Another Cinderella Story - Chapter 2
Cast
: Jung Cheonsa
Kris Wu
Park Hayeon
Byun Baekhyun
Park Chanyeol
Genre
: Romance, friendship, family
Rating
: PG 15
Previous story: CHAPTER
1
Suasana kelas terlihat lebih bersemangat begitu Kim
seosangnim membicarakan masalah liburan musim panas nanti. Hari ini memang hari
yang sangat spesial, selain hari ini merupakan waktu pengumpulan makalah, hari
ini juga dimana para murid diberitahu agenda libur panjang yang akan diadakan
oleh kampus. Itu sangat menyenangkan dan tentunya bayangan mengenai hal-hal seru
di Pulau Nami sudah terlintas di benak mereka. Begitupun dengan Baekhyun,
Chanyeol, maupun Cheonsa yang terlihat sibuk membincangkan acara sekolah itu.
ā Aku tidak sabar melihat patung Bae Yong Jun dan Choi Jiwoo
di sana.ā Ujar Baekhyun antusias.
Tidak hanya Baekhyun yang merasa antusias dengan acara tour
musim panas tahun ini, Cheonsa dan Chanyeol pun tak kalah antusias. Jelas-jelas
mereka telah menyusun beberapa rencana
kegiatan yang akan mereka lakukan di tempat cantik itu.
*****
Akhirnya hari yang ditunggupun tiba. Seluruh mahasiswa
Annyang sudah sampai di Pulau Nami dengan perasaan senang dan gembira.Terlihat
dari wajah antusiasnya meski jiwa raganya merasa lelah karena perjalanan yang
cukup panjang. Namun begitu melihat keindahan pulau yang disebut-sebut sebagai
negeri khayalan itu, penat serta lelah yang menyiksa tubuh hilang begitu saja.
Begitu juga dengan Cheonsa yang merasa bosan dan tidak
senang sepanjang perjalanan. Bayangkan saja, selama perjalanan ia duduk di
sebelah Kris. Entah bagaimana hal itu bisa terjadi, tapi sepertinya Kim
seosangnim yang melakukan tindakan tidak terpuji itu.
Cheonsa menghela panjang sebelum merebahkan tubuhnya ke
ranjang. Ia baru saja selesai memberesi barang-barangnya. Ia melirik ranjang
milik Jaekyung yang sudah tertata rapi. Yahā¦walau tidak merasa cukup baik
dengan kenyataan bahwa ia mesti berbagi tempat duduk dengan Kris di bus, tapi
ia harus bersyukur, karena setidaknya ia berada di kamar yang sama dengan
Jaekyung.
*****
Secerah mentari yang bersinar penuh percaya diri menerangi
bumi hari ini, begitulah penampilan Kris hari ini. Ia tampil dengan sejuta
pesona serta senyum indah yang terulas begitu matanya menemukan sesosok gadis
yang terlihat sedang tersenyum ke arahnya. Jantungnya berdebar begitu senyum
indah itu tertangkap matanya. Tanpa ia sadari ia pun tersenyum, membalas si
gadis yang sedang berjalan ke arahnya. Debaran di dadanya semakin tidak bisa
dikendalikan ketika perlahan gadis itu kian mendekat dan melambaikan tangannya.
Itu saat-saat yang amat mendebarkan terlebih saat kakinya
melangkah menuju gadis itu. Namun dunianya seperti dijungkirkan balikkan begitu
ia menyadari bahwa senyum itu, lambaian tangan itu bukan untuk dirinya. Itu
untuk dua orang di belakangnya. Lebih tepatnya Baekhyun dan Chanyeol. Ia merasa
bagai dihempas begitu saja setelah diajak melayang ke negeri kayangan. Ada
secercah rasa aneh yang menyelimuti hatinya saat ia hanya bisa mengamati gadis
itu tertawa riang bersama dua pria humoris yang baru saja melintas di depannya.
Yahā¦ia hanya bisa menelan kenyataan bahwa senyuman Jung
Cheonsa bukan untuknya. Ia hanya orang asing yang terlalu memaksakan diri untuk
masuk ke dalam dunia gadis itu. Astagaā¦kenapa ia jadi melankolis begini?. Kris
menggelengkan kepalanya, berusaha mencari akal sehatnya yang tertimbun oleh
tumpukan rasa mendebarkan yang belakangan ini tidak bisa ia hindari.
Setelah berhasil membuang jauh-jauh pikiran konyolnya, ia
nyaris kehilangan napasnya begitu sosok Hayeon dan dua orang temannya berada di
sampingnya. Ketiga gadis di sampingnya, terutama Hayeon menyambutnya dengan
senyuman lebar.
