Let Him Tells You










Cast : Choi Siwon
          Cho Kyuhyun
Genre : Romance, angst
Note : It's straight fanfiction, not YAOI fanfiction. Please don't get me wrong.




Berpisah itu tidak menyenangkan, itu sangat menyakitkan. Semua orang yang bertemu kemudian bersama hingga sebuah ikatan yang melibatkan segenap perasaan tumbuh dalam hati pasti selalu berharap tidak akan pernah terpisahkan. Mereka akan menggantungkan angan agar setiap detik, menit, jam, hari dan segala peristiwa yang terlalui akan dijalani bersama dengan si dia yang terkasih hingga maut memisahkan. Namun kenyataan tetaplah kenyataan, hidup bukan sebuah cerita negeri dongeng yang berakhir bahagia selamanya.


Biar bagaimanapun kita harus bersiap jika kenyataan yang ada berbanding terbalik dengan yang diharapkan. Tidak semua pertemuan berakhir dengan kisah roman yang abadi. Lalu bagaimana dengan kisaha Romeo dan Juliet? Apa itu hanya sebuah cerita pengantar tidur? Atau justru kisahmu yang menjadi bayangan semu dari kisah menakjubkan tersebut? Jadi…bagaimana jika hubungan yang telah terajut cukup lama malah berakhir dengan akhir yang kelam? Bagaimana jika kisah berwarna merah muda yang membuat harimu dipenuhi kebahagian ternyata berakhir dengan akhir yang kelam hingga kau sendiri tak mampu untuk menemukan cahaya?.


Barangkali Choi Siwon, seorang pria bertubuh tinggi tegap yang sedang mengetukkan jemarinya di atas meja kerjanya tahu benar seperti jawaban yang tepat atas pertanyaan tersebut. Ia bahkan terlalu mengerti hingga ia merasakan nyeri di sekujur tubuhnya.


Berpisah itu tidak menyenangkan, Siwon percaya itu. Berpisah itu menyakitkan, ya…Siwon setuju dengan pernyataan itu. Dan berpisah membuat Siwon berimajinasi di luar batas. Ia selalu berharap jika ia memiliki mesin waktu agar ia bisa mengubah cerita birunya.



Flashback



Senja yang melelahkan dan terlalu rumit untuk pemilik kedua pasang mata yang masih saling bertukar pandang dengan enggan. Seharusnya pertemuan sore itu menjadi waktu paling tepat untuk melepas rindu yang menumpuk selama sebulan tak bertemu. Seharusnya pertemuan yang dipenuhi aura emosional sore itu menjadi ajang refleksi diri dari rutinitas pekerjaan yang mencekik hati masing-masing. Dan seharusnya pertengkaran konyol itu tak pernah masuk dalam agenda pertemuan itu. Namun malangnya pertengkaran konyol yang Siwon kira akan berakhir dengan sebuah kata maaf, justru ditutup dengan pernyataan paling ironis yang tak pernah ingin ia ucapkan.

 
Namun sayangnya ia telah mengucapkan semua itu. Tanpa ia sadari ia telah mengatakannya dengan wajah yakin dan segenap kesungguhannya. Jujur itu terlau meyakinkan hingga gadis di hadapannya tak lagi bersuara. Gadis itu bungkam dengan mata yang berair.



“ Ya sudah. Kalau begitu berpisah saja.”



Siwon telah mengucapkannya dengan tegas. Bahkan ia tak lagi sudi menatap gadis di hadapannya, ia lebih memilih memalingkan wajahnya. Menatap kosong pada deretan meja yang tak bertuan.



Tangannya bersedekap seolah ia tak akan pernah menyesalinya. Ia tak berniat untuk meralat atau berusaha agar gadis itu tak menangis. Saat itu itu tak sadar kalau ia telah menggali kuburannya sendiri. Detik itu ia sama sekali tidak berpikir bahwa ia sendirilah yang memanggil malapetaka itu datang. Ia sendiri yang menghendaki perpisahan itu.



“ Baiklah kalau itu yang kau inginkan.” ucap si gadis sambil tersenyum pahit.



Gadis itu beranjak dari kursinya, berniat untuk segera meninggalkan tempat itu. Namun sebelum benar-benar mengambil langkah pergi, ia kembali menatap Siwon yang sepertinya tak lagi menginginkan dirinya. Pria itu sama sekali tidak menatapnya. Dadanya sesak begitu menyadari bahwa Siwon tak main-main dengan kata-katanya, ia merasa terluka saat melihat tak ada penyesalan dalam diri pria itu.



Ia menghirup nafas panjang. Tangannya bergetar begitu bergerak menyeka airmata yang membasahi wajahnya. Dadanya sesak dan yang bisa ia lakukan hanyalah menggigit bibirnya.



