Marry Me - Chapter 3 ( Suprising Guest )
Cast
: Jang Hyunra
Bang Min Soo
Ahn Daniel
Genre
: romance, married life
Rating
: PG 13
PREVIOUS CHAPTER
Min Soo mendecak kemudian mendumel kesal melihat keadaan di
sekitarnya gelap. Ia mungkin tidak akan kesal kalau pemadaman listrik terjadi saat
ia sedang tidak melakukan aktivitas apapun, tapi nyatanya pemadaman listrik
terjadi saat ia sedang memainkan gamenya. Ya tuhanā¦padahal sedikit lagi ia naik
level.
Kepalanya menoleh begitu pintu rumahnya terbuka. Ia sudah
tahu siapa yang baru saja datang. Hyunra, memang siapa lagi. Niel? Oh
tidakā¦jangan sampai pria berisik itu datang ke rumahnya malam ini.
Ia berusaha setenang mungkin saat merasakan tanda-tanda
kehadiran Hyunra yang semakin mendekat. Sambil meraba sekitarnya, ia merayap
naik ke atas sofa. Suara langkah Hyunra terdengar semakin dekat, semakin jelas
bersama suara deru nafasnya yang tengah
meniti ruangan.
ā Kenapa mati lampu? Kau belum bayar tagihan listrik?ā suara
melengking itu terdengar. Min Soo hanya menunjukkan wajah malasnya, walau tetap
saja Hyunra tak akan bisa melihat bagaimana ekspresi wajahnya.
Untuk kesekian kalinya pria bermarga Bang itu mendengus.
Ahhā¦tidak bisakah Hyunra diam? Ia sedang kesal karena permainannya harus
terhenti tiba-tiba. Menyebalkan.
ā Memangnya kau tidak tahu? Sekarang kan jadwalnya pemadaman
listrik serentak. Biasalah save world.ā Min Soo membaringkan
tubuhnya di sofa dengan asal.
Hyunra hanya mengangguk sambil membulatkan mulutnya. ā Ayo
makan! Aku sudah membawakan pesananmu!ā Min soo hanya menggumam kemudian
berjalan menuju meja makan pelan-pelan. Tangannya merentang, ia gunakan untuk
meraba-raba hingga ia sampai di meja makan dengan selamat tanpa terantuk
sesuatu.
Suara gemerisik kantong plastik terdengar tak jauh darinya,
Min Soo bisa mengetahui bahwa Hyunra berada tak jauh di sebelahnya. Ia tak
mengatakan apapun, ia langsung duduk sementara Hyunra masih sibuk mengeluarkan
dua kotak makanan dari dalam plastik.
ā Ada lilin kan di dapur?ā lagi-lagi Min Soo hanya
menggumam. Sungguhā¦hanya karena tidak bisa melanjutkan permainannya, pria yang
biasanya terlihat sangat bijaksana itu kini tak lebih dari seorang anak kecil
yang kehilangan semangat hidupnya.
ā Ckk..pria ini! kau itu bisu ya?ā kesal Hyunra yang sudah
bertolak ke dapur.
Tak lama kemudian Hyunra kembali lagi dengan membawa dua
buah lilin serta korek api yang ia temukan di lemari dapur. Dengan cepat
tangannya menyalahkan kedua lilin yang ia letakkan di atas meja. Dalam sekejap
mata, kegelapan yang tadi menyembunyikan wajah kesal Min Soo kini hilang. Dua
sumber cahaya itu menyala, memberi penerangan hingga Min Soo bisa melihat sosok
Hyunra yang masih sibuk menata lilin-lilin.
Rambut panjang gadis itu terurai yang entah kenapa
membuatnya kelihatan lebih memesona daripada biasanya. Min Soo menghembuskan
nafasnya sambil mengantuk-antukkan jemarinya. Ckk..bukankah selama ini rambut
Hyunra memang panjang? Terus apanya yang istimewa? Hufttā¦Sepertinya ia mulai
berpikir yang aneh-aneh.
Hyunra akhirnya duduk, tangannya sibuk meletakkan kotak
makanan ke arah Min Soo kemudian membuka miliknya. Tadi sebelum pulang, Min Soo
menghubunginya, menyuruhnya untuk membelikan makanan. Ckkā¦mereka sudah terlihat
seperti pasangan suami-istri sungguhan , bukan?.
Gadis itu menghentikan gerakan tangannya yang hendak memasukkan
makanan ke dalam mulutnya. Ia merasa ada yang aneh, terlebih karena Min Soo tak
juga menyentuh makanannya. Ia menaruh sendoknya, kemudian menatap Min Soo yang
masih menatapnya.
Ia mengerjap begitu mendapati wajah tenang dan memesona Min
Soo, entah kenapa wajah itu begitu bersinar di tengah cahaya lilin yang amat
temaram. Dan entah kenapa, kedua orang itu malah terhanyut dalam kegiatan
tatap-menatap.
Namun, akal sehat kembali datang menyadarkan Min Soo. Pria
itu mendehem kemudian meraih sendoknya. ā Selamat makan.ā Ucapnya sambil
menatap Hyunra sekilas kemudian menyibukkan dirinya, mengacak-ngacak
makanannya.