ā Kris..apa kau tidak keberatan kalau kami menemanimu?ā
tanya Hayeon.
Tentu menolak bukan hal yang baik, jelas ia tidak mau
menimbulkan kesan yang kurang menyenangkan pada gadis yang belakangan ini
selalu mengikutinya. Yahā¦selama berada di penginapan, gadis itu selalu
mengikutinya bahkan gadis itu selalu berada di meja yang sama dengannya entah
itu saat makan pagi, makan siang, dan makan malam.
ā Ohā¦tentu tidak.ā
ā Hayeon-aaā¦sepertinya kalian pergi berdua saja. Aku harus
mengambil kameraku di kamar.ā Ujar Ga Eun, salah seorang teman Hayeon.
ā Ya benar..lagipula aku akan menemani Ga Eun. Lebih baik
kalian pergi duluan.ā Timpal Yeongi.
Kris hanya bisa membiarkan mulutnya menganga tanpa bisa
mengucapkan sesuatu begitu dua orang itu melangkah pergi. Satu-satunya hal yang
harus ia lakukan adalah menerima dengan ikhlas bahwa acara jalan-jalannya hari
ini akan dihabiskan bersama Hayeon, gadis yang tengah tersenyum manis padanya
*****
Yahā¦seperti yang sudah ia ketahui sebelumnya, kini ia
bersama Hayeon dan kedua temannya yang sedang sibuk membidik beberapa objek
pemandangan di sekitarnya. Begitu banyak pemandangan indah yang bisa dilihat di
tempat itu dan nampaknya itu cukup bagus karena setidaknya Hayeon tidak terus
menempelinya. Gadis itu dan kedua temannya sibuk berbincang sambil memuji
keindahan tempatnya berada.
Ribuan pohon berdiri kokoh di kanan dan kirinya, membuat
jalannya seolah memiliki pagar pembatas. Begitu banyak orang yang turun ke
jalan untuk sekedar mengabadikan pemandangan indah tersebut. Itu membuatnya
cukup kerepotan karena sempat bertubrukan dengan beberapa orang. Yahā¦sejak
beberapa menit yang lalu ia memutuskan untuk berjalan sendiri selagi Hayeon
masih berfoto ria di dekat air terjun.
Ia berjalan cukup jauh hingga langkahnya mempertemukan
dirinya dengan seorang gadis yang tengah berdiri di depan patung replika dua
pemain utama drama Winter Sonata. Gadis itu terlihat tengah meneliti patung di
depannya, perhatiannya seolah hanya berpusat pada benda itu.
Kris memantapkan langkahnya menuju gadis itu. Ia memutuskan
untuk menghampiri gadis itu, ia ingin mengamati gadis itu dari jarak yang lebih
dekat. Ia ingin berdiri di sebelah gadis itu, Jung Cheonsa.
ā Kalau dilihat-lihat patung ini tidak terlalu mirip dengan
Bae Yongjun ataupun Choi Jiwoo, ya kan Baekhā¦.Kris?ā
Cheonsa berjengit kaget begitu mendapati Kris di sampingnya.
Bukankah seharusnya Baekhyun yang berada di sebelahnya?. Ia mengedarkan
pandangannya, mencari sosok Baekhyun, Chanyeol dan Jaekyung. Ia tidak melihat
siapapun kecuali orang-orang yang silih berganti melintas di hadapannya. Kemana
mereka semua?.
ā Kelihatannya kau sangat senang melihat patung ini.ā
komentar Kris.
Cheonsa mencoba untuk mengabaikan kekhawatirannya pada tiga
orang temannya yang tiba-tiba menghilang. Ia menatap Kris, menatap pria yang
tengah tersenyum jahil ke arahnya.
ā Tidak juga. Aku bahkan bukan penggemar drama romantis
mereka.ā ia kembali menatap patung di depannya.
ā Kalau begitu kenapa kau terus memperhatikannya seolah ingin membawanya pulang?ā
ā Bukan begitu. Aku hanya sedang memperhatikan saja. Aku
hanya ingin memastikan kalau patung ini benar-benar mirip dengan Bae Youngjun
dan Choi Jiwoo yang asli.ā Sergah Cheonsa.
Kris terkekeh pelan. Entah kenapa ia merasa tergelitik
melihat gurat kekesalan di wajah Cheonsa begitu membantahnya. Bolehkah ia
bilang kalau gadis itu terlihat sangat lucu?.
ā Ternyata tidak mirip!ā ucap Cheonsa sambil menggeleng
kecewa begitu menatap dua patung manusia di hadapannya.
