Do You Want Some Fluff? Vol.5
casts:
Im Jaebum - Kang Minhyo
Wang Jackson - Park Eun Ra
Park Jinyoung - Shin Seul Bin
Mark Tuan - Hwang Jiyeong
Happy Reading :)
ā
~ KISSING YOU ~
Seorang gadis dengan rambut panjangnya tengah terduduk pada
salah satu kursi taman di tengah butiran-butiran salju yang turun. Gadis itu
menatap jam yang mengikat pergelangan kirinya dengan kesal. Sesekali ia usap
layar ponselnya menanti panggilan masuk atau tidak pesan dari seseorang yang
telah mengajaknya untuk bertemu di hari yang cukup membuat ia memakai beberapa
lapis pakaian sebelum berakhir dengan mantel merah maroon.
ākemana pria itu??!ā Gerutunya.
Gadis itu mengusap kedua tangannya bergantian. Mencoba untuk
menghilangkan rasa dingin yang terasa semakin menusuk ke dalam tulangnya.
Ia menghembuskan nafasnya. Menatap jalan setapak yang ada di
depannya dengan harapan bahwa pria yang ditunggunya akan datang saat ia
menunduk, bak pangeran di dalam sebuah drama romantis yang biasa ditontonnya
bersama dengan sang ibu. Atau jika tidak, ia akan menerima panggilan dari sosok
pria itu yang memintanya untuk menoleh ke belakang dan taddaaa... pria itu
telah berdiri di sana dengan mawar merah
digenggamannya.
Namun hingga beberapa saat, apa yang ia bayangkan tak
kunjung terjadi hingga membuat ia memutuskan untuk kembali bersandar pada kursi
dan menatap lurus langit di atasnya.
āsampai kapan aku menunggu???!!ā
Gadis itu kembali menghela nafasnya. Dan bersamaan dengan
helaan itu, dering ponselnya berhasil membuat ia segera merogoh tas hitamnya
dan mengeluarkan benda putih tersebut dari dalam sana. Dengan perasaan yang
senang, gadis itu segera melihat layar benda tersebut berharap bahwa pria
itulah yang menghubunginya. Namun saat matanya tak menemukan nama sang pria pada
layar benda putih itu, air wajahnya kembali berubah musam.
āada apa?ā Tanya gadis itu datar pada sang lawan bicara.
āmwo?? kenapa dengan suara mu? apakah kau baik-baik saja??ā
Gadis itu mencibir begitu mendengar pertanyaan sang lawan
bicara sebelum kembali membalas ucapannya.
āhhhh.. tak apa. ada apa kau menghubungi ku?ā
āoh oke oke.. aku hanya ingin menanyakan keberadaan mu.
dimana kau sekarang??ā
āYAK PARK EUN RA!! JADI KAU MENGHUBUNGI KU HANYA UNTUK
MENANYAKN HAL MACAM ITU???? KALAU BEGITU JANGAN HUBUNGI AKU LAGI JIKA KAU INGIN
MENANYAKAN HAL TAK PENTING MACAM ITU??!!!ā Maki gadis itu cepat. Secepat ia
mematikan sambungan telefon dengan sosok bernama Park Eun Ra.
Gadis itu mengatur nafasnya yang berantakan. Ia mencoba
mengatur detak jantungnya yang bergerak dengan sangat cepat setelah meneriaki
sosok Eun Ra. Terlebih juga karena rasa kesal yang ia rasakan sebelumnya kian
bertambah.
Di saat ia masih mencoba untuk menenangkan dirinya.
Seseorang memanggilnya dan secara otomatis menginterupsi kepalanya untuk
menoleh. Dan betapa terkejutnya gadis itu ketika melihat siapa sosok yang baru
saja datang itu.
ākenapa kau berteriak Minhyo-aa??ā
Sosok itu berjalan mendekat. Langkahnya terhenti tepat
dihadapan gadis itu āMinhyo-.
Minhyo menolehkan wajahnya. Rasa kesal yang ia rasakan
terlalu besar hingga membuat ia tak mau menatap sosok di depannya.
ākenapa kau datang?ā Tanyanya sinis.
Sosok itu hanya tersenyum mendengarnya. Ia tahu bahwa gadis
di depannya pasti akan bereaksi seperti itu padanya.
āuntuk bertemu dengan mu. apa lagi??ā Jawabnya dengan tetap
memasang senyum manisnya.
Gadis itu tersenyum sinis. Lantas ia menolehkan kepalanya
menatap pria yang masih berdiri di hadapannya itu dengan tatapan yang penuh
dengan amarah.
ābertemu? dengan ku??? benarkah?? bukankah kita akan bertemu
pukul tiga? tapi sekarang???ā Gadis itu memberikan jeda singkat guna menarik
nafas sebelum kembali melanjutkan ucapannya.
