Yixing The Forgetful
Cast : Lee Hara
Zhang Yixing
Park Chanyeol
Genre : Romance, Fluff
Rating : PG ā 16
Length : >1900
words
Hufttā¦apa kali ini Yixing
amnesia?
ā
Lee Hara ā
Yixing seorang pelupa, hampir semua orang tahu itu. Bahkan petugas
keamanan di kantor saja tahu masalah Yixing yang satu itu. Ia sering melupakan
hal-hal penting yang mampu membuat teman-temannya hampir gantung diri di kantor.
Walau begitu Yixing tetap dirinya yang selalu melakukan yang terbaik dalam
segala hal. Ia hanya pelupa bukan ceroboh. Setiap kali melupakan sesuatu Yixing
akan terdiam dan berjanji agar tidak melakukannya lagi. Dan Hara tahu hal
itu.
Hara tahu Yixing akan merasa sangat tidak enak begitu
orang-orang menghela napasnya dengan panjang setiap kali ia melupakan banyak hal.
Hara pun mengerti jika setelahnya Yixing akan diam seolah kepikunannya baru
saja membuat dunia kacau-balau. Hara tahu Yixing pun tak ingin melakukan semua
itu, pria itu pun tak ingin menghadirkan berbagai masalah untuk banyak orang.
Tapi Hara tak mengerti kenapa Yixing tak bisa dihubungi saat
ini. Hara selalu memahami kepikunan Yixing, bukankah semua orang terlahir
dengan membawa kekurangan dan kelebihannya?. Tapi detik ini berbeda, kali ini
situasinya benar-benar genting. Yixing harus segera sampai di kantor. Pria itu
memiliki rapat penting yang akan dihadiri para petinggi di perusahaan. Namun
hingga detik ini Yixing belum juga menampakkan dirinya. Tentu hal itu membuat
semua orang panik bukan main, mereka mendesah sambil mencuri pandang ke arah
pintu kaca di depan.
Apa Yixing melupakan rapat penting ini? Semua orang berpikir demikian
setelah melirik jam dinding besar di tengah ruangan. Tak ada harapan,
sepertinya mereka harus bersiap diri jika kepala divisi mereka tidak datang
dalam rapat kali ini. Kebanyakan dari mereka memutuskan untuk beranjak dari
tempatnya, bergerak keluar untuk mencari udara segar atau melesat ke kamar
kecil. Tinggalah Hara seorang diri dalam ruangan besar penuh meja-meja kubikel
di sekitarnya.
Ia menghubungi Yixing kembali, setelah sepuluh panggilan
sebelumnya tak berhasil mendapat tanggapan. Bibirnya mendecak waspada.
Lagi-lagi hanya bunyi nada tunggu dan berakhir dengan suara operator yang
menyuruhnya untuk menghubungi beberapa saat lagi. Ia menatap ponselnya dengan
pasrah sambil terus berjalan mondar-mandir.
Aku tahu Yixing pelupa, tapi bagaimana bisa ia melupakan rapat
sepenting ini?. Hara benar-benar tak habis pikir pada pria yang telah
ia kencani selama setahun lebih itu. Seingatnya ia telah mengingatkan Yixing
tentang rapat ini. Bahkan tadi malam ia menelpon pria itu, memintanya untuk
bangun pagi dan tak melupakan apapun untuk hari ini. Lalu apa yang yang
sebenarnya terjadi? Biasanya Yixing tak akan lupa jika ia sudah mengingatkannya
berulang kali. Hufttā¦apa kali ini Yixing amnesia?.
Ia mengusap keningnya. Sepertinya ia perlu menenangkan diri
sejenak kalau tidak ingin otaknya rusak karena memikirkan hal-hal ajaib yang
terus berkeliaran dalam benaknya. Ia menghempaskan tubuhnya pada sofa cokelat
di dekat pintu. Matanya terpejam seiring dengan embusan napasnya yang lolos
dengan payah.
Ceklek
ā Kemana perginya semua orang?ā
Hara membuka matanya begitu mendengar suara Yixing. Tubuhnya
bereaksi cepat, beranjak dan segera berdiri memandangi Yixing dengan heran.
Pria itu pun tak kalah heran. Matanya mengedar ke seluruh penjuru ruangan yang
kosong tak berpenghuni. Setelah tak mendapati siapapun, tatapan bingungnya
mendarat pada Hara.
ā Mereka belum datang?ā tanyanya lagi di antara deru
napasnya yang berantakan.
