Step For You #4 (kiss)


Sebuah kotak berisi buku catatan kecil tersimpan rapi di bawah tanah. Sebenarnya tidak bisa dikatakan begitu, karena nyatanya kotak itu tidak ditimbun dalam tanah. Hanya di dalam lubang yang tertutup oleh kayu. Ya.. setelah nyaris satu jam berputar-putar disana, akhirnya Changjo berhasil mendapatkan apa yang ia cari. Padahal namja itu sudah hampir menyerah, tapi ternyata benda di film itu benar-benar ada. Sebuah time capsule.


Changjo yang sudah sangat kelelahan menyandarkan kepalanya di pohon sambil membuka buku itu. Di halaman pertama, kalimat ā€˜siapapun yang berani membukanya akan kukutukā€™ menyambutnya. Changjo terkekeh, lalu tanpa takut membalik halaman berikutnya. ā€˜lomba lari lagi, dan seperti biasa, Min Hyo Sun selalu menang. Jong Hyun memang sangat payah. Lihatlah! Saking lelahnya, sekarang ia malah tertidur di atas lapangan sambil memeluk bola basket. Huh! Ini sangat membosankan. Aku benar-benar tak tahu harus melakukan apa sekarang. Jong Hyun, bisakah kau bangun?ā€™ Changjo mengingat-ingat kejadian itu dan tersenyum. Tangannya bergerak membalik lembar selanjutnya.


ā€˜aku tak suka gerakan tari yang dibuat Jong Hyun. Itu terlihat aneh. Tapi Jong Hyun tak mau mendengarkan pendapatku. Dia menyebalkan. Sungguh. Aku ingin mengumpulkan seluruh zombie dan menyuruh mereka mencekik Jong Hyunā€™ Pria itu terkikik geli sambil menggeleng-gelengkan kepala.


ā€˜Aku sayang Jong Hyun. Dia adalah hal terbaik yang kupunya setelah orang tuaku. Jong Hyun,Terima kasih.ā€™


Changjo tersenyum, entah kenapa perasaannya terasa aneh. Ia membaca kalimat itu berulang-ulang dan tersenyum semakin lebar. Aku juga menyayangimu noona. Terima kasih.


ā€˜apa buku ini akan kuberikan padamu suatu saat nanti? Iya ataupun tidak, suatu hari, saat kita sudah dewasa, aku akan tetap mengatakannya dengan mulutku sendiri. Jong Hyun, aku menyayangimuā€™


ā€˜wajah Jong Hyun yang sedang tidur adalah hal paling lucu di dunia. Dia seperti anak bayi, Ya Tuhanā€™
Setelah berlembar-lembar terlewati, Changjo membuka halaman berikutnya, halaman terakhir yang dipenuhi tulisan. Karena setelah halaman ini, lembar seterusnya masih belum tersentuh tinta.


ā€˜Kau kemana huh? Aku mencarimu kesini tapi kau tak ada. HEH! CHOI JONG HYUN! KAU TAHU????? AKU AKAN IKUT AUDISI MENARI HARI INI. Aku yakin bisa menang. Aku menggabungkan gerakan dance yang kita buat bersama. Kau harus lihat. Ini gerakan dance terhebat di atas bumi. Menurutmu aku bisa lolos? Audisinya dimulai 2 jam lagi. Aku ingin kau melihatku. Tapi sekarang kau malah menghilang. Kau kemana? Jong Hyunā€¦.. Langitnya mendung. Apa aku bisa turun bukit tepat waktu?? Aku bisa. Aku harus bisa. Oh tidak! HUJAAAANNNN!!!!!!ā€™


Butuh beberapa saat bagi Changjo untuk berpikir, sebelum akhirnya pupil matanya mulai mengecil. Ia melihat tanggal yang tertulis di lembar itu dan mencoba mencocokkanya dengan tanggal kejadian naas empat tahun yang lalu. Sepertinya  di hari yang sama. Seketika Changjo menahan napas, Hyo Sun tak pernah bilang akan mengikuti audisi menari. Dan gadis itu harus membatalkan niatnya untuk menari karena ini. Oh.. tidak. Sekarang Changjo sudah sampai di tahap ā€˜semua adalah salahnyaā€™. Dia mulai memojokkan dirinya sendiri dalam hati. Disitu tertulis, Hyo Sun sedang mencarinya. Changjo merasa dadanya ditekan oleh sesuatu. Rasa bersalah membuatnya semakin sesak. Changjo tak tahan lagi. Ia meremas buku itu dan membawanya berlari menuruni bukit. Ia berusaha menahan tangis, tapi ini terlalu berat.  Ini salahku. Ini salahku. Noona kehilangan impiannya dan menjadi begini karenaku.


