CJH16



Main cast : Choi Jonghyun, Min Hyo Sun
Minor cast : Lee Jun Young
Genre : Romance, angst, idk future life? Fan....ta....sy..? 
Length : Oneshot
Author : Salsa


**********


ā€œCJH16ā€¦ā€ Hyo Sun bergumam kagum sembari menyentuhkan ujung jarinya ke layar virtual yang keluar begitu box ā€˜mainanā€™ barunya ini dibuka.


ā€˜Robot ini benar-benar hampir tidak ada bedanya dengan manusia. Mulai dari gerak mata, bibir sampai gerakan saat bernapas. CJH16 juga bisa menirukan apapun yang anda ucap dan lakukanā€™ Suara monoton software terdengar lihai menjelaskan keunggulan-keunggulan dari robot ini. Hyo Sun sibuk membaca tulisan-tulisan kecil di layar virtual itu dengan wajah berbinar, sementara robotnya terakit secara otomatis di sebelahnya.


ā€œCJH16 tidak membutuhkan tidur ataupun makan, tapi robot ini dirancang sempurna untuk hampir seluruh bentuk aktivitas dasar manusia. Jadi walaupun diberi makan atau diperintahkan untuk tidur, CJH16 bisa melakukannya tanpa mengalami kerusakan. Dengan tenaga yang canggih, CJH16 bisa bertahan selama 5 tahun. Dan bila tenaga habis atau terjadi kerusakan, silahkan bawa ke service center terdekatā€ Hyo Sun bertepuk tangan senang. 5 tahun? Tak salah jika harganya semahal ini. Semua uang yang ia keluarkan rasanya sebanding dengan apa yang ia dapat.


Hyo Sun menoleh pada robotnya yang masih setengah jadi. Ia tersenyum dan memperhatikan rangkaian kabel dan besi itu dengan seksama.



Akhirnya aku bisa membelimuā€¦



Tak lama, ibu Hyo Sun datang dan mengajak anak gadisnya itu makan malam. Hyo Sun menoleh sekali lagi pada robotnya yang masih berbentuk abstrak. Akhirnya ia menghela napas dan mengangguk sembari mengulas seyum tipis pada sang ibu. Hyo Sun turun dari tempat tidurnya dan meraih tangan ibunya yang menunggu di muka pintu.


Buk!
Saat pintu itu tertutup, sebuah kotak kecil jatuh dari ranjang dan seketika layar virtual lain kembali muncul.


ā€œSistem perasaan diaktifkan. CJH16. When a robot is more human than humanā€¦ā€



**********



Saat Hyo Sun kembali, ternyata robotnya sudah selesai dirakit. Ia tak bisa menutupi rasa senangnya dan langsung membekap mulutnya yang hampir berteriak. Ini sudah cukup larut. Ia tak mungkin berteriak sekarang. Hyo Sun berjalan mengitari robot itu dengan mata dan mulut yang terbuka maksimal. Ini benar-benar sulit dipercaya, bahkan sekarang Hyo Sun belum berani menyentuhnya.


ā€œOmo! Lihat wajahmu itu! Kau tampan sekali! Aku benar-benar beruntung bisa mendapat yang setampan iniā€


Membeli CJH16 itu seperti membeli kucing dalam karung. Kau tak tahu apa dia lelaki atau perempuan. Bagaimana bentuk wajahnya. Setampan apa. Secantik apa. Setinggi apa. Semua yang kalian lihat saat membeli mereka hanyalah kotak polos yang persis sama. Terkadang, banyak juga orang yang membeli CJH16 untuk dijual lagi dengan harga dua kali lipat, kali ini tentu saja dalam bentuk yang sudah terlihat. Penjualan seperti ini sebenarnya illegal, tapi masih banyak saja yang memilih jalur ini agar tidak kecewa dengan CJH16 yang mereka dapat.


ā€œBolehkah aku menyentuhmu? Tapi kalau kusentuh, kau janji tak akan rusak ya..ā€ Perlahan-lahan, Hyo Sun mengulurkan jemarinya dan mengelus pipi robot itu. Dengan gerakan yang sangat hati-hati.


ā€œAigoooā€¦. Kulitmu bahkan lebih halus dariku. Wah~~ā€ Hyo Sun tak berhenti sampai disitu. Ia kembali mengitari sang robot sambil terus-menerus melontarkan kata pujian. Ia memegang lengannya, membelai rambutnya, menautkan jari-jari mereka.


ā€œApa kau benar-benar robot? Dari sisi manapun kau terlihat seperti manusia sungguhan. Bahkan kau punya pori-pori juga! Ini gilaā€¦ Pantas saja hampir semua temanku memiliki CJH16 di rumahnyaā€


ā€œeh.. Tunggu! CJH16! Kenapa dari tadi kau tak membuka mata? A..Apa kau rusak? Apa aku melewatkan tombol ā€˜ONā€™-nya? Kumohon bicaralah CJH16! Jangan rusak dulu! Aku baru membelimu tadi pagi! Ige bwoeyo????ā€


Hyo Sun yang berteriak dramatis di depan robotnya itu buru-buru menyalakan layar virtual CJH16 lagi. Layar virtual ini adalah semacam petunjuk penggunaan yang selalu ada di setiap barang elektronik yang dijual di pasaran. Hyo Sun segera meraih Chip dan menanyakan ā€˜Bagaimana cara mengaktifkan CJH16ā€™ dengan panik.


ā€œCJH16 baru akan aktif 7 jam setelah perakitanā€



**********



ā€œSelamat pagi! Tersenyumlah. Kau harus mengawali harimu dengan senyumanā€ Saat Hyo Sun membuka mata, ia langsung disambut oleh senyum manis dan mata yang berkedip-kedip. Wajah seorang pria sudah berada persis di depan wajahnya.


Hyo Sun butuh beberapa saat untuk menyadari apa yang sebenarnya terjadi. Ia balik menatap pria itu dengan wajah polos. Hingga kotak CJH16 yang dibelinya kemarin melintas di benaknya. Seketika wajah bingung Hyo Sun langsung berseri, Ia tersenyum senang dan segera bangkit dari posisi berbaringnya. Berbarengan dengan badan CJH16-nya yang kembali tegak, masih sambil tersenyum manis.


ā€œAstaga CJH16! Kau hidup!ā€
ā€œAstaga aku hidup!ā€ CJH16 mengikuti ekspresi, gerakan dan membalikkan ucapan Hyo Sun dua kali lipat lebih emosional.


ā€œAku benar-benar tak percaya! Aku punya CJH16ā€ Hyo Sun membekap mulutnya sebentar, lalu mengibas-ngibaskan tangan di depan wajahnya yang tiba-tiba terasa panas. Ini pasti karena terlalu senang. Dan lagi-lagi, CJH16 mengikuti.