ā Kau tahu, kau kelihatan seperti seorang penggemar yang
kecewa karena patung idolanya tidak mirip dengan sosok aslinya.ā Cetus Kris.
Cheonsa langsung mengalihkan pandangannya. Apa? Apa yang pria itu katakan? Cihhā¦ia bahkan
tidak pernah tertarik untuk menonton drama itu sekalipun Baekhyun memaksanya.
Kenapa sekarang pria itu justru menuduhnya seolah ia penggemar berat drama
paling menggemparkan negaranya itu?.
ā Heiā¦aku bukan penggemar mereka!ā kesalnya sambil menatap
galak ke arah Kris.
ā Kalau iyapun tidak masalah.ā
Cheonsa merasa semakin kesal, terlebih saat Kris
memperlihatkan seringaian di wajahnya. Pria itu terlihat seperti meragukan pernyataannya.
ā Lebih baik kau pergi! Menyebalkan!ā
ā Baiklahā¦aku tidak akan mengungkit hal itu lagi.ā Rajuk
Kris.
Pria itu mencoba untuk berhenti menggoda gadis di
sebelahnya. Kris berusaha agar gadis itu tidak memaksanya pergi dan meninggalkannya
sendirian. Memang konyol. Mereka bertengkar hanya karena hal sesepele itu. Tapi
tahukah kalian kalau Kris merasa sangat bahagia bisa berdebat dengan Cheonsa?.
Itu hal yang sangat menyenangkan, dimana ia bisa melihat ekspresi kesal Cheonsa,
bagaimana gadis itu menatapnya dengan sebal, bagaimana gadis itu mendenguskan
napasnya, bagaimana cara gadis itu melipat kedua tangannya. Ia melihat banyak
hal yang tidak pernah ia lihat sebelumnya dari seorang Jung Cheonsa.
ā Jadiā¦sejak kapan kau menyukai mereka?ā
ā Kris!ā
ā Akhh!ā
Kris meringis sambil memegangi lengannya yang baru saja
mendapat pukulan Cheonsa. Satu hal lagi yang ia temukan hari ini. Ia baru saja
menemukan fakta bahwa Jung Cheonsa sangat menyeramkan saat sedang marah. Ia
benar-benar tidak menyangka kalau gadis itu memiliki kemampuan memukul yang
sangat baik.
ā Kau tidak perlu memukulku!ā
ā Habisnya kau terus menuduhkuā¦ā
Ekspresi Cheonsa berubah drastis begitu Hayeon muncul dari
belakang Kris. Gadis itu langsung membungkam mulutnya, menahan protesnya pada
Kris. Ia kembali bersikap kaku, ia kembali bersikap dingin. Kris menyadari
perubahan Cheonsa dan ia cukup heran dengan gadis itu, namun begitu menemukan
Hayeon yang kini berdiri di sebelahnya ia tidak lagi heran.
ā Heiā¦.kalian berada di sini?ā suara riang Hayeon tidak
serta merta mencairkan sikap Cheonsa. Nyatanya kehadiran Hayeon di sana justru
membuat Cheonsa kembali menutup dirinya.
ā Yaā¦tadi aku melihatnya di sini, makanya aku
menghampirinya.ā jawab Kris sambil mengulas senyum singkat.
Hayeon membalas senyum Kris. Ia senang bisa menemukan Kris
setelah cukup lama dibuat pusing karena pria itu menghilang. Memang itu
salahnya karena ia terlalu sibuk berfoto dan ia bisa menjamin hal seperti ini
tidak akan terjadi lagi. Ia tidak akan membiarkan Kris pergi lagi, terlebih
pergi bersama Cheonsa.
Ia menatap Cheonsa dengan penuh penilaian. Ia menatap
saudari tirinya dari ujung kaki hingga ujung rambut. ā Aku tidak menyangka
kalau kau juga penggemarā¦..ā
ā Tidakā¦aku masih bukan penggemar mereka. Aku hanya tertarik
untuk melihatnya.ā Selak Cheonsa.
ā Ahā¦baiklah. Sepertinya aku harus duluan.āUjar Cheonsa
sebelum beranjak dari tempatnya.
ā Kau bisa bersama kami, lagipula teman-temanmu tidak
terlihat di sekitar sini.ā Cegah Kris.
Untuk segala rasa iri dan cemburunya, Hayeon bersumpah tidak
akan membiarkan Cheonsa berada diantara dirinya dan Kris. Tapi ia cukup cerdas
untuk merencanakan hal lainnya. Tentu bukan menolak kehadiran Cheonsa.
