Without Love





cast :
  • Mark GOT7  a.k.a  Mark Tuan
  • OC *you can imagine the woman as you if you want*




~ O O O ~








Hangatnya sinar matahari tak dapat lagi keduanya rasakan. Merdunya cicitan burung-burung tak akan pernah lagi mereka dengar. Keceriaan serta kehangatan yang dulu bersama mereka, kini telah menghilang pergi dan tak akan pernah kembali lagi. Semua telah berubah. Hidup mereka dan bahkan diri mereka. Tak ada lagi canda tawa diantara keduanya. Semua yang tersisa hanyalah tangis dan besarnya rasa penyesalan yang keduanya rasakan.


Setiap kali matahari menyalurkan kehangatannya, rasa hangat itu tak pernah sekali pun mereka rasakan. Wajah-wajah lelah dan sedih selalu menyambut hari-hari keduanya. Tak ada sapaan manis dipagi hari, kecupan singkat, dan bahkan pelukan hangat ketika malam. Yang terjadi diantara keduanya hanyalah kebisuan yang mulai menerpa mereka saat dimana keduanya terbangun dari tidur lelap mereka di atas sebuah ranjang besar dengan tanpa mengenakan sehelai pakaian pun.


Andai saja hal semacam itu terjadi pada sepasang kekasih yang saling mencintai atau sepasang muda-mudi yang baru mengikrarkan janji suci mereka, pastilah hal seperti itu tak akan menjadi masalah yang besar. Tetapi sayangnya, kejadian itu menimpa seorang pria dan seorang wanita yang hanya menstatuskan diri mereka sebagai sahabat. Tak ada rasa cinta yang seharusnya dimiliki oleh sepasang kekasih yang keduanya rasakan. Dan karena itulah semua berubah menjadi buruk.


Tak lama setelah kejadian buruk itu terjadi, kedua orang tua mereka meminta mereka untuk segera meresmikan hubungan keduanya dalam sebuah ikatan suci pernikahan. Mereka tak dapat menolak karena bayang-bayang akan kejadian hari itu selalu terngiang dan tak akan pernah bisa mereka lupakan. Dan di sinilah mereka sekarang. Berada disebuah apartment pemberian orang tua mereka , saat malam setelah acara sakral pengucapan janji suci berlangsung.


Hari-hari mereka lalui dengan tak mengucapkan sepatah kata pun. Setiap kali mereka bertatap muka, pasti rasa tak nyaman menyeruak ke dalam hati mereka. Membuat mereka bagaikan orang asing yang diharuskan untuk tinggal di bawah atap yang sama. Begitu pun dengan hari ini. Sama seperti sebelumnya, sosok wanita yang telah berganti nama menjadi nyonya Tuan itu selalu disibukan dengan berbagai macam peralatan serta bahan makanan di dapur. Walaupun ia tak memiliki rasa cinta pada sahabat yang kini telah berganti status menjadi suaminya itu, tetapi wanita itu tetap melakukan tugasnya sebagai seorang istri dengan baik. Mulai dari menyiapkan makanan, menyiapkan pakaian kerja yang akan dikenakan, sampai dengan merapihkan tempat tinggal mereka.


Dan di sinilah ia berada. Di dapur apartmmentnya dengan apron biru yang melindungi pakaian yang dikenakannya dari noda-noda yang akan mengotori pakaiannya. Wanita itu meletakkan hal masakannya yang telah matang ke atas meja. Tak lupa juga dengan dua cangkir teh yang selalu ia siapkan untuk dirinya dan suaminya di pagi hari. Bersamaan dengan cangkir teh yang ia letakkan di atas meja, sosok pria bermarga Tuan itu datang dengan mengenakan setelan jas hitam serta kemeja berwarna putih. Pria itu menempati kursi yang biasanya ia tempati dengan seulas senyum begitu melihat menu makanan yang telah tersaji di atas meja. Namun senyum itu berangsur menghilang begitu sosok wanita yang telah menyiapkan seluruh hidangan tersebut telah bergabung dengannya di meja makan.