Hara tak menjawab, ia masih sibuk mengamati penampilan
Yixing yang bisa dibilang cukup kacau. Ia bisa melihat simpul dasi Yixing yang
longgar, ujung kemeja yang keluar, serta letak tas kerja yang tersampir asal di
bahu gagahnya. Bahkan jika diamati dengan seksama, Hara bisa menangkap ritme
napas Yixing yang berantakan.
ā Hara?ā
ā Ohā¦mereka semua bosan menunggumu, jadi mereka memutuskan
untuk keluar sebentar.ā Jawab Hara cepat.
Yixing termenung sejenak sebelum akhirnya mengangguk pelan.
Matanya kembali mengarah pada Hara yang masih mengamatinya dengan aneh.
ā Ada apa?ā tanyanya. Tentu ia merasa
tak nyaman dengan tatapan menyelidik Hara yang mengamati dirinya.
ā Apa yang kau lakukan? Kenapa kau bisa terlambat? Kau lupa
kalau hari ini ada rapat penting?ā bukannya memberi jawaban, Hara justru
melemparkan beberapa pertanyaan dengan nada mengomel.
ā Aku tak melupakan apapun, oke? Aku hanya mampir sebentar
ke sebuah toko untuk membeli sesuatu.ā Jelas Yixing cukup tegas. Yixing memang
bukan orang yang mudah marah, tapi ia akan sangat kesal saat orang-orang
menuduhnya melupakan sesuatu padahal ia tak melupakannya.
Hara memutar bola matanya dengan sinis. Kedua tangannya
terlipat spontan di depan dada ketika pandangannya beradu dengan Yixing.
ā Ya Tuhanā¦ kau bisa membelinya nanti! Semua orang di sini
begitu mencemaskanmu!ā racau Hara masih belum bisa menerima alasan Yixing.
ā Aku membeli ini.ā Yixing mengangsurkan tangan kanan yang
dari tadi bersembunyi di balik punggungnya. Ia cukup kesal karena Hara terus
mengomelinya tanpa mau tahu apa yang telah dilakukannya.
Sedetik kemudian Hara tercenung. Matanya mendarat pada
sebuket bunga mawar merah dan sebuah tas karton dalam genggaman Yixing. Ia
berpaling pada Yixing yang kali ini menghela napas dengan panjang.
ā Hari ini kau berulang tahun, tapi aku belum menyiapkan
apapun. Maka dari itu tadi aku berhenti sebentar untuk membeli ini semua.ā
ungkap Yixing.
Tak ada ucapan selamat ulang tahun yang romantis atau
kejutan manis yang Yixing bayangkan. Bahkan jauh dari itu. Kata-katanya
terlontar dengan begitu dingin dan sarat akan kekesalan. Ia lelah karena harus
berpacu dengan lalu lintas yang padat merayap, ia pun harus berlari dari lantai
dasar hingga ke ruangan ini untuk memastikan dirinya tidak terlambat. Tapi sesampainya
di sini Hara malah mengomelinya, seolah yang ia lakukan tak ada yang benar.
Ia menggoyangkan tangannya, menyuruh Hara untuk menyambut
dua hadiah darinya. Setelah Hara meraih bunga dan tas karton dari tangannya, ia
memutar langkahnya. Rasanya ia memerlukan udara segar sebelum menghadiri rapat
yang akan dimulai sepuluh menit lagi.
ā Selamat ulang tahun Hara.ā Ia berhenti sejenak kemudian
berbalik menatap Hara yang terdiam dalam rasa bersalahnya.
ā Terimakasih danā¦ maafkan aku Yixing.ā
Ucapan Hara tak membuat banyak perubahan. Yixing masih tetap
seperti beberapa detik yang lalu. Masih kelihatan kesal dan lelah. Pria itu
hanya mengangguk, kemudian berjalan menghampiri pintu.
ā Aku tahu aku keterlaluan Yixing, tapi jangan seperti ini.ā
ucap Hara lagi. Ia masih berupaya untuk membuat Yixing mau menatapnya,
memberinya sebuah kepastian jika pria itu sudah memaafkannya.
Tapi Yixing tak berhenti, sebuah tindakan yang membuat Hara
menarik dan menghela napasnya dengan panjang.
ā Kumohon! Hari ini hari ulang tahunku, kau tak boleh
bersikap begitu padaku.ā
Yixing menghela cepat. Ia benar-benar mengutuk sikapnya yang
begitu mudah luluh dengan segala bentuk rajukan yang Hara lakukan. Itu
memalukan, karena tadinya ia ingin mendiamkan Hara seharian dan membuat gadis
itu mengerti betapa kesalnya ia saat ini. Tapi ternyata hatinya tak sekuat itu
untuk mengabaikan suara memelas Hara, bahkan tubuhnya berbalik cepat seakan tak
mau membuat gadis itu menunggu. Huft...sepertinya aku harus berlatih lebih
keras untuk bisa mengabaikannya.
