La Douler Exquise
Park Jinyoung & Shin Seulbin
- Tak seharusnya cinta yang telah pergi tetap
kau harapkan. Karena belum tentu cinta itu mengharapkan mu seperti kau
mengharapkannya -
ā
Cinta memanglah sebuah kata. Namun cinta adalah kata yang
sanggup membuat seorang yang merasakannya berubah menjadi sangat berbeda. Cinta
bisa membawa kebahagian tapi juga bisa membawa kesedihan. Tak ada yang tahu
pasti kapan cinta datang atau pergi. Yang jelas, ketika sang cinta pergi, dunia
akan berubah menjadi gelap.
Park Jinyoung, seorang pria muda yang baru saja
menyelesaikan pendidikannya dibangku kuliah itu kini tengah asyik menjalani
kehidupan barunya sebagai seorang pengacara. Ia baru saja mendapatkan gelar
sarjana disalah satu universitas terkemuka dan kemudian segera bergabung dengan
sebuah tim yang diketuai oleh seniornya terdahulu. Ia tak pernah menyangka
bahwa perjalanan karirnya begitu menyenangkan dan tak terlalu berliku. Dan
semua ini terjadi berkat ketiga sahabatnya, di samping keluarganya. Bagaimana
pun kritikan tajam yang dulu sempat dilontarkan sahabat-sahabatnya itu telah
berhasil mengubah dirinya yang sebelumnya bagaikan sebuah boneka menjadi
seorang manusia yang utuh.
Dan ketika hari-harinya sebagai seorang pengacara muda
tengah berjalan dengan begitu baik, tiba-tiba saja sosok yang tak pernah ia
harapkan kembali hadir dikehidupannya. Ia bagaikan tersengat listrik
bertegangan tinggi begitu tanpa sengaja mereka kembali dipertemukan dalam
sebuah persidangan salah satu client-nya.
Awalnya ia ingin sekali mengabaikan keberadaan sosok itu. Tapi, usahanya
menjadi tak berarti karena sosok itu yang terus saja datang menghampirinya.
Hingga akhirnya kini ia dan sosok itu kembali terhubung
berkat usaha keras yang dilakukan sosok tersebut. Bahkan tanpa disadari, kini
di dalam hati pria itu telah kembali tumbuh sebuah perasaan yang dulu sempat
membuatnya hampir kehilangan nyawa akibat dehidrasi yang begitu parah. Ia tak
memungkiri bahwa keberadaan sosok itu telah menorehkan warna tersendiri di
hidupnya. Namun ia juga tak menutup mata akan kejadian masa lalu yang masih
menyisakan trauma tersendiri untuk dirinya.
Di saat semua perasaan takut akibat trauma tersebut kembali
mengusiknya, sosok itu dengan sigap mengulurkan tangannya. Sosok itu berusaha
sekuat tenaganya untuk membantu pria itu keluar dari rasa takutnya. Ia berusaha
untuk kembali merangkul pria itu seperti dulu saat mereka masih bersama. Dan
uluran tersebut akhirnya diterima setelah beberapa kali pria itu menolaknya.
Pria muda itu mulai menerima kembali keberadaan sosok
tersebut di sampingnya. Ia mulai menemukan kembali serpihan kebahagian yang
dulu sempat hilang dari dirinya. Ia mulai merasakan perasaan yang begitu dalam
pada sosok itu seperti saat mereka masih bersama. Dan kebersamaan yang terjadi
antara kedunya telah membuat sebuah harapan kembali muncul di dalam benaknya.
Sebuah harapan akan hidup bahagia bersama. Harapan untuk mempersatukan mereka
dalam sebuah ikatan suci pernikahan. Sampai dengan harapan untuk terus bersama
sampai ajal yang memisahkan.
Dan hari itu, ia telah mengambil sebuah keputusan terbesar
dalam hidupnya. Ia telah berani untuk menentukan jalan hidupnya sendiri. Dan ia
juga telah berhasil menghapus perasaan takut yang selalu menggelayutinya.
Siang itu, ia telah memikirkan dengan matang-matang
keputusan yang telah diambilnya. Ia juga baru saja menghubungi seseorang untuk
memesan sesuatu yang akan diberikannya pada sosok itu. Dan setelah apa yang
dibutuhkannya telah ia pesan, pria itu kini beralih pada kontak nama
bertuliskan Seulbin di dalan daftar kontak pada ponselnya. Pria itu mulai
mengetikan sesuatu di sana, dan tak berapa lama pemberitahuan akan pesan yang
telah terkirim muncul pada layar ponselnya. Melihat itu, pria tersebut
menyunggingkan senyumnya dan setelahnya mengambil jas yang tersampir pada
senderan kursi sebelum akhirnya meninggalkan mejanya bersama dengan sebuah
kunci digenggamannya.
o O O O o
Langit telah berubah menjadi hitam dan angin telah berhembus
lebih kencang dari sebelumnya. Keadaan jalan kian meramai serta lampu-lampu
yang menyala menjadi penghias di malam yang gelap itu.
Pria itu turun dari mobilnya dan berjalan dengan menggenggam
sesuatu. Ia melirik singkat pada jam yang mengikat pergelangan kirinya dan
memastikan sesuatu pada ponselnya. Ia semakin mempercepat langkahnya menuju
sebuah tempat yang entah mengapa sangat dirindukannya.
