No Craziness - Sequel of Crazy Relationship : 2nd Section
cast :
- Kris Wu / Wu Yi Fan
- Lee Haera (OC)
- Oh Sehun
- Mark GOT7 a.k.a Mark Tuan
this is the last story of Haera's life. this is also called Haera's choice because this is the final of Haera's love story. this story is a sequel of the previous story. so.. if you haven't read the previous story, just click this...
before you read this fic, i would to warning you that, this section is for 16+. so if you're not 16, i hope you make a protector for yourself first before read this.
Happy Reading ^^
o O O O o
Setelah mengalami pergulatan batin
sepanjang malam. Akhirnya Haera berhasil meyakinkan dirinya dan memenuhi
otaknya dengan berbagai macam kalimat yang akan ia pergunakan jika ia berada di
dalam posisi tak aman. Dan kini di depan cerminlah ia berada. Setelah
membersihkan diri dan mengenakan pakaian kerja seperti biasanya, gadis itu
segera mendandani wajahnya dengan peralatan kecantikan yang ia miliki. Dan
setelah ia merasa cukup, barulah ia mengambil tasnya dan pergi meninggalkan
kamarnya.
* *
* * *
Meja makan pagi itu telah ramai dipenuhi
dengan suara-suara
hantaman antara piring dengan sendok, suara air yang tengah ditungkan ke dalam
gelas, hingga suara berat pria yang tengah
berbincang. Walaupun jam masih menunjukkan pukul 06.00, tetapi keadaan di ruangan itu tak
menunjukkan seperti yang jam dinding itu tunjukkan. Perbincangan yang terjadi
di meja makan membuat keadaan meja makan hidup, ah maksudnya.. bagaikan berada
di keramaian jalan. Keadaan meja makan itu benar-benar tak terkendali.
Entah bagaimana menjelaskannya.. yang jelas
berbagai macam pembicaraan yang tengah kedelapan orang itu lakukan membuat ruangan
itu seakan sesak dan penuh. Hingga semua itu berubah dan tak menyisakan suara
sekecil apa pun saat Haera muncul dan langsung menempati kursi yang biasanya ia
tempati. Ia meletakkan tasnya di bawah dan mengambil selembar roti serta selai
coklat yang berada tak jauh darinya. Tanpa memperdulikan sekitarnya, gadis itu
langsung mengoleskan selai yang telah ia ambil menggunakan pisau ke atas selembar roti
yang berada di atas piringnya
ākau mau kemana?ā
Kris membuka suaranya. Ia yang duduk tepat
berhadapan dengan Haera merasa aneh dengan sikap gadis tu. Kris tahu bahwa Haera
masih memiliki libur karena cuti yang diambilnya beberapa hari lalu. Tetapi
kenapa gadis itu telah mengenakan pakaian kerjanya? Walaupun Kris tahu bahwa
gadis yang dicapnya sebagai gadis miliknya itu sangat menyukai dan menyayangi
pekerjaannya, tetapi Lee Haera tetaplah Lee Haera. Ia adalah seorang gadis yang
belum bisa beranjak menjadi dewasa seutuhnya. Hingga walaupun ia sangat
mencintai pekerjaannya, tetapi ia lebih mencintai hari libur yang ia miliki dibandingkan
apa pun.
āmenurut mu dengan menggunakan pakaian
seperti ini aku akan pergi kemana?ā Tanya balik Haera yang kini tengah
bersiap-siap untuk menyantap roti miliknya.
Kris kembali diam begitu mendengar jawaban
Haera. Ia bukannya merasa takut atau kalah, tetapi ia tengah berpikir tentang
perubahan sikap gadis itu setelah ia kembali dari menjenguk orang tuanya di
Paris.
āaku ingin mengakhirinya.ā
Dan disaat Kris masih memikirkan perubahan
sikap yang tejadi pada diri Haera, sebuah kalimat yang baru saja terlontar dari
mulut Haera membuat laki-laki itu kembali terdiam dan menatap Haera bak mangsa yang
siap untuk diterkamnya. Tak hanya Kris yang langsung menatap Haera dengan
tatapan tajam, tetapi yang lainnya juga ikut menatap Haera dengan begitu tajam
begitu gadis itu menyelesaikan kalimatnya.
āapa maksud mu Haera-ah?ā
Naeun meletakkan pisau yang tengah
digunakannya ke atas piring dan menatap Haera dengan penuh tanda tanya. Sama
seperti Naeun, sosok Jisun, Daehyun, serta kekasih-kekasih mereka juga ikut
menatap Haera dengan tatapan penuh kebingungan.
āaku ingin semua ini berakhir. ini gila Naeun-ah!!ā
āgila? apa maksud mu?ā
Kini giliran Sehun yang membuka suaranya.
Sejak tadi laki-laki itu terus saja membungkam mulutnya. Ia bukannya tak pandai
berbicara, tetapi sama halnya dengan Kris, ia tengah memikirkan sikap Haera yang tiba-tiba
saja berubah.
ākau, Kris, aku.. bahkan kalian semua!ā
āHaera-ah, kami masih tetap tidak
mengerti.ā
Baekhyun membuka suaranya. Sejak tadi
alisnya bertaut dan dahinya ikut mengerut begitu mendengar ucapan Haera.
āsemuanya. hubungan gila yang kalian buat sejak dulu.,
hukuman-hukuman tak wajar yang kalian berikan, dan juga status yang sama sekali
tak pernah aku setujui. semuanya.. aku ingin mengakhir semuanya!ā
Haera menggenggam dengan erat pisau yang
sejak tadi masih berada digenggamannya. Ia seakan tengah menyalurkan seluruh
kegundahannya kepada pisau yang tadi ia gunakan untuk mengoleskan selai coklat pada rotinya.
āsemua ini tak akan bertahan selamanya. seorang wanita tak mungkin
menikahi dua orang pria. itu gila!! bahkan hal gila ini tak ada dihukum! dan itu
berarti hukum melarangnya!!ā
āLee Haera! hentikan omong kosong mu!ā Bentak Sehun. Laki-laki
itu semakin menatap Haera tajam begitu ia mengetahui maksud sebenarnya dari
kata-kata Haera.
āini bukan omong kosong. aku telah memikirkannya! jadi berhentilah melakukan
hal gila ini!!ā
Haera bangkit dari duduknya. Setelah mengucapkan
kalimat terakhirnya dengan suara yang meninggi, gadis itu merasa bahwa jika ia
terus berada di tempat itu bukan tak mungkin air matanya akan jatuh dan hal
buruk yang akan terjadi adalah perlakuan gila dari seorang Oh Sehun dan juga
Kris Wu akan didapatkannya. Dan sebelum semua itu benar-benar terjadi, Haera
segera mengambil tasnya dan pergi meninggalkan rumah tanpa membiarkan
teman-temannya mengejarnya dan membrondongi dirinya dengan berbagai pertanyaan.
o O
O O o
Hover
Corp.
