Let Love Lead part 7
āYu Jin-ssi, ikut ke ruanganku!ā
Aku dan Yesung saling melempar pandang, sebelum akhirnya mau
tak mau melangkah mengikuti bos super aneh itu.
āHanya Yu Jin,ā ucap James tanpa berbalik. Kami berdua
berhenti melangkah dan saling berpandangan lagi. Serius, apa yang ia inginkan
dariku?
āTapi kenapa hanya Yuāaww.ā Aku langsung menyikut perut
Yesung. Anak ini mau bunuh diri, ya? Bagaimanapun James adalah pemegang jabatan
tertinggi perusahaan ini. Ia tak butuh menjelaskan kenapa ia hanya memanggilku
pada karyawan yang baru diterima kerja kemarin.
āAku akan baik-baik saja,ā bisikku pelan, lantas kembali
mengikuti James sampai ke ruangannya.
**********
Ruangan ini terasa begitu segar. James yang terlihat serius
di depan laptop itu juga terlihat segar. Ya.. dia memang sangat dingin, tapi
justru aura dinginnya itulah yang membuatnya terasa menyegarkan. Aku sudah
pernah bilang jika pria ini adalah bos muda yang tampan, pintar dan berkarisma.
Tak perlu memiliki kemampuan membaca pikiran untuk mengetahui impian
terselubung semua karyawati di sini. Mereka menginginkan James, atau setidaknya
ingin dilirik sebagai lawan jenis olehnya. Tapi sikap James yang dingin dan
kaku seperti es balok itu memberikan kesan tak terjangkau. Seolah dia sudah
membangun tembok antara ia dan semua gadis di sini. Entah rasa
profesionalitasnya yang terlalu tinggi atau memang ia tidak suka perempuan. Aku
juga tidak tahu.
Sreeeeet Sreeeeeeet
Aku dan James menoleh kompak pada pintu masuk. Yesung sedang
menempelkan mukanya pada kaca di sebelah kiri pintu. Astaga! Apa yang dia
lakukan? Dia tahu kan ini kaca satu arah? James mengerutkan kening, lengkap
dengan tatapan aneh yang tertuju lurus padanya.
āSepertinya dia ada urusan dengan saya. Langsung saja, Sajangnim, kenapa Anda menyuruh saya ke sini tapi malah sibuk sendiri?
Ini sudah lewat sepuluh menit,ā ucapku, sengaja memotong tatapannya.
Sreeeeeet
Padahal aku sedang membantu anak itu agar tidak dianggap
aneh oleh James, tapi ia malahā¦ haish. Dan sekarang James kembali mengalihkan
tatapannya ke objek di belakangku. Yesung berpindah ke kaca sebelah kanan.
Masih menempelkan muka dengan kedua tangan yang melengkung dari pelipis ke
dahi. Dia mau mengintip? Sejeli apa pun matanya, ia tetap hanya bisa melihat
bayangan mukanya sendiri. Aku menghela napas. Yesung benar-benar konyol dan kekanakan
sampai aku bingung kenapa aku bisa menyukainya. Aku menghembuskan napas putus
asa sebelum kembali menoleh kepada James. Dan betapa terkejutnya aku ketika mendapati
pria itu sudah berdiri menyandar di meja persis di hadapanku.
āMaria sudah...ā Ucapannya terhenti. Pintu ruangan
sekertaris di sebelah ruangan ini tiba-tiba saja menjeblak terbuka, Maria yang
bercucuran air mata masuk ke dalam sana dengan langkah kasar. Lalu sebelum
pintunya tertutup, Yesung yang tadi sedang mencoba mengintip ikut masuk dan menyeret
Maria keluar dengan terburu-buru. Kejadian tersebut berlangsung sangat cepat,
aku dan James cuma bisa terdiam, tak mengerti dengan apa yang baru saja
terjadi. Atau mungkin hanya aku yang tak mengerti. Aku kembali menoleh pada
James, menuntut penjelasan, tapi ternyata dia sudah kembali
memerhatikanku, entah sejak kapan.
Begitu kembali mendapat perhatian, James kembali membuka
mulut.
āMaria berbuat banyak keteledoran akhir-akhir ini dan
seperti yang kau tahu, aku paling tidak suka dengan karyawan yang tidak
disiplin seperti itu. Terlebih dia sekertarisku. Seharusnya dia bisa bekerja
dengan lebih fokus.ā James berdeham. Rasanya aku mengerti apa yang
terjadi, rasanya aku mengerti kenapa gadis blasteran Inggris itu menangis.
āKau memecatnya!ā tudingku langsung.
āTidak,ā jawab James kalem, kali ini sambil menyedekapkan tangan.
āAku mulai berpikir jika sepertinya ia sudah lelah mengurus semua jadwalku.
Jadi aku menempatkannya di posisi lain.ā
āLalu? Apa urusannya denganku? Kau mau aku menenangkan dia?ā
āMenenangkan? Kurasa pria tadi sedang menenangkannya.ā Gaya
bicaranya terdengar sangat santai, bahkan ia turut menyelipkan seringaian puas
saat bicara. Aku nyaris tak menangkap karisma CEO yang biasa ia pancarkan, kali
ini hanya karisma pria tampan biasa. Seperti kau punya tetangga keren di
samping rumah.
