Different World



Main Cast = Kim Minseok, OC
Genre = Fantasy
Length = Ficlet
Author = Salsa


**********


Matanya mengerjap, perlahan-lahan terbuka. Ia menoleh ke sekitarnya dan tak ada seorang pun disana. Gadis itu beranjak, turun dari ranjang pasien mengerikan dan membuka pintu ruangannya. Ia terus berjalan dan menuruni setiap anak tangga dengan perasaan takut. Kenyataan bahwa tidak ada orang yang ia temui sejak tadi membuat semuanya lebih menakutkan lagi.


Ia ingin pulang. Ia butuh rasa aman yang cuma bisa didapat di rumah.


Namun….. terkutuklah orang yang sudah memindahkan rumahnya. Terkutuklah orang yang sudah membuatnya sebingung ini. Kenapa? Karena semuanya berbeda. Gadis itu tak mengenal tempat ini. Sama sekali.


Kakinya melangkah lagi, tanpa tujuan pasti. Sampai akhirnya sebuah danau berwarna perak membuatnya berhenti. Gadis itu tertegun, membiarkan rasa penasaran membawa kakinya mendekat, menyentuh air yang bahkan tak membuat jemarinya basah.


“percuma!” seseorang berkata, membuat gadis yang sedang memasukkan tangannya ke dalam danau itu terkejut. Tangannya ia tarik dan wajahnya menoleh dengan refleks. Seorang pria dengan tangan yang terselip di saku tengah tersenyum menatapnya. Ia memiliki bola mata hazel yang berbinar, dan rambut cokelat moka yang terlihat lembut.


“siapa kau?” Tanya gadis itu heran.


“pria yang hampir mati” ia terkejut.


sama sepertimu” namun lanjutan kalimatnya bahkan lebih mengejutkan lagi.


“a..ap..apa maksudmu?” lirihnya terbata.


“kau tidak sedang berada di duniamu”


“apa? aku……. aku sudah mati?” titik air jatuh begitu saja dari bola mata yang bergetar menuntut penjelasan.


“belum”




**********



Namanya Kim Minseok, seorang pria hampir mati yang sudah berada di dunia ini selama 3 bulan. Disini tak pernah gelap, matahari dan bulan terlihat berdampingan sepanjang hari. Inilah dunia dimana semua hal yang cuma bisa diandai-andai menjadi nyata. Padahal semuanya terlihat indah, tapi banyak sekali orang-orang yang terlihat melamun dan menyedihkan.


“Kau bisa melakukan ini” ucap Minseok sambil menggerak-gerakkan tangannya di udara. Seketika gumpalan air di danau terangkat, Minseok menarik tangannya dan byur! Air itu ikut tertarik dan pecah di depan wajah gadis di sampingnya.


“ups! maaf”

Minseok terkikik geli sambil memainkan airnya lagi. Pria ini sengaja. Dan itu sangat jelas. Sang gadis mendengus. Ini tidak lucu. Dengan lengan panjang kemeja pasiennya, gadis itu mengelap wajah yang basah.


“bagaimana caranya aku pulang?” pertanyaannya terlalu tiba-tiba. Minseok yang tengah tersenyum menatap gumpalan air yang melayang-layang langsung kehilangan senyumnya. Gumpalan air itu seketika jatuh kembali ke danau.


“disini menyenangkan. Kau bisa memakan semuanya, bunga-bunga itu, dedaunan, rumput-rumput ini. Semuanya terasa manis. Bahkan kau juga bisa menarik awan dan menyentuhnya”


“apa tak ada jalan keluar?”


Kalau ada, ia pasti sudah keluar sejak lama.


Gadis itu bertanya dengan cemas. Cara Minseok menghindari pertanyaannya terlihat sangat jelas.


“kau baru seminggu disini, mungkin butuh beberapa lama lagi untuk keluar” jawab Minseok pelan, matanya menerawang jauh ke tengah danau.


“tak ada yang tahu pasti siapa yang bisa pulang lebih dulu dan kemana dia akan pulang”


Mereka sedang koma. Inilah dunia tempat semua orang menunggu kepastian yang sangat mengerikan. Antara tetap hidup atau mati.


“jadi kita harus menunggu? Entah berapa lama” gadis itu bergumam dan menundukkan wajahnya.