11.55
KST
Kris menyenderkan tubuhnya begitu seorang
pria pergi meninggalkan ruangannya. Ya.. laki-laki itu baru saja menyuruh
seorang pria untuk mencari tahu tentang Lee Haera selama gadis itu berada di
Paris. Apa yang ia lakukan? Siapa yang ia temui? Dimana ia tinggal? Bagaimana
keadaan orang tuanya? Dan semua yang selama beberapa hari ini selalu memenuhi
pikirannya.
Ia bukannya seseorang yang ingin mengetaui
urusan orang lain. Tetapi gadis yang tengah menjadi targetnya bukanlah orang
lain. Tetapi gadis yang telah menghiasi hari-harinya dengan tingkah
kekanakannya serta wajah dinginnya yang selalu membuat ia merindukan gadis itu.
Dan ucapan gadis itu pagi tadi membuat Kris terasa bagaikan tersambar petir
bertegangan tinggi. Ia tahu bagaimana gadis itu. Dan ia yakin kalau sebenarnya sudah
ada yang terjadi hingga membuat seorang Lee Haera berubah menjadi seperti
sekarang.
Dan ketika ia akan memejamkan matanya.
Dering pada ponselnya menginterupsinya untuk tak melakukan hal itu. Ia kembali
menegakkan tubuhnya dan tangnnya beralih meraih benda datar yang berada di
dekat komputer. Kris mengernyitkan dahinya begitu ia melihat nama yang tertera
dilayar benda tersebut. Sehun.. ya, nama laki-laki itulah yang berada di sana.
Dengan sedikit bingung, Kris segera mengusap layar benda tersebut dan mendekatkan ponselnya
ketelinga.
āCoffee Dome sekarang. ada sesuatu yang harus aku
tunjukkan pada mu!ā
o O
O O o
Di bawah teriknya sinar mentari, seorang
gadis berjalan menembus keramaian dengan tanpa arah. Ia hampir saja menabrak
semua orang yang berpapasan dengannya andai saja seorang pria tak
menyadarkannya dari berbagai macam pikiran yang tengah memenuhi otaknya. Sontak
gadis itu menatap dengan bingung seorang pria yang baru saja menyelamatkannya
dari cacian pengguna jalan yang lain.
āLay?ā Gumam gadis itu begitu ia melihat
wajah sang pria.
āapa yang kau lakukan Haera-ah? kau tadi
hampir saja menabrak tiang listrik dan sekarang kau ingin mendapatkan cacian
dari orang-orang itu karena kau menabrak mereka, eo?ā
Gadis itu āHaera- masih terus memperhatikan
Lay dan belum menyadari maksud dari perkataan pria itu. Ia bagaikan kehilangan
kecerdasannya setelah kembalinya ia dari Paris.
āaku tahu ada sesuatu yang terjadi pada mu.
kau bisa menceritakannya pada kuā¦ tetapi jika kau mau. yaā¦ setidaknya berbagi
kepada teman akan sedikit mengurangi beban yang tengah kau hadapi.ā
Mendengar penuturan Lay, Haera hanya dapat
menghembuskan nafasnya yang berat. Tersirat sekali bahwa gadis itu tengah
memiliki masalah yang sangat besar. Dan Lay menyadari itu. Sejak gadis itu tiba
di kantor pagi tadi, Lay telah menyadarinya. Pria itu sangat peka terhadap
sekitarnya. Jadi tak salah jika ia berasumsi bahwa Haera tengah memiliki masalah
besar hingga membuat gadis itu tak berkonsentrasi saat bekerja.
ābagaimana?ā
Lay kembali bertanya. Ia ingin sekali
membantu gadis yang sempat menarik perhatiannya saat mereka masih berstatuskan
sebagai mahasiswa. Walaupun ia tak yakin bisa membantu menyelesaikan masalah
Haera, tetapi setidaknya mengurangi sedikit kerisauan gadis itu sudah cukup
membuatnya merasa lebih baik dibandingkan dengan tidak melakukan apa pun.
Haera kembali menghembuskan nafasnya. Dan
menarik sedikit ujung bibirnya sebelum mengangguk mengiyakan ajakan pria
berdarah China itu.
ābaiklah.. kajja.ā
Lay mengulurkan tangannya dan meraih tangan
Haera. Ia menggenggam tangan gadis itu erat dan menuntunnya agar berjalan
beriringan dengannya menuju tempat yang setidaknya bisa melindungi mereka dari
teriknya
sinar matahari selama gadis itu menceritakan keluh kesahnya.
* *
* * *
Dua orang pria duduk saling berhadapan
dengan wajah yang sama-sama mengeras. Sudah hampir tiga puluh menit kedua pria
itu berbincang. Dan kini tubuh mereka bagaikan tersengat teriknya sinar mentari
di luar cafƩ. Memanas dengan detak jantung yang berdetak tak karuan.
ājadi karena itu Haera melakukan ini?ā
Seorang pria berjas hitam kembali bertanya
pada pria yang duduk di depannya.
āku rasa begitu. sepertinya demi membuat
perusahaan mereka bertahan.ā
Pria berjas hitam itu menatap sang lawan
bicara dengan garang. Rahangnya semakin mengeras. Matanya memerah. Dan
tangannya semakin terkepal kuat. Rasa kesalnya benar-benar telah menguasai
dirinya sepenuhnya. Hingga tanpa sadar pria itu memukul meja di depannya dan
langsung menarik perhatian pengunjung yang lain yang berada di dalam cafƩ yang
sama dengan mereka.
āKris jangan membuang tenaga mu di tempat
ini!ā Peringat sang lawan bicara. Ya..
pria itu tak memungkiri bahwa dirinya juga kesal begitu mengetahui apa yang
sebenarnya terjadi. Tetapi setidaknya pria itu masih memiliki akal sehat untuk
tak mempermalukan dirinya di tempat umum seperti apa yang baru saja Kris
perbuat.
āapa yang harus kita lakukan?ā
āpria itu menginap di salah satu hotel
berbintang dikawasan padat perusahaan. kita akan melakukan sama seperti apa yang kita
lakukan biasanya. tapi sebelum itu, kita harus tunggu anak buah mu menyerahkan hasil
penyelidikannya.ā
o O
O O o
Matahari telah tenggelam dan tak menyisakan
sinarnya sedikit pun. Langit biru telah berganti menjadi langit berwarna hitam
pekat dengan angin yang bertiup lebih kencang dibandingkan saat matahari masih
menyinarkan cahayanya. Haera yang baru saja sampai dari tempatnya bekerja segera
turun dari mobil yang ditumpanginya. Ia sedikit merundukkan badannya. Melihat
sang pemilik mobil yang telah mengantarnya dengan selamat sampai ke rumah.