āapakah kau tidak bisa melihat jam tangan mu??! sudah pukul
berapa sekarang????? kau tahu.. kau terlambat satu jam Jaebum-ah! satu jam!! apakah
pantas kau datang dengan tersenyum seperti itu?? apakah pantas kau membiarkan
seorang wanita yang notabene-nya merupakan kekasih mu menunggu untuk waktu yang
cukup lama seperti ini??? apakah pan-ā
Belum sempat Minhyo meluapakan seluruh perasaannya pada
sosok pria bernama Jaebum itu, pria itu telah terlebih dulu mengunci rapat
bibir gadis itu dengan mengulumnya pelan. Tak perlu waktu lama untuk Jaebum
membuat Minhyo kembali tenang, karena hanya dengan memberikan sengatan singkat
pada bibir gadis itu, ia telah berhasil membuat Minhyo diam dan sedikit meredam
emosinya.
āaku tahu aku telah membuat kau menunggu selama itu di
tempat ini. dan aku tahu kau pasti marah. karena itu aku minta maaf
Minhyo-aa... aku tak bermaksud untuk membuat mu menunggu, tapi.....ā
Pria itu menggantungkan ucapannya dan mendudukan tubuhnya di
samping Minhyo. Raut sedih tiba-tiba saja muncul dan membuat Minhyo menatapnya
dengan penuh tanya. Gadis itu menanti kelanjutan dari ucapan Jaebum dengan
wajah yang masih terlihat kesal.
ātapi.... hhhhhh kau ingat apa yang kau ceritakan pada ku
semalam?? mengenai teman-teman mu. kau tahu Minhyo-aa, setelah mendengar cerita
mu aku merasa telah menjadi kekasih yang buruk untuk mu. mendengar kau
menceritakan apa yang dilakukan oleh kekasih teman-teman mu itu, membuat rasa
sesak memenuhi dada ku. dari nada mu bercerita, aku tahu bahwa kau mengharapkan
perlakuan seperti itu tapi..... tapi........ maaf Minhyo-aa.. maaf aku tak
bisa. kau tahu bukan, aku... aku bukan berasal dari keluarga seperti mereka. aku...
aku....ā
āhentikan! hentikan Im Jae Bum! hentikan!!! kenapa?? apakah
aku serendah itu di mata mu? kenapa kau berpikiran seperti itu??? kenapa???? aku...
aku tak mengharapkan apa pun dari mu Jaebum-ah! apakah kau mendengar langsung
kalau aku iri pada mereka?? tidakkan?? lalu.. lalu...ā
Minhyo tak sanggup lagi melanjutkan ucapnnya. Air matanya
telah lebih dulu jatuh dan membuat ia dengan cepat menyembunyikan wajahnya.
Kini hatinya terasa begitu sakit. Ia tak menyangka bahwa Jaebum ākekasihnya-
akan berpikiran seperti itu tentangnya.
Melihat tubuh Minhyo yang bergetar, dengan cepat Jaebum
memeluk erat tubuh mungil gadis itu. Ia mengusap punggungnya dan membiarkan
gadis itu membasahi mantelnya.
āmaaf Minhyo-aa.. maaf.. aku tak bermaksud membuat mu
bersedih. aku berjanji.. aku tak akan melakukan hal ini lagi pada mu. aku tak
akan membuat mu menangis lagi.. ku mohon jangan menangis. aku tak sanggup
melihat mu menangis...ā
Minhyo melepaskan pelukan Jaebum. Ia mengusap air matanya
dan menatap Jaebum dalam.
āapakah kau mencintai ku?ā Tanyanya tepat saat manik
matannya bertemu dengan manik mata Jaebum.
Jaebum terkejut begitu mendengar pertanyaan yang baru saja
dilontarkan Minhyo padanya. Namun pria itu tetap menjawabnya dengan kembali
menatap Minhyo dalam.
ātentu. aku mencintai mu Minhyo-aa.. aku sangat mencintai
mu.ā
Ia menggenggam tangan gadis itu erat. Mencoba semakin
meyakinkan Minhyo dengan pengakuannya barusan.
ākalau kau mencintai ku.. cium aku.ā
Kini Jaebum tak dapat menyembunyikan lagi rasa
keterkejutannya. Ia tak mengira bahwa Minhyo akan mengatakan hal itu pada
dirinya.
ākenapa kau diam?? cium aku Jaebum-ah..ā Minhyo kembali
mengulangi ucapannya. Lantas ia memejamkan matanya dan membiarkan Jaebum yang
masih menatapnya dengan penuh keterkejutan.
Jaebum tetap mendekatkan wajahnya walaupun ia masih merasa
terkejut. Perlahan wajah mereka kian dekat dan jarak yang memisahkan keduanya
semakin terpotong oleh Jaebum. Pria itu menangkupkan wajah Minhyo dan mulai
menempelkan bibirnya perlahan. Dengan yakin, pria itu mulai melumut bibir Minhyo.