ā€œTidakā€¦ tidakā€¦ tidakā€¦ā€ Hyo Sun segera menggeleng karena terus menerus diikuti.
ā€œTidakā€¦ tidakā€¦ tidakā€¦ā€ dan seperti sebelum-sebelumnya, sang robot kembali mengikuti. Ia menggelengkan kepalanya dengan gerakan yang sangat menggemaskan hingga membuat Hyo Sun tergelak.


ā€œneomu gwiyeowoā€
ā€œneomu gwiyeowoā€


Ia baru beberapa menit bersama robot ini, tapi Hyo Sun sudah merasa luar biasa bahagia.


ā€œNamaku Min Hyo Sunā€
ā€œMin Hyo Sunā€
ā€œPanggil aku Hyo Sun, oke?ā€
ā€œHyo Sun. Okeā€ CJH16 mengangkat jempolnya seperti yang sang pemilik lakukan.
ā€œDan kauā€¦ CJH16? Apa nama itu tidak terlalu susah? Aku saja kelelahan menyebutkkan CJH16. Bagaimana kalau kita buat nama baru?ā€


ā€œnama baru?ā€
ā€œne.. kalau CJH16ā€¦ā€¦.ā€ Hyo Sun mengambil jeda cukup lama selama berpikir. ā€œnamamu harus memuat tiga huruf itu, C, J dan H. Dan yang paling penting harus mudah diucapkanā€


ā€œAh~ Bagaimana kalau Changjo?ā€ Hyo Sun menjentikkan jarinya.
ā€œChangjo?ā€ Hyo Sun meraih tangan kanan robot itu dan meletakkannya di dadanya. ā€œini Hyo Sunā€


ā€œHyo Sunā€
ā€œdan ini Changjoā€ sembari gantian meletakkan tangan itu di dada Changjo.
ā€œChangjoā€
ā€œBenarā€¦ Hyo Sun, Changjoā€
ā€œHyo Sun, Changjoā€



**********



Hyo Sun mengajarkan semua yang bisa ia ajarkan pada Changjo. Ia memperkenalkan seluruh anggota keluarganya dan membawa Changjo kemanapun ia pergi. CJH16 memiliki penampilan yang sangat mirip dengan manusia. Karena kemiripan ini, tak jarang Hyo Sun memperkenalkan robot itu sebagai pacarnya. Satu-satunya hal yang membedakan tampak luar CJH16 dengan manusia hanyalah sebuah gelang tipis berwarna hijau di pergelangan tangan kiri mereka. Gelang itu menempel dengan kulit dan tak akan bisa dilepas. Terekat kuat di setiap pergelangan tangan kiri CJH16 yang tersebar di seluruh dunia. Gelang ini bisa disebut sebagai pusat pengendali. Dari segala kehebatan mengenai gelang ini, tetap saja tak ada yang luput dari kelemahan. Gelang CJH16 sangat rentan dengan air. Walaupun terkena sedikit saja, pasti akan menyebabkan kerusakan dalam sistem.  


Hari ini, Hyo Sun mengajak Changjo berjalan-jalan di taman. Di jaman semodern ini, kesadaran dunia mengenai kelestarian bumi semakin berkembang, taman-taman diperluas, semua tanamannya terlihat subur dan sangat cantik. Teknologi modern tidak selalu berbanding terbalik dengan kesejaheraan alam. Contohnya taman-taman kota seperti ini. Hyo Sun sering duduk disana menikmati hamparan rumput hijau  sembari menyalakan mp3, mengemil biskuit dan menghabiskan novelnya. Changjo biasanya akan duduk diam di sebelahnya sambil ikut bersenandung mengikuti alunan lagu yang terputar. Atau sesekali bertanya ini dan itu pada Hyo Sun. Apa semua CJH16 sepintar ini? Tapi sungguh, Changjo menyerap semua perkataan Hyo Sun dengan cepat. Ia memiliki pikiran yang kritis dan sangat menyenangkan untuk diajak bertukar pikiran. Manusia benar-benar hebat.


Setelah cukup lama menikmati udara taman, mereka pun beranjak juga. Di tengah perjalanan, Hyo Sun dan Changjo yang berjalan bersisian itu tak sengaja menemukan kedai es krim. Kebetulan sekali. Hyo Sun benar-benar menginginkan sesuatu yang manis sekarang.


ā€œAku sangat suka cokelat. Jadi aku akan pesan yang rasa cokelat, Changjo~yaā€¦ Bagaimana denganmu?ā€


ā€œaku juga sangat suka cokelatā€
ā€œanioā€ Hyo Sun buru-buru menggeleng.
ā€œanio?ā€ dan Changjo menirunya dengan nada bertanya.
ā€œkita harus beli rasa yang berbeda. Jadinya bisa saling mencicipiā€
ā€œrasa berbeda?ā€
ā€œneā€¦ bagaimana kalau mint atau vanilla?ā€
ā€œvanilla mint?ā€
ā€œhmmā€¦ bisakah itu digabung? Maksudku rasa mint dan vanilla-nya?ā€ Hyo Sun bertanya pada pelayan perempuan yang tengah menunggu mereka memesan.


ā€œjika itu yang robot tampan ini inginkan, tentu saja kami bisa membuatnyaā€ ucap sang pelayan sambil mengedipkan matanya ke arah Changjo.


ā€œapa katamu? robot? Dia pacarku!ā€
ā€œoh agashi, gelang robotnya terlihat jelasā€ ucapnya sambil menoleh kasihan pada Hyo Sun yang menatapnya sengit. ā€œkurasa dia adalah CJH16 tertampan yang pernah kutemui. Kau benar-benar beruntungā€


Hyo Sun mendengus. ā€œaku tahu. Sekarang bisakah kau buat pesanan kami?ā€


Ia kembali menoleh pada Hyo Sun dengan tatapan bosan ā€œbaiklah agashiā€. Lalu dengan cepat memalingkan wajahnya lagi dan tersenyum manis pada Changjo ā€œtunggu sebentar ya tampan. Kuharap aku punya cukup uang untuk membeli CJH16. Dan aku benar-benar akan sangat beruntung jika bisa mendapat satu yang setampan dirimuā€ ia mengulurkan tangannya untuk menyentuh dagu Changjo, namun Hyo Sun dengan cepat memukul tangannya itu.


ā€œaku tak suka berbagi apapun, dengan siapapun, kapanpun, dimanapun. Tolong jangan sentuh dia, oke?ā€ Pelayan itu memutar matanya tak suka, lalu berbalik sambil menggerutu sebelum akhirnya menghilang di balik pintu.


