Only You
cast : Lee Chan Hee & OC *you can use your name or the other, but my suggestion is use your name :)*
~ O O O ~
Kamu meremas tangan mu berkali-kali saat sosok pria
dihadapan mu terus saja tersenyum manis pada sosok wanita di sampingnya.
Jantung mu seakan ingin meloncat saat dengan jelasnya kamu melihat wajah
manisnya yang biasanya selalu ia tunjukan pada mu, kini malah ia tunjukan pada
wanita itu. Gigi mu menggemertak menahan seluruh perasaan yang tengah memenuhi
relung hati mu. Dan disaat hati mu masih panas, pria dan wanita itu malah
semakin bercengkrama dengan sang pria yang mengusap lembut kepala wanita itu.
Hal itu membuat pundi-pundi amarah semakin tumbuh dihati mu dan membuat kamu
langsung bangkit dari kursi dan menatap keduanya tajam.
āku rasa aku harus pergi. jam makan siang ku sudah hampir
habis.ā
Tanpa mengucapkan kata-kata perpisahan, kamu segera berjalan
pergi meninggalkan keduanya. Melangkahkan kaki mu cepat dengan meremas tali tas
milik mu.
ā_____!ā
Pria itu memanggil mu. Namun kamu begitu marah hingga
mengabaikan panggilannya dan langsung melesat pergi menaiki taksi yang berada
di luar restaurant.
Ā° Ā° Ā° Ā° Ā° Ā° Ā° Ā° Ā° Ā°
Sejak kamu kembali dari makan siang bersama seorang pria
yang beberapa hari yang lalu telah berstatuskan menjadi tunangan mu, kamu sama
sekali tak melakukan apa pun selain menorehkan coretan-coretan aneh pada
selembar kertas yang berada di atas meja. Entah itu hanya menggambar sebuah
lingkaran atau menuliskan nama tunangan mu itu dan membuat garis silang pada
namanya. Kamu ingin sekali berhenti dan kembali fokus pada pekerjaan mu. Namun
Lee Chan Hee.. nama itu masih terus memenuhi pikiran mu berasama dengan sosok
wanita tadi, Park Sun Young.
Kamu menghela nafas mu dengan begitu gusar. Rasanya hati mu
kini memberat setelah kamu memutuskan untuk segera meninggalkan restaurant.
Pikiran mu penuh dengan bayangan-bayangan tak bertuan tentang tunangan mu dan
juga sosok wanita yang ia perkenalkan sebagai teman masa kecilnya itu.
Apa yang mereka bicarakan? Apa yang mereka lakukan? Apakah
mereka pergi bersama? Apakah Chanhee mengantar wanita itu kembali ke
kantornya?????
Semua pertanyaan-pertanyaan itu terus saja memenuhi pikiran
mu. Hingga membuat kamu tak menyadarai bahwa hari telah berganti menjadi sore.
Dan dalam beberapa menit lagi, jam kerja mu untuk hari itu akan berakhir. Namun
sayangnya, kamu baru menyadari bahwa setumpuk pekerjaan yang seharusnya telah
kamu selesaikan sejak tadi masih menempuk dan sama sekali tak tersentuh oleh
mu.
Kamu kembali menghela nafas berat. Melihat beberapa lembar
kertas yang harus kamu selesaikan untuk rapat esok hari serta pikiran mu yang
terus saja dipenuhi oleh sosok Chanhee dan juga Sunyoung, membuat mu bagaikan
kehilangan semangat hidup. Kamu lelah. Tubuh mu lelah. Pikiran mu lelah. Dan
kini, hati mu juga ikut merasa lelah! Lalu sekarang, bagaimana kamu bisa menyelesaikan
semua pekerjaan mu dengan kondisi mu yang cukup mengenaskan itu??!
Kamu mendengar dering ponsel mu yang masih tersimpan di
dalam tas kerja mu. Dengan malas, kamu merogoh tas mu mencari benda persegi
panjang itu dan mengeluarkannya dari dalam. Kamu kembali menghela nafas begitu
melihat siapa nama yang tertera pada layar ponsel mu.
