No Craziness - Sequel of Crazy Relationship : Special Section
The cast(es) are still the same as in the previous section.
Warning: There are some parts that are prioritized for 17 y.o and above. If you're not yet 17, it is advisable to be carefull. And I just want to make it clear, that this story isn't a NC Story. NO!!!
Just as a reminder, click the link below for the previous story...
o O O O o
Hembusan angin menerpa wajah putihnya. Meniupkan rambutnya yang ia
biarkan tergerai. Malam itu.. keadaan memang tak secerah malam pada umumnya. Kendati demikan, ia tetap melangkahkan kakinya keluar dan berjalan dengan
temaramnya rembulan yang bersinar.
Sosok itu melangkahkan kaki jenjangnya di antara berpasang-pasang
kaki yang juga tengah menikmati panorama cantik tempat itu. Ia memang bukan
sosok orang yang menyukai legenda romantis akan suatu tempat. Ia memang bukan
seorang melankolis yang teramat melankolis hingga menyukai tempat- tempat penuh
kisah romantis di dunia ini. Ia adalah sosok orang yang selalu berpikir logis
dan tak suka mengikuti. Ya... dia adalah orang dengan perangai keras yang sulit
untuk dimengerti.
Namun, entah kenapa malam itu semuanya berubah. Ia bukan lagi
sosok orang dengan pikiran logisnya. Ia bukan lagi sosok orang dengan perangai
keras yang tak mau mengikuti orang lain. Tetapi malam itu ia telah berubah
menjadi sosok lemah yang tengah terluka.
Ia berjalan mendekati sebuah menara tinggi dimana menara tersebut
telah menjadi simbol sebuah negara sejak berpuluh-puluh tahun lalu. Menara yang
dulu selalu membuat alisnya bertaut mana kala teman-temannya mengatakan hal-hal
yang ia anggap ajaib tentang menara itu. Mulai dari kisah manis sepasang
kekasih hingga kisah gila seorang wanita yang akhirnya lebih memilih menikahi
menara itu dibandingkan dengan menikahi seorang pria.
Ya.. Eiffel. Sebuah menara yang selalu berkaitan erat dengan
romantisme. Dan di sanalah ia tengah menginjakkan kakinya. Dengan mengenakan
wadges berwarna hitam serta blazer hitam yang ia padukan dengan dress selutut
berwarna baby blue, ia memandang menara tinggi itu dari sebuah kursi yang
berada persis di depan menara tersebut.
Gadis itu memandang sayu menara tinggi di depannya. Ia seakan
mengindahkan panorama cantik yang ada di depannya dan terlarut di dalam
pikirannya sendiri.
< < < < <
Ia mengerjap pelan saat
suara seorang wanita mengalun dengan begitu lembut ditelinganya. Ia mengusap wajahnya
dengan punggung tangan sebelum benar-benar membuka matanya dan menegakkan
tubuhnya. Masih dengan rasa lelah yang ia rasakah, ia menyunggingkan senyumnya
pada seorang wanita yang tengah terduduk dipinggir ranjangnya.
āada apa eomma?ā Tanya gadis itu dengan suara khas bangun
tidurnya.
Ia mengerang pelan sembari meregangkan otot tubuhnya yang terasa
kaku. Hal itu berhasil membuat seulas senyum terpatri diwajah wanita paruh baya
di depannya.
āada yang ingin bertemu dengan mu.ā Ujar wanita itu yang berhasil
membuat sang gadis mengernyitkan dahinya.
Namun bukannya menjawab, wanita itu malah bangkit dari duduknya
dan berjalan keluar dari kamar tersebut. Sang gadis yang masih terserang rasa
bingung hendak kembali memanggil wanita itu andai saja matanya tak menangkap
sosok seorang pria yang tengah berdiri di depan pintu kamarnya.
āhi.. bagaimana keadaan mu? apakah kau sudah merasa lebih baik?ā
Pria itu berjalan memasuki kamar. Ia menutup pintu kamar tersebut
dan berjalan menghampiri sosok gadis yang masih terduduk dengan terkejut di
atas ranjangnya.
āeoh.. ya. ku rasa lebih baik.ā
Gadis itu menundukkan kepalanya. Ia tak berani menatap wajah pria
itu. Ia merasa menatap wajah pria itu sama saja membiarkan kebingungan
menguasai dirinya. Dan ia sangat membenci itu.
