Suddenly Daddy (last story)



BRAKK!
Henry dan Hyejeong bergegas memasuki kamar Danny. Dan yang mereka dapati adalah Danny yang sedang menangis dan pecahan gelas kaca di bawah tempat tidurnya.

ā€œDanny~a ada apa?ā€
ā€œaku merindukan eomma. Kau yakin eomma sudah meninggal? Kurasa tadi eomma kemariā€
ā€œHenry dia demamā€ bisik Hyejeong sambil memeluk Danny. Henry yang tengah memungut pecahan kaca menatap anak itu dengan khawatir dan segera keluar mengambilkan obat.


ā€œini akibatnya kalau kau kehujananā€ ujar Hyejeong. Tak lama kemudian Henry datang sambil membawa plester demam dan juga botol obat. Ia memberikan semua itu pada Hyejeong yang dengan telaten mengurus Danny. Henry membereskan pecahan kaca dan keluar dari sana.


Satu jam kemudian, namja itu kembali lagi ke kamar Danny. Anak itu sudah tidur, sementara Hyejeong ikut berbaring di sampingnya dengan mata yang menatap lurus ke arah langit-langit.


ā€œBagaiman~ā€
ā€œshtt~ dia baru tidurā€ ujar Hyejeong cepat.
ā€œberhubung kau kesini, lebih baik aku pulangā€ gadis itu sudah bangkit dan menyerongkan kakinya ke bawah saat Henry menggeleng.


ā€œaku masih tak boleh pulang?ā€
ā€œdiluar masih hujan. Lagipula besok kau libur kan?ā€
ā€œtapiā€¦ā€
ā€œdan Danny masih sakitā€ perkataan ini membuat Hyejeong tak lagi merasa keberatan. Ia mengangguk lalu tersenyum pada namja itu.


ā€œkau tersenyum padaku? Kalau tidak salah satu jam yang lalu kau baru saja mengataiku brengsekā€ ucap Henry dengan nada setengah menyindir. Kakinya melangkah mendekat ke sisi ranjang yang lain dan duduk sambil menatap Danny.


ā€œbagaimana aku tidak bilang begitu? Kau tahu seantusias apa Danny tadi? Ia bahkan tak mau masuk walaupun hujanā€


ā€œaku benar-benar tak ingat. Tadi sepulang kuliah aku pergi bersama seseorangā€
ā€œsiapa?ā€
ā€œtidak pentingā€
ā€œkekasihmu?ā€
ā€œeoh? Bagaimana kau tahu?ā€
ā€œjadi aku benar ya?ā€ Hyejeong tersenyum simpul dan kembali membaringkan badan.
ā€œtidak sepenuhnya benar. Aku juga tak mengerti kenapa kita pacaranā€
ā€œhmm?ā€
ā€œini sudah tahun kelima. Awalnya aku hanya kasihan, tapi yahā€¦.ā€ Henry ikut berbaring.
ā€œkasihan jadi sayang sungguhan?ā€
ā€œbukan. Dulu dia gadis yang pendiam dan penyendiri, aku berteman dengannya dan tanpa disangka ia menaruh hati padaku. Lalu dia menembakku dan aku tak punya pilihan lain. Aku menerimanya dan yahā€¦ sampai sekarangā€


ā€œkalau kau tidak menyayanginya, kenapa masih bertahan?ā€
ā€œayahnya menyeramkan. Dia anak satu-satunya dan sudah pasti anak itu sangat dimanja. Saat aku bilang mau putus, ia mengadu pada ayahnya dan aku hampir dibunuhā€


ā€œeomo!ā€ kedua orang yang sedang berbincang itu menatap langit-langit, dengan kompak bergidik saat membayangkan tubuh Henry tertabrak oleh mobil dan terpental di tengah jalan. Keduanya menoleh satu sama lain, ā€œitu menyeramkan!ā€ ucap Hyejeong sambil menggeleng ngeri. Henry tersenyum getir.


Danny yang menjadi batas penghalang antara Hyejeong dan Henry tertidur dengan damai. Sementara mereka sendiri masih betah mengobrol macam-macam, saling mengenal satu sama lain. Mereka tertawa dan bercerita, lalu beberapa saat setelahnya satu dari mereka akan mengingatkan untuk tidak terlalu berisik. Lalu bicara serius, tak lama kembali terkekeh dan begitu seterusnya. Hingga mereka benar-benar terlelap.



*********



Hyejeong mengerjap, ia menoleh ke kanan dan langsung saja berteriak. Muka Henry berada tepat di hadapannya. Henry terkejut. Mereka bangkit dari posisi berbaringnya dalam waktu yang bersamaan sambil berteriak satu sama lain.


ā€œHahahaaā€ Danny tertawa melihat tingkah mereka.
ā€œAigooā€¦. Kalian lucu sekaliā€ ucap Danny sambil menarik gorden kamarnya. Membuat sinar matahari yang luar biasa menyilaukan seketika masuk.


