Black Pearl

Storyline by Hana (GIGS' Hoobae) & Art by Kim Dhira



Cast :

Kris Wu

Kim Jong In

Huang Zi Tao

Do Kyungsoo

Byun Baekhyun

Kim Jong Dae

Oh Sehun

Xi Luhan


Genre : Fantasy








B   L   A   C   K      P   E   A   R   L







Pria berparas tegas itu melangkahkan kakinya memasuki sebuah ruangan besar. Ruangan dengan pilar emas dan dominasi berlian, sarat akan kemewahan dan kesombongan. Pria itu bernama Kim Jongin, yang hanya ingin disebut dengan panggilan Kai. Disana sudah menunggu seorang pria dengan mahkota besar dan tanduk di kepalanya.


“Kim Jongin putra ku.” Pria terhormat di negeri itu, raja dari segala iblis, sang Lucifer, membalikan tubuhnya menatap sang anak.


“Aku memiliki tugas untukmu. Jika kau berhasil melakukannya, seluruh kekuasaan ini akan ku berikan kepada mu. Tetapi jika tidak, maka ku berikan negeri ini untuk kakakmu.”.



------------



Jalan besar yang berlapiskan berlian, bangunan-bangunan tinggi nan mewah, menambah kesan angkuh bagi neraka. Kai, sang putra Lucifer, berjalan dengan cukup tergesa tanpa memperdulikan salam hormat dari rakyat neraka kepadanya. Tatapan tajam dengan seringai menyeramkan di bibirnya. Selanjutnya, Kai sudah menghilang.


Kai menapakkan kakinya di bumi. Angin berhembus dengan kencang menerbangkan helai rambutnya yang tebal tanpa tanduk. Kai menajamkan pengelihatannya. Menemukan dua iblis yang menunggunya di bawah pohon tua. Kai menuju bukit di sana.


“Hai Kai!”


“Hng.” Hanya itu yang dilontarkan Kai sebagai jawaban.


“Seperti ada sesuatu yang penting?” Seorang pria yang berambut pirang merangkul pundak Kai. Namanya Kris dengan pria berambut hitam yang bernama Tao, merupakan Lucifer di negerinya dan juga teman Kai.


“Kalian ingat tentang Black Pearl? Ayahku memerintah untuk mendapatkannya, sebagai janji bahwa aku yang akan menggantikannya. Aku tidak ingin jika kakak yang mendapatkannya lebih dulu. Jadi aku butuh bantuan kalian sebelum gerhana bulan selanjutnya.”



------------



Malam dengan langit dihiasi bulan tanpa adanya bintang. Daun-daun bergerak dengan gusar, menandakan penghuni hutan rindang ini akan muncul. Tiga serigala putih menampakan dirinya. Tak lama mereka merubah wujud masing-masing, menjadi pria berpakaian putih lengkap dengan mata biru yang indah.


Di hutan itu hanya tinggal mereka para Werewolf. Luhan, Baekhyun, dan Sehun. Mereka mendudukan dirinya diatas batu. Menatap laut lepas yang luas di depan. Angin berhembus lembut membelai mereka. Hanya suara ombak yang berbenturan dengan karang yang menemani keheningan.


“Tak lama lagi gerhana bulan bukan?” Luhan memulai percakapan dan tersenyum kecil.


“Dan kita belum menemukan batu itu.” Sehun memejamkan matanya.


“Aku tak ingin mengecewakan pemimpin! Bagaimanapun kita harus mendapatkannya!” Baekhyun menatap kedua saudaranya kesal.


Seekor merpati terbang dan hinggap di pundak Baekhyun. Baekhyun membelai burung itu dengan lembut. Namun tak lama dia merasakan sesuatu, ada yang ganjil dengan merpati tersebut. Semakin lama Baekhyun merasa pundaknya bertambah berat. Merpati tersebut pun mulai mengeluarkan sinarnya.