Perasaan namja itu semakin kacau. Selama menuruni bukit, ia berulang kali nyaris terjungkal dan kehilangan keseimbangan. Sugesti yang sangat kuat membuatnya merasa seluruh benda di sekelilingnya tengah berteriak-teriak menyudutkannya. Nafasnya menderu keras, terengah-engah dengan tatapan kosong. Harusnya aku saja yang tak bisa berjalan. Sungguhā€¦.. aku saja. Dulu, ia pernah mengucapkan kalimat itu pada Hyo Sun. Tapi bukannya merasa terhibur, Hyo Sun malah menangis dan tak mau bicara dengannya selama seminggu. Mungkin aku berlebihan. Karena nyatanya aku sudah mengetahui kalau saat itu Hyo Sun ke bukit untuk mencariku. Ia jatuh terguling hingga kakinya tertindih bebatuan juga karena sedang mencariku. Tapi mengetahui kenyataan kalau ia mau mengikuti audisi menariā€¦ā€¦.. aku tak tahu harus menyalahkan diriku seperti apa lagi. bodoh! Menari adalah impiannya sejak kecil. Dan mengetahui fakta bahwa akulah salah satu penyebab dari kandasnya impian sahabatku sendiri itu sangat menyakitkan.


Changjo mengetuk pintu rumah Hyo Sun dengan tak sabar. Ia menghapus kasar air matanya yang turun tiba-tiba .Karena tak kunjung mendapat respon, pria itu berpindah dari satu jendela ke jendela lain untuk mengintip keadaan di dalam. Rumah Hyo Sun nampak lengang. Changjo semakin tak sabar, ia menoleh dan mendapati Yoomi sedang menyiram tanaman. Tanpa berpikir, ia berlari dan meloncati pagar kayu yang memisahkan halaman rumahnya dengan Hyo Sun, lantas menghampiri noona-nya itu.


ā€œnoonaā€¦.. kenapa rumah Hyo Sun sepi sekali?ā€ tanya Changjo terengah. Yoomi langsung menoleh dan menatap adiknya dengan tatapan heran.


ā€œkenapa hidungmu merah? Kau habis menangis ya? Jinjjayo? Kau menangis karena tak menemukan Hyo Sun di rumahnya? Ahahahahaā€


ā€œnoonaā€¦ aku serius! Kemana dia?ā€
ā€œahahaā€¦.. aigoooā€¦ adikku yang punya abs keren dan digilai banyak gadis menangis karena ditinggal sahabat kecilnyaā€¦. Aw.. kwiyeowoā€¦ ahahahaā€ Yoomi terus tertawa sambil menepuk-nepuk kepala Changjo dengan gemas. Pria itu langsung menepisnya, ā€œah~ sudahlah!ā€ lantas berbalik meninggalkan Yoomi. Kenapa aku punya kakak seperti itu?


ā€œdia ke rumah sakit, Choi Jong Hyun~~ aish begitu saja marah! Aku kan cuma mau bercanda dengan adik laki-lakiku yang lucuā€


ā€œuntuk apa dia ke rumah sakit?ā€ Changjo langsung berbalik dan bertanya dengan khawatir.
ā€œbukankah tiap bulan Hyo Sun menjalani terapi rutin?ā€
ā€œoh.. benar!ā€ dan kemudian pria itu berlari lagi.
ā€œdia cuma mau terapi! Kenapa sih anak itu? berlebihan!ā€ dumel Yoomi, lantas kembali mengarahkan penyemprotnya ke kebun.


 Hyo Sun POV


Baru saja pintu otomatis rumah sakit terbuka, sosok Jong Hyun langsung datang menghampiriku. Nafasnya terengah-engah, membuatku dan eomma refleks saling menukar pandang heran. ā€œJong Hyun~aa. Gwaenchana?ā€ tanya eomma. Jong Hyun tersenyum sambil mengibaskan tangannya, ā€œgwaencahanaā€¦ ah~ eomonim. Bolehkah aku membawanya pergi?ā€ tanpa menunggu persetujuan, pria itu mengambil alih kursi rodaku.


ā€œanyyeong eomonimā€¦ aku janji akan membawanya pulang sebelum malamā€ eomma bahkan belum menjawab. Ia masih berdiri kaku di depan pintu rumah sakit. Tapi Jong Hyun malah langsung mendorong kursi rodaku dengan terburu-buru. Sebenarnya kenapa anak ini?