Hyo Sun mengatur napasnya yang jadi sedikit terengah karena kesal, lantas melipat tangan di meja dan memperhatikan gelang di tangan Changjo.


ā€œbisakah kau melepas gelang itu? pasti semua orang menganggapku gila karena mengakui robot sebagai pacarā€ ucap Hyo Sun sambil memalingkan wajahnya. Bak mendapat perintah, Changjo langsung mengambil pisau di depannya dan menyayat gelang di tangannya itu. Hyo Sun yang terkejut sontak mencoba merebut pisau tersebut, namun Changjo tak membiarkannya. Seketika gelang dan sebagian kuitnya  terkelupas hinga besi-besi khas robot di dalam tubuhnya terlihat. Namun kejadian itu tak berlangsung lama, karena sedetik setelahnya, kulit dan gelang itu muncul kembali seperti tak ada yang terjadi.


Melihat gelangnya kembali muncul, Changjo menjadi tak terkontrol dan menusuk-nusuk gelang itu dengan pisau ā€œTak bisa Hyo Sun! Aku tak bisa! Maafā€¦. Maafā€¦.. Aku tak bisa! Aku sudah mencoba tapi tak bisaā€¦ā€¦. Tak bisaā€¦. ā€


ā€œIya! Iya! Gwaenchana! Lepaskan pisaunya! Aku suka gelang itu! gelangmu bagusā€ Hyo Sun berteriak panik sambil memegangi pisau di tangan robotnya itu. Para pengunjung dan beberapa pelayan di kedai es krim memperhatikan mereka secara terang-terangan. Tentu saja, suara dentingan pisau, Changjo yang terus menerus bilang ā€˜tak bisaā€™ sambil meminta maaf ditambah lagi dengan suara Hyo Sun yang panik. Mereka benar-benar ribut. 


ā€œne Changjo~yaā€¦. Lepaskan pisau itu dari tanganmu! Kumohonā€
ā€œaku lepasā€ ujarnya seraya  membuka genggaman tangan, membuat pisau di tangannya itu terjatuh begitu saja ke atas meja.


Suara pisau yang jatuh ke meja itu sesaat membuat Hyo Sun tersadar. Ia memutar kepalanya dan melihat seisi kafe tengah diam memandangi mereka. Dengan tatapan aneh pastinya. Selanjutnya, suasana di kafe yang tadi ribut akibat mereka pun menjadi sangat hening.


Hyo Sun mendesah dan mengusap mukanya dengan kedua tangan. Harusnya ia menjaga ucapannya. Ia benar-benar lupa kalau Changjo hanyalah robot yang akan mengikuti semua perintahnya. Sungguh bodoh! Ia sudah terlalu jauh menganggap Changjo sebagai manusia. Setidaknya kejadian ini membuat ia sadar, makhluk di depannya ini bukanlah manusia.



**********



Setelah makan malam bersama keluarganya, Hyo Sun kembali ke dalam kamar. Ia menutup pintu kamarnya pelan-pelan lalu berbalik menghampiri Changjo. Ia terlihat sangat fokus pada sesuatu di tangannya, Hyo Sun memiringkan kepala dan mengerutkan keningnya.


ā€œkau sedang apa?ā€
ā€œHyo Sun suka gelangku?ā€ gadis itu semakin mengerutkan keningnya, sebelum memutuskan untuk tersenyum dan mengangguk.


ā€œtentu saja...ā€ saat ia mengatakan tentu saja, Changjo meraih lengan kiri Hyo Sun dan memasangkan sebuah gelang sederhana yang terbuat dari ikatan tali berwarna merah muda sambil tersenyum.


ā€œohā€¦. Ini cantik sekali! Kau membuatnya sendiri?ā€
ā€œaku membuat gelang untuk Hyo Sun. Aku bisa membuatkan apapun yang kau mau. Sebutkan saja!ā€ Hyo Sun merasa hatinya mengembang seperti kue. Pria ini ahā€¦ maksudnya robot ini, kenapa mulutnya benar-benar manis? Rasanya seperti ini pertama kalinya dalam hidup ada orang yang seperhatian ini padanya. Walaupun ā€¦ā€¦ yah, sebenarnya Changjo memang bukan tergolong ā€˜orangā€™ tapi tetap saja ia merasa sangat senang.


ā€œterimakasih Changjo~yaaā€¦ Omo! Aku sangat menyukai gelang buatanmuā€ Hyo Sun tersenyum dan menatap Changjo yang juga tengah balik menatapnya sambil tersenyum. Lalu gadis itu menghela napas dan memeluk Changjo.


ā€œKalau kau manusia, aku pasti sudah jatuh cinta padamuā€
ā€œjatuh cinta?ā€
ā€œitu adalah perasaan di antara manusiaā€
ā€œaku manusiaā€
ā€œkuharap begitu, tapi sayangnya kau bukanā€
ā€œbukan?ā€
ā€œKau CJH16ā€
ā€œAku Changjoā€
ā€œahahahaā€¦ā€¦ tentu saja! Kau Changjoā€ Hyo Sun terkikik sambil menggelengkan kepalanya.


ā€œjadi apa yang ingin kau pelajari malam ini?ā€ Hyo Sun menuntun Changjo ke ranjangnya dan duduk disana sambil berpikir.


ā€œSepertinya aku sudah mengajarkan semuanya padamuā€
ā€œOh.. kecuali satu halā€ sambung Hyo Sun. Changjo tak bicara apa-apa dan hanya memandangi gadis itu saja.


ā€œkau masih sangat kaku. Ketika aku bertanya, ā€˜iya kan?ā€™ kau pasti akan mengangguk sambil bilang ā€˜menganggukā€™. Kau tahu? Itu terlihat aneh. Manusia tidak melakukan ituā€


ā€œtidak melakukan itu?ā€
ā€œYa.. kau cukup mengangguk tanpa bilang ā€˜menganggukā€™ mengerti maksudku? Coba menganggukā€ Changjo menganggukkan kepalanya.


ā€œbenar sekaliā€¦ Ah~ kau benar-benar robot pintarā€ Hyo Sun menepukkan tangannya senang. ā€œaku akan memamerkanmu pada eomma dan appa besok pagi. Ingat kan tadi harus apa? Saat aku bilang ā€˜iya kan Changjoā€™, maka yang kau lakukan adalah?ā€


ā€œmenganggukā€ Changjo mengangguk.
ā€œtak usah bicara apa-apa, anggukan saja kepalamuā€
ā€œanggukan kepalakuā€ Changjo kembali mengangguk.
ā€œTidak! Changjo! Kau tak boleh mengatakan apa-apa saat menganggukā€
ā€œmengangguk. Anggukan kepalamu. Jangan bicaraā€ Changjo terus menganggukkan kepalanya sambil menggumamkan semua kalimat yang Hyo Sun bilang.