Secara otomatis keadaan ruangan itu menghening. Tak ada suara lain selain suara hantaman antara sendok dengan piring, cangkir dengan meja, dan gesekan ringan antara pisau dengan garpu. Kedua makhluk itu sama-sama membungkam mulut mereka. Hingga sampai dimana sosok wanita yang sedari tadi tengah sibuk dengan sarapannya membuka pembicaraan pertama mereka dipagi itu.


“Mark.”


Pria itu mengangkat kepalanya. Menatap sosok wanita yang tengah menatapnya dengan ragu.


“nanti malam orang tua ku akan datang. Ku harap kau bisa sampai lebih awal..”



o O O O o



Rahangnya sama-sama mengeras. Tangan keduanya juga terkepal. Serta mata-mata mereka yang saling menatap dengan emosi terpancar.


“lalu bagaimana? Aku telah mengakui kesalahan ku dan aku juga telah meminta maaf _____!”


“a-apa? Apakah dengan kau meminta maaf itu berarti telah menghilangkan kekecewaan mereka? Mark! Orang tua ku datang karena mereka ingin bertemu dengan kita. Lalu kau? Kau lupa?? K-”


“STOP! Aku ini suami mu _____! Tak seharusnya kau berkata seperti itu?!” Potong Mark cepat sebelum _____ dapat menyelesaikan ucapannya.


Wanita itu menatap Mark terkejut. Pasalnya kali itu merupakan kali pertama baginya mendapat bentakan dari pria tersebut. Ia tak pernah menyangka bahwa sosok sahabat yang telah menjadi suaminya itu dapat meneriakinya seperti itu.


“M-Ma..rk. k-kau.....”


Wanita itu menatap Mark dengan tubuh yang sedikit bergetar. Nafasnya juga sedikit memburu dengan pelupuk mata yang telah digenangi oleh air matanya yang telah siap untuk melesat jatuh membasahi pipinya.


Mark yang menyadari bahwa wanita di depannya tengah mencoba bertahan dengan tak meneteskan satu tetes air mata pun kini merasa begitu bersalah. Ia hendak meraih dan merangkul wanita bermarga Quán itu, tapi wanita itu menolaknya dengan melangkah mundur dan sejurus dengan itu ia pergi dengan memabwa kunci mobilnya.


“_____!”


_____ mendengar panggilan Mark. Tetapi ia begitu terkejut dan tak mampu mengendalikan emosinya hingga ia lebih memilih untuk tak menghiraukan panggilan itu dan tetap berlari menuju pelataran apartment dan segera mengendarai mobilnya meninggalkan tempat tersebut.


Di dalam mobil sedan yang dikendarainya, isak tangis masih terus memenuhi kendaraan kecil itu. _____ masih terisak dan dirinya masih begitu terkejut atas bentakan yang ia terima dari Mark. Ia masih tak menyangka bahwa pria itu dapat membentaknya setelah apa yang telah pria itu lakukan. Ya. Pria itu melupakan janji bertemu dengan orang tuanya. Dan parahnya, Mark melupakan itu karena ia bertemu dengan Stefany. Kekasihnya terdahulu. Dan _____ mengetahui hal itu dari salah satu sahabatnya yang tak sengaja melihat Mark dan Stefany disalah satu restaurant dekat kantornya.


_____ masih terus mengendarai mobilnya. Membiarkan kendaraan kecilnya itu melaju menembus keramaian dengan tanpa tempat tujuan. Menurutnya lebih baik seperti itu dibandingkan bila ia harus tetap berada di apartmentnya dan terus melihat wajah Mark yang saat itu tak ingin ia lihat.