ā€œini sudah jam 10, appa, eommaā€ namja kecil itu tersenyum saat mengucapkannya.
ā€œappa?ā€
 ā€œeomma?ā€ Henry dan Hyejeong mengulangnya dengan kaget.
ā€œkalian tidur disini saja setiap hari. Aku senang melihat kalian berdua di sampingku saat bangun. Jadi ini rasanya ya?ā€


ā€œuh! Aku harus pulangā€ Hyejeong merapikan rambutnya dan bergegas turun dari tempat tidur. Henry mengusap tengkuknya laluā€¦


ā€œini kan libur. Untuk menebus kesalahanku kemarinā€¦ā€¦.. ayo ke toko cokelat hari iniā€
ā€œeungā€¦. Maksudku, kita bertigaā€ Danny tersenyum sambil melirik Hyejeong yang nampak menimbang.
ā€œmau ya noonaā€¦.ā€ Namja itu mengeluarkan aegyo yang membuat Hyejeong tak bisa mengatakan tidak.
ā€œbaiklahā€
ā€œYES!ā€ Teriak Henry dan Danny refleks. Membuat Hyejeong terkejut.
ā€œtapi aku bisa pulang dulu kan?ā€
ā€œtentu.... nanti siang kujemput!ā€ Hyejeong mengangguk, lalu membungkuk sedikit pada Henry dan segera keluar dari kamar.


ā€œHenryā€
ā€œah.. wae?ā€ Henry yang sedang tersenyum langsung tersentak dan menoleh pada Danny.
ā€œkau menyukainya ya?ā€ namja itu terdiam, lalu beberapa saat kemudian mengangkat bahunya lesu ā€œmollaā€



*********



Saat Henry dan Danny sudah siap dan ingin menjemput Hyejeong. Tiba-tiba saja seorang wanita datang dengan heboh. Ia berteriak memanggil Henry sambil meletakkan beberapa paper bag di meja makan. Tingkahnya benar-benar seperti berada di rumah sendiri.


Dengan heran, Danny keluar dari kamarnya saat mendengar teriakan itu.
ā€œneo nuguya?ā€ Tanya anak itu bingung.
ā€œdimana naui mochi?ā€
ā€œapa?ā€
ā€œmochi Henry~ku mana?ā€
ā€œkau siapa?ā€
Dan disaat itulah Henry keluar dari kamar sambil mengancing lengan kemejanya.
Ia terkejut saat melihat Da Eun ā€œapa yang kau lakukan disini?ā€
ā€œchagi? Haiii! Astaga kau tahu ya aku mau datang?ā€ Da Eun hendak memeluk lengannya, namun Henry segera menghindar. ā€œmenyingkirlahā€


ā€œYA! Kenapa kasar sekali sih?ā€
ā€œkau mau apa kesini? Aku ada acara dengan keponakankuā€
ā€œoh ya? Kemana? Aku ikut ya..ā€
ā€œandwae!ā€ teriak Danny. ā€œkami hanya akan pergi bertiga sajaā€
ā€œne.. hanya kita bertigaā€ ucap Da Eun sambil tersenyum.
ā€œbukan kau. Tapi Hyejeong noonaā€
ā€œah? Siapa? Hyejeong itu siapa? Cepat jelaskan padaku!ā€ gadis itu bertolak pinggang dan berbalik pada Henry. Sementara namja itu hanya mendesah sambil memutar matanya, ia berjalan melewati Da Eun tanpa peduli dan menyuruh Danny untuk cepat naik ke mobil.


 ā€œYA! Henry! Jawab aku!ā€ Da Eun mulai geram dengan sikap Henry yang mengabaikan kehadirannya. Gadis itu menarik tangan Henry tepat saat mereka berada di teras, sementara Danny sendiri sudah berdiri di samping mobil.


ā€œaku sudah pernah mengatakan ini padamu kan, Da Eun~ssi? Aku tidak menyukai caramu yang seperti ini. Aku butuh waktu untuk sendiriā€


ā€œtidak. Kau akan pergi bersama Hyejeong. Siapa dia?ā€
ā€œdia hanya pengasuh Dannyā€ ucap Henry dengan nada lelah.
ā€œlalu kenapa kau pergi bersamanya?ā€
ā€œkarena samcheon menyukai Hyejeong noonaā€ sahut Danny kencang. ā€œHenry samcheon, kajja! Jangan buat Hyejeong noona menungguā€


Henry benar-benar tak tahu harus menunjukkan ekspresi seperti apa, jadi ia tak menatap Da Eun dan langsung beranjak. Namun gadis itu menahan lengannya lagi.


ā€œbenarkah?ā€
ā€œmungkin iya. Dia cantik, baik, menyayangi keponakanku dan bersikap dewasa. Pria mana yang tidak suka?ā€


PLAAKK!
Danny langsung menutup matanya dengan kaget. Da Eun menangis dan mengepalkan tangannya dengan geram, sementara Henry menatap gadis itu sambil menahan marah.