āAku ingin kau menggantikannya.ā
āHuh? Aku? Kenapa aku? Aku tak punya pengetahuan apa pun
soal dunia sekertaris. Sama sekali tidak mengerti. Nanti yang ada malah
jadwalmu makin berantakan.ā
āMaria juga tak punya latar belakang apa pun soal dunia sekertaris. Untuk
mengurus jadwal saja kau tak perlu belajar sampai sarjana. Lagi pula sebenarnya
JāS tak membutuhkan tim desain. Tim itu baru kubentuk saat kau masuk. Dan
sekarang, karena pekerjaan kalian semakin tak jelas, aku akan membubarkan
seluruh tim desain.ā
āApa? Dibubarkan? Astaga mentang-mentang bos seenaknya
sekali sih! Lalu kenapa menarikku bekerja di sini kalau sebenarnya tidak
dibutuhkan?ā
āBisakah kau tahan sedikit nada bicaramu? Sial! Aku iniāā
āBos?ā potongku jengkel, ābarusan kau mengumpat loh! Kau mengatakan āsialā tepat di depan mukaku.ā
āBos?ā potongku jengkel, ābarusan kau mengumpat loh! Kau mengatakan āsialā tepat di depan mukaku.ā
āBenarkah? Aku bilang begitu?ā Aku mengangguk kuat-kuat.
āUhukā¦ oh, itu karenaāā Melihat James yang tengah mencari-cari alasan sambil memegangi tengkuk itu membuatku merasa menang. Ternyata manusia ini bisa dikalahkan juga.
āBukannya tidak hormat pada atasan, tapi aneh rasanya bicara
formal padamu. Kau terlalu muda. Kelahiran tahun 88, kan? Aku 89.ā
āLuar biasa. Benar-benar pemberani.ā James mendecakkan lidah, lalu tersenyum kecut menatapku. āBaiklah, untuk keberanian yang luar biasa itu,
kau kuberi reward.ā
āSerius? Reward
apa?ā
āKau kuperbolehkan bicara banmal denganku.ā
āEh? Begitu kau sebut reward?ā Aku sama sekali tak merasa sedang diberi
hadiah.
āYa. Dengan syarat tak boleh ada karyawan lain yang tahu.ā James
menyambung ucapannya dengan ekspresi serius.
āUntuk apa juga aku memberi tahu yang lain? Yahā¦ terserah!
Sekarang jawab pertanyaanku yang tadi, kenapa kau memintaku bekerja di sini jika
tidak dibutuhkan?ā
āKarena kau desainer hebat,ā jawabnya enteng, membuatku
tertawa.
āHebat katamu? Aku cuma budak photoshop dari perusahaan kecil. Berhenti mengada-ada. Semakin lama kau semakin aneh saja.ā
āHebat katamu? Aku cuma budak photoshop dari perusahaan kecil. Berhenti mengada-ada. Semakin lama kau semakin aneh saja.ā
āYa, cuma budak photoshop dari perusahaan kecil. Tapi
percaya atau tidak, aku mengetahui semua karyamu.ā Aku terperangah sebentar
sebelum menggeleng sambil mengumbar senyuman ākau pasti bercandaā. James berdiri tegak dan menatapku dengan
ekspresi terhibur.
āAeroticket, Stonewatch, Novello, Oxymul, Phocas dan uh
haruskah kusebut semuanya sampai kau percaya?ā Rasanya seperti jatuh dari gedung 500 lantai lalu mendarat dengan mulus di atas kapas. Darahku berdesir bahagia
mendengar semua brand kurang populer itu tertutur cantik dari mulutnya.
āJ-jadi kau benar-benar... fansku?ā tanyaku hati-hati.
āAku tak yakin kau boleh menyebutku begitu.ā
āOkay, apa pun sebutannya, bagaimana bisa kau mengetahui
semua brand itu?ā Aku bertanya dengan napas tercekat. Tak mengira bicara
ternyata bisa sesusah ini.
James menyedekapkan tangan. āTenang saja. Kuceritakan
semuanya sedetail mungkin. Asalkan kau janji dulu!ā Ia tersenyum manis sambil
mengulurkan tangan yang tadi disedekapkan itu, ājadi sekertarisku,ā sambungnya,
masih dengan senyum yang sama.
Ini bukan masalah mau tak mau atau suka tak suka,
sesungguhnya yang lebih menarik perhatianku sekarang adalah fakta bahwa
pimpinan tertinggi JāS mengenal logo buatanku. Apa ada yang lebih mengesankan
dari itu? Aku tak mungkin menolak untuk mendengar ceritanya hanya karena tidak
mau jadi sekertaris. Lagi pula aku benar-benar penasaran, maksudku, hei aku cuma
Park Yu Jin, bagaimana bisa orang sekelas James Lee bisa lebih dulu mengenalku? Jujur
saja perkataannya tadi membuatku merasa cukup terkenal untuk memakai hoodie dan
kacamata hitam saat membeli kopi di swalayan. Baiklah, mungkin aku benar-benar
akan memakai dua benda itu mulai besok.