Lee Chan Hee.
Ya... pria itu yang menghubungi mu. Awalnya kamu cukup
merasa senang karena setidaknya pria itu masih mengingat diri mu yang
notabene-nya adalah tunangannya. Tetapi rasa kesal dan marah yang sejak tadi
membelenggu diri mu membuat kamu memutuskan untuk tak menjawab panggilan
telephone darinya. Hingga sampai dering ponsel mu berhenti, kamu baru
mengoperasikan benda datar itu dan menemukan bahwa Lee Chan Hee sudah
menghubungi mu lebih dari lima belas kali!
Kamu bingung. Pasalnya kamu tahu bahwa pria itu bukanlah
tipe pria yang suka berusaha dengan amat keras jika berurusan dengan mu.
Maksudnya.. jika kamu sedang marah atau merasa kesal, ia tak akan menghubungi
mu sampai sebanyak itu jika kamu memang tak menjawab panggilannya. Lalu kenapa
dengannya sekarang? Apakah telah terjadi sesuatu yang membuat ia berubah
seratus delapan puluh derajat???
Kamu hendak kembali menyimpan ponsel mu ke dalam tas serta
merapihkan seluruh pekerjaan mu dan membawanya pulang ke rumah. Namun ponsel mu
kembali berdering dan menginterupai mu untuk kembali menatap layar benda datar
itu. Dan kembali, nama tunangan mu itu yang tertera di sana. Kamu masih terus
menatap layar ponsel mu dan sama sekali tak melakukan apa pun. Kamu masih menentukan
apakah kamu akan mengangkatnya atau kembali membiarkan ponsel mu berdiring
sampai pada akhirnya deringnya berhenti dengan sendirinya. Namun hati mu
memerintahkan untuk menggeser tanda hijau pada layar benda itu. Dan akhirnya kamu
melakukannya, setalah itu kamu mendekatkan benda itu pada telinga mu.
āada apa?ā Tanya mu malas.
ākenapa kau baru mengangkatnya? apakah kau tak mendengar
suara dering mu? apa-ā
āsebenarnya ada apa Lee Chan Hee?? cepat katakan! aku harus
segera menyelesaikan pekerjaan ku. kalau tak ada hal penting yang ingin kau
katakan, aku akan mengakhiri panggilan mu!ā Selak mu cepat.
Kamu merasa cukup lelah hari itu. Pekerjaan yang belum kamu
selesaikan serta perasaan tak tenang yang timbul akibat makan siang tadi,
membuat otak mu seakan ingin meledak. Dan kini, pria bernama Lee Chan Hee itu
malah menghubungi mu disaat kamu ingin sekali menghilangkan pikiran tentang
dirinya. Setidaknya sampai semua pekerjaan yang kamu miliki selesai, tidak
bisakah?
ābaiklah... begini, aku sudah selesai bekerja. dan sekarang
aku tengah berada dalam perjalanan untuk menjemput mu. jadi tunggu sampai aku
sampai.ā Ujar Chanhee dengan tenang.
Sementara itu, kamu masih diam. Kau tak membalas ucapan tunangan
mu. Kamu masih memikirkan apa yang harus kamu katakan padanya. Apakah kamu
menyetujuinya atau kau menolaknya?? Dan semua itu semakin membuat kepala mu
pusing. Hati mu ingin sekali mengiyakan ucapan pria itu. Menunggunya datang dan
menghabiskan sisa senja di dalam mobil yang ia kendarai. Tetapi bayang-bayang
siang tadi kembali mendesak masuk keingatan mu dan membuat peperangan batin
terjadi di dalam diri mu. Hingga akhirnya kamu menghela nafas setelah sebuah
keputusan telah berhasil kamu ambil.
ā_____, apakah kau masih di sana? apakah kau masih mendengar
ku?ā Pria itu kembali berucap karena tak kunjung mendengar kamu berucap.
Suaranya terdengar khawatir manakala ia memanggil nama mu.