ā€œJong Hyun! kita mau kemana?ā€ pria itu tak menjawab. ā€œYA! Pelan-pelan! Rodanya bisa rusakā€
ā€œJONG HYUN! Kau mendengarku tidak sih? Kita mau kemana?ā€
ā€œoke! disini saja!ā€ pria itu melepas pegangannya pada kursi roda dan berjalan ke hadapanku.
ā€œkenapa kau tak pernah bilang padaku?ā€
ā€œapa?ā€ ujarku kebingungan. Terlebih melihat ekspresi kecewa dan lelah yang ia tunjukkan.
ā€œaudisi menari. 4 tahun yang laluā€
ā€œapa sih?ā€ tanyaku masih tak paham.
ā€œsebelum kau terjatuh dan kakimu tertindih batu. Kau sebenarnya sudah mendaftar untuk audisi menari kan?ā€ selama beberapa saat aku terdiam, mencoba mengingat-ingat. Jong Hyun terus menatapku dengan tatapan mendesak. Hingga akhirnya aku mengingatnya. Tunggu! Bagaimana bisa ia tahu?


ā€œb..ba..bagaimana kauā€¦.ā€
ā€œwaee? Kalau kau bilang padaku, aku pasti akan menemanimu sepanjang hari. Aku akan menemanimu berlatih dan menontonmu saat audisi. Aku tak akan kemana-mana. Ah~~ aku tak tahu lagi! Noona, mianhae, mianhaeā€ Jong Hyun mulai mengacak rambutnya dan jatuh berlutut di hadapanku, kepalanya tertunduk dalam. ā€œsemua salahku noona. Mianhaeā€


ā€œhentikan! Ini jelas bukan salahmuā€¦ā€¦. Jangan begini, kumohonā€
ā€œharusnyaā€¦. Saat itu aku tidakā€¦ā€¦ā€
ā€œkejadiannya sudah 4 tahun yang laluā€¦.. aku tidak apa-apaā€¦ā€¦ lagipula aku belum tentu menang kan?ā€
ā€œtapiā€¦ā€
ā€œChangjo! Jong Hyun! atau siapapun kau! ini bukan salahmu. Kau sendiri kan yang bilang? aku akan segera sembuh. Tak ada yang harus dicemaskan. Aku akan segera sembuh dan aku bisa mengikuti audisi apapun yang kumau setelahnya. Aku bahkan bisa lebih terkenal dari Teen Top Changjo!ā€ ucapku sambil tertawa renyah. Jelas hanya ingin menghiburnya. ā€œdanā€¦. Dari mana kau tahu?ā€ tanyaku heran.


Dengan gerakan pelan, Jong Hyun berdiri dan mengeluarkan sebuah buku dari saku bagian dalam jaketnya. Seketika aku tercekat. Buku itu? bagaimana bisa?


ā€œkenapa buku itu ada padamu?ā€
ā€œsemua halaman yang ada di buku ini hanya bercerita tentang seberapa lucunya Choi Jong Hyun. noona menyukaiku?ā€ ia menanyakan ā€˜noona menyukaiku?ā€™ dengan intonasi yang sangat santai. Lalu tersenyum sambil membuka-buka halamannya. Ekspresi bersalah di wajahnya menghilang begitu saja, berganti dengan ekspresi jahil. Aigoo..... yang tadi itu apa ia benar-benar menyesal? kenapa emosinya bisa berganti secepat ini?


ā€œberikan padaku!ā€
ā€œtidak! sampai kau menjawabku, noona menyukaiku?ā€ aku terdiam, Jong Hyun tak mengalihkan pandangannya sedikitpun dari mataku. Membuat lidahku kelu. Demi Tuhan, dia membuatku sangat gugup hanya karena tatapan sial itu.


ā€œtidakā€ seharusnya aku tidak memberi jeda sepanjang itu. Lihat bagaimana dengan penuh percaya dirinya Jong Hyun mendecak dan tertawa. Meragukan jawabanku.


ā€œitu dulu Choi Jong Hyun. Sekarang aku sudah menganggapmu sebagai adikkuā€
ā€œMWOYA? Adik? Aku bahkan lebih dewasa darimuā€
ā€œaku 19 dan kau 18ā€
ā€œumur cuma angka. Siapa peduli??ā€
ā€œaku peduliā€
ā€œtidak! kau menyukaiku dan aku tahu ituā€
ā€œKenapa jadi kau yang mengatur aku suka dengan siapa?ā€
ā€œtapi disini jelas-jelas tertulis. Aku sayang Jong Hyun. Jika sudah dewasa aku akan bilang aku sayang Jong Hyun. Ini artinya kau menyukaiku, noonaā€ simpulnya tak sabar. Buru-buru aku memutar kursi rodaku berbalik ke belakang, namun Jong Hyun dengan mudah menahannya.


