahnya begitu lambat
seiringan dengan wajahnya yang ia tolehkan ke seluruh pintu yang ia lewati.
Matanya mencari-cari satu angka serta satu huruf yang akan menjadi petunjuk
dimana seharusnya ia berada.
āitu dia 1 A..ā Gumamnya saat indera penglihatannya berhasil
menangkap roomtag bertuliskan angka satu dan huruf A yang terpasang di atas
pintu. Ia melangkahkan kakinya mendekati ruangan itu, dan sedikit membuka pintunya
agar ia dapat memastikan apakah ruangan itu benar ruangannya.
Ia segera memanfaatkan kesempatan saat tangannya berhasil
membuka sedikit pintu itu. Matanya ia edarkan menyusuri seisi ruangan tersebut.
Menangkap berbagai cahaya yang telah diorientasikan menjadi bentuk-bentuk
seseorang oleh retinanya. Perlahan lengkungan tipis mulai timbul dibibir mungilnya. Ia pun dengan
percaya dirinya kembali memperbesar pintu yang sebelumnya hanya terbuka sedikit
itu. Melenggang tanpa memperdulikan sosok-sosok yang menatapnya penuh tanya.
Tentu saja penuh tanya, karena satu menit lagi bel akan berbunyi, dan sosok itu
baru saja sampai dengan wajah tanpa dosanya.
ākau darimana saja?ā Tegur seorang gadis yang sebelumnya tampak
asyik berbincang-bincang dengan dua orang laki-laki yang merupakan temannya.
āaku dari dorm. memangnya darimana lagi.ā Jawab gadis itu
santai bahkan dapat dikategorikan terlalu santai hingga membuat tiga pasang
telinga yang mendengarnya hanya dapat membuka mulut mereka tak percaya.
ādorm?ā Tanya salah seorang laki-laki yang mencoba
memastikan kembali apakah telinganya tak salah mendengar.
Anggukan mantap menjadi jawaban atas pertanyaan yang baru
saja terlontar. Dan jawaban itu semakin membuat ketiga orang itu hanya dapat
menggelengkan kepalanya.
āoh iya, dimana Seohyun?ā Tanya gadis itu saat kedua bola
matanya tak menemukan sosok gadis yang tinggal satu kamar dengannya.
āitu disana, bersama Krystal dan Sulli.ā Ujar laki-laki yang
mengalungkan headphone dilehernya itu.
āku dengar, kalian bersama Taeyeon sunbeanim, Jessica
sunbeanim, serta Yuri sunbeanim untuk melaksanakan tradisi sekolah?ā
āne. tak ku sangka Tuhan mengabulkan permintaanku..ā
āpermintaan? memangnya apa permintaanmu Jonghyun-ah?ā Tanya
gadis yang baru saja bergabung dengan kumpulan tersebut.
āem.. itu.. aku meminta pada Tuhan agar Yuri sunbeanim yang
akan mendampingi kamarku. dan ternyata, Tuhan mengabulkannya..ā Ucap riang
laki-laki bernama Jonghyun itu.
āya! ku kira apa. ternyata hanya itu.ā Kesal laki-laki yang
duduk tepat di sampingnya sembari melayangkan sebuah pukulan ringan ke atas kepala
Jonghyun.
ālalu bagaimana dengan yang lain?ā
āem... kalau tak salah. Amber, Sulli, Krystal, mereka dengan
Siwon sunbeanim, Eunhyuk sunbeanim, dan juga Yunho sunbeanim. dan kalau Taemin,
Minhyuk, dan Lay, mereka dengan Tiffany sunbeanim,Hyoyeon sunbeanim, dan
Minhyun sunbeanim.ā
ājinjja?ā
āhem...ā Jawab laki-laki itu sembari menganggukkan
kepalanya. Seketika suasana hening menyelimuti keempat muda-mudi itu. Tetapi
suasana itu menghilang ketika seorang gadis yang diketahui bernama Yoona itu
tiba-tiba saja memukul meja yang membuat seluruh pandangan langsung beralih ke
arahnya. Dengan sigap ia berdiri dan merundukkan tubuhnya meminta maaf atas
tindakan yang membuat teman-teman sekelasnya merasa terganggu.
āyak! bisakah kau tak membuat kami terkejut?!ā Tegur seorang
gadis yang duduk tepat di sampingnya.
āmian.. mian. hanya saja, aku baru menyadari sesuatu. dan
itu membuat moodku kembali sedikit membaik.ā
āmemangnya apa?ā
ābegini, apakah kalian tidak menyadari suatu kebetulan yang
lucu dipembagian senior dan junior?ā Gelengan kepala dari ketiga orang yang
langsung mendekatkan wajah mereka pun, membuat Yoona sedikit menghelakan
nafasnya pelan.