ā Ohā¦selamat makan.ā
****
Hyunra POV
Sejak kejadian semalam aku merasa jiwaku mulai berkhianat
pada akal sehatku. Contohnya seperti tadi pagi, saat aku tak sengaja melihatnya
yang sedang menuangkan air ke dalam gelas kemudian meminumnya, detik itu juga
aku membeku hingga ia berbalik dan menemukan diriku yang tengah menatapnya
tanpa berkedip. Untung ia hanya memasang tampang bingung kemudian berlalu tanpa
menanyakan apapun. Astagaā¦jiwa luguku!!!! Aku bisa merasakan ada yang tidak
beres saat melihatnya berdiri sambil meneguk air, nafasku seperti mau hilang.
Mataku tak bisa berpaling melihatnya seperti itu. padahalā¦dia hanya minum!.
ā Heiā¦ā Min Gi menyenggolku.
ā Kau sangat mencintai suamimu yah?ā
ā Heuh?ā
Dia menunjuk ke arah buku tulisku. Aku nyaris memekik begitu
melihat buku catatanku penuh dengan tulisan-tulisan aneh. Ckkā¦kenapa dari sekian
banyak hal penting yang bisa ku tulis, kenapa malah namanya?.
ā ckck..Bang Min Soo, Min Soo, Bang Min Sooā¦ā aku langsung
menutup buku-ku, kemudian berdiri.
ā Jadi kau mulai menyukai suamimu?ā tak ku hiraukan
pertanyaannya.
****
At Boucile CafƩ
Aku masih sibuk bolak-balik mengantar pesanan. Sepertinya
malam ini pengunjung yang datang banyak sekali. Aku masuk lagi ke dalam dapur,
di sini sudah banyak nampan berisi penuh dengan pesanan yang siap diantar ke
mejanya.
Bersamaan denganku, ada Jihyun dan Kikwang yang sudah
membawa nampannya. Meja nomor 5, ah...dimana meja nomor 5?. Ahā¦karena terlalu
ramai, meja nomor 5 menghilang. Astaga!.
Aku berjalan malas menuju deretan meja di dekat jendela,
hampir semua meja itu penuh dan sudah ditempati. Meja nomor tiga, meja nomor
empat, meja nomorā¦.lima?. Tubuhku berjengit pelan ketika menemukan sepasang,
bukan maksudku dua orang pria yang menempati meja nomor lima. Bukankah itu Niel
danā¦.walau aku tak yakin, sepertinya itu Bang Min Soo. Aku tidak tahu jelas
karena pria yang berhadapan dengan Niel
itu membelakangiku.
Tenang Jang Hyunra.. kau harus tenang. Bersikap biasa saja. Tunjukkan
profesionalisme-mu. Okeā¦.dengan yakin aku melangkah menuju meja itu. Bisa ku
tebak Niel, si pria berisik yang tengah tertawa itu terkejut melihat ku.
Matanya melebar begitu aku semakin dekat.
ā Ini pesanannya.ā Aku meletakkan semua pesanan mereka ke
atas meja.
ā Hyunra?ā suara desisan Niel terdengar begitu aku sudah meletakkan
semua pesanan mereka. Aku menatapnya, walau aku juga ingin melirik pria yang
satu lagi, tapiā¦.ckkā¦jiwaku sedang berkhianat. Jadi aku tidak akan melihat ke
arahnya.
ā Hei..kebetulan sekali ya.ā Tanggapku sekenanya. Kakiku
bergerak tidak tenang sementara dua orang ini masih memandangiku dengan amat
takjub.
ā Hyungā¦kenapa kau tidak bilang kalau dia bekerja di sini?ā
ā Aku juga baru tahu.ā
ā Ckkā¦pasangan macam apa kalian ini?ā aku hanya meringis
pelan.
Aku membenarkan posisi nampan yang sedang ku pegang erat,
kemudian berdehem pelan. Kenapa sulit sekali!! Oh tuhanā¦bisakah kau menyuruh
Bang Min Soo untuk berhenti menatapku?.
ā Silahkan dinikmati. Aku permisi.ā
ā Sebenarnya berapa banyak pekerjaan yang kau miliki?ā ku
lirik Min Soo yang tengah menatapku dengan penuh penilaian. Astagaā¦aku tidak
bisa tenang. Ya tuhanā¦kemana jiwa luguku?.
Aku mengerjap pelan kemudian menggumamkan kata-kata aneh. ā
Sekarang hanya ini, tadinya aku juga mengantar koran dan susu. Tapi kau tidak
lupa kan, kalau kau menyuruhku berhenti?ā ia hanya mengangguk. Sekali lagi
hanya mengangguk tanpa mengatakan apapun lagi. Huahā¦bocah ini!. ku hentakkan
kakiku keras-keras lalu pergi melenyap.
****
Author POV
Hyunra yang baru kembali setelah mengantar pesanan ke meja
nomor 18 hendak masuk ke dalam dapur. Namun seorang pria berdasi sudah berdiri
di depan pintu dapur. Seolah merasa dirinya sangat tampan, pria itu berdiri
layaknya model yang sedang berpose untuk sebuah pemotretan. Hyunra mendecak
kesal, tadinya ia hampir memutar langkahnya, namun malang pria itu justru
memanggil namanya dengan horor.