“Akh!” Baekhyun meringis singkat begitu merpati tersebut semakin memancarkan sinarnya, mengakibatkan mereka para Werewolf harus menahan mata mereka sebelum benar-benar buta.


Di hadapan mereka muncul sesosok lelaki dengan tubuhnya yang bersinar terang. Dia melemparkan senyum hangat sebagai salam kenal bagi para Werewolf. “Aku Chen, Demigod yang diutus oleh sang bijak untuk kalian.”


“Aku Luhan, dia Sehun, dan disana yang tengah kesakitan Baekhyun.” Luhan membalas senyum tersebut dengan pandangan heran.


“Baiklah aku langsung saja. Kalian pasti tahu Demigod? Jadi, sang bijak mengutusku untuk memberikan kalian sebuah petunjuk. Batu Black Pearl yang kalian cari ada pada seorang manusia. Tapi tidak seutuhnya manusia. Dia adalah putra dari pemimpin kalian.”



------------



Siang yang hangat di musim panas. Kai bersama Kris dan Tao membelah kota. Pandangan mereka mencari-cari Black Pearl tersebut. Mereka memasuki toko perhiasan. Menanyakan apakah ada Black Pearl. Pemilik toko akan mengatakan ada, lalu menunjukan beberapa Black Pearl yang mereka miliki. Namun semua itu bukanlah Black Pearl yang Kai cari.


Kata-kata ‘Dunia ini luas’ bukanlah hal sulit bagi para Lucifer seperti mereka. Mereka para Lucifer mampu membuat kronologi apapun untuk merusak dunia. Bisa saja Kai dengan kedua temannya membunuh manusia-manusia tak berdosa dan mencari Black Pearl tersebut dengan bantuan penyihir hebat di nereka.


Namun ini persaingan. Persaingan antara kedua putra Lucifer untuk memperebutkan tahta dan kekuasaan. Neraka memang penuh dengan persaingan kotor, kekuasaan, kemewahan, dan kesombongan. Kai haus akan segala kepemilikannya dan ia ingin lebih dari sekarang. Ia ingin menjadi raja dari segala iblis seperti ayahnya yang disegani oleh para rakyat neraka.

Namun mampukah Kai melawan peraturan yang dibuat oleh ayahnya? Untuk menjadi raja Lucifer, Kai harus melakukan persaingan ini dengan cara bersih. Memang neraka penuh dengan hal-hal kotor, namun menjadi pemimpin haruslah memiliki kejujuran.


Sekalipun Lucifer adalah iblis tertinggi, tak ada yang mampu menyaingi sang Lucifer, namun tetap tak ada yang dapat melawan sang bijak. Tetapi dunia semakin tua, dunia semakin rusak. Para iblis ingin bebas, mereka ingin melakukan apapun tanpa batas. Mereka ingin dunia semakin hancur. Dan Kai salah satunya.


“Kata ibuku, Black Pearl ada ditangan Werewolf?” Tao menerima kola yang diberikan oleh Kris, dia berbaring dan menatap langit.


“Ayah tak mengatakan tentang itu.” Kai meneguk kolanya.


“Kai, ku peringati kau. Black Pearl bukanlah batu biasa. Kau harus berhati-hati karena itu dapat menghancurkan mu juga.” Kris menepuk pundak Kai lalu menatap jalan raya di bawah mereka.


“Aku tahu itu.”


“Jika Black Pearl dihancurkan dengan darah Lucifer, akan sangat mudah bagi para iblis merusak dunia ini. Namun jika batu itu dihancurkan lebih dulu oleh para Werewolf sebelum gerhana bulan, maka para iblis termasuk para Lucifer akan semakin melemah dan mungkin satu persatu akan musnah.”


Kai terdiam. Dia menurunkan kembali kaleng kolanya, lalu menatap dalam pada Kris.



------------



“Dimana kita harus menemukan putra dari pemimpin?” Sehun mendesah kesal dan mengacak rambut cokelatnya.