ā€œAh~ Ya Tuhan! Aku menyerahā€ Hyo Sun menghempaskan tubuhnya ke belakang dan merengut memperhatikan lampu yang melayang di langit-langit kamar. Namun tiba-tiba saja Changjo merangkak di atasnya dan menghalangi lampu itu.


ā€œa..apa maumu?ā€ Tanya Hyo Sun terbata. Terkejut mendapat perlakuan seperti ini dari sebuah robot.


ā€œJangan menyerah Hyo Sunā€ dan sekarang robot yang membuatnya terbata ini malah menasehatinya. Apa dia tidak tahu karena siapa ia ingin menyerah? Heolā€¦.


ā€œdari mana kau mempelajari ini? Kau menonton film dewasa ya?ā€ Changjo menggeleng.
ā€œini tidak boleh Changjo. Walaupun kau hanya robot, tapiā€¦ā€¦ TUNGGU! Barusan kau menggeleng?ā€ Hyo Sun berteriak di tengah kalimatnya. Ia mendorong bahu Changjo sampai pria itu menyingkir dari atasnya dan kembali ke posisi duduk. Matanya terlihat lebih besar dan berbinar.


ā€œbaiklah, coba kita cek! Min Hyo Sun itu adalah gadis paling cantik, baik, manis, pintar, perhatian di planet bumi. Iya kan Changjo?ā€ Pria itu menggeleng.


ā€œAh~ Jadi kau hanya bisa menggeleng ya?ā€ dan Changjo mengangguk sebagai jawaban. Tanpa sepatah kata.


ā€œTch sayang seka......YAA! Lihat itu, barusan kau mengangguk dengan benar! Ah dasar ternyata kau sedang menggodaku yaa! Awas kau!ā€ Hyo Sun mengulurkan tangannya dan menggelitik perut Changjo dengan jarinya. Tapi robot itu cuma bereaksi sedikit sambil tertawa seperti biasa. Hyo Sun berhenti sesaat dan menatap Changjo, ā€œwalaupun aku menusuk perutmu dengan pisau pun kau tidak akan merasakan apa-apa kan? Sekarang aku merasa sangat bodoh! Sini kau anak nakal, aku ingin memelukmu sajaā€ Changjo mendekat padanya dan masuk ke pelukan Hyo Sun.


Setelah beberapa saat, Hyo Sun menjauhkan tubuhnya.
ā€œsekarang coba mengangguk, jangan menggodaku lagi!ā€ Changjo tersenyum tipis dan menganggukkan kepalanya seperti orang normal. Tidak ada kata ā€˜menganggukā€™, ā€˜ anggukan kepalamuā€™ atau kata-kata lain. Hyo Sun menghela napas dan tersenyum sambil memberikan tatapan ā€˜aku bangga sekali padamuā€™  seolah-olah sedang melihat anaknya baru saja bilang ā€˜mamaā€™.


ā€œah.. kau pintar sekali! Keoreomā€¦ aku tahu Changjo-ku memang pintar. Aku mencintaimuā€
ā€œkau mencintaikuā€
ā€œbenar! Sangat sangat sangat cintaā€
ā€œkau mencintaikuā€



**********



Saat hujan, saat langit gelap gulita dan air berjatuhan dari langit, saat-saat itulah yang paling Hyo Sun benci. Ia takut pada langit yang gelap dan ia juga sangat takut pada hujan. Dan perpaduan keduanya bahkan lebih menyeramkan lagi.  Hujan di malam hari. Apalagi ditambah dengan kilat dan petir yang menyambar-nyambar seperti saat ini.


Hyo Sun menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut. Ia menggigil takut dan memejam kuat-kuat di balik selimut itu. Di jendela, air hujan bergerak turun. Angin yang berhembus membuat ranting pohon seolah sedang mengetuk.


Dan saat itulah ia teringat sesuatu, Hyo Sun menyibak selimut dan segera menolehkan kepalanya ke arah Changjo yang tengah berdiri tegap di pojok kamar. Hyo Sun mengigit bibirnya, lalu turun pelan-pelan dari ranjangnya dan menghampiri robot itu ragu.


ā€œChangjoā€ panggil Hyo Sun dengan nada berbisik. Kepala Changjo yang awalnya menghadap lurus ke depan seketika  menoleh mengikuti suara sang pemilik.


ā€œKauā€¦.. kau bisa tidur disampingku kan?ā€
ā€œaku bisa tidur dimanapun kau menyuruhkuā€
ā€œbagus! Maukah kau menemaniku malam ini? Aku takut hujanā€¦ā€
ā€œHyo Sun takut hujan? Kenapa takut hujan? Hujan tak akan menggigitmu. Takutlah pada harimauā€


ā€œYA! Aku tidak sedang bercanda. Aku benar-benar sedang ketakutan. Kau mau kan menemaniku tidur disitu?ā€ Hyo Sun menunjuk ranjangnya.


ā€œAku akan menemanimu. Jangan takut. Jebal. Aku tak akan membiarkanmu ketakutanā€
ā€œsetelah mengejekku karena takut hujan sekarang kau merayuku begitu. Dasar!ā€
ā€œJangan takut Hyo Sun. Jangan takut. Aku disini. Aku akan menemanimu. Akuā€¦..ā€
ā€œAra.. araā€¦ aku mengerti. Tenanglah sedikit. Appa tak suka aku mengaktifkanmu saat malamā€ Hyo Sun berbisik sangat pelan sambil melirik waspada ke arah pintu. Ia lalu memegang tangan Changjo dan menuntunnya sampai ke ranjang, lantas berbaring bersebelahan.


Mereka berdua berbaring lurus menatap langit-langit kamar yang gelap. Sementara suara hujan dan petir bersahut-sahutan diluar. Hyo Sun memejamkan mata dan mengatur napasnya.


