Drama




Astaga, drama macam apa yang sedang kumainkan saat ini?

- Drama -





Cast: 

Kwon Jiyoung – Lee Yoobi





Sungguh, ini salah satu drama paling memuakkan yang pernah kulalui. Interogasi. Tak peduli seserius apapun aku menjawab atau bahkan raut wajahku yang sengaja kubuat tegas, sesi ini tak lantas berakhir. Hell, sampai kapan pria buncit dengan kerutan di sudut-sudut matanya itu berhenti melempar tatapan benci padaku. 




Aku menarik napas, mengembuskannya dengan tersendat-sendat. Dari sudut mataku, terlihat samar-samar gadis dengan rambut hitam sebahu yang tengah menahan tawanya. Aku tahu pasti ia sedang menikmati penderitaanku saat ini. Melihatku tak berdaya di hadapan ayahnya yang mantan jenderal, pasti tak ada hiburan yang lebih baik daripada ini.




Sial, memang apa salahnya diriku yang malang ini? Aku hanya ingin berkencan dengan seorang gadis pembuat masalah yang tidak begitu cantik. Oke, Lee Yoobi memang tidak seperti Kim Taehee yang nampak elegan sekalipun ia sudah berusaha sekeras mungkin. Lee Yoobi hanyalah gadis berisik dengan kepala kecil, mata bulat besar, wajahnya lebih seperti seorang bocah daripada gadis berusia dua puluh lima tahun. Ia hanya Lee Yoobi, seorang gadis yang membuatku rela melanggar aturan-aturan yang kubuat dalam hidup.




Jadi seharusnya tak sesulit itu berkencan dengan gadis pendek yang tingkahnya sama sekali tidak manis itu. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Saat aku hendak menemuinya di persimpangan jalan–tempat dimana kami sering bertemu diam-diam–ternyata ayahnya ikut serta bersamanya. Gila! Ayahnya berdiri tepat di belakang gadis itu dengan wajah super tegas dan entah bagaimana suara dengusannya benar-benar mirip banteng di pertunjukan matador.





Dan sekarang di sinilah aku. Duduk berhadapan dengan Tuan Lee yang tak lelah menyorotkan tatapan tajam ke arahku. Kami duduk bersama di ruang tengah kediaman keluarga Lee. Harusnya itu jadi menyenangkan kalau saja pria tua itu tak ada di sana, tidak ada di antara aku dan Yoobi.




“Jadi kau berhenti kuliah untuk berkarir dengan band-mu?”






Selama ini aku selalu menjawab pertanyaan seperti itu dengan dada membusung penuh rasa bangga, tapi ada yang salah kali ini. Aku diam sebentar sambil berpikir. Aku bahkan berharap memiliki jawaban lain atas pertanyaan itu.




“Ya,” jawabku berusaha terlihat santai.





Kemudian hening. Udara terasa sedikit lebih kering dari biasanya dan detik yang berganti dapat kurasakan dengan dramatis. Ouh..aku kenapa sih?




“Begini.”




Aku langsung menatap pria tua itu, mengamatinya dengan hati-hati. Yah, bisa saja kan ia berubah pikiran secara tiba-tiba?




“Aku sudah menjodohkan Yoobi dengan pria lain–“




“Appa!”




Oke, sebenarnya ada apa ini? Aku melemparkan pandangan penuh harap ke arah Yoobi kemudian kembali pada Tuan Lee yang kerutan di wajahnya makin jelas. Ckk, bagaimana mungkin aku masih memperhatikan hal sesepele itu? 





“Tapi aku ingin bersama Jiyoung. Appa, tolonglah. Kau harus memberinya kesempatan. Jiyoung bisa melakukan apa saja untukku,” rajuk Yoobi dengan gaya memaksa andalannya.




Tapi, tunggu! Melakukan apa saja? Aku rasa itu bukan petanda baik.




“Appa, selama ini aku selalu jadi anak yang baik untukmu. Jadi, berikan Jiyoung kesempatan.”




Astaga, drama macam apa yang sedang kumainkan saat ini?




Kemudian Tuan Lee menatapku semakin intens. Terimakasih untuk pacarku yang masih memberengut sambil merengek-rengek.





Setelah cukup lama mengamatiku sampai alisnya berkerut tegang, akhirnya Tuan Lee bergeser. Ia bernapas dengan gaya sok mengintimidasi. Ck, apa semua pria yang hendak mengajak seorang gadis berkencan harus mengalami semua ini?




“Namanya Ahn Jaehyun,” ujarnya datar.





“Yak.. Appa! Kwon Jiyoung lakukan sesuatu!” kemudian aksi berlebihan seorang Lee Yoobi kembali dimulai.




Aku mendesah tak habis pikir. Apa yang membuatku tertarik dengan gadis ini? Jelas-jelas aku seorang Jiyoung, salah satu vokalis sekaligus gitaris dari band terkenal. Aku bisa saja berkencan dengan gadis manapun tanpa harus mengalami situasi semacam ini.