ā€œpuas? Sekarang adukan aku pada ayahmu! Cepat menangis padanya, katakan aku sudah melukai perasaanmu. Suruh dia membunuhkuā€


ā€œHenryā€
ā€œkau boleh mengikatku di rumahmu dan bertingkah seperti psikopat. Terserah. Aku tak peduli lagiā€
ā€œHenry! Hiksā€¦. Kenapa kau begini?ā€ Da Eun terisak-isak. Danny mengintip lewat celah jarinya. Ia sangat penasaran, tapi di sisi lain anak itu tetap tak mau melihatnya. Sebenarnya Danny tak ingin tinggal diam melihat pamannya ditampar seperti tadi, tapi melihat sang perempuan yang justru malah menangis, anak itu jadi bingung harus membela siapa.


ā€œsekarang kutanya padamu, kalau aku sudah menyakiti hatimu sejauh ini. Maukah kau melepasku? Bolehkah aku minta putus?ā€ Da Eun menatap Henry dengan matanya yang basah, lalu menggeleng kuat.


ā€œtidak akanā€
ā€œokeā€¦ nikmatilah hubungan iniā€ pria itu berjalan meninggalkan Da Eun begitu saja. Danny segera masuk ke dalam mobil, begitu pun Henry. Dan dalam hitungan detik mobil itu sudah berlalu menjauhi rumah.



**********



ā€œdia pacarmu, Henry?ā€
ā€œdiaā€¦..ā€ bahkan Henry sendiri tak tahu siapa dia.
ā€œkukira kau suka Hyejeong noona. Padahal aku sudah merestuinyaā€
ā€œapa? Merestui?ā€ Henry terkekeh. Sejenak lupa akan Da Eun dan masalahnya.
ā€œne.. aku sudah membayangkan jika kalian menikah dan merawatku seperti ayah dan ibuā€
ā€œkau kira Hyejeong mau menjadi ibumu?ā€ ledek Henry.
ā€œkenapa tidak mau? Aku kan sangat lucuā€
ā€œcihā€¦ aku lebih lucuā€
ā€œlucu mwo?ā€ sahut Danny cepat. Membuat Henry tak kuasa menahan tawa.



**********



Sekali lagi, Hyejeong mematut dirinya di cermin. Ia menarik napas panjang dan tersenyum. Padahal ia sudah tahu kalau Henry sudah punya kekasih, tapi entah kenapa ia tetap saja tak bisa menahan perasaannya. Ya.. Shin Hye Jeong menyukai pria konyol yang memintanya menjadi pengasuh Danny dengan pengeras suara itu. Shin Hye Jeong menyukainya, dan ia tak tahu alasannya.


Mungkin karena semalam mereka bicara banyak sekali. Dan semua pembicaraan itu sanggup membuat hatinya tersentuh akan rasa nyaman. Padahal Hyejeong termasuk gadis introvert yang sering bingung jika diajak bicara, tapi Henry mampu mengubah itu secepat kilat.


Tinā€¦ Tinā€¦.
Suara klakson menyadarkannya. Dengan cepat ia menarik tas kecilnya dan segera berlari ke luar. Saat ia membuka pintu, Henry ternyata sudah berdiri di depan dengan tangan yang tertahan, hendak mengetuk.


ā€œuh.. hampir saja aku mengetuk kepalamuā€
ā€œkeurae. Beruntung kau tidak melakukannyaā€ Hyejeong menunjukkan kepalan tangannya. Membuat Henry mendengus sinis.


ā€œkajjaā€



*********



Rencana awal memang hanya berkunjung ke toko cokelat. Tapi siapa sangka kalau nyatanya mereka malah keliling Seoul dan mengunjungi banyak tempat. Dan dari semua agenda jalan-jalan ini, satu hal yang membuat Henry paling senang adalah kenyataan bahwa Hyejeong sangat menyayangi Danny. Ia butuh perempuan yang seperti itu. Lagipula siapa yang mengira perasaannya kepada Shin Hyejeong semakin menjadi-jadi sejak semalam. Ya.. sebenarnya mereka hanya butuh sedikit waktu untuk saling bicara dan mendengarkan. Dan juga sedikit waktu bagi Henry untuk menyadariā€¦ā€¦ bahwa ia menyukai gadis itu.


ā€œHenryā€
ā€œhmmā€
ā€œkau datang kan?ā€
ā€œapa?ā€
ā€œsabtu besokā€ Henry terdiam selama beberapa saat sebelum akhirnya mengangguk yakin. ā€œkeuraeā€
ā€œjanjiā€
ā€œjanji!ā€



**********



Sejujurnya Henry sudah tidak lagi memikirkan Steve Lachapelle sekarang. Ia tahu Danny pasti akan lebih senang bersamanya, dan ia tahu ia mulai bersedia merawat anak itu. Tapi di tengah-tengah keyakinannya yang mulai mantap, sebuah nomor tak dikenal menghubunginya. Tepat di malam sebelum acara sekolah Danny, pria itu mendapat kabar bahwa Da Eun mendapatkan informasi tentangnya, tentang Steve Lachapelle. Henry benar-benar kebingungan Pertahanannya pun kembali goyah.


Sekarang ia masih berada di kampus. Pria itu melirik jam-nya sambil mendesah. Kemudian menoleh pada Da Eun yang duduk sangat jauh darinya. Ini sangat langka. Biasanya gadis itu akan menempel disebelahnya seperti magnet. Tapi wajar, setelah kejadian beberapa hari yang lalu, Da Eun memang lebih dingin dan terkesan menjaga jarak dengan Henry. Sejujurnya namja itu bersyukur.