āmaaf Chanhee.. aku tak bisa. aku sudah dalam perjalanan
pulang. ka-ā
ābenarkah? lalu... kenapa kau masih duduk di sana?ā
Kamu membulatkan mata mu begitu mendengar ucapan pria itu.
Dan sejurus dengan itu, kamu menolehkan kepala mu pada pintu ruangan mu dan
menemukan sosok pria tampan itu tengah tersenyum manis pada mu dengan
menyenderkan tubuhnya pada pintu kaca tersebut.
āChanhee? kenapa kau-ā
ājangan menghindari ku nona _____.ā Goda pria itu.
Ia berjalan menghampiri diri mu yang masih terkejut di atas
kursi kerja mu. Ia tersenyum manis dan berhenti tepat di depan mu. Membuat
jantung mu seakan berhenti berdetak begitu ia tiba-tiba saja mencondongkan
tubuhnya dan menatap mu dalam. Wajah kalian begitu dekat hingga membuat mu
dapat merasakan hembusan nafasnya yang hangat yang menyapu peemukaan wajah mu.
āaku tahu kau marah pada ku.ā Ujarnya yang membuat mu
kembali tersadar dari alam bawah sadar mu.
āa... a-pa mak-sud mu? aku marah? aisshh... tidak. aku ti-ā
ājangan bohong. aku mengenal mu _____. tadi kau pergi begitu
saja, lalu tak menjawab panggilan ku, dan berbohong kalau kau telah pulang.
kalau kau tidak marah, apa? cemburu??ā
Pria itu kembali menegakkan tubuhnya dan menduduki kursi
yang berada di depan meja mu. Setelahnya, pria itu hanya diam dan terus menatap
mu dengan tersenyum senang karena telah berhasil membuat mu terpojokan karena
rasa cemburu mu. Sementara kamu, kamu hanya diam dan tak berani menatap
wajahnya walau sebenarnya kamu ingin melakukannya.
ā_____, ayo. ada yang ingin aku tunjukan pada mu.ā
Pria itu bangkit dari duduknya dan langsung menggenggam
tangan mu. Menuntun mu pergi meninggalkan ruangan mu menuju mobil miliknya yang
tengah terparkir di pelataran kantor. Kamu hendak menolaknya saat ia membukakan
pintu mobilnya untuk mu, namun lagi-lagi senyum manis yang pria itu tunjukan
pada mu membuat kerja saraf mu berantakan hingga membuat mu mau mengikutinya.
āsebenarnya kita akan kemana?ā Tanya mu begitu mobil yang kamu
tumpangi melaju meninggalkan tempat dimana kamu bekerja dan berbaur menjadi
satu berasama mobil-mobil lainnya di jalan.
ārahasia. nanti kau juga akan mengetahuinya.ā Balas pria itu
yang masih fokus mengendalikan kendali mobilnya dan jalan yang tengah kalian
lalui.
Dan setelahnya, keadaan mobil itu menjadi hening karena tak
satu pun dari kalian membuka pembicaraan. Kamu sibuk mempehatikan jalan-jalan
yang kalian lalui dengan memikirkan tempat apa yang akan ditunjukan oleh
tunangan mu pada mu. Sementara pria di samping mu, yang tak lain dan tak bukan
adalah Lee Chan Hee, ia masih sibuk mengendalikan mobilnya agar kalian dapat
sampai dengan selamat di tempat yang kamu sendiri tak tahu tempat apa dan
dimana.
Setelah cukup lama kamu berada di delam mobil tunangan mu,
akhirnya mobil yang kamu tumpangi berhenti. Kamu lantas memperhatikan sekitar
mu. Mencoba mencari tahu tempat macam apa yang akan tunangan mu tunjukan pada
mu. Namun selama mata mu mengedar, kamu sama sekali tak menemukan sesuatu yang
menarik yang bisa kamu jadikan kunci untuk menebak tempat tersebut. Dan disaat
kamu masih terus memikirkan tempat apa itu, pria di samping mu -Chanhee-,
menatap mu dengan seulas senyum yang mengembang diwajahnya.