Walaupun begitu, tetap saja sulit rasanya meninggalkan
pekerjaan yang sudah tiga tahun kugeluti ini dan berpindah haluan menjadi
sekertaris CEO. Dan mungkin pikiran itu yang membuatku merasa sangat tertekan
saat menerima uluran tangannya. James pura-pura tak melihat ekspresi āselamat
tinggal photoshop, aku akan merindukanmuā di wajahku dan tetap tersenyum indah.
Benar-benar tidak punya hati.
āOke sekarang ceritakan,ā seruku sesegera mungkin.
James yang katanya sangat disiplin itu terlihat jelas sedang
mengulur waktu. Ia berbalik perlahan dan duduk di kursinya dengan gerakan yang
perlahan juga, lantas berganti posisi dari duduk menyandar ke duduk tegak lalu menyandar
lagi sambil terus mempertahankan ekspresi tenang-datar-kalem-aneh- dingin-tampan
dan ew semuanya. Pria ini tanpa diduga-duga ternyata menyimpan sejuta ekspresi.
Kau hanya perlu mengenalnya sedikit lebih lama dan BOOM! Lihatlah betapa
bipolarnya James Lee itu. Aku tak akan terkejut jika suatu hari nanti ditemukan
video James sedang karaoke sambil menangis atau berteriak-teriak mengabsen
seluruh karyawan JāS untuk dimaki satu per satu.
āSebenarnya aku baru mengenalmu setahun yang lalu. Saat itu
ban mobilku pecah dan aku terpaksa harus menggantinya di bengkel pinggir jalan.ā
James menjeda, menatapku seolah sedang
menahan tawa. Oh astaga! Aku sudah berusaha sekuat tenaga memasang ekspresi
datar, tapi sepertinya keantusiasan terpendam yang menggebu-gebu ini masih
terlihat jelas. Well, ia sedang bercerita tentang AKU! Jika kau jadi aku, apa
mungkin kau tidak antusias? Aku mendengus, merobohkan wajah datar itu dan
dengan ketus berucap, ālalu?ā
āLalu mereka memberiku minuman. Dan kau tahu minuman apa
itu?ā
āMinuman dengan logo buatanku?ā
āTepat. Minuman beroksigen itu! Oxymul! Itu kali
pertama aku mendengar brandnya.ā
āYa, ya, ya aku tahu brand itu tak terkenal, tidak seperti JāS, iya kan?ā
āHahahaā¦. Kau kenapa? Tentu saja tidak seperti JāS, tapi
bukan itu intinyaā¦..ā
āKau mau bilang kau terpesona dengan logoku?ā
āBegitulah. Aku butuh sekitar 10 menit untuk mengerti apa
maksud logo itu.ā James tersenyum menerawang. āGaris kuas berbentuk wadah itu,
aku masih bisa mengingatnya dengan jelas. Impresif.ā
āTunggu! Jadi kau tahu makna logo itu?ā
āYa, uh, mungkin, entahlah. Koreksi aku jika salah.ā James
mengangkat telunjuknya sebelum memperagakan bentuk wadah dengan kedua tangannya. āLogo
itu berbentuk wadah. Di dalam wadah itu ada tumpukan kristal heksagonal.
Menurutku itu adalah ide yang brilian untuk menunjukkan kualitas airnya, bukan
sekadar gambar tetesan air saja, tapi dengan pola heksagonal ituā¦ kau
menunjukkan sesuatu yang baik.ā Aku tersenyum mendengar penuturannya. Dia
sepenuhnya benar soal āmengapa aku menggambar Kristal heksagonal di situā, tapi apa dia mengerti juga soalā¦..
āBukan itu saja! Ada gambar tersembunyi di balik gambar
sederhana itu.ā Aku menelan ludah. Kalau sampai ia tahu soal gunung yang
tersembunyi itu aku benar-benar akan... āSaat kau meneguk air dalam botol itu,
kau akan melihat sebuah...ā
āgunung,ā desahku takjub.
James bicara seperti seorang detektif.
James bicara seperti seorang detektif.
āTepat.ā
Ia menjentikkan jari.
āGunung bersalju. Kau sengaja membentuk garis wadah itu menjadi sedikit mengerucut di bawah. Kau sengaja membuatnya seperti itu agar ketika logo itu dibalik, orang-orang bisa menemukan bentuk yang jauh berbeda. Sebuah gunung. Dan jangan lupakan kristal heksagonalnya! Mereka menjelma menjadi titik salju yang sempurna.ā James tersenyum kagum dengan wajah yang lagi-lagi terlihat menerawang. āWadah air di posisi normal, lalu gunung salju saat dibalik.ā
āItu yang ingin kau sampaikan. Oxymul adalah minuman dengan
kualitas air yang baik, yang membuatmu merasakan sensasi dingin dan segar
seperti berada di gunung bersalju.ā
James menyunggingkan senyum puas, sementara aku terpukau
luar biasa sampai tidak bisa bergerak. Ini pertama kalinya ada yang mengerti
logo itu tanpa harus kujelaskan.