Sementara itu, Mark yang masih berada di apartmentnya hanya diam dan tak melakukan apa pun. Ia menyandarkan tubuhnya pada dinding apartment dengan dirinya yang cukup berantakan. Jas yang sebelumnya ia kenakan, kini telah terlepas dan tergeletak dilantai apartment. Kemeja putih yang sebelumnya terkancing sepenuhnya, kini tak lagi. Dua kancing teratasnya sudah tak terkait dan kancing pada bagian tangannya juga sudah tak terkait. Rambut kecoklatan yang sebelumnya tertata dengan rapih, kini sudah tak lagi.


Pria itu kini terlihat tak manusiawi lagi saat setelah _____ pergi dari tempat tinggal mereka itu. Entah apa yang pria itu –Mark- rasakan. Tapi yang jelas, saat ia melihat _____ pergi begitu saja, ia merasa menjadi laki-laki terjahat di muka bumi ini. Ia merasa telah menjadi seorang suami yang gagal.


Mark mengacak rambutnya dan sebuah erangan kencang lolos begitu saja dari mulutnya.



o O O O o



Matahari telah bertengger dengan sangat apik di atas langit. Cicitan-cicitan burung telah terdengar menjadi irama pengiring dipagi hari itu. Serta langit yang berwarna biru semakin mempercantik keadaan pagi itu.


_____ membuka pintu apartmentnya. Ia berjalan masuk dengan keadaan lelah. Wanita itu meletakkan kunci mobilnya pada meja ruang tengah dan berjalan menuju dapur guna mengambil air dan menghilangkan rasa dahaganya. Setelah menenggak habis cairan bening tersebut, _____ meletakkan gelas yang ia gunakan di atas meja makan dan hendak pergi menuju kamarnya untuk membersihkan diri. Namun saat ia akan membuka pintu, suara berat seseorang terdengar dan secara otomatis membuat ia menghentikan gerakan tangannya.


“_____.”


_____ tak lantas membalikan tubuhnya dan menatap sosok itu. Ia lebih memilih untuk tetap diam dengan posisi membelakangi sosok itu.


“darimana saja kau? Kenapa kau baru pulang?” Tanya sosok itu lagi dengan khawatir.


“_____, kenapa kau diam? Apakah.....”


“aku lelah Mark. Aku ingin beristirahat. Dan, maaf karena pagi ini aku tak membuatkan mu sarapan pagi.” Balas _____ cepat. Dengan tanpa membuang banyak waktu lagi, wanita itu segera membuka pintu kamarnya dan megunci dirinya di sana. Pagi itu, ia tak ingin melakukan apa pun selain mengistirahatkan tubuhnya. Ia tak ingin berbicara dan bahkan bertatap muka dengan Mark.


“maaf Mark.. ku rasa saat ini lebih baik kita seperti ini dulu.”



o O O O o



Mark masih terus bertahan duduk di depan sebuah layar besar dengan berbagai grafik yang tergambar di sana. Pria itu, walaupun sejak pagi tadi terus melihat layar datar tersebut tetapi hingga siang hari ia sama sekali tak mengerti bahkan mengetahui grafik apa yang masih terus dipandanginya. Pikirannya terlalu penuh dengan sosok _____ Quán yang merupakan istrinya. Dan bayang-bayang akan sosok wanita itu menghilang begitu saja saat ponselnya berdering dan nama Stefany tertera pada layar benda tersebut.



From : Stefany

Apakah kau sudah makan? Bagaimana kalu kita makan bersama. Aku menunggu mu di Glove Léaf Resto. Sampai bertemu...



Mark tersenyum begitu ia telah selesai membaca pesan singkat yang ia dapatkan dari wanita yang sebenarya masih begitu ia cintai. Namun kejadian malam itu membuat ia harus merelakan wanita itu pergi serta merelakan jalinan asmara yang telah mereka rajut selama hampir tiga tahun itu. Dan dengan gerakan cepat, mark segera meraih jasnya yang tersampir pada kursi yang didudukinya dan segera pergi meninggalkan ruang kerjanya.



