Suddenly Daddy (2nd story)


ā€œsekarang kita kemana?ā€
ā€œkauā€¦.. aish, sebenarnya aku tak ingin membawamu ke kampusku. Tapi ya.. apa boleh buat?ā€ Henry menghela napas sambil fokus melihat ke jalan. Setelah menjemput Danny, ia harus segera kembali ke kampusnya. Dia masih punya dua mata kuliah lagi hari ini. Dan rasanya tak mungkin jka ia membolos. Ayolahā€¦ā€¦ kapan namja itu bisa lulus jika semua yang ia lakukan hanyalah menitip presensi dan jalan-jalan menikmati masa mudanya yang hampir habis?


ā€œjadi aku ikut kuliah, Henry?ā€
ā€œmollayoā€¦. Aku harus menyembunyikanmu di suatu tempatā€
ā€œkenapa disembunyikan?ā€
ā€œkarena di kelasku anak bayi tak boleh masukā€
ā€œaku sudah 5 tahunā€
ā€œbenar, kau masih 5 tahun. Jumlah umurmu sama dengan jumlah jari tangan kananku. Lihat ini! 5! Iya kan?ā€


ā€œpokoknya aku akan ikut ke kelasmu dan melihatmu belajarā€
ā€œYA! ANIO. Aku akan menitipkanmu pada ibu kantinā€
ā€œwae? Kau malu aku melihatmu dapat C di pelajaran mewarnai?ā€
ā€œmewarnai mwo? Aku sudah kuliahā€
ā€œjadi di tempatmu sekolah tak ada pelajaran mewarnai?ā€
ā€œtentu saja tidak!ā€
ā€œPadahal itu pelajaran kesukaankuā€ Henry menggelengkan kepalanya dengan lelah. Belum ada 5 menit mereka semobil bersama, Henry sudah mengalami darah tinggi. Jika ia harus menghabiskan sisa hidupnya bersama bocah ini, mungkin di umur ke 30 nanti ia sudah mengalami penuaan dini.


**********


Setelah mengambil tas, pria itu berjalan lemas menuju lab komputer. Danny masih setia disampingnya, menoleh ke kanan kiri dengan tatapan heran.


ā€œsekolahmu besar sekali. Pasti kau sering tersasar ya..ā€
ā€œaku sudah 4 tahun disini. Aku hapal semuanya, termasuk dimana letak debu di setiap inci lantaiā€
ā€œjinjja?ā€
ā€œne.. kau mau tahu? Disini ada debu setebal 5.83 inch! Disitu juga ada debu! Lalu lihat diatas sana, semuanya penuh debuā€


ā€œwahā€¦...ā€ Henry tersenyum bangga dan berjalan lebih percaya diri. Melihat Danny yang terkagum-kagum begitu, sesaat ia merasa seperti seorang professor di Harvard. Inilah keuntungan mempunyai keponakan berumur 5 tahun. Padahal ia hanya mengucapkan angka tanpa berpikir, tapi namja itu malah percaya.


**********


ā€œaigoooā€¦. Nuguya?ā€
ā€œaishā€¦. Nugu Henry~aa? Kwiyeowoā€
ā€œneomu neomu meotjiyeoā€
ā€œkyeoptaā€
ā€œdia kepon~ā€
ā€œchoneun Daniel Lachapelle imnida. Umurku 5 tahun. Aku bersekolah di salah satu taman kanak-kanak terkenal di daerah Gangnam. Dan Henry adalah pamankuā€


ā€œaigooā€¦ pintar sekaliā€
ā€œeomo! Benar dia pamanmu? Berbeda sekali ya..ā€ Henry mendengus. Teman-teman perempuannya sudah berkumpul mengelilingi Danny yang pintar sekali mencari muka. Saat sedang meletakkan tas di meja, sesuatu mengusik pikirannya. Shin Hyejeong. Benar! Dia harus segera menemukan gadis itu dan memaksanya menjaga Danny.


Namja itu berjalan keluar sambil melirik sinis sang keponakan. Danny sekarang tengah bercerita ā€“entah apa- di depan teman-teman perempuannya yang terlihat antusias. Tapi baguslah! Aku jadi tak perlu mengkhawatirkannya.