Tak lama, dosen yang sedang mengajarnya mendapat telfon dan mengakhiri kelas begitu saja. Padahal mereka masih punya waktu setengah jam lagi. Henry sedang memasukkan buku catatannya ke dalam tas saat Da Eun berjalan di depannya. Pria itu buru-buru berdiri dan menangkap tangan sang gadis. Da Eun menoleh dengan wajah terganggu.


ā€œada apa? Bukankah kita sudah putus?ā€
ā€œkau tau keberadaan tuan Lachapelleā€
ā€œtchā€¦.ā€ Da Eun tertawa mencibir. ā€œkeurae. Apa yang tidak diketahui ayahku?ā€ lanjutnya sembari menatap Henry rendah. Ternyata namja ini cuma mencariku karena tuan Lachapelle.


ā€œaku bisa mempertemukan Daniel dengannyaā€ Da Eun membalik badan sepenuhnya menghadap Henry dan bersedekap angkuh. ā€œasal kita pacaran lagiā€


Kali ini Henry yang tersenyum. ā€œtidak. tidak perlu. Aku justru ingin bilang jangan pertemukan mereka. Aku hargai usahamu mencarinya, oh.. bukan! Tapi usaha bawahan ayahmu untuk mencarinya. Tapi sekarang aku sadar, akulah yang Danny butuhkan. Bukan lelaki ituā€


Henry menarik tasnya dan tersenyum simpul pada Da Eun, lalu melenggang begitu saja. Meninggalkannya yang terdiam tak percaya.



**********


ā€œAstaga! Kau dimana?ā€ suara teriakan Hyejeong langsung saja terdengar begitu Henry mengangkat telfonnya.


ā€œaku di jalan, Jeongi~aaā€
ā€œM..mwo? kau panggil aku apa? JEONGIE MWOYAA?ā€
ā€œYAK! Jangan berteriak. Kau membuat jalanannya semakin macetā€
ā€œcih.. bagaimana biā€¦. Oh.. tidak! kita tidak boleh berdebat! Danny sudah hampir dipanggilā€
ā€œdipanggil?ā€
ā€œgeurae! Mereka sedang lomba puisi Henry Lauā€
ā€œlomba puisi? Bocah itu bisa baca puisi?ā€
ā€œaigooā€¦. Cepatlah!ā€ Hyejeong menutup telfonnya. Henry mendengus, lalu menatap antrean mobil dihadapannya sambil meringis. Ia benar-benar tak yakin bisa tepat waktu. Jika jalannya terus-terusan begini, aku bisa sampai besok lusa.



**********



Hyejeong mendesah, Danny turun dari podium sambil tersenyum simpul lalu langsung berlari memeluknya.


ā€œaku tahu dia menyebalkan, tapi kukira dia tidak semenyebalkan ini, noonaā€ Danny merajuk. Namja kecil itu terlihat sedang menahan air matanya mati-matian.


ā€œsepertinya Henry samcheon terjebak macet, Danny~aaā€¦ā€
ā€œtapi aku ingin dia melihatku. Walau puisinya bertema ayah, aku tetap membuat puisi itu untuknya. Aku memikirkan paman bodoh itu saat menulis puisinya, dan ia malah tidak datang. Daebak!ā€


ā€œaku merekamnya kok. Kita pastikan pamanmu yang menyebalkan itu menontonnya berulang-ulangā€
ā€œtetap saja berbeda noonaā€ dan air mata yang ditahan itu mulai meleleh di pipi Danny.
ā€œaku tak pernah menyesal tak punya ayah, karena kukira Henry jauh lebih keren dari sekedar ayah. Tapiā€¦. Disaat seperti ini aku malah kecewa punya Henryā€


ā€œYAA! Kau bilang akan memanggilku samcheon selamanya?ā€
Hyejeong dan Danny refleks menoleh. Henry, dengan wajah tanpa dosanya tengah berjalan lurus kearah mereka dengan tangan yang terselip di saku celana. Langkahnya terlihat sangat percaya diri. Pasti namja itu merasa menjadi manusia terkeren disini, pikir Hyejeong selama menahan amarah. Sudah kubilang aku akan membenci siapapun yang membuat Danny menangis! Dan sekarang, paman yang membuat keponakannya menangis ini malah mengumbar senyum seperti Casanova. Sebenarnya dia mau membuat terkesima siapa? Yang ada disini hanyalah pasangan suami istri dan anaknya.


ā€œtepat waktu sekali Henry. Aku sudah ingin pulangā€ sindir sang keponakan. Danny menarik tas punggungnya dari tangan Hyejeong lalu berjalan melewati Henry begitu saja. Namun dengan cepat pria itu menahannya. Henry berlutut di depan Danny sambil memegang kedua bahu anak itu.


ā€œAku tak tahu rasanya punya ayah. Tapi apapun rasanya, aku yakin tidak akan sebaik punya Henryā€ Danny terkejut. Henry baru saja mengucapkan bait terakhir dari puisinya. Namja itu tersenyum melihat ekspresi keponakannya.