ā€œAku takut gelap. Aku takut hujan. Aku takut sendirian. Banyak sekali hal yang kutakuti. Biasanya saat hujan pada malam hari begini, aku ke kamar ayah dan ibu lalu tidur di tengah mereka. Kadang walaupun sudah begitu, aku tetap masih merasa takut, jadi aku memeluk mereka. Akuā€¦.. Aku benar-benar kekanakanā€


ā€œsekarangā€¦ā€¦ Hyo Sun?ā€
ā€œne?ā€
ā€œkau masih takut?ā€
ā€œYaā€¦ tapi aku tak bisa ke kamar ayah dan ibu lagi. Mereka bilang aku sudah dewasa dan harus bisa mengendalikan rasa takutku yang abnormal ini. Tapi tetap saja, itu sangat sulit. Aku sudah begini sejak kecil. Aku tak akan bisa tidur sampai hujannya berhentiā€ Saat Hyo Sun menyelesaikan kalimatnya, Changjo menyerongkan badan dan berbaring menatapnya. Sementara Hyo Sun hanya melirik pria itu dan berpura-pura tidak tahu. Oh.. Ayolahā€¦.. coba ingat siapa yang kita bicarakan sekarang. CHANG-JO. Changjo memiliki mata yang jernih dan tatapannya hanya terfokus padamu. Walaupun dia hanya robot, tapi KAU BOHONG jika mengatakan tidak meleleh atau setidaknya tertarik akibat tatapan dari mata seindah itu.


Hyo Sun yang merasa gugup itu memejam sembari bergumam ā€˜tenanglah Min Hyo Sun! Dia hanya robot! Dia hanya robot!ā€™ berulang-ulang sebelum akhirnya ikut berbaring miring menatap Changjo.


ā€œKarena hujannya tak mau berhenti, dan karena aku tak mungkin meminta orang tuaku memelukku. Jadi aku memintamu menemaniku tidur, tak apa-apa kan?ā€


ā€œHyo Sun masih takut?ā€
ā€œYa.. sedikit. Tapi tenang saā€¦..ā€ tiba-tiba saja Changjo mengulurkan tangannya dan memeluk Hyo Sun. Membuat sang gadis terbelalak. Ia tahu CJH16 dirancang untuk menjadi teman yang sempurna bagi manusia. Mereka dirancang untuk mengerti perasaan dan selalu berupaya membuat pemiliknya nyaman. Tapi ia tak tahu akan sejauh ini.


ā€œC..Changjo! Sebenarnya kau tidak harus memelukku juga. Maksudkuā€¦.. aku takut sekali pada hujan, dan walaupun kau memelukku aku masih akan merasa ketakutan, jadi lebih baik lepaā€¦ā€¦ā€ mendengar kata ā€˜masih ketakutanā€™ Changjo mempererat pelukannya dan menempatkan dagunya di atas kepala Hyo Sun. Gadis itu makin bergeming dan kehilangan kata. Temperatur tubuh Changjo bahkan terasa hangat, rasanya benar-benar sama seperti dipeluk manusia. Ini benar-benar nyaman, tapi disisi lain juga mendebarkan.


ā€œHyo Sun masih takut?ā€
ā€œTidak! Tidak!ā€ jawab Hyo Sun segera. Kalau ia tetap menjawab dengan kata ā€˜masihā€™ entah apa yang akan Changjo lakukan sekarang.


Hyo Sun memejamkan mata dan mulai mengantuk. Tapi tiba-tiba saja ia teringat sesuatu hingga membuat matanya terbelalak. Pelan-pelan ia mengulurkan tangan ke nakas dan mengambil remot pintu. ā€œkunci pintu! Aktifkan alarm setiap orang yang mendekatā€ seketika terdengar suara ā€˜Klikā€™ dari pintu itu, diiringi dengan bunyi ā€˜Nitā€™ tanda alarm pengawasan aktif. Oh.. tentu saja Hyo Sun tidak berlebihan. Karena jika ayahnya melihat ini, ia yakin Changjo akan dipukul dengan kursi sampai rusak. Dan ia tak rela jika uang tabungannya sejak SMP ini berakhir sekonyol itu. Lagipula apa yang sebenarnya mereka khawatirkan? Changjo hanya robot. Dia tak mungkin memperkosaku.



**********



Malam ada setelah pagi. Bulan datang setelah matahari. Selalu seperti itu. Sebelum ada sesuatu, pasti ada saja yang mendahului. Tak ada yang kekal. Entah kenapa muncul perumpamaan seperti ini. Intinya tak ada sesuatu yang bisa bertahan selamanya. Begitu pula dengan Changjo dan Hyo Sun sekarang. Apa sudah waktunya?


Enam bulan berlalu. Jika selama enam bulan ini selalu Changjo yang menemani Hyo Sun kemana-mana, kini sudah ada ā€˜seseorangā€™ yang menggantikan tugas itu. Changjo kini lebih sering ditinggal di rumah. Berdiri diam di pojok kamar. Atau berkeliaran di ruang tamu membantu nyonya Min bersih-bersih. Walaupun terkadang ibu Hyo Sun itu sering tak tega melihat wajah tampan Changjo memegang penghisap debu, tapi tetap saja senyata apapun bentuknya, robot adalah robot. Benda yang bisa rusak bila terus-menerus tidak dipakai.


ā€œJun! Lebih baik kau pulang sekarangā€ saat mendengar suara Hyo Sun, kelopak mata Changjo kontan terbuka. Ia tersenyum dan berjalan ke luar kamar.


ā€œHyo Sun puā€¦.ā€


CJH16. When a robot is more human than humanā€¦



**********



Saat Hyo Sun baru membuka pintu, tiba-tiba Changjo menarik tangannya.
ā€œYA! Changjo!! Ige bwoyaaa?ā€
Badan mungil Hyo Sun terlempar hingga punggungnya berbenturan dengan dinding. Tenaga robot memang sangatlah kuat. Tidakā€¦.. bahkan Changjo tak mengeluarkan tenaga sama sekali. Ia mencengkram kedua lengan atas Hyo Sun dan menatapnya tajam.


ā€œpasti eomma lupa mematikanmu, jadinya kau bersikap seperti ini. Jadi sekarang kau marah padaku, begitu?ā€


ā€œsiapa dia, Hyo Sun?ā€
ā€œdia pacarkuā€
ā€œaku pacarmuā€
ā€œbukan! Kau robot! Kau CJH16ā€
ā€œAku Changjo dan kau bilang aku pacarmuā€
ā€œtidak! aku salah sudah mengatakan dan mengajarkanmu hal yang tidak benar. Kau ini bukan manusia, dan kau tidak bisa melakukan apa yang manusia lakukanā€


ā€œJunā€¦ā€ Changjo bergumam.
ā€œYa.. nama pacarku Jun! Kau berbeda dengannya. Dia manusiaā€
ā€œaku bisaā€¦ā€¦ā€¦ā€¦. menjadi manusiaā€
ā€œTENTU SAJA TIDā€¦ā€¦ā€¦ā€ seketika mata Hyo Sun terbelalak.  Ia tak pernah tahu jika bibir Changjo ternyata lembut dan hangat seperti ini. Hyo Sun mencoba mendorongnya, namun ternyata CJH16 ini sudah semakin liar. Hyo Sun bohong jika ia bilang ia tidak menikmatinya. Karena ternyata kemampuan berciuman seperangkat besi dan kabel yang saling menyambung ini bahkan lebih hebat dari pacar manusianya, Jun.