“ Aku pergi oppa.” Ucapnya pelan.



Tak ada respon berharga dari Siwon begitu gadis itu melangkah pergi. Ia masih mempertahankan wajah angkuhnya. Ia masih menyedekapkan tangannya di depan dada. Pandangannnya masih berada pada deretan meja yang kini mulai ditempati oleh pemiliknya. Berbeda dengan meja-meja itu, kursi di hadapannya kini tak lagi bertuan. Kursi itu tak lagi ditempati oleh seorang gadis bermata indah yang akan membentuk lengkungan memesona saat tersenyum. Ia telah pergi dan mungkin tak akan bersedia datang untuknya.



Flashback End




Kepalanya berkedut hingga konsentrasinya tak lagi berpusat pada setumpuk deadline yang menggunung rapi di atas mejanya. Dengusan kasarnya menghembus berisik hingga membuat Kyuhyun mendecak jenaka. Yah…tanpa ia sadari Kyuhyun telah berdiri di samping mejanya selama ia mengutuk kebodohannya.



“ Sekarang menyesal, heuh?” ujar Kyuhyun yang masih bersedekap santai.



Pria berkulit putih susu itu beranjak menghampirinya. Ia kembali menghadap monitor komputernya yang masih menampilkan program pengolah kata yang belum sempat ia matikan. Siwon berusaha untuk tak menghiraukan kehadiran Kyuhyun, sekalipun pria itu tengah mengambil sebuah kartu undagan beraksen cantik dari atas mejanya.



“ Sepertinya dia lebih bahagia bersama pria lain.” ujar Kyuhyun menyuarakan pendapatnya setelah membaca isi kartu berwarna cokelat muda dengan gradasi warna peach.



Siwon tak menanggapi Kyuhyun yang kelihatan cukup puas dengan pernyataannya. Walau sebenarnya ia cukup tersinggung dengan perkataan juniornya itu, Siwon berusaha untuk menunjukkan kerapuhannya. Ayolah…ia dikenal sebagai pria sempurna yang tak bercelah. Apa yang akan Kyuhyun lakukan kalau sampai tahu kalau ternyata jauh di lubuk hatinya, ia sangat terpuruk dan nestapa?.



Ia hanya diam seribu bahasa dengan mata menerawang yang masih menatap kartu cantik itu. Yah…kartu cantik yang dari tadi terbaring sembarangan di atas meja kerjanya merupakan kartu paling ajaib sepanjak sejarah hidupnya. Sebelum Hyunseung si office boy datang ke mejanya, ia masih seorang pria yang menggilai pekerjaannya. Ia masih seseorang yang mencurahkan segenap kemampuannya pada setiap tumpukan dan jutaan pekerjaannya. Tapi itu tak lagi berlaku begitu Hyunseung datang dengan membawa sebuah kartu berukuran besar yang diselimuti kardus berwarna senada dan lengkap dengan pitah di tengah badannya. Setelah tangannya menghamparkan kertas itu begitu saja ke atas mejanya, tak sedikitpun gairahnya yang tersisa. Semuanya terjadi seolah kertas itu memiliki kekuatan sihir yang bisa memanipulasi kinerja seseorang.



Sebenarnya kartu itu bukan kartu kutukan atau kartu yang diberikan oleh seorang penyihir jahat, itu hanya kartu undangan pernikahan yang terlihat indah dan anggun. Tapi sayangnya kartu itu tak lagi indah dipandang begitu nama mempelai wanitanya tercetak jelas dengan tinta hitam yang lekat. Siwon menghela nafas panjang. Tangannya menekan sandaran tangan di kursinya, ia pun beranjak sambil memberesi beberapa berkas laporan yang berserakan di atas meja.



Setelah memastikan semuanya tersusun rapi, ia beranjak dari mejanya dan bergegas keluar. Ia ingin mencari udara segar, ia ingin menenangkan pikirannya.



“ Mau kemana?” Kyuhyun menatapnya bingung. Pria itu masih amat bangga memegang kartu itu di tangannya. Siwon mengalihkan pandangannya dari kartu itu dan kemudian beralih menatap Kyuhyun.



“ Sudah waktu makan siang bukan?” jawabnya dengan bertanya. Sebenarnya ia tak begitu peduli dengan jawaban Kyuhyun. Tanpa diberitahu pun ia sudah tahu kalau saat ini sudah waktu istirahat.



Kyuhyun hanya mengangkat bahunya sambil mengerucutkan bibirnya. Baiklah…sepertinya Siwon sedang dalam keadaan tidak baik. Yah…ia tahu benar apa yang karibnya itu rasakan. Ia pun mengembalikan kertas dalam genggamannya ke atas meja, ia kemudian berjalan mengejar Siwon yang sudah lebih dulu melenggang.



