Look At Me
Cast : Xi Luhan
Park Gyuri
Genre : Romance,
Fluff
Rating : PG ā 15
Length : >1400
words
Kenapa gadis ini tak mau
menatapku? Apa menurutnya aku tidak cukup tampan?
ā Xi Luhan ā
Luhan yakin wajah tampannya baik-baik saja. Tak ada jerawat
ataupun hal aneh yang menempel di wajahnya. Ia yakin karena lima belas menit
yang lalu ia baru saja dari toilet. Lagipula jika memang ada hal aneh pada
wajahnya pasti semua orang akan menatapnya keheranan dan terus mengamatinya
hingga mereka tak sadar telah menabrak rak buku. Tapi tidak. Semua orang
terlihat biasa saja. Bahkan Nona Jang, senior yang sering kali mengedipkan mata
padanya masih menunjukkan reaksi yang sama saat melihatnya tadi.
Ia pun menarik sebuah kesimpulan: tak ada yang aneh pada
dirinya atau wajahnya. Mungkin memang ada sedikit kejanggalan, tapi bukan dari
sisinya, melainkan dari gadis di hadapannya yang terlihat tak tenang dalam
duduknya. Gadis itu bernama Park Gyuri, salah seorang junior yang mengikuti
kegiatan jurnalistik bersamanya. Beberapa menit yang lalu gadis itu sampai di
hadapannya, membawa setumpuk kertas berisi materi untuk mading bulan depan.
Seingatnya gadis itu jarang sekali bicara padanya, dan
sekalinya bicara gadis itu akan menunjukkan sikap aneh yang membuatnya merasa tidak
nyaman. Gadis itu terus menundukkan kepalanya sepanjang percakapan, seolah ia
makhluk paling menyeramkan untuk dihadapi. Awalnya Luhan tak bermasalah dengan
hal itu, tapi setelah perbincangan mereka yang kedua, ketiga dan seterusnya,
rasa terganggu itu mulai mencapai tingkat klimaks.
ā Seo Jin memberiku dokumen ini. Kuharap kau mau
memeriksanya dulu.ā Gadis itu menyorongkan sebuah map ke arah Luhan masih
dengan kepala tertunduk.
Luhan mengembuskan napasnya. Menatap gadis itu sekali lagi
kemudian meraih map biru dan membukanya dengan cepat. Deretan kata yang tercetak
pada lembaran kertas dalam map tersebut, tak mampu mengenyahkan rasa penasaran
Luhan. Yahā¦memang begitulah kenyataannya. Luhan si senior paling dielu-elukan
para gadis di kampus memendam rasa penasaran yang teramat dalam pada gadis di
hadapannya. Gadis yang bahkan tak mau menatapnya.
Awalnya Luhan hanya merasa terganggu dengan sikap gadis itu
dan memaksa dirinya untuk memerhatikan gadis itu tiap kali ada pertemuan
anggota jurnal kampus. Ia dari tempatnya selalu menyempatkan diri untuk melirik
Gyuri yang terlihat serius menyimak penuturan Han Byeol āketua kelompok jurnal.
Kadang pula ia mendapati gadis itu sedang tertawa kecil bersama teman-temannya
di sela-sela diskusi. Ia kira pengamatannya hanya sampai di situ saja, ia kira
pengamatan itu akan berhenti seiring dengan rasa bosan yang mungkin akan
menggelayuti batinnya. Tapi nyatanya tidak. Pengamatan itu tak pernah berakhir
dan anehnya ia tak pernah merasa bosan untuk mengamati gerak-gerik Gyuri. Sepertinya
ia tertarik pada gadis itu, atau mungkin lebih dari sekedar tertarik.
Entahlah.
Ia mendengus kesal setelah tak berhasil mengumpulkan
konsentrasinya. Ia menghempaskan map biru itu ke atas meja. Punggungnya mundur
ke belakang hingga menabrak kepala
kursi. Bahunya turun serempak begitu napasnya berembus panjang.