Changjo melepaskan tautan bibir mereka dan langsung memeluk Hyo Sun, persis seperti yang dilakukan Jun. Ya.. tentu saja ia tak mungkin melakukan ini atas inisiatif sendiri. Ia melihat Jun melakukan itu pada Hyo Sun dan merekamnya di memori. Karena Hyo Sun terlihat menyukainya, Changjo hanya ingin membuat Hyo Sun merasa senang.


ā€œapa yang kau lakukan?! Kau tak boleh melakukan itu padakuā€ Hyo Sun berteriak marah sembari mendorong Changjo dengan kedua tangannya.


ā€œkenapa dia boleh dan aku tak boleh?ā€ Changjo menangkap kedua tangan yang mendorongnya tak sopan itu.


ā€œwowā€¦  coba lihat betapa lancarnya kau bicara sekarang! Aku merasa seperti sedang bicara dengan manusia sungguhan. Sepertinya aku mengajarimu terlalu banyakā€


ā€œHyo Sun, kau tak menjawab pertanyaanku. Kenapa?ā€
ā€œKau sudah terlalu banyak bicara. Cepat berbalik! Aku harus mematikanmuā€
ā€œTIDAK! AKU TAK MAUā€
ā€œCJH16! Dengarkan pemilikmu! Demi Tuhan aku akan memusnahkanmu selamanya jika kau tidak patuh padakuā€ Changjo langsung melepaskan tangan Hyo Sun setelah mendengar ancaman itu. Sementara Hyo Sun sendiri bahkan ikut terkejut mendengar ucapannya. Ia memegang keningnya dan menghela napas sesaat, lantas kembali mengarahkan seluruh fokusnya pada Changjo.


ā€œkau tahu aku menyayangimu kan? Aku tak akan bilang begitu lagi asalkan kau menjadi CJH16 yang patuh. Aratsoyo?ā€


ā€œTapi dulu kau tak pernah sekalipun mematikankuā€ sahut Changjo tepat sebelum tangan Hyo Sun menyentuh tombol kecil di tengkuknya.


ā€œdulu kau membiarkanku diam disini memperhatikanmu tidurā€


ā€œbahkan setiap hujan, aku boleh berbaring disampingmuā€


ā€œTapi sekarang kau selalu mematikankuā€


ā€œBahkan bilang akan memusnahkankuā€ Changjo yang terus-menerus menimpali kalimatnya sendiri dengan nada dan ekspresi datar itu sukses membuat Hyo Sun tercenung. Ia menarik tangannya sembari mundur selangkah. Lantas menatap Changjo lekat-lekat. Ia tak tahu kenapa ,tapi tiba-tiba saja hatinya terasa perih. Ada rasa bersalah dan kecewa yang menyembul dari dadanya. Hyo Sun sama sekali tak mengerti. Makhluk di depannya ini cuma robot. Robot yang ia beli untuk bermain-main. Dan sekarang ia sudah tak ingin bermain-main.


ā€œmaafkan akuā€¦ā€¦ā€ Hyo Sun menarik napas dalam-dalam. ā€œjadi sekarang apa maumu?ā€
ā€œtolong jangan matikan akuā€



*********



ā€œSiapa kau?! Apa yang kau lakukan di kamar pacarku?ā€ suara lantang seorang pria membuat tidur Hyo Sun terganggu. Ia menoleh ke asal suara sambil mencoba membuka matanya pelan-pelan.


ā€JUN! Apa yang kau lakukan disini?ā€ detik itu juga mata Hyo Sun terbuka lebar. Ia melompat dari ranjangnya dan segera menahan tangan pria itu. Ia hampir meninju Changjo.


ā€œada penyusup di kamarmu, Hyo Sun~aa. Mana mungkin aku diam saja?ā€
ā€œsatu-satunya penyusup disini adalah kauā€
ā€œaku? lalu bagaimana denganā€¦ā€¦ā€¦ā€
ā€œdia CJH16ā€
ā€œhuh? Maksudmu dia robot?ā€
ā€œne.. kalau kau meninjunya, tanganmu yang akan sakit. Jangan coba-coba!ā€
ā€œwoahā€¦. Kau tak sedang berbohong kan?ā€
ā€œtentu saja tidak. Mana mungkin aku mengizinkan pria sungguhan tinggal di kamarku!ā€
ā€œtapi dia sama sekali tak terlihat seperti robot! Lihat dadanya itu, bahkan lebih tegap darikuā€ ia memegang otot-otot dadanya sendiri lalu menggeleng tak percaya. ā€œkau mengajaknya ke gym setiap hari ya?ā€


ā€œsudahlah Jun! aku mau mandi dulu, kau tunggu diluar sajaā€ Hyo Sun menarik tangan pria itu dan mendorongnya ke luar.


ā€œTunggu! Tunggu dulu! Aku masih penasaranā€ ia meloloskan tangannya dari Hyo Sun lalu kembali mendekati Changjo.


ā€œanggap saja aku percaya kalau dia itu cuma CJH16ā€ Hyo Sun menghela napas dan bersedekap kesal memperhatikan pacarnya itu. ā€˜anggap sajaā€™ dia bilang? Jadi pria ini belum percaya juga?


ā€œtapi tetap saja robot ini terlalu WAH untuk kau abaikanā€
ā€œapa maksudmu?ā€
ā€œapa yang sudah kau lakukan padanya?ā€ pria itu melirik Hyo Sun dengan senyum menyeringai.
ā€œJangan gila ya! Aku tak pernahā€¦ā€¦ā€
ā€œoke.. oke.. tapi setidaknya aku yakin kau pasti pernah penasaran dengan bagaimana bentuk ABS-nya atauā€¦ā€¦ā€


ā€œYAA! Apa di keluargamu tak ada yang memiliki CJH16? Baju mereka itu menempel dengan kulit, sama seperti gelangnya. Kau mau tahu apa yang ada di balik baju itu?ā€ Hyo Sun mendengus keras. Bagaimana mungkin pacarnya sendiri menuduhnya seperti itu? Apa ia terlihat seperti gadis mesum?


Jun menaikkan alisnya mendengar pertanyaan Hyo Sun.
ā€œBesi dan kabel. Semuanya mesin. Mengerti?ā€
ā€œjadi ini cuma besi?ā€ Jun mendekatkan wajahnya pada Changjo dan mengetuk-ngetuk dadanya. Kemudian seketika itu jugaā€¦.


BUUGGG!!!!