Mereka melakukannya dengan perlahan dan tanpa ada yang mendominasi. Sampai
akhirnya mereka saling memberikan jarak untuk mereka bernafas.
Jaebum masih manangkup wajah Minhyo. Sementara Minhyo kini
menggerakan tangannya menggenggam tangan
pria itu. Mereka saling menatap. Menyampaikan kehangatan cinta yang
mereka miliki melalui tatapan mata mereka.
ākau tahu Jaebum-ah.. bersama dengan mu membuat ku bagaikan
seorang putri kerajaan. kau selalu dapat membuat ku bahagia dengan tanpa
melakukan apa pun. jadi ku mohon.. jangan pernah kau mempunyai pikiran seperti
itu lagi.ā Tutur Minhyo.
Gadis itu melepaskan tangan Jaebum dari wajahnya. Setelahnya
ia mendekap tubuh pria itu erat dan menenggelamkan wajahnya pada pundak pria
itu.
- Cinta tak mengenal
harta, jabatan, atau hal-hal semacam itu, yang dikenal cinta hanyalah kasih
sayang yang tak akan pernah pudar dengan mudah -
~ CANDY JELLY LOVE ~
ābagaimana?ā Tanya gadis itu cepat, begitu sosok gadis di
depannya menjauhkan ponselnya dari telinga.
āya.. dari suaranya, dapat ku simpulkan bahwa seorang Kang
Min Hyo sedang kesal. mungkin karena Jaebum belum datang. entahlah.. lebih baik
sekarang kau, Shin Seul Bin, bantu aku untuk merapihkan semua ini sebelum
Jackson datang.ā
āyak Park Eun Ra!! kenapa jadi aku yang merapihkannya. ini semua
kan ulah mu, jadi kau saja yang rapihkan!ā Tolak Seul Bin. Gadis itu
menyedekapkan tangannya dan menatap Eun Ra tajam.
āiiiisssshhhh Shin Seul Biiinnnn!!ā Pekik Eun Ra.
Ketika Eun Ra hendak memberikan pelajaran kepada sahabatnya
itu, suara bell berhasil membuat tangan gadis itu hanya mengambang di udara
dengan kepalanya yang refleks menoleh ke arah sumber suara.
āitu pasti Jackson. yak Shin Seul Bin! cepat ban-ā
āaku akan bukakan pintunya..ā Teriak Seul Bin yang telah
melangkah menuju pintu utama rumah itu.
o O O O o
Eun Ra masih berada di dapur saat Seul Bin dan Jackson
ākekasihnya- tengah berbincang bersama di ruang tengah. Gadis itu tidak sedang
membuatkan minum untuk Jackson, karena beberapa saat yang lalu asisten rumah
tangganya baru saja mengantarkan tiga gelas jus untuk mereka. Melainkan, ia
sedang berdiri diam memandangi berbagai macam jelly yang baru saja dibuatnya.
Gadis itu bukannya tak menyukai apa yang telah ia buat. Ia
juga merasa bahwa jelly yang dibuatnya
tidaklah buruk, ya.. setidaknya hal itulah yang dikatakan Seul Bin ketika ia
meminta sahabatnya itu untuk mencicipinya. Tetapi ia hanya merasa takut. Ia
takut kalau-kalau Jackson menertawakan
jelly buatannya. Ini memang bukanlah gaya seorang Park Eun Ra yang tak
memperdulikan apa yang orang katakan. Tetapi entah kenapa untuk hari ini, ia
mejadi seorang gadis yang begitu takut akan komentar orang lain.
Dan ketika gadis itu masih terus meratapi jelly buatannya,
seseorang datang dan langsung merangkulkan tangannya pada pundak gadis itu
sembari ikut memperhatikan piring besar dimana jelly-jelly tersebut diletakan.
ājadi ini yang membuat mu tak kunjung menemui ku??ā Ucap
sosok itu yang berhasil membuat Eun Ra tersadar dari lamunannya akan
jelly-jelly tersebut.
Eun Ra menatap sosok itu dengan matanya yang membulat. Ia
terdiam, apakah karena terkejut atau tengah memikirkan sesuatu untuk jelly-jellynya.
Untuk beberapa saat ia masih terus menatap Jackson dengan mata yang terus
berkedip cepat. Namun ia segera menghempaskan tangan pria itu dari pundaknya
dan menatap tajam sosok Jackson.
āYA WANG JACKSON! apa yang kau lakukan di sini??!ā Maki Eun
Ra. Gadis itu dengan cepat memukuli tubuh pria itu dengan tangannya.
āya ya ya Park Eun Ra! hentikan. kenapa kau memukuli ku??! ya
Park Eun Ra!!ā Teriak Jackson dengan mencoba untuk menghentikan tingkah anarkis
gadisnya itu.
Sementara Eun Ra, gadis itu tetap tak bergeming. Ia tetap memukuli Jackson
sampai pada akhirnya pria itu berhasil menangkap tangan Eun Ra dan membuat
tindak kekerasan gadis itu terhenti.