ā Ada apa sunbae? Apa ada yang harus diperbaiki?ā Gyuri
mengangkat kepalanya, kali ini ia menatap Luhan yang terlihat kacau.
Luhan tak lekas menjawab. Ia hanya menatap Gyuri dengan
wajah kesal yang membuat nyali gadis itu menciut. Sekali lagi Luhan
mendenguskan napasnya.
ā Apa kau punya masalah?ā
ā Aku baik-baik saja sunbae. Memangnya kenapa?ā nada suara
Gyuri terdengar bergetar. Jujur saja gadis itu merasa gugup. Bagaimana tidak?
Ia bahkan tidak melakukan apapun yang menyinggung pria di depannya, tapi pria
itu menatapnya seolah ia masalah paling besar yang pernah ada di muka bumi.
Kedua tangan Luhan terlipat di depan dada dan matanya
menyorot Gyuri dengan tatapan menghakimi. Dalam diamnya Luhan tengah berseteru dengan ribuan dugaan di
kepalanya. Kenapa gadis ini tak mau menatapku? Apa menurutnya aku tidak cukup
tampan? Dan..Ohā¦berani sekali dia bertingkah sepolos itu.
ā Aku minta maaf kalau aku membuatmu kesal.ā Ucap Gyuri
dengan sisa keberanian yang masih bertengger dalam dadanya. Ia tahu ia tak
perlu meminta maaf pada Luhan. Ia bahkan tidak melakukan apapun yang membuat
pria itu kesal, hanya saja tatapan tajam itu memaksanya untuk berkata demikian.
Luhan menarik napas kemudian mengembuskannya dengan cepat. Tubuhnya
mencondong ke depan hingga dadanya menyentuh ujung meja. ā Kau meminta maaf
untuk apa?ā Luhan mendesah frustasi begitu Gyuri menjatuhkan kembali
pandangannya ke atas meja.
ā Biar kuberi tahu. Kau memang harus meminta maaf padaku
setelah apa yang telah kau lakukan selama ini. Kau membuatku kehilangan rasa
percaya diri karena kau terus menundukkan kepala setiap kali bicara dengankuāā
ā Bukan begitu sunbae. Akāā
Luhan mengangkat tangannya, meminta Gyuri untuk tidak
menyela ucapannya.
ā ātak hanya itu, kau juga membuat beban pikiranku semakin
banyak. Seharusnya aku hanya memikirkan tugas kuliah, hal-hal yang berhubungan
dengan mading, dan toko roti ibuku, tapi karena dirimu isi kepalaku jadi
semakin banyak. Aku terus memikirkanmu walau aku tahu apapun yang berhubungan
denganmu tak akan muncul dalam soal ekonomi. Kau dan sikapmu yang begitu aneh
membuatku pusing, tapi idiotnya aku malah tertarik untuk terus memikirkannya.
Sekarang kau mengerti kenapa kau harus meminta maaf padaku?ā tuntas Luhan
dengan diakhiri oleh sebuah kalimat tanya yang membuat Gyuri semakin gugup.
Gadis itu terlihat cemas sambil meremas-remas tangannya.
Helaan napasnya terdengar jelas oleh Luhan yang kian kacau. Yahā¦setelah
pengakuan paling tidak romantis barusan, Luhan merasakan hawa panas di
sekitarnya. Walau tak mengatakan secara langsung jika ia menyukai Gyuri, tapi
dadanya terasa sesak karena jantungnya mulai berdentam tak karuan.
ā Coba tatap aku.ā ujar Luhan memerintah Gyuri yang kian
gugup.
Luhan mendecak begitu mendapati Gyuri tak melaksanakan
perintahnya. Ia mengembuskan napasnya pelan-pelan, mencoba bersabar pada gadis
di hadapannya.
ā Ya Tuhan Park Gyuriā¦apa aku sejelek itu sampai kau tak mau
melihatku?ā gerutunya sambil mendesah pasrah.