Ia hanya menatap jengah pria di hadapannya yang tengah
menatap dirinya centil. Huftā¦apa ia perlu mencolok mata bosnya itu dulu?. Dasar
tua bangka.
ā Hyunra-aa, sepertinya kau lelah. Aigoo..jangan paksakan
dirimu.ā Pria berkepala botak setengah itu menyentuh bahu Hyunra,
menepuk-nepuknya dengan pelan. Karena merasa risih, Hyunra pun menepis dengan
cara halus keberadaan tangan itu. Tapi di saat tangannya mencoba untuk menepis
tangan itu, tangannya justru menjadi santapan tangan centil itu.
Sekarang ia benar-benar siap membunuh pria bernama Son Pil
Sung di depannya itu. Kenapa pria itu meremas-remas tangannya sambil mengerling
centil begitu?.
ā Maaf sajangnim..aku harus kembali bekerja.ā Bukannya
menyudahi aksi gilanya, si tua bangka itu malah terkekeh horor sambil menatap
Hyunra dengan jenaka.
ā Kau tidak usah bekerja sekeras itu! sekarang temani aku
ngobrol saja.ā rasanya ia ingin melancarkan pukulan mautnya ke wajah mesum si
tua ini! ckkā¦seseorang tolong ambilkan pisau dan potong tangan si botak tidak
tahu diri ini!.
Hyunra makin tak sabar, ia tak bisa mentolerir sikap bos-nya
itu. Memangnya gadis mana yang terima kalau tangannya dipegang oleh orang asing
yang jelas-jelas tengah merayunya? Ayolahā¦seseorang tolong selamatkan dirinya dari
terkaman si tua bangka mesum ini.
ā Sajangnim..aku dibayar bukan untuk menemanimu mengobrol.ā
Protes Hyunra. Gadis itu sudah berupaya untuk berpikir jernih dengan tidak
melakukan sesuatu yang anarkis. Ia meringis, memohon pada pria centil itu untuk
melepaskan tangannya.
ā Ckkā¦kau itu benar-benar giat, aku semakin kagum padamu.ā
ā Hyunra.ā Hampir saja ia beteriak begitu sebuah tangan
menarik paksa tangannya. Yah..walau itu cukup bagus karena tangannya tak lagi
disentuh oleh si tua bangka itu, tapi tetap saja ia terkejut.
Namun ia tak bisa menghentikan pekikannya saat tubuhnya
berbalik mengikuti tangan yang tadi menarik tangannya. Matanya melebar tidak
percaya begitu menemukan Min Soo ada di hadapannya. Hyunra bersumpah detik ini
nafasnya hampir hilang sama seperti kejadian waktu ia melihat pria itu minum.
ā Bang..Minā¦Sooā¦ā desisnya masih tak sadar.
ā Hei anak muda! Apa yang ku lakukan pada pegawaiku?ā suara
omelan Pil Sung menyadarkan Hyunra yang mulai beranjak ke samping Min Soo.
Pil Sung terlihat sangat menyeramkan. Pria itu terus
mengomel tidak jelas sambil menunjuk-nunjuk ke arah wajah Min Soo. Pria paruh
baya itu terus memencak dan membesar-besarkan masalah. Ia berkoar dengan alih
melindungi keamanan para pegawainya dari orang asing. Pria itu terus menimpakan
berbagai opininya terhadap Min Soo yang dianggapnya telah mengganggu kenyamanan
Hyunra. Oohā¦pria itu benar-benar tidak berpikir kalau keberadaannya yang justru
mengganggu kenyamanan Hyunra.
ā Aku bisa melaporkanmu pada polisi kalau sampai kau melakukan
hal yang senonoh pada Hyunra!ā pria itu menajamkan matanya ke arah Min Soo,
kemudian beralih menatap Hyunra yang tak tahu harus berekspresi bagaimana. ā
Tenang saja Hyunra akan ku urus bajingan ini!ā
ā Hei bicaralah! Kenapa? Kau takut sekarang?ā
Min Soo tak menghiraukan pria gila yang dari tadi memberinya
ceramah mengenai hak pekerja dan jaminan perlindungan tenaga kerja terhadap
orang asing. Ia hanya menggeleng pelan, mengasihini pria kurang waras itu. Ia
beralih menatap Hyunra yang masih terpekur melihat tingkah bosnya.
ā Hyunraā¦Kau masih lama pulangnya?ā
Ia bisa merasakan gadis di sebelahnya berjengit kaget. ā
Nde? Ohā¦sebentar lagi.ā Jawab Hyunra sambil menghela pelan.
ā Ya..ya! Hyunra-aa! Jangan bicara pada bocah itu! Dia orang
asing!ā Pil Sung mulai lagi, mulai dengan lakonnya sebagai seorang bos baik
hati yang begitu memperhatikan kondisi pegawainya.
ā Maaf sebelumnya sajangnim, mungkin kedatanganku
benar-benar mengganggumu. Sebenarnya aku bukan orang asing lagi untuk Hyunra,
akuā¦ā
ā Memangnya kau siapanya? Bodyguard? Pelayan?ā
selak Pil Sung masih sok benar.