āSatu lagi. Kau juga memanfaatkan ruang negatif di antara
gambar. Jika dilihat lebih teliti, sebenarnya ada tulisan āoxymulā di sana. Aku
benar, kan?ā
āAstaga! Bagaimana bisaāya ampun!ā teriakku tak tahan. āAku
memikirkan logo itu selama 10 hari dan kau bisa memecahkannya sendiri dalam 10
menit.ā James setengah tertawa sambil menyatukan jemarinya.
āAku menyukai logo-logomu karena itu. Karena apa yang kau
gambar ternyata tidak sesederhana yang terlihat. Aku benar-benar puas setiap
kali bisa mengerti apa maksud logomu.ā
āDan Sajangnim, aku bahkan lebih puas lagi mendengarmu
bicara begini.ā Mataku pasti sudah berkaca-kaca sekarang.
āSetelah itu, karena terlalu kagum," lanjut James, "aku menyuruh bawahanku
untuk mendatangi perusahaan air minum itu dan menanyakan siapa yang mendesain
logonya.ā
āApa? Ya Tuhan! Kau sungguh melakukan itu?ā
āKau ingat apa kata adikku waktu itu?ā
Aku mengerutkan kening, memaksa otakku yang sedang
berbunga-bunga ini untuk kembali mengingat perkataan bocah serampangan waktu
itu. Sial, sepertinya bunga di kepalaku terlalu banyak sampai tak ada satu
kata pun yang teringat, aku memejamkan mata kuat-kuat. āHati-hati distalk lagi?ā
ucapku dengan nada bertanyaāsembari membuka mata.
Saat itu, James sudah meletakkan sebuah kliping mencurigakan
persis di depanku.
āSebenarnya aku tidak menstalkmu, aku menstalk logo-logomu
yang sederhana tapi bermakna itu. Aku suka memecahkan maknanya sendiri seperti
detektif. Aku hanya merasa seperti... diajak bermain?ā
Aku tak tahu harus menjawab apa dan hanya mendengarkannya
sambil membalik halaman kliping itu satu per satu. Semua logoku dari tiga tahun
yang lalu berkumpul di situ. Nyaris semuanya.
āAku mengenalmu seperti ini sejak insiden oxymul itu. Aku
mengagumi sebuah karya tanpa tahu wajah penciptanya sama sekali. Aku cuma tahu
desainer Yu berada di bawah naungan perusahaan mana, lalu meminta perusahaan
itu membuatkan logo untuk restoranku. Dan beruntung, dari semua desainer logo
di sana, desainer favoritku lah yang turun tangan langsung dan yang lebih beruntung
lagi, kau berbuat kesalahan fatal. Walaupun merugikanku cukup banyak,
setidaknya aku jadi punya alasan untuk menarikmu ke sini.ā
Rasanya lebih mendebarkan daripada mendengar pengakuan
cinta. Bahkan aku sampai tak bisa menarik napas dan terus-terusan terkesiap.
āKauā¦. psikopat. Sungguh.ā
Sejujurnya dibanding psikopat, aku lebih senang menjulukinya
sasaeng fans. Sasaeng fans yang membuatku terharu. James tertawa bersahaja
seperti biasa, aku mencoba ikut tertawa.
āTapi Yu Jin-ssi, sepertinya ada yang berubah darimu
akhir-akhir ini. Yah, setidaknya enam bulan belakangan ini.ā
āKau merasakannya juga?ā Aku nyaris berdiri dari kursi.
āYa. Logomu akhir-akhir ini menjadi agakāā
āMainstream! Aku tahu. Tapi mau bagaimana lagi? Sebagai
penjual jasa tentu saja aku harus mengikuti selera pasar. Lagi pula apa gunanya punya
makna jika tidak ada yang mengerti?ā
āTidak ada yang mengerti? Lalu menurutmu aku ini apa?ā
sergahnya.
āNah... aku juga sedang mempertanyakan itu. Kau ini sebenarnya
makhluk apa? Ini kali pertama ada yang mengerti tanpa harus kujelaskan. Dan
rasanya benar-benar... memuaskan.ā
āOh, ya? Pertama kali?ā Ia terdengar sangsi. Aku
menghela napas sambil meletakkan kliping itu kembali.
āPertama kalinya yang sampai di telingaku. Yang lain aku
tidak tahu.ā
āAku masih berharap kau kembali ke aliranmu. Aku yakin
banyak yang menyukainya. Kau tahu, sebagai fans aku merasa kehilangan.ā
āHahaha... kau menyuruhku kembali ke aliranku? Apa artinya
bicara begitu untuk sekarang? Berubah pikiran untuk membubarkan tim desain, huh?ā
āTentu saja tidak. Aku sudah memikirkan divisi mana saja
yang sesuai untuk masing-masing dari kalian. Dan kau,ā James menudingkan
telunjuknya tepat ke arahku, āsekertarisku.ā
āTapi bagaimana dengan Maria? Aku tidak mau Maria jadiāā
āKau tak perlu mengkhawatirkan Maria. Jika kau tidak bisa
lebih baik darinya, aku akan menyuruh dia kembali,ā oh? Begitu? Berarti itu
mudah, aku tinggalā¦. ādan memecatmu,ā sambungnya tenang.