Keadaan tiba-tiba saja menghening. Tak ada yang bersuara di antara
kedunya. Entah apakah mereka tak tahu harus berbicara apa lagi, atau mereka
tengah disibukkan dengan pikiran masing-masing. Tapi yang jelas.. selama beberapa
saat hanya suara angin yang dapat mereka dengar. Hingga pada akhirnya, pria itu
memberanikan diri mengawali pembicaraan.
āmmm.. bolehkah aku berkata jujur?ā Tanya pria itu. Membuat gadis
tersebut mengangkat kepalanya dan pada akhirnya menatap wajah tampan pria di
depannya.
Gadis itu mengangguk pelan menyetujui permintaan pria itu. Ya...
setidaknya ia akan tahu apa yang pria itu pikirkan dan rasakan dibandingkan
mereka hanya terus berdiam tanpa mengatakan sepatah kata pun.
āsejak pertama kali kita bertemu, aku merasa nyaman berada di
dekat mu. walaupun saat itu kita dikejutkan dengan rencana orang tua kita,
tetapi entah kenapa.. aku merasa senang mengetahuinya.ā
Pria itu menjeda sejenak ucapannya. Ia mencoba untuk menahan
tawanya saat melihat ekspresi gadis itu begitu mendengar ucapannya.
āmungkin kau akan menganggap hal ini gila.. karena jujur pada
awalnya aku juga menganggap ini gila. aku merasa orang tua kita adalah benang
merah yang kembali menyatukan ikatan di antara kita. ikatan yang sempat terlepas
karena satu dan lain hal...ā
Pria itu kembali menjeda ucapannya. Ia menarik nafasnya dalam
sebelum kembali melanjutkan ucapannya.
ānamun semua pikiran itu berubah saat aku melihat bagaiman diri mu
dengan teman-teman mu. dan karena itu, aku berterima kasih pada orang tua kita
yang telah menyatukan ikatan yang seakan telah Tuhan ciptakan di antara kita.ā
Pria itu mendekati gadis tersebut yang masih menatapnya. Ia meraih
tangan gadis itu dan menggenggamnya erat.
āaku menyukai mu Lee Haera.ā Aku pria itu. Ia mengangkat genggaman
tangannya dan mencium punggung tangan gadis itu dengan lembut.
> > > > >
Sosok itu memejamkan matanya. Ia membiarkan angin malam meniupi
tubuhnya yang tengah terduduk. Menikmati sejuknya udara malam yang tengah
menampar lembut wajahnya.
Namun tak berselang lama, kedua kolapaknya kembali terbuka
manakala ia merasakan sentuhan hangat pada bahu kirinya. Ia memutar kepalanya.
Mencari tahu siapa pemilik tangan yang baru saja menyadarkan ia dari lamunan singkat
tentang kehidupannya.
Begitu mendapati siapa pemilik tangan tersebut, seulas senyum
terpatri diwajah cantiknya. Ia tak dapat memungkiri bahwa sosok itu telah
berhasil memutar balikkan hidupnya. Dan hal itulah yang membuat gadis itu tak
dapat berhenti tersenyum manis saat ia melihat wajah sosok itu.
āternyata kau di sini..ā
Sosok itu membuka suaranya. Ia berjalan memutari kursi taman
tersebut, dan ikut mendudukan tubuhnya pada bagian kosong di sana.
ākau menyukainya?ā Tanya sosok itu yang berhasil membuat kedua
alis gadis itu bertaut.
ātempat ini.. Eiffel. kau menyukainya?ā
āoh.. menurut mu apakah aku menyukainya Mark?ā Tanya balik gadis
itu yang berhasil membuat sosok Mark menatapnya bingung.
Gadis itu kembali tersenyum saat melihat raut wajah pria bernama
Mark itu. Ia kembali memalingkan wajahnya dan menatap lurus pada menara tinggi
di depannya.
ātempat apa pun yang memiliki kisah romantis, hingga membuat
banyak orang menjadi mengeluh-eluhkannya karena kisah yang belum tentu benar itu,
aku tak menyukainya. termaksud tempat ini..ā
Masih dengan menatap menara cantik di depannya, gadis itu kembali
melanjutkan ucapannya yang sengaja ia jeda.
