Oh, Yeah....





 ****

 

Seperti biasa sebelum dosen tiba, kelas menjadi tempat acara diskusi penting atau yeah, sekedar ngobrol santai. Dan begitulah suasana saat ini, seisi ruangan penuh dengan suara dengungan dari sana-sini. Topik pembicaraan mereka beragam, ada yang membicarakan tugas, mengeluhkan peraturan aneh dosen, dan ada juga yang membicarakan hal-hal pribadi seperti seberapa hebat kencan bersama pacar mereka kemarin malam.





Aku tidak bilang mereka itu sangat mengganggu, tapi yeah mereka cukup menjengkelkan. Mereka berbincang dengan rekan masing-masing, seolah perbincangan itu hanya bisa dan boleh dimengerti kalangan tertentu saja. Dan itu benar-benar memperjelas statusku di sini; gadis kaku yang kurang pandai bergaul. Aku hanya pandai bergaul dengan ponselku saja.




“ Sudah punya buku ini?” Dahee, salah satu temanku di semester lalu menunjukkan sebuah buku dengan sampul bergambar otak padaku.




Aku menggeleng santai, walau setelahnya sedikit menegang. Aku baru ingat kalau aku belum memiliki satu bukupun untuk mata kuliah ini.




Sekali lagi kuperhatikan buku hasil fotokopi-an itu. Membukanya, membolak-balik lembarannya hingga habis. Well, seperti ekspektasiku, tak ada yang menarik di dalam buku itu. Hanya ada gambar otak dengan bagian-bagiannya, serta bagan-bagan memuakkan yang akan kupelajari satu persatu.




Aku memerhatikan buku itu dengan miris sebelum mengembalikannya pada Dahee. Rasanya sangat sayang mengeluarkan uang untuk membeli atau mengopi buku seperti itu, tapi sekali lagi, buku itu sangat penting.




Setelah mempertimbangkannya, aku bilang pada Dahee akan meminjam bukunya untuk kukopi setelah kelas usai. Ia mengangguk dan menjawab santai, meletakkan bukunya di atas meja kemudian kembali menekuri ponselnya.




Aku mendesah. Kapan kelas dimulai? Aku melirik jam dinding, setengah sepuluh. Nyonya Han telah terlambat sepuluh menit. Walau sebenarnya sangat menikmati keterlambatan wanita itu, namun aku sedikit keberatan jika ia datang lebih terlambat daripada ini. Bukannya aku sangat antusias untuk mendengar kuliahnya, hanya saja diam dan menunggu itu membuatku ingin tidur.




“ Joy?”




Mataku melirik sekilas pada dua orang yang duduk di kursi di baris depan. Mereka berbincang seru dan serius. Karena tak memiliki kegiatan lain, aku pun tak sengaja terlibat dalam kegiatan menguping ini.




“ Bukan Joy, Minhee. Tapi Zoey,” koreksi temannya yang terlihat lebih serius.





Dari tensi yang menguar dari keduanya, bisa kutebak kalau perbincangan mereka akan bertambah seru. Yang satu terus berusaha membuat lawan bicaranya mengerti, namun si lawan bicara tetap tak menangkap maksud dari perbincangannya.




“ Joe? Maksudmu L.Joe? Si Lee Byunghun itu?”




Minhee kembali salah paham, membuat Jin Ae–kalau aku tidak salah ingat–mendesah pasrah. Kalau aku jadi dia mungkin sudah kubenturkan kepala Minhee sejak tadi.




“ Memangnya teman sekelompok Aerin itu seorang laki-laki? Kau bercanda Hong Jin Ae!”





Dan seperti yang kuperkirakan sejak awal, perbincangan dua orang di depanku itu menjadi semakin bergejolak. Jin Ae nampak sangat gemas dan ingin mencekik Mirae detik itu juga.





“ Iya, memang bukan laki-laki!! Zoey itu perempuan! Kapan aku bilang dia itu laki-laki?”