ā€œkumohonā€¦. Katakan yang sejujurnya, kau menyukaiku kan?ā€
ā€œkenapa kau mendesakku begini? Sudah kubilang aku tidak suka kan?ā€
ā€œkau sukaā€
ā€œtidakā€
ā€œkau sukaā€
ā€œTIDAKā€
ā€œPokoknya kau sukaā€
ā€œJONG HYUN!!ā€ Teriakanku berhasil membuatnya diam. Namun di detik berikutnya, ā€œjadi kau tidak menyukaiku?ā€ tanyanya lemah. Raut wajahnya juga terlihat sangat kecewa. Pria ini sedang tidak main-main. Matanya mulai memerah, ia menatapku seolah aku telah menghancurkan dunianya menjadi kepingan tak berarti. Bukan begitu Jong Hyun. sungguh. Aku hanya tak ingin kau menyesal. Aku bukan pilihan yang tepat. Ada ratusan gadis cantik di luar sana yang menyayangimu. Jangan aku.


ā€œtapi aku menyukai noonaā€ akunya dengan sangat mudah. Aku terkesiap dengan cara pria itu mengungkapkan perasaan. Eiā€¦ berapa umur anak ini?


ā€œbisakah kita menjadi sahabat selamanya saja?ā€  tanyaku. Jong Hyun menggeleng, ā€œaku mau jadi kekasih noonaā€


ā€œJong Hyun! cukup! Aku tak mau. Persahabatan kita jauh lebih keren dari iniā€
ā€œtapi aku sayang noonaā€


Matahari sudah nyaris tak terlihat. Cahaya jingga bergerilya mendominasi warna langit. Sebenarnya indah, tapi Jong Hyun yang terus-menerus bilang ā€˜aku sayang noonaā€™ sungguh merebut semua konsentrasiku. Dia tak mau melepas kursi rodaku, setidaknya sampai aku bilang aku menyukainya juga. kekanakan sekali bocah ini. sial. Dia kira dengan begitu aku akan mengalah?


ā€œkau bilang pada eomma akan membawaku pulang sebelum malam. Lihat langitnya sekarangā€
ā€œaku bisa minta maaf pada eomonim. Dia pasti akan memaafkanku. Lagipula ini salahmu. Kau hanya tinggal bilang ā€˜Jong Hyun, saranghaeā€™ itu saja. Kau senang sekali mengulur waktu. Ingin berdua bersamaku ya?ā€


ā€œJong Hyun! suka tak boleh dipaksa beginiā€
ā€œtapi faktanya kau memang menyukaiku, tapi kau tak mau bilangā€
ā€œYA! Jangan membuat kesimpulan sendiri. Hanya karena aku menulis aku menyayangimu, bukan berarti aku jatuh cinta dan mau menjadi kekasihmu. Lagipula itu sudah 4 tahun yang lalu. Astaga~~ bagaimana caranya menjelaskan ini?ā€


Detik-detik berlalu dengan sangat lamban ā€“atau perasaanku saja- Dan di antara kami berdua masih tak ada yang mau mengalah. Langit berubah gelap sepenuhnya. Lampu jalan di samping kami menyala otomatis. Belum ada tanda-tanda ada yang ingin mengalah disini. Menit berlalu lebih lama lagi, aku bisa mati bosan jika begini caranya. Hinggaā€¦.. ā€œoke okeā€¦ ā€œ aku menyeringai. Jong Hyun memang tak bisa bersabar terlalu lama. Aku menatapnya dengan puas, menanti kalimat apa yang akan keluar dari mulut pria ini sambil bersedekap. ā€œkita buat ini lebih mudah. Kau hanya harus bilang kau menyukaiku, itu saja. Kita tidak pacaran. Kita tetap bermain bersama. Dan kita anggap ini tak pernah terjadiā€


ā€œsungguh! Kepalamu rusak Jong Hyun~aā€ ujarku takjub
ā€œaku hanya ingin mendengarnyaā€
ā€œtak akan..ā€¦.ā€
ā€œini penawaran terakhirā€ aku terdiam, mencoba tak acuh. Tapi langit yang semakin gelap membuatku tak punya pilihan lain. ā€œAraā€¦.. dengarkan ini! Aku menyayangimu. Aku menyukaimu. Jong Hyunnie saranghae. Kau puas?ā€ pria itu menatapku dan tersenyum senang, lantas mengangguk. ā€œsekarang bisa kita pulang?ā€


ā€œneā€


**********


Author POV


Changjo baru saja keluar dari pintu rumahnya sambil membawa skateboard, saat ia melihat Hyo Sun tengah kesusahan memutar kursi rodanya menuju kolam. Tanpa berpikir pria itu segera menaiki skateboardnya dan melesat kearah Hyo Sun. ā€œheiā€¦.ā€ sapa pria itu sambil melompat dari skateboard-nya dan memegang dorongan kursi roda Hyo Sun. Gadis itu menoleh dan tersenyum. ā€œrapi sekali. kau mau pergi ya?ā€