ā Benar Cheonsa..lebih baik kau bersamaku dan Kris.ā
Timpalnya.
Ia dipanggil Hayeon bukan tanpa sebab. Tidak percuma ia
lahir dari rahim wanita bernama Lee Mija kalau tidak mewarisi kecerdasan ibunya
itu. Ia akui ia memang tidak secerdas Cheonsa, tapi ia bisa memastikan kalau ia
bisa mengalahkan Cheonsa tanpa harus menjadi secerdas gadis itu.
ā Tidak, terimakasihā¦aku harus mencari Jaekyung. Aku
duluan.ā
Tidak ada yang bisa mencegah keputusan Cheonsa, begitu juga
dengan Kris yang hanya bisa membiarkan gadis itu pergi. Ia hanya bisa mengamati
gadis yang mulai menjauh untuk mengejar temannya, Jaekyung. Ia hanya bisa
memastikan kalau Cheonsa tidak terjatuh atau menginjak sesuatu yang membuatnya
terluka.
*****
Akhirnya ia kembali ke penginapan. Akhirnya acara
jalan-jalannya selesai dan akhirnya ia bisa melepaskan diri dari Hayeon. Kris
sudah tidak sabar untuk bertemu Cheonsa kembali, tapi sepertinya ia harus
membersihkan tubuhnya dulu sebelum menemui gadis itu. Ia berjalan cepat
memasuki area penginapan, berharap ia bisa segera sampai di kamarnya.
Namun sesampainya di lantai dasar penginapan, terlihat
sekumpulan orang yang tengah mengerubung serius. Beberapa diantaranya kelihatan
panik dan khawatir. Pemandangan itu langsung menarik perhatian Kris, menyeret
pria itu untuk menghampiri orang-orang yang tengah bergerak gelisah di dekat
meja resepsionis.
Terlihat wajah-wajah yang tak asing untuknya, seperti
Baekhyun, Chanyeol dan Jaekyung. Tapiā¦dimana Cheonsa?.
ā Ada apa ini?ā tanyanya mengintrupsi keresahan semua orang
yang tengah berpikir mencari jalan terbaik.
ā Cheonsa belum kembali.ā Jawab Baekhyun pelan. Pria itu
menundukkan kepalanya, mencoba untuk menenangkan pikirannya yang kalut.
ā Bagaimana bisa? Bukankah tadi dia bersamamu?ā
Perasaannya mendadak resah dan gelisah. Ia bertemu dengan
Cheonsa beberapa waktu yang lalu dan sekarang ia mendapat kabar gadis itu
menghilang.
ā Iyaā¦tapi kami terpisah saatā¦ā
ā Apa kau sudah mencoba untuk menghubunginya?ā selak Kris
panik. Pria itu terlihat begitu menyeramkan.
ā Aku sudah berulang kali menghubunginya tapi tidak
diangkat.ā Jawab Jaekyung.
Kini Kris merasa benar-benar tidak bisa mengendalikan
kepanikannya.Gadis itu menghilang.Ia mendengus pelan begitu tangannya mengacak
rambutnya dengan kacau.
ā Baiklahā¦kalian tetap di sini, aku akan mencarinya. Jika ia
sudah kembali, hubungi aku.ā ujar Kris cepat. Ia langsung berlari meninggalkan
area penginapan.
*****
Kris masih kalang kabut mencari Cheonsa yang hingga kini
belum kembali. Belum ada kabar dari Baekhyun ataupun Chanyeol. Ia pun tidak
tahu harus mencari kemana lagi. Ia sudah mencari Cheonsa di kawasan air terjun,
ia bahkan sudah mencarinya di tempat patung pemeran winter sonata.
Hatinya tidak bisa tenang. Akal sehatnya tidak mampu
berpikir jernih untuk mencegah pikiran-pikiran bodoh yang kini memenuhi
kepalanya. Semuanya terlanjur kacau hingga ia tidak bisa mengendalikan dirinya
sendiri. Bahkan tangannya mendingin. Ia benar-benar tidak tahu jika sampai ia
tidak bisa menemukan Cheonsa.
Kakinya mulai lelah, energinya mulai habis seiring dengan
sinar matahari yang mulai memudar. Kris menarik napas, sebelum mulai berlari
kembali. Ia benar-benar tidak bisa memaafkan dirinya sendiri jika sampai ia
tidak berhasil menemukan Cheonsa. Ia harus menemukan gadis itu.