ā Ayolah..tatap aku. Sekali saja.ā
Gyuri akhirnya mengangkat kepalanya dan menatap Luhan seperti
yang pria itu inginkan. Meski merasa gemetaran, ia memaksakan matanya bertemu
dengan sepasang mata milik Luhan yang entah kenapa terlihat memancarkan cahaya
indah yang menghantarkan gejolak aneh ke dalam dadanya.
ā Sekarang jawab pertanyaanku, apa aku sangat jelek hingga
kau tak mau menatapku?ā tanya Luhan pelan-pelan.
Matanya mengamati Gyuri yang tengah memalingkan pandangannya
sejenak. Ia bisa menebak jika gadis itu merasa tidak nyaman.
ā Bukan begitu. Sebenarnyaā¦aishh..bagaimana aku
mengatakannya?ā gadis itu kelihatan putus asa karena tak menemukan kalimat yang
tepat untuk menuturkan alasannya. Ia mendesis, kemudian menggigit bibir
bawahnya dengan cemas.
ā Katakan saja. Aku akan mencoba untuk memahaminya.ā Sahut
Luhan belum menyerah dengan usahanya.
Gyuri mendesah pelan kemudian memejamkan matanya sejenak.
Setelah merasa cukup yakin ia kembali membuka matanya dan menatap Luhan.
ā Kau tidak jelek, malah kau sangat tampan. Karena itu aku
tak bisa menatapmu. Akuā¦aku merasa sedikit aneh tiap kali menatap matamu. Entah
kenapa tubuhku melemas, ada hawa panas di sekitar telinga dan leherku dan untuk
alasan yang tak kuketahui jantungku
berdentam tak karuan. Jadi aku memutuskan untuk tak menatapmu secara langsung.
Aku tahu itu membuatmu merasa tidak nyaman, aku minta maaf.ā Ungkap Gyuri
sambil sesekali melirik Luhan yang tak kunjung berhenti menatapnya. Jelas saja
itu membuatnya semakin gugup dan ia yakin mungkin ia akan jatuh terduduk jika
saja tubuhnya tak disangga kursi kecil di bawah bokongnya.
ā Tapi kupikir menghindari tatapanmu adalah pilihan terbaik.
Untukku dan juga untukmu. Setidaknya aku tidak akan membuatmu terganggu dengan
sikap gugupku yang berlebihan setiap kali menatapmu. Akuāā
Semua kata bagai tertelan kembali hingga ke jatuh lambungnya.
Gyuri mendapatkan klimaks dari semua rasa gugup yang ia rasakan selama ini. Matanya
melebar dan jantungnya berdentam begitu gila.
Sensasi panas dan gatal merangkak naik dan menjalar hingga ke wajahnya.
Ia bisa merasakan napasnya berantakan begitu Luhan membungkam mulutnya. Pria
itu menciumnya!! Bahkan tengah melumat bibirnya pelan-pelan hingga menimbulkan
sensasi lembut dan manis secara bersamaan.
Bibir pria itu terasa begitu lembut, dan gerakannya
meninggalkan sensasi gila yang tak bisa ia uraikan dengan kata apapun. Dan begitu
napasnya nyaris hilang, Luhan memundurkan wajahnya. Tangan kokoh pria itu
menangkup wajahnya, memastikan ia tak
akan pergi kemanapun setelah ini.
ā Kupikir lebih baik kita bersama saja. Aku menyukaimu
terlalu banyak dan kaupun menyukaiku dengan cara yang terlalu aneh. Kita hanya
akan menjadi gila jika tidak bersama.ā desis pria itu pelan. Suaranya mengalun
lembut hingga Gyuri merasa telinganya gatal.
Luhan masih menatapnya, menuntut jawaban baik keluar dari
mulutnya.