Henry berjalan di koridor kampus dengan mata yang mengedar. Ini sudah hampir 15 menit, tapi gadis itu belum juga terlihat. Jangan-jangan aku salah orang. Jangan-jangan gadis yang tadi bukan Shin Hyejeong. Pria itu mendesah, lantas kembali lagi ke kelasnya. Danny masih menjadi pusat perhatian dan sibuk bercerita. Pasti dia sedang bercerita betapa pintarnya ia di sekolah. Atau memamerkan nilai A-nya saat pelajaran mewarnai. Astaga~


ā€œDanny! Ayo, sebentar lagi dosenku datangā€
ā€œkau mau membawanya kemana?ā€ sahut salah satu teman-nya dengan nada super protektif
ā€œkantinā€
ā€œaigooā€¦. Jadi kau belum makan ya?ā€ Tanya yang lain sambil menatap Danny iba.
ā€œanio! Aku akan menitipkannya disanaā€
ā€œmwoga? Jahat sekali! Biar saja dia disini. Danny tak akan mengganggu, iya kan Daniel sayang?ā€ Danny mengangguk cepat sambil menatap Henry polos. Kalau sudah begini, namja itu tak bisa melakukan apa-apa selain mengalah dan menyerahkan bocah kecil itu pada teman-teman perempuannya.


**********


ā€œkau bilang sampai malam?ā€ Tanya Danny sembari menuruni tangga. Sesaat setelah dosennya keluar, Henry langsung merebut Danny dari teman-temannya -yang berencana membawa anak itu pulang- dan keluar dari ruang kelas.


ā€œada sesuatu yang harus kuurus. Lagipula kau belum makan siang, kan?ā€
ā€œne.. aku laparā€
ā€œkita ke perpustakaan sebentar, lalu makan di restoranā€
ā€œkau bilang harus hemat?ā€
ā€œlalu mau makan apa? Aku tak mau menggoreng telur lagi. Ramyeon? Tidak ada gizinya. Kau mau kecil terus?ā€


Henry masuk ke dalam perpustakaan, sementara Danny menunggu di luar. Pria itu cepat-cepat menempati sebuah Komputer dan membuka data daftar mahasiswa. Ia memasukkan nama Shin Hyejeong dan keluarlah 9 nama dari berbagai jurusan.


ā€œige mwoya? Kenapa banyak sekali yang namanya Shin Hyejeong? akhā€ sambil menggerutu namja itu merobek buku disampingnya ā€“entah milik siapa- dan menulis nama-nama itu lengkap dengan jurusannya.


ā€œkesehatan, politik, hukum, bisnis, seni, bioteknologi, komunikasi, eiā€¦ eiā€¦ daebak!!! Tak ada yang satu jurusan! Lalu gedung fakultasnya dari ujung ke ujung! Gadis ini benar-benar mau membunuhku ya?ā€


ā€œHENRY LAU! AKU LAPAR! HE~~~~~~~NRY~~~~~, KEPONAKANMU LAA~~~~PARā€
ā€œYA! Bocah ituā€ decak Henry sambil buru-buru mematikan komputer. Beberapa orang di perpustakaan sudah sibuk menggerutu dan menanyakan ā€˜anak siapa itu?ā€™ dengan nada terganggu.


ā€œHenry! Kau mengenal anak itu?ā€ Henry yang baru berdiri dari kursinya melirik ke arah Danny dengan ekspresi terganggu yang sama seperti yang diperlihatkan orang-orang.


ā€œah.. aku tak tahu. Tapi tenang saja, biar aku yang urusā€ ujarnya dengan nada dan ekspresi yang semakin dibuat-buat.


ā€œgomawoyo Henry~aaā€¦ anak itu benar-benar berisikā€
ā€œbenar. Huftā€ Henry menggeleng-gelengkan kepalanya dan berjalan keluar mendekati Danny. ā€œYA! Ini perpustakaan. Tidak boleh berisikā€


ā€œkau lama sekali Henry. Aku bisa matiā€
ā€œara.. araā€¦ kajja. Kita makanā€


**********


Selama berada di restoran, Henry terus menatap robekan kertas berisi nama Shin Hyejeong dari berbagai jurusan. Aku akan mulai mencarinya besok. Jadi, mau tak mau besok aku harus ke kampus. Padahal hari sabtu adalah waktu membolos paling menyenangkan. Banyak kartun yang ditayangkan di tv saat pagi. Bermalas-malasan di kamar sambil menonton kartun dan makan coklat. Surgaku di hari sabtu akan terganggu gara-gara misi ini.