āterima kasih telah mengantar ku Lay..ā
āsama-sama..ā
āoh iya, terima kasih juga karena kau sudah
mau mendengarkan cerita ku. dan terima kasih atas semangat yang kau berikan.ā
ābukankah kita teman? jadi kau jangan
berterima kasih. karena bukankah sesama teman harus saling membantu?ā
Haera hanya menganggukkan kepalanya. Ia
merasa begitu beruntung memiliki Lay sebagai temannya. Yaā¦ walaupun ia memiliki
banyak teman dekat yang tinggal satu atap dengannya, tetapi semua temannya itu
tak bisa membuat ia merasa lebih baik seperti apa yang telah Lay lakukan
padanya.
ākalau begitu aku pulang.ā Pamit Lay.
āya.. hati-hati.ā Balas Haera.
Tak lama mobil yang dikendarai pria itu
melaju meninggalkan Haera yang masih terus memperhatikan mobil itu sampai
matanya sudah tak mampu menjangkaunya. Dan sepeninggal mobil itu, barulah ia
berjalan masuk ke dalam rumah.
Haera membuka pintu besar tempat tinggalnya
dan tak menemukan kehidupan di sana. Beberapa lampu di ruang utama masih mati
dan seketika ia baru menyadari bahwa ia tak menemukan satu buah mobil pun
terparkir di halaman. Ia menatap jam besar yang berada di pojok ruangan. Jarum pendek pada jam
tersebut mengarah pada angka enam dan jarum panjangnya berada diantara angka
tujuh dan delapan. Dan itu berarti seharusnya seluruh penghuni rumah telah
berada di rumah.
ākemana mereka? tumben sekali..ā
Haera hanya memperhatikan sekitarnya
sejenak. Ia tak mau ambil pusing tentang teman-temannya yang belum berada di
rumah. Ia tak ingin menambah kerja otaknya. Sudah cukup dengan masalah yang
tengah dihadapinya. Ia tak ingin menambahkan masalah lain karena masalahnya
saja belum dapat ia seleasikan.
* *
* * *
Malam semakin larut. Namun ruangan
berukuran sedang itu masih dipenuhi oleh cahaya lampu. Beberapa orang tengah
berkumpul dan membahas sebuah topik hangat yang baru saja terjadi. Apakah itu
alasan kenapa hal itu bisa terjadi? Penyebabnya? Atau hal-hal lain yang
berhubungan dengan kejadian itu. Dan setelah sekian lama mereka hanya
memperdebatkan sesuatu tanpa ada bukti yang jelas. Akhirnya semua itu berakhir
saat seseorang mengetuk pintu ruangan tersebut.
Sosok itu masuk dengan membawa satu buah
map coklat berukuran sedang yang ia genggam di samping tubuhnya. Ia merunduk
singkat pada seorang pria berjas hitam sebelum menyerahkan map coklat tersebut.
ākerja yang bagus..ā
āterima kasih. kalau begitu saya permisi
tuan.ā Sosok itu kembali merunduk singkat dan setelah itu berjalan pergi
meninggalkan ruangan tersebut. Tak lupa ia menutup pintu ruangan itu sebelum
benar-benar menghilang dari balik pintu.
Semula saat kedatangan sosok tadi, beberapa
orang yang berada di dalam ruangan itu tengah disibukkan dengan kegiatan mereka
masing-masing. Namun sepeninggal sosok itu, sontak mereka langsung memfokuskan
diri mereka pada map coklat yang tengah dipegang oleh pria berjas hitam itu.
ābagaimana? apa yang orang itu temukan mengenai Haera?ā Racau
seorang wanita yang sebelumnya tengah asyik berbincang dengan pria berkulit agak gelap yang
merupakan kekasihnya.
Pria berjas hitam itu segera membuka
lilitan tali pada map coklat yang dipegangnya. Ia segera mengelurkan lembaran
kertas yang berada di dalam serta beberapa lembar foto yang menampilkan sosok
seorang gadis serta seorang pria yang tak ia kenal.
Pria itu melihat sekilas lembaran-lembaran
foto tersebut. Dan setelahnya ia meletakkan foto-foto tersebut ke atas meja dan
membiarkan orang-orang yang tengah menunggunya melihat foto tersebut. Pria itu
segera beralih membaca lembaran kerta yang juga tengah dipegangnya.
ājadi siapa pria ini?ā Tanya seorang pria berkulit
putih pucat yang sebelumnya telah bertemu dengan pria berjas hitam itu disalah
stau cafƩ dekat katornya.
āMark Tuan. anak tunggal pemilik perusahaan fashion.ā
ājadi..?ā Wanita yang sebelumnya bertanya
kembali menyuarakan rasa kebingungannya dengan terus memperhatikan lembaran
foto yang berada di atas meja.
āperusahaan milik keluaraga Haera tengah
memiliki masalah serius. dan jalan satu-satunya untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah
dengan membuat kerja sama dengan perusahaan milik keluarga pria itu.ā
ālalu apa hubungannya dengan perubahan
sikap Haera?ā Tanya wanita lain yang duduk tak jauh dari pria berjas hitam itu.
āsepertinya untuk membuat kerja sama itu
berjalan dengan lancar, mereka akan menyatukan keluarga mereka.ā Urai pria berkulit putih
pucat.
* *
* * *
Haera baru saja keluar dari dalam kamar
mandi. Gadis itu segera menghampiri meja kerjanya dan duduk pada kursi yang
berada d depan meja itu. Ia membuka lembaran-lembaran pekerjaan yang harus ia
selesaikan sebelum ia menyerahkan surat pengunduran dirinya. Ia tak ingin
membuat orang lain merasa dirugikan hanya karena dirinya. Jadi ia memutuskan
untuk menyelesaikan tugasnya malam itu dan menyerahkannya besok pagi.
Haera mengambil satu buah gunting serta lem
yang ia simpan di laci meja. Ia mulai menggunakan gunting tersebut untuk
menggunting beberapa foto dan menempelkannya pada kertas-kertas berwarna peach
yang berada di dekatnya. Ia terus melakukan pekerjaannya tanpa henti sampai
pada akhirnya suara dering ponselnya menginterupsinya untuk menghentikan
sejenak pekerjaan yang tengah ia lakukan.
Haera bangkit dari duduknya dan berjalan
menghampiri nakas kecil yang berada di samping ranjang tidurnya. Ia mengambil
ponselnya dari sana dan memperhatikan layar benda itu.
āLay? tumben ia menghubungi ku..ā
Haera menyentuh layar ponselnya. Dan
setelah itu ia mendekatkan benda berbentuk persegi panjang itu pada telinganya.