ā Aku suaminya.ā Ungkap Min Soo santai, namun membawa reaksi
tidak biasa pada Pil sung yang memekik tidak percaya. ā MWO?? Pria jelek
sepertimu, suaminyaā¦ Hyunra-aaā¦jadi kau sudah menikah?ā tanya Pil Sung bertubi-tubi.
Hyunra mengangguk pelan sambil meringis. ā Neā¦sajangnim.ā
Jawabnya pelan.
ā Aigoo!!!ā
Pil Sung merasa kepalanya ingin pecah. Ia tidak percaya
kalau gadis yang niatnya akan ia jadikan sebagai istri keduanya itu telah
menikah. Ia menatap frustasi sepasang suami-istri di depannya itu, kemudian menjerit-jerit
seperti orang gila sambil memegangi kepalanya.
****
At House
09.00 KST
Hyunra baru saja keluar dari kamarnya setelah selesai mandi
beberapa saat yang lalu. lagi-lagi decakan pelan keluar dari mulutnya begitu
melihat dua orang pria masih setia duduk di depan televisi sambil menekan-nekan
tombol console game masing-masing. Ya ampun ini hari minggu!!! Ia ingin
menonton tv, menyaksikan acara-acara kesukaannya! Kenapa dua orang itu tak puas
juga setelah semalaman menguasai tv?.
Ia berjalan ke arah meja makan kemudian menarik salah satu
kursi dan duduk di atasnya. Hyunra menatap malas ke depan, ke arah Min Soo dan
Niel yang masih serius dengan pertarungannya. Umur mereka berapa sih? Pikir
Hyunra.
Akhirnya setelah jengah menjadi pemerhati Min Soo dan Niel,
Hyunra mengambil setangkup roti isi yang berada di atas piring yang ditutupi
oleh tudung saji.
**
20.32 KST
Bunyi decitan pintu rumahnya terdengar ketika hantu di dalam
film horor yang ia saksikan muncul. Hyunra berjengit sambil memegangi dadanya.
Ia takut bukan main. Tak berapa lama Min Soo yang baru saja pulang setelah
berkencan dengan Niel seharian, kembali. Pria itu berjalan melewati Hyunra yang
tengah menonton film horor.
Ia berjalan ke meja makan, kemudian mengambil sebuah gelas
yang tertelungkup di atas meja dan mengisinya dengan air. Sambil menelan
airnya, Min Soo ikut memperhatikan film yang terputar di televisi. Ia
meletakkan gelasnya kembali kemudian berjalan melewati Hyunra lalu masuk ke
dalam kamarnya.
Hyunra yang masih serius dengan film horor yang baru saja ia
beli kemarin sore, tidak begitu peduli dengan Min Soo yang terus bolak-balik.
Ia juga tidak berkomentar apa-apa saat melihat Min Soo keluar dari kamarnya
dengan setelan baju santai yang biasa pria itu gunakan saat di rumah. Celana
pendek longgar serta kaos tanpa lengan berwarna abu-abu melekat pada pria yang
kini sedang berjalan ke arah dapur. Yahā¦Hyunra memang tidak berkomentar
apa-apa, tapi hati dan matanya bereaksi berlebihan begitu melihat pria itu. Ia menarik
nafasnya dalam-dalam kemudian menghembuskannya pelan-pelan, gadis itu berusaha
membuang pikiran-pikiran aneh yang belakangan ini terus memenuhi kepalanya.
Setelah berusaha keras untuk kembali fokus dengan filmnya,
Hyunra kembali dikacaukan dengan kehadiran aroma maskulin yang masuk ke dalam
hidungnya begitu Min Soo duduk di sebelahnya. Tak seperti biasanya, kali ini
mereka duduk sangat dekat, sangat dekat hingga saat Hyunra menggerakkan
tangannya ia bisa menyentuh lengan telanjang pria di sebelahnya.
Hantu-hantu serta sederet adegan menegangkan tak berpengaruh
lagi untuk Hyunra. Matanya memang menatap ke televisi, kalau diamati dengan
seksama juga Hyunra terlihat sangat menikmati tontonannya, tapi sebenarnya
tidak. Yang ada dalam pikirannya sekarang bukan film horor yang sedang ia
tonton, melainkan sosok pria di sebelahnya.
Hanya ada suara-suara mencekam dan teriakan-teriakan dalam
film yang terdengar, itu membuat Hyunra semakin tak nyaman. Iaā¦ia merasa tidak
tenang.
ā Kau mau keripik?ā Hyunra menengok cepat dan menatap Min
Soo dengan mata melotot. ā Iya.ā Angguknya yang kembali diangguki Min Soo. Pria
itu akhirnya berdiri, berjalan menuju lemari es.
Tak begitu lama Min Soo kembali lagi dengan membawa
sebungkus keripik kentang. Sambil menyuapkan ke dalam mulutnya, ia mengarahkan
bungkusan itu pada Hyunra. Menawarkan pada gadis itu.