ākenapa kau memukul ku??ā Tanya Jackson dengan terus
menggenggam pergelangan Eun Ra.
Eun Ra tak lantas menjawabnya. Gadis itu tetap diam dan malah
mencoba untuk melepaskan tangannya dari genggaman Jackson. Namun bukan Jackson
namanya jika ia dengan mudahnya melepaskan tangan gadis itu.
āapakah karena jelly-jelly ini?ā Tebak Jackson karena Eun Ra
yang tak kunjung menjawab pertanyaannya.
Mendengar itu, Eun Ra semakin merapatkan bibirnya. Giginya
saling beradu hingga kini rahangnya terlihat mengeras.
ājangan berbohong Park Eun Ra. aku sudah tahu semuanya. Seul
Bin yang menceritakannya pada ku..ā
āSeul Bin???ā
āya.. Seul Bin. dia bilang kalau kau membuat jelly untuk ku.
dia juga bilang kalau jelly yang kau buat menggunakan prisa permen. karena kau
ingin menggabungkan apa yang kau sukai dengan apa yang aku sukai.ā
ājadi gadis itu mengatakan semuanya?? awas kau Shin Seul
Bin!!!ā Gerutu Eun Ra pelan saat Jackson tengah memperhatikan jelly-jelly yang
berada di atas meja.
āEun Ra-aa.. kenapa kau mengambilnya??!ā Teriak Jackson saat
Eun Ra mengambil piring yang berisikan jelly tersebut dan hendak membuangnya ke
tempat sampah.
āsudahlah. kau tak perlu berpura-pura menyukainya. aku tahu
kalau jelly ini tak beraturan dan rasanya tak enak.. jadi biarkan saja aku
membuangnya.ā
Eun Ra membuka penutup tempat sampah yang berada di pojok ruangan.
Ia baru saja akan menuangkan seluruh jelly tersebut ke dalam sana tapi tak jadi
karena Jackson telah lebih dulu merebutnya dan menyuapkan satu buah jelly ke
dalam mulutnya.
āya Wang Jackson! kembalikan!!ā Teriak Eun Ra. Gadis itu
hendak menangkap Jackson yang telah lebih dulu berlari menuju ruang tengah
dengan terus memasukan satu per satu jelly-jelly tersebut ke dalam mulutnya.
Sampai pada akhirnya, ketika ia telah sampai di ruangan tersebut, Jackson
telah meletakan piring putih tersebut ke atas meja dan menyenderkan tubuhnya di
sofa.
ājelly mu ini enak.. ya walaupun bentuknya tak karuan tetapi
aku suka. terima kasih Park Eun Ra..ā
Jackson mengerlingkan matanya. Ia menatap Eun Ra dan
mengisyaratkan kepada gadis itu agar duduk di sampingnya. Melihat gerakan
tangan Jackson yang memukul pelan sofa di sampingnya, Eun Ra akhirnya
memutuskan untuk mendudukan tubuhnya di sana. Lagi pula saat ini ia merasa
cukup lelah. Setelah sejak pagi membuat jelly-jelly tersebut, lalu dilanjutkan
dengan merapihkan dapur, dan yang terkahir adalah mengejar Jackson sampai ke
ruang tengah. Jadi tak ada salahnya jika ia mengistirahatkan tubuhnya kini.
Eun ra menyenderkan tubuhnya dan memejamkan matanya. Ia
membiarkan seluruh rasa lelah yang tengah ia rasakan menguap begitu tubuhnya
bersandar pada sofa ruang tengah yang menurutnya saat ini terasa lebih nyaman
dibandingkan dengan sebelum-sebelumnya.
ākenapa kau malu?ā
Tanya Jackson tiba-tiba saat Eun Ra dan juga dirinya sama-sama tengah
memejamkan mata.
Eun Ra membuka matanya dan menoleh pada pria di sampingnya.
Ia mengerutkan alisnya saat melihat Jackson yang memejamkan matanya. Apakah pria ini sedang bertanya pada ku??
Pikirnya saat melihat Jackson.
ākenapa kau malah menatap ku?? aku tahu aku tampan. jadi
berhenti menatap ku seperti itu..ā Ujar pria itu tiba-tiba.
Eun Ra kembali mencibir ketika mendengar perkataan Jackson.
Apa yang dikatakan Jackson terdengar terlalu berlebihan di telinganya. Walaupun
ia tahu kalau kekasihnya itu memiliki kadar kepercayaan diri yang amat tinggi,
tapi ia masih tak bisa menerima kalimat-kalimat yang baru saja terlontar dari
mulut pria itu.
āissh... percaya diri sekali kau Wang Jackson!!ā
Pria itu tersenyum. Perlahan ia membuka matanya dan menatap
sosok gadis yang juga tengah menatapnya itu.