āada
apa? tumben sekali kau menghubungi ku malam-malam?ā
āā¦ā¦ā¦.ā
āa-apa?
apakah kau tak salah melihat?ā
āā¦ā¦ā¦.ā
āaishā¦
baik baik. aku akan segera kesana. kau tolong awasi mereka sampai aku tiba.ā
Sambungan pun berakhir. Haera yang
sebelumnya baik-baik saja, setelah berbicara dengan Lay rautnya berubah menjadi
gelisah. Ia yang sebelumnya hanya mengenakan t-shirt berwarna putih serta
celana pendek selutut segera bergegas mengganti pakaiannya dan pergi meninggalkan
rumah.
o O
O O o
Sebuah taksi berhenti tepat di depan sebuah
hotel mewah di daerah kawasan perusahaan-perusahaan besar. Bersamaan dengan
berhentinya taksi tersebut, seorang gadis turun dari kursi penumpang dan segera
berlari menuju bagian dalam hotel. Tepat di depan pintu lobby, ia bertemu
dengan seorang pria yang tadi sempat mengantarnya pulang.
ādimana mereka?ā Tanya gadis itu.
āmereka baru saja pergi.ā
āAPA?ā
ākalau kita pergi sekarang kita dapat
mengejarnya. ayo!ā
Pria itu langsung menarik tangan sang gadis
menuju sebuah mobil yang terparkir di pelataran depan hotel. Pria itu segera
masuk ke dalam mobil. Begitu pun dengan gadis tersebut. Dan tanpa membuang
banyak waktu, setelah gadis itu duduk di sebelahnya, pria itu langsung menghidupkan
mobilnya dan menginjak kencang-kencang pedal gas hingga mobil itu melaju dengan
cepat meninggalkan hotel berbintang itu.
* *
* * *
Lima buah mobil mewah melaju menembus ramainya
malam di jalan besar ibukota. Dengan Mitsubishi
Outlander yang berjalan memimpin, BMW
X6, Mazda CX-5, Range Rover Evoque, dan VW
Tiguan melaju di belakangnya. Kelima kendaraan mewah itu terus melaju
dengan kecepatan yang cukup cepat
diantara kendaraan-kendaraan lain yang juga berada di jalan yang sama
dengan kelima kendaraan tersebut. Dan tepat di depan sebuah taman besar, kelima
mobil itu berhenti. Pengemudi dari setiap mobil memarkirkan mobilnya hingga
membentuk sebuah lingkaran diantara kelima mobil tersebut.
āletās go..ā Ajak wanita yang mengendarai Outlander putih kepada seorang pria yang
berada disatu mobil yang sama dengannya.
āsorry, but why did you bring me to this place?ā
Tanya pria itu yang masih enggan untuk mengikuti ucapan sang wanita.
āyou will know later. therefore, letās get down.ā
Wanita itu kembali menyunggingkan senyumnya kepada pria tersebut. Ia sempat melirik
sebentar pada dua orang wanita yang duduk di belakang. Dan tak lama kedua wanita itu turun dan
membukakan pintu tempat dimana sang pria duduk.
Melihat pintu yang sudah terbuka dan wanita
yang mengendarai mobil itu telah menutup pintunya, mau tak mau pria itu
mengikuti apa mau dari ketiga wanita itu. Ia turun dari mobil itu dan mengikuti
langkah ketiga wanita itu yang membawanya tepat berdiri ditengah-tengah
lingkaran dengan lampu mobil yang menyorot dirinya.
Pria itu merasa tak nyaman dengan cahaya
terang yang mengarah padanya. Namun belum sempat ia menyuarakan ketidak
nyamanannya, seseorang telah lebih dulu melayangkan pukulannya hingga membuat
pria tersebut jatuh terjerembab. Semua kekerasan itu terjadi dengan begitu
cepat. Hingga tanpa pria itu sadari, tubuhnya sudah tergeletak tak berdaya
dengan berbagai macam luka yang kini bersarang ditubuhnya.
āw-what... d-do yo-u wa..n-t...?
Pria itu mencoba untuk menegakkan tubuhnya.
Ia berusaha untuk berdiri dari posisinya yang tengah tergeletak di atas tanah.
Namun usahanya tak membuahkan hasil apa pun karena seseorang kembali menendang
tubuhnya hingga ia kembali tersungkur ke atas ranah.
āour wish is that you stay away from Haera! Haera is ours and you are not
entitled to have her!!ā
Pria itu menatap sang lawan bicara begitu
ia mendengar apa mau dari orang-orang itu. Ia perhatikan satu per satu wajah
orang-orang yang berdiri tak jauh dari dirinya. Namun ia tetap tak mengenali
siapa orang-orang itu. Tiga orang wanita yang tadi mengajaknya pergi serta lima
orang pria yang entah sejak kapan mengikuti mobi yang ia tumpangi. Tapi yang
jelas, ia yakin bahwa kedelapan orang itu memiliki hubungan dengan Haera. Gadis
yang dijodohkan oleh orang tuanya beberapa hari yang lalu.
Pria itu kembali mencoba untuk bangkit.
Namun tubuhnya sudah tak mampu untuk melakukan hal apa pun selain membiarkan
dirinya terbaring di atas tanah.
āwe donāt know why Haeraās parents tried to arranged you and Haeraās marriage.
but, you need to know is Lee Haera is ours! and until whenever she is still
ours! no one can change that other than us! include you Mark Tuan!!ā Titah seorang pria berkulit putih pucat.
Pria itu -Mark- mendengus. Ia memang tak
mengenal siapa orang-orang itu. Tetapi dari bagaimana mereka berbicara, Mark
tahu bahwa alasan mengapa Haera sulit sekali menerima perjodohan itu adalah
mereka. Awalnya pria itu memang tak menyetujui hal gila yang dirancang oleh
orang tuanya dengan orang tua Haera, tetapi kini ia bahkan berterima kasih
karena telah dijodohkan dengan Haera. Kenapa? Ia sendiri juga tak tahu. Tetapi
yang jelas hatinya kini bertekad untuk memiliki Haera seutuhnya.
āi donāt know what relationship between all of you and Haera.. but i will
not let Haera live with all of you. humans who has no heart!ā Terang Mark. Ditengah-tengah rasa sakit yang tengah ia rasakan,
pria itu masih dapat tersenyum sinis pada kedelapan orang yang membawanya ke
tempat itu.
Mendengar ucapan Mark, lantas kedelapan
orang itu menghujami pria yang telah tak berdaya itu dengan tatapan penuh
amarah. Terlebih pria berjas hitam dan juga pria berkulit putih pucat. Bagaikan
mesiu yang tersulut api, begitulah kedua orang itu. Amarah mereka siap meledak hanya
dalam beberapa detik setelah mendengar perkataan Mark yang bagaikan simfoni
pelecehan untuk mereka.
āYOU!!!ā Sungut pria berjas hitam itu. Ia hendak menghampiri
Mark, namun tertahan oleh seorang pria yang berdiri di sampingnya.