“jika kau pulang lebih dulu, tolong suruh keluargaku melepaskanku. Aku……. tidak mau berada disini”  


Minseok menoleh dan menatap gadis disampingnya dengan bola mata hazel yang berkaca-kaca. Terlihat luar biasa indah, tapi juga luar biasa menyedihkan.


aku kesepian”



**********



“Ya Tuhan! Eomma! Mata eonni bergerak”
“Astaga suster!!!! Suster! Cepat kesini! Anakku siuman”


Suara teriakan gembira adik dan ibunya menjadi sambutan hangat bagi gadis itu. Matanya yang baru mengerjap-ngerjap tak kuasa menahan tangis saat melihat orang-orang berkerubung di sekitarnya. Orang-orang yang beberapa lama ini tak ada di dunianya.


Hari demi hari berlalu. Gadis itu keluar dari rumah sakit dan beraktivitas normal di rumahnya. Dan saat itulah ia teringat Minseok. Apa ia sudah menerima keputusannya? Ataukah ia masih menunggu di dunia itu?


Ia tak tahu kemana harus mencari raga Minseok yang tengah koma. Ia tak tahu di rumah sakit mana, di kota apa.


Hingga secara tak sengaja ia menemukan surat kabar harian edisi 3 bulan yang lalu. Tepatnya di salah satu artikel yang memuat berita yang mengejutkan.



‘Anak pengusaha tambang terkaya di Korea mengalami kecelakaan fatal’



Berbekal alamat rumah sakit dari surat kabar, ia memberanikan diri untuk datang. Gadis itu berpikir keras-keras, bagaimana cara memberitahukan ini semua tanpa disangka gila? Bagaimana cara membuat keluarganya percaya? Bertemu Minseok di dunia yang berbeda? Mustahil.


Gadis itu menghentikan kakinya tepat 5 langkah dari ruangan Minseok. Seorang wanita tengah duduk termenung di kursi tunggu. Di depan pintu ruangannya ada dua orang pengawal yang berjaga. Keluarga Minseok sangat kaya, tinggal berbulan-bulan di ruangan vvip sebuah rumah sakit tersohor bukanlah hal sulit.


Wanita yang sedang duduk di depan ruangan itu mungkin adalah ibunya. Belum sempat ia bergerak, wanita itu menoleh padanya, membuat sang gadis tertegun. Namun lantas membungkuk sopan sambil memberi salam. Ibu itu berdiri, dan sang gadis berjalan menghampirinya.


“kau temannya Minseok?”
tidak……. maksudku iya”
“ia tidak menunjukkan perkembangan apa-apa”
“sampai kapan Minseok akan memakai semua alat bantu itu?”
“entahlah………”
“kenapa tidak dilepas saja?”
“dan membiarkannya mati, begitu?” bentaknya marah. Gadis itu mencoba menguatkan diri dan tidak pergi.


“kau lebih memilih melihatnya mati dengan tenang atau tersiksa di dunia yang berbeda?”


“YA! Bicara apa kau ini? Penjaga!! Bawa dia pergi dariku!!”
Seketika itu juga dua penjaga di depan ruangan Minseok menahan tangan dan menyeretnya pergi. Sang wanita jatuh berlutut dan terisak-isak.


“Aku koma dan bertemu dengannya di dunia yang berbeda. Minseok kesepian. Dia ingin mati dengan tenang, bukannya ditahan begini! Kau ibunya kan? Seharusnya kau mengerti! Jangan egois” gadis itu berteriak dan meronta-ronta sebelum akhirnya hilang di balik pintu lift.


Keesokan harinya ia datang lagi, mengatakan hal yang sama dan pada akhirnya mendapat perlakuan yang sama. Begitupun esoknya. Hingga di hari keempat, satpam di luar rumah sakit menahannya. Melarang gadis itu masuk karena sudah terlalu sering membuat kekacauan.


Usahanya pun berhenti. Ia serahkan semuanya kepada Tuhan. Ia tak tahu apakah ibu Minseok mendengarnya atau tidak.


Hingga sebuah berita pagi membuatnya tersenyum sekaligus menangis. Minseok meninggal. Ibunya yang bermata sembap diwawancara sambil terisak. Ia bilang akan merelakan Minseok dan membiarkannya pergi dengan tenang, agar tak kesepian di dunia yang berbeda.



Pada akhirnya ibu Minseok mempercayai ucapannya. Semoga namja itu senang dengan keputusan yang diterimanya.



Selamat jalan Minseok~a



END

Comments

Popular Posts