āpercaya diri?? aku tidak percaya diri Park Eun Ra. ini
fakta! apa yang aku katakan semuanya benar. kalau aku tak tampan, kau tak
mungkin menjadi kekasih ku bukan???ā
Eun Ra menghela nafasnya seketika begitu mendengar penuturan
Jackson. Gadis itu juga menggaruk kepalanya dan kembali menyenderkan tubuhnya.
āterserah kau saja...ā
āEun Ra-aa.. kau belum menjawab pertanyaan ku. kenapa kau
malu??ā Tanya ulang Jackson.
Pria itu menatap Eun Ra dalam. Ia menanti jawaban gadis itu
karena ia tak tahu alasan mengapa Eun Ra harus merasa malu dengan jelly
buatannya. Ia tahu bentuk jelly itu tak karuan, tapi hal itu tak bisa menjadi
alasan untuk Eun Ra malu dengan hasil karyanya sendiri. Toh.. bentuk Jelly kan
dapat diperbaiki lagi dengan menggunakan alat pencetak.
āentahlah Jackson-ah.. aku sendiri tak tahu kenapa aku
merasa malu. mungkin karena membuat jelly merupakan kali pertama ku memasak
untuk mu.ā Ungkap Eun Ra.
Mungkin jawaban Eun Ra terdengar polos dan apa adanya. Tapi
Jackson menyukainya. Entah apa alasan pria itu menyukai jawaban Eun Ra yang apa
adanya, tapi bila dibandingkan dengan saat Eun Ra menjawabnya dengan berbelit pastilah
ia lebih menyukai jawaban dari gadis itu yang apa adanya.
Jackson memutar tubuhnya menatap Eun Ra. Ia menggenggam
tangan gadis itu dan membuat Eun Ra ikut menatapnya.
āaku tak peduli bagaimana bentuknya.. selama itu kau yang
buat dan kau membuatnya dengan cinta, aku akan menyukainya Eun Ra-aa.. jadi
jangan sekali-kali kau mengulangi hal ini lagi. mengerti???ā
āa-ku mengerti...ā
- Cinta membuat
seseorang rela melakukan apa pun untuk orang yang dicintainya, sekali pun yang ia
lakukan adalah sesuatu yang tak disukainya -
~ MY J ~
Gadis itu terus saja tertawa. Matanya menyipit dan tangannya
bergerak memukuli tas coklat yang ada dipangkuannya. Ia tak bisa berhenti
membayangkan bagaimana wajah Eun Ra saat ini. Pasti gadis itu sangat malu dan
wajahnya memerah. Pikirnya setiap kali ia mengingat apa saja yang ia katakan
pada sosok Jackson tadi.
Dan tingkah gadis itu berhasil menarik perhatian seorang
pria yang terus memperhatikannya dari balik kemudi kendaraannya. Pria itu tahu
bahwa gadis di sampingnya itu sangat mudah untuk tertawa. Tetapi masalahnya,
sejak gadis itu masuk hingga mobil yang dikendarainya telah melaju bersama
dengan kendaraan-kendaraan lain, ia sama sekali belum mengatakan apa pun yang
dapat membuat orang lain tertawa. Dan rasa penasarannya semakin menjadi saat
gadis itu berusaha menghentikan tawanya namun gagal dan berakhir dengan tawa
yang semakin keras.
āsebenarnya apa yang kau tertawakan Seul Bin-ah?ā Tanya pria
itu dengan matanya yang tetap fokus pada jalan di depannya.
Gadis itu āSeul Bin- menolehkan kepalanya dan berusaha untuk
berhenti tertawa dengan menarik nafasnya dalam-dalam. Gadis itu menelan
salivanya dan mencoba untuk mengatur nafasnya yang tak beraturan karena
terus-menerus tertawa.
ājadi begini Jinyoung-ah.. hari ini Eun Ra mengundang Jackson
untuk datang ke rumahnya. ia berencana untuk memberikan kejutan berupa jelly
yang katanya, Jackson sangat suka dengan makanan itu. tapi setelah jelly itu
jadi, kau tahu... ia tak kunjung menyajikannya. dan yang lebih parahnya, ia
bahkan tak kunjung datang saat Jackson tiba. dan mau tak mau aku yang mengajak
pria itu berbicara. dan aku menceritakan semuanya pada Jackson. baik itu alasan
mengapa Eun Ra mengundangnya sampai dengan bentuk jelly yang tak karuan. dan..
kau tahu kan bagaimana Eun Ra jika ia malu??ā
Jinyoung menganggukan kepalanya dengan menoleh singkat pada
sosok Seul Bin yang telihat bersemangat dengan cerita yang tengah ia ceritakan.
āaku.. aku membayangkan wajahnya! karena itu aku tak dapat
berhenti tertawa.ā
Mendengar itu, Jinyoung hanya tersenyum. Ia juga masih
memperhatikan jalan di depannya saat ia kembali membuka suaranya.