Glove Léaf Resto
12.40


Mark dan Stefany masih asik dengan hidangan makan siang yang merak pesan. Keduanya juga terlarut dengan canda tawa riang yang berhasil menarik perhatian beberpa pengunjung lain yang duduk tak jauh dari mereka. Bahkan tak jarang ada pengunjung lain yang memuji keromantisan yang keduanya tunjukan antara satu dengan yang lainnya.


“andai saja.. malam itu tak terjaid. Mungkin saat ini aku lah yang akan berada disisi mu Mark.” Ujar Stefany tiba-tiba yang berhasil membuat Mark menghentikan kegiatan makannya.


Pria itu secara refleks mengangkat kepalanya dan menatap wanita cantik yang tepat duduk di depannya. Dan dari matanya, Mark dapat melihat kesedihan serta kekecewaan yang wanita itu rasakan atas insiden yang membua ia dan Stefany tak dapat bersatu. Dan tiba-tiba saja, perasaaan aneh muncul dan membuat ia merasa tak nyaman. Mark merasakan ada sesuatu yang memukul dadanya hingga menimbulkan rasa sesak yang begitu tak ia sukai.


“Stefany, a-”


“Stefany...”


Suara lain terdengar memanggil nama Stefany. Dan panggilan itu berhasil menginterupsi Mark serta Stefany untuk melihat sosok lain yang ternyata telah berdiri tepat di samping meja mereka.


“maaf.. karena aku semua ini terjadi. Tapi kau tak perlu khawatir. Kau akan bisa kembali lagi dengan Mark. Aku janji itu.”


Sosok itu mengakhiri ucapnnya dengan melepaskan sebuah cincin yang melingkar dijari manisnya. Ia meletakkan benda itu di atas meja dan kemudian segera berbalik dan pergi meninggalkan tempat tersebut.


“_____!” Mark memanggil wanita tersebut. Dengan tanpa berpikir panjang, ia meraih cincin yang baru saja ditinggalkan _____ di atas meja dan berlari pergi mengejar _____ yang saat itu telah berjalan jauh meninggalkan tempat tersebut.


_____ telah melangkah jauh meninggalkan tempat tersebut dengan tangis yang entah kenapa tak dapat dibendungnya. Ia tak tahu kenapa rasanya begitu sakit ketika cincin yang berada dijari manisnya harus ia lepaskan dan ia tinggalkan. Bahkan ia juga tak mengetahui bagaimana perasaannya saat itu. Apakah ia menangis karena sedih ataukah ia menangis karena senang?


“kenapa aku malah menangis?” Gumamnya lirih.


_____ tetap melangkahkan kakinya dan membiarkan dirinya menjadi pusat perhatian beberapa orang yang juga tengah berjalan didekatnya. Ia juga tak keberatan saat mendengar segelintir dari orang-orang itu yang membicarakannya begitu ia lewat. Ia sama sekali tak memperdulikan hal itu karena yang tengah ia pedulikan kini adalah perasaannya yang tak ia mengerti. _____terus melangkah hingga sampai dimana seseorang menarik lengannya dan membuat ia langsung berbalik menghadap sosok tersebut. Wanita itu mencoba untuk melepaskan lengannya dari cengkraman sosok tersebut. Namun usahanya sama sekali tak membuahkan hasil apa pun karena sosok tersebut masih mencengkram lengannya dan tak mau melepaskannya.


“Mark lepaskan!” Titah _____. Ia masih mencoba untuk melepaskan tangan sosok itu dari lengannya. Namun usahanya tetap tak membuahkan hasil apa pun.


“kenapa kau pergi?” Tanya Mark yang sama sekali tak mengindahkan ucapan _____.


_____ menarik nafasnya dan secara kasar kembali menghelanya. Ia tak ingin menjawab pertanyaan pria itu karena ia sendiri tak tahu jawabannya. Ia tak tahu kenapa ia pergi dan kenapa ia harus menangis setelahnya.