āterlebih ketika teman-teman ku mulai menceritakan keromantisan
tempat ini, rasa ketidaksukaan ku semakin bertambah besar.ā
ātapi nampaknya sekarang, aku mulai menyukainya. tempat ini tak
seburuk yang aku bayangkan. tak seromantis seperti cerita yang teman-teman ku
ceritakan. dan intinya, tempat ini jauh lebih baik ketika dilihat langsung dibandingkan
mendengar ceritanya saja.ā Sambung gadis itu setelah ia kembali menjeda
ucapannya guna menikmati tiupan angin yang menyapu kulit wajahnya.
Mendengar hal itu, Mark hanya tersenyum dan kembali memalingkan
wajahnya menatap menara tinggi di depannya. Cukup lama keduanya hanya diam
menikmati panorama cantik yang tersaji dihadapan mereka. Menikmati permainan
angin yang berhembus disekitar mereka dalam diam dengan seulas senyum yang
sama-sama terpatri pada wajah keduanya.
Setelah beberapa saat, Mark tiba-tiba saja memutar tubuhnya
menghadap gadis itu. Ia menatap gadis tersebut dalam diam, seakan ia tengah
mencoba untuk menjelajahi pikiran gadis itu dari sebagian wajahnya yang ia
lihat. Dan apa yang tengah dilakukan Mark berhasil membuat sang gadis menatapnya
bingung. Oh ayolah... dipandangi dengan tatapan yang aneh.. pasti semua akan
merasa tak nyaman bukan? Dan hal itulah yang tengah dirasakan sosok gadis
tersebut.
ākenapa kau menatap ku seperti itu?ā Tanya gadis itu.
Gadis itu menatap Mark tajam. Berusaha mengintimidasi pria itu
agar segera berhenti menatapnya.
ābesok... mmm.. maksud ku, apakah kau benar-benar telah yakin?ā
Gadis itu menaikan sebelah alisnya. Ia mencoba untuk mencerna
kalimat pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh Mark. Jujur.. awalnya ia tak
mengerti sama sekali dengan apa yang Mark tanyakan. Tapi setelah lama berpikir,
ia baru menyadari kemana arah pembicaraan pria itu.
Gadis itu lantas menghela nafasnya. Ia kembali menatap pemandangan
cantik di depannya. Dan untuk sesaat memilih untuk terdiam dan tak melakukan
apa pun.
Mark yang menyadari perubahan sikap gadis itu, mengutuki dirinya
dalam hati. Ia merasa bersalah dengan apa yang baru saja diucapkannya. Ia
merutuki perbuatan bodohnya yang kembali membuat gadis yang telah berhasil
menguasi dirinya itu kembali menjadi diam.
āmaaf.. aku tidak-ā
āaku telah memikirkannya Mark... jauh sebelum orang tua kita
memutuskan tanggalnya. jadi.. ku mohon, jangan pernah kau menanyakan hal
semacam itu lagi. apakah kau tidak dapat mempercayai ku?ā
Gadis itu menatap Mark dalam. Ia mencoba untuk menahan genangan
air yang memenuhi pelupuk matanya agar tak jatuh membasahi pipinya. Pertanyaan
pria itu telah berhasil membuat tekadnya kembali goyah. Dan ia sangat membenci
itu. Ia membenci dirinya yang sekarang.
Mark masih menatap gadis itu. Ia menyadari sesuatu yang tengah
mendesak keluar dari mata gadis itu. Melihat itu, spontan Mark meraih tangan
gadis itu dan menggenggamnya.
āmaaf.. aku tak bermaksud membuat mu bersedih Haera. aku hanya
ingin... mmm..... aku hanya ingin memastikan. aku tak mau kau menyesal
dikemudian hari.ā
Mark menarik tubuh gadis itu ke dalam dekapannya. Memeluknya
dengan erat. Seakan ia tengah mencoba memperbaiki sebuah tembikar rapuh yang
telah ia rusak.
āaku tidak akan menyesalinya Mark.. mungkin awalnya aku sulit
untuk memutuskannya tapi aku telah memutuskannya. dan itu berarti aku telah
menerima semuanya..ā
Mark semakin mengeratkan rangkulannya. Ia tak ingin mengakhiri
dekapannya pada tubuh gadis itu. Ia merasa bahwa gadis itu adalah gadis yang
paling tepat untuk mendampingi dirinya. Dan karena itulah ia tak mau membiarkan
gadis itu menangis karena dirinya terlebih sampai membuat gadis itu pergi
meninggalkannya.