ālalu apakah kau tak takut jika Eun Ra akan marah pada mu?ā
Seul Bin menatap Jinyoung dengan alis yang bertaut. Ia juga
memiringkan wajahnya guna melihat wajah pria itu. Namun setelahnya tawa gadis
itu kembali pecah dan ia kembali menyandarkan tubuhnya.
ākau bercanda Jinyoung-ah?? ya... mungkin ah bukan, Eun Ra
pasti akan marah pada ku. Tapi ia tak akan memangsa ku dan menjadikan aku
sebagai bahan untuk kembali membuatkan Jackson sepiring jelly.ā Terang Seul Bin
sembari tertawa.
Sementara Jinyoung, pria itu kembali tersenyum setelah
mendengar penuturan kekasihnya itu. Pria itu begitu tahu bagaiamana tali
persahabatan yang terjalin antara Seul Bin dan ketiga temannya. Jadi tanpa
harus bertanya pun, ia telah tahu jawaban apa yang akan kelaur dari mulut Seul
Bin.
Setelah perbincangan singkat mengenai Eun Ra berkahir,
keduanya kembali sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Jinyoung sibuk
memperhatikan jalan di depannya walau sesekali ia tetap menoleh memperhatikan
gadis di sampingnya. Sementara Seul Bin, gadis itu masih sibuk membayangkan
wajah Eun Ra yang menurutnya akan sangat lucu.
Sampai akhirnya, Seul Bin kembali menolehkan kepalanya.
Gadis itu memperhatikan wajah Jinyoung yang masih fokus pada jalan besar di depannya.
ākenapa kau menatap ku seperti itu?ā Tanya Jinyoung karena
Seul Bin terus menatapnya dan tak mengatakan apa pun.
āaku hanya ingin bertanya mengenai Jiyeong. apakah kau..ā
ātadi dia datang ke tempat latihan. sepertinya Mark yang
memintanya datang. memangnya ada apa?ā
Seul Bin kembali menyenderkan tubuhnya. Wajahnya terlihat
seperti tengah berpikir sebelum kembali membuka mulutnya untuk menjawab
pertanyaan Jinyoung.
āsemalam aku mengajaknya untuk membantu Eun Ra, sayangnya ia
tak bisa. ku pikir ia telah memiliki janji dengan Mark. ketika aku
menanyakannya, ia malah mengalihkan pembicaraannya dan juga, suaranya terdengar
gusar.ā
āmungkin ia tengah memikirkan sesuatu atau mungkin......ā
āmungkin apa?ā Tanya Seul Bin cepat.
āah... mm.. tak apa. nah kita sudah sampai. ayo turun.ā Balas Jinyoung.
Pria itu mematikan mesin mobilnya dan keluar terlebih dulu
guna membukakan pintu untuk Seul Bin. Mereka kemudian berjalan beriringan
mendekati sungai dan menduduki salah satu kursi
di sana.
āJinyoung-ah kenapa ki-ā
āpasti kau ingin bertanya kenapa kita datang ke tempat ini,
iya kan?ā Potong Jinyoung cepat sembari menyerahkan satu kotak coklat pada Seul
Bin.
Seul Bin menerima kotak tersebut dengan rasa bingung yang
bertambah. Belum sempat rasa bingung karena tempat tersebut terjawab, kini
Jinyoung malah memberikan sebuah kotak coklat yang semakin membuatnya merasa
bingung.
āaku ingin menlihat matahari terbenam dengan mu Seul
Bin-ah.. makanya aku mengajak mu ke tempat
ini. mungkin melihat matahari terbenam merupakan hal yang biasa saja,
tapi jika dengan mu aku merasa berbeda. dan coklat itu, aku tahu kau menyukai
coklat, jadi ku bawakan untuk menemani kita saat melihat matahari terbenam.ā
Terang Jinyoung yang berhasil membuat pelupuk mata Seul Bin dipenuhi dengan
cairan bening yang siap melesat jatuh membasahi pipinya.
Gadis itu menatap Jinyoung dengan matanya yang berbinar. Ia
merasa sangat senang dengan apa yang telah kekasihnya itu lakukan. Seul Bin
memang bukanlah gadis yang romantis. Sehingga sulit baginya untuk merasa nyaman
dengan keadaan dimana sang kekasih terus memberikan perhatian yang menurutnya selalu
berlebihan. Ia juga bukan gadis yang cengeng. Tapi entah kenapa, saat itu ia
ingin sekali menangis dan meluapkan rasa bahagianya itu atas apa yang dilakukan
Jinyoung.
Seul Bin merengkuh tubuh Jinyoung dan menenggelamkan
wajahnya di sana. Ia menangis di dalam dekapan pria itu. Ia tak malu jika nanti
pria itu akan meledeknya. Menurutnya tak masalah jika nanti ia mendapat julukan
cengeng atau apa pun itu dari pria itu, yang jelas saat ini ia ingin menangis.
Ia ingin meluapkan segala yang ia rasakan di dalam dekapan pria itu.
