Sleepless Night : Lee Taemin's Story











~ O O O ~







A sigh weighs me down carefully
And won’t let me sleep, yeah
I tell my empty heart that it’s a fool
“Why can’t I cry even though I’m in pain?”



Malam telah semakin larut. Namun sosok laki-laki di atas ranjang itu belum juga terlelap di alam mimpinya. Padahal sudah dari beberapa jam yang lalu ia telah membaringkan tubuhnya yang letih di sana. Namun usahanya untuk tertidur tak kunjung membuahkan hasil.



Laki-laki itu kembali membuka matanya, dan meatap langit-langit kamar. Ia menghela nafasnya. Seakan membuang seluruh beban yang terus menghampiri kehidupannya.



Ia bangkit dari tidurnya. Menyenderkan tubuhnya pada kepala ranjang. Ia meraih benda berbentuk persegi panjang –ponsel- yang berada di atas meja kecil di sampingnya. Ia menatap layar benda itu. Terus menatapnya dengan tatapan sendu dan juga kosong. Sama halnya dengan hatinya yang kini tengah tak dihuni oleh siapapun.



“kau pengecut Lee Taemin. pe-nge-cut!! bahkan untuk menangis pun kau tak mampu. ha pantas saja. kau memang seorang pecundang. pecundang sejati. ” Laki-laki itu menggumam. Tanpa sadar tangannya ikut terkepal saat ia menggumamkan kalimat-kalimat itu.



The memories of loving me may be a bit difficult
But I break down as I see you letting them go one by one



Ia kembali menghela nafasnya. Menyenderkan kepalanya dan memejamkan mata. Awalnya ia hanya ingin merilekskan seluruh bagian tubuhnya, mulai dari tangan, kaki, badan, otak sampai hatinya. Namun yang terjadi malah bayang-bayang kejadian menyakitkan itu yang kembali bermain diotaknya. Kejadian yang membuat ia menyesali kebodohannya. Oh ayolah, bukankah penyesalan selalu datang diakhir? Jadi untuk apa sekarang ini ia menyesalinya?



Dengan mata yang terpejam, ia kembali menghela nafas. Tangannya juga tiba-tiba saja kembali terkepal saat bayangan menyakitkan itu berputar dengan lancarnya diotaknya.



Kejadian saat dimana ia melihat sosok gadis yang membuat malamnya menjadi sangat buruk yang tengah mencoba untuk menghilangkan satu demi satu kenangan manis antara gadis itu dengannya. Dan yang lebih membuat ia semakin merasa sakit adalah, saat melihat sosok laki-laki yang membantu  gadis itu. Sosok yang ia ketahui sebagai teman masa kecil gadis itu.



I can’t leave
You are more precious than I am
Come back again
Tonight, yeah
I can’t
The days that were so beautiful
Even the times we hated each other
I miss them so much, I can’t forget them
Come back again, yeah
I hate myself for trying to erase you without regrets
I really hate my heart that’s holding onto you again



Taemin kembali menghembuskan nafasnya. Entah sudah berapa kali ia melakukannya. Mungkin jika pemerintah membuat undang-undang tentang larangan menghembuskan nafas, Taemin-lah yang akan membayar banyak denda karena telah berkali-kali dalam satu malam ia menghembuskan nafasnya.



Dan di dalam gelapnya mata yang terpejam. Hati laki-laki itu terus meronta atas keadaan yang tengah membelitnya. Ia merasa bodoh karena telah mengatakan bahwa ia akan dengan mudahnya melupakan gadis itu. Namun dalam kenyataannya, ia tak dapat melupakan gadis itu. Gadis yang ia sayangi melebihi dirinya sendiri. Bahkan ketika ia merasa jengah dengan hubungannya –hingga sempat membuat ia membenci gadis itu-, ia masih bisa merasakan kerinduan akan sosok gadis tersebut. Kini ia benar-benar merasa muak akan hatinnya sendiri. Hatinya yang masih bertahan pada sosok gadis itu.



Taemin membuka kembali kelopak matanya. Ia bangkit dari ranjangnya, dan berjalan menuju balkon kamar. Saat ia membuka pintu balkon, angin dengan sigapnya menyerang tubuh tingginya. Namun sedingin apapun angin itu, tak membuat Taemin mengurungkan niatnya.


Ia menatap langit yang hanya dihiasi oleh beberapa bintang kecil dan temaram sinar rembulan yang entah kenapa tak seterang biasanya. Mungkinkah langit juga ikut merasakan apa yang tengah dirasakannya?



When I think of you, my day filled with sighs is so long
When I sometimes see the river, the words “I love you” won’t float away
When I pass every light that illuminates the path
My vision gets blurry whoa yeah
It’s not that my heart is beating
Because my breaths that get rougher are bothering me



Taemin kembali menghela nafasnya berat. Matanya masih tertuju pada langit malam, tetapi pikirannya terus bekerja memutarkan satu demi satu kejadian yang baru saja ia alami. Kejadian saat dengan tanpa sadar ia  berkendara menuju tempat yang menjadi saksi bisu hubungannya dengan gadis itu.



Mulai dari sungai yang dipenuhi dengan kata-kata cinta, dimana untuk pertama kalinya ia mengutarakan perasaannya pada gadis itu. Hingga lampu-lampu jalan yang menjadi saksi akan kandasnya hubungannya dengan gadis tersebut. Dan hal itu sempat membuat nafasnya tersenggal, seakan ia lupa caranya untuk bernafas.



Taemin menundukan kepalanya. Mencoba menahan rasa sakit yang semakin terasa begitu sakit saat ia mengingat semuanya. Tak lama, ia kembali mengangkat kepalanya. Kembali menghembuskan nafasnya bersamaan dengan bayangan yang seharusnya telah ia buang jauh dari kehidupannya.



I try to erase the memories of loving you
But I look pathetic when I find myself putting them back
I can’t
The days that were so beautiful
Even the times we hated each other
I miss them so much, I can’t forget them
Everything underneath the sky, the moon is sunk in
Nothing seems to be the way it used to be
Except me who lost you, yeah yeah baby yeah
I keep you just because I want to
As you look at me who came speechlessly
You don’t smile, you don’t have anything to say
But it just has to be you
I can’t leave
Oh, the only place I have to rest at the end of the day is you




Walaupun telah berulang kali ia mencoba untuk menghapus bayang-bayang kisah cintanya dengan gadis itu. Namun setiap kali ia mencobanya, setiap kali itu pula bayangan itu muncul dengan kesedihan yang semakin mendalam.



Tapi semua sudah berubah. Kini ia sudah tak lagi bersama dengan gadis yang masih sangat ia butuhkan. Dan kini ia benar-benar merasa sepi dan sakit. Namun hatinya lagi-lagi belum bisa berpaling dari gadis yang selalu memberikannya semangat disaat ia merasa jengah dengan kehidupannya.



“KEMBALILAH!!!” Teriaknya pada langit malam, berharap gadis itu dapat mendengarnya.



I can’t
Oh, I loved you to the point of it being tedious
Even the times we hated each other
I miss them so much, I can’t forget them
Come back again




F  I  N





readers deul.. annyeonghasaeyo *bow with my fishy oppa, donghae*
hehei.. i'm happy because i can meet with you again with my new fic :) although this isn't interesting and touching story. but i hope that, this story can still entertain you.
well.. i will not bother you any longer, so see you guys.....감사합니다 ^^

Comments

Popular Posts