ā Kau mau jadi pacarku, kan?ā
Tanpa disadari, kepala Gyuri mengangguk begitu saja. Mengiyakan
pertanyaan Luhan. Pertanyaan yang paling diharapkan semua gadis di kampusnya,
dan ia adalah gadis beruntung karena mendapat pertanyaan itu dari Luhan.
Tungguā¦jadiā¦ia dan Luhanā¦mereka baru saja..
ā Bagus..setidaknya aku tidak perlu heran kenapa hampir
setengah dari isi kepalaku adalah dirimu. Dan setelahnya pun aku tak perlu
mengarang alasan ajaib hanya untuk mencuri pandang ke arahmu, ya kan? Mulai
dari sekarang aku boleh memandangimu kapan saja dan tak peduli selama apa kan?ā
racau Luhan panjang.
ā Oh ya..mulai dari sekarang jangan pernah menghindari
mataku lagi, ok? Aku lebih suka kau menatap mataku seperti ini, mengerti?ā
Gyuri hanya mengangguk patuh, padahal ia sendiri belum yakin bisa memenuhi
permintaan Luhan yang satu itu. Jelas ia masih terkejut dengan status barunya
sebagai pacar seorang Luhan. Dan ia baru menyadari satu hal yang mungkin akan
sangat berat untuk ia lakukan, yaitu menatap mata Luhan secara langsung. Yahā¦ia
hanya bisa berdoa agar tubuhnya tak langsung melompat ke arah Luhan setiap kali
berpandangan dengan pemilik mata berbinar.
Karena Luhan itu terlalu memesona untuk dipandangi secara langsung.
END
Well..ini bener-bener gaje!! Hehehe.. tau deh ini apaan. Aku juga g
ngerti. Okeā¦dri skian fluff-fluff yg kmrn kayanya ini yg sedikit ajaib, yah
walaupun The Calling juga rada ajaib. Tapi ini tuh Luhannya ajaib bgt..terlalu
bgt malah.. tapi ya gitu karna efek nulis painfully smile, aku susah
ngebayangin Luhan romantis. Karna klo menurut alam khayalan aku, Luhan itu
mukanya doang kaya bocah ga berdosa, tpi dalemnya#cough#*no one knows*..
Pokoknya aku g bisa byangin Luhannya normal dikit, psti ngebayangin
Luhan tuh senior yg suka marah-marah, tindakannya terlalu spontan tapi bikin
melted.. tau dehā¦I canāt imagine him like everyone did. Tapiā¦tapi..aku juga g
mau bikin dia kayak angel dengan mata berbinar gitu, aku udh cinta ama karakter
dia di painfully smileā¦ lebih manusiawi gitu. Mungkin mnurut kalian aku aneh,
tpi setiap karakter yg aku tulis di ff tuh udh aku pikirin mateng-mateng, jdi
biar aku dpt feelnya.
Okeā¦klo ada yg mau protes krna karakter Luhannya ajaib bgt,
ayoā¦silahkan protes!! Bakal aku ladenin smpe aku bingung. Oh yaā¦krna sjauh ini
udh lima ff *lirik we are different, the calling, I want you back, yixing the
forgetful dan tentunya ff ajaib ini* berarti tinggal satu ff lagiā¦ Tungguin
aja.. dan sekali lagi aku minta maaf buat siapapun yg udh baca. Setelah baca ff
ini berulang kali aku pun gak nemuin sesuatu yg istimewa di dalamnya. Soā¦yahā¦terima
ajaā¦nikmatin ajaā¦walao inipun ga sesuai ekspektasiku.. siphlahā¦ini cuap-cuap
panjangnya udh setengah dri isi ffnya. Ckckā¦aku bawel bgt #gaknyangka# *krisis
jati diri* ya udhā¦udahan dulu yahā¦aku capekā¦ Byeā¦
See You,
GSB
Ditunggu story lainnya yaa.. tpi sangat berharap dengan adanya sequel hahaha hwaitingggg
ReplyDeleteaduhh..aku g bikin sequel..oke...tungguin story lainnya ya^^
Delete