Sehun memilih duduk disalah satu kursi taman. Kedua saudaranya mau tak mau harus menuruti kemauannya. Mereka menatap jalan raya dan para manusia bumi yang hilir mudik, siapa tahu dapat menemukan putra dari pemimpin mereka.


“Pasti anak itu bermarga Do, karena pemimpin bermarga Do.” Ucap Luhan.


“Hei! Tidakkah kalian merasakan sesuatu? Jantungku tiba-tiba berdetak cepat sekali.” Ujar Baekhyun seraya menyentuh dada kirinya.


“Ku rasa begitu.”


Mereka menyentuh jantung, dan merasakan detaknya yang semakin cepat. Mata biru mereka sedikit mengeluarkan cahaya. Dan tubuh mereka terasa menguat.


“Sepertinya batu itu tak jauh dari sini.” Sehun bangkit dan berlari mengikuti bagaimana tempo detak jantungnya yang semakin cepat.


Di persimpangan, sebuah rumah dipenuhi oleh manusia. Mereka merasa jika tempo detaknya sudah kembali normal. Banyak manusia yang menggunakan pakaian hitam dengan wajah yang muram. Sepertinya tengah diadakan upacara pemakaman.


Mereka memilih untuk memperhatikan upacara pemakaman itu dari atap rumah. Mata mereka terus menelisik dimana adanya Black Pearl. Hingga sesuatu yang bersinar memasuki indera pengelihatan mereka. Seorang lelaki yang menggunakan pakaian hitam tengah menangis, di tangannya menggenggam sebuah benda.


“Apakah itu Black Pearl?” Baekhyun tetap memperhatikan lelaki tersebut.


“Ku rasa itu putra dari pemimpin.” Bibir Luhan membentuk sebuah lengkungan.


“Akhirnya kita mendapatkannya! Sang bijak! Tuan Chen! Kami menemukannya!”



------------



Kai merasa jengah, jadi ia berkeliling kota untuk sekedar menghilangkan penat. Tanpa Kris dan Tao. Dia menangkap sebuah gambar di hadapannya. Banyak manusia bumi tengah menangis. Disana sedang diadakan upacara pemakaman.


Tak lama Kai menghilang dibalik kepulan asap yang dibuatnya. Kai memperhatikan keadaan itu dari atas. Ia terbang dengan sayap hitamnya yang besar. Seketika matanya berubah menjadi merah dan bersinar. Dia memperhatikan lekat-lekat seorang lelaki mungil yang tengah menangis. Tidak, bukan anak tersebut, namun benda yang tengah digenggamnya.


“Itu Black Pearl.”



------------



“Maaf, apakah kau Do Kyungsoo?”


Luhan, Baekhyun, dan Sehun, memutuskan untuk menemui putra pemimpin dimalam hari. Setelah upacara pemakan berakhir. Dan kini mereka bertemu dengan Do Kyungsoo untuk pertama kalinya bersama Black Pearl tersebut.


“Benar. Kalian siapa?” Kyungsoo menghapus sisa tangisnya di sudut mata dan pipinya.


“Aku Baekhyun, dia Sehun, dan Luhan. Kami ingin berbicara denganmu tapi tidak disini.” Ucap Baekhyun meyakinkan.


Jadi mereka menuju halaman belakang rumah Kyungsoo. Disana sepi, bahkan terlampau sepi. Mudah untuk membicarakan hal penting seperti saat ini.


“Benarkah ayahmu bernama Do Jungsoo?” Sehun bertanya dan Kyungsoo mengangguk.


“Ayahku sudah lama meninggal, entahlah penyebabnya apa. Sampai saat ini belum diketahui. Dan pagi tadi ibu juga mengikuti ayah karena kecelakaan yang dialaminya.” Kyungsoo menundukan wajahnya, mencoba menahan bendungan dimatanya.


“Kami turut berduka cita.”


Sebenarnya kedatangan kami adalah tentang batu ditangan mu.” Tatapan Luhan tepat pada manik mata Kyungsoo.


“Boleh kami tahu bagaimana kau mendapatkan batu itu?”