āKang Minhyuk, kamarnya mendapatkan Tiffany sunbeanim,
Minhyun sunbeanim, dan Hyoyeon seunbeanim, kan? dan kau tahu siapa nama lengkap
Minhyun sunbeanim?ā Tanya Yoona lagi, dan lagi-lagi ia hanya mendapatkan gelengan
singkat dari ketiga orang yang masih menatapnya dengan bingung.
āaish... kalian ini. begini, jadi nama lengkap Minhyun
sunbeanim adalah Kang Minhyun..ā
ālalu, wae?ā Tanya Jonghyun yang semakin membuat raut
frustasi diwajah Yoona kian bertambah.
ātsk... apakah kalian tak merasa ini kebetulan. Kang Minhyuk
dan Kang Minhyun? apakah itu tak lucu ketika mengingat bagaimana sifak Minhyuk,
eo?ā
Beberapa saat berlalu, ketiga orang itu masih nampak
mencerna kalimat demi kalimat yang diucapkan Yoona. Hingga sebuah kekehan pelan
yang dilanjutkan dengan tawa terdengar dari mulut ketiga orang itu. Dan hal itu
berhasil membuat Yoona tersenyum jahil sebelum ia menghampiri Minhyuk yang
tengah asyik berbincang dengan Taemin, Lay, Amber, Sulli, Krystal, dan tentunya
Seohyun.
āMinhyuk-ah..ā Tegurnya membuat ketujuh orang itu langsung
diam dan menatapnya heran.
āwae?ā Tanya laki-laki bernama Minhyuk itu bingung.
Keningnya ia kerutkan menunjukkan bahwa kini otaknya tengah ia paksa untuk berpikir
hal yang sama sekali tak ia ketahui. Dan tak ada yang bergeming sedikit pun
saat itu.
āku dengar kau, Lay, dan Taemin mendapatkan Hyoyeon sunbea,
Tiffany sunbea, dan Minhyun senbea sebagai senior dalam pelaksanaan tradisi
sekolah.ā
āye. memangnya kenapa?ā Tanya Minhyuk lagi, dan lagi-lagi
raut bingung masih terpampang jelas diwajahnya.
āannie, aku hanya berpikir saja. jika seandainya Lay dengan
Hyoyeon sunbea, Taemin dengan Tiffany sunbea, dan kau dengan Minhyun sunbea...
tunggu tunggu, apakah tebakanku ini benar?ā
āem.. sebenarnya, aku bukan bersama dengan Tiffany sunbea. tetapi
aku dengan Hyoyeon sunbea.ā Celetuk laki-laki yang diketahui bernama Lee Taemin
itu.
ājinjja? em... berarti, kau dengan Hyoyeon sunbea, Lay
dengan Tiffany sunbea, dan kau Minhyuk-ah, kau dengan Minhyun sunbea. benarkah
seperti itu?ā Tanya Yoona lagi memastikan apakah kali ini tebakannya benar dan
tak meleset.
āye, memangnya kenapa?ā
Yoona sedikit menyipitkan matanya mendengar pertanyaan
Minhyuk yang menurutnya merupakan sebuah jawaban besar. Namun beberapa saat
kemudian ledakan tawa mulai membahana karena tak hanya Yoona saja yang tertawa,
tetapi Sooyoung, Changmin, dan Jonghyun pun ikut tertawa. Ketiga orang itu pun
lantas bangkit dari duduknya dan menghampiri meja dimana ketujuh orang itu berada termasuk Yoona.
ājinjja? apakah itu benar?ā Tanya Changmin lagi dengan suara
yang bergetar akibat tawa yang tak dapat ia tahan.
Anggukan pelan pun terlihat dari tiga orang laki-laki yang
masih bingung menatap keempat orang itu. Bahkan empat gadis lainnya yang sedari
tadi hanya diam sembari mencerna pembicaraan mereka pun ikut terlihat bingung dengan
sikap Yoona, Jonghyun, Changmin, maupun Sooyoung.
āmemangnya ada apa? kenapa kalian tertawa seperti itu?ā
Tanya Seohyun yang sepertinya sudah sangat penasaran sekali dengan apa yang
tengah dipikirkan keempat orang itu.
Sejenak Yoona menghentikan tawanya, dan beralih menatap
ketujuh temannya yang masih diam membisu, bingung karena tiba-tiba saja ia
datang dan tertawa. Ia menarik nafasnya terlebih dulu, menenangkan saraf
tawanya agar ia dapat kembali berbicara
dengan normal.