Untuk beberapa saat, gadis itu masih terus menangis hingga
akhirnya tangisnya terhenti dan ia melepaskan rangkulannya dan beralih menatap
pria itu.
āaku juga tahu kalau melihat matahari terbenam merupakan hal
yang biasa, tetapi jika kau yang mengajak ku. hal ini akan menjadi sangat
istimewa. karena kau Park Jinyoung. kau yang membuat semua hal yang biasa
menjadi sangat luar biasa dengan ketulusan mu. aku mencintai mu Park Jinyoung...ā
Jinyoung semakin menarik bibirnya membentuk lengkungan manis
di wajahnya dan kembali menarik tubuh Seul Bin ke dalam dekapannya. Pria itu
mengusap pelan puncak kepala gadis itu. Menyalurkan rasa hangat yang ia miliki
kepada Seul Bin.
āaku juga mencintai mu.. sangat mencintai mu. terima kasih
sudah hadir dihidup ku Seul Bin-ah...ā
āterima kasih juga telah menjadi my J ku untuk tiga tahun
ini, Jinyoung-ah..ā
Seul Bin semakin menenggelamkan wajahnya pada tubuh
Jinyoung. Begitu pula dengan Jinyoung yang semakin mengeratkan rangkulannya.
Sore itu, matahari senja beserta salju yang turun menjadi saksi seberapa besar
rasa cinta yang keduanya miliki selama ini. Bahkan angin dingin yang berhembus
tak mampu mengalahkan kehangatan cinta yang keduanya rasakan.
- Hal yang biasa saja
akan menjadi istimewa jika dilakukan dengan dasar cinta -
~ WAIT A MINUTE ~
āayo..ā
Gadis itu menghela nafasnya. Sejak tadi jantungnya terus
berdetak dengan kencang. Dan sekarang, detakannya semakin kencang saat pria di
hadapannya mengulurkan tangan kepadanya.
ātunggu Mark.. tunggu sebentar. aku ingin menenangkan diri
ku..ā
āapakah masih kurang? sejak tadi kau meminta ku menunggu hanya untuk
menenangkan diri Hwang Jiyeong..ā
Mark kini ikut menyenderkan tubuhnya pada kaca besar seperti
apa yang dilakukan gadis bernama Jiyeong itu. Pria itu meluruskan kakinya dan
merogoh saku celananya. Ia mengeluarkan ponsel hitam miliknya dengan melirik
gadis di sampingnya singkat.
āsatu menit saja. aku akan memberikan mu satu menit untuk menenangkan
diri.ā Ujar pria itu.
Mark mulai mengoperasikan ponselnya. Mencari perangkat lunak
yang dapat mengingatkannya akan satu menit yang ia berikan pada Jiyeong. Tak
lama, perangkat tersebut mulai bekerja menghitung mundur dari angka enam puluh
menuju satu. Dengan segera pria itu meletakan ponselnya ke atas meja dekat
komputer yang berada pada pojok ruangan.
Detik demi detik terus berganti, namun Jiyeong tetap tak
dapat membuat dirinya merasa lebih tenang. Hingga sampai pada dimana alarm ponsel itu berbunyi nyaring,
Jiyeong belum juga merasa tenang. Sedangkan Mark, pria itu langsung berjalan
menghampiri Jiyeong dan langsung menarik tangan gadis itu hingga membuat gadis
itu kini berdiri tepat di depannya.
Pria itu menatap
Jiyeong yang terus saja menunduk dengan mata terpejam. Ia tahu apa yang
dirasakan kekasihnya itu. Tetapi niatnya
untuk mengajak gadis itu terlalu besar. Mark mengangkat dagu Jiyeong,
hingga membuat ia kini dapat melihat jelas wajah gugup sang gadis. Pria itu
juga menggenggam erat tangan Jiyeong yang juga ikut mendingin.
āaku akan menuntun mu Jiyeongie.. jadi kau tak perlu takut.ā
Ujar Mark menenangkan.
ātapi aku tak bisa Mark. aku tak pandai meliukan tubuh
seperti mu. kau tahukan aku hanya mampu memecahkan soal matematika yang
diberikan professor Yoon.ā Terang Jiyeong yang terdengar seperti keluhan.
Mark hanya
menyunggingkan senyumnya. Ia tak
berniat untuk mebalas ucapan gadis itu karena ia tahu jika ia
membalasnya, perdebatan mereka tak akan berakhir cepat. Jadi akhirnya ia
memutuskan untuk menghampiri meja komputer dan mulai mengatur musik yang akan
mengiri dirinya dan juga Jiyeong.
Mark kembali kehadapan Jiyeong, dan tak lama alunan musik
mulai mengalun. Hal itu membuat tubuh Mark langsung bergerak mengikuti irama
lagu yang telah dipilihnya. Lain Mark, lain pula dengan Jiyeong. Gadis itu masih tetap diam
mematung di tempatnya. Tubuhnya sama sekali tak menunjukan tanda-tanda akan
mengikuti langkah Mark yang telah lebih dulu menari mengikuti irama musik tersebut.