ā€œkau mendengarnya, Henry?ā€
ā€œaku mendengarnya, Daniel. Semuanyaā€
ā€œeoh?ā€
ā€œaku ada di belakang. Semua kursi penuh, jadi aku terjebak di ujung sana. Tapi aku bisa mendengar suaramu dengan jelas dari speaker. Tenang saja, kau keren! Pasti kau yang menangā€


ā€œjinjja? Kau dengar?ā€ Danny tersenyum lebar sambil menanyakannya sekali lagi.
ā€œhmmā€ Henry mengangguk.
ā€œtapi aku tak mungkin menangā€
ā€œwae?ā€
ā€œtema puisinya adalah ayah dan aku malah membangga-banggakan pamanku yang super anehā€
ā€œsuper aneh, tapi juga super tampan, keurae?ā€
ā€œkeuraeā€ jawab Danny sambil tertawa. Henry dan Hyejeong pun tertawa. ā€œpengumuman pemenangnya masih satu jam lagi, kau mau menunggu atauā€¦.?ā€


ā€œsiapa yang butuh piala kosong itu? Lebih baik kita mencari piala yang ada isinyaā€ Danny dan Hyejeong mengerutkan alis. Sementara Henry menatap mereka berdua seperti sedang bermain tebak-tebakan.


ā€œmaksudku ayo kita makan es krimā€
ā€œhaish! Itu tidak baik untuk gigi, Henry. Kenapa kau selalu mengajakku makan es krim?ā€ keluh Danny.
ā€œjadi kau tak mau?ā€ Tanya Hyejeong kaget. Danny menggeleng kuat-kuat.
ā€œkalau begitu kita makan berdua saja, Henry~ssiā€ Hyejeong menggamit lengan Henry dan mengajaknya berjalan meninggalkan Danny. Dan sikapnya ini sukses membuat paman-keponakan itu terkejut. Henry tersenyum takjub dan mengikuti langkah Hyejeong dengan senang hati. Sementara Danny segera berlari mengejar mereka.



**********



Fiuh~
Henry, Hyejeong dan Danny dengan kompak menghempaskan badan di sofa. Hari ini benar-benar melelahkan. Astaga~ mereka masih tak habis pikir. Bagaimana mungkin mobil Henry mogok 4 blok dari rumah? Cihā€¦. Beruntung Hyejeong bukan tipe gadis yang peduli dengan kuku jari. Dan beruntung Danny juga bukan tipe anak TK yang suka merengek kepanasan. Kalau sampai begitu, sudah pasti Henry akan mendorong mobilnya sendirian.


Tak sampai 1 menit mereka berburu napas, tiba-tiba saja Danny tertawa. Cukup keras untuk membuat Hyejeong dan Henry menoleh terkejut padanya. Oh tidakā€¦ kali ini mereka sudah berada di tahap khawatir jika anak 5 tahun itu tengah kerasukan roh jahat atau semacamnya. Bagaimana tidak? ia tertawa terpingkal-pingkal tanpa alasan.


ā€œYA! DANIEL LACHAPELLE! KAU KENAPA?ā€ teriak Henry sambil melemparkan bantal sofa kearahnya. Danny menangkap bantal itu dan mengontrol tawanya dengan susah payah.


ā€œaku tak pernah mendorong-dorong mobil seperti tadi. Dan aku sangat menyukainyaā€ mendengar alasan tak masuk akal Danny, Henry mendengus. ā€œkalau kau menyukainya, apa yang harus ditertawakan?ā€


ā€bagaimana aku tak tertawa kalau mengingatnya? Aku merasa seperti punya appa dan eomma, kalian berdua bertengkar menyalahkan satu sama lain. Bisakah aku mendengarnya lagi, samcheon?ā€


ā€œdengar apa? Kami bertengkar?ā€
ā€œDaniel sayang, appa dan eomma sungguhan tidak akan bertengkarā€ sahut Hyejeong.
ā€œtapi kalian lucu jika bertengkar. Dan aku tahu kalian tak sungguh-sungguh bertengkar kan?ā€
ā€œmwoya? Bagaimana bisa tak sungguh-sungguh bertengkar jika dia terus menyalahkanku?ā€ Henry menunjuk Hyejeong yang langsung melotot.


ā€œitu wajar jika aku menyalahkanmu! Kenapa kau tidak memeriksa mesinnya dulu sebelum berangkat? Yang tidak wajar itu jika kau menyalahkanku!ā€


ā€œoh.. Kau dengar? Betapa bodohnya Shin Hyejeong! Siapa yang menyalahkanmu? Aku hanya tidak suka jika kau terus menyalahkanku sepanjang kita mendorong mobil tadi. Kau membuat cuaca panasnya terasa lebih panas, tau?ā€


ā€œAPA YANGā€¦ā€¦..ā€
ā€œAHAHAHAHAā€ Hyejeong dan Henry menghentikan perdebatan yang tersulut tanpa direncakan itu karena suara tawa Danny kembali terdengar. Mereka menoleh dan bertatapan bingung. Maksudku, heiā€¦ apa yang sangat lucu dari perdebatan konyol ini?