ā€œne.. teman-temanku mengajak pergi. Tidak apa-apa kan? aku janji akan pulang sebelum jam 12 dan menemanimu bermainā€


ā€œtentu saja tidak apa-apa. Lagipula siapa yang mau bermain denganmu?ā€ Changjo mendengus sambil memutar matanya, lantas menghentikan kursi roda Hyo Sun tepat satu meter dari kolam. ā€œdisini?ā€ tanya Changjo memastikan. Hyo Sun mengangguk, ā€œgomawoā€


ā€œhati-hati!ā€ Changjo menepuk-nepuk kepala Hyo Sun, lantas berlari mengambil skateboard-nya. ā€œharusnya aku yang bilang begituā€ gumam Hyo Sun sambil menggeleng-geleng menatap punggung Changjo yang semakin menjauh. Setelah insiden ā€˜aku menyukaimuā€™ kemarin malam, rasa canggung tetap tak terlihat di antara keduanya. Mereka bahkan tetap bermain bersama semalaman, tepatnya sebelum appa Hyo Sun dengan penuh sopan santun menyuruh Changjo keluar dari kamar anak gadisnya dan pulang ke rumahnya sendiri. Ya.. jika sudah bersama mereka akan lupa waktu. Seperti biasa.


Hyo Sun membuka buku gambarnya dan tersenyum menatap beberapa gambar lama disana. Menggambar memang sudah menjadi hobi baru bagi gadis ini semenjak Changjo meninggalkannya dan menetap di Seoul. Bisa dibilang, ini adalah salah satu usahanya untuk mengusir kesepian.


Kini selembar kertas kosong terpampang di hadapannya. Hyo Sun menggigit bagian belakang pensilnya sambil berpikir ā€“apa yang harus aku gambar?- hingga akhirnya mata gadis itu tertuju pada kolam. ā€œheiā€¦. selama menggambar aku selalu duduk disini. Kenapa tak pernah menggambar kolam?ā€ gadis itu mengangguk setuju dan mulai menggerakkan pensilnya di atas kertas.


Hanya dalam waktu sepuluh menit, kertas kosong itu sudah berubah menjadi kerangka gambar kolam yang indah. ā€˜make my wish come true~~ baby all I want for Christmas is..~~ youā€™ Hyo Sun terus bersenandung sambil menambahkan gambar pohon-pohon cemara di sekeliling kolam buatannya.


ā€œBaby all I w~~~ oh! tidakā€ pensil di genggaman Hyo Sun terjatuh dan menggelinding sampai ke pinggir kolam. Gadis itu mendecak sambil menghela napas, lantas memutar kursi rodanya lebih dekat. Hyo Sun mengulurkan tangannya ke pensil itu dengan susah payah, ā€œayo Hyo Sun! se~di~kit la~giiiiā€ Hyo Sun menggigit bibir, pensil itu tinggal sejengkal lagi dari tangannya. Hyo Sun semakin gemas dan memutar kursinya lebih dekat, tangannya mengulur lebih panjang, ā€œYAP!ā€ Bersamaan dengan pensil yang tergapai, tubuhnya pun terjungkal ke dalam kolam. ā€œakh~~ kyaa~~ TOLONG!!! EOM gulpgulpgulp EOMMAā€


*********


Changjo yang baru saja melompat ke kolam langsung menggapai tubuh Hyo Sun dan membawanya naik. Tadi, sesampainya di kafe tempat ia dan teman-temannya janji untuk bertemu, Changjo memutuskan untuk pulang bahkan sebelum sempat duduk. Entah kenapa, sepanjang perjalanan menuju kafe, firasat buruk terus mengganggunya dan benar sajaā€¦.. ketika sampai di rumah, ia menemukan Hyo Sun menjerit-jerit di kolam.


Gadis ini sepertinya menelan banyak air. Tanpa banyak bicara Changjo langsung memiringkan tubuh Hyo Sun agar cairan di mulut gadis itu mengalir keluar. Namja itu juga mengecek suara napas dan detak jantung Hyo Sun. Karena terlalu panik, Changjo akhirnya memutuskan untuk memberi napas buatan. Demi Tuhan, aku bahkan tak tahu bagaimana cara melakukannya. Dengan segala ilmu CPR yang ia pelajari di sekolah menengah, Changjo memberanikan diri untuk menempelkan bibirnya pada bibir Hyo Sun. Dan saat itulah mata keduanya terbelalak. Hyo Sun membuka mata persis saat bibir mereka bersentuhan. Tentu saja gadis itu terkejut. Ia langsung mendorong muka Changjo dengan telapak tangannya.