“Ini peninggalan ibuku sebelum meninggal. Dia berpesan agar aku menjaganya.” 


Para Werewolf mendesah menahan ketengangan ini. “Do Kyungsoo, kau adalah bagian dari kami.”



------------


“Kris, Tao, kalian harus tahu, aku menemukan Black Pearl!” Kai menatap kedua temannya bergantian.


“Wah! Bagaimana kau menemukannya?” Tanya Tao sembari menyesap Americano-nya.


“Itu tidak penting! Sekarang yang terpenting adalah bagaimana aku dapat mengambil batu itu dari tangannya?” Kai mengetukan jari-jari tangannya di atas meja.


“Kau culik saja dia.” Ujar Kris.



------------



Kini sudah hari ketiga setelah kepergian ibu Kyungsoo. Kyungsoo hanyalah putra sematawayang. Mulai saat ini Kyungsoo harus hidup mandiri. Tinggal disebuah rumah peninggalan ayahnya. Pergi ke sekolah, mengurus rumah, memasak, mencuci, ia lakukan seorang diri.


Malam itu Kyungsoo hendak menyelami alam mimpinya, namun harus terganggu dengan angin kencang di luar. “Sepertinya akan turun hujan” gumamnya. Kyungsoo kembali menutup jendela kamarnya yang terbuka karena ulah angin. Tetapi matanya menangkap sosok pria dengan pakaian hitam dan tanduk merah, berada tak jauh dari pohon besar di perkarangan rumahnya.


Kyungsoo bergidik. Bulu romannya mulai berdiri. Ia mengusap tengkuknya dan mencoba untuk menghiraukan sosok itu. Dia hendak kembali ke ranjangnya, namun  seperti ada yang menghantam tubuhnya. Untuk sesaat Kyungsoo masih dapat melihat apa yang terjadi sebelum pandangannya benar-benar memutih. Pria berpakaian hitam dan tanduk merah itu menatap Kyungsoo tajam dengan iris hazelnya yang berwarna merah.



------------



“Kai! Tak ku sangka kau benar-benar membawanya.”


Samar-samar Kyungsoo dapat mendengar suara itu. Matanya terasa berat dan tubuhnya juga terasa sakit. Dia menyipitkan mata bulatnya untuk membiasakan itu dengan cahaya. Ruangan dimana ia berada kini terlihat gelap. Hanya dibantu dengan cahaya yang masuk melalui jendela kecil di pojok ruangan. Ruangan itu adalah ruang bawah tanah kerajaan Lucifer. Kyungsoo mencoba menggerakan tubuhnya. Nihil, kini tangan dan kakinya sudah terikat menyatu dengan kursi yang ditepatinya.


“SIAPAPUN LEPASKAN AKU!” Kyungsoo berteriak. Mendengar itu, perbincangan para Lucifer harus terhenti. Kai memasuki ruang tersebut bersama Kris juga Tao.


“Kau sudah sadar rupanya.” Kai mendekati Kyungsoo dan meremas pundak kiri pria mungil itu, hingga Kyungsoo harus meringis kesakitan.


“Kalian siapa? Aku tidak pernah mengenal kalian! Dan apa mau kalian?” Kyungsoo menatap para Lucifer dengan takut.


“Aku putra Lucifer. Aku tidak akan berbasa-basi. Jadi, berikan Black Pearl itu!” Kai menghardik Kyungsoo.


“Apa maksudmu?”


“Batu hitam yang kau miliki!”


Kyungsoo membisu. Mungkinkah maksud Lucifer ini batu yang diberikan ibunya? Tapi untuk apa?


“Tidak akan!” Kyungsoo menatap tajam pada Kai, walaupun sangat bertolak belakang dengan perasaannya.


“Kau benar-benar ingin mati rupanya.” Kai menggeram marah, rahangnya terlihat mengeras.


Kai mulai memukul Kyungsoo. Membuat sudut bibir Kyungsoo mengeluarkan darah segar. 