Ia mendudukan tubuhnya pada sebuah kursi di tempat tersebut.
Ia kemudian mengeluarkan ponsel putihnya dari saku jas dan segera mengoperasikannya.
Saat itu entah mengapa ia merasa lebih dingin dari
sebelumnya. Apakah karena ia berada di taman dengan tanpa mengenakan sehelai
pakaian hangat??
Ya.. mungkin karena itu tubuhnya merasa lebih dingin.
Tapi.... ia sama sekali tak memerdulikan rasa dingin itu. Yang ia
perdulikan dan pikirkan hanyalah sosok gadis bernama Seulbin itu. Entah kenapa
setiap kali ia mengingat sosok itu, jantungnya berdetak lebih cepat. Terlebih
ketika ia memikirkan apa yang akan ia lakukan saat sosok itu datang.
Tak lama untuknya menunggu sosok bermama Seulbin itu. Karena
selang sepuluh menit darinya, sosok itu tiba dan segera menghamburkan
pelukannya kepada dirinya. Keduanya saling melempar senyum dan sosok itu pun
akhirnya mendudukan tubuhnya di samping pria itu.
Keduanya sempat terlibat perbincangan singkat mengenai
pekerjaan mereka di dunia hukum. Baik itu berbagi pengalaman atau pun pendapat.
Sampai akhirnya, tiba-tiba saja sosok itu -Seulbin- mengatakan sesuatu yang
erat hubungannya dengan masa lalu kedunya di saat pria itu tengah mengambil
sebuah buket bunga dari balik punggungnya.
Pria itu -Jinyoung- menghentikan pergerakan tangannya dan
lebih memilih untuk mendengarkan apa yang masih terus Seulbin katakan.
Mendengar penuturan yang masih belum diselesaikan itu, entah kenapa ada sesuatu
yang memaksa keluar dari dalam dirinya. Ia merasa ingin berteriak tapi ia tak
tahu apa yang harus ia teriakan.
Dan ketika jangtungnya kian berdetak dengan lebih cepat dan
nafasnya kian lama kian terhambat, Seulbin malah merogoh tasnya dan
mengeluarkan sebuah benda dari sana. Gadis itu kemudian menyerahkan benda itu
kepada Jinyoung dengan kepalanya yang tertunduk.
Benda yang kini tergeletak tepat di depan Jinyoung, telah
berhasil membuat mata pria itu membulat. Nafasnya seakan tercekat dan
jantungnya semakin berdetak kencang. Ia tak tahu harus berbuat apa. Tapi yang
jelas, ketika matanya melihat nama yang tertulis pada cover benda tersebut,
tangan pria itu terkepal dengan kencang dan wajahnya mulai mengeras.
ākami bertemu saat aku dan keluarga ku pindah ke California.
dia adalah senior ku dan...ā Seulbin menjeda ucapannya. Ia menarik nafasnya
dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan sebelum kembali melanjutkan
ucapannya.
āaku datang menemui mu untuk meminta maaf karena waktu itu
aku memutuskan hubungan kita tanpa menjelaskan apa pun. dan kini aku ingin
menjelas-ā
āku rasa cukup. selamat untuk pernikahan mu Seulbin. aku
turut berbahagia..ā
Jinyoung bangkit dari duduknya dan segera beranjak pergi
tanpa mengindahkan Seulbin yang terus menatap kepergiannya sampai mobil pria
itu telah berbaur dengan mobil-mobil lainnya. Pria itu mengendarai mobilnya
begitu cepat dan sama sekali tak memerdulikan pengemudi lainnya yang berada di
jalan yang sama dengannya. Dirinya begitu kacau. Hatinya begitu sakit. Sehingga
otaknya tak mampu berpikir dengan normal.
Ia tak pernah menyangka sebelumnya bahwa ternyata wanita itu
akan melakukan hal seperti itu padanya. Kembali dan seakan memberikan harapan
baru untuknya. Tapi nyatanya, wanita itu malah kembali memberikan luka bahkan
lebih dalam dibandingkan luka yang sebelumnya pernah ia torehkan.
Mungkin apa yang dikatakan teman-temannya benar. Tak
seharusnya ia terus mengharapkan suatu hal yang nyatanya sudah tak berpihak
padanya. Tak seharusnya juga ia berharap lebih pada sosok wanita yang jelas-jelas
sudah menyakitinya. Dan seharuanya ia telah mengubur dalam-dalam perasaannya
itu dan melupakan segala sesuatu mengenai wanita itu. Namun Jinyoung tak
sanggup untuk melakukannya. Wanita itu telah benar-benar berhasil menciptakan
kenangan manis yang membuat dia tak mampu menghilangkan perasaannya pada wanita
itu. Entah sampai kapan kenangan itu berada di dalam ingatannya. Yang jelas
saat itu hatinya terasa begitu perih tapi kenangan manis itu masih terus
terngiang, walaupun pada kenyataannya kenangan itulah penyebab dari rasa sakit
yang tengah ia rasakan.
F I N
Happy Sunday Guysssssss...
how's your holiday??? have a nice holiday? have a vacation to somewhere? or anything?
whatever it is, hope you guys are happy with this waawwww holiday.
oke.. because this is still holiday, i will not bother you with my long chitchat. so happy holiday. enjoy this fic and see you guys.....ź°ģ¬ķ©ėė¤ ^^
Comments
Post a Comment