āserahkan semuanya pada ku Kris!ā Ujar pria
itu singkat. Ia melepaskan tagannya dari pundak pria bernama Kris itu dan
kemudian berjalan menghampiri Mark yang masih tergeletak tak berdaya di atas
tanah.
Pria itu merendahkan tubuhnya dan menatap
wajah Mark lekat. Tak tahu apa yang ada pada pikiran pria itu, karena tak lama setelah
ia memperhatikan wajah Mark, pria itu malah tertawa singkat dan kembali menegakkan tubuhnya.
ādo you know.. honestly, you are quite handsome. but... you are too stupid. really
bad right...ā Ucap pria itu dengan nada yang merendahkan.
Ia kembali tersenyum sinis sebelum melayangkan kakinya menendang tubuh bagian
kiri Mark, hingga membuat pria itu melenguh kesakitan.
āif only you would listened us, i am sure if you do not end up like this!ā
Pria itu kembali bersuara. Dan ia kembali
akan mengayunkan kakinya. Namun tak jadi karena kemunculan seorang gadis yang
membuat kedelapan orang itu spontan mengalihkan tatapan mereka dari Mark.
āBERHENTI!!ā
Gadis itu berlari dan mendorong tubuh pria itu
menjauh dari Mark. Ia mencoba membantu Mark untuk berdiri. Namun belum sempat
ia membantu pria itu, seorang wanita telah lebih dulu menarik tangannya dan
membuat pegangannya terhadapa tubuh Mark terlepas.
āHaera apa yang kau lakukan?!ā Sungut
wanita itu.
Ia menatap Haera lekat. Matanya membulat
dan rahangnya mengeras. Bahkan genggamannya pada tangan Haera juga begitu
keras.
āseharusnya aku yang mengatakan itu pada kalian!
apa yang kalian lakukan? kenapa kalian bertindak sesukanya? bukankah sudah aku katakan, jangan pernah mencampuri urusan ku
lagi!!ā Titah Haera.
Ia benar-benar telah kehilangan akal
sehatnya. Ia benar-benar merasa marah dan tak tahu harus melakukan apa lagi
untuk membuat teman-temannya sadar atas perbuatan mereka.
āLee Naeun jangan pernah menatap ku seperti
itu!! kau tak sebaik aku jadi berhenti menganggap aku adalah manusia bodoh dan
mainan mu!ā
Haera menepiskan tangan wanita itu āNaeun-.
Ia kemudian memutar tubuhnya menatap dua orang pria yang juga tengah menatapnya
dengan tatapan yang ia sendiri tak tahu tatapan apa itu. Ia terdiam sejenak.
Memperhatikan teman-temannya satu per satu dan kembali berhenti tepat diantara
dua orang pria yang masih terus menatapnya.
ākita tak lagi seperti dulu. kita bukan lagi seorang
mahasiswa yang bisa bermain-main terus-menerus. jadi berhenti! aku mohon hentikan semua ini!ā
āmain-main katamu??! jadi selama ini kau
menganggap semua ini hanya permainan,
ha? jawab Haera JAWAB!ā
Haera menghela nafasnya dengan kasar. Ini
pertama kalianya ia dibentak oleh pria itu. Pria berkulit putih pucat yang
selama ini selalu memperlakukannya bak seorang putri raja.
ālalu apa kalau bukan permainan Sehun-ah?
APA? bukankah semua ini telah kalian rancang sejak dulu?!ā
ākami memang merancangnya, tetapi ini bukan
permainan Haera-ah! aku benar-benar mencintai mu!ā Terang Sehun. Ia hendak
meraih tangan Haera, namun gadis itu menolaknya dan lebih memilih berjalan
mundur.
ātapi ini tak mungkin! tak mungkin bila seorang
wanita harus bersama dua orang pria. ini kehidupan nyata Oh Sehun! ini bukan cerita disebuah
dongeng atau didrama-drama murahan yang sering disiarkan ditelevisi!ā
āHaera-ah.. tetapi kena-ā
āKris.. bukankah kau sendiri yang bilang,
cinta itu perlu pengorbanan. kalau kalian berdua benar-benar mencintai ku pasti kalian tak akan melakuakn hal ini!ā
Haera memberikan jeda terhadap ucapannya.
Ia sengaja melakukan itu untuk mengisi paru-parunya sejenak dengan udara yang
sempat hilang karena terus berteriak.
ājadi ku mohonā¦ hentikan semua ini. biarkan
aku menjalankan kehidupan ku sendiri.ā
Ia menatap temannya satu per satu. Mencoba
menyampaikan permintaannya sekaligus permintaan maaf melalui tatapan matanya.
Setelah dirasanya cukup, ia memutar tubuhnya dan berjalan menghampiri Mark yang
masih terdiam tak berdaya di atas tanah. Ia membantu pria itu berdiri dan
membopongnya pergi meninggalkan tempat itu.
āLEE HAERA..ā Panggil Sehun yang tak
mendapatkan jawaban apa pun dari Haera.
* *
* * *
Haera membuka pintu kamar hotel dan segera
menekan saklar yang berada di dekat pintu. Ia membiarkan Mark yang tengah
dibopong berjalan terlebih dulu dan setelahnya, ia baru mengikuti di belakang.
Seseorang yang membantu Mark mendudukan pria itu di sofa. Sementara Haera,
gadis itu mencari handuk kecil serta air guna membersihkan luka pada tubuh
Mark.
Setelah ia mendapatkan semuanya, Haera
segera kembali ke sofa dan meletakkan sebuah wadah berisikan air ke atas meja.
Ia hendak membersihkan luka pada wajah Mark andai saja ia tak menyadari bahwa
masih ada keberadaan sosok yang membantunya di ruangan itu.
āLay.. terima kasih.ā
Pria itu kembali tersadar begitu mendengar
perkataan Haera. Ia menyunggingkan senyumnya yang selama ini selalu berhasil membuat wanita-wanita jatuh
hati padanya.
āsama-sama.. kita kan teman, jadi sudah
menjadi hal yang lumrah untuk aku membantu mu.ā
Haera bangkit dari duduknya. Ia berjalan
menghampiri Lay yang masih berdiri di depan meja, dan melebarkan tangannya
memeluk tubuh besar Lay. Entah apa yang ada dipikiran gadis itu? Tetapi yang
jelas, ia merasa beruntung memiliki Lay sebagai temannya. Dan ia tak menyesali
pernah memiliki perasaan lebih pada pria asal Changsa itu.
āterima kasih.. mungkin jika ada kata lain
yang lebih pantas aku akan mengatakannya Lay.ā
āsudahlah.. tak usah seperti itu.ā
Haera melepaskan rangkulannya. Ia menatap
mata pria itu dalam. Mencoba mencari sesuatu yang belum ia ketahui tentang pria
berdarah China itu.