Pria itu mendecak, merasa kesal terlebih setelah melihat
senyum penuh kemenangan di wajah Hara.
ā Apa yang kau inginkan?ā tanyanya penuh tekanan.
ā Tunggu sebentar.ā Hara berjalan ke arah sofa, kemudian
meletakkan buket bunga mawar merah serta kertas karton yang Yixing berikan
tadi. Iapun kembali menghampiri Yixing, berhenti tepat di hadapan pria yang
masih memendam rasa kesal padanya.
Hara mengembuskan napas sebelum berjinjit untuk mengalungkan
kedua tangannya pada leher Yixing. Ia tersenyum senang sambil menyesap aroma mint dari yang menguar dari rambut
Yixing.
ā Terimakasih karena sudah mengingat hari ulang tahunku dan
terimakasih juga untuk hadiah-hadiah yang cantik itu.ā ucap Hara masih dengan
senyum yang melekat di wajahnya. Ia memundurkan tubuhnya dan mengamati Yixing
yang masih kelihatan kesal.
ā Tidak perlu seperti itu. Aku pun tak akan mengingatnya
kalau saja memo di ponselku tidak bekerja.ā Balas Yixing masih dengan datar.
ā Kau masih marah padaku.ā Gumam Hara dengan frustasi.
Hahā¦baiklah jika Yixing belum bisa memaafkannya sekarang. Sepertinya
ia hanya perlu membantu pria itu untuk merapikan tampilannya sebelum memasuki
ruang rapat.
Tangannya meraih dasi merah marun milik Yixing yang saling
mengait dengan longgar. Ia melepas ikatan itu, kemudian berkonsentrasi dengan
kancing-kancing kemeja yang terpasang tak tepat pada lubangnya.
ā Kau berantakan sekali.ā Komentarnya sambil melepas semua
kancing dari lubangnya.
Hara melakukannya dengan sangat baik, karena ia pernah
melakukannya beberapa kali. Tapi kali ini berbeda, kali ini ia harus
memasangkan semua kancing yang menempel di kemeja Yixing. Semuanya. Dari yang
paling bawah hingga satu kancing di bawah kerah. Biasanya Hara hanya
memasangkan dua atau tiga kancing yang tak sempat Yixing lakukan.
Dan hal itu membuat Hara mesti menahan napasnya, memejamkan
matanya sejenak sebelum menyentuh ujung kemeja Yixing. Napasnya berembus pelan
begitu matanya tak berhenti memandangi perut six-packs milik Yixing yang terlihat padat. Ia berusaha menepis
pikiran-pikiran aneh yang berkeliaran di kepalanya. Ia bisa merasakan hawa
panas di tangannya, mengundangnya untuk mengusap permukaan perut Yixing yang
begitu menggoda. Astagaā¦
Setelah perjuangan yang cukup berat, akhirnya Hara mampu menyelesaikan
pekerjaannya. Iapun beralih meraih kedua ujung dasi kemudian menyatukannya dengan
simpul yang rapi dan kencang. Hara terlihat begitu fokus saat mengaitkan tali
yang satu dengan yang lain. Gadis itu tak menyadari jika Yixing terus
menatapnya sejak tadi. Menyorot wajah seriusnya hingga membuat Yixing tersenyum
kecil dan menampakkan lesung pipit indah miliknya.
Hara menarik bagian tali yang lebih panjang, memastikan
hasil kerjanya sudah sempurna. Ia tersenyum lega begitu mendapati hasil
kerjanya yang rapi. Pandangannya merangkak naik hingga bertemu dengan Yixing
yang sedang menatapnya sambil tersenyum.
ā Terimakasih.ā Ucap Yixing.
ā Maaf..tadi aku benar-benar panik. Kupikir kau melupakan
rapat hari ini.ā ungkap Hara tanpa memalingkan pandangannya dari Yixing.
ā Baiklah. Lagipula aku tak bisa marah padamu terlalu lama.ā
Yixingpun menundukkan wajahnya, tangannya bergerak menangkup
wajah Hara. Ibu jarinya mengusap rahang Hara, membuat gadis itu tersenyum
ketika permukaan bibir Yixing menyapu bibirnya dengan lembut. Benar-benar
tipikal Yixing. Pria itu melumat pelan-pelan, bergerak tanpa terburu-buru dan
membiarkan segenap perasaannya tersampaikan dalam tiap sensasi hangat yang
menguar dari balik kemejanya.