ā€œHenryā€
ā€œwae?ā€
ā€œkau tak mau mengajakku jalan-jalan? Besok kan sabtu, aku liburā€ Henry mendengus. Mencoba mengabaikan namja kecil itu, namunā€¦ā€¦ astaga, kalau besok dia libur berarti dia tidak ke sekolah. Kalau dia tidak ke sekolah berarti aku harus menjaganya di rumah. Tapi aku harus mencari Shin Hyejeong. Aku harus membuatnya kembali bekerja, aku harus menghantuinya dengan rasa bersalah dan membuat gadis itu bekerja dengan suka rela. Mungkin ini terdengar sedikit jahat, tapi apa boleh buat? Aku tak bisa menjaga Danny, aku harus kuliah jika benar-benar mau lulus. Lagipula aku kan namja, mana bisa menjaga anak kecil? Okeā€¦ bisa saja aku memanggil babysitter sungguhan, tapi YAA! UANG DARI MANA? Sejauh ini kami berdua hidup hanya dari uang yang tersisa di rekening noona. Danā€¦. Aku masih tak tahu mau bekerja apa.


ā€œHenry! Kau mendengarku kan?ā€
ā€œkalau jalan-jalannya ke kampus, kau mau?ā€ nada bertanyanya terdengar sangat terbebani. Sejujurnya ia tidak rela, bagaimana jika orang-orang mengira Danny adalah anaknya? Reputasinya bisa luluh lantah.


ā€œaku mauā€
ā€œaigooā€¦.. cepat sekali menjawabnya. Kau senang ya dikerumuni banyak perempuan?ā€ Tanya Henry sinis.
ā€œtidak juga. Aku sudah terbiasaā€
ā€œterbiasa apa huh? Jinjja! Anak kecil!ā€ dumel Henry berapi-api. Nyaris berdiri. Sementara Danny hanya balas menatapnya dengan heran.


ā€œmemang kau tidak terbiasa ya?ā€
ā€œYAK! Aku lebih terbiasa, aku sudah 24 tahun dan umurmu bahkan tak sampai Ā¼ dari umurkuā€


**********


Keesokan harinya, Henry ā€“dengan berat hati- membawa serta Danny ke kampusnya. Mereka berdua baru saja tiba di parkiran dan tengah berdiskusi serius di kursi depan.


ā€œtujuan kita adalah Shin Hyejeong. Ada 9 nama dari 9 jurusan yang berbeda. Kita akan mencarinya satu persatu, lalu jika sudah ketemu, kau harus merayunya agar mau menjagamu lagiā€


ā€œkenapa dia harus menjagaku?ā€
ā€œkarena aku tak mau menjagamuā€
ā€œaku kan sudah 5 tahun, jadiā€¦ā€¦ā€¦ā€¦..ā€
ā€œjadi kau masih sangat kecil dan butuh penjagaan ketat dari seseorang. Dan seseorang itu bukan aku, oke? Kau tak akan mengerti seberapa sibuknya akuā€


ā€œtapi Hyejeong noonaā€¦ memangnya dia mau?ā€
ā€œitu tugasmu! Kau harus bisa mengatur ekspresi seolah kau sangat membutuhkannya. Lihat aku! Buat ekspresi seperti iniā€ Henry memiringkan wajahnya sambil memanyunkan bibir.


ā€œeuhā€¦ aku tak mau jadi sejelek ituā€ Danny mengangkat bahunya ngeri.
ā€œitu lucu bukan jelek. Astaga! Kau senang sekali membuatku kesal ya? Cepat lakukan!ā€
ā€œanioā€
ā€œtchā€¦ oke, kau boleh atur ekspresi sesukamu. Pokoknya kau harus terlihat sedih, oke? Wanita biasanya tak tahan melihat anak kecil sedih. Kalau dia masih tak mau, menangis saja. Ara?ā€


ā€œkau sedang mengajarkan kejahatan,  ya? Kata eomma, aku tak bolehā€¦ā€¦ā€
ā€œaku akan traktir es krimā€
ā€œarasseoā€


**********


ā€œhei.. kau kenal Shin Hyejeong?ā€
ā€œne.. aku hyejeongā€
ā€œoh.. berarti bukan kauā€
ā€œapanya?ā€
ā€œanio. Gamsahamnidaā€ Henry berbalik dan menggelengkan kepalanya pada Danny yang sedang minum. Mereka sudah berjalan dari fakultas seni rupa ke fakultas kesehatan lalu berjalan lagi ke gedung yang lain dan tetap saja Shin Hyejeong itu tak ada.