Jalan panjang telah ia lalui, deretan pohon tinggi yang
berjejer rapi di tepi badan jalan masih setia menemani pencariannya. Ia nyaris
kehilangan asanya, ia hampir saja kehilangan kekuatannya jika saja sesosok
gadis yang tengah berdiri sendiri di dekat pohon besar di depan sana tidak
terlihat. Tanpa membuang waktunya Kris langsung berlari menghampiri gadis yang
sedang menundukkan kepalanya.
ā Cheonsaā¦ā desis Kris.
Pria itu langsung merengkuh tubuh di depannya. Kris langsung
mendekap erat Cheonsa yang terlihat kebingungan dengan tingkahnya. Ia menghela
lega. Akhirnya ia menemukan Cheonsa, akhirnya ia menemukan pemilik sebagian
hatinya.
Kris masih memeluk Cheonsa, ia mendekap gadis itu dengan
sangat erat. Tangan kanannya melingkar kokoh di pinggang gadis itu sedangkan
tangan kirinya terus bergerak membelai kepala Cheonsa.
ā Krisā¦.kenapa kau masih di sini?ā tanya Cheonsa.
Kris meregangkan dekapannya.ā Kau pikir untuk apa aku masih
di sini? Aku mencarimu bodoh!ā jawab Kris kesal.
Rasa kesal dan jengkel memenuhi hatinya ketika pertanyaan
itu terlontar ringan dari mulut Cheonsa. Apakah gadis itu tidak bisa melihat
ketakutan yang tergambar jelas di wajahnya? Apa belum cukup jelas
kekhawatirannya manakala sepasang tangannya merengkuh tubuh itu?. Kris menatap
jengkel dan ia tidak bisa mencegah hal itu.
ā Seharusnya kau tidak pergi sendiri! Seharusnya tadi kau
ikut aku!ā
ā Krisā¦ā Cheonsa mengintrupsi. Gadis itu berusaha mengusir
kekacauan yang membelenggu pikiran dan hati Kris. Ia tahu apa yang pria itu
rasakan , tapi ia tidak ingin pria itu berteriak seperti saat ini.
ā Kau sudah menemukanku, itu yang terpenting sekarang.ā
ujarnya pelan.
ā Baiklahā¦ā Kris menghirup udara sebanyak-banyaknya, menarik
napasnya dengan amat dalam hingga ia mampu menghembuskan seluruh kekhawatirannya
dalam hembusan napasnya.
ā Oh yaā¦kenapa kau tidak menjawab panggilan Jaekyung?ā
ā Kalau aku tidak lupa membawa ponsel pasti aku sudah
menjawabnya.ā
Lagi-lagi Kris dibuat terperangah dengan jawaban gadis itu.
Lagi-lagi gadis itu sukses membuatnya mengelus dada karena jawaban ajaib yang
nyaris membuatnya berteriak kesal.
ā Ya tuhan.ā Kris kembali memeluk Cheonsa. Merengkuh gadis
itu, membawa gadis itu ke dalam pelukannya. Ia tidak pernah tahu kalau posisi
ini terasa sangat nyaman. Ia tidak pernah tahu kalau dengan memeluk seseorang
bisa membuat hatinya tenang. Dan memang perasaan yang sebelumnya gundah kini
terasa lebih ringan, hilang begitu ia menenggelamkan wajahnya diantara helaian
rambut panjang Cheonsa.
ā Semua orang mengkhawatirkanmu. Apa kau tidak tahu?
Tanganku bahkan mendingin saat ku pikir aku tidak bisa menemukanmu.āRacau Kris
begitu saja. Pria itu hanya mengungkapkan apa yang terlintas di benaknya dan
rasanya bukan hal yang berlebihan jika ia ingin Cheonsa mengetahui sebesar apa
ketakutannya saat gadis itu menghilang.
ā Krisā¦aku tidak bisa bernapas.ā
Kris segera menjauhkan tubuhnya. Ia membiarkan gadis itu
menghirup udara sebanyak-banyaknya dan memberikan kesempatan pada dirinya
sendiri untuk terus mengamati wajah cantik di depannya. Ia tak mengucapkan
apapun, ia tak lagi meracau panjang seperti yang tadi ia lakukan dan itu
membuat Cheonsa sedikit rikuh. Kris terus menatapnya tapi tidak mengatakan
apapun.
ā Ehmm..bagaimana kalau kita berkeliling sebelum kembali ke
penginapan?ā
*****
Mereka masih berjalan menapaki hamparan aspal yang tak
jarang dipenuhi dengan beberapa helaian daun kering dari pohon-pohon besar yang
berjejer di sepanjang jalan. Kalau ditanya hal istimewa apa yang sedang
dilakukan kedua orang itu saat ini, jawabannya pasti sangat sederhana. Mereka
hanya menyusuri jalan tanpa tahu tujuan sebenarnya, mereka hanya berjalan
menikmati waktu yang terus berganti. Itu menyenangkan. Setidaknya hal
sesederhana itu mampu menyatukan keduanya yang masih beriringan di bawah cahaya
senja yang indah.