Mata Changjo mendadak terbuka dan kepalan tangannya melayang begitu saja meninju wajah Jun. Keras. Keras sekali. Saking kerasnya Jun sampai terhempas dan jatuh terduduk setengah meter darinya.


Hyo Sun terkejut dan langsung menolong kekasihnya itu. Jun mengusap darah yang keluar dari hidungnya dengan kaget sambil mengumpat habis-habisan ke arah Changjo. Semua kata makian yang ada di otaknya keluar mewakili rasa marah dan terkejutnya yang luar biasa. Sementara Changjo sendiri hanya diam tak bergerak dengan mata yang tertuju lurus pada tembok.


ā€œIya Jun! maafkan dia. Tak ada gunanya mengomel begitu. Dia kan cuma robotā€
ā€œCuma? Dia sudah membuatku begini!ā€ Jun menunjuk darah di hidungnya dengan ekspresi tak habis pikir.


ā€œiya Jun iya, aku tahu. Akan kuobati lukamu. Kau tunggu di ruang tengah ya..ā€
ā€œawas kau robot sialā€ Hyo Sun menuntun Jun keluar pelan-pelan dan segera menutup pintu kamarnya. Lalu gadis itu mengambil posisi di depan Changjo sambil bertolak pinggang.


ā€œkau sudah benar-benar kelewatan! Apa maumu? Kau meninju pacarku sampai hidungnya berdarahā€
ā€œHyo Sunā€
ā€œJangan bicara! Robot itu seharusnya tidak bicara! Kau! Tugasmu itu hanya diam dan menghiburku, arasseo?ā€


ā€œā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦.ā€ Changjo mengarahkan tatapannya ke bola mata Hyo Sun yang terlihat sangat marah. Laluā€¦ ā€œarasseoā€ jawab sang robot akhirnya. Hyo Sun mendesah berat sembari mengacak rambutnya. Ia lalu membuka lemari untuk mengambil kotak P3K dan berlari keluar dengan terburu-buru. Pintu kamar Hyo Sun pun tertutup keras.



ā€˜CJH16 dilengkapi dengan sistem perasaan yang peka layaknya manusia. Tidak ada ukuran pasti mengenai sejauh mana perasaan ini akan berkembang, itu semua tergantung bagaimana cara anda memperlakukan mereka,ā€¦ā€¦ā€™



*********



Malam itu, Hyo Sun duduk termenung di ujung ranjang. Matanya tertuju pada jendela kamar yang tertutup.


ā€œChangjoā€ Hyo Sun memanggil, tapi tak ada jawaban. Ia pun menoleh ke sudut kamarnya dan mendesah pelan.


ā€œapa kau marah padaku?ā€ setelah diteriaki ā€˜robot itu seharusnya tidak bicaraā€™ oleh sang pemilik, Changjo sama sekali tak mengeluarkan sepatah kata. Alih-alih bicara, membuka mulut pun tidak.


ā€œChangjo, Kau tahu ini juga sangat berat untukku. Tapi aku tetap harus mengatakan iniā€ Hyo Sun meremas ujung seprainya kuat-kuat. Kepalanya tertunduk.


ā€œJun. Dia tidak menyukaimu. Dia tidak ingin aku membiarkanmu tinggal di kamarkuā€ Hyo Sun berdiri dan berjalan menghampiri Changjo dengan mata berkaca-kaca. Mata Changjo yang sejak tadi hanya fokus ke satu titik kini bergerak dan menatap mata Hyo Sun yang berair. Seketika itu juga, mata Changjo ikut berair.


Bagaimanapun, Hyo Sun masih pemiliknya. Dan ekspresi apapun yang gadis itu tunjukkan akan langsung terefleksi di wajah Changjo. Begitulah cara CJH16 memahami perasaan pemiliknya.


ā€œjangan menangisā€ ibu jari Changjo bergerak menyeka air mata Hyo Sun yang baru turun.
ā€œaku tak punya pilihan lain. Besok aku akan membawamu ke rumah temanku di Daeguā€
ā€œTidakā€¦.. Tidakā€¦..ā€ Changjo menggeleng kuat-kuat.
ā€œtapi aku sangat mencintai Junā€
ā€œTidakā€¦.. Kau mencintaikuā€
ā€œYa.. aku mencintaimu juga. Karena aku mencintaimu makanya aku akan mengirimmu ke Daegu. Kau tahu? Jun malah menyuruhku menghisap habis seluruh energimu kembali ke kapsul CJH16. Aku tak tega melakukannya. Aku tak bisaā€


ā€œJangan Hyo Sun! Janganā€¦ā€¦ Janganā€¦ā€¦.ā€ Gadis itu memeluk Changjo kilat, lalu segera mematikan lampu kamarnya dan berbaring membelakangi Changjo. Air matanya terjatuh semakin banyak hingga membasahi bantal.


Sementara itu, Changjo hanya terpaku di tempatnya. Ia bisa mendengar suara Hyo Sun yang menangis terisak. Perlahan mata Changjo yang masih berkaca-kaca itu kembali ia arahkan lurus ke depan. Ke arah pekatnya malam di balik jendela kamar. Danā€¦


Tes


Setetes air jatuh tepat di gelangnya. Dan ini bukan kabar baik.



Pusat seluruh sistem CJH16 bukan di kepalanya, tapi di gelangnya. Walau gelang itu tak akan rusak oleh benda tajam, tapi tetap saja setiap benda pasti memiliki kelemahan. Air. Jauhkan dari aktivitas air. Jangan sampai gelang CJH16 basah.



**********



Suara derap langkah terdengar mendekat. Tak lama, pintu kamar Hyo Sun terbuka. Nyonya Min datang, bermaksud membawa Changjo ke dalam mobil. Namunā€¦ā€¦


ā€œkenapa warna kulitmu menjadi pucat begini?ā€ Nyonya Min menyentuhkan jemarinya ke wajah Changjo dan ā€œAstagaā€ segera menariknya kembali secara refleks.


ā€œKau seperti es. Ya Tuhan~ jangan bilang kau rusak. Mana mungkin memberikan barang rusak kepada orang lain?ā€ Nyonya Min yang nampak gelisah itu langsung mengeluarkan ponselnya dan menelfon Hyo Sun.