āoh iya, ku kira aku harus pergi. kalau begitu sampai
bertemu besok di kantor.ā Seru Lay. Ia menatap Haera dalam sebelum kembali tersenyum
manis pada gadis itu.
āku harap kita bisa bertemu lagi..ā Entah
apa maksud dari ucapannya itu, yang jelas Lay telah merasakan bahwa ia akan
benar-benar terpisah dengan Haera. Entah kapan.. tetapi yang penting adalah ia
telah melakukan sesuatu untuk gadis yang baru menyadarkannya akan perasaan yang
ia miliki pada gadis itu.
Lay kembali memeluk erat tubuh Haera. Ia
seakan ingin merasakan hangatnya tubuh gadis itu untuk yang terakhir kalinya.
Tak lama, ia kembali melepaskan pelukannya dan mengusap lembut puncak kepala
Haera.
ājaga diri mu. kalau begitu aku pergiā¦ā
Ujar Lay. Ia memutar tubuhnya dan berjalan keluar. Ia menutup pintu kamar itu
pelan hingga benar-benar tertutup dan hanya menyisakan Haera dan Mark di sana.
Setelah kepergian Lay, Haera kembali
memutar tubuhnya dan beralih pada Mark yang sedari tadi terus memperhatikan
adegan demi adegan yang terjadi antara ia dan Lay. Menyadari bahwa ia baru saja
membuat kesalahan, gadis itu hanya mampu menghela nafasnya pelan. Ia
benar-benar tak bisa menguasai dirinya sendiri. Ia selalu saja terbawa suasana.
āmaaf..ā Gumam Haera namun masih bisa
didengar dengan baik oleh Mark.
āuntuk apa?ā Tanya Mark yang tengah mendapatkan
perawatan dari Haera.
āmmmmmā¦ untukā¦ itu, maksud ku, untukā¦.
sss.. mmmm itu yang tadiā¦ semuanya.ā
ātak apa, aku mengerti. tetapi.. bolehkah
aku jujur pada mu.ā
Haera yang sebelumnya tengah membersihkan
noda darah pada wajah Mark, sejenak menghentikan pekerjaannya dan menatap pria
itu.
āem.. kau boleh mengatakannya.ā Ia
menganggukan kepalanya dan kembali menyunggingkan senyumnya pada pria itu. Dan
itu untuk pertama kalinya bagi Mark melihat senyum manis Haera. Ia memang
pernah melihat gadis itu tersenyum saat mereka pertama kali dipertemukan.
Tetapi senyum kali itu berbeda dengan senyum yang gadis itu tunjukan saat di
Paris. Dan Mark kembali menyadari alasan kenapa teman-teman gadis itu sampai
melakukan tindak kekerasan padanya hanya untuk seorang gadis di depannya.
āmungkin awalnya aku menolak rencana ini..
tetapi lambat laun aku bisa menerimanya. terlebih setelah kejadian hari ini. danā¦ ku harap
kau juga Haera.ā
Haera kembali menghentikan pekerjaannya dan
kembali menatap pria di depannya itu. Ia merasa terkejut dengan apa yang baru
saja didengarnya. Ia mengerti maksud pria itu. Tetapi ia tak mengerti alasan
pria itu mengatakan hal seperti itu padanya.
āma.. maksud mu?ā Tanya Haera dengan ragu.
ānampaknya aku mulai jatuh cinta pada mu.
mmm.. mungkin ini terdengar gila karena tiba-tiba saja aku mengatakan ini pada
mu. tapi aku sendiri tak tahu kenapa aku mengatakannya pada mu. yang jelas..
aku tak ingin semua ini terjadi hanya karena rencana yang telah dirancang, tetapi
aku ingin hal ini terjadi karena kau dan aku.ā
Mark menjeda ucapannya. Ia menundukkan
kepalanya dan menarik nafasnya dalam.
āaku tak akan melepaskan mu sekalipun kau
tak mencintai ku. aku tak akan membiarkan mu kembali lagi pada teman-teman mu
itu. aku ingin kau hanya menjadi milik ku dan begitu pun sebaliknya.ā
Haera masih tak bergeming begitu Mark
menyelesaikan ucapannya. Ia masih begitu terkejut mendengar ucapan pria itu.
Bak tersambar petir, begitulah ia saat itu. Tubuhnya mematung dengan terus menatap pria di depannya.
āM-Ma..rk, k-ka..uā¦..ā
ākita mulai dari awal. semuanyaā¦ā
Pria itu menggenggam tangan Haera erat.
Dengan genggaman itu, ia berusaha meyakinkan Haera bahwa ia serius dengan apa
yang dikatakannya. Ia tak sedang membuat lelucon. Dan ia tak sedang mabuk. Ia
benar-benar sadar ketika mengatakan hal itu.
Tanpa keduanya sadari, jarak diantara
mereka hanya tersisakan beberapa senti saja. Hingga kini kedua bibir mereka
telah saling bertemu, Haera masih diam dan tak melakukan apa pun. Ia masih
bagaikan raga tak bernyawa. Hingga beberapa saat ia baru menyadari akan apa
yang tengah ia lakukan dengan pria yang baru saja dikenalnya.Kendati demikian,
Haera tak lantas melepeskan tautan yang tengah terjadi. Tak tahu apa yang gadis
itu pikirkan sampai-sampai ia malah membalas ciuman Mark dan membiarkan dirinya
berada pada keadaan yang dulu juga terjadi antara ia dengan Kris dan juga
Sehun.
Ciuman yang awalnya hanya sekedar
menempelkan bibir saja, kini mulai berubah menjadi ciuman hangat yang sedikit
menuntut. Mark mulai mencoba untuk mengambil alih permainan yang tengah terjadi
dengan mencoba untuk memasukan lidahnya menjelajahi bagian dalam mulut Haera.
Awalnya Haera ingin mengakhirnya, tetapi semakin lama ia semakin membiarkan
dirinya terbawa oleh suasana yang terjadi diantara dirinya dengan Mark. Dan hal
itu berhasil membuat Mark mendominasi pentautan yang terjadi.
āM-Markā¦ā
Haera mencoba untuk menghentikan Mark.
Namun pria itu tak membiarkan tautan mereka berakhir begitu saja. Ia gunakan
tangannya yang bebas untuk menekan tengkuk Haera. Membuat tautan mereka semakin
dalam.
Sementara itu, Haera masih mencoba untuk
menghentikan aksi Mark. Mengingat kadar oksigen yang ia miliki membuat ia
mati-matian untuk menyadarkan pria itu dari aksinya. Hingga akhirnya, usaha
kerasnya untuk mengakhiri semua itu berhasil dan tersisalah ia dan Mark yang
sama-sama tengah saling memburu nafas. Sebenarnya ia tak rela untuk mengakhiri
semua itu, tetapi keadaanlah yang memaksanya untuk melakukan hal itu. Melepaskan
tautan diantara mereka dan mencoba untuk mengisikan udara ke dalam paru-paru
yang mulai kehabisan kandungan oksigen.