Hyunra memasukkan tangannya untuk mengambil keripik lagi. Ia
sengaja memajukkan tubuhnya agar tidak terlalu menempel pada kepala sofa. Ia
sungguh tidak bisa berkonsentrasi kalau nyatanya ia bisa merasakan keberadaan
pria itu dengan sangat jelas. Setidaknya dengan memajukan tubuhnya, ia bisa meminimalisir
aura-aura aneh yang menguar dari Bang Min Soo.
Akhirnya film yang menguras emosi serta memacu adrenalinnya
itu selesai dengan akhir yang mengenaskan, semua tokohnya mati dibunuh oleh
hantu penghuni rumah tua itu. Ia mendesah pelan, jantungnya masih berdetak tak
karuan setelah dibuat was-was dengan film tadi. Hyunra memundurkan tubuhnya
kembali, kepalanya menoleh ke belakang, tepatnya pada Min Soo yang sudah
tertidur pulas. Hmm..pantas saja pria itu tidak bersuara dari tadi.
Untuk sesaat ia memandangi wajah lelap di hadapannya, meniti
dan memperjelas penglihatannya terhadap wajah itu. Ia menelusuri kening, mata,
hidung, bibir, dagu dan semua yang bisa ia lihat. Tanpa sadar tangannya
mengusap rambut-rambut yang menutupi sebagian kening Min Soo. Ia terkejut
sendiri begitu sadar dengan apa yang baru saja ia lakukan.
Ia buru-buru menarik tangannya. Sumpah demi apapun..ia takut
Min Soo terbangun dan melihat apa yang ia lakukan. Hyunra bergerak gelisah,
sungguhā¦setelah menyentuh rambut Min Soo ia merasa menjadi tidak tenang. Seolah
ia baru saja mengambil sesuatu yang berharga dari pria itu. Ia mendecak
frustasi, sekarang apa yang harus ia lakukan? Haruskah ia meninggalkan pria itu
dan masuk ke dalam kamarnya? Tapi hatinya ingin terus berada di situ, berada di
samping Min Soo.
Astaga!! Hyunra menggeleng cepat, ia harus memusnahkan
pikiran aneh itu secepatnya. Namun bukannya menghilang, pikiran aneh itu malah
terus melintas dan menguasai akal sehatnya. Dan pada akhirnya ia malah bergerak
pelan menyenderkan tubuhnya ke belakang. Posisi kepala Min Soo yang miring
membuat bahunya dapat menyentuh kepala itu.
Walau ini salah, walau saat pagi nanti Min Soo akan
meneriakinya, Hyunra tak bisa menghentikan ide gilanya. Ia menatap
langit-langit sambil menghembuskan nafas, ia melirik Min Soo sekali lagi
kemudian mencoba untuk memejamkan matanya.
****
Min Soo POV
Dengan sangat terpaksa aku mulai membuka mata begitu sebuah
suara terus memanggil namaku. Aishhā¦apa tidak bisa menungguku sampai bangun?. Perlahan
mataku mulai terbuka, aku mengerjap kemudian menatap Hyunra yang masih tidur
menyender di bahuku. Aku memutar bola mataku kemudian terkejut sendiri begitu
melihat sosok tak asing sudah berdiri di seberang meja kecil di depan sofa yang
tengah menatapku sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
Ia menatapku dengan serius, kepalanya menggeleng pelan. Tungguā¦bagaimana
bisa dia masuk ke rumahku? Aku berjengit kemudian benar-benar tersadar kalau
sosok di depanku itu adalahā¦halmeoni? Halmeoni!!!.
ā Kaget melihatku?ā suara horornya terdengar menyapaku yang
masih tak tahu harus menyapanya dengan bagaimana. Pipinya yang sudah keriput
membuatnya kelihatan lebih menyeramkan. Ternyata nenek-ku semakin tua.
ā Halmeoniā¦bagaimana kau bisa masuk?ā tanyaku. Jujur saja
aku heran darimana ia masuk. Seingatku tadi malam aku sudah mengunci pintunya.
ā Kau sudah lupa siapa nenekmu ini.ā ia hanya menyeringai
puas sambil menunjukkan sebuah kunci di tangannya. Astaga..ckkā¦kenapa aku bisa
lupa! aku pernah memberikan kunci duplikat padanya saat pertama kali pindah ke
rumah ini.
Pandangan tajamnya berpaling pada sosok Hyunra yang masih tertidur
pulas. Suara dengusan Halmeoni terdengar cukup keras, yang berarti dia tidak
menyukai apa yang ia lihat. Dia kembali menatapku dengan segudang pertanyaan
yang akan ia ajukan.
ā Jadi dia istrimu?ā aku hanya mengangguk sembari menoleh
sekilas ke arah Hyunra. Astaga..kenapa gadis ini belum bangun juga?.
ā Kau tahu ayahmu sangat marah saat menerima salinan akta
pernikahanmu. Aku pun benar-benar terkejut saat mendengar cucuku satu-satunya
sudah menikah. Sebenarnya apa yang kau pikirkan Bang Min Soo?ā
Ia masih menatapku dengan penuh selidik. Yahā¦pasti ia sangat
ingin tahu apa isi kepalaku dan segala ide gila yang mungkin akan ku lakukan
setelah ini. Baiklahā¦nenek-ku tercinta ayo kita main tebak-tebakkan.