Sampai akhirnya sembari meliukan badannya, Mark menghampiri
Jiyeong dan menarik gadis itu hingga mereka kini berada di tengah ruangan. Mark
terus saja menari mengikuti irama yang di dengarnya. Namun kali ini ia kalungkan
tangannya pada pundak Jiyeong yang mau
tak mau membuat gadis itu bergerak mengikutinya.
Awalnya terlihat sekali raut keterpaksaan pada wajah gadis
itu. Namun seiring dengan berjalannya waktu, raut itu menghilang dan tinggalah
keceriaan yang terpancar. Ia dan Mark mulai menari layaknya penari yang telah
berlatih bersama. Ia mengikuti irama dari gerakan pria itu dan memadukannya
dengan gerakan yang ia bisa. Sampai akhirnya alunan musik itu berhenti.
Jiyeong lantas menundukan kepalanya. Ia mencoba untuk
mengumpulkan oksigen sebanyak-banyaknya untuk paru-parunya yang telah terasa
seperti kekurangan pasokan udara. Sementara Mark, pria itu terlebih dulu
mematikan pemutar musik yang digunakannya lalu kembali menghampiri Jiyeong yang
masih berdiri di posisinya.
ābagaimana? mengasikan bukan??ā
Jiyeong menganggukan kepalanya dan menyunggingkan senyumnya
walaupun nafasnya masih memburu. Ia tak menyangka bahwa menari dapat membuatnya
merasa begitu senang.
āsudah ku katakan bukan, menari itu mudah. selama kau
mendengarkan alunan musiknya, kau akan bisa menari walaupun itu bukanlah keahlian
mu.ā
Mendengar penuturan dari Mark, Jiyeong kembali menganggukan
kepalanya. Gadis itu kemudian menatap Mark dan merengkuh tangan pria itu.
āterima kasih karena kau
mau bersusah payah untuk membujuk ku.. terima kasih karena kau telah mau
mengerti aku yang terlalu gugup.. terima kasih juga unt-ā
Ucapan Jiyeong terputus saat tiba-tiba saja Mark menempelkann
bibir mereka. Jiyeong yang terkejut hanya diam dan tak melakukan apa pun. Namun
perlahan, matanya mulai terpejam mengikuti Mark yang telah lebih dulu
memejamkan matanya.
Awalnya yang terjadi hanya sekedar saling menempelkan bibir
saja. Namun perlahan, hal itu berubah menjadi lebih dalam saat salah satu
tangan Mark merangkul pinggang Jiyeong dan yang satunya menekan tengkuk gadis
itu.
Mereka berdua āMark dan Jiyeong- semakin terhanyut dalam
suasana yang mereka buat. Pentautan mereka terus terjadi. Memang tak ada
gigitan atau hal aneh lainnya yang terjadi, keduanya hanya sekedar saling melumut. Namun pada
akhirnya, mereka mengakhiri cumbuan tersebut saat pasokan udara yang keduanya
miliki sudah tak lagi mencukupi paru-paru keduanya.
āpertama aku tak melakukan apa pun, jadi berhenti berterima
kasih kepada ku.. kedua, aku melakukan semua ini karena aku mencintai mu Jiyeongie..
sangat mencintai mu, jadi kau tak perlu mengucapkan terima kasih kepada ku. mengerti?ā
Jiyeong menganggukan kepalanya dengan kedua ujung bibirnya
yang tertarik membentuk sebuah lengkungan manis. ātapi bolehkah aku berterima
kasih kepada mu untuk satu hal??ā Tanya Jiyeong yeng membuat Mark memiringkan
wajahnya bingung.
āJiyeongie.. sudah ku bilang, kau tak perlu berterima kasih.
karena ak...ā
āterima kasih karena telah menjadi kekasih ku Mark Tuan. aku
berharap kau akan selalu berada di samping ku dan tak akan pernah pergi
meninggalkan ku...ā Ucap Jiyeong cepat,
secepat ia yang langsung memeluk tubuh tegap Mark dan menenggelamkan wajahnya
pada dada bidang pria itu.
- Seberapa besar
perbedaan di antara keduanya, cinta tetap dapat mempersatukan mereka -
E N D
good.... good what?? night or middle of night?????
whatever good what guys, i just wanna say that hope you like this story and also amused with this.
and for the time, i know this is already late of night, but i'm still awake so, i decided to publish this super duper absurd story now. and also because i had told to GSB that i would publish this story on May 14th. that was not a promise but instead of this story is become steal, so i published it.
mmmm.. i don't know what to do and i also don't know what should i talk to you. so before this is become weird and long, i will disappear from here. enjoy guyss.. happy long holiday.. good night.. and see you.....ź°ģ¬ķ©ėė¤ ^^
Comments
Post a Comment