Ia berlari kecil untuk menyamakan langkahnya dengan Siwon, ia tersenyum kecil begitu pria itu menoleh padanya. Ia hanya tersenyum kecil sambil merangkul bahu tegap itu.



“ Try to look strong dude? You can cry if you want.” Ujar Kyuhyun. Pria itu berujar begitu santai tanpa sedikit ingin menyindir atau manyakiti perasaan Siwon. Ia justru terkesan seperti memberi saran daripada ejekan.


Siwon kembali menoleh pada Kyuhyun yang sedang menyapa beberapa rekan kantornya yang melintas. “ What did you say? Life must goes on! And you have to know, I can seduce a million girls out there! Please…don’t look me like a pathetic idiot!.” Sergahnya dengan nada angkuh.



Yah Siwon bisa saja mengatakan apapun yang dikehendakinya. Siwon bisa saja mengatakan bahwa dirinya adalah pria hebat yang tidak mungkin menangis hanya karena patah hati. Tapi siapapun tak terkecuali dirinya tak bisa membantah bahwa Choi Siwon tetaplah seorang manusia yang memiliki sisi lemah dan tidak berdaya.



Ia mungkin bisa kelihatan memesona dengan senyumnya, ia bisa saja kelihatan sangat gagah dengan setelan jas yang melekat pas di tubuhnya, tapi sayangnya ia tidak menolak bahwa rasa nyeri itu tetap datang walau ia berungkali mengusirnya pergi. Walau ia berusaha keras untuk melupakan kesalahannya ia tetap tak bisa berhenti untuk menyesali semuanya. Ia tidak bisa berhenti untuk melupakan jejak gadis yang kini sudah melangkah jauh dari pandangannya.



Dan inilah kenyataannya. Siwon hanya seorang manusia biasa yang berharap bisa memutar waktu dan memperbaiki kesalahannya. Ia berharap agar perpisahan itu tak pernah  terjadi. Tapi sayang itu terlalu muluk. Sekarang hanya ada dua pilihan di depan matanya dan memutar waktu tidak ada di dalamnya. Dua pilihannya adalah terus tenggelam dalam penyesalan hingga hidupnya berantakan atau memulai untuk membuka hati dan bersiap untuk menyambut hari esok dengan segenggam keyakinan.



Namun detik ini Siwon belum bisa memilih keduanya. Satu hal yang bisa ia lakukan saat ini adalah memberi tahu dunia bahwa berpisah bukan ide yang baik, bahkan terlalu buruk. Berpisah itu sangat menyedihkan, terlebih saat melihat dirinya lebih bahagia setelah berpisah darimu. It's desperate, but it's the reality.






END

Hualoooo…. Hei semua apa kabar? BAEKhyun? SEHunAT? Apa deh?? Eii…semua wah akhirnya setelah lama gak bikin ff anak SJ, bisa balik lagi dengan membawa ff ini. sebenernya sih snap on the plan juga ada anak SJ-nya, tuh si ikan ganteng yang seksi kan main cast disana. Tapi beda sama snap on the plan yg ceritanya ga cuma berfokus sama dongek, cerita ini tuh berpusat pada si Masiwon.

Dan ini kebetulan bgt aku buat ff dengan tokoh Siwon. Seingat aku, aku belum pernah bikin ff dengan maincast siwon. Terakhi kali ff-ku yg ada siwonnya aja my true love is you, ff debutku yang super lama kelarnya…

Kalau bisa dibilang ff ini gak begitu penting. Cuma ff selingan dengan ide yang melintas tiba-tiba. Sempet bingung dengan tujuannya, cuma ya udahlah aku males berdebat dan akhirnya akupun tetep ngelanjutin terus publish deh…well…thanks to my friends. Karena ff ini lahir gara-gara mereka berantem.. aneh? Yaph…aku aja yang nulis bingung apa hubungannya mereka berantem dengan ff ini?

Tapi apapun itu..simpen aja dalem hati masing-masing dan cobalah untuk mengarang jawaban sendiri,ok? Right…eumm…berhubung besok hari senin dan dua hari kedepannya lagi aku beserta dua author lainnya menghadapi ujian akhir sekolah, jadi GIGSent bakalan sepi. Huh…tapi kayanya ga bakal bermasalah bngt untuk kalian, karena walau kita ga ujian sekalipun GIGSent emang gak rame-rame bgt.*liat arsip blog* yah…jadi readers tercinta doain yah semoga kita bisa ngerjain ujian dengan baik semoga soalnya gak susah dan semoga kita bertiga berhasil dengan hasil memuaskan. AMIN!!!.

Ya udah deh aku mau balik ke tempat persemayaman dulu.. bye..


Fighting!!!

GSB

Comments

Popular Posts