āApa?ā
āME-ME-CAT-MU. Mana yang tak bisa kau pahami?ā
āEi! Mana bisa?ā
āJika tidak ada tim desain lagi memangnya kau mau apa? Tentu
saja akan kupecat.ā
āYAH!ā
āMakanya bekerjalah dengan baik. Jangan sekali-kali berpikir
aku tidak mengerti mana yang sungguhan dan mana yang pura-pura bodoh.ā Sial. Apa
dia adalah James yang sama dengan yang barusan menyebutku desainer favoritnya? Padahal
kalimat āsebagai fans aku merasa kehilanganā yang dia ucapkan sambil tersenyum
sedih itu masih hangat terbayang. Kenapa dia cepat sekali berubahnya? Cih! Kalau
menjadi fans adalah pekerjaan, sudah kupecat dia jadi fansku.
***********
Satu keunggulan yang kuakui dari diriku sendiri adalah
bekerja dengan cepat. Aku tak akan memindahkan jariku dari keyboard ke objek
mana pun sebelum tugasku selesai. Tidak hanya pekerjaan kantor, sebenarnya itu
motto kehidupan sehari-hariku juga. Aku akan mengerjakan apa pun sampai tuntas,
tidak ada setengah-setengah. Aku punya rasa tanggung jawab yang besar, nyaris
berlebihan sebenarnya.
Aneh sekali rasanya membicarakan kelebihan diri sendiri
seperti ini, tapi sejujurnya aku butuh. Jika
bukan aku yang mencintai diri sendiri, lalu siapa? Soal ceramah Seunghoon
kemarin, ya.. rasanya memang seperti disiram air dingin atau ditampar atau
semacamnya, tapi hal itu ternyata tidak berlangsung lama. Toh setelah aku
keluar dari ruangannya, semua ucapan
Seunghoon juga ikut keluar dari kepalaku. Aku pesimis, aku terlalu berhati-hati
dalam segala hal, aku menganggap apa pun sebagai masalah, aku lemah, aku yahā¦.
aku tahu! Aku tahu semuanya. Tapi aku tak bisa mengubahnya seperti membalik
telapak tangan. Bahkan sekalipun aku mencoba, aku sudah tahu hasil akhirnya.
Okeā¦ Seunghoon dan Mino akan mengomel jika mendengarku bicara begini, tapi
memangnya aku bisa apa? Aku tak mengerti dari mana krisis kepercayaan diri ini
datang, apa jangan-jangan rasa percaya diriku tertinggal di rahim eomma? Lalu
diserap oleh Hyo Jin sampai akhirnya anak itu jadi kelebihan kepercayaan diri
seperti sekarang?
Tapi biarlah. Sebenarnya aku tetap menganggap semua sifat
itu sebagai poin plus. Aku akan mengubah bagian yang buruknya pelan-pelan. Dan
tentu saja akan mempertahankan bagian yang baiknya. Contohnya seperti sekarang,
walaupun semua orang di divisiku menyuruhku ini itu sejak pagi, aku tetap bisa
menyelesaikan tugasku tepat waktu. Aku bangga dengan diriku sendiri. Ya.. aku
bangga.
Aku menoleh pada Jam dinding kayu bergaya minimalis di
tengah ruang, jarum pendeknya sudah menunjuk tepat di angka lima. Jam kerjanya sudah
habis dan aku bisa pulang sekarang. Aku segera merapikan semua berkas yang
memenuhi meja, lalu menyisipkannya di antara map yang bertumpuk. Saat hendak
berdiri, seseorang menahan pundakku.
āKerjamu cepat juga ya, wah!ā Suara Hani. Aku menelan ludah.
Mendengar suaranya saja membuatku ketakutan. Ini mungkin perumpamaan yang
berlebihan tapi setiap kali dia bicara aku merasa seperti sedang dililit oleh
ular berbisa. Suaranyaādesisan ular khas Seo Hani ituāterdengar mengerikan di
telingaku. Semanis apa pun cara
bicaranya, ia tetap saja terdengar seperti sedang mengajak ke neraka.
Aku memberanikan diri untuk menoleh.
āKenapa memandangku begitu? Apa aku menakutimu?ā Bibirnya
yang sewarna darah itu tersenyum asimetris. Tipikal mengintimidasi.
āAku ingin minta tolong,ā sambungnya lagi. Kali ini matanya
yang bulat besar itu berkedip-kedip. Aku tak tahu harus mengucapkan apa. Oke,
sepertinya aku memang tidak perlu mengucapkan apa-apa karena Hani sudah
meletakkan setumpuk map setinggi dada di mejaku.