āI Love You Lee Haeraā¦ā
o O
O O o
Haera membuka pintu kamarnya dan berjalan
masuk. Ia tak lupa mengunci pintu tersebut sebelum membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Ia tatap
langit-langit kamarnya. Ia selalu melakukan hal itu jika ada sesuatu yang tengah mengusik
pikirannya. Dan saat itu, pikirannya tengah dipenuhi oleh aksi gila teman-temannya
dan juga keputusan yang telah diambilnya.
Haera kembari menegakkan tubuhnya. Ia
beralih meninggalkan ranjangnya menuju meja kerja yang masih dipenuhi dengan
pekerjaannya. Ia kembali mendudukan tubuhnya pada kursi di dekat meja tersebut.
Pekerjaan yang seharusnya telah ia selesaikan sejak tadi, kini masih bersisakan
beberapa foto yang belum ia selesaikan. Ia hendak mengambil gunting yang
ternyata berada di bawah meja. Sepertinya gunting itu terjatuh saat ia hendak
mengambil ponselnya yang berdering karena Lay tadi. Namun ia tak lantas kembali
melanjutkan pekerjaannya, ia malah beralih pada dua lembar kertas dan satu buah
bolpoin yang juga berada di atas meja itu.
Awalnya ia hanya menatap lembaran kertas
itu tanpa ada niatan untuk menorehkan tinta boilpoin yang digenggamnya ke atas
kertas tersebut. Namun seiring berjalannya waktu, Haera mulai menggerakan tangannya
menuliskan kalimat-kalimat ke atas kertas putih itu.
o O
O O o
Tak jauh berbeda dengan keadaan saat
kedelapan orang penghuni rumah itu tiba tadi malam. Mereka tetap mengunci mulut
mereka rapat-rapat saat matahari
telah menyapa bumi. Dan tak membiarkan sepatah kata pun
terlontar dari bibir mereka masing-masing. Dan disaat matahari telah menyapa
dan mereka diharuskan melakukan aktivitas seperti biasanya pun, kedelapan orang
itu tetap tak berbincang bahkan sepatah kata pun. Mereka bagaikan robot yang tak dapat
berbicara. Mereka hanya duduk melingkari meja dimana menu sarapan mereka telah
tersedia.
Hingga seorang pelayan datang dan
menuangkan air berwarna coklat transparan ke dalam gelas tiga orang wanita di
sana. Pelayan itu menuangkan air tersebut dengan penuh hati-hati. Ia tahu bahwa
kedelapan orang itu tengah dalam keadaan yang tak baik, jadi ia tak mau membuat
suasana semakin buruk dengan ia melakukan kecerobohan. Setelah selesai
mengerjakan tugasnya, pelayan itu hendak pergi meninggalkan ruang makan tersebut. Tetapi
ia urung melakukannya dan kembali menghampiri seorang wanita yang merupakan
pemilik rumah itu.
ānona Naeun, ini ada surat dari nona Haera.ā Ucap pelayan
itu pelan. Ia menyerahkan secarcik kertas pada wanita bernama Naeun dan kemudian
barulah ia pergi meninggalkan ruang makan tersebut.
Naeun yang memegang kertas itu awalnya
hanya memperhatikan kertas itu dengan bingung. Ia ingin membaca surat itu,
tetapi melihat teman-temannya yang lain yang juga tengah memperhatikan dirinya
dengan selembar kertas itu, membuat ia akhirnya memutuskan untuk membacakan
surat itu. Ya.. setidaknya jika ia terkejut, tak hanya dirinya saja yang
terkejut. Teman-temannya juga akan ikut terkejut bersama dengannya.
Haiā¦ sebelumnya aku ingin berterima kasih pada kalian
semua karena pertemanan yang terjalin diantara kita selama ini. Terlebih untuk
mu Naeun, karena kau telah mengizinkan aku untuk tinggal di rumah mu selama
orang tua ku pergi ke luar negeri. Dan untuk kalian semuaā¦ aku juga berterima
kasih karena tanpa kalian mungkin hidup ku akan biasa saja. Terima kasih
Daehyun, karena kau telah mau membuat ku tertawa sepanjang hari. Dan Jisun,
terima kasih atas berbagai pemikiran baik yang telah kau tularkan pada ku.
Baekhyun-ah Luhan-ahā¦ terima kasih untuk selalu menemani ku jika tak ada satu
pun orang di rumah ini yang mau menemani ku, sekali pun Daehyn dan Jisun,
kekasih kalian. Dan Jongin, kau memang tak melakukan apa pun untuk ku, tetapi
aku tetap berterima kasih karena kau telah mau melindungi Naeun, ya.. walaupun
cara mu terlalu berlebihan untuk melindungi si cerewet Naeun.
Dan.. untuk kau Krisā¦ terima kasih untuk semuanya.
Terima kasih untuk apa yang telah kau lakukan untuk ku. Kau terlalu banyak
melakukan hal-hal tak terduga.. tapi aku tahu, tujuan mu melakukan itu baik.
Karena kau mau melindungi ku. Bukankah begitu? Jadiā¦ terima kasih Krisā¦..
Dan Oh Sehunā¦ aku juga ingin berterima kasih. Karena
diantara yang lain, kau yang paling mengerti aku. Kau tak pernah melakukan hal
yang tak aku suka. Kau selalu membuat ku nyaman.. dan aku sangat berterima
kasih untuk ituā¦.
Hhhā¦. mungkin ketika kalian membaca surat ini, kalian
tak akan menemukan ku maupun barang-barang ku di kamar. Aku bukannya ingin
kabur. Tetapi aku tak ingin semakin memperburuk keadaan.. aku tak mau
persahabatan yang telah terjalin selama ini rusak hanya karena aku. Maafā¦ aku
benar-benar minta maafā¦. Dan karena itu, aku menulis surat ini. Aku ingin mengatakan bahwa pagi ini
pesawat ku akan berangkat. Aku akan kemabli ke Paris dan tinggal bersama kedua orang
tua ku. Aku akan menjalani perjodohan yang telah mereka buat. Mungkin kalian berpikir kalau
aku gila karena menerima begitu saja perjodohan ini.. tetapi jika kalian nanti
berada diposisi ku saat ini, kalain pasti akan tahu alasan mengapa aku
menerimanya.
Hhhā¦ ku rasa ini sudah banyak, sangat banyak. Dan aku
rasa, aku tak bisa menulis lagi. Aku tak tahu apa yang harus aku katakan lagi
pada kalian. Tapi yang jelas, aku berharap bahwa kita akan tetap menjadi teman
walau bagaimana pun. Dan Kris, Sehunā¦.. hhhā¦ terima kasih atas perasaan kalian
pada ku. Terima kasih atas apa yang telah kalian lakukan untuk ku.. terima
kasihā¦. Dan, mungkin aku telat untuk mengatakannya. Tetapi lebih baik telat
daripada tidak sama sekali bukan??
Hmmā¦ Oh Sehun, Kris Wu, aku menyukai perlakuakn kalian
kepada ku selama ini. Terlepas dari perbuatan serta hukuman-hukauman aneh yang
kerap kalian berikan pada ku. Tetapi yang jelas, aku sangat merasa nyaman
berada di dekat kalianā¦
Hhh~ ku rasa ini benar-benar sudah panjang. Jadi
sekali lagi terima kasihā¦ dan ku harap kita bisa bertemu lagi. Jaga diri kalian
baik-baik.. aku pasti akan sangat merindukan kalian semuaā¦ ^^ sampai jumpa dan
aku menyayangi kalian semuaā¦.
Lee Haera
* *
* * *
The Designā,
Photo & Art Group
09.54
KST
Lay baru kembali dari pertemuan singkat
dengan seorang client di salah satu
cafƩ di dekat kantornya. Ia berjalan memasuki lift dan menekan angka lima pada deretan tombol yang berada
dibagian kanan lift. Tak berapa lama,
suara dentingan membuatnya tersadar dan ia segera keluar dari benda berbentuk
balok itu. Ia berjalan melewati kubikal tempat teman-teman kantornya bekerja.
Dan tepat dikubikal dimana Haera biasa duduk menghabiskan waktunya guna
menyelesaikan pekerjaannya, pria itu menghentikan langkahnya sejenak dan
memperhatikan tempat itu.
Dalam diam, otak pria itu kembali
memutarkan deretan kejadian yang ia lalu bersama Haera di tempat itu. Apakah
itu ketika mereka akan pergi makan siang, membicarakan seorang client, membahas rencana kerja, dan
sebagainya. Hingga ingatan itu menghilang saat seorang teman pria itu memukul
pelan pundaknya.
āini..ā
Sosok itu menyodorkan satu buah amplop pada
Lay. Lay yang tak mengerti apa-apa hanya diam dan menatap amplop serta sosok itu bergantian.
ātadi salah satu petugas kebersihan
memberikannya pada ku. katanya ini dari Haera untuk mu.ā Ujar sosok itu sembari
kembali mengangkat amplop yang dipegangnya kehadapan Lay.
Lay yang mendengar bahwa amplop itu dari
Haera, menerima benda berwarna putih itu dari sosok tersebut. āterima kasih Kim
Minseok.ā Ujarnya pada sosok bernama Kim Min Seok itu.
Min Seok hanya mengangguk singkat. Ia
kemudian pergi meninggalkan Lay yang telah menduduki kursi yang biasanya Haera
duduki selama ia bekerja. Ia memperhatikan amplop itu. Perlahan ia mulai
membuka amplop tersebut dan mengeluarkan selembar kertas yang tersimpan di dalamnya.
Ia membuka lipatan kertas tersebut dan mulai membaca tulisan yang
tertera pada kertas putih itu.
Layā¦ mungkin ketika kau membaca surat ini, aku sudah
tak berada di kantor. Yaā¦ aku telah menyelesaikan pekerjaan ku, semuanyaā¦ dan
menyerahkan surat pengunduran diri kepada direktur. Kau benar, disetiap
kehidupan pasti akan ada pilihan. Dan kini aku telah memutuskan pilihan ku.
Lay.. terima kasih karena kau telah mau mendengarkan
cerita ku, memberikan aku berbagai pemikiran, dan membantu ku kemarin malam.
Mungkin jika tidak ada kau, aku tak tahu hal buruk apa yang akan terjadi. Jadi
terima kasihā¦..
Hhh~ pagi ini aku akan pergi ke Paris. Aku akan tinggal
bersama kedua orang tua ku, mengurus mereka, mengurus perusahaan keluarga yang
tak pernah aku inginkan, dan jugaā¦ā¦ mengurus rencana pernikahan ku dengan Mark.
Aku tak tahu apakah keputusan yang aku ambil ini benar atau salah. Tetapi aku
berusaha untuk meyakinkan diri ku sendiri bahwa hal ini benar. Sama seperti apa
yang kau katakan pada kuā¦
Hhuuhhā¦ aku tak tahu harus mengatakan apa lagi pada
mu. Yang jelas, terima kasih karena kau telah mau menjadi teman ku. Aku
berharap kita masih bisa bertemu lagi.. sampai jumpa Zhang Yixing :)
Lee Haera
Lay meletakkan lembaran surat itu di atas
meja. Ia hanya tersenyum miris begitu selesai membaca habis kalimat-kalimat
yang Haera tulis pada kertas tersebut. Ia tak tahu, apakah ia harus merasa senang karena telah membantu
gadis itu. Atau
ia merasa sedih karena akhirnya gadis itu lebih memilih pergi.
Lay menghela nafasnya. Ia merogoh sakunya
dan mengeluarkan ponselnya dari sana. Ia membuka kunci benda itu dan
memperhatikan foto yang ia pasang sebagai wallpaper
pada ponselnya.
āsemoga kau bahagia Haera-ahā¦ mungkin aku
terlalu tak percaya diri untuk mengatakannya langsung pada mu, terlebih ketika
aku tahu bahwa kau telah dijodohkan oleh orang tua mu. tetapi walaupun begitu,
suatu saat aku berharap kalau aku bisa mengatakannya langsung pada mu.
mengatakan bahwa aku menyukai muā¦ sangat menyukai mu Haera-ah.. walaupun kau telah
menjadi milik orang lain sekali punā¦ā
The End .. or To Be Continued .. (?)
annyeong guysss....
after a long long long long long time, finally, i can meet you again!! *blew the trumpet*
hhhhaaaahhhh... the feeling is like flying above the clouds and then parachuting directly into the indian ocean and then swimming with Mark oppa sailing the ocean. wwooohhhh that's so unbelievable!!
oke.. now time to talk about this fic.
as you can see at the end, i wrote The End or To be Continued, maybe some of you are confused with the intention of that. oke i will explain about that.
as i wrote, this section maybe the last part or maybe not. maybe there is or there are another part of this story or maybe not.
so if you're curious, just wait .i wouldn't explain more because this might be a surprise for you and maybe not. so for all of you who followed the story of Lee Haera and her boys from the beginning until now, just wait.. *try to be mysterious*
mmm.. i think it's enough. and the last, i hope you enjoy with this part. and i wanna say sorry if i had any mistake. happy fasting for all of you who run it. and see you... ź°ģ¬ķ©ėė¤ ^^
Comments
Post a Comment