āHaera.. tubuh mu sudah mulai mendingin. bagaimana kalau kita
kembali? aku tak ingin besok kau sakit..ā
Masih dengan merangkulkan tangannya pada tubuh sang gadis, Mark
menatap gadis itu lembut. Tersenyum bak malaikat dari surga yang datang untuk
menjaga gadis itu.
Gadis itu menganggukan kepalanya. Ia juga sudah mulai merasakan
bahwa tubuhnya sudah tak sehangat sebelumnya. Sementara Mark, pria itu segera
menggenggam erat tangan gadis itu dan beranjak dari kursi yang ia duduki. Pria
itu berjalan terlebih dulu, membimbing gadis itu berjalan menembus keramaian
malam yang semakin ramai.
o O O O o
Suara iringan musik mengalun mengiringi langkah seorang pria
berbalutkan tuxedo berwarna tan dan seorang wanita dengan gaun panjang
menjuntai berwarna putih dengan sedikit corak berwarna tan yang berjalan
meninggalkan tempat suci dan sakral dimana baru saja terjadi pengucapan janji
suci di antara keduanya. Iringan musik itu mengiringi keduanya hingga sampai
pada tempat dimana sebuah pesta yang telah keduanya rencanakan akan diadakan.
Mereka berjalan menuju ke depan ruangan yang telah dihias dengan berbagai macam
bunga serta kain-kain panjang berwarna putih yang menjuntai disekitar sofa.
Sesampainya mereka di depan, beberapa orang berbondong-bondong
menghampiri mereka. Menjabat tangan mereka sampai memberikan pelukan sebagai
ucapan selamat atas hidup baru yang akan mereka lakoni. Dan hal itu dibalas
dengan senyum manis dari sang pria dan wanita yang terpatri diwajah mereka.
Hingga seorang laki-laki datang menghampiri mereka dengan senyuman hangat yang
menghiasi wajahnya.
āhai..ā
āha-hai... Lay?ā
Wanita itu membulatkan matanya. Ia menatap tak percaya pada sosok
laki-laki yang tengah berdiri dihadapannya. Ia tak menyangka bahwa laki-laki
itu bisa berada di sana. Maksudnya.. laki-laki itu datang menghadiri acara
pernikahannya.
āya.. ini aku. oh iya, selamat Haera-ah. aku turut senang atas
pernikahan kalian..ā
Laki-laki itu -Lay- mengulurkan tangannya. Ia ingin menjabat
tangan wanita bernama Haera itu. Ia ingin menyempurnakan ucapan selamatnya dengan
menjabat hangat tangan wanita itu.
āterima kasih..ā Balas Haera yang juga mengulurkan tangannya untuk
membalas jabatan tangan Lay.
ācongratulations Mark.. I hope you can take care of Haere well.
and don't make her sad, because if you make her cry I will take her from you
without permission.ā
Lay tersenyum. Begitu juga dengan Mark. Mereka bak teman yang
sudah lama berteman. Walaupun pada kenyataannya, hari itu adalah kali keduanya
mereka bertemu sejak pertemuan pertama mereka di Seoul saat Lay membantu Haera
untuk menyelamatkan dirinya dari amukan teman-teman Haera.
āya.. I will take care of her. you can trust me.ā
āLee Haera..ā
Seorang gadis tiba-tiba saja datang dan langsung memeluk Haera
dengan sosok gadis lain serta dua orang laki-laki yang berjalan mengikuti di
belakang. Dan sama halnya dengan saat ia melihat Lay, wanita itu juga
membulatkan matanya begitu melihat siapa yang tengah memeluknya dan orang-orang
yang berada di belakangnya.
āDaehyun? kalian.. kenapa kalian-ā
āaku yang mengundang mereka.. walau bagaimana pun mereka itu
adalah teman mu Haera. dan aku tahu itu..ā Mark tiba-tiba membuka suaranya
begitu melihat ekspresi keterkejutan diwajah Haera begitu mendapati Daehyun,
Jisun, serta Baekhyun dan Luhan di sana.