Kuusap permukaan tanganku yang–entah kenapa–sangat basah. Sebenarnya aku bisa saja pergi dan melupakan semuanya. Melupakan masalah ‘Jiyoung bisa melakukan apa saja untukku’, pria sialan bernama Ahn Jaehyun, ataupun Tuan Lee Seok Hoon yang begitu membenciku. Aku bisa saja melakukannya, tapi aku tidak mau.




“Baiklah. Aku selalu adil, terutama menyangkut putriku.” Ia menjatuhkan pandangannya ke arah bolong pada celanaku. Kemudian kembali menatapku dengan malas.





“Cari lima kelemahan pria itu yang membuatku harus membatalkan perjodohan ini,” tuntasnya yang nyaris membuatku lupa bernapas.




Seperti mengerti pikiranku, Tuan Lee melebarkan seringai di wajahnya.




“Nah, ini dia.” Ia mengeluarkan selembar kertas dari dompetnya, meletakkannya di atas meja.





Aku menatapnya sekilas sebelum membalik kertas foto. Sial. Detik pertama aku melihat sosok itu di dalam foto adalah terpukau, detik selanjutnya aku tak tahu lagi. Ini benar-benar konyol. Jelas-jelas pria itu adalah pilihan terbaik dari yang paling baik.





Biar kujelaskan, pria itu memiliki postur tubuh yang tegak dan tinggi. Kulitnya mulus dan bersih seolah ia selalu merendam tubuhnya dengan susu. Lalu wajahnya, aku harus mengakui kalau pria itu memang tampan. Sangat tampan.





Pandanganku merangkak naik, bertemu dengan Yoobi yang terlihat cemas. Tuan Lee hanya memintaku menemukan lima kelemahan Ahn Jaehyun untuk membatalkan perjodohan itu, tapi detik ini aku punya puluhan alasan agar perjodohan itu tetap dilanjutkan.





Sial, kenapa aku jadi lembek begini?





“Dengar, kalau kau tidak sanggup kau bisa berhenti sekarang juga. Tapi kalau kau mau mencoba datanglah dua hari lagi. Ahn Jaehyun akan menetap di rumah ini untuk beberapa waktu, sementara itu kau bisa mengawasinya.” Tuan Lee bangkit berdiri sambil menghela lega. Kurasa ia cukup tahu bagaimana pikiranku saat ini.




Aku ikut berdiri, menatapnya tanpa emosi yang jelas-jelas bukan gayaku. Ia menepuk bahuku sebelum meninggalkan ruangan yang kini terasa hampa.




Aku kembali menghenyakkan tubuh di atas busa sofa sementara mataku masih terpaku pada sosok dalam kertas foto yang masih kupegang erat.




“Deangar Jiyoung, aku yakin kau bisa melakukannya.” Yoobi sudah duduk di sampingku. Ia menepuk-nepuk lenganku dengan tatapan meyakinkan.




Bibirnya mengerucut, “Kau tak berniat mundur, kan?” kecemasan tersirat jelas dalam suaranya.





Aku kembali menatap kertas foto di tangan, “Apa yang bisa kulakukan?” desahku yang membuatnya bersungut.




“Ini benar-benar drama paling konyol, Yoo. Aku harus mencari kelemahan seorang pria yang dijodohkan dengan pacarku.”




“Kau hanya harus meyakinkan ayahku. Jiyoung, janji padaku kau akan melakukannya.” Ia memegangi wajahku dengan kedua tangan, menatapku lekat dengan bibir merengut.





Tanganku membelai wajahnya kemudian tersenyum. Seulas senyum singkat kurasa bisa membuatnya lebih tenang. Aku tahu ini norak sekali. Tapi Lee Yoobi bisa membuatku jadi apa saja, termasuk menjadi orang norak yang super idiot. 




“Baiklah, ayo kita lakukan. Lagipula aku sudah terlanjur ambil bagian dalam drama konyol ini.”





“Kau memang harus melakukannya. Kalau tidak, aku yakin kau akan sangat menyesal melihatku menikah dengan pria lain!”




 “Tapi bagaimana kalau aku tidak bisa menemukan kelemahannya?”




“Entahlah, aku tidak ingin membayangkannya,” jawabnya lemah. kepalanya bersandar di bahuku sementara tangannya masih melingkari lenganku.




Langsung aku mengusap kepalanya, membubuhkan kecupan ringan di puncak kepalanya. Selama beberapa saat aku menerawang jauh.




Selama ini aku tak pernah ingin terlibat dalam drama apapun. Bahkan aku tak pernah benar-benar serius dengan pacar-pacarku sebelumnya. Aku akan pergi saat kurasa keadaan semakin menekan dan menciptakan terlalu banyak pertengkaran dan air mata.




Namun di sinilah aku sekarang. Bersedia terlibat dalam drama ‘Calon mertua yang menyebalkan’ dan bersiap mengamati pria yang dijodohkan dengan pacarku. Ya ampun, drama macam apa ini?