ā€œCHOI JONG HYUN! KENAPA KAU MENCIUMKUUUUUU!!!!!ā€
ā€œA~AK~~Aku tidak!!! bukan begitu! kau tenggelam, aku tak bisa mendengar napasmu. Jantungmu juga sepertinya tidak berdetak. Mollaā€¦. Aku ~~ aku tidak menciummu!ā€ Changjo berusaha menjelaskan dengan terbata. Ia mengeluarkan semua kata di otaknya, tak peduli gabungan kata itu terdengar sinkron atau tidak.


Saat Changjo masih gelagapan dan terus mengaku ia tidak menciumnya, mata Hyo Sun tiba-tiba berbinar, wajah gadis itu dipenuhi oleh senyum dan dengan gerakan cepat ia menarik kerah baju Changjo hingga wajah mereka sangat dekat. Pria itu langsung mengatupkan bibirnya, tak mengerti dengan sikap Hyo Sun yang berubah tiba-tiba.


ā€œKau tahu?ā€ ucap gadis itu, matanya yang berbinar menatap lekat bola mata Changjo.
ā€œapa?ā€
ā€œChoi Jong Hyun. KAU HARUS TAHUUUā€
ā€œapa? kenapa?ā€
ā€œsaat di kolam tadi, aku, kakikuā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€
ā€œwae??ā€ desak Changjo tak sabar.
ā€œKAKIKU BERGERAK JONG HYUN~AAAā€¦.. BERGERAKā€¦ā€¦ TADI KAKIKU BERGERAKā€ Setelah mengucapkan itu, Hyo Sun langsung memeluk Changjo dengan sangat erat. Air mata bahagianya berjatuhan tanpa kontrol. Changjo yang sangat terkejut hanya bisa membuka mulutnya tanpa berbuat apa-apa, bahkan membalas pelukan Hyo Sun pun tidak. Otaknya terasa kosong dan tak bisa berpikir jernih. Benarkah? aku tidak sedang mimpi kan? Setelah beberapa saat, senyuman Changjo berubah menjadi lebih lebar, ia menggigit bibirnya dan membalas pelukan Hyo Sun. Matanya mulai memerah karena terlalu senang.


ā€œjinjjayo? Noona jinjjayo?ā€
ā€œne.. ne.. neā€¦ aku juga tak percayaā€ mereka melepaskan pelukannya dan saling menatap dengan ekspresi takjub. ā€œsaat di air, kakiku bergerak dan terus menendang-nendang ke bawah. Aku tak mengerti. Apa ini artinya aku akan segera sembuh? Sarafku mulai berfungsi lagi?ā€ Changjo mengangguki ucapan Hyo Sun dengan sangat yakin. ā€œsebentar lagi kita bisa lomba lari seperti dulu noonaā€ Hyo Sun tak bisa menahan senyumnya. Hanya karena membayangkan ā€˜ia akan sembuhā€™ gadis itu sudah sangat senang hingga nyaris gila.


ā€œeh! Hampir saja aku lupaā€ dan tiba-tiba wajah gadis itu berubah lagi.
ā€œapa?ā€
ā€œKENAPA KAU MENCIUMKU?ā€
ā€œcihā€¦. Sudah kubilang aku tidak menciummu. Aku hanya mencoba memberi napas buatanā€
ā€œjika bibir kita bersentuhan, itu artinya berciuman, Jong Hyun~aaā€
ā€œtapi itu tidak sampai sedetikā€
ā€œtetap saja itu namanya berciumanā€¦..ā€ Changjo tetap bersikeras menggeleng. Sementara Hyo Sun mulai mengerucutkan bibirnya dan ā€œhuaaaaaa Changjo mencuri ciuman pertamaku.. EOMAAAA-hmmphā€ Pria itu langsung membekap mulut Hyo Sun dengan tangannya.


ā€œJangan mengadu!!! Akan kubelikan es krim, oke?ā€ Hyo Sun menarik tangan Changjo dari mulutnya dan bertolak pinggang dengan mata memicing marah. ā€œkau pikir ciuman pertamaku bisa digantikan dengan es krim huh?ā€


**********


Changjo menyodorkan es krim ke depan mulut Hyo Sun yang cemberut kesal. ā€œpegang! Kau tak mau? Aku makan ya..ā€ mendengar ancaman itu, Hyo Sun langsung merebut cone ice cream di genggaman Changjo. Pria itu terkikik geli sambil menjilat es krim-nya.


ā€œlupakan sajaā€
ā€œciuman pertama takkan bisa dilupakanā€
ā€œcihā€¦ itu kan hanya akuā€¦. bukan orang lainā€
ā€œtapi tetap sajaā€¦..ā€
ā€œmemangnya siapa yang kau mau huh? Kau sedang menyukai seseorang? Tidak kan?ā€
ā€œkuharap ciuman pertamaku adalah suamikuā€¦. Tapi malah kau~ā€
ā€œkalau begitu kita menikah sajaā€
ā€œJONG HYUNā€
ā€œhahaā€¦.. aku cuma bercanda! Kau kenapa sih? Dan noona, setidaknya ciuman pertamamu adalah lawan jenis kan? akuā€¦.ā€ Hyo Sun melirik namja disebelahnya dengan ekspresi bingung, namun di detik berikutnya, tawa gadis itu menyembur.