“Mark, lebih baik kau kembali. Temani Stefany. Aku tak mau ia semakin bersedih karena semua ini.”


“tidak. Aku tak akan kembali karena Stefany hanyalah masa lalu ku. Kau adalah istri ku _____. Jadi aku tak akan meninggalkan mu dan kembali pada Stefany.”


Mendengar ucapan pria itu tak lantas membuat hati seorang _____ Quán menjadi senang. Malah ucapan pria itu membuat rasa marah kembali mencambuk dirinya dan membuat ia langsung menepiskan tangan pria itu dari lengannya dengan kasar dan menatap pria itu dengan tatapan tajam.


“MARK! Dalam hal ini tak hanya kita saja yang tersakiti, tapi Stefany juga. Dan seharusnya kau mengerti kalau Stefany adalah korban yang paling merasakan rasa sakit diantara kita!”


“tapi _____,”


“hari ini aku tak akan pulang. Aku ingin menenangkan diri ku. Dan untuk makan malam mu, kau bisakan untuk sementara waktu memesannya dari restaurant yang berada di depan jalan.”



o O O O o



Mark melepaskan dasi yang mengikat pada kerah kemejanya dan meletakkannya pada meja ruang tengah. Pria itu baru saja sampai dan langsung mengistirahatkan tubuhnya disofa. Ia menyenderkan tubuhnya dan merebahkan kepalanya. Matanya terpejam dan nafasnya terhembus dengan begitu lelah.


Ia berusaha untuk tak hanya mengistirahatkan tubuhnya, tetapi ia juga berusaha untuk mengistirahatkan pikirannya yang teraasa begitu penuh hingga membuat kepalanya terasa pening. Tak hanya itu saja, ia juga tengah berusaha memberikan ruang untuk hatinya yang tengah kacau. Kejadian siang tadi benar-benar memberikan cambukan yang besar untuk dirinya. Ia tak tahu kenapa ia harus berlari mengejar _____ dan meninggalkan Stefany yang merupakan wanita yang dicintainya. Ia juga tak tahu mengapa rasanya begitu sakit ketika mendapati bahwa _____ menangis setelah pergi meninggalkannya. Ia tak tahu kenapa ia menjadi seperti saat itu.


“sebenarnya apa yang terjadi pada ku???”



o O O O o



Di dalam sebuah ruangan yang gelap, seorang wanita tengah terisak dengan memeluk erat kedua lututnya. Wanita itu menenggelamkan wajahnya diantara kedua kakinya yang ia peluk. Sejak ia tiba beberapa jam yang lalu, wanita itu tak henti-hentinya menangis dan terus menangis. Bahkan ia tak mengganti pakaiannya atau setidaknya mencuci tangannya terlebih dahulu. Setibanya di tempat itu, ia langsung terjatuh dan semakin menangis dengan kencang.


Dan disaat tangisnya sudah mulai mereda, getar ponselnya berhasil menarik perhatian wanita itu. Ia merogoh saku blezernya dan mengeluarkan ponsel berwarna putih miliknya. Ia menatap layar benda itu dengan wajah sedihnya. Sebuah panggilan dari seseorang bernama Mark Tuan menjadi pusat perhatiannya saat itu. Wanita itu sama sekali tak melakukan apa pun sampai pada akhirnya getar ponsel itu berhenti dan layar ponselnya tak lagi menampilkan nama Mark Tuan.


Wanita itu kemudian menghela nafasnya begitu panggilan tersebut terputus. Sejenak ia tatap layar benda tersebut. Ia tak melakukan apa pun selain hanya memperhatikan wallpaper yang terpasang pada ponselnya. Sebuah gambar dengan dirinya yang mengenakan gaun putih panjang yang seharusnya ia kenakan bersama dengan sosok yang ia cintai. Tapi sayangnya itu hanya sebuah keharusan yang hanya ada di dalam angan-angannya. Karena ketika ia mengenakan gaun tersebut, sosok pria yang mendampinginya bukanlah sosok pria yang telah menjalin hubungan dengannya hampir lima tahun itu.