ākau pakai ini.ā Ujar Chanhee sembari memberikan sehelai
kain kepada mu.
Kamu menatap pria itu dengan tatapan meminta penjelasan.
Namun sayangnya tunangan mu itu terlalu suka melihat wajah bingung mu hingga
membuat ia lebih memilih diam dan tak menjelaskan apa pun.
āsebenarnya kita akan kemana? kenapa aku haru mengenakan
kain merah ini?ā Tanya mu saat kalian tengah berjaln menuju suatu tempat yang
sama sekali tak kamu ketahui.
ātenanglah nona _____. aku tidak akan melakukan hal buruk
apa pun pada mu. jadi tetaplah diam dan ikuti saja aku.ā Ujar Chanhee yang
masih terus merangkul mu. Menuntun mu menapaki tiap jalan agar kamu tak
terjatuh akibat mata mu yang tertutup.
Setelah beberapa saat, akhirnya pria itu menghentikan
langkahnya dan meminta mu untuk berhenti juga. Ia melepaskan rangkulannya dan
meninggalkan mu di suatu tempat yang tak kamu ketahui. Awalnya kamu hanya diam
menunggunya. Tapi setelah beberapa saat, kamu sama sekali tak merasakan
kehadirannya lagi hingga membuat mu mulai merasa sedikit ketakutan dan membuat
mu memanggil namanya beberapa kali.
āLee Chan Hee! dimana kau? jangan bercanda!ā Peringat mu
berharap bahwa pria itu segera muncul.
Namun sayangnya, ia tak juga datang walaupun kamu telah
memanggilnya berulang kali. Mengancamnya dengan berbagai macam ancaman yang kamu
punya. Sampai dengan kamu telah memberikan sumpah serapah mu padanya.
āLee Chan Hee! aku akan menghitung satu sampai tiga, kalau
kau tak juga datang, aku akan pergi!ā
Kamu kembali mengancamnya. Namun kali ini kamu tak
main-main. Jika pria itu -Chanhee- tak juga datang, kamu akan segera melepaskan
penutup mata mu dan pergi meninggalkan tempat itu tanpa menunggunya.
āSATU.ā Kamu mulai menghitung dengan suara yang lantang.
āDUA.ā Lanjut mu masih dengan suara mu yang lantang.
Dan tepat saat kamu akan mengucapkan tiga, seseorang memeluk
mu dan membuat mu amat terkejut. Kamu hendak memukul tangan orang itu yang
melingkar diperut mu. Tapi urung kamu lakukan saat sosok itu melepaskan penutup
mata mu dan membuat banyak cahaya terang memaksa masuk ke dalam mata mu.
āmaaf karena telah membuat mu marah... maaf karena telah
membuat mu menunggu... dan maaf karena telah mencintai mu.ā
Sosok itu berucap. Dan hanya dengan mendengarnya berbicara,
kamu tahu siapa sosok yang masih memberikan pelukan hangatnya pada mu.
Kamu memutar tubuh mu. Membuat kamu dan sosok itu saling
berhadapan dalam jarak yang amat dekat. Kamu menangkup wajahnya. Membuat
pandangan kalian bertemu. Kamu tatap manik mata sosok itu dalam dan berujar.
āmaaf Chanhee.. maaf atas kekanakan ku.ā
Sosok itu tersenyum. Begitu senang mendengar kamu kembali
memanggil namanya dengan intonasi yang bagaikan alunan lembut untuk telinganya.
Ia -Chanhee- lantas dengan sekali pergerakannya, kembali menarik mu ke dalam
dekapannya. Memberikan kehangatan yang dimiliki tubuhnya untuk diri mu. Ia
mengusap puncak kepala mu pelan. Berulang, dan hal itulah yang membuat kamu
begitu nyaman jika berada di dalam dekapannya.
ā_____.ā
Chanhee memanggil mu. Kamu lantas mengangkat kepala mu
dengan tetap pada posisi berada di dalam pelukannya.
Pria itu melepaskan pelukannya. Ia menjauhkan tubuhnya dan
menatap mata mu dalam dan lama.