āAku ada urusan penting jadi harus pulang sekarang,ā katanya manis, ākau tidak apa-apa kan jika harus
mengetik sedikit lagi?ā Aku meringis kecil, sedikit apanya? Ini bahkan melebihi
pekerjaanku yang tadi.
āTidak apa-apa kan, Park Jin Ah?ā Hani mengulang
pertanyaannya dengan intonasi yang lebih tegas. Ekspresi sok manis yang dibuat-buat
itu membuatku makin kehilangan kata. Mungkin ia memang tidak mengucapkannya secara
langsung, tapi aku bisa mendengar kalimat ākau tidak punya pilihan! Anggukan
saja kepalamuā dari ekspresi wajahnya itu.
āT-tidak apa-apa.ā Apanya yang tidak apa-apa? Jemariku
sudah letih mengetik selama berjam-jam.
āNahā¦ begitu! Sesama karyawan memang harus saling membantu.ā
Hani tersenyum tipis sambil memainkan jemarinya di ujung rambutku, memilinnya
ke atas lalu meluruskannya lagi. āKerjakan yang benar, ya. Jangan sampai ada yang salah. Kau kan
rekomendasinya Mino, jadi tolong jangan membuatnya malu lagi.ā Ia melepaskan
rambutku dan menegakkan badan. Dengan bakat actingnya yang luar biasa, Hani
kini mengganti mimik wajahnya menjadi prihatin. Drama apa lagi sekarang?
āAku menyesal dengan kejadian tadi siang. Andai saja kau
lebih berhati-hati, kepala bagian tidak akan mungkin sampai berteriak begitu.ā Hani
menghela napas dengan berat, seolah-olah kejadian itu adalah murni salahku. Aku
menahan diri untuk melakukan atau mengatakan apa pun, bahkan untuk sekadar
memindahkan jari saja aku tak berani. Keberadaan Hani membuatku sangat amat
tegang. Jauh lebih menegangkan daripada saat sidang skripsi atau interview
kerja. Demi Tuhan, kukerjakan dokumenmu, sekarang pergilah!
Hani menepuk pundakku beberapa kali sebelum akhirnya berlalu
sambil membenarkan posisi tasnya. Ia menghampiri dua dayang-dayangnya yang
sudah menunggu di pintu keluar sebelum akhirnya tertawa kompak. Walaupun hanya
bertiga, tapi mereka itu benar-benar heboh. Dan tidak salah lagi, topik
pembicaraan mereka pasti adalah aku.
Setelah sekitar tiga jam kembali berkutat dengan kertas dan
komputer, akhirnya mataku bisa beristirahat. Semua pekerjaanku, tidak,
pekerjaan Hani sudah kuselesaikan. Aku menoleh ke sekeliling. Saking fokusnya
aku sampai tak sadar kalau aku sudah sendirian di ruangan kerja, sebagian besar
lampu pun sudah dimatikan, hanya bagianku saja yang masih menyala. Ini sudah
hampir jam sembilan malam, jadi wajar saja.
Rasanya ingin berteleportasi, aku tak kuat jika harus
berjalan ke halte sekarang. Aku tak mengambil istirahat makan siang dan
kepalaku benar-benar pusing, aku bisa pingsan jika memaksakan diri untuk pulang
dengan kondisi badan seletih ini. Jadi akhirnya aku memutuskan untuk turun ke
lantai bawah, mengambil kopi dan beristirahat
sebentar di sana sebelum pulang.
Gedung bank ini benar-benar sepi, bahkan sampai aku tiba di
mesin kopi pun tak ada satu manusia yang terlihat. Sambil menoleh waspada ke
kanan kiri, aku mengambil cup karton dan meletakannya di bawah mesin,
membiarkan cairannya memenuhi cup itu sampai sepertiga.
āHei.ā
āKYAAAAAAAAAAAā
āKYAAAAAAAAAAAAAAAA. Ada apa? Ada apa? Di belakangku ada
apa?ā
āYAK! Seunghoon! Kau mengejutkanku!ā
āKau yang mengejutkanku! Kenapa tiba-tiba teriak? Aku kan
cuma bilang āheiā memangnya mukaku sebegitu jeleknya ya sampai harus diteriaki
begitu?ā
āIya, iya, maaf. Kenapa sih sensitif sekali? Sedang datang
bulan, ya? Ini kan sudah malam, kukira aku satu-satunya yang tersisa di gedung ini.ā
āEi, tahu darimana aku sedang datang bulan?ā Dia memandangku
dengan kaget. Wajahnya benar-benar serius sampai membuatku mematung cukup lama.
āEh? Akuā¦..ā Melihatku yang kebingungan seperti itu, tawa Seunghoon yang sebelumnya ditahan-tahan itu menyembur.
āAstaga Park Jin Ah! Aku kan cuma bercanda, kenapa sih serius sekali?ā
āEh? Akuā¦..ā Melihatku yang kebingungan seperti itu, tawa Seunghoon yang sebelumnya ditahan-tahan itu menyembur.
āAstaga Park Jin Ah! Aku kan cuma bercanda, kenapa sih serius sekali?ā
āAku tahu kau sedang bercanda, tapi wajahmu itu membuatku
bingung menanggapinya bagaimana! Kalau boleh jujur, aku nyaris percaya kalau
kau sedang datang bulan.ā
āAstaga! Dasar aneh! Aku pria tulen!ā
āKau lebih aneh.ā
āHahaha... itu sih aku sudah tahu. Omong-omong, kenapa malam-malam
masih di sini? Setahuku tidak ada pegawai yang lembur di hari pertama.ā Seunghoon
mengambil cup kopi dan mengisinya sambil terus memerhatikanku.
āKau sendiri kenapa masih di sini?ā Aku tak mungkin bilang
aku mengerjakan pekerjaan orang lain pada Seunghoon. Dia pasti akan
menceramahiku lagi.
āAku? Aku memang selalu pulang jam segini. Biasanya aku dan
Mino akan mengobrol dulu di situ sampai jam sembilan.ā Seunghoon menunjuk deretan kursi
di belakang kami.
āMino? Jadi Mino juga masih di sini sekarang?ā
āSayang sekali, dia sudah pulang. Tadi Hani tiba-tiba
merebutnya dariku.ā Pria itu menampilkan ekspresi cemburu yang dibuat-buat,
lantas menyeruput kopinya.
āHani?ā
āIya, Hani. Kau pasti kenal, kan? Dia di bagian marketing
juga,ā jawab Seunghoon sambil berjalan ke kursi dan mendudukinya. Aku mengikuti
pria itu dan duduk di sebelahnya sambil menghela napas. Membicarakan Hani
membuatku tak nyaman, perasaanku langsung terganjal dan tubuhku mendadak letih.
āPucat sekali! Ini kan baru hari pertama, memang apa saja
yang sudah dia lakukan?ā
āEh? T-tidak.ā
āJangan bohong! Semua orang juga tahu bagaimana Seo Hani.
Jangan-jangan itu gara-gara dia juga.ā Seunghoon melihat ke arah noda di kemejaku.
Aku tak menjawab, malah sengaja meneguk cairan dalam cup-ku banyak-banyak.
āDia memang begitu. Cantik sih, tapi mulutnya benar-benar
tidak cantik. Siluman ular itu, aish."
Aku langsung menyerong pada Seunghoon dengan wajah berbinar-binar āSetuju! Astaga, kau
tahu Seunghoon~a, setiap kali dia bicara tengkukku pasti meremang! Suaranya benar-benar mirip seperti desisan ular.ā Aku tak tahu kenapa tiba-tiba aku menjadi sangat
bersemangat saat mendengar julukan āsiluman ularā dari mulut Seunghoon. Hani
benar-benar cocok dengan gambaran itu.
Seunghoon tertawa terbahak-bahak sambil meletakkan cup
kopinya. āIya, kan? Smua orang pasti sepaham denganku. Gadis itu, hfttt! Kau tahu?
Aku sempat mengejar-ngejarnya dulu.ā
āYang benar? Wah! Ceritakan padaku!ā
āYahā¦ Hani itu kan teman dekatnya Mino, jadi walaupun beda
divisi mau tak mau aku selalu melihatnya. Dan uh, sebenarnya tak ada
ceritanya. Okay begini ya, memangnya pria normal mana yang tidak suka dengan
wajah seseksi itu?ā
Mungkin karena aku perempuan, aku malah membenci wajah itu
setengah mati. Aku setengah tersenyum. Pria normal mana yang tidak suka dengan
wajah seseksi itu? Jadi jika Mino itu benar pria normal maka dia juga pasti menyukai
Hani?
āKau bilang Hani itu teman dekatnya Mino? Sedekat apa? Bagaimana
bisa dekat? Lalu hari ini mereka berdua pergi ke mana?ā
āMereka cuma tetangga.ā
āOh.ā
āTapi pernah tunangan juga, sih,ā ucap Seunghoon hati-hati, ia
bicara sambil memerhatikan air mukaku yang sekejap berubah. Lalu langsung
memalingkan wajah dan kembali mengambil cup kopinya.
āTunangan?ā
āTapi sudah batal, kok! Tenang saja!ā balasnya cepat, dengan
ekspresi gembira yang dibuat-buat. Aku tersenyum tertahan. Bagaimana bisa
tenang? Tapi kenapa juga harus tak tenang? Ei.. tentu saja tidak tenang. Aku kan
sudah bertekad untuk serius dengan Song Mino. Tapi sepertinya keseriusanku ini
bertepuk sebelah tangan.
āHarusnya aku tak mengatakan itu! Maaf, aku sama
sekali tak bermaksud untukā¦ā¦ā
āTidak apa-apa,ā potongku sambil tersenyum.
āTapi tolong jangan bilang Mino kalau aku yang...ā Seunghoon
menggigit bibir.
āIya, tenang saja.ā
āAku benar-benar minta maaf. Aku merasa kau harus tahu, tapi
sepertinya aku salah. Kau harusnya mengetahui ini dari Mino, bukan dariku.ā
āTidak apa-apa, sungguh! Aku baik-baik saja. Omong-omong, kapan
mau pulang?ā
āTerserah padamu, aku akan menemanimu ke halteā
āTerima kasih banyak! Aku memang takut berjalan sendirian
ke sana. Aku mau pulang sekarang.ā
āOke, aku ambil tas dulu, kau juga ambil tasmu. Kita ketemu di lobi.ā
**********
āHari ini benar-benar gila, apalagi saatā¦..ā
āSaat teman-temanku datang?ā sela L.Joe dengan gaya
mencibir. Aku tertawa kaku. Well,
kalau boleh jujur memang itulah bagian tergilanya. Maksudku, dengan L.Joe di
depanku saja aku sudah susah fokus, lalu apa kabarnya sistem pernapasanku bila
ada tujuh pria dengan wajah di atas rata-rata duduk di kanan kiriku seperti tadi.
Aku harus makan dengan anggun dan mengunyah sangat pelan sampai tak bisa
menikmati beef tenderloin-nya dengan
maksimal.
Dan tolong jangan ingatkan aku dengan pria anime di sebelah
L.Joe. Astaga! Aku tak yakin bisa setia pada L.Joe jika diberi godaan seperti
itu. Dia tidak melakukan apa-apa, melirikku pun jarang-jarang, tapi Ya Tuhan! Oke,
aku harus berhenti. Tapi bagaimana bisa berhenti? Sepertinya aku bisa
membicarakan betapa kerennya Myungsoo itu selama dua hari non-stop! Dia terlihat
seperti baru saja keluar dari komik.
āHEH! Kau memikirkan apa?ā L.Joe menjentikkan jarinya.
āApa?ā
āDasar! Teman-temanku sekeren itu, ya?ā
āApa, sih? Makanya jangan memotong pembicaraan orang! Bagian
yang paling kusuka adalah saat mencicipi daginyanya, tapi yahā¦ teman-temanmu
lumayan.ā aku menyedekapkan tangan sambil mengangkat bahu dengan ekspresi bosan.
āLumayan?ā L.Joe menyeringai dan mencondongkan badan.
āKau mau apa? Kalau eonnie keluar dan melihatmu sedekat ini
denganku, habislah riwayatmu.ā Aku memperingati dengan gugup.
āPercaya diri sekali, aku tidak mau melakukan apa-apa! Aku hanya
kaget mendengarmu bilang teman-temanku itu lumayan.ā L.Joe meletakkan sebelah
tangannya di dinding, bicara sambil tersenyum menyeringai, mengejek,
menyebalkan, tapi juga menggoda.
āNgg, kau tahu kan seleraku sangat tinggi? Lumayan itu
artinya sudah bagus sekali. Sudah, ah! Pulang sana! Tumben sekali kau mau turun
dari mobil dan mengantarku sampai sini.ā
āKau nyaris menelan Myungsoo, kalau boleh kuingatkan!ā
āEi! Tidak.ā
āAku melihatnya sendiri.ā
āMungkin itu karena rasa dagingnya benar-benar enak.ā
āKau harus membayarnya.ā
āHuh? Bayar dagingnya?ā
āBayar rasa cemburuku!ā
Hyo Jin langsung mendengus dan tersenyum sambil mendorong lidahnya. āBegitu, ya? Memang cemburunya sebesar apa?"
"Sangat besar."
"Oke, tapi bagaimana cara bayarnya?"
Hyo Jin langsung mendengus dan tersenyum sambil mendorong lidahnya. āBegitu, ya? Memang cemburunya sebesar apa?"
"Sangat besar."
"Oke, tapi bagaimana cara bayarnya?"
L.Joe memejamkan mata dan mendekatkan wajahnya, aku ikut memejamkan mata. Dan saat itu, tiba-tiba saja pintu rumahku terbuka dan suara teriakan terdengar menggelegar seperti petir.
āYAH! CEBOL MESUM! MENJAUH DARI ADIKKU!ā
TBC
#MyFavoriteSongIs23
Happy birthday Mino^^ (tetep ngucapin walaupun di part ini dianya ga
nongol, hohoā¦)
sukses terus yaa sama Winner^^ moga makin gede, makin aneh, makin konyol, makin jago rapp-nya dan makin makin buat semua yang baik
sukses terus yaa sama Winner^^ moga makin gede, makin aneh, makin konyol, makin jago rapp-nya dan makin makin buat semua yang baik
LLL masih belom ada tanda-tanda end nihā¦ tapi akunya udah mulai bosen
hmmā¦ semoga bisa kelar secepatnya. Amin.
Selamat malam, selamat tidur, ati-ati besok senin *setel lagu horror*
Akhirnya story ini udh dipost.. semoga akur ceritanya tidak kepanjangan yaa :") ditunggu next partnya.. hwaiting!
ReplyDeleteiya makasih komennya, aku usahain supaya ga terlalu panjang~
Deletehmmmmm ini sungguh kereeenn,. semoga mereka bertiga happy ending yaa,. :D
ReplyDeletesemangat melanjutkan thor :D aku aka menunggu FFmu,. :D
makasihhhhh^^ semoga yah... itu udah keluar part 8nya ko :)
Delete