Kepalaku menoleh begitu ku rasakan kepala Hyunra bergerak-gerak.
Gadis itu menggumam dan mulai membuka matanya. Hembusan nafasnya meninggalkan
sensasi hangat di lenganku dan kulit sekitar tengkukku. Perlahan ia mulai
melihatku. Ia langsung menjauhkan tubuhnya, membuatnya duduk dengan sangat
tegak sambil memasang wajah bodoh.
ā Jadi kau yang bernama Jang Hyunra?ā suara halmeoni kembali
terdengar dan menyadarkanku bahwa sosok tua itu masih berada dalam rumahku.
ā Ne..memangnya kenapa?ā Hyunra menolehkan kepalanya dan
beberapa detik kemudian ia menjerit. ā Aigoo!!ā Badannya terhempas menabrak
kepala sofa.
Sementara Hyunra masih menatap halmeoni dengan tidak
percaya, Halmeoni justru tengah menatapnya dengan penuh penilaian. Sesekali dia
menggeleng kemudian menggumam pelan. Pasti penilaiannya terhadap Hyunra tidak
terlalu baik, aku mengenal halmeoni dengan baik. Menurutnya gadis pendiam
dengan senyum lembut adalah gadis ideal yang akan ia nikahkan denganku, bukan
Hyunra. Bukan seorang gadis bersuara cempreng yang tengah mengerjapkan matanya
berulang kali.
ā Hehā¦Bang Min Soo. Wanita tua itu siapa?ā desisnya sambil
merapatkan tubuhnya padaku.
ā Wanita tua itu nenekku.ā Dia langsung menatapku dengan
mata melebar dan ekspresi anehnya. Aku hanya mengangkat bahuku, jujur aku tak
tahu harus mengatakan apa padanya. Aku tahu jelas apa yang akan terjadi setelah
ini. Halmeoni adalah wanita yang sangat disiplin yang memiliki penilaian
tinggi, terlebih saat menilai perilaku orang lain dan bisa ku tebak dia kurang
menyukai Hyunra. Dan untuk Hyunra, dia bukan gadis pendiam, penurut dan bisa
ditindas. Dia itu bawel, keras kepala dan sepertinya dia memang orang yang
sepadan untuk menghadapi halmeoni.
****
Hyunra POV
Aku masih belum beranjak dari sofa, wanita tua yang
tiba-tiba saja muncul dan merusak pagi indahku sekarang masih menatapku dan Min
Soo seperti dua orang tersangka kasus pembunuhan. Aku melirik pada Minsoo yang
sedang menanggapi ucapan neneknya, ia tetap kelihatan tenang seperti biasanya.
Huhā¦kapan dia merasa cemas, tegang atau ketakutan? Apa dia tidak takut melihat
neneknya yang jelas-jelas ingin menelanku itu?.
ā Oh begitu.ā Dengan gaya angkuhnya ia berpaling menatapku.
Walau aku ingin sekali berlari, tapi aku tetap berusaha
untuk menunjukkan sikap sopan. Biar bagaimanapun aku masih memiliki etika dan
aku sangat tahu bagaimana caranya berhadapan dengan seseorang yang lebih tua
dariku. Aku menganggukkan kepalaku, kemudian sedikit merendahkannya. Aku
berusaha untuk menunjukkan wajah ramah, namun ia malah menunjukkan wajah
masamnya.
ā Kalau begitu kalian tidak keberatan kan kalau aku menginap
di sini untuk sementara waktu?ā
ā MWOOO?!!?ā
ā Halmeoniā¦sebenarnya apa yang sedang kau rencanakan? Kenapa
tiba-tiba seperti ini?ā protes Min Soo yang sudah menegakkan tubuhnya.
Astagaā¦nenek itu gila apa? dia mau tinggal di sini? Untuk
sementara waktu? Berada di sekitarnya selama beberapa menit saja sudah
membuatku ingin mati, apa lagi jika hidup bersamanya selama beberapa waktu?
Sepertinya dia benar-benar ingin membunuhku.
ā Apa itu salah? Kau itu cucuku dan ini rumahmu. Apa
salahnya kalau aku ingin menginap di sini? Apa jangan-jangan kalian
menyembunyikan sesuatu?ā
ā Bukan begitu.ā
ā Kalau begitu tidak perlu khawatir.ā
****
Kepalaku ingin pecah rasanya. Wanita tua itu terus
menanyakan berbagai hal padaku dan pada akhirnya ia terus menyalahkanku.
Seperti saat ia bertanya kenapa aku tidak tinggal di panti lagi, ia kemudian
memarahiku karena kabur dari panti, dia bilang aku anak pembangkang-lah.
Sebenarnya suasana tidak akan bertambah kacau jika saja dia
tidak berdiri dan membuka pintu kamarku. Ia langsung terdiam, meninggalkan
seluruh ruangan ini hening tanpa suara. Ia kemudian berbalik menatapku dan Min
Soo yang berdiri di belakangnya.
ā Kalian kawin kontrak?ā tembaknya dengan wajah super
datarnya.