ā€œneomu johaā€ Danny mengangkat jempolnya. Sementara Hyejeong dan Henry mendesis tak setuju. Apanya yang lucu?


Tok Tok Tok
Ketiganya reflek menoleh pada pintu. Astaga~ Dan Henry menjadi orang pertama yang berdiri tegap dengan tubuh tegang. Namja itu benar-benar kehilangan kata. Ini pasti ulah Da Eun. Hyejeong ikut berdiri dan melirik Henry. Sementara Danny cuma duduk diam dan memperhatikan tanpa mau bicara. Ia benar-benar menjadi pihak yang paling tidak mengerti disini.


ā€œIā€™ll bring my son homeā€ ucapan itu cukup untuk membuat Hyejeong mengerti. Secara refleks ia memukul dada Henry dengan kecewa. Ia kira namja ini sudah sadar dan tak akan menghubungi ayah kandung Danny, tapi ternyataā€¦.. ā€œapa-apaan kau!ā€ desis Hyejeong.


ā€œbukan akuā€
ā€œlalu siapa lagi?ā€
ā€œDa Eunā€
ā€œbagaimana bisa?ā€
ā€œkami putus beberapa hari yang lalu. Pasti dia sengajaā€ Da Eun bisa melakukan apapun yang ia mau. Gadis itu tinggal menjentikkan jari dan semua yang ia mau akan berada di tangannya. Ya.. semengerikan itulah Yoon Da Eun.


ā€œNo. Youā€™ve been abandoned him before. Then why now?ā€
ā€œI need himā€ Henry tertawa pendek. Mencibir. Steve ā€“ayah Danny yang datang tiba-tiba ini- sudah menikah dan memiliki anak perempuan. Ia juga sudah tidak membiayai Danny sama sekali sejak lahir. Lalu kenapa sekarang tiba-tiba ia membutuhkannya?


ā€œfor money, right?ā€
ā€œwhat?ā€
ā€œDa Eunā€™d pay youā€
ā€œNo. Heā€™s my son. My rightā€
ā€œHenry, siapa dia?ā€
ā€œeven your son didnā€™t recognize youā€ Nada menghina sang pemuda semakin menjadi-jadi.
ā€œI donā€™t care. Iā€™d still take him homeā€ Steve menyambar tangan mungil Danny dan menariknya keluar rumah. Hyejeong kontan menghalangi jalan, tapi tubuhnya dihempas begitu saja oleh pria asing bertubuh besar itu.


ā€œTIDAAAKK! HENRY SAMCHEONNN! HYEJEONG NOONAā€¦. TOLONGGā€ Henry mengambil langkah cepat, dan menarik tangan Danny dengan kuat. Tapi Steve menahannya lebih kuat lagi. Sangat kuat hingga membuat pergelangan tangan sang anak memerah.


Danny berteriak lebih kencang dan menangis karena ketakutan dan juga kesakitan. Tangisan itu membuat Henry tak tahan dan melepaskan cengkramannya. Ia yakin keponakan kecilnya itu sangat kesakitan dan ia benar-benar tak tega. Henry masih sibuk menghalangi Steve menjangkau mobil, sementara Hyejeong menelfon polisi.


Mobil itu melaju, Henry tak bisa mengejar karena seperti yang kalian tahu mobilnya sedang tidak berguna.


ā€œbagaimana?ā€ Henry menoleh pada Hyejeong yang baru saja berlari menghampirinya.
ā€œpolisi akan menahannya sebelum jalan raya. Kita harus kesana, ppaliā€
ā€œpakai apa?ā€
ā€œlari sajaā€ Tangan Hyejeong menarik kemeja yang dipakai Henry dan mereka pun berlari.
Mereka butuh waktu dua puluh menit untuk sampai, dan ternyata mobil polisi sudah berkerumun menjegal mobil Steve. Tapi pria itu dan Danny memilih untuk tidak keluar dari mobil. Henry merasa kakinya melayang saat namja itu berjalan menggedor kaca mobil Steve, sementara Hyejeong yang sudah tak kuat jatuh berlutut di belakang kepungan mobil itu.


ā€œkembalikan keponakankuā€
Akhirnya, Steve keluar tanpa membawa Danny. Ia mengangkat tangannya tinggi-tinggi saat sejumlah polisi heboh menudingkan pistol. Henry menarik kerah baju pria itu, ā€œI AM HIS DAD, BASTARDā€ teriak Steve. Henry tertawa pendek. Diantara rasa lelahnya, pria ini masih mencoba bersabar pada lelaki kanada yang berumur 10 tahun lebih tua darinya itu.


ā€œthen show me! If youā€™re his dad, you should hear him. Who he chose to live withā€
ā€œwhat? Heā€™s totally my right! Why the fxck you call the police?ā€
ā€œjerk! What did I just heard? Your right? After 5 years? And you still thinking that heā€™s your right? HEā€™S NOT! YOU ABANDONED HIM. You donā€™t give anything to him. HE DOESNā€™T KNOW YOU! OPEN YOUR EYES! WHAT KIND OF DAD YOU AREā€


Diam-diam Hyejeong membawa Danny keluar dari mobil. Anak itu pingsan. Mungkin karena terus meronta, Steve memberikan obat hirup yang membuatnya pingsan. Benar-benar keterlaluan. Bukankah ini sudah lebih dari cukup untuk membuktikan betapa bejatnya ia sebagai ayah.