“ Tadi aku dengar kau bilang Joe! Jadi kupikir L.Joe!”





Jin Ae mendengus gemas, memperjelas kekesalannya pada Mirae.





“ Zoey maksudku bukan Joe atau L.Joe. Jadi bagaimana? Seminggu ke depan Aerin tidak bisa menghadiri kelas apapun karena penyakit cacarnya, maka dari itu kita perlu menemui si Zoey itu untuk memberitahunya tentang keadaan Aerin,” tukas Jin Ae serius.




“ Tunggu, bukankah kelompoknya sudah diganti? Setelah didiskusikan kembali, banyak yang memilih untuk melakukan pemilihan secara acak. Kau lupa, ya?”




Oh, melihat kedua orang itu membuatku tak habis pikir. Kurasa salah satu bagian otak mereka ada yang mengalami kerusakan.





“ Oh iya! Aku lupa! Kau benar!”




Jin Ae mengangguk beberapa kali sambil menggumam, masih mencerna informasi yang baru saja diterimanya.




“ Tapi si Zoey-Zoey itu, siapa sih namanya?”




“ Zoey Park?”




“ Ah iya benar! Tapi aku lupa yang mana orangnya,” ungkap Jin Ae. 





Pandanganku beralih saat tiba-tiba ponselku bergetar, dan ternyata hanya notifikasi e-mail masuk. Karena masih menyimpan sedikit rasa penasaran, aku melirik sekilas ke depan dan mendapati dua orang di depanku tengah menoleh ke belakang, mencuri pandang ke arahku.





Mereka terlihat kikuk dan baru menyadari ketololan mereka selama beberapa menit yang lalu. Aku tak menghiraukan mereka, hanya kembali menjelajah dunia tanpa batas pada layar ponselku. Walau masih terasa kalau mereka tengah memandangku dengan perasaan tidak enak, aku tak peduli.





Tak lama berselang mereka berlari keluar kelas. Tawa mereka pecah, bersatu dengan hawa panas yang menyengat di luar sana. Samar-samar terdengar kekehan mereka, sumpah serapah yang mengutuk kebodohan mereka beberapa waktu lalu.





“ Aku benar-benar tidak tahu kalau Zoey yang kita maksud itu duduk tepat di belakang sana!”





Yeah..itu benar-benar memalukan! Astaga! Aku benar-benar tidak tahu harus bagaimana jika bertemu dengannya kelak.”





Dan yah, akulah si Zoey Park yang dibicarakan dari tadi.





END


Lalala~~ 



Hah…pernah ngalemin hal kayak di atas? Kalo pernah, kalian ada di posisinya siapa? Zoey atau duo Minhee-Jinae? Honestly, it’s one of the most awkward moment I ever had! Dan yah, akulah si Zoey. Kekekek…. Rasanya kyak lagi di sitcom, sumpah deh!!! Trus setelah insiden itu, duo Min-Jin itu khusunya si Minhee pasti selalu nyapa aku kapanpun kita ketemu. Ini based on true story bgt! Dan gak tau kenapa pengen banget nuangin pengalaman paling awkward itu ke dlm cerpen. Yah.. mnurutku sih, ini cukup menghibur. Sekaligus pengalaman yg ngebuat aku percaya, entah bagian dimana dari sebuah film, sinetron, drama, sitcom, atau karya fiksi dlm bentuk apapun bisa terjadi dlm kehidupan sehari-hari. Pas aku ngalemin hal kyak gitu tuh lgsng kebayang sitcom OB atau tetangga masak gitu atau saya terima nikahnya, scene dimana pemainnnya pada pandang-pandangan terus cengok…*backsound kocak* WAKWAW!!



Ya udhlah…itu aja, terimakasih buat siapapun yang udah baca!! semoga hari kalian menyenangkan!!




See you,

GSB



Comments

Popular Posts