āMark.. kau.....ā
ākalian masih tetap teman bukan? jadi bersenang-senanglah... lagi
pula aku bukanlah tipe suami yang akan melarang istrinya untuk menjalin hubungan
dengan teman-temannya..ā Ujar Mark dengan tersenyum manis yang selalu dapat membuat
jantung Haera bekerja dengan tak biasanya.
āHaera-ah.. selamat. kami turut senang atas pernikahan mu.ā Ujar
Luhan pada temannya itu.
āterima kasih...ā Balas Haera masih dengan tersenyum manis pada
keempat temannya. Walaupun pada kenyataannya, ada sedikit rasa janggal manakala
matanya tak menemukan sosok lain yang ia harapkan kedatangannya.
āoh iya, ini Naeun yang membelikannya. katanya ini sebagai hadiah
untuk pernikahan mu, sekaligus permohonan maaf karena ia tak bisa hadir. yah..
kau tahu sendirikan bagaimana Naeun. ia begitu kesal begitu tahu kau akan
menikah. dan itu semua karena Jongin yang tak kunjung juga melamarnya..ā Terang
Jisun yang tepat berdiri di samping Luhan.
Haera hanya dapat kembali menarik setiap ujung bibirnya. Hhh...
sebenarnya bukan tentang Naeun yang ingin didengarnya, tetapi tentang dua orang
pria yang telah memonopoli kehidupannya. Oh Sehun dan Kris Wu.
āmereka tak bisa datang.ā Ujar Luhan tiba-tiba yang tampaknya
mengetahui apa yang ada dipikiran Haera.
Haera menatap pria China itu dengan alis yang bertaut. Ia bukannya
tak mengerti maksud ucapan Luhan. Tetapi ia masih ingin terus menutupinya.
Menutupi segala yang berhubungan dengan kedua pria itu yang telah benar-benar
mengusiknya.
ākami tahu Haera-ah.. jadi kau tak usah lagi menutupinya.ā Sambung
Daehyun.
ātapi tenang saja.. kami yakin mereka akan baik-baik saja. mereka
hanya membutuhkan waktu untuk menerima semua ini. jadi kau jangan khawatir.ā
Kini giliran Baekhyun yang menyuarakan pendapatnya.
Mendengar perkataan teman-temannya, lagi-lagi Haera hanya mampu
menarik setiap sudut bibirnya. Memang benar, hanya waktu yang dapat membuat
keadaan yang telah keruh ini kembali menjernih. Walaupun di dalam hati, ia
masih mengharapakn kehadiran Sehun dan juga Kris. Tetapi ia tak bisa memaksakan
keinginannya itu, walaupun sebenarnya ia hanya ingin mengutarakan permohonan
maafnya pada kedua pria itu.
āya.. aku harap begitu.ā
o O O O o
Langit telah benar-benar berubah menjadi hitam. Angin semakin
bertiup dengan kencang. Namun keadaan malam itu tetap ramai terlebih pada pusat
kota.
Haera baru saja selesai membersihkan dirinya dari berbagai macam
riasan yang terpasang ditubuhnya. Ia berjalan keluar dari kamar mandi dengan
handuk putih yang berada dipundaknya. Ia menggunakan handuk putih itu untuk
mengeringkan rambut panjangnya yang baru saja ia bersihkan.
Haera berjalan menuju ruang tengah tempat tinggalnya, dan duduk
pada sofa sembari menekan tombol on pada remot tv. Ia menekan berkali-kali
tombol program sampai pada akhirnya ia berhenti pada acara program musik yang
menurutnya lebih baik dibandingkan program tv lainnya yang sama sekali tak
menarik minatnya. Ia memang tak terlalu mengetahui siapa yang tengah
mendendangkan lagu berbahasa prancis itu, karena ia memang tak mengetahui seluk
beluk musik di negara tersebut. Tapi mau bagaimana lagi, ia butuh sesuatu yang
dapat menghiburnya. Dan alhasil pilihannya jatuh pada grup band indie asal
prancis itu untuk menghiburnya.
Masih disibukan dengan rambutnya membuat Haera tak menyadari akan
sosok Mark yang telah berdiri tepat di belakangnya. Pria itu dengan wajah
tampannya terus menatap wanita yang telah resmi menjadi istrinya dengan senyum
yang terus mengembang.