END



Baiklah, cuap-cuap ini bakal penuh sama perminta maafan dari aku karena telat publish. Aku tau aku emang paling-paling deh di blog ini. paling gak jelas, paling berantakan, paling males, paling resek, pokoknya gitu dehh… 


Padahal proyek ultah ini tuh udah digagas dari bulan agustus, jadi logikanya aku bisa publish tepat waktu kayak author yang lain. Tapi yah gtu, karena hal ini dan itu, semuanya jadi terbengkalai. Aku gak bisa nulis ff proyek ini selama bulan agustus*pdhl aku lagi libur semester* terus di awal September aku msih nyepelein dan akhirnya pas udah H-2 aku keteteran…


Aku kira aku bisa ngejar dalam dua hari itu, ehhh..ternyata enggak. Pokoknya ada aja alesan, dan akhirnya pas hari H aku gak publish apapun. Cuma bisa nengok blog sebentar trs bacain ‘fantastic four’, dan kebetulan pas hari H tuh aku baru nyampe rumah jam setengah 9. Jadi udah g ada tenaga buat buka ini-itu, langsung tepar di tempat tidur. 


Terus di bbm salsa, dan aku bilang ke dia mungkin aku bakal publish hari sabtu. Karena waktu itu emg ga memungkinkan banget untuk publish. Terus hari sabtu berlalu, dan ide pun masih belum jelas. Untungnya ide ff ini bisa muncul pas hari sabtu malem, jadi aku bisa nyicil.
Terus hari ini, aku mantengin laptop dari pagi. Berusaha buat konsisten, dan akhirnya nerusin ff ini sampe kelar. Terus edit gambar, terus kelar… Nah..tadinya mau langsung publish, tpi aku sangat mengenal diriku..*asik* biasanya kalo abis publish aku tuh udah males ngapa”in lagi.. dan udah pasti aku bakal Cuma publish 1 ff. 


Krna tadi ide ga dateng-dateng aku sempet mikir buat bikin postingan ‘undur diri’ dari blog ini. pokoknya daku tak sanggup lagi.. tapi ngaco banget!! Aku emang anaknya males kuadrat, tapi aku berusaha sebisa mungkin memenuhi janji. Aku kan udah janji sama salsa untuk publish di hari sabtu, yang semua orang tau ga bisa aku tepatin. Yah..jadi seenggaknya aku harus tetep publish… Yah..krna kan secara g langsung aku pun udah janji sama Kim Dhira.. kita bertiga udah janji buat publish ff proyek ini..


Jadi dengan ide pas-pasan, mood yang berubah-ubah, aku berusaha nulis ff ‘the chronicles of bae suzy’, buat posternya, terus mandeg di tengah jalan, terus berusaha nulis lagi sampe kelar..pokonya nulis-berenti-nulis-berenti-nulis-berenti terus..
Sampe akhirnya ff-nya suzy dkk pun kelar…walopun iyyuuuhh banget..


Iya aku tahu, padahal aku udah dapet kelonggaran waktu yang sangat longgar, tapi yah..ffnya gak terkonsep. Harusnya aku bisa buat yang seenggaknya sedikit lebih baik, tapi…krna keterbatasan ide dan pikiran yg bercabang kemana-mana, akhirnya aku Cuma bisa nulis dua ff ini. 


Sebenernya nyesel banget karna gak bisa manfaatin waktu dengan baik, krna bukan Cuma dua ff ini aja yang terbengkalai, tugas-tugaspun jadi menggunung dan aku jadi kelabakan sendiri ngerjainnya. Yah…nyesel banget, tapi yaudah kejadian.. mau gimana? Cuma bisa ngingetin diri sendiri biar gak nunda-nunda pekerjaan.. Karna, sekalipun kita ngerahin semua tenaga buat ngerjain beberapa kerjaan dalam satu waktu, percaya deh…pasti kewalahan…jadi capek sendiri…


Pokoknya setelah ini aku berharap bisa lebih bisa ngatur waktu, gak nunda-nunda pekerjaan, pokoknya bisa lebih baik lagi, amin. Sama kayak GIGSent semoga makin rame, author-authornya makin kreatif, makin sering publish, dan readernya makin aktif, amin ya robbal 'alamin.


Oke deh..sekian dari aku… sekali lagi maaf atas keterlambatannya. Aku juga minta maaf sama KIM DHIRA dan SALSA karena gak bisa publish tepat waktu. Manteman…kayaknya enteng banget kalo gua bilang maaf udah telat publish.. tapi gua Cuma bisa bilang maaf. Tapi ini seriusan…*melownya mulai*, maafin daku yahh Manteman~~


Oke..oke…sekarang aku mau pamit beneran.. pokoknya selamat ulang tahun GIGSent fanfiction!!! daaahhh semua!!1




Regards,

GSB

Comments

Popular Posts