ā_____..ā
Ia kembali memanggil nama mu. Namun kali ini tangan kirinya
ia masukkan ke dalam saku celananya.
āwill you marry me?ā
Chanhee bersimpuh dihadapan mu. Tangan kanannya menggenggam
tangan kanan mu dengan tangan kirinya yang memegang sebuah kotak berisikan
cincin berlian yang kamu yakini sebagai cincin pernikahan kalian.
Kamu masih diam. Kamu masih merasa terkejut dengan
penyataannya. Otak mu masih belum bisa mencerna dengan baik kejadian demi
kejadian yang baru saja terjadi serta kata demi kata yang pria itu katakan.
ā_____.ā
Chanhee kembali memanggil nama mu. Dan panggilannya berhasil
menyadarkan kamu dari rasa terkejut yang mendominasi diri mu.
Kamu mengerjap pelan. Dengan masih mentap matanya, kamu
menyunggingkan senyum termanis mu dan menggukkan kepala mu pelan namun pasti.
āyeah.. I will.ā
Chanhee yang melihat serta mendengar jawaban mu, semakin
menyunggingkan senyumnya. Ia mengeluarkan cincin berlian yang berada di dalam
kotak dan menyematkannya pada jari manis mu.
āI really really love you _____..ā
Ia kembali memeluk mu erat. Begiu erat hingga membuat mu
sedikit sulit untuk bernafas.
āChan.... Hee..... a-a..ku ta-k b..bi-sa berna...fas.ā Ucap
mu yang masih mencoba untuk melepaskan diri dari pelukan tunangan mu itu.
Chanhee yang mendengar ucapan mu, segera melepaskan
pelukannya dan menggaruk tengkuknya yang tak apa-apa.
āmaaf _____. aku terlalu gembira.ā Ujarnya dengan tersenyum
aneh.
ābisakah kalian menghentikan adegan romantis kalian!ā Ujar
seseorang yang berhasil membuat dirimu dan Chanhee menoleh.
Kamu membulatkan mata mu serta menautkan kedua alis mu
begitu melihat siapa sosok yang baru saja berbicara dengan jengkel pada kalian.
āSun Youngie...ā
Chanhee memanggilnya dan berjalan menghampiri sosok itu. Ia
berjalan menghampiri sosok Sun Young -teman masa kecilnya- dengan menautkan
jari jemari kalian. Dan hal itu membuat mu mau tak mau harus mengikuti
langkahnya dan membuat mu harus kembali bertatap muka dengan sosok wanita yang
saat itu enggan kamu temui.
ā_____.ā
Sun Young memanggil mu. Dan kamu, kamu hanya mampu tersenyum
canggung dan berharap bahwa wanita dihadapan mu itu cepat enyah dari
penglihatan mu atau kamu yang akan pergi meninggalkan tempat itu.
ā_____... aku tak tahu apa yang ada dipikiran mu mengenai
diri ku dan juga si manusia bodoh ini. tapi jujur... aku dan dia hanya sebatas
teman sejak kecil. tak lebih dan tak kurang, jadi ku harap, kau tak merasa
cemburu lagi pada ku.ā
Wanita itu meraih tangan mu dan menggenggamnya. Matanya menatap
mata mu, meyakinkan diri mu bahwa apa yang ia katakan benar. Ia tak memiliki
hubungan yang lebih dengan Chanhee. Ia dan Chanhee telah berteman sejak kecil,
dan hal itu membuat mereka bagaikan saudara.
Kamu yang melihat kebenaran dari mata wanita itu, seketika
langsung merasa tak enak karena telah berperasangka buruk padanya. Kamu
melepaskan genggaman tangan Chanhee dan berganti menggenggam tangannya.
āmaaf karena telah berperasangka buruk pada mu Sunyoung.ā
Ujar mu.
Kamu merentangkan tangan mu dan memeluknya hangat. Untuk
beberapa saat kalian berdua hanya saling berpelukan, menyampaikan rasa
penyesalan serta permintaan maaf antara satu dengan yang lain tanpa
mengindahkan sosok Chanhee yang terus memandangi kalian dengan sedikit jengkel.
āehemm..ā Deham Chanhee. Pria itu menyilangkan kedua
tangannya di depan dada dan menatap kalian dingin.
āsampai kapan kalian mau mengindahkan keberadaan ku?!
aish...ā Omel Chanhee.
Pria itu berjalan menghampiri kamu dan Sun Young. Ia
melingkarkan tangannya pada pinggang mu dan memutar tubuh mu menghadapnya.
ā_____.... tempat ini akan menjadi saksi janji suci yang
akan aku katakan dihadapan Tuhan serta keluarga kita. tempat ini akan menjadi
tempat yang akan menyatukan kita untuk selamanya. dan Sun Young.. ia yang akan
mengurusnya. maaf... maaf karena aku tak mengatakannya pada mu. awalnya aku
ingin memberikan kejutan pada mu, tapi malah terjadi kesalah pahaman. maaf tidak
mengatakannya pada mu _____.ā
Kamu membulatkan mata mu begitu mendengar penuturan Chanhee.
Sejurus dengan itu, kamu mengedarkan pandangan mu keseluruh penjuru ruangan.
Dan benar saja, bagian dalam ruangan itu telah dihiasi dengan berbagai macam
pernak-pernik yang telah kamu dan Chanhee sepakati sebelumnya. Mulai dari
dekorasi tempat pengikraran janji, kursi untuk keluarga serta kolega kalian,
sampai dengan bunga-bunga penghias. Semuanya sama seperti apa yang kamu dan
Chanhee pilih. Kamu kembali menatapnya dan memeluk tubuhnya erat.
āmaaf.. maaf atas kesalah pahaman yang aku buat Chanhee. maaf...ā
Tutur mu.
Kamu begitu menyesal dengan segala macam perasangka mu
tentang Chanhee dan juga Sun Young. Kamu hampir menghancurkan impian mu dan
Chanhee hanya karena kamu merasa cemburu dengan Sun Young. Dan kini, kamu
merasa menjadi manusia paling bodoh di muka bumi ini.
Chanhee mangkup wajah mu yang tertunduk. Ia menatap mata mu
begitu dalam. Berusaha mengatakan bahwa semua baik-baik saja melalui
tatapannya. Dan kemudian, tanpa kamu sadari, pria itu telah menempelkan
bibirnya pada bibir mu. Tak ada lumutan atau pun gigitan kecil. Ia hanya
sekedar menempelkan permukaan bibirnya pada bibir mu tanpa ada niat untuk
memperdalamnya. Walaupun begitu, kamu merasakan tubuh mu menghangat. Kamu
merasa darah mu kembali berdesir dengan cepat. Dan kamu mengakui kalau setiap
sentuhan yang diberikannya selalu membuat mu merasa hangat. Dan kamu sangat
menyukainya.
āEHEMM!ā Deham Sun Young yang membuat kamu langsung
menjauhkan wajah mu dari wajah Chanhee.
Kamu menatap wanita di samping mu dan tersenyum malu. Sedangkan
pria di depan mu, ia malah menatap teman masa kecilnya itu dengan jengkel.
āku rasa sudah cukup adegan romantisnya Tuan Lee!ā Sindir
Sun Young.
Wanita itu memutar bola matanya begitu ia dan Chanhee saling
bertemu pandang. Dan ia kembali mengabaikan pria itu dan berpaling pada mu.
ā _____, bagaimana kalau kau ikut dengan ku untuk melihat
tempat ini?ā
Ajak Sun Young yang langsung kamu balas dengan anggukan
kepala. Kamu langsung menggandeng tangan Sun Young dan berjalan bersamanya
meninggalkan sosok Chanhee yang menatap kepergian mu dengan kesal.
The End
okey.. this is the last fic for today from me. i hope all of you enjoy with our anniversary and also our fanfict party!!!
still loving us and support us. keep healthy guys and see youuuuuu.....ź°ģ¬ķ©ėė¤ ^^
Comments
Post a Comment