āapakah aku perlu membantu mu untuk mengeringkan rambut mu itu?ā
Haera memutar kepalanya begitu ia mendengar suara Mark. Ia menatap
pria itu dengan bingung lalu tak berapa lama ia buru-buru kembali memutar
kepalanya. Ia bukannya tak suka menatap pria itu lama-lama, tetapi detak
jantungnya membuat ia lebih memilih untuk segera mengalihkan pandangannya
sebelum jantungnya benar-benar meloncat dari dalam tubuhnya.
Mark yang awalnya berdiri di belakang sofa yang tengah diduduki
oleh Haera, kini malah ikut mendudukan tubuhnya di samping wanita itu. Dan hal
itu semakin membuat Haera tak mampu menahan debaran jantungnya. Terlebih saat
tanpa sengaja ia melihat bagaimana dada bidang pria itu akibat kaos yang
dikenakannya memiliki lingkar leher yang cukup lebar. Membuat dada bidang pria
itu terekspos dengan amat jelas, dan Haera dapat melihatnya dengan amat jelas
pula.
āsedang apa?ā
Entah apa yang tengah terjadi pada Haera, hingga saat mendengar
kembali suara Mark nafasnya sedikit tersenggal dan jantungnya kembali menambah
kecepatan debarannya. Pikirannya melayang, membayangkan sesuatu yang tak
seharusnya ia bayangkan. Dan hal itu membuat Haera mengutuki dirinya. Ia
menggelengkan kepalanya. Berusha menghilangkan pikiran-pikiran aneh tentang
dirinya dan juga Mark. Namun kelakuannya malah menarik perhatian Mark yang
langsung mencondongkan tubuhnya kearah Haera hingga wajahnya tepat berada di
samping wajah gadis itu.
Haera yang masih sibuk dengan pikirannya tanpa sadar memutar
kepalanya hingga pada akhirnya matanya membulat saat bibir Mark menempel dengan
sempurna pada bibirnya. Haera begitu terkejut, sampai-sampai ia hanya terdiam
dengan posisinya. Ia belum bisa mengartikan keadaan yang tengah terjadi antara
dirinya dengan Mark. Beberapa saat keduanya masih tetap terpaku dengan bibir
mereka yang saling bertaut. Hingga pada akhirnya, Haera kembali tersadar dari
keterkejutan yang melandanya. Ia hendak melepaskan kontak fisik yang tengah
tejadi antara dirinya dengan Mark. Namun alih-alih menjauhkan wajahnya dari
wajah Mark, Haera malah mengalungkan tangannya pada leher pria itu begitu ia
merasa tubuhnya melayang.
Haera hendak menghentikan aksi gila Mark yang tengah
menggendongnya dan juga semakin memperdalam ciuman mereka. Namun ia begitu tak
rela jika harus mengakhiri segala benuk kontak fisik yang tengah terjadi,
hingga pada akhirnya ia memutuskan untuk semakin mengeratkan rangkulannya pada
leher pria itu agar tubuhnya tak mendarat di atas dinginnya lantai.
Mark merebahkan tubuh Haera di atas ranjang begitu mereka telah
berhasil masuk ke dalam kamar. Ia merebahkan tubuh Haera dengan penuh hati-hati
dan tanpa melepaskan pagutan yang tengah terjadi di antara mereka. Keduanya
begitu menikmati segala bentuk kontak fiaik yang tengah terjadi. Mereka seakan
tak ingin mengakhirinya karena kedua-duanya sama-sama semakin memperdalam ciuman
mereka.
Haera membiarkan lidah Mark masuk menjelajahi seluruh isi rongga
mulutnya. Ia membiarkan saliva pria itu bercampur dengan saliva miliknya.
Saling bertukar nafas yang sama-sama telah kehabisan udara untuk bernafas. Tapi
walaupun begitu, baik Mark maupun Haera, keduanya masih bersikukuh untuk tetap
menautkan bibir mereka. Hingga pada akhirnya, Haera berusaha bersuara
ditengah-tengah ciuman panas mereka yang terdengar bagaikan sebuah desahan bagi
Mark.