Aku merasa panik begitu matanya menatapku dengan sengit. ā
Tidak begitu halmeoni.ā Jawab Min Soo berkilah. Aku langsung menoleh padanya,
ia pun menatapku dengan tatapan tanpa harapan.
ā Kalau begitu bisa jelaskan kenapa kalian tidur di kamar
yang berbeda?ā
Diam. Jujur saja aku tak memiliki sebuah ide untuk dijadikan
bahan pembelaan. Otakku kosong, pikiranku kacau dan aku tak tahu harus
mengatakan apa.
ā Ituā¦jadi begini..ā lagi-lagi Min Soo bersuara. Ia menarik
nafasnya kemudian menghembuskannya dengan tenang. Oke..tuan tenang kita lihat
seberapa pintarnya dirimu membuat alasan.
ā Beginiā¦Hyunra itu masih berkuliah dan untuk menghindari
sesuatu terjadi makanya kami memutuskan untuk tidur di kamar yang berbeda.ā
Keheningan masih menyelimuti, jujur setelah Min Soo
mengungkapkan alasannya suasana di ruangan ini terasa semakin mencekam apa lagi
sorot mata neneknya yang semakin menajam. Ayolah Bang Min Soo!! Buat alasan yang lebih keren!
ā Maksudku..dia harus fokus pada pendidikannya. Jika kami
berada di kamar yang sama, tidur di tempat yang sama tentu itu bisa memicu
sesuatu yang buruk terjadi. bagaimanapun aku laki-laki halmeoni. Aku bisa saja
melakukan sesuatu padanya, misalnya membuatnya hamil. Yahā¦untuk sekarang ini
kami harus fokus pada kehidupan kami berdua dulu, kami belum memikirkan
kehadiran anak dan Hyunra harus menyelesaikan kuliahnya dulu.ā
Rasanya aku sudah mengeluarkan semua ekspresi selama Min Soo
menjelakan alasannya. Mulanya aku kaget kemudian mataku melebar setelahnya
desisan pelan keluar dari mulutku dan akhirnya aku meringis pelan begitu ia
selesai. Wahā¦Aku yakin kalau semasa sekolahnya Bang Min Soo adalah murid yang
pintar, sangat pintar.
ā Sepertinya tidak masalah kalian tidur bersama. lagipulaā¦ā
nenek itu kembali menatapku, memberi penilaian terhadap semua yang ada pada
diriku.
ā Istrimu tidak terlalu menggoda, jadi kau tidak perlu
khawatir akan menyerangnya dan membuatnya hamil. Pokoknya selama aku berada di
sini, aku akan tinggal di kamar ini. Jadi sekarang bereskan semua
barang-barangmu dari kamar ini Hyunra-aa.ā Huaaa!!!! Apa katanya? Dia itu
wanita atau bukan hah?? Walau aku bukan wanita dengan tatapan seduktif, tapi
haruskah ia berkata begitu? Apa dia tidak punya hati?.
****
Author POV
Untuk kesekian kalinya Min Soo mengedarkan pandangannya dari
celah pintu kamarnya. Masih sama seperti sebelumnya, nenek tercintanya masih
ada di ruang tengah. Sepertinya wanita tua itu sedang menikmati acara variety
show yang jenaka. Lihat saja garis-garis tawa di wajah angkuhnya. Wanita itu
kelihatan sangat bahagia walau harus mengorbankan kebahagiaan dan ketenangan
Hyunra. Gadis itu mendecak kesal melihat nenek menyebalkan itu bahagia, kalau
saja ia benar-benar kurang ajar mungkin sudah dari tadi pagi ia mengusir wanita
tua itu.
Min Soo menutup pintu kamarnya dengan perlahan. Pikirannya
semakin kacau begitu tubuhnya berbalik dan mendapati Hyunra yang tengah
berjalan bolak-balik. Ia mengerti apa yang sedang gadis itu rasakan, karena ia
juga merasakannya. Walau mereka sudah menikah hampir satu bulan lamanya, tapi
sekalipun mereka tidak pernah tidur di kamar yang sama, kecuali untuk tadi
malam.
Gerak gelisah Hyunra berhenti begitu Min Soo berjalan
mendekat. Jutaan sel dalam tubuhnya bereaksi berlebihan yang membuatnya
gemetar. Ruangan ini sangat sunyi dan damai, itu semua mendukung kesakralan
yang ada. Kesunyian itu melebih-lebihkan suasana kali ini, terlalu berlebihan
hingga jantungnya berdegup sangat kencang.
ā Hmmā¦apa aku boleh tidur sekarang?ā tanya Hyunra dengan
sangat cepat disertai dengan ekspresi aneh yang membuat Min Soo menatapnya
dengan heran.
ā Euhā¦ak..aku tidak akan melakukan apapun! Aku janji!ā
Hyunra mengacungkan tangannya yang sudah membentuk v-line tinggi-tinggi.
Sama seperti detik sebelumnya, suasana masih sunyi. Min Soo
sedikit heran dengan sikap ajaib Hyunra, menurutnya gadis itu sedikit
bermasalah atau mungkin karena bertemu dengan neneknya hari ini, membuat
sebagian sel di otak gadis itu rusak?.