ā Aku pernah ke sini.ā Ujar Cheonsa memulai cerita barunya.
Sepanjang perjalanan gadis itu terus bercerita, memaparkan
segala sesuatu yang tengah melintas di pikirannya. Sebelumnya ia baru saja
selesai menceritakan petualangan singkatnya saat tersesat beberapa waktu yang
lalu dan kini ia kembali bersuara, kembali mengungkap kisahnya. Itu hal yang
sangat baik untuk Kris. Jujur saja pria itu itu tidak pernah menyangka jika
Cheonsa akan terus bersuara.
ā Aku pernah ke sini saat usiaku sembilan tahun kalau tidak
salah. Waktu itu eomma masih hidupā¦ā Tatapan mata Cheonsa meneduh. Gadis itu menatap
lurus ke depan, seolah tengah mencoba memunculkan gambaran masa kecilnya.
ā Aku, eomma dan appaā¦kami semua berjalan di tempat seperti
ini. Jalan panjang yang ditumbuhi pohon-pohon besar. Aku masih
mengingatnyaā¦walau tidak terlalu.āCheonsa menolehkan kepalanya ke samping,
tepat pada Kris yang baru saja memutar kepalanya.
Cheonsa mengulas senyumnya kemudian menghela ringan. Gadis
itu menghentakkan kakinya sebelum memulai langkah-langkah semangat ke arah
depan. Sepertinya menghabiskan waktu dengan berbagi kisah lamanya pada Kris
membuatnya sedikit lebih nyaman. Ia merasa beberapa beban yang menumpuk dalam
hatinya terlepas.
ā Kau tahu, ini pertama kalinya aku datang ke tempat ini.ā
ucap Kris begitu menyamai langkah Cheonsa.
Tatapannya masih tertuju pada Cheonsa yang masih menatapnya
penasaran.ā Apa kau mau jadi pemandu-ku?ā pertanyaan Kris itu bagai lelucon
hebat yang mampu membuat Cheonsa meringis hingga suara tawa kecilnya terdengar.
Kris menatap bingung. Tentu ia heran dengan perubahan sikap
Cheonsa. Biasanya ia harus memutar otaknya dulu untuk membuat gadis itu
tertawa, tapi sekarang gadis itu justru tertawa karena pertanyaannya yang
bahkan tidak lucu.
ā Kau mau aku menjadi pemandu-mu? Membawamu berkeliling,
menunjukkan tempat-tempat indah, dan memberi penjelasan kisah sejarah pada tiap
tempat yang kau datangi? Kau ingin aku melakukan semua itu?ā Cheonsa terlihat
terkekeh senang. Pandangannya beralih ke sana kemari dan akhirnya kembali
menatap Kris yang masih diam kebingungan.
ā Ayolahā¦apa itu lucu?ā tanya Kris.
ā Tentu lucu! Kau menyuruh orang yang paling berpotensi
membuatmu tersesat untuk menjadi pemandu-mu! Kalau aku ingat jalan-jalan di
sini pasti aku sudah kembali ke penginapan dari tadi!ā Kekeh Cheonsa. Ia
menatap Kris sekilas sebelum beranjak sambil menggelengkan kepalanya.
Tak bisa ia pungkiri jika saat ini ia merasa bahagia dan
entah kenapa ada sesuatu dalam dadanya yang bergejolak tak menentu. Itu aneh
tapi ia menyukai sensasi yang ia rasakan tiap kali gejolak itu datang. Lagi-lagi
ia tersenyum. Astagaā¦tidak seharusnya ia terus bersikap seidiot ini. Tidak
seharusnya ia terus tersenyum dan membiarkan sesuatu dalam hatinya melahap
kewarasannya. Ia menggelengkan kepalanya. Sejenak kakinya berhenti,
membiarkannya tetap berdiri di tempatnya dan mengamati tempat sekitarnya.
Dunia kelabunya seakan terganti dengan dunia penuh warna
yang membuatnya jauh lebih bernyawa. Semua yang ada di depan matanya saat ini
benar-benar indah. Ia berdiri tepat di depan sebuah danau yang dijaga oleh
pohon besar berdahan banyak. Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling,
pohon-pohon besar serta beberapa bunga terlihat tumbuh di lahan tempatnya
berdiri. Selain itu ia juga bisa melihat beberapa orang tengah mengabadikan
keindahan tempat itu. Senyumnya kembali mengembang begitu sinar senja yang
jatuh ke tanah membuat dedaunan kering yang berserakan seolah berwarna emas.