Ya.. pria yang mendampinginya adalah Mark Tuan. Seorang pria yang notabene-nya merupakan sahabatnya sejak kecil. Namun hal yang membuatnya semakin bersedih adalah saat dimana ia memberitahukan tentang perihal pernikahannya dengan Mark yang membuat pria itu begitu terkejut. Bagaimana tidak? Pasalnya sehari sebelumnya, hari dimana wanita itu tengah merayakan ulang tahunnya, ia dan wanita itu masih dalam keadaan baik-baik saja. Mereka masih tertawa bersama bahkan berbagi ciuman manis. Tapi kenapa keesokan harinya wanita itu malah memintanya untuk mengakhiri hubungan mereka dengan memberitahukan bahwa ia akan menikah dengan Mark, sahabtanya.


Pria itu begitu marah dan tanpa mengucapkan sepatah kata pun ia langsung pergi meninggalkan sosok wanita itu. Ia pergi meninggalkan café tempat dimana wanita itu mengakhiri hubungan mereka dengan sedikit berlari. Dan tepat dipersimpangan jalan, tubuhnya terhempas begitu saja setelah ditabrak sebuah truk bermuatan cukup besar dengan pengendaranya yang berada dibawah pengaruh alkohol. Dan kejadian itulah yang semakin membuat wanita itu bersedih dan membuat ia tak dapat memaafkan dirinya sendiri.


Dan tepat saat isakannya kembali muncul, benda berwarna putih itu kembali bergetar. Namun kali ini sebuah pesan singkatlah yang wanita itu terima. Ia mengangkat kepalanya yang sebelumnya kembali tertunduk dan menguspa layar benda tersebut. Ia membaca kata demia kata yang tertera pada layar ponselnya.



From : Mark Tuan

Kenapa kau tak mengangkat panggilan ku? Apakah kau baik-baik saja?



Wanita itu meletakkan ponselnya di samping tubuhnya. Ia sama sekali tak memiliki niatan untuk membalas pesan tersebut. Saat itu, ia benar-benar ingin menenangkan dirinya. Ia tak mau melakukan apa pun yang berhubungan dengan kehidupan rumah tangganya. Ia hanya ingin diam dan mungkin menangisi kisah hidupnya yang telah Tuhan tentukan.


“maaf Mark. Aku butuh waktu untuk semua ini...”



o O O O o



Hari demi haru terus berlalu. Dan hari itu genap satu minggu untuk _____ tak kembali ke tempat tinggalnya. Wanita itu masih lebih memilih untuk bersembunyi disuatu tempat yang tak diketahui oleh siapa pun. Walaupun Mark –suaminya- telah sering sekali menghubunginya dan menanyakan letak keberadaannya, tapi wanita itu tak pernah sekali pun mengangkat atau bahkan memablas pesan singkat pria itu. Dan dihari ketujuh setelah kepergiannya, akhirnya _____ memutuskan untuk kembali ke apartmentnya.


Dan siang ini, di sanalah ia berada. Di depan sebuah pintu di dalam bangunan tinggi disalah satu jalan utama ibukota. _____ menekan beberapa digit angka yang menjadi kode pintu apartmennya. Dan setelah ia berhasil membuka pintu tersebut, wanita itu langsung berjalan masuk dan tak lupa ia kembali menuutp pintu apartmennya. Ia berjalan menuju kamarnya. Ia merebahkan tubuhnya di atas ranjang dengan tangannya yang terus memegangi sebuah map berwarna coklat yang sedari tadi terus dibawanya.