ā€œbenar! Hahahaha!!! Ciuman pertamamu Niel kan?ā€ Changjo memutar matanya sambil menggigit es krim, membuat giginya langsung terasa beku.


ā€œaku menonton siarannya. Aku juga mendownload gif-nyaā€¦. Ya Tuhan!!! Ahahahaā€¦.. itu benar-benar lucu. Ekspresimu juga~~ itu benar-benar lucuā€¦.. hahahaha memalukan! Ciuman pertamamu dengan namja, terlebih itu ditayangkan di tv nasional dan dilihat banyak orangā€ Changjo memicingkan matanya kearah Hyo Sun seolah bilang ā€˜hentikan!ā€™ tapi sepertinya gadis itu tak mengerti bahasa isyarat. Ia malah terus mereka ulang kejadian itu dan tertawa sambil menepuk-nepuk tangannya.


ā€œeotte? Sudah merasa lebih baik?ā€ tanya Changjo sinis. Hyo Sun mengangguk-angguk sambil memegangi perutnya.


ā€œngomong-ngomong soal Niel, dia liburan kemana? Ke Inggris lagi?ā€
ā€œanio! Manager hyung melarang kami pergi jauh-jauh. Paling mereka cuma pulang ke rumah dan istirahat. Jadwal kami semakin gilaā€


ā€œjinjjayo? Aku benar-benar merindukan merekaā€
ā€œaku jugaā€
ā€œkalau begitu suruh mereka kesini sajaā€
ā€œhuh? Mereka tidak akan mauā€
ā€œjadi tidak bisa ya?ā€ Hyo Sun menghembuskan napasnya dengan berat, terlihat sangat kecewa. Gadis itu menjilat es krimnya pelan-pelan dengan tatapan kosong ke arah kolam. Changjo mendesah, badannya menyerong kearah gadis itu dan menarik handuk kecil yang mengitar di lehernya, lantas mengeringkan rambut Hyo Sun yang masih setengah basah dengan itu.


Hyo Sun yang bingung memutar kepalanya dan menatap Changjo. ā€œakan kuusahakanā€ ucap pria itu.
ā€œhuh?ā€
ā€œTapi kalau tidak bisaā€¦ā€¦.ā€Changjo menurunkan handuknya dan mendorong es krim yang Hyo Sun pegang sampai menyentuh ujung hidung gadis itu. ā€œjangan menangis ya..ā€


ā€œJONG HYUN!!ā€


**********


Changjo membuka kunci layar ponselnya dan mendesah. Lima menit yang lalu, ia mengirimkan pesan ā€˜bisakah kalian datang ke Chuncheon besok?ā€™ ke lima orang sekaligus. Tapi sampai detik ini, tak ada satupun yang membalas pesannya. Mereka berlima masih hidup kan? Changjo mengetuk-ngetukkan jemarinya di meja sambil berpikir. Apa kutelfon saja ya? Dan di detik berikutnya pria itu sudah menyambar ponselnya dan menelfon Ricky.


ā€œyoboseyoā€
ā€œChanghyunā€
ā€œwae??ā€
ā€œbesok kau bisa ke Chuncheon?ā€
ā€œke rumahmu?ā€
ā€œne.. bisa kan?ā€
ā€œbesok aku dan Niel hyung akan pulang ke Seoulā€
ā€œkau liburan bersama Niel hyung??ā€
ā€œne.. kami memanjat gunung. Keren kan?ā€
ā€œjinjjayo? Kau bisa?ā€
ā€œYA! GEURAEEEEYO! NAN NAMJADAā€ Ricky berteriak di ujung sana.
ā€œAraā€¦. Ara neon namja. Lupakan~ Besok harus bisa yaā€¦. Dari sini kita bisa pulang ke Seoul bersama yang lainā€


ā€œmemangnya ada acara apa?ā€
ā€œkau tidak merindukan Hyo Sun noona? Dia ingin bertemu kalianā€
ā€œjeongmalyo? Noona merindukankuā€
ā€œdia merindukan teen top. Bukan hanya kau!ā€
ā€œya ya ya apapun ituā€¦ besok jam berapa?ā€
ā€œsebelum malam kau harus sudah datang!ā€
ā€œNiel hyung diajak?ā€
ā€œgeuraeyo! Semua member harus ada besokā€
ā€œkau yakin? L.Joe hyung pergi bersama Hyo Jin noona kan? kau tahu mereka kemana?ā€
ā€œHyo Jin noona kuliah. Mereka tak mungkin liburan kemana-manaā€
ā€œkau baru kenal L.Joe hyung kemarin ya?ā€
ā€œhftt! Aku akan menelfonnya. Anyyeongā€


Dalam sekejap, ponsel itu sudah menempel lagi di telinganya. Kali ini yang ditelfon orang yang berbeda. L.Joe.