ā€œsepertinya Changjo rusakā€¦ā€¦ā€¦ā€¦ā€¦. Lebih baik kau benarkan dulu baru bawa ke rumah Ryn. Apa kata mereka kalau kita memberikan barang rusak seperti ini?............. Oh! Dan satu lagi, malam ini rumah kosong. Ibu dan ayah harus ke rumah sakit dan menemani nenekā€¦ā€¦ā€¦ā€¦.. benar, nenek masuk rumah sakit lagi. Kau jangan pulang terlalu larut. Jaga rumah dan kunci semua pintunya. Araā€¦ā€¦ā€¦..ā€



**********



23:24 KST
Hyo Sunā€™s room



Di malam yang sunyi itu, tiba-tiba saja pintu kamar Hyo Sun menjeblak terbuka, disusul oleh suara gumam tak jelas dari sepasang muda mudi. Setelah berhasil membawa tubuh mereka masuk, Jun mengulurkan kakinya ke belakang dan menendang pintu itu sampai tertutup keras.


Setelahnya, tubuh Hyo Sun sudah terhempas ke ranjang dengan Jun di atasnya. Pria itu mencium bibir dan leher Hyo Sun bergantian. Tangannya mencengkram erat kedua lengan sang gadis.


ā€œJun! Hentikanā€ Hyo Sun bergumam pelan di antara ciuman Jun yang semakin mendesak.
ā€œkenapa? Katamu mereka tak ada di rumahā€
ā€œtapi aku belum siap melakukan ini. Demi Tuhan, aku tak mauā€
ā€œlebih baik kau diam dan nikmati saja. Aku yakin kau akan menyukainyaā€
ā€œJun, bukan masalah aku suka atā€¦ā€¦ā€ Jun memotong protes Hyo Sun dengan bibirnya. Tangan pria itu mulai bergerak tak sopan menyentuh kulit perut Hyo Sun. Ia lalu memposisikan tangannya di bawah leher gadis itu selama beberapa saat sebelum mulai bergerak turun dan membuka kancing kemeja sang gadis satu persatu.


Hyo Sun semakin panik dengan semua perlakuan tak senonoh yang ia dapat. Gadis itu mulai berontak dan mendorong-dorong dada Jun.


ā€œTIDAK! JUN! BERHENTI! AKU TAK MAUā€ Hyo Sun memekik sambil terus mendorongnya. Air matanya mulai mengalir. Ia benar-benar ketakutan.


Hingga tiba-tiba saja tubuh Jun tertarik ke belakang, danā€¦ BUUGGGG!!!!
Kepalan tangan Changjo melayang ke muka yang sama untuk kedua kalinya. Dan lagi-lagi, Jun terhempas ke lantai begitu saja.


ā€œapa-apaan kau ini! Kenapa robot sial ini masih disini?ā€ Jun bertanya dengan geram sembari menyeka darah di sudut bibirnya. Lagi.


Namun Changjo mengabaikan pertanyaan itu dan berjalan mendekati Jun dengan tatapan tajam. Wajah Changjo yang putih pucat itu membuat Jun semakin takut. Ia menyeret tubuhnya ke belakang dengan tatapan ā€˜apa maumu?ā€™. Namja itu tak bisa bohong, ia benar-benar merasa terancam. Changjo benar-benar terlihat sangat kesal hingga siap membunuhnya.


Dan benar saja, Changjo menarik kerah Jun enteng lalu memukulnya lagi. Hanya dua pukulan dan pria itu benar-benar hampir tewas. Tapi Changjo yang hanya sebuah robot tentu tak mengerti. Ia malah duduk di atas perut Jun yang sudah tak berdaya dan terus meninjunya tanpa henti. Saat itu juga, memori dari awal pertama Hyo Sun tersenyum takjub menatapnya, mengajaknya makan es krim, memberinya nama dan semua hal manis lain terputar ulang membuat kepalannya menguat. Lalu saat Jun mulai datang, saat Hyo Sun mematikannya, bahkan saat Hyo Sun berteriak akan memusnahkannya ikut berputar di memori Changjo. Tinjunya pun semakin buas. Sampai-sampai ia tak sadar kalau Hyo Sun sudah menarik-narik lengannya sambil memohon menyuruhnya berhenti.


Hyo Sun jatuh terduduk begitu Changjo menepis tangannya. Kalau sudah begini, ia tak punya pilihan lain. Jun bisa mati di kamarnya. Sambil meringis menahan sakit, Hyo Sun berjalan panik ke lemari pakaian, mengeluarkan kotak CJH16 dan mengambil sesuatu di dalamnya. Sebuah kapsul.


ā€œDemi Tuhan Changjo! Jika kau tak berhenti menghajar Jun, aku akan menghisap energimu ke dalam kapsul ini. Kau akan musnahā€ teriak Hyo Sun sambil menodongkan kapsul itu ke arah Changjo. Ibu jarinya bergetar, melayang setengah inci dari tombolnya.


Changjo menolehkan kepalanya pada Hyo Sun dan melepas kerah Jun. Ia perlahan berdiri dan menatap Hyo Sun sambil menggeleng, menggumamkan kata ā€˜Janganā€™ terus-menerus sampai wajahnya memerah. Robot itu ketakutan dan tak habis pikir. Sebagian sistemnya rusak dan Changjo sebenarnya tengah berada di titik terlemahnya. Bibir Changjo putih dan air mukanya terlihat berbeda, ia pucat dan kulitnya membeku. Tapi Hyo Sun sepertinya terlalu mengkhawatirkan Jun sampai-sampai tak peduli.


ā€œMenjauh dari Junā€ perintah Hyo Sun dengan napas tersengal. Tentu saja ini hanya untuk menggertak. Ia tak mungkin menghisap energi Changjo. Ia tak akan tega melihat robot yang ia beli dengan uang tabungannya sejak SMP itu ā€˜matiā€™ di depan mukanya.


ā€œTIDAK! JUNā€


Mungkin Hyo Sun memang tak tega. Tapi tidak dengan Jun. Ia merebut kapsul di tangan Hyo Sun saat sang gadis sedang lengah dan memencet tombolnya tanpa basa-basi. Seketika itu juga, Changjo yang dari awal sudah lemah jatuh berlutut di hadapan Hyo Sun. Matanya berputar seiring dengan warna gelangnya yang memutih. Danā€¦ BRUUKK!!!


Changjo terkapar begitu saja di lantai kamar.



END


ChangiJo mian ganteng. T_T eh.. Tapi seriusan deh ada ga yang jualan CJH16? Mau satu dong. Yang mukanya changhyun bisa ga? Yang lucu + manis + senyumnya bikin nular + awet bayi! 


Oke lupakan, balik ke ff iniā€¦ so aku make Jun sebagai org ketiga. Kalian tahu MAKNAE U-KISS ITUUUH? Yep aku ngebayangin dia, tapi eiiā€¦. Mending ga usah sungguh. Dia masih underage hehe. Kenapa ya ALLAH manusia-manusia kece pada lahir di tahun 97??? Hmmā€¦ ga asik deh fangirlingannya.



Yaudah, segini aja Anyyeong^^

Comments

Popular Posts