Segalanya menjadi keemasan bahkan menjadi begitu menenangkan.
Ia memutar tubuhnya, berbalik ke belakang. ā Kris bisakah
kau mengambil gambarku? Kau bawa ponsel kan?ā Kris hanya mengangguk dan
membiarkan Cheonsa menuntunnya, mengarahkan dirinya. Pria itu hanya melakukan
apapun yang Cheonsa inginkan dari mulai dimana ia harus berdiri, kapan ia bisa
mengambil gambar, hingga akhirnya gadis itu memanggilnya untuk mendekat.
ā Bagaimana kalau kita foto bersama?ā Kris nyaris melompat
kegirangan begitu tawaran itu terlontar, terngiang bagai bisikan surga yang
membuatnya melayang dalam kebahagiaan. Namun untungnya ia cukup baik dalam
mengendalikan reaksinya, ia mengangguk singkat dan membiarkan kakinya yang
memutuskan.
Ia merapat pada Cheonsa, walau cukup khawatir jika nantinya
gadis itu akan menjauh. Tapi alih-alih menjauh, gadis itu justru berdiri kikuk
di sebelahnya. Menundukkan kepalanya, membiarkan matanya menatap dedaunan yang
menyelimuti aspal.
ā Kau sudah siap?ā
Cheonsa mengangguk canggung. Ia mulai menyesuaikan dirinya,
mulai berpose senyaman mungkin. Berpose di samping Kris ternyata bukan hal yang
mudah.
ā Hana, dul, set!ā seru Kris sebelum menjepret gambar
keduanya. Ia tersenyum menawan sedangkan Cheonsa sedikit memiringkan kepalanya
dan tersenyum sambil membentuk v-sign.
ā Coba aku lihat!ā Cheonsa melongok layar ponsel Kris.
Memperhatikan gambar dirinya hingga gambar dirinya dengan Kris. Ia menegaskan
penglihatannya.
ā Kau terlihat bahagia. Aku jarang melihatmu tersenyum.ā
Komentarnya yang membuat Kris menoleh bingung dengan menampilkan ekspresi tidak
setuju.
Cheonsa masih menatap layar ponselnya, gadis itu terlihat
masih sibuk meneliti wajahnya dalam foto tersebut. Bahkan Cheonsa memperbesar
wajahnya.
ā Aku sering tersenyum dan aku selalu tersenyum saat menyapa
orang-orang.ā Tanggapnya yang membuat Cheonsa mengalihkan pandangannya.
Cheonsa menatapnya sambil mengerucutkan bibirnya, gadis itu
hanya mengangguk namun terlihat tidak setuju.
ā Kau memang sering tersenyum, tapi kau jarang tersenyum
karena merasa bahagia. Senyummu itu hanya untuk basa-basi.ā
Gadis itu kembali menatapnya kemudian menatap layar
ponselnya.Ia terkekeh pelan dengan kesimpulan yang Cheonsa buat. Hei..darimana
gadis itu tahu?.
ā Bagaimana bisa kau tahu? Hanya asal menebak?ā tanyanya. Ia
menatap intens Cheonsa yang baru saja menoleh padanya. Ia menatap tepat pada
kedua mata Cheonsa yang mengerjap pelan, ia bersumpah jika jantungnya berdetak
ratusan kali lebih cepat dari biasanya dan itu karena gadis di depannya. Ini
baru pertama kalinya ia bisa menatap jauh ke dalam sepasang mata yang biasa
mendelik sinis kepadanya, ini baru pertama kalinya ia merasa terseret dalam
arus tak berujung dalam bola mata hitam milik Cheonsa.
ā Itu terlihat dari matamu Tuan Besar!ā
Ia tersenyum kecil entah kenapa Cheonsa terdengar jauh lebih
menyenangkan saat ini. Gadis itu tidak seburuk yang ia kira, justru lebih baik
dari yang ia kira.
ā Biasanya kau terlihat kosong dan kaku, tapi di foto ini
kau terlihat seperti burung yang baru saja lepas dari sangkar emasnya. Kau
seperti menemukan sesuatu yang selama ini tak pernah kau temukanā¦ā Cheonsa
berhenti, ia tercekat begitu menyadari jika kian lama Kris menatapnya semakin
dalam dan itu membuat aliran darahnya berdesir tidak karuan.