ā Memangnya kau mau melakukan apa?ā
ā Tidak! aku tidak akan melakukan apapun!ā
Min Soo memicingkan matanya, meski ia percaya bahwa gadis di
depannya tidak memiliki rencana aneh saat ia tidur nanti, tapi ia tetap
mempertahankan ekspresi tidak percayanya. Itu cukup menyenangkan, karena Hyunra
terlihat sangat panik dan gelagapan.
ā Apa kau akan mencekik leherku saat aku tidur?ā
ā Tidak! kau pikir aku pembunuh!ā
Masih belum puas dengan kegiatannya, Min Soo melangkahkan
kakinya perlahan-lahan. Membawa tubuhnya mendekat pada Hyunra yang mulai
mengambil langkah mundur.
ā Atau jangan-janganā¦kau akan mengusap kepalaku kemudian
menyisihkan rambut-rambutku dan lalu mencium keningku?ā
ā Tidak!!!ā
Saat tebakan itu meluncur dari mulut Min Soo, Hyunra merasa
takut setengah mati. Ia benar-benar cemas jika sebenarnya Min Soo mengetahui
apa yang telah ia lakukan pada pria itu tadi malam. Ia meringis dengan gusar, pikirannya kacau
dan itu membuatnya tidak berani menatap ke arah Min Soo.
Namun suara kekehan pria di depannya membuat kepalanya
terangkat dengan otomatis. Ia kembali meringis, tapi kali ini karena kesal. Ia
kesal karena telah bersikap bodoh dan panik berlebihan. Apa ia akan terus
dihantui rasa cemas seperti itu? memangnya menyentuh kening orang lain itu dosa
besar yang tak termaafkan? Kenapa sulit sekali melupakan kejadian itu?.
ā Tidurlahā¦ā Min Soo mengulas senyum singkatnya, sebenarnya
tidak begitu terlihat seperti senyuman. Tapi itu ekspresi wajahnya yang sangat
damai dan itu sukses membuat jantung Hyunra berdegup semakin gila. Bahkan ia
merasakan aura-aura aneh yang menggelitik tengkuknya.
Setelah itu Min Soo berbalik, berjalan pelan ke arah pintu.
ā Kau mau kemana?ā
Dengan cepat Min Soo menoleh pada Hyunra yang masih berdiri
di tempatnya. Pria itu hanya memamerkan ekspresi tenangnya seperti biasa.
ā Kenapa? Kau takut tidur sendiri? Atau kau ingin tidur sambil
memelukku?ā
Lagi-lagi Min Soo merusak suasana baik yang hidup dalam hati
Hyunra. Gadis itu merutuki Min Soo karena tidak bisa bersikap lebih serius.
Memangnya tidak bisa apa menjawab langsung tanpa harus membuat dirinya kesal?.
ā Aku ingin menemani halmeoni.ā Ucap Min Soo. Ia menghadap
ke pintu kembali namun setelahnya ia menoleh pada Hyunra untuk kedua kalinya.
ā Untuk halmeoniā¦aku harap kau mau bersabar menghadapinya.
Aku tahu dia memang sangat menyebalkan, tapiā¦tolong perlakukan dia dengan
baik.ā setelah itu Min Soo keluar.
Hyunra masih mematung, terdiam dalam deretan kata yang baru
saja ia dengar dari mulut Min Soo. Entah kenapa hatinya menghangat dan sebagian
keresahannya teredamkan. Ia juga aneh dengan reaksinya saat ini. Bukankah
harusnya ia kesal karena Min Soo menyuruhnya untuk memperlakukan wanita tua itu
dengan baik? Bukankah harusnya ia marah karena nyatanya pria itu sangat
menyayangi neneknya? Entahlahā¦
TBC
Thanks,
GSB
anyeong,aku reader baruuu
ReplyDeletecall me Songmi :) ini ff nya aku suka banget lo thor,ko ga dilanjut lagi?lanjut yaaa?
aku emang udah telat banget bacanya,mianheee
tapi thor,aku emang bener bener suka ff ini,jadi tolong dilanjut ya?
hi Songmi :)
Deletepertama-tama, aku mau ngucapin selamat datang di GIGSEnt Fanfiction. semoga kamu terhibur ya dengan postingan-postingan yang ada di sini.
yang kedua, maaf ya baru bisa bales comment kamu.
untuk kelanjutan fanfict nya, mohon ditunggu aja ya. aku sebagai admin gak tau pasti kapan GSB mau ngelanjutinnya. tapi yang jelas untuk dalam waktu dekat ini kayaknya enggak deh. soalnya GSB lagi sibuk dengan dunia barunya sebagai MABA. jadi mohon untuk dimaklumi yah...
sekali lagi, maaf untuk semuanya dan selamat menjadi bagian dari GIGSEnt family \(^^)/
Ini Jalan critanya bagus. Tapi syang banget mesti stuck smpai d part 3. Tapi msih ada harapan kn untuk d lanjutkn?, smoga author GBS mau brbaik hati.
ReplyDeletemakasih sblumnya tapi aku juga minta maaf krna blm bisa lanjut...harapan ada kok..tapi liat aja nanti ya ^^ aku kan anaknya labil kuadrat..oke skli lagi makasih yah..
Delete