Ia menatap map itu. Dan sejurus kemudian, ia bangkit dari ranjangnya menuju kamar mandi. Ia membersihkan dirinya dan tak lama ia keluar dari ruangan tersebut dengan pakaian santai yang biasanya dipakainya. Wanita itu kembali menduudkan tubuhnya di atas ranjang dengan mengeringkan rambut panjangnya yang basah. Masih dengan handuk putih yang ia usapkan pada kepalanya, wanita itu kembali meraih map coklat yang sebelumnya ia simpan di atas nakas kecil di samping ranjangnya. Ia menatap map tersebut. Dan tak lama sebuah helaan panjang terdengar darinya begitu seseorang mengetuk pintu kamarnya.


_____ meletakkan handuk putih yang tengah ia gunakan ke atas ranjang. Ia kemudian bangkit dari duduknya dan berjalan menuju pintu kamarnya guna membuka pintu terseut. Dan saat pintu itu terbuka, sosok seorang pria-lah yang ia temukan di sana. Sebenarnya, tanpa harus membuka pintu tersebut, _____ sudah tahu siapa sosok orang yang mengetuk pintu kamarnya. Karena di dalam apartment itu, ia hanya tinggal bersama dengan suaminya, Mark.


“Mark..”


“_____, kau sudah kembali?” Tanya pria itu.


Mark menatap _____ tak percaya. Dari sorot matanya terlihat sekali bahwa pria itu merasa senang telah menemukan kembali _____ di dalam apartment mereka. Namun _____ tak mau berharap banyak hanya karena sorot mata pria itu.


“iya.. mm Mark. Ada yang ingin aku berikan. Bisakah kita bicara sebentar?”


Mendengar permintaan tersebut, Mark menatap _____ dengan tatapan penuh tanya. Tapi walaupun begitu, pria itu tetap mengiyakannya.


“kalau begitu, kita bicara di ruang tengah. kau pergilah lebih dulu.”


Dan untuk kesekian kalinya, pria itu menurutinya. Ia berjalan lebih dulu menuju ruang tengah dengan _____ yang kembali masuk ke dalam kamarnya dan kemudian tak berapa lama, wanita itu berjalan mengikutinya dengan map coklat yang tadi terus saja dipandanginya.


“ada apa?” Tanya Mark begitu _____ telah bergabung dengannya disofa ruang tengah.


_____ tak lantas menjawab pertanyaan tersebut. Ia terlebih dulu menarik nafasnya dalam dan menghembuskannya dengan pelan. Kemudian ia menyerahkan map coklat yang sebelumnya ia sembunyikan di balik tubuhnya pada Mark. Sementara Mark, pria itu malah menatap _____ dengan tatapannya yang terlihat semakin bingung. Ia mengambil map coklat tersebut dari tangan _____. Namun ia tak lantas membukanya. Ia hanya memperhatikan map coklat tersebut sejenak dan kemudian kembali menatap _____ dengan tatapan meminta penjelasan.


“kau pasti tahu kalau dalam kejadian malam itu tak hanya aku dan kau saja yang tersakiti. Tetapi Stefany dan bahkan Sam juga tersakiti. Bahkan mungkin mereka yang jauh lebih merasa sakit dibandingkan kita. Dan kau sendiri tahu, seberapa sakitnya rasa itu sampai membuat Sam pergi untuk selamanya.”


_____ menjeda ucapannya. Ia memejamkan kedua matanya dan kembali menarik nafasnya lebih dalam lagi.


“lalu..”


“dan aku telah menemukan jawaban atas permasalahan itu Mark. Dan jawabannya ada di dalam map yang kau pegang.” Sambung _____. Ia mengangkat kepalanya dan menatap pria itu dengan penuh keberanian serta keyakinan.


Mark yang awalnya masih menatap _____, berangsur mengalihkan tatapannya pada map yang berada digenggamannya. Ia secara perlahan membuka lilitan tali pada map tersebut dan mengeluarkan selembar kertas yang tersimpan di dalam map tersebut.


“Mark.. mari kita bercerai.”