Bibirnya gemetar dan sekujur tubuhnya pun begitu. Ia
menghembuskan nafasnya perlahan. āā¦Apa aku salah bicara?ā desisnya pelan.
Kris menggelengkan kepalanya. Pria itu terus diam dan
membiarkan matanya menelusuri isi pikiran Cheonsa yang tersimpan dalam iris
hitam di depannya.
ā Apa sekarang kau bisa melihat apa yang sedang ku rasakan?ā
tanyanya. Kris masih menatap lurus kedua mata Cheonsa, bahkan pria itu bagai
terlarut dalam dunia yang tersimpan dalam iris hitam itu.
Kini dunia bagai hanya bersisa beberapa jengkal hingga Kris
terus merapat ke arah Cheonsa. Ia terus mendekat hingga tubuh keduanya
berhadapan tanpa jarak. Kris dapat merasakan hangatnya napas Cheonsa yang
menerpa wajahnya. Ia bahkan bisa menebak apa yang sedang gadis itu rasakan,
kini ia bisa membaca gadis itu seolah Cheonsa adalah sebuah buku yang dibiarkan
terbuka.
ā Cheonsaā¦apa kau bisa menemukan seorang gadis di mataku?ā
suara Kris bagai hembusan angin yang membelai kulit lehernya. Cheonsa tidak
bisa bergerak, sistem sarafnya lumpuh, ia hanya bisa terus menatap Kris.
Menatap pantulan dirinya dalam lautan hitam di bola mata Kris, ia menemukan
sesosok gadis yang tak lain adalah dirinya sendiri.
Ia hampir lupa cara bernapas begitu ia menyadari jika Kris
terus mendekatkan wajahnya. Ia tahu apa yang harus ia lakukan, namun jiwanya
terlanjur terikat oleh tatapan itu. Ia tidak bisa memundurkan wajahnya atau
mungkin melangkah pergi dari sana. Ia bagai terhipnotis seolah mata Kris
memiliki mantra yang membuatnya tak bisa berkutik. Ia masih tak bisa berkutik
dan membiarkan pria itu terus mendekat. Cheonsa menarik napas panjang, dadanya
sesak karena nyatanya jantungnya berdebar semakin gila begitu Kris hanya
berjarak beberapa senti dari dirinya. Ini gilaā¦namun apa daya? Ia hanya bisa
memejamkan kedua matanya begitu hembusan napas Kris mengelus wajahnya. Ia yakin
Kris benar-benar berada di depannya, ia bisa merasakan keberadaan pria itu
dengan amat jelas. Ia bahkan bisa merasakan hembusan napas di depan bibirnya. ā
Itu kau..ā
Begitu penyatuan itu nyaris terjadi akal sehatnya kembali,
logikanya datang menyadarkan dirinya yang tenggelam dalam sensasi aneh dalam
hatinya.Ia membuka matanya cepat dan mendorong Kris pelan.
ā Ini sudah sore..kita harus kembali ke penginapan.ā Ujar
Cheonsa sambil menggeleng. Ia tidak berani menatap Kris, ia hanya membiarkan
pandangannya jatuh ke bawah. Ia melangkah pelan sambil terus menggelengkan
kepala. Ia tidak boleh seperti ini.
Namun belum sempat ia mengambil langkah selanjutnya,
tubuhnya diputar balik secara paksa hingga detik berikutnya ia tidak bisa
berpikir jernih. Ia tidak memiliki kesempatan lain selain memejamkan matanya
begitu sentuhan lembut dan hangat menyapu permukaan bibirnya. Napasnya tercekat
dan kemudian berhembus payah ketika bibir Kris bergerak pelan melumat bibir
bawahnya.
TBC
Cutā¦ā¦sorry lagi seru-serunya aku potong!!! *sorry juga karena udah
ganggu khayalan tingkat akut kalian*. Oke aku balik lagi!!! Seneng gak????? Okeā¦pasti
pada bosen bgt nemuin ff gak danta dari aku nongol terus, tpi yahā¦mau gak mau
harus gitu. Aku lagi baik banget ini, jadi mumpung aku lagi baik nikmatin ajaā¦
Wellā¦brhubung aku lagi gak byk yg harus diomongin, jadi cuap-cuap kali
ini sampai segini aja dehā¦ byeeā¦ā¦.
See You,
GSB
aku seneng banget kalo baca part cheonsa sama kris, sikap mereka berdua alami..tambah seru..
ReplyDeleteyah...mereka sealami kulit wanita jepang..*apaan sih ini?* #abaikan#
Deletethanks...komennya