āya Minhyuk-ah! apakah kau tak menyadari kalau namamu dan
nama Minhyun sunbea itu sama. dan apakah menurut kalian itu tak lucu? Kang
Minhyuk dan Kang Minhyun. apakah kalian tidak berpikir, mungkin saja mereka
saudara kembar yang terpisah. dan seharusnya Minhyuk terlahir sebagai seorang
wanita bukan seorang pria, bukankah dia juga salah satu pria cantik saat kita
sekolah dulu.ā Tutur Yoona yang berhasil membuat Minhyuk terlihat canggung
bahkan malu. Bukan malu karena perasaannya yang tiba-tiba saja diketahui oleh
teman-temannya. Dan ini tak ada hubungannya dengan hal itu, ia sama sekali tak
memikirkan perasaannya, bahkan memiliki perasaan tertarik pada Minhyun saja tak
ada. Tetapi yang membuatnya malu dan canggung adalah, apa yang telah ia
rahasiakan sekuat tenaga harus hancur begitu saja dihari pertama ia menjalani
kehidupan barunya di sekolah itu.
Ia tak menyangka bahwa Yoona menyadari hal konyol itu, menyadari
bahwa ia akan berpasangan dengan seorang senior perempuan yang memiliki nama
yang sama dengannya. Bahkan hanya satu huruf saja yang berbeda dari keseluruhan
nama mereka.
āya! ttuk! aku tak ingin membahasnya!ā Kesal Minhyuk yang
semakin membuat Yoona, Changmin, Sooyoung, Jonghyun, bahkan keenam temannya
lagi semakin menertawainya. Sungguh, kini ia tengah merutuki dirinya sendiri.
Ia benar-benar merasa malu. Sejak dulu, ia selalu bertemu dengan orang yang
memiliki nama yang sama dengannya, entah itu nama panggilan atau pun nama
lengkap. Dan hal itu selalu membuatnya merasa kesal, dan selalu membuatnya
berdoa kepada Tuhan agar ketika ia memasuki sekolah baru ia tak lagi bertemu
dengan seseorang yang memiliki nama yang sama dengannya. Tetapi sialnya, doa
nya itu tak pernah dikabulkan.
āsudahlah, kenapa kau senang sekali membuat ku kesal Yoong?!
aku kan tak berbuat salah padamu?ā Kini Minhyuk membuka suaranya meminta
keadilan atas tindakan Yoona yang ia anggap tak adil sekali.
ātak berbuat salah katamu? yak! kau lupa, apa yang telah kau
perbuat pada ku saat pembagian kamar dan juga senior waktu itu, ha?ā Seketika
Yoona menghentikan tawanya dan menatap Minhyuk kesal. Ia tak menyangka bahwa
Minhyuk akan dengan mudahnya melupakan apa yang telah ia perbuat hingga membuat
kepala Yoona terasa sakit hingga keesokan harinya.
āmaksud mu.. kaleng??ā
āya apa lagi! kau tahu gara-gara ulahmu itu, kepalaku terasa
sangat sakit hingga nyaris membuat ku tak dapat tidur. terlebih ulah
senior-senior itu yang semakin membuat kepalaku ingin pecah!ā Yoona meremas
jari-jarinya, menunjukkan seberapa besarnya kekesalan yang ia pendam selama
ini.
āsenior?ā Tanya sosok gadis berambut panjang yang agak
bergelombang dibagian bawahnya itu.
āsudah-lah, aku tak ingin membahasnya. itu hanya akan
membuat ku merasa semakin kesal.ā Tolak Yoona sembari menarik kursi kosong yang
tak terlalu jauh dari tempatnya berdiri. Dengan cepat ia dudukan tubuhnya di atas kursi tersebut.
āoh iya berbicara soal senior, kalau tak salah pelaksanaan
tradisi sekolah baru akan dimulai nanti malam.ā
ānde? maksudmu apa Sulli-ah?ā Tanya Yoona yang masih bingung
dengan apa yang baru saja diucapkan oleh gadis yang ia panggil Sulli itu. Ia
pun langsung menegakkan kembali tubuhnya.
āiya, pelaksanaan tradisinya baru akan dimulai nanti malam. kalau
tak salah itu yang dikatakan Siwon sunbea padaku kemarin.ā
āMWO-MWOYA? ja-ja-jadi.... pelaksanaan tradisinya baru akan
dimulai nanti malam? la-lalu, kemarin dan dua hari yang lalu itu apa? apakah
itu bukan tradisi? kalau benar..... OMONA OTTOKHAE??????????!!!!!!!!!!!!ā
To Be Continue...
hallohhaaaa....
wah........ after one year!! finally i can publish the first part of TIME!!! *blow the candle*
because that, i'm sorry to keep you waiting for a long time. but i still hope that all of you are satisfied with this fic.
oke... i think just that.
see you guys.....ź°ģ¬ķ©ėė¤ ^^
kira2 apa yah tradisi sekolahnya.....?
ReplyDeletelanjut thor.......
apa yah???? kasih tau gak ya...??
Deletemmm.. ditunggu aja ya tradisinya.
gomwo udah baca *BOW* ^^