“Aku beri kau kesempatan, berikan batu itu atau kau ku hajar.”


“Sudah ku katakan tidak akan!” Kai benar pada ucapannya. Putra Lucifer itu menghajar Kyungsoo hingga rasanya Kyungsoo hampir mati.



------------



“Aku tidak menemukan Kyungsoo!” Baekhyun berteriak panik.


“Malam ini akan terjadi gerhana bulan! Kita harus segera menghancurkan batu itu!” Sehun berujar gelisah.


Mereka harus memutar otak untuk menemukan Kyungsoo. Pukul sembilan malam, mereka menuju kediaman Kyungsoo atas perintah Demigod Chen. Namun kini mereka tak menemukan Kyungsoo di manapun.


“Kalian!” Merpati itu kembali muncul dan segera merubah wujudnya.


“Kita harus pergi ke neraka. Karena Kyungsoo ada disana sekarang.”



------------



Untuk yang kesekian kalinya Kyungsoo kembali memuntahkan darah segar. Banyak luka di sekujur tubuhnya. Kepalanya terasa pening dan tatapannya mengabur. Rasanya seperti mati rasa. Ia tak dapat bergerak selain berteriak kesakitan.


Kai semakin benci dengan sikap Kyungsoo. Lelaki mungil itu tetap pada pendiriannya untuk tidak memberikan Black Pearl-nya kepada Kai. Kai bisa saja membunuh Kyungsoo. Tetapi membunuh Kyungsoo sama saja dengan menjerumuskannya ke jurang. Ayahnya tidak akan memaafkan Kai dan tanpa fikir panjang akan memberikan seluruh kekuasaannya kepada anak pertamanya.


Suara gemuruh mengusik indera pendengaran para Lucifer. Kris dan Tao saling melempar pandang kepada Kai. “Apakah itu sang bijak atau Demigod utusannya?” Tanya Tao dengan alis mengerut.


Kai segera menghilang dengan sayap besarnya diikuti Kris dan Tao, tak mengindahkan Kyungsoo yang hampir mati. Di atap istana Lucifer itu sudah menunggu sang Demigod Chen bersama para Werewolf.


“Siapa kalian?” Kai bertanya dengan angkuh.


“Aku Demigod, utusan sang bijak. Mereka adalah Werewolf. Kami menemui mu untuk meminta Kyungsoo.”


“Cih! Kau tidak akan pernah mendapatkan Black Pearl itu.” Kai menatap bengis pada mereka. Tanduk merah dan iris hazelnya bersinar. Ia benar-benar marah. Sayapnya mulai mengepak dan mengeluarkan api. Kai segera menyemburkan apinya kepada sang Demigod.


“Sialan kau mahluk egois!” Luhan menggeram emosi.
Namun Demigod Chen segera melawannya dengan api biru di tangannya. Dan para Werewolf merubah wujudnya menjadi serigala putih. Kris dan Tao tetap membantu Kai. Pertarungan ini akan menjadi lebih besar dan semakin besar.


Para Lucifer mengeluarkan api neraka mereka untuk membakar para Werewolf. Juga werewolf tak segan untuk mencabik atau melukai tubuh Lucifer. Pertarungan ini mengorbankan darah dan emosi.


Bagaimanapun Demigod merupakan utusan sang bijak. Sekuat dan seserakah apapun iblis, tak akan ada yang mampu melawan utusan dan milik sang bijak. Demigod Chen menggunakan kesempatan ini untuk membantu Kyungsoo. Sang bijak mengizinkannya untuk menyembuhkan luka Kyungsoo.


“Kau tak perlu tahu siapa aku. Yang terpenting saat ini, hanya dirimu yang dapat membantu saudara-saudaramu.”


“Maksudmu?”


“Ayahmu merupakan pemimpin para Werewolf. Kematiannya dikarenakan para Lucifer. Itu berarti kau memiliki darah Werewolf. Black Pearl itu merupakan milik turun temurun para Werewolf. Tak lama lagi gerhana bulan akan terjadi. Di luar sana saudaramu tengah mengorbankan dirinya untuk kau dan ayahmu. Jadi semua ku serahkan kepadamu, Do Kyungsoo.”