ā€œastaga Danny, aku lelah sekaliā€
ā€œkau bilang ada 9 orang kan? Kita baru menemukan 3 Hyejeong. Ayo cari lagiā€
ā€œkau tak lelah?ā€
ā€œaniya. Ini belum lama Henry, kenapa kau payah sekali?ā€ Henry langsung merebut minuman milik Danny dan meneguknya sampai habis.


ā€œYAK! HENRYā€
ā€œwae? Apa kau masih haus? Kita kan belum lama, kenapa kau payah sekali?ā€
ā€œaish..ā€
ā€œsudahlah ayo pulangā€ Ujar Henry sambil menuntun Danny.
ā€œwae?ā€
ā€œaku lelah mencarinya. Lagipula, mungkin ini sudah takdirku untuk menjagamu sendirianā€
ā€œkenapa kau bicara begitu? Memangnya eomma tak mau kembali lagi?ā€
ā€œhei.. tadi aku berjanji akan mentraktir es krim kan?ā€ Henry langsung mengalihkan pembicaraan.
ā€œtapi aku kan belum menangis di depan Hyejeong noonaā€
ā€œgwaenchana~ kau tak perlu melakukannya. Kajja!ā€
ā€œchakkaman! Kenapa dari tadi kau tak masuk kelas, Henry? Sebenarnya kau sekolah atau tidak?ā€
ā€œaku lelah. Besok lusa sajaā€
ā€œmemangnya bisa begitu? Di sekolahkuā€¦ā€¦ā€
ā€œsekolahku berbeda dengan sekolahmu. Ara?ā€


**********


Setibanya di parkiran, Henry melihat seorang gadis tengah berdiri persis di depan mobilnya. Namja itu tersenyum sambil melirik Danny.


ā€œhei kecil, ayo bertaruh! Menurutmu siapa gadis itu?ā€
ā€œyang di depan mobil? Eung temanmuā€¦ā€¦ mungkin?ā€ balas Danny tak yakin. Ia memperhatikan perempuan itu sambil berpikir.


ā€œitu pasti Shin Hyejeong. Biasanya di drama-drama, jika ada adegan cari-mencari, mereka malah akan bertemu di situasi yang tak terduga. Sepertinya hal itu juga akan terjadi padakuā€


ā€œhuh? Choneun mollayoā€
ā€œaish payah!ā€ Henry mendengus, dan berjalan dengan santai menuju seorang gadis yang sedang mengomel di depan mobilnya.


ā€œjeogiyo!ā€
ā€œheh! Pindahkan mobilmu! Babogateunā€ ah.. ternyata bukan Shin Hyejeong.
ā€œppalii! Aku harus segera pergi dan kau menghalangi mobilkuā€ gadis itu menunjuk mobilnya yang terhalang mobil Henry.


ā€œne.. mianhaeā€ balas Henry dengan nada tak peduli, lalu berjalan malas membuka mobilnya.
ā€œYe Seul~aaā€¦.. bukumu! Aishā€¦. Kenapa selalu meninggalkannya di kelas?ā€ Henry menoleh saat mendengar suara itu danā€¦ ā€œSHIN HYEJEONGā€ tanpa sadar langsung berteriak dan keluar lagi dari mobilnya.


ā€œah.. kau!ā€ kaki Hyejeong bergerak selangkah ke belakang. Terkejut, takut, terancam. Wajah Henry yang kelewat berbinar membuatnya sangat ingin berlari.


ā€œHyejeong noona. Anyeonghaseyoā€
ā€œanyeonghaseyo Danny~yaā€
ā€œYA! Shin Hyejeong. Kita harus bicara seriusā€ pekik Henry sambil berkacak pinggang.
ā€œKAU! MASUK DAN PINDAHKAN MOBILMU!ā€
ā€œtunggu dulu, aku punya masalah yang harus diselesaikan dengan Shinā€¦ā€¦ā€
ā€œJIGEUMā€ padahal Henry sudah berusaha tegas, tapi tetap saja gadis yang dipanggil Ye Seul ini jauh lebih galak. Jadi, dengan sangat terpaksa, Henry kembali masuk dan memindahkan mobilnya.


Gadis bernama Ye Seul itu mendelik kasar pada Henry yang baru turun setelah memindahkan mobil. Namja itu balas menatapnya tanpa ekspresi lalu menghampiri Hyejeong yang sedang berbicara dengan Danny.