āM... M-a.. rk..ā
Haera mendorong pelan dada pria itu. Ia hendak menyudahi aksi gila
mereka, namun terhenti begitu tangannya menyentuh dada bidang Mark. Sebenarnya
ia tahu kalau seorang laki-laki dewasa pastilah memiliki dada yang bidang.
Tetapi ia baru mengetahui bahwa Mark memiliki dada yang cukup bidang serta
kokoh. Dan hal itu kembali membuat otaknya membayangkan sesuatu antara dirinya
dengan Mark yang tak seharusnya ia bayangkan.
Cukup lama Haera tertegun dengan kebidangan dada suaminya itu,
hingga pada akhirnya ia kembali tersadar akan persediaan udaranya yang benar-benar
telah kritis dan memutuskan untuk segera mengakhiri semuanya walapun di dalam
hatinya ia enggan unuk mengakhiri segala bentuk kontak fisik yang tengah
terjadi di antara mereka.
āa.. ak-u t-tak bi...s-a ber...na...fas...ā Haera kembali membuka
suaranya dengan harapan Mark akan mendengar ucapannya dan segera mengakhiri
perpagutan mereka.
Mendengar ucapan Haera, Mark akhirnya menghentikan aksi gilanya.
Pria itu menjauhkan wajahnya dari wajah Haera dan langsung menghirup udara
disekitarnya. Walaupum jarak yang ia buat tak begitu jauh karena Mark masih
dapat merasakan hembusan nafas Haera yang menyapu kulit wajahnya, tetapi
setidaknya itu cukup untuk mengisikan udara ke dalam paru-parunya. Tak jauh
berbeda dengan Mark, Haera juga langsung mengisi paru-parunya dengan udara
begitu Mark mengakhiri perpagutan mereka.
Beberapa saat mereka hanya diam dan terus menarik nafas
dalam-dalam. Sampai pada akhirnya Mark kembali menatap Haera yang tepat berada
di bawah tubuhnya. Pria itu menatap manik mata Haera. Menyelami diri gadis itu
melalu matanya. Mencoba mencari sesuatu yang tak ia ketahui apa. Haera yang
menyadari akan tatapan Mark, menatap balik pria itu hingga membuat pandangan
mereka kembali bertemu.
Tak ada yang bergeming. Kedua insan itu larut dalam sunyinya
keadaan serta perasaan mereka yang benar-benar tak mereka mengerti. Terlebih
Haera, ia kini begitu bingung dengan perasaannya. Ia tak tahu apa yang tengah
dirasakannya. Yang jelas ia merasa begitu nyaman dan terlindungi jika berada
disisi Mark. Dan ia tak mau pria itu pergi meninggalkannya. Lain halnya dengan
Mark. Pria itu sudah sangat meyakini apa yang ia rasakan terhadap Haera. Ya..
ia mencintai wanitanya itu. Suatu rasa yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya
akan ia rasakan dengan gadis itu.
Masih dengan Mark yang berada di atas tubuh Haera, pria itu kini
menggerakan tangannya, membelai lembut wajah gadis itu beberapa kali. Ia masih
menatap Haera dan tetap membungkam mulutnya. Sementara Haera, ia sedikit terkejut
begitu Mark menyentuh pipinya. Namun bagaikan heroin, sentuhan pria itu begitu
memabukan untuk Haera. Hingga membuat gadis itu tak ingin menolak setiap
sentuhan yang pria itu lakukan terhadap dirinya.
āaku tak tahu harus mengatakan apa lagi pada mu. tapi satu yang
perlu kamu tahu... aku menyukai mu. aku mencintai mu melebihi diri ku sendiri.
dan aku tak mau kehilangan mu.ā Urai Mark.
Pria itu masih terus menatap Haera dengan begitu lembut. Membelai
pipi gadis itu hingga membuat Haera tak dapat mengendalikan debaran
dijantungnya yang semakin cepat.
Haera meraih tangan Mark yang berada dipipinya. Ia menggenggam
tangan besar itu erat dengan terus menatap manik mata pria itu.
ākau tahu.. awalnya aku begitu takut dengan apa yang terjadi di antara
kita. pertemuan pertama kita, perjodohan yang orang tua kira rencanakan, hingga
pernikahan kita hari ini. tapi..... entah kenapa... aku tak ingin melepaskan
mu. aku tak ingin kau pergi meninggalkan ku. aku merasa nyaman berada di dekat
mu, Mark. a