ā€œhyungā€
ā€œbesok ada apa?ā€ tanya L.Joe langsung.
ā€œkau dimana?ā€
ā€œkutanya besok ada apa?ā€
ā€œHyo Sun noona ingin bertemu kalian berlimaā€
ā€œtapi aku di rumah orang tua Hyo Jinā€
ā€œKalian sebenarnya mau apa sih?ā€
ā€œmianhaeā€¦. mungkin lain kali. Sampaikan saja salamku padanyaā€
ā€œah~ hyung! Tolongā€¦ā€¦.  Aku benar-benar memohon padamu. Kali ini sajaā€
ā€œtapi aku di Chuncheon~ Changjo~yaaaā€
ā€œTapi kanā€¦ā€¦. tunggu! Kau dimana?ā€
ā€œaku di rumah orang tua Hyo Jin. Di Chuncheon. Dan kampung halamanmu di Chuncheon. Jadi bagaimana mungkin akuā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ Tunggu! Kalian sama-sama dari Chuncheon?ā€ Changjo menarik napas dengan sangat berat. Dia sudah bertahun-tahun mengenal Byunghun. Dan dia tahu pria ini bahkan bisa lebih idiot dari orang idiot. Jadi, tak ada gunanya memaki. Lagipulaā€¦ā€¦. Mau sebodoh apapun dia, Byunghun yang idiot tetaplah seorang hyung yang harus dihormati. Changjo menarik napas dalam, ā€œne.. kami sama-sama dari Chuncheon. Aku tak mau tahu besok kau harus ke rumahku!!!ā€


Pria itu mematikan sambungan telfon mereka secara sepihak dan langsung mencari nama Chunji dan C.A.P di kontaknya. Dengan berbagai pertimbangan, Changjo memutuskan untuk menelfon Chunji terlebih dahulu.


ā€œhyungā€
ā€œkenapa besok aku harus ke Chuncheon?ā€ tanya Chunji begitu sambungannya terhubung. Tak bisa lebih sabar sedikit ya? Setidaknya katakan ā€˜haloā€™ dulu!


ā€œkau dimana?ā€
ā€œaku di dormā€
ā€œdorm? Kau tidak pulang??ā€
ā€œaku pulang. Tapi cuma 5 hari, entahlahā€¦. Aku sedang ingin istirahat di dorm sajaā€
ā€œjadi kau sendirian disana?ā€
ā€œani! Minsoo hyung juga tidak pulang. Hei~ kutanya besok kenapa? Kalau tidak penting aku tidak mauā€
ā€œeungā€¦.ā€ Changjo menggaruk dahinya sambil meringis. ā€œAndy hyung tak bilang?ā€ dan Changjo pun memulai aktingnya yang sangat memukau.


ā€œbilang apa?ā€
ā€œTOP Media akan mengadakan barbeque partyā€
ā€œdi Chuncheon?ā€ nada bicara namja di ujung telfonnya terdengar sangat sangsi. Membuat sang pengarang cerita kebingungan. ā€œlangit Chuncheon adalah yang paling indah. Jadinyaā€¦.. yaā€¦ Andy hyung bilang disini sajaā€


ā€œstaf dan 100% juga datang?ā€
ā€œani! Ini khusus teen topā€
ā€œjinjjayo?ā€
ā€œNeā€
ā€œkau yakin tidak sedang berbohong?ā€
ā€œmana mungkin aku bohong pada hyung-ku sendiri?ā€
ā€œkenapa tak ada yang memberitahuku sebelumnya?ā€
ā€œitu gunanya aku disini. Bukankah aku sedang memberitahumu sekarang?ā€
ā€œini benar-benar anehā€ desis Chunji. ā€œkau tak mau datang? Mau kuadukan pada Andy hyung?ā€
ā€œYA! ARAYOOOā€¦ aku mengerti! Besok aku datangā€
ā€œjangan lupa ajak C.A.P hyungā€
ā€œhmmā€
ā€œAnnyeong hyungā€ Changjo mematikan sambungan telfonnya dan ā€œYES!!!ā€ berteriak seolah habis memenangkan lotre. Ohā€¦ tidak! ini bahkan lebih baik dari itu. Semoga besok mereka berlima benar-benar datang. Semoga.


TBC



Makasih buat siapapun yg udah buka stepforyou!! 

Comments

Popular Posts