ā Astaga!ā
Spontan Yixing dan Hara berhenti, menjauhkan diri
masing-masing begitu pintu di belakang mereka terjeblak kencang.
Chanyeol yang tengah panik kelihatan makin kacau begitu
mendapati Yixing dan Hara yang tengah memagut. Matanya melebar dan mulutnya
menganga. Ia baru saja berlari dari lantai enam untuk memastikan Yixing sudah
sampai, tapi begitu sampai, ia malah mendapati Yixing dan Hara tengah asyik
berciuman. Pikirannya semakin kacau begitu menyadari tampilan Yixing yang
berantakan. Ujung kemeja pria itu keluar dari celana. Astagaā¦jangan bilang
Yixing dan Haraā¦. Oh tidak mungkin!.
ā Ya Tuhan!! Cepatlah! Semua orang di luar hampir gila dan
kalian malah di sini danāā Chanyeol memutuskan untuk tidak melanjutkan
kalimatnya. Ia bisa benar-benar gila.
Sementara Chanyeol masih terlihat kacau dengan kegilaan
kecilnya, Yixing hanya menatap pria itu sebentar kemudian berbalik memandang
Hara. Senyumnya tersungging.
ā Happy birthday,
dear.ā Bisiknya tanpa memudarkan senyum di wajahnya.
Hara mengangguk. ā Ya..terimakasih. Sekarang cepatlah! Aku
tidak ingin melihat Chanyeol mengamuk.ā Desisnya sambil tertawa kecil.
Yixingpun tertawa kemudian beralih menatap Chanyeol dengan
tatapan meledek.
ā Apa? Cepatlah! Kalian benar-benar membuatku
kesal!ā omel Chanyeol.
Yixing terkekeh. Pandangannya kembali beralih pada Hara. ā
Lihat? Dia kelihatan seperti orang gila.ā Ucap Hara.
ā Dia hanya iri karena tak ada wanita yang ingin bersamanya.ā
ā Kalian bisa lanjutkan kegiatan gila kalian setelah rapat
selesai, jadi tolong berhenti!ā racauan Chanyeol kembali terdengar dan untuk
kesekian kalinya tak memengaruhi Yixing
maupun Hara. Reaksi yang mereka tunjukkan hanya tertawa geli.
ā Aku pergi dulu. Oh yaā¦aku sudah menyiapkan makan malam
untuk kita. Jangan lupa, ok?ā ujar Yixing kemudian mengecup pipi Hara.
Ia menghampiri Chanyeol yang menatapnya dengan sangat kesal.
Pria jangkung itu mengembuskan napasnya kemudian mengusap wajahnya dengan
kasar.
ā Mereka benar-benar membuatku gila.ā Gumam Chanyeol begitu
melewati pintu keluar diikuti Yixing yang mengekor di belakangnya.
Sementara dua pria itu telah melenyap di balik pintu, Hara
berjalan menghampiri sofa cokelat tempatnya meletakkan dua hadiah dari Yixing.
Senyumnya terulas, merasa amat senang begitu menyorot dua hadiah yang terlihat
sangat istimewa di matanya.
Yahā¦.Yixing memang pelupa. Bahkan pria itu tak bisa
mengingat hari ulangtahunnya tanpa memo di ponselnya. Yixing memang pelupa tapi
Hara tak keberatan jika harus mengingatkan pria itu tiap waktu dan tiap saat.
Karena Hara si gadis berperangai sedingin es di kutub utara telah terlanjur
jatuh cinta pada Zhang Yixing si pelupa dari Changsa. Walau ia sendiripun masih
heran bagaimana bisa ia sangat mencintai si pelupa itu. But..itās love, nothing
impossible in love, right?.
END
Heiheiā¦semua!!!! okeā¦lagi-lagi aku bawa ff model begini ke
permukaan..pfft..sebenernya aku bikin ini bukan karena suka, cuma karena aku
lagi nge-challenge diri sendiri. rencananya aku bakal bikin 6 oneshoot yg
genre-nya hampir serupa. Kmrin kan udah āwe are differentā āthe callingā āI
want you backā jadi sisanya msih ada dua ff lagiā¦ gak tau sih bkl bikin lagi
atau enggak, tapi psti aku usahainā¦
Well..itu aja dehā¦aku udh bingungā¦ya udah dahhā¦
See you,
GSB
Comments
Post a Comment