“Tapi apa yang harus aku lakukan?”


Kyungsoo semakin tak mengerti dengan apa yang terjadi kini. Kematian ayahnya dikarenakan Lucifer? Tiga pria tadi adalah Lucifer. Lalu dengan Black Pearl ditangannya? Untuk apa mereka menginginkan batu ini?


Demigod Chen membawa Kyungsoo. Melihat tentang perkelahian yang tengah terjadi. Kyungsoo membulatkan matanya. Ia sedikit takut dengan perkelahian itu. Para Werewolf sudah sangat terluka. Begitu pula para Lucifer yang beberapa kali memuntahkan darah mereka.


Salah. Kai yang sadar akan keberadaan Kyungsoo menggunakan kesempatan tersebut untuk mengambil Black Pearl. Ia menarik Kyungsoo dan menjadikan Kyungsoo sebagai sanderanya.


“Berikan Black Pearl itu! Sekarang!” Bisik Kai tepat di telinga Kyungsoo, membuat Lelaki mungil itu bergidik.


“Kyungsoo aku Luhan. Berikan Black Pearl itu pada kami. Percayakan semuanya pada kami. Sebentar lagi gerhana bulan. Kau harus cepat Kyungsoo.”


Keningnya berdenyut. Ia tak dapat berfikir jernih. Kyungsoo teringat tentang perkataan ibu dan ayahnya. Dia harus menjadi pria yang baik dan tegas. Kyungsoo harus dapat memilih apa yang terbaik untuknya dan orang-orang di sekelilingnya.


“Luhan bantu aku!” Kyungsoo melemparkan Black Pearl tersebut kepada Luhan. Namun sebelum Luhan dapat menangkapnya, batu itu telah lebih dulu berada di tangan Kris.


“Kai aku mendapatkannya!”


“Sial!” umpat Kyungsoo.


Tiga. Dua. Dan satu. Gerhana bulan tak lama lagi. Mereka, para Werewolf harus bergerak cepat untuk menghancurkan Black Pearl tepat di bawah sinar rembulan. Atau iblis yang akan menghancurkan Black Pearl itu lebih dulu.


Ketika Kai hendak merebut Black Pearl itu dari tangan Kris, Sehun telah mendorong tubuhnya lebih dulu. Tao harus melawan Baekhyun. Dan Luhan akan merebut Black Pearl dari Kris.


Tiga. Luhan mendapatkan Black Pearl.


“Tuan Chen bantu aku!”


Dua. Chen mengeluarkan sebuah belati dari dalam sakunya.


“Tak lama lagi sang bijak.”



PRAAK



Suara retakan dari Black Pearl. Di bawah sisa sinar rembulan, Black Pearl hancur. Untuk pertama dan terakhir kali dari riwayat dunia, Black Pearl mengeluarkan cahayanya.


“TIDAK INI TIDAK MUNGKIN!” Kai memekik. Jantungnya terasa seperti akan pecah, dan nafasnya tersenggal.



------------



“Karena kau bagian dari kami, tinggallah bersama kami?” Luhan menepuk bahu Kyungsoo.


“Tapi, tidak apakah?” Kyungsoo bertanya ragu.


“Sekarang kau sudah seutuhnya menjadi werewolf. Matamu saja sudah menjadi biru.” Ujar Baekhyun seraya terkikik.


“Sedikit aneh memang, tapi baiklah.” Kyungsoo mengendikkan bahunya acuh.
Kyungsoo, Luhan, dan Baekhyun berjalan bersama sembari tertawa. Tetapi tidak dengan Sehun.


“Kau kenapa kecil?” ejek Baekhyun.


“Aku lapar!”.





The End




hope you enjoy dan maaf jika banyak kekurangannya ^^,

Comments

Popular Posts