E  N  D





 happy birthday gigsent.. happy birthday gigsent.. happy birthday.. happy birthday... happy birthday gigsent *singing with abang angel, Leeteuk oppa*
because today is a special day, so i will talk with our beloved language because i wanna say so many things to all of you guyss hehehe....

pertama-tama, aku mau ngucapin selamat kepada GIGSent Fanfiction yang kini telah berusia tiga tahun!! wahhh.. gak kerasa ya, kita sudah tiga tahun menemani kalian dengan update-an gaje yang mungkin bikin kalian pingin ngelemparin kita pake sepatu bekas (-_-v)
dan di anniv yang ketiga ini, seperti tradisi-tradisi sebelumnya, kita akan membuat party kecil-kecilan untuk kalian semua. jadi ditunggu aja ya...

dan mungkin kalian udah baca juga dua postingan yang pertama kali di update dihari ini. yap! yang ucapan selamat dan juga semacam questions of life gitu deh.. gimana-gimana menurut kalian??? pasti kalian nganggep kita gila yah? atau kalian nganggep kita makhluk alien yang lagi nyamar di bumi? hah... semoga enggak ya... soalnya ya, kita itu kayak gitu. kita gak seserius yang kalian pikir dan kita juga gak segila yang kalian pikir. jadi gimana yah.. pokoknya kita ordinary banget deh!!

oke... back to this fict! jujur yah.. seperti tahun-tahun sebelumnya. kita update fanfict kayak gini pasti ada undiannya. maksudnya, dari beberapa fanfict yang akan kita update, semuanya berdasarkan undian! fanfict yang pertama diupdate itu yang diundikan adalah genrenya.. dan untuk yang selanjutnya merupakan hasil undian untuk karakter pemainnya! gila kan??? yah.. tapi gitulah kita. selain buat asik-asikan. tapi juga biar kita bisa berkembang *cielah apa ini? berkembang???* dan walaupun ada campur tangan si undian, tapi aku berharap kalian terhibur dengan party kecil-kecilan yang kita buat ini hehehe.

mmm.. karena ini udah panjang dan bahkan cukup panjang. jadi lebih baik aku segera pamit. yang terakhir, semoga kalian terhibur dan jangan sampai kelewat ya party-nya.....감사합니다 ^^ 

Comments

  1. Awal bacanya sih agak bingung, jln critanya sbnarya gmn sih? Ap lg gk ada nm Oc nya. Jd q pke nama Korea q sj "Sung Hyun Yoo" *(lain kali klo author gk ada ide Oc, pake nama q aja.. Hahah )
    Dan akhirnya smua terjawab d detik2 sebelum end. Agak nyesek sih...tp knp mesti End gitu? Gk ada pertimbangan kh buat Tbc aja? Apalg Mark blm jwb "yes or not"
    *(biasaa...penyakit para reader, sll minta sequel =D ) hahah happy aniversry ^^

    ReplyDelete
  2. kamu bingung dimana? tapi bingungnya enggak sampe nyasar kan??
    kalo soal OC-nya, emang sengaja. biar yang baca bisa lebih meresapi kalo pake nama masing-maing hehehe.. mmm untuk saran nama OC, boleh tuh. nanti kapan-kapan aku pinjem nama korea kamu ya....

    kenapa mesti END? karena pasti waktu lagi diundi sama Salsa dan GSB, aku kebagian married life dan sad. jadi ya.. dari pada enggak jadi sad, mending aku akhirin disitu aja.
    dan untuk pertimbangan apakah ada jawaban dari Mark-nya... mmmm gimana yah??? kasih tau enggak yah....????
    intinya ditunggu aja ya.. aku gak mau spoiler di sini hehehe

    dan makasih untuk ucapan Happy Anniv nya... maaf ya baru bisa bales commentnya sekarang :)
    semoga kamu seneng dan terhibur di sini yahh ^^

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts