Do You Want Some Fluff? #4#
Valentine's Special Volume..
Valentine Oh Valentine
How's your valentine?
Present by:
Kim Dhira
Salsa
GSB
#1# Mark Tuan ā Hwang
Jiyeong
Sekumpulan gadis tengah berkumpul di sebuah taman setelah
kelas yang mereka ikuti berkahir. Gadis-gadis itu tengah duduk di bawah pohon
besar nan rindang dengan saling melempar canda. Gadis-gadis itu terdiri dari
Hwang Jiyeong, Shin Seul Bin, Park Eun Ra, dan Kang Minhyo. Keempatnya
merupakan mahasiswa tingkat akhir disebuah universitas terkemuka di Korea.
Walaupun mereka bukan berasal dari fakultas yang sama, tetapi keempatnya selalu
dapat menghabiskan waktu bersama setelah kelas hari itu berakhir.
Dan kini, keempat gadis itu lebih memilih untuk bersenda
gurau demi menghilangkan rasa penat di area taman dibandingkan tempat lainnya.
Pelajaran terakhir yang mereka hadiri benar-benar telah menguras seluruh tenaga
mereka. Bahkan membuat kepala Eun Ra berdenyut sampai-sampai gadis itu langsung
mengeluarkan kekesalannya begitu ia bertemu dengan teman-temannya.
Keempat gadis itu masih terus tertawa sampai tiba-tiba saja
tawa mereka menghilang bagaikan ditiup angin saat seorang pria datang dan
menyapa keempatnya. Pria itu tersenyum manis pada keempatnya. Namun gadis-gadis
itu malah membalasnya dengan senyum canggung. Hal itu terjadi karena mereka tak
mengenali siapa pria itu.
āoh Mark.. kau sudah datang?ā Jiyeong bangkit dari duduknya.
Gadis itu berdiri tepat di hadapan pria yang ia panggil Mark.
āoh iya, Mark ini teman-teman ku. ini Eun Ra, Minhyo, dan
Seulbin. dan kalian, ini Mark.ā
Pria itu membungkuk singkat. Ia kemudian memperkenalkan
dirinya singkat dengan masih menyunggingkan senyumnya yang berhasil membuat
sosok Minhyo tak berkedip.
ākarena Mark sudah datang, jadi aku pulang dulu. sampai
bertemu besok.ā Pamit Jiyeong pada
ketiga temannya. Gadis itu mengambil tasnya yang berada di bawah dan kemudian
berjalan beriringan bersama Mark setelah melambai singkat pada teman-temannya.
āsiapa pria itu? kenapa dia tampan sekali??ā Dengan memeluk
lengan Eun Ra, Minhyo menyuarakan pendapatnya setelah mobil yang ditumpangi
Jiyeong melaju pergi. Gadis itu masih terus menatapi jalan yang dilalui mobil
tersebut walaupun kini mobil itu sudah tak ada lagi.
ādia Mark. apakah kau tak mendengarnya.. dan, bisakah kau
melepaskan rangkulan mu ini. aku risih Kang Minhyo!!ā
Mendengar perkatan Eun Ra, Minhyo segera melepaskan
rangkulannya dengan kasar dan menatap temannya itu sinis. Lantas ia kembali
mendudukan tubuhnya mengikuti Seulbin yang telah asyik dengan ponselnya.
āmenyebalkan!ā Umpat Minhyo.
āyak apa yang kau katakan?? menyebalkan?? kau yang
menyebalkan??!ā Geram Eun Ra karena umpatan yang keluar dari mulut Mihyo. Ia
rasanya ingin memakan gadis itu atau tidak melemparnya ke laut terdalam.
āhei.. hei.. berhentilah! jangan memperpanjang hal kecil
seperti itu.ā Lerai Seulbin. Gadis itu sebelumnya tengah fokus pada ponselnya
dan karena pertengkaran tersebut, ia harus menghentikan sejenak apa yang tengah
dilakukannya itu demi untuk membuat kedua temannya berhenti.
Eun Ra mencibir. Gadis itu nampak tak senang. Namun ia tetap
menuruti perkataan Seulbin untuk diam dan tak lagi beradu mulut dengan Minhyo
yang saat itu lebih memilih untuk menyenderkan tubuhnya pada pohon di
belakangnya.
āapa yang sedang kau baca Seulbin-ah?ā
āah ini... aku sedang membaca percakapan antara aku dan
Jiyeong baru-baru ini. dan apakah kalian ingat ini??ā Seulbin memutar tubuhnya
dan memajukannya agar tak ada jarak yang jauh antara dirinya dengan Eun Ra dan
Minhyo. Ia perlihatkan rangkaian pembicaraan tersebut pada keduanya. Sontak
kedua gadis itu membulatkan matanya dan melempar pandang satu dengan lainnya.
āja.. jadi, pria itu. maksud ku Mark, dia teman... masa
kecil Jiyeong??ā
āya.. atau lebih tepatnya teman masa lalu yang terlupakan!!ā
Ucap Seulbin membenarkan Eun Ra.
ātapi, bagaimana bisa Jiyeong lupa pada Mark?? bukankah di
antara kita dia-lah yang memiliki ingatan paling baik? dan Mark.. ia tampan.
sangat tampan! kenapa bisa gadis itu melupakan pria tampan seperti Mark??ā
Heran Minhyo. Gadis itu masih tak dapat mempercayai apa yang baru saja
dibacanya. Ia tak menyangka bahwa pria tampan yang baru saja menarik
perhatiannya itu adalah teman masa kecil sahabatnya. Dan yang lebih membuat
gadis berambut panjang itu heran adalah bagaimana bisa Jiyeong melupakan pria
itu???!
āJiyeong memang memiliki ingatan yang baik, tapi hanya untuk
tugas atau materi yang diberikan dosennya. tapi untuk hal lainnya, sepertinya
gadis itu lebih buruk daripada Seulbin yang sering kali melupakan segala hal. seperti
saat ia lupa pada ice cream yang dibelinya hingga akhirnya ice cream itu
berubah menjadi cair beberapa hari lalu. dan satu lagi Minhyo-aa, Jiyeong
berbeda dengan mu. mungkin jika kau adalah Jiyeong, kau pasti tak akan
melupakan Mark. kau kan lebih mudah mengingat nama serta wajah pria yang TAMPAN
dibandingkan dengan tugas mu sendiri.ā Sindir Eun Ra yang berhasi membuat
Minhyo menerjangnya dan memberikan pukulan di lengan gadis itu.
āKAU!!!!ā
o O O O o
āMark..ā Panggil Jiyeong pada sosok pria yang tengah
menuntunnya ke suatu tempat yang tak dapat ia ketahui.
Masih dengan merangkul pundak Jiyeong, pria itu berdeham
sebagai jawaban atas panggilan Jiyeong.
āsebenarnya kita mau kemana? dan kenapa mata ku harus
tertutup?ā
Mark tersenyum saat mendengar pertanyaan gadis itu. Walaupun
gadis di sampingnya tak dapat melihat bagaimana wajah Mark yang memesona saat
itu. Mungkin jika Jiyeong dapat melihatnya, gadis itu pasti akan merona karena
ketampanan wajah Mark.
ānah.. kita sudah sampai.ā Ucap Mark begitu keduaya telah
sampai di sebuah tempat dengan pemandangan dari lampu-lampu yang sangat
menawan.
Mark melangkah maju meninggalkan sosok Jiyeong dengan
matanya yang masih tertutup. Ia berhenti
beberapa langkah di depan gadis itu. Kemudian berputar menghadap Jiyeong.
āMark... dimana kau?? apakah aku boleh membuka penutup ini?ā
Tanya Jiyeog.
Sejak Mark melepaskan rangkulannya, gadis itu ingin sekali
melepaskan kain penutup yang menutupi matanya. Namun ia tak kunjung
melakukannya karena ia takut pria itu akan marah andai saja ia membukanya
sebelum Mark memerintahkannya. Tapi setelah beberapa saat, akhirnya gadis itu
memutuskan untuk memanggil Mark dan bertanya pada pria itu. Namun setelah
pertanyaannya terlontar, ia tak kunjung mendapatkan jawaban apa pun hingga
akhirnya ia memutuskan untuk melepaskan ikatan pada kain tersebut.
Matanya masih terpejam begitu kain yang menutupi matanya
terlepas. Namun kemudian ia memicingkan matanya guna mengatur jumlah cahaya
yang masuk ke dalam mata agar ia dapat kembali menggunakan indernya tersebut
dengan baik. Setelah semuanya dapat terlihat dengan baik, sebuah musik mengalun
memasuki gendang telinganya dan bersamaan dengan itu lampu-lampu kecil yang
mengitarinya menyala dan menampakan sosok Mark yang tengah bersimpuh dengan
mawar merah digenggamannya.
āMa-rk..?ā
āJiyeong... aku menyukai mu. sejak malam itu, saat kita
kembali dipertemukan, aku sudah merasakannya. ya.. walaupun saat itu kau tak
mengingat ku. dan berkali-kali kau menyangkal kenyataan bahwa kita adalah teman
masa kecil, tetapi hal itulah yang membuat aku semakin ingin bersama mu. dan
kini, di malam hari kasih sayang ini, aku ingin kau menjadi kekasih ku Hwang
Jiyeong.. walaupun kau masih belum mengingat semua hal yang berhubungan dengan
kita saat kecil, tetapi ku mohon jangan jadikan itu alasan untuk kau menolak
ku. aku akan berusaha untuk membuat mu mengingat semuanya karena aku
benar-benar mencintai mu Hwang Jiyeong...ā
Mark meraih tangan Jiyeong. Masih dengan bersimpuh ia
menggenggam tangan kanan gadis itu dengan erat. Ia mencoba meyakinkan Jiyeong
yang nampak tak begitu percaya dengan pengakuan darinya.
āJiyeong..ā Mark kembali memanggil gadis yang telah berhasil
mengalihkan dunianya itu. Ia tengah menanti jawaban apa yang akan terlontar
dari bibir Jiyeong. Apakah akan membuatnya melompat kegirangan atau akan
menghancurkan hatinya. Namun apa pun jawaban yang akan diberikan Jiyeong atas
pengakuannya, ia harus bisa menerimanya walaupun mungkin hatinya sulit untuk
menerimanya.
Jiyeong melepaskan
genggaman tangan Mark dan membuat pria itu sontak menatap Jiyeong terkejut.
Pria itu lantas berdiri dengan terus menatap Jiyeong dengan pandangan yang
dalam.
āmaaf Mark... aku..ā
āaku tahu. kau tak usah mengatakannya lagi. mungkin ini
terlalu cepat untuk aku menyatakan perasaan ku pada mu. tapi yang jelas, apa
yang aku rasakan ini tulus. dan-ā
āMARK!!!ā
Jiyeong menarik nafasnya dalam. Ia mencoba untuk menormalkan
pernafasannya yang berantakan karena teriakan yang baru saja dilakukannya.
Semua itu ia lakukan untuk membuat pria di hadapannya berhenti berbicara.
Karena sebelumnya ia memanggil pria itu namun Mark tetap saja berbicara dan tak
memberikannya kesempatan untuk menyelesaikan ucapannya.
āMark.. aku belum selesai bicara!!ā Kesel Jiyeong. Ia
menghela nafasnya sebelum melanjutkan kalimatnya yang sempat terpotong oleh
Mark.
āMark maaf... maaf karena aku belum bisa mengingat masa
kecil kita. maaf atas apa yang aku lakukan saat pertemuan pertama kita. tapi
aku berharap kau mau terus membantu ku mengingat semuanya walaupun aku akan
sering menyangkalnya. Mark... aku juga
mencintai mu.ā
o O O O o
āhei tungguuu!!!!!ā Teriak Seulbin beberapa saat setelah ia
membuka akun sosial medianya.
Gadis itu segera berlari
menghampiri kedua temannya yang telah lebih dulu berjalan mendahuluinya.
Ia segera mengulurkan tangannya yang tengah menggenggam ponsel bermaksud untuk
menunjukan sesuatu yang tertera di sana.
āAPA???!!!ā Teriak Eun Ra dan Minhyo bersamaan begitu mata
mereka melihat sebuah foto yang tertera di layar ponsel milik Seulbin.
āapakah ini benar?? bagaimana bisa Jiyeong melakukan ini???ā
Tanya Minhyo yang masih tak percaya dengan apa yang tengah dilihatnya. Terang
saja gadis itu tak mempercayainya, karena sepanjang ia mengenal Jiyeong, gadis
itu sama sekali tak pernah ingin melakukan hal semacam itu. Maksudnya
mengupload foto dirinya ke akun sosial media dengan seorang pria yang tengah
merangkulnya serta sebuah mawar merah yang sangat bukan gaya gadis itu.
Seulbin hanya diam. Ia tak tahu harus menjawab apa. Ia juga
sama terkejutnya seperti Minhyo.
Eun Ra menghela nafasnya. Begitu pun dengan Minhyo yang
kemudian wajahnya berubah menjadi sedih.
ābaru saja aku ingin meminta tolong untuk di kenalkan dengan
Mark oleh Jiyeong. Tapi.. sekarang......ā Eun Ra yang mendnegar keluhan itu
lantas melayangkan tangannya dan mendaratkan kepalannya di puncak kepala Minhyo
yang berhasil membuat sahabatnya itu meringis keskaitan.
āPark Eun Ra! Apa yang kau lakukan??!ā
āyak! Seharusnya aku yang bertanya?? Apa yang kau lakukan??
Kenapa kau malah seperti itu?!ā
āaku... a-ā
āsudahlah jangan beralasan! Lebih baik kita segera ke rumah
gadis gila itu dan kita habisi dia di sana.ā Ucap Eun Ra dengan bersemangat.
Gadis itu menatap foto yang tertera di layar ponsel Seulbin dan berkata, āfoto
ini baru diupload lima belas menit yang lalu. Jadi jika kita bisa sampai di
rumahnya lebih cepat, kemungkinan kita akan bertemu dengan Mark juga semakin
besar.ā
āmaksud mu?ā Tanya Seulbin yang kini tengah kembali
menyimpan ponselnya ke dalam saku celana.
ālatar tempat di foto itu sepertinya jauh dari rumah
Jiyeong. Jadi walaupun mereka telah pulang sejak tadi, dapat ku pastikan kalau
kita yang akan lebih dulu sampai. Dan dengan begitu, kita akan bisa membuat
Jiyeong dan Mark.......ā Eun Ra menatap kedua sahabatnya bergantian dengan
tatapannya yang begitu licik. Kemudian ketiganya tertawa bersamaan seakan
mereka telah mendapatkan segudang emas sebelum akhirnya mereka bergegas menuju
mobil Seulbin.
#2# Kris Wu ā Jung Cheonsa
ā Gosh! Whatās so good about them?ā
Cheonsa
hanya memutar matanya, sama sekali tak menghiraukan Kris yang baru saja datang
membawa pesanan mereka āsegelas iced
chocolate dan segelas frappe
caramello. Pandangannya masih terpancang ke arah layar tab-nya, tepatnya pada sebuah video yang menampilkan lima orang
pria idolanya yang tengah berinteraksi dengan penuh karisma.
Meski
seluruh perhatiannya tersita pada video berisi lima orang yang tengah
bercoleteh riang di layar tab-nya, ia
masih dapat merasakan pandangan tajam Kris yang mengarah padanya. Ia bahkan
bisa merasakan hawa kurang baik yang menjalari tengkuknya.
ā
Cih..lihat pria berambut belah tengah itu, oh
my! Kau lihat pria bermata besar tadi? Ia terlihat seperti seorang
transgender bagiku.ā
Tak tahan
mendengar ocehan Kris, Cheonsapun mengalihkan pandangannya. Ia mendengus kesal
dan matanya menatap nanar pria di hadapannya. Pria itu baru saja menghina
Taehyun dan Jinwoo-nya! Cih, ia bahkan tidak pernah menghina Jessica atau Kwon
Yuri saat pria itu menyaksikan kedua wanita kesayangannya itu.
ā Apanya
sih yang bagus dari mereka? Meski mereka digabung jadi satupun, mereka tetap
tidak akan lebih tampan dariku,ā ucap Kris tanpa rasa menyesal.
Pria itu
mau mati ya?
ā Aku
tidak mengerti kenapa kau sangat menggilai mereka.ā Pria itu
menggeleng-gelengkan kepala, memamerkan ekspresi miris. Cihhā¦pria itu pikir ia
adalah pria paling tampan di muka bumi ini, huh?
Cheonsa
masih menatap tajam pria di hadapannya. Demi Tuhan, jika saja ia sedang tidak
berada di sebuah kafe yang banyak pengunjungnya, ia pasti sudah menjambak
rambut pria itu sampai tak bersisa sehelaipun di kepalanya. Ia memejamkan mata,
memperingatkan dirinya sendiri. Abaikan si brengsek itu, cukup hiraukan lima
pangeranmu, pikirnya dalam hati.
Ia
kembali menatap layar tab-nya.
Tersenyum begitu kelima anggota band bernama āWINNERā itu bersorak mengucapkan
selamat hari valentine dengan penuh suka cita. Tanpa ia sadari Kris terus
memperhatikannya sejak tadi. Pria itu benar-benar tak habis pikir, ia terus
mengerutkan dahinya, memicingkan matanya kemudian memutar matanya sambil
menghela panjang.
ā Serius
Cheonsa, kau menggunakan wi-fi kafe
ini hanya untuk melihat lima-pria-aneh-yang-entah-bagaimana-sangat-kau-gilai
itu mengucapkan selamat hari valentine?ā pria itu menatapnya dengan heran.
Memangnya seaneh itu ya? Cihh, pria
itu bertingkah seperti tidak pernah sangat idiot karena āall things about his lovely girlsā.
Cheonsa
mengabaikan Kris, ia sama sekali tidak ingin terlibat perdebatan. Ia meneguk iced chocolate-nya sambil menggerakkan
jari telunjuknya di atas layar tab.
ā Mereka
benar-benar norak,ā kata pria itu.
Cheonsa
memejamkan mata sebelum kembali menatap Kris. ā Setidaknya mereka melakukan
sesuatu yang tidak dilakukan seseorang,ā sahutnya menyindir.
ā Memang
apa hebatnya mereka? Mereka mengatakan itu di depan kamera. Mereka tidak
mengatakannya di depanmu sambil menatap matamu tanpa harus berpikir lebih baik
mati daripada bingung karena terlalu gugup.ā
Tepat
setelah pernyataan Kris, Cheonsa mengutuk dirinya sendiri. Ia belum siap
mendengar hal-hal aneh dari mulut pria itu. Hal-hal aneh yang kedengarannya
indah di dalam drama, tapi akan terasa begitu rumit jika Kris yang
mengucapkannya. Rasanya seperti ada hawa panas yang menjalari seluruh tubuhnya,
kemudian sensasi mencengkeram di berbagai bagian tubuhnya; telinga, wajah,
kepala, dada, dan perutnya yang membuat ia ingin menenggelamkan wajahnya di
bantal.
ā Aku
juga tidak memintamu untuk mengatakan apapun, kan? Jadi diamlah dan alihkan
pandanganmu.ā
Cheonsa
mengembuskan napasnya susah payah. Ia kembali menatap layar tab-nya, namun tidak seperti sebelumnya,
kini ia tidak bisa merasa tenang. Ujung jemarinya mendingin dan gemetar. Ia
berusaha mengendalikan dirinya, namun sia-sia saja.
Ia
menyerah. Ia mendengus keras sebelum memalingkan pandangannya ke arah Kris.
Pria itu masih memandanginya. Pantas saja ia merasakan hawa aneh di sekujur
punggungnya.
ā Kan
sudah kubilangāā ā
Bibir
Kris membungkamnya, menenggelamkan ocehan yang tak sempat ia selesaikan.
Gejolak aneh itu kembali datang dalam
jumlah jauh lebih besar. Benar-benar membuatnya membeku dan merasa panas.
Pria itu
melakukan pekerjaannya dengan sangat baik, ia terus membelai bibirnya tanpa
memberinya waktu untuk bernapas. Sensasi gatal menjalari ubun-ubun dan
merangkak turun menguasai wajahnya. Cheonsa tidak bisa melakukan apapun selain
memejamkan mata, menikmati setiap gerakan yang pria itu lakukan. Sial, ini
bahkan lebih menyenangkan daripada mendapat tiket konser gratis band
kesayangannya.
Kris
kembali menyapu bibir bawahnya, mengulumnya lembut sebelum menjauhkan wajahnya.
Dengan sebelah tangannya, pria itu menangkup wajahnya, mengusap pipinya pelan.
ā Aku
tidak yakin aku bisa mengatakannya,ā ujar Kris sambil berpikir keras. Matanya
terpejam. Menjadi romantis dan mengucapkan kata-kata romantis yang menjijikkan
bukanlah gayanya.
Setelah
cukup yakin Kris kembali membuka matanya. Ia menatap Cheonsa serius, membuat
gadis di depannya semakin gugup.
ā Happy valentine my valentine, Jung Cheonsa,
my angel, my everything.ā Setelahnya Kris menghela panjang.
Mendengar
ucapan seperti itu terucap dari mulut Kris, Cheonsa tak bisa menahan matanya
yang mengerjap beberapa kali. Ia menggigit bibir bawahnya. Seingatnya ia tidak
segugup ini saat mendengar ucapan itu dari band kesayangannya.
ā Kau
masih mau membandingkanku dengan lima orang pria payah itu? Sekalipun kau
menggabungkan seratus pria menjadi satu sekalipun, aku akan tetap lebih baik,
percaya padaku.ā Selagi Kris bicara, embusan napasnya terus mengempas lembut
membelai wajah Cheonsa.
ā Memang
apa yang membuat mereka lebih hebat dariku? Aku bahkan sudah mengucapkan hal
yang sama seperti yang mereka katakan di video tadi, versiku malah lebih baik,ā
tukasnya dengan rasa bangga.
Cheonsa
tak menjawab. Kali ini ia benar-benar tidak memiliki jawaban untuk pertanyaan
Kris. Walau sebenarnya bisa saja ia menjawab kalau lima pria itu memiliki suara
yang jauh lebih baik dari milik Kris.
ā Bahkan
kau tak bisaāā ā
ā Kalau
saja kau memberiku cokelat, boneka beruang yang besar, atau hadiah lainnya,
mungkin kau bisa lebih baik dari mereka,ā selak Cheonsa.
Kris
mendecak pelan. ā Aku bahkan bisa memberimu sesuatu yang lebih baik dari semua
itu.ā
ā
Benarkah? Tapi aku tidak melihat kau membeli sesuatu untukku. Berhenti membual
kalau membeli cokelat atau boneka saja tidak bisa.ā
ā Aku
heran, apa gunanya semua uang yang menumpuk di rekeningmu itu?ā lanjutnya
sambil memutar matanya.
Selagi
Cheonsa mengoceh, Kris hanya diam menyaksikan perubahan ekspresi gadis itu.
Ekspresi kesal, sinis, ingin muntah, semuanya.
ā Kau
mengomel hanya untuk cokelat dan boneka beruang? Seriously?ā Kris berdecak pelan, mengejek sikap kekanakan gadis
itu.
Cheonsa
mengalihkan pandangannya, walau tak bisa mengalihkan wajahnya sekalian.
Salahkan Kris dan tangan besarnya yang masih menangkup wajahnya.
ā Dengar,
aku bisa membelikanmu cokelat atau boneka beruang hanya dengan uang di
dompetku. Aku tak perlu mengeluarkan isi rekeningku hanya untuk barang-barang
seperti itu,ā ujar Kris dengan sisa-sisa senyum geli di wajahnya.
ā Kau
tahu apa gunanya semua uang di rekeningku?ā
Cheonsa
mendesah. Bisa tidak, pria itu langsung saja?
ā
Memangnya apa?ā
Kris
memajukan wajahnya, menatap Cheonsa lebih dekat, membuat gadis itu menahan
napasnya.
ā Itās for our futureāā ā Kris
menahan kata-katanya, ia menatap Cheonsa seksama. Mengamati wajah tercekat di
depannya.
āāāand our babies of course.ā Pria itu
mengusap wajahnya sebelum mengecup bibir Cheonsaālagi. Membungkam Cheonsa yang baru saja ingin menyuarakan
protesnya. Cheonsa memejamkan matanya, menikmati sensasi lembut dan hangat yang
pria itu berikan.
ā Bagi
semua orang, hari ini adalah hari valentine. But for me, as long as Iām with you everyday is valentine day,ā
bisik Kris di bibirnya.
Oh..sepertinya
Kris benar. Sekalipun seratus pria digabungkan menjadi satu, pria itu akan
tetap lebih baik. Kalau begitu apa hebatnya kelima orang personil band
kesayangannya?
Ckk, mereka bahkan tak pernah bisa
lebih baik dari pacarku. Astaga, apa yang kupikirkan? Lupakan! Sepertinya aku
mulai kehilangan akal sehatku. Damn Kris!
ā Jung Cheonsa ā
#3# Kang Minhyuk - Lee Ara
Suara bola basket yang memantul-mantul terdengar menggema
begitu aku masuk.
ākau mencariku?ā tepat sebelum garis lapangan, aku berhenti. Minhyuk āpria
yang menyuruhku datangāmelempar bola basket di tangannya sampai memasuki ring,
lantas menoleh padaku sambil tersenyum.
āyaā
āapa kita akan latihan basket lagi? Aku tidak bawa baju baāā
ātidak, aku mau memberimu sesuatuā potongnya cepat.
Aku mengikuti pria itu, duduk āselisih satu kursiā di undak
pertama bangku supporter. Ia menyeret tasnya dan mengeluarkan sesuatu.
ākau tahu ini hari apa?ā pria itu menyembunyikan sesuatu di
punggungnya. Cokelat. Sejujurnya aku tak mau besar kepala, tapi ini hari
valentine dan pria itu membelikanku cokelat? Kontan saja aku tersenyum.
Hanya karena pertanyaan itu, sekujur tubuhku terasa ngilu
āreaksi tubuhku benar-benar tidak kerenā. Aku mengangkat kepala, mencoba
bersuara, tapi sepertinya pita suaraku tertelan saking gugupnya.
āvalentineā dia menjawab sendiri.
Pria itu mengeluarkan cokelat dari balik punggungnya, tak
lupa sambil memamerkan senyuman maut yang terkenal seantero kampus. Ya.. pria
yang sedang menyerahkan cokelat padaku ini adalah Kang Min Hyuk. Idola nasional
Universitas Sogang. Ia adalah drummer band rock bentukan kampus āCN Blueā dan
termasuk salah satu senior aktif di klub basket. Popularitasnya yang luar biasa
membuat klub ini benar-benar ramai oleh gadis-gadis cantik. Jumlah anggota
perempuannya bahkan dua kali lipat lebih banyak dari yang laki-laki.
Tapi dari semua gadis-gadis yang berlomba mencuri
perhatiannya, justru aku lah yang dipasangkan dengan Minhyuk. Dia menjadi
mentorku sampai turnamen bulan depan. Dan dengan fakta itu, para anggota basket
putri yang datang dengan make up tebal mulai berguguran.
āLee Ara?ā
āoh.. ya..ā aku mengulurkan tangan dan mengambil cokelatnya.
Dengan debaran jantung menggila tentu saja. Saat itu, sejuta pertanyaan
berkerubung di kepalaku. Kenapa harus aku?
Wajahku pas-pasan, kemampuan otakku juga pas-pasan, dan yang
lebih penting aku tidak pernah menunjukkan ketertarikanku pada anak ini. Tidak
menunjukkan bukan berarti tidak suka, hanya sajaā¦. aku cukup sadar diri. Dengan
persaingan seketat itu, aku jelas akan terdepak di ronde pertama.
āterima kasihā aku berkata pelan, menyembunyikan wajahku
yang mulai bersemu.
ājadi kau suka cokelat? Igeā¦ aku punya banyakā tiba-tiba
saja sekotak cokelat di tanganku ditumpuk dengan 5 kotak yang lain. Aku menoleh
padanya, Minhyuk mengaduk isi tasnya sampai ke dasar dan mengeluarkan
permen-permen. Seketika itu juga sesuatu keras menghantam dadaku.
āaku tidak begitu suka makanan manisā ucapnya sambil
menyelipkan permen-permen lollipop di saku mantelku. ātapi semua perempuan itu tetap
saja memberiku iniā
Sekujur tubuhku yang ngilu itu pun terasa semakin ngilu.
Benar-benar memalukan. Bisa-bisanya aku berpikir dia menyukaiku. Bodoh.
āyahā¦ aku suka. Terima kasihā
ākalau begitu aku duluan ya.. sampai jumpa hari senin. Kita
harus berlatih lebih keras untuk turnamenā
aku masih bisa tersenyum ramah pada Minhyuk sampai pria itu keluar dari
ruangan ini. Sebelum akhirnya semua cokelat di tanganku kulempar ke lantai. Aku
terengah sendiri, merasa konyol.
I got nervous for nothing.
Aku ingin berteriak, mengeluarkan semua umpatan yang
bergumul di bibirku, tapi ruangan luas ini pasti akan membuat semua umpatan itu
menggema. Jadi aku langsung menyeret tasku dan berlari keluar.
*********
ākenapa kau meninggalkan semua cokelatnya?ā tidak seharusnya
aku membuka pintu sebelum mengecek intercom.
āa..akuā¦ aku sedang diet, aku lupa memberitahumu. Maafā
karangku. Aku tak mengira pria ini akan datang ke rumahku hanya karena
cokelatnya kutinggal. Minhyuk masih memakai jeans dan kaos yang tadi, mungkin
dia hanya pergi sebentar ke kantin dan kembali ke ruang olahraga, harusnya aku
membuang cokelat itu di tempat lain.
ātadi aku kembali ke ruang olahraga karena kukira kau masih
disana, ada satu kotak lagi yang tertinggalā
Ada satu kotak lagi
yang tertinggal? Dasar manusia tidak tahu diri! Dia pikir aku tempat penitipan?
Tanganku mengepal.
āmaaf, tapi menurutku tidak seharusnya kau memberikan itu
semua padaku. Aku merasa kasihan dengan semua penggemarmu, lagipulaā¦ā¦..ā
ātapi yang tertinggal ini benar-benar dariku,ā potongnya
sembari mengulurkan kotak kecil berwarna merah. Aku terdiam.
āAmbillahā ia mengulurkan kotak itu lebih dekat. Aku
menghela napas, menaruh harapan pada pria semacam Kang Minhyuk adalah hal yang
sia-sia. Dia pasti membeli ini sebagai ungkapan maaf. Aku yakin dia tahu benar
kalau aku merasa dipermainkan. Entahlah, tapi sepertinya dia cukup
berpengalaman untuk tahu perasaanku.
Aku pun mengambil kotak itu dan langsung membukanya.
kosong.
Aku setengah
tersenyum. Konyol, dia benar-benar konyol.
āterima kasih untuk kejutannyaā ujarku skeptis. Lalu
melangkah mundur dan meraih pinggir pintu, bersiap menutupnya. Namun belum
sempat pintu itu berayun, Minhyuk ikut melangkah masuk sambil menahan pintu
rumahku.
āLee Ara, lalu apa jawaban dari kejutanku?ā
āmaksudmu?ā aku benar-benar tak mengerti. Apa maunya?
ājawabannya apa? Aku tak akan pergi kemana-mana sebelum
mendengar jawabannyaā Apapun isinya, apa mungkin benda itu terjatuh?
Aku mengulurkan kotak itu di depan wajahnya, āapa yang harus
kujawab? Ini kosongā
Minhyuk segera mengambil alih kotak itu, mengecek isinya
dengan panik. Aku bersedekap. Ya.. dia seniorku, dan ya.. seharusnya aku
bersikap lebih sopan. Tapi aku tak bisa lagi menahan diri. Sikapnya benar-benar
membuatku muak. Drama favoritku sedang tayang dan aku melewatkannya gara-gara
idola kampus yang demi Tuhan sudah tidak kuidolakan lagi.
ākau membuang waktuku, pergilah!ā
āsungguh! Kotak ini tidak kosong, aku meneriakkan āmaukah
kau jadi pacarkuā disini tapi sepertinya kotak ini malu memperdengarkannya
padamuā
Ya Tuhan!
Aku tak tahu harus tersenyum lebar atau malah memukul
kepalanya dengan kotak itu. Dia benar-benar senior keren yang sinting. Aku bisa
merasakan lututku yang mulai bergetar, juga reaksi tidak bagus āngiluāyang
mulai menggerogoti sekujur tubuhku.
ājadi berapa lama kau mau ber-euphoria sendiri?ā ucap pria
itu tiba-tiba, kali ini sambil bersedekap dan mengeluarkan senyuman mencibir. Setelah menggombal, apa ini sikap yang pantas
diperlihatkan? ākapan aku akan mendapat jawabanku?ā
āaku tak tahu kau sedang apa, Kang Minhyuk! Kau sedang
serius atau bermain-main?ā
ātentu saja aku sedang seriusā
āapa buktinya?ā
āmemangnya bagaimana cara membuktikannya? Kau mau kucium?ā
āYAH!!ā kali ini aku benar-benar memukul kepala senior keren
ātapi sintingā itu dengan kepalan tangan.
āitu buktinya. Karena cintaku ini tulus, aku tidak akan
membalasmuā ia mengulum bibir, tersenyum menahan rasa sakit. āsekarang jawab
aku!ā
āakuā¦ aku masih belum yakin. Bagaimana kalau ternyata kau
cuma mau mempermainkanku? Lagipula aku ini kan tidak ada apa-apanya dibanding
gadis-gadis yang mengejarmuā
āmemangā Minhyuk mengangguk. Pria ini benar-benarā¦ā¦. aku
menahan diri untuk tidak memukul kepalanya lagi. ātapi pada akhirnya yang
cantik akan kalah dengan yang menarikā
āaku? menarik?ā
āYa. Dan aku benar-benar tidak sabar lagi menunggu
jawabanmuā
āaku akan menjawabnya hari seninā
ātidak boleh. Kau mau membuatku tak bisa tidur nanti malam?ā
aku tahu sepenasaran apa Kang Minhyuk sekarang, tapi aku tidak bisa mengangguk
begitu saja. Untuk sekali ini, aku ingin menjadi misterius.
ābegini saja, jika kau menerimaku, bernapaslahā aku segera
menjepit hidungku.
ābagaimana cara aku menolakmu?ā
ājika kau menolakku, kau harus jalan jongkok dari sini ke
kampusā
āastaga, bagaimana mungkin aku melakukan itu?ā komplenku,
senada dengan tanganku yang menjauh dari hidung.
āNahā¦ kau bernapas!ā Minhyuk langsung memelukku tanpa
aba-aba. āYa Ampun , Lepas!ā
ājadi kau mau dipanggil apa sekarang?ā ucapnya, masih sambil
memeluk.
ābagaimana kalau kau melepasku dulu sebelum kita diskusi?ā
ābagaimana kalau āpacarā?ā
ānorakā
āyahā¦ sedikit. Tapi aku belum ada ide lain, āpacarā saja
ya..ā
āterserah! Sekarang lepas!ā dan akhirnya, Minhyuk melepasku.
Aku segera menarik napas panjang. Berlebihan? Tidak juga! Akibat rasa senang
yang menyesaki dada, juga pelukannya yang tiba-tiba, aku jadi kehabisan napas.
ākalau begitu, selamat valentineā¦ā¦ā Minhyuk mengedip, āā¦..
pacarā lanjutnya sebelum kembali memelukku erat. Sepertinya aku harus terbiasa
dengan pelukan tiba-tiba seperti ini. Well,
siapa yang keberatan?
END
Udah gumoh? Atau
mungkin udah siap-siap ke UGD buat ngecek keadaan jiwa? Atau ada yg butuh AQUA?
Kalo ada yg butuh AQUA segera datengin warung dan toko terdekat. Walau kita gk
tau isi fluff satu sama lain, tapi kita yakin bgt kalo konten di dalem ketiga
fluff di atas absolutely bikin gumoh..
Oh ya, mungkin ada yg
masih ngeloading apa sih istimewanya ādo you want some fluff?ā, biar kita kasih
tau deh. Beda sama proyek-proyek sebelumnya, do you want some fluff kali ini
dikerjain sama ketiga author gigsent yang cetar walau gak pernah terjamah dunia
luar.. Jadi awalnya proyek ini berasal dari isi kepala dan otaknya Kim Dhira. Tiba-tiba
aja dia nyuruh kita semua buat ngecek email, dan guess what? Apa yang dia
tulis? Dia tuh bikin surat penawaran gitu! Sumpah kaya salesgirl parah! Akhirnya
krna kepo akut sama konten di dalemnya, kita buka dong dan ternyata dia nawarin
ide briliannya. Dia bilang ā gimana kalo kita bikin do you want some fluff
khusus valentine? Tapi isinya punya kita bertigaā dan dengan sangat bahagia
kita nerima tantangan itu. And, here we are!!!! Do you want some fluff dengan
tiga cerita yg punya alur dan karakter yg beda-beda!!!
Jujur aja, aku(GSB)
cukup antusias sama proyek ini. Karena ya walau bikin kepala meledak, tapi aku
sadar sesadar-sadarnya kalau proyek macem ini sangat positif!! Proyek ini
bener-bener ngembangin kreativitas kita sebagai author.. Jadi ya, secara
personal aku sih berharap proyek kayak gini bakal ada lagi, yah... walau entah
kapan dan apa temanya.. semoga bakal ada lagi yah..
Oke deh, kayanya
cukup itu aja yg kita sampein... well, ini emang bukan yang terbaik dari kita
tapi semoga terhibur yah!!! Oke dadahh...
BIG MUAAACCCCHHHHHH!!!!
Kim Dhira, Salsa, GSB
Comments
Post a Comment