ā€œkenapa kau tak datang saat aku menyuruhmu datang?ā€ Tanya Henry tanpa basa-basi. Hyejeong yang sedang berjongkok sambil memegang kedua tangan Danny sontak mendongak. Dengusan pelan terdengar, ā€œuntuk apa aku datang? Aku kan sudah berhentiā€


ā€œtapi aku tidak membolehkanmu berhentiā€
ā€œaku bekerja untuk nyonya Lachapelle, bukan kauā€
ā€œdia noona-ku. Dan sekarang dia sudah meninggal, jadi semua tanggung jawabnya menjadi milikku, termasuk kauā€


ā€œmianā€¦. Tapi aku tak bisa. Kuliahku sangat sibuk dan aku akan lulus tahun ini. Kumohonā€ Hyejeong bicara dengan suara tertahan. Berusaha mengontrol rasa kesal yang bertumpuk-tumpuk di dadanya.


ā€œkau benar-benar tak punya sopan santun ya? Kau tak punya rasa berduka cita akan kematian noonaku? Kau tak mau membantuku menjaga Danny? Aku juga kuliah, terlebih aku ini pria. Mana bisa menjaga anak kecil? Berapa uang yang kau mau? Aku akan bayar saat sudah bekerja nantiā€


ā€œaku membantu nyonya Lachapelle sebulan yang lalu itu tulus karena membantu, bukan karena uang. Aku bilang kan, aku tak apa-apa jika tidak dibayar. Dan coba lihat siapa yang tidak sopan disini? Kau berteriak pada seorang perempuan di depan anak kecil. Tolong benahi kelakuanmu dulu sebelum mengoreksikuā€ Hyejeong menarik napas dengan berat, lalu menatap Henry lelah ā€œaku ini hanya seorang mahasiswi. Kenapa tak mencari babysitter sungguhan?ā€


ā€œaku tak bisa sembarang mencari babysitter untuk Danny. Dia sudah mengenalmu dan noona-ku bahkan sempat mempercayakan Danny padamu, jadi aku tak punya pilihan lainā€


ā€œmaaf!ā€ Hyejeong menggelengkan kepalanya sekali lagi. Lalu membungkuk sopan dan berbalik pergi. Henry menghembuskan napas tak kalah lelah, lalu tiba-tiba Danny menggenggam tangannya.


ā€œaku tak apa-apa, Henry. Tenanglahā€
ā€œini bukan untukmu. Tapi untukku. Aku tak bisa terus menerus menjagamu. Lagipula, dia satu-satunya orang yang tak apa-apa jika tidak dibayar. Aishā€¦. Hidupku hancur! Ayo cepat kita pulang, aku mau tidurā€


ā€œmaksudmu setelah kita beli es krim kan?ā€
ā€œes krim mwo? Huh? Kita harus berhematā€
ā€œtapiā€¦.ā€


**********


Semenjak itu, Henry yang pantang mundur terus mengikuti Hyejeong seperti seorang stalker. Tidak. Dia bahkan melakukannya terang-terangan. Seperti hari ini, Hyejeong yang sedang mencari buku di perpustakaan terus mendapat teror dari Henry. Namja itu mengikutinya terus menerus sambil berkata, ā€˜sesama manusia harusnya saling membantu. Keponakanku yang lucu membutuhkan babysitter. Andai saja ada perempuan baik yang mendengarā€™ sambil melrik Hyejeong minta perhatian.


Tapi Hyejeong tak mau kalah. Walau gadis itu terganggu luar biasa, ia tetap mempertahankan raut datar di wajahnya. Seolah Henry yang kini tengah duduk di hadapannya sambil melempar-lempar kertas bertuliskan ā€˜kumohon bantu akuā€™ itu tak benar-benar ada.  Ia memegang kuat prinsip, Nanti juga dia lelah sendiri dan berhenti. Tapiā€¦ā€¦. Nantinya kapan? Ini sudah 5 hari dan Henry masih terlihat sangat bersemangat melakukan terornya. Kali ini ia berdiri di depan kelas Hyejeong dan berlutut tiba-tiba saat gadis itu keluar. Hyejeong semakin tak tahan, ia menghentakkan kakinya dan memberikan tatapan ā€˜pergi dari hadapankuā€™ namun bukannya pergi, Henry malah memulai dramanya yang memukau.


ā€œkumohon, tolong bantu aku, Shin Hyejeong-ssi.Keluargaku sangat membutuhkan kebaikan hatimu. Bantulah pria malang ini mengurus keponakannya, aku tahu kau sibuk, tapi kalau kita mengurusnya bersama-sama mungkin semua ini tak akan terlalu melelahkanā€


Teman-teman Hyejeong langsung berbisik-bisik dan berkerumun di sekitar mereka. Henry yang berlutut justru terlihat seperti sedang melamar. ā€œbisakah kauā€¦.. tckā€ Hyejeong mendesis menahan malu sambil menyuruh Henry berdiri.


ā€œShin Hyejeong-Ssi! Jebalyoā€
ā€œseharusnya kau tidak memaksaku seperti ini.ā€
ā€œakuā€¦.ā€
ā€œseharusnya kau menghargai keputusankuā€
ā€œtapi akuā€¦.ā€
ā€œkalau aku bisa aku pasti setuju. Tapi sekarang aku bahkan tak punya waktu selain untuk belajarā€
ā€œkita bisa belajar bersamaā€
ā€œkita beda jurusan. Bagaimana caranya belajar bersama?ā€ Hyejeong menggelengkan kepalanya dan berlalu, melewati Henry begitu saja. ā€œah..jinjja. Shin Hyejeong! YAAā€


**********


Setelah menjemput sang keponakan dari sekolah, Henry menuntun Danny mencari Shin Hyejeong sambil membawa-bawa pengeras suara milik dosen olahraganya. ā€œsekarang apalagi yang akan kau lakukan, Henry? Kau tidak kasihan pada Hyejeong noona?ā€ Tanya Danny.


ā€œitu dia!ā€ tunjuk Henry.
ā€œYA! SHIN HYEJEONGā€ gadis yang sedang berjalan dengan tumpukan buku itu sontak berhenti. Kakinya tertahan dan matanya memejam seakan-akan ingin menangis. Sekarang apa lagi?


ā€œSEBENARNYA AKU SUDAH LELAH MEMOHON-MOHON TERUS! TAPI AKU BENAR-BENAR MEMBUTUHKANMU! DAN AKU TAK PUNYA PILIHAN LAINā€ Hyejeong masih belum bereaksi. Henry tampak khawatir dan langsung menoleh pada Danny. ā€œcoba rayu dia! Katakan kumohon noona, atau apalahā€ bisik Henry sambil menyodorkan pengeras suara. Danny menatap benda itu dengan bingung, ā€œaku tak tahu harus bilang apaā€


ā€œapa saja! Katakan dengan naturalā€
ā€œnatural?ā€
ā€œneā€ Henry mengangkat jempolnya, lantas tersenyum menatap Hyejeong sambil bertolak pinggang. Pasti gadis ini akan luluh dengan ucapan Danny, pikirnya.


ā€œnoonaā€¦. Henry sama sekali tak bisa diandalkan. Seminggu ini ia terus-menerus bangun siang dan membuatku terlambat. Ia tak mau berbagi susu kotak denganku, ia terus menerus membuatkan telur tanpa rasa untuk sarapan, makan siang dan makan malam. Ia tidak menyuruhku mandi dan tidur cepat. Lalu PR-ku, ia bahkan tak bisa membantuku mengerjakan PR. Tolong bantu Henry, noona. Henry membutuhkanmuā€


ā€œYAA!ā€ Henry merebut pengeras suaranya dengan cepat. Orang-orang di sekitarnya tertawa mendengar pengakuan Danny yang polos, sementara wajah Henry otomatis memerah.


ā€œKAU!ā€ namja itu membuat gerakan seolah-olah ingin mencekik Danny dan menatapnya dengan geram.
ā€œkatamu naturalā€
ā€œtapi tidak begitu!ā€
ā€œjika aku membantumu, bisakah kau berhenti membuatku gila seperti ini?ā€ Henry menoleh dan ternyata Hyejeong sudah berada di hadapannya. Namja itu langsung mengangguk.


ā€œokeā€¦ā€
ā€œmaksudmu kauā€¦ mauā€¦.ā€ Senyum Henry merekah. Ia tak bisa menyembunyikan rasa senangnya. Matanya berkaca-kaca dan wajahnya bercahaya.

ā€œini semua untuk Danny. Bukan  kauā€



TBC

Comments

  1. akhirnya hyejeong mau juga nolong henry..
    nanti hubungan henry dengan hyejeong bagaimana yah? next

    ReplyDelete
    Replies
    1. Akhirnya u,u

      asiknya henry hyejeong diapain ya? next chapnya ditunggu:) gomawo

      Delete

Post a Comment

Popular Posts