ā€œangkat tanganā€ Seru polisi yang mendekat. Henry menarik tangan Steve ke belakang dan menahannya dengan gerakan tak terbaca. Seketika membuat polisi itu memborgol tangannya dan menggiring sang pria yang tak berhenti mengumpat itu ke dalam mobil.


Henry langsung menghampiri Hyejeong.
ā€œdia pingsan, haruskah kita bawa ke rumah sakit?ā€
Henry menggeleng lemah, ā€œbawa ke rumah saja!ā€
Saling bahu membahu mereka berdua berdiri, dan bertepatan dengan itu seorang polisi datang.
ā€œterimakasih banyakā€ Ucapnya sembari mengacungkan tangan. Henry menjabat tangan itu dengan senyum seadanya. Selain karena ia benar-benar lelah, namja ini juga merasa bingung. Berterimakasih untuk apa? Bukankah ia yang harusnya berterimakasih? Jangan-jangan pria ini sedang menyindir.


ā€œaku tak yakin dia bisa ditahan. Maksudku, pria itu memang ayah kandung Danny. Secara teknis seharusnya ini tidak bisa dikatakan pencurianā€ Henry mendesah setelah mengucapkannya. Hyejeong ikut menunduk, setelah ini pasti Steve akan dilepaskan dan kembali mencoba mengambil Danny dari mereka.


ā€œSteve Lachapelle sudah menjadi buronan internasional sejak setahun yang lalu. Dan ternyata ia bersembunyi di Korea. Dia terlibat penjualan senjata illegal, semua rekannya sudah ditangkap dan tak ada yang mengetahui keberadaannya. Beruntung sekali kalian melaporā€ Henry dan Hyejeong tak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Mereka saling melempar tatapan syok lalu kembali menatap polisi itu, belum bisa percaya.


ā€œdan setahu saya, jika dia sudah menikah lagi, seharusnya hak asuh tak berada di tangannya lagiā€
ā€œbenarkah?ā€
ā€œmungkin lebih baik dikonsultasikan lagi dengan pihak yang berwenang untuk urusan iniā€
ā€œbaiklah.. terimakasihā€ Polisi itu mengangguk dan hendak pergi. ā€œchangkaman, dia akan di penjara kan?ā€ ucap Henry.


ā€œdia akan dikembalikan ke negaranya, dan mendapat hukuman sesuai dengan peraturan yang berlaku disanaā€ Henry mengangguk mengerti. Lalu ia menoleh pada Hyejeong, ā€œharuskah aku melaporkan Da Eun juga? Ini benar-benar aneh, bagaimana bisa ia tahu keberadaan Steveā€¦.ā€


ā€œpadahal dia adalah buronan internasionalā€ lanjut Hyejeong serius.
ā€œapa jangan-jangan ayah Da Eun terlibat?ā€
ā€œtapi polisi itu bilang semuanya sudah tertangkap, kecuali Steveā€
ā€œkau tahu kan kalimat ā€˜ayah Da Eun bisa melakukan segalanyaā€™? Mungkin ada yang ditutupiā€
Henry dan Hyejeong saling bersahutan melemparkan opini yang saling mendukung. Lalu bertatatapn seperti baru saja memecahkan masalah internasional.


ā€œAstaga~ Pak Polisi! Bisakah kau periksa ayah dari gadis ini juga? Dia mencurigakan!ā€ Henry memberikan nomor Da Eun dan sekali lagi polisi itu mengucapkan terimakasih.



**********



Hyejeong keluar dari kamar Danny dan melihat Henry tengah melamun di ruang tengah. Gadis itu menghampirnya.


ā€œkau melakukan hal yang benarā€ ucapan itu sukses membuat sang pria terlonjak. Ia mendongak dan tersenyum tipis saat Hyejeong duduk tepat disebelahnya.


ā€œapa lagi yang kau pikirkan? Tentang Da Eun? Kau mengkhawatirkannya?ā€
ā€œakuā€¦.. aku tak mungkin membesarkan anak itu sendiri kan?ā€ Hyejeong mengangguk perlahan. Ia setuju, tapi kenapa Henry tiba-tiba bicara begini?


ā€œjadi kau mau membesarkannya bersama Da Eun?ā€
ā€œtch,ā€¦ kenapa kau terus memasukkan nama itu dalam kalimatmu? Aku bahkan tak sedang membicarakannyaā€


ā€œkau punya pacar baru? Kau khawatir Danny tak akan setuju? Menurutku lebih baik kau utamakan Danny terlebih dahulu. Pastikan Danny menyukai gadis itu, kalau sudah, ajak saja dia menikahā€


ā€œsemudah itu?ā€
ā€œkeurae! Pastikan dia menyayangi Dannyā€ Hyejeong mengangguk-angguk menyetujui ucapannya sendiri.
ā€œDanny Danny dan Danny, lalu apa kabarnya denganku? Bagaimana kalau aku tak mencintainya?ā€
ā€œcinta itu kebiasaan Henry. Kalau sudah terbiasa, tak mungkin cinta itu tak datangā€
ā€œbegitu ya?ā€
ā€œkenapa kau tiba-tiba membicarakan ini? Kau sudah memikirkan untukā€¦.. menikah?ā€ Hyejeong melirik pria di sebelahnya sambil tertawa. Ia masih ingat betapa kekanakannya seorang Henry Lau saat mereka pertama bertemu. Dan sekarang, pria ini malah sudah ingin menikah. Betapa cepatnya waktu berlalu.


ā€œkeurae. Aku sudah punya pekerjaan, dan bahkan sudah punya anak. Lagipula umurku sudah cukupā€
ā€œyasudah! Ikuti saja kata hatimuā€
Selama beberapa saat, kedua orang itu saling terdiam, hanyut dalam pikiran masing-masing.
ā€œAstaga~ sudah jam 9? Aku harus pulangā€ Hyejeong berdiri. Henry tak berbuat apa-apa dan cuma memerhatikan gadis itu saja.


ā€œkalau Danny siuman, beri dia susu yang banyak. Oke?ā€ Hyejeong memasukkan handphone-nya ke dalam tas lalu bersiap pergi. Namun Henry menarik tangannya.


ā€œkau mau jadi ibunya Danny tidak?ā€
ā€œapa? Kauā€¦ sedangā€¦ apa?ā€
ā€œmengajakmu menikah. Apa lagi?ā€
ā€œtapiā€¦ akuā€¦ YA! LEPASKAN TANGANKUā€
ā€œtadi katamu ajak menikah saja! Sekarang aku sedang melakukannyaā€
ā€œHenry, tidakkah ini terlaluā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦. terburu-buru? Aku bahkan tidakā€¦.. akuā€¦.ā€ sejujurnya Hyejeong tak tahu harus berkata apa. Ini adalah lamaran paling tidak romantis sedunia. Tidak ada cincin. Tidak ada bunga. Tapi tetap saja pipinya terasa panas dan astaga~~ ia benar-benar malu sampai kakinya lemas. Lebih lemas dari pada berlari ke jalan raya tadi. Hyejeong tak bisa menahan perasaannya yang terlanjur berbunga-bunga.


ā€œEOMO! Hyejeong noona! Bisakah kau menerimanya? Aku akan dapat ibuuuu!!!ā€ Henry dan Hyejeong menoleh. Danny sudah berteriak kegirangan dan melompat-lompat senang di depan pintu kamarnya.


ā€œkau tak mau membuat Danny-mu sedih kan, Shin Hyejeong? Anggap saja ini bayaran dari menjadi babysitter Dannyā€ bayaran katanya?


ā€œAyolahā€¦. semua gadis berlutut untuk kunikahiā€
ā€œohā€¦ jinjja!ā€
ā€œjinjja apa?ā€
ā€œahā€¦ okayā€
ā€œapa? Maksudmu okay kita menikahā€
ā€œiyaā€
ā€œASTAGA~~ DANNY AKU AKAN PUNYA ISTRIIIIā€ Dan pria itu pun ikut berteriak dan langsung berlari memeluk Danny. Hyejeong benar-benar tak tahan untuk tidak tertawa. Ya Tuhan! Pria macam apa yang akan ia nikahi??



END

Tolong seseorang bakar kepala akuā€¦ sumpah ini udah sebulan lebih dan ceritanya malah begini. Aku udah ngayal sekuat tenaga(?) tapi tetep aja stok scene bagus yang ada di kepala aku lagi limited banget. Hehehā€¦ sorry! *im truly sorry. I swear* ini series romance tp hampir g ada skinshipnya>,< no hugging, no kissing. Omg! Itā€™s good tho^^ bukan muhrim keke


Aku beserta segenap cast Suddenly Daddy (tarik Henry, Hyejeong, Da Eun, bapaknya Da Eun, steve lachapelle, pak polisi, alm. Kakaknya Henry dan semua temen sekampus) mengucapkan OH! ADA YANG KETINGGALAN *Seret Danny* mengucapkan terimakasih buat siapapun yang udah baca ff ini dari awal. We love you guys so much^^


Okeh, walaupun sulit dipercaya, ff ini udah end. Dan utang aku selesai. Aku mau ngumumin kalo aku akan hiatus panjang. Siapa aku? Well, coba liat nama authornya, Im salsa. Soā€¦ author salsa will be on super long hiatus untilā€¦ā€¦ā€¦ (aku juga belum tau sampai kapan)



Makasih ya semuaJ bye

Comments

  1. Critanya seru. Meski alurnya kecepatan. (Y)
    Selamat hiatus. Heheh smoga cepet kembali dengan karya2 yg lebih hebat lagi ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya sorry alurnya ngebut banget(ā•Æļøµā•°,)

      hehe... Amin! makasih

      Delete

Post a Comment

Popular Posts