JOURNEY OF LOVE THE SERIES : Painfully Smile Part 9
Luhan POV
Hari ini aku benar-benar sibuk. Sebelumnya aku harus mengantarkan
buku-buku Im Seosangnim ke ruangannya dan sekarang aku mesti mengganti isi
mading minggu lalu dengan yang baru. Ahhā¦.sebenarnya aku bisa saja minta
bantuan Ryu Hoon atau Seo Jin, tapi masalahnya dua manusia itu menghilang
seperti ditelan bumi. Sepertinya mereka sengaja menghindar agar tidak
disuruh-suruh.
Walau malas aku tetap mengerjakannya, biar bagaimanapun ini memang
tugasku. Baiklahā¦tulisan minggu kemarin sudah ku lepas semua, sekarang giliran
menempel tulisan baru. Cukup beragam yang akan ku tempel, ada puisi, cerpen,
informasi ataupun hal-hal yang berkaitan dengan sains dan semacamnya. Pokoknya
banyak. Tujuannya agar pembaca tak bosan jika terus disuguhi konten yang sama.
Ku tancapkan paku kecil pada sisi-sisi sebuah kertas warna-warni berisi
kumpulan puisi. Okā¦sepertinya begini sudah cukup.
ā Sunbaeā¦apa aku bisa menempelkan tulisanku juga.ā Aku langsung menoleh
ke asal suara yang terkesan ragu dengan apa yang diucapkannya. Rupanya Gyuri,
tumben gadis ini datang kemari.
ā Ini cerita bersambung yang ku buat. Rencananya minggu depan aku akan
menempel cerita terakhirnya.ā Jelasnya setelah menyerahkan dua buah lembar
kertas dengan tulisan yang tercetak rapih padaku. Aku menatapnya dulu, kemudian
beraih pada kertas-kertasnya.
Gyuri POV
Aku panas dingin menanti tanggapan darinya, pasalnya semenjak tadi
Luhan sunbae tak mengeluarkan suara sedikitpun untuk memberi komentar atau
saran. Yang bisa kulihat hanya ekspresi wajahnya yang terus berubah-ubah saat
membaca ceritaku. Aigooā¦apa tulisanku benar-benar tidak layak untuk dipajang?.
Desahan panjang lolos darinya yang kemudian menatapku dengan tatapan
yang sulit dimengerti. Aku terus gelisah, takut-takut jika setelah ini ia akan
memaki karya tulisku.
ā Bagaimana sunbae?ā meski ku tahu seharusnya aku tetap menunggu, namun
hati ini sudah tak sabar untuk tahu reaksinya. Jadi aku langsung mendesaknya,
meski agak ragu.
Ia menghela kemudian
menggelangkan kepalanya. sehancur itukah ceritaku sampai tanggapannya hanya
memasang wajah kusut seperti itu?.
ā Lalu mana bagian terakhirnya?ā tanyanya dengan menuntut.
Aku tak percaya, namun itulah yang ku dengar. Tapiā¦buat apa dia menanyakan
kelanjutan ceritanya? Apa jangan-jangan dia tertarik dengan ceritaku?.
ā Tadinya sudah selesai ku tulis, tapi karena ragu jadi aku buat lagi.
Jadiā¦ceritaku ini akan ditempel?ā
ā ya.ā Jawabnya. Ia langsung berbalik menghadap papan mading.
Hufttā¦.rasanya senang sekali. Akhirnya sesuatu yang nampak mustahil ku
lakukan, kini bisa ku lakukan. benar-benar tak terduga. Hari ini hari dimana
karyaku akan dipajang dan akan dibaca oleh banyak orang, ya meski hanya
dipajang di mading sekolah. Tapi tidak apa, bukankah sesuatu dimulai dari yang
kecil dulu?.
Sambil menunggu Luhan sunbae yang masih sibuk menempel kertas di papan,
mataku tertarik pada beberapa tulisan. Namun perhatianku langsung teralih
sepenuhnya pada sebuah rubrik kesehatan. Aku tertarik bukan karena topik yang
dibahas dalam artikel itu, tapi aku tertarik pada sebuah kolom di bawah artikel
itu. kolom itu tempat yang disediakan untuk menampung pendapat para pembaca.
Melihat itu, aku langsung teringat sesuatu. Bukankah aku masih bingung
ingin membuat akhir dari ceritaku? Sepertinya jika tulisanku dilengkapi dengan
kolom seperti itu akan cukup membantu. Mungkin saja ada yang tertarik dan mau
membagi pendapatnya.
ā Sunbaeā¦ā
Ia menoleh padaku. ā Apa aku bisa menambah kolom saran untuk
tulisanku?ā tanyaku pelan, takut dia marah.
Ia terdiam, entah berpikir atau sedang mengulur waktu untuk menolak
permintaanku. Tak lama berselang ia kembali menatapku.
ā Keuraeā¦ā jawabnya. Hahahā¦rasanya ingin melompat sekarang juga saking
senangnya. Fiuhhā¦hari ini benar-benar hari keberuntunganku. Pertama ceritaku
dipajang di mading dan sekarang, sunbae bawel ini mengabulkan
permintaanku.
*******
Author POV
At Bonrich CafƩ
Sore sepulang kuliah segerombol muda mudi berkumpul bersama, melepas
penat bersama. Diantara orang-orang itu nampak sosok Tao yang merupakan
satu-satunya pria di tempat itu. namun kehadirannya sama sekali tak merusak
suasana sedikitpun. Mereka tetap tertawa, bercanda, atau meneriaki satu sama
lain.
ā Jadi bagaimana nasib ceritamu?ā tanya Sora penasaran.
ā Semenjak ditempel, aku belum pernah melihatnya lagi. Mungkin besok
aku akan melihatnya, sekalian aku juga ingin menyerahkan bagian terakhirnya
pada Luhan sunbae.ā Jawab gyuri santai. Sesantai gerak-geriknya yang terlihat
biasa saja. tanpa masalah ia menyeruput minuman serta melahap makanannya.
Sangat berbeda dengan tanggapan Sora, Nayoung, Hara, Ji Eun maupun
Cheonsa yang kelihatan tak percaya.
ā Jadi sebelum ditempel, Luhan sunbae membacanya terlebih dulu?ā tebak
Cheonsa sambil mengerinyit. Gyuri hanya mengangguk pelan saking sibuknya
mengunyah makanan, gadis itu seperti mendapat nafsu makan tambahan.
ā Dia itu kan yang bertanggung jawab di mading, jelas semua yang
berkaitan dengan mading harus melewati dirinya.ā urai Tao.
*******
Dengan penuh semangat Gyuri melangkah, tangannya yang bebas, bergerak
mengikuti tempo langkahnya yang terkesan begitu riang. Gadis itu memang sedang
sangat bahagia, pasalnya hari ini dia akan menyerahkan kelanjutan cerita yang
tanpa disangka mendapat banyak repon positif dari pembaca mading.
Senyum merekah kala ia sampai di sebuah lorong dengan dinding
bertempelkan papan besar yang memuat berbagai bacaan menarik di dalamnya. Ia
mendekati papan itu, dengan sumringah matanya langsung tertuju pada sebuah
tulisan yang di bawahnya telah dipenuhi dengan tanggapan serta saran.
Gadis itu terkekeh pelan, tanpa sadar membaca komentar dari pembaca
membuat benaknya tergeliltik. Banyak tanggapan yang menurutnya begitu unik dan
lucu.
Min Hyukā¦ pria macam apa dia?
Kenapa dia terus menyudutkan Aerin? Seharusnya ia memperlakukan seorang gadis
dengan baik!
Aku berharap Aerin melupakan
Minhyuk dan mencintai Sungjae sepenuhnya.
Lenyapkan manusia bernama Min
Hyuk!! Aerin kau harus tegarā¦. Sungjae selalu ada di belakangmu.
Sung-Rin couple ( Sungjae-Aerin )
Jjang!!!!!
Sung-Rin? Aku juga ingin menjadi
bagian dari pendukung Sung-Rin couple ^^
Gyuri mengulum senyumnya, ia merasa tergelitik namun tak dapat
dibohongi jika ia jadi merindukan Jongdae. melihat banyaknya pembaca yang
menginginkan tokoh Sungjae bersatu dengan Aerin, -tokoh utama wanita di cerita
tersebut- bersatu, ia jadi menginginkan hal yang sama. Pasalnya tokoh Sungjae
adalah penggambaran karakter Jongdae.
Di lain sisi hatinya cukup terhibur dengan kekesalan yang ditumpahkan
para pembaca pada tokoh Minhyuk yang merupakan tokoh yang mengarah pada Luhan.
Yahā¦cerita romantis karyanya, mengambil latar belakang dari pengalaman
dirinya walaupun ada beberapa bagian yang ia karang sendiri.
ā Sunbaeā¦aku membuat puisi untukmu. Ku harap kau bersedia membacanya.ā
Gyuri membalikkan badannya kala sebuah suara mengundang rasa ingin
tahunya. Seorang gadis yang tengah mengulurkan pada seorang pria menjadi
pemandangan yang Gyuri lihat. Gadis itu memberikan suratnya sambil menundukkan
kepalanya dalam-dalam, kelihatannya gadis itu tak berani menatap pria di
depannya.
Dari jarak pandangnya, Gyuri terus memperhatikan gerak-gerik dua orang
yang berada tak begitu jauh dari tempatnya. Tanpa disadari Gyuri ikut merasa
gugup, segugup gadis yang masih menundukkan kepalanya dalam-dalam.
Hembusan nafas lega menjadi penutup dari keresahannya, ketika tangan
kokoh yang dari tadi dimasukkan ke dalam saku celana bergerak menerima surat
itu.
ā Gomawo. Pasti ku baca.ā Ucap pria itu sambil menepuk bahu gadis di
depannya.
ā Teruslah menulis.ā Ucap pria itu lagi tanpa melepaskan senyum di wajahnya.
ā Ne sunbae. Aku akan terus belajar. Fighting!ā balas gadis itu sambil
mengepalkan tangannya di udara.
Senyum gadis itu tak kunjung pupu hingga ia terus tersenyum, bahkan
sampai beranjak pergi. pria itu pun kembali berjalan, melangkah menuju papan
mading.
ā Annyeonghaseyeo.ā
Pria itu terkesiap ketika tiba-tiba Gyuri menyapanya. Ia buru-buru
membalas salam itu dengan menganggukkan kepalanya. namun ia sedikit heran
karena keberadaan Gyuri sekarang.
ā Ternyata sunbae cukup ramah. ku kira kau akan meneriaki gadis itu dan
membuang suratnya.ā Celoteh Gyuri meledek pria di depannya yang langsung
melebarkan matanya. Kaget karena gadis di depannya malah berkata seolah-olah ia
orang sombong tak tahu diri.
ā Setiap hari setiap saat aku selalu ramah. dan ralat ucapanmu aku itu
tidak cukup ramah namun sangat ramah. ingat itu!ā
Gyuri hanya mendesah pelan menanggapi kenarsisan pria di depannya.
sebenarnya ia agak muak dengan tingkah seniornya yang kelewat percaya diri. Sangat
ramah? apanya? Masih bagus ku bilang cukup ramah. Balas Gyuri dalam
hati.
Tak lama Gyuri kembali teringat dengan tujuannya berada di tempat itu,
dengan gerakan cepat ia langsung mengeluarkan dua lembar kertas dari tasnya. Ia
langsung menyodorkan kertas-kertas itu pada pria di depannya yang tampak ragu
untuk menerimanya.
ā Kelanjutan ceritamu yang kemarin?ā Gyuri mengangguk sembari mengulas
senyum tipis.
Pria itu mulai membaca kata per kata dengan serius. Ia nampak mencari
sesuatu yang tersembunyi dalam cerita yang tengah ia baca.
********
Gyuri POV
Aku masih diam menanti tanggapannya. Sebenarnya aku ingin menyela waktu
membacanya dan menanyai pendapatnya, tapi nampaknya ia sedang dalam emosi yang
kurang baik. lihat saja, sepanjang membaca ia terus mengeluarkan suara decakan.
Yahā¦sepertinya ada banyak kecacatan pada cerita ku kali ini.
Mataku sedikit membulat ketika orang di depanku ini telah menatapku
dengan tatapan aneh. Ia terlihat kesal, jengkel atau apalah. Yang jelas bukan
ekspresi yang baik.
ā Bagaimana bisa akhirnya begini? Kenapa harus begini, hah?ā
Heningā¦aku tak dapat menjawab pertanyaannya. Sebenarnya bagaimanapun
akhir ceritanya mutlak hak-ku sebagai penulis kan? Jadi terserah aku mau
menulis akhir yang bagaimana. Kenapa dia malah marah-marah?.
ā Kenapa? Karena Minhyuk cerewet? Karena dia selalu mengkritik Aerin?
Atau karena dia tidak semanis Sungjae? Begitukah?ā koarnya lagi tanpa melepas
tatapan tajamnya padaku.
ā Kalau sudah tahu kenapa masih bertanya? Lagipula setiap gadis
menginginkan pria yang bisa memperlakukan mereka dengan baik.ā ia mendengus.
Tangannya yang masih memegang kertas ceritaku, bersedekap di depan dada.
Menambah kesan seolah ia sedang menasihatiku.
ā Tapi bukankah awalnya Aerin menyukai Minhyuk? Kenapa hanya karena ada pria yang jauh lebih
manis, gadis itu berpaling? Tidak bisakah ia melihat sisi baik Minhyuk? Tidak
bisakah ia mencari tahu kenapa Minhyuk selalu mengomelinya?ā
Cukup! Ini ceritaku! Jadi terserah aku mau membuat cerita seperti apa.
Aku balik menatapnya, membalas tatapannya yang dari tadi terkesan
memojokkan. ā Ini hanya cerita! Kenapa kau begitu mempermasalahkannya? Bukankah
dalam cerita ada pihak yang bahagia dan ada pihak yang mengalah? Hhhhhā¦atau kau
ingin aku membuat Aerin bersama keduanya?
itu yang kau mau?ā
ā Aku ingin Aerin bersama Minhyuk bukan bersama Jongdae!!ā
DEG
Bagai tertimpa sesuatu, tiba-tiba aku merasa sesak. Entah kenapa aku
tak lagi bisa berkata, semua yang ingin ku katakan seolah buyar, hancur
berkeping-keping dan terpisah begitu saja. kenapa? Kenapa dia bisa menyebutkan
nama itu? apa jangan-janganā¦
*******
Author POV
Waktu terus berjalan tak peduli jika banyak yang terbuang sia-sia.
Begitu juga saat ini, dua orang yang masih terpekur dengan pikiran
masing-masing, tak juga mengucapkan sepatah kata.
Dengan perasaan yang jauh lebih baik, pria itu, -Luhan-, mengangkat
kepalanya. menegakkan pandangannya. Dengan berani ia menatap tepat pada bola
mata itu, bola mata Gyuri yang menyimpan banyak keresahan.
Pria itu menghembuskan hasil pembakaran oksigennya kuat-kuat, sekuat
nyalinya yang entah kenapa berkobar begitu hebat.
ā Kauā¦.Aerin bisakah melihatku, Minhyuk dalam sisi baik?ā tanya Luhan
serius. Nada bicaranya yang begitu dalam begitu mencekam perasaan gyuri.
Tanpa disadari ia merasa terintimidasi,
ia merasa hatinya bergetar. Iaā¦takut. Ia gelisah terlebih dengan ucapan
Luhan yang menurutnya begitu ambigu.
ā Andaikan aku bisa seperti Jongdae, apa Minhyuk akan bersama Aerin?
Apa kau akan membuatnya seperti itu?ā tanya Luhan lagi.
Tak ada jawaban, hanya ada sebuah keterkejutan yang tersirat jelas di
kedua mata Gyuri. gadis itu jelas tak dapat menyembunyikan keterkejutannya. Ia
tak bisa bertahan lebih lama lagi, saraf dan persendiannya seakan melemas
menambah deret panjang kondisi dirinya sekarang.
ā Tapi sayangnya aku bukan Jongdae. Jadi akhir dari cerita iniā¦.ā
Sudahā¦Gyuri tak mampu lagi. Dengan perasaan yang masih kacau, gadis itu
berbalik. Ia tak ingin semua berkembang
lebih jauh. Langkahnya yang mantap menapaki setiap lantai, membawanya pergi
menjauh, beranjak dari tempat tadi.
ā Kenapaā¦kenapa kita tak membuat cerita yang baru? Kauā¦dan aku?ā ujar
Luhan.
*******
At Gyuriās House
Damai dan tenang. Begitulah situasi kamar bernuansa merah muda yang
terlihat manis dipandang. Menelisik lebih dalam ruangan tersebut, kelihat
seorang gadis yang tak lain adalah pemilik ruangan itu tengah bermalas-malasan
di atas ranjangnya. Dengan pikiran tak menentu gadis itu terus bergerak ke sana
kemari membuat sprei yang membalut kasurnya kusut tak beraturan.
Kenapaā¦kenapa kita tak membuat
cerita yang baru? Kauā¦dan aku?
Masih dengan pikiran yang sama dengan tadi siang dan beberapa jam yang
lalu, ia, -Gyuri- nampak resah. Ia memang cukup pintar untuk mengerti apa yang
dimaksud Luhan. Tapi mungkinkah? Mungkinkah Luhan menyukainya? Bagaimana bisa?.
CEKLEK
Gadis itu bangkit dari tidurnya setelah suara decitan pintu yang cukup
keras terdengar. Ia menatap bingung kakaknya yang entah kenapa datang ke
kamarnya. Biasanya kakaknya itu jarang sekali datang ke kamarnya jika bukan ada
maunya.
ā Kenapa?ā tanyanya tanpa basa-basi pada seorang pria yang tangannya
masih menggenggam gagang pintu.
ā Cepat keluar dan suruh pemuda di luar untuk berhenti berteriak.ā
Gyuri mengerinyit heran, Ia lantas turun dari ranjangnya.
Dengan pikiran yang masih menebak-nebak berbagai kemungkinan, ia
berjalan menghampiri kakaknya itu. ā Kau sedang berusaha mengerjaiku ya?
Menyuruhku keluar kemudian mengunciku di luar, begitu?ā tebak Gyuri dengan
telunjuk yang diarahkan pada pria jangkung itu.
ā Ckkk! Kau itu tidak percaya sekali sih? Memangnya kau tidak mendengar
dari tadi ada yang meneriaki namamu?ā Gyuri menggelang, yah seingatnya selama
ia di kamar ia tidak mendengar apapun selain suara helaan nafasnya sendiri.
ā Kau itu tuli atau apa? sudahlah! Yang penting kau harus segera mengurus
pria sinting di luar atau tidak aku yang akan melenyapkannya!ā tegas kakak
Gyuri yang langsung meninggalkan gadis itu dengan berbagai pertanyaan yang tak
mampu di jawab logika.
*****
Meski belum mempercayai ucapan sang kakak sepenuhnya, Gyuri tetap
melakukan apa yang kakaknya katakan. Sesampainya di bawah, beberapa anggota
keluarganya telah berkumpul di depan pintu keluar. Beberapa diantara mereka
tengah mengintip ke luar jendela.
ā Ckkkā¦ahā¦Gyuri-aa, cepat keluar. Pria itu sepertinya sudah gila.ā
Seorang pria dewasa berumur kisaran tigapuluh lima tahun dengan cepat menarik
lengan Gyuri agar lebih mendekat ke arah pintu. Yahā¦dia Dong Hoon, paman Gyuri.
Gyuri menahan langkahnya kemudian menatap satu persatu anggota keluarganya
dengan bingung. Kenapa keluarganya sangat menginginkan ia keluar? Sebenarnya
ada apa? begitulah pikir Gyuri.
ā Baiklah.ā Desisnya.
Tangannya segera mendorong pintu di depannya dengan perlahan. Udara
dingin malam hari langsung menyerbu masuk menusuk tulangnya. Ia sedikit
mengejang kala suhu dingin menyerangnya, namun ia lebih mengejang kala matanya
menemukan sesuatu, lebih tepatnya seseorang. Seseorang yang sedang berdiri di luar rumahnya. Orang yang disebut
pria sinting oleh kakaknya, orang yang merupakan alasan kenapa keluarganya
ingin ia keluar rumah.
Berselang kemudian, fokus pria itu menangkap sorot mata Gyuri. debaran
serta getaran yang tak diinginkan langsung saja mendatangi gadis itu. tiba-tiba
tangannya bergetar entah karena kedinginan atau karena efek yang ditimbulkan
pria itu, Luhan.
ā Gyuri-aaā¦.ā Desis kakak Gyuri dengan kepala yang mengarah pada sosok
Luhan.
Mengerti maksud sang kakak, Gyuri memutuskan untuk menutup pintu
rumahnya dan menghampiri Luhan. Hatinya tak yakin betul dengan keputusannya
kali ini, ia merasa setengah hati. Rasanya belum siap untuk bertatap muka
dengan pria itu sekarang.
Tak butuh waktu satu jam, Gyuri sudah berdiri tepat di depan pria yang
sudah menunggu di tempat itu sejak tigapuluh menit yang lalu. tatapan ragu
bertaut dengan tatapan yang menyiratkan keyakinan jelas terlihat, begitu
kontras.
Dinginnya malam membuat hembusan nafas Luhan terlihat mengepul, namun
tetap saja hal itu tak menyurutkan niatnya. Ia malah kelihatan lebih segar
sekarang, apalagi dengan sosok Gyuri di hadapannya sekarang. ia bergerak pelan
mengepalkan tangannya yang seperti mati rasa karena kedinginan.
Hal itu membuat Gyuri sedikit tak enak hati, ia sadar jika pria di
depannya sudah berdiri di sini untuk waktu yang cukup lama.
ā Kauā¦.ā
ā Kauā¦.ā
Dalam waktu yang bersamaan, keduanya mengucapkan hal yang sama. Dengan
cepat keduanya pun mengurungkan niatnya untuk bicara.
ā Sudah berapa lama kau berdiri di sini?ā tanya Gyuri dengan cukup khawatir,
jelas ia khawatir. Malam ini sangat dingin dan Luhan hanya mengenakan jaket
yang tak terlalu tebal.
Luhan menggerakkan badannya yang mulai menggigil. ā Mungkin setengah
jam.ā Jawabnya dengan menahan rasa dingin yang terus memaksa masuk.
ā Kenapa tidak ketuk pintu rumahku saja? setidaknya kau tidak akan
kedinginan di sini.ā
ā Aku takut jika kau tak mau menemuiku.ā Gyuri berdehem pelan, ia
mengerti apa yang dimaksud Luhan. Berada di posisi seperti ini membuatnya
merasa tak nyaman, bukan karena tak senang, namunā¦.kenapa?. Apa merasa gugup,
gemetar, dan cukup senang bisa dikatakan jika ia masih memiliki perasaan pada
Luhan?.
ā Untuk yang tadi siang, aku serius.ā
ā Serius apa? oh ayolah sunbae! Kau itu terlalu cepat mengambil kesimpulan.
Cerita yang ku buat itu sepenuhnya fiksi.ā Kelit Gyuri dengan bertingkah seolah
tak ada yang salah dalam hatinya. Ia melontarkan sanggahannya seolah hatinya
tak gusar. Mungkin kemampuan seorang Park Gyuri dalam bersandiwara mengalami
peningkatan.
ā Sosok Sungjae yang selalu ada untuk Aerin tiba-tiba pergi ke Prancis
di saat keduanya sudah lebih dekat, Minhyuk yang selalu mengomentari Aerin yang
tidak pernah benar melakukan sesuatu, dan satu lagi. Bagian Minhyuk membentak
Aerin, bukankah aku juga pernah membentakmu? Apa kau masih ingin mengelak jika
itu hanya karangan belaka?ā
Gyuri kehabisan kata, ia sudah tak bisa berkelit. Jelas-jelas Luhan
sudah menjabarkan fakta yang ada. Semua terlontar begitu tepat, sangat tepat.
Sesuai dengan kenyataan yang ada.
ā Berlayar pada dua laut dalam waktu bersamaan. Apa sekarang sudah
berbeda? Apa kini kau sudah menentukan salah satu diantaranya? Apa itu
Jongdae?ā
ā Apa tidak ada tempat untuk ku lagi? Apa semuanya sudah di tempati
olehnya?ā
Diam. Itulah pilihan tepat yang diambil Gyuri, jikapun menjawab ia
bingung bagaimana harus menjawab pertanyaan itu. jujur saja, ini masih terlalu
dini untuknya memastikan apa yang ia rasakan. Beberapa waktu yang lalu, tepat
saat Jongdae menyatakan perasaan padanya, ia sudah memutuskan untuk mengubur
rasanya untuk Luhan.
TBC
Okeā¦gak ada yg mau aku bahas selain ā HAI SEMUA!!! AKU HIATUSSS!!! ā
Aku gak punya alesan, atau tepatnya terlalu banyak alesan smpe aku mles
nyebutin satu-satu. Mungkin ini gak penting, krna di sini bukan Cuma aku doang
authornya. Tapi yahā¦gitu. Dan yah aku tau harusnya aku hiatus pas painfully
smile tamat, tpi aku gak mau. Aku mauny skrg dan aku gak tau smpe kpn. Bisa
jadi sangat lama tapi bisa juga cuma sebentar. Gak ada yg tau kpn aku bisa
balik bahkan aku sndiri gak tau, dan aku juga gak mau nyari tau..
Aku gak berenti nulis slama hiatus, aku nulis, tpi gak publish. Bukan
buat nampung ff sebanyak-banyaknya. Mungkin aku msih bimbang antara pikiran
spontan aku untuk berenti nulis ff sma passion aku untuk nulis apapun yg aku
mau di ff. dua-duanya meyakinkan dan punya nilai tersendiri, tpi aku g begitu
pduli atau terlalu pusing buat milih salah satu. Lagian itu bukan mslh kan? Dan
aku gak bkl mati kn cuma krna gak milih salah stu?. Yahā¦pasti ini aneh, jadi g
ush dipikirin.
Intinya..yah aku hiatus. Gitu aja. Oke dehā¦berhubung sbntr lg puasa,
aku mau minta maaf sma siapapun yg kesel ama aku. entah itu krna ff atau isi
cuap-cuap yg gak penting. Well..itu aja, dadah!!!!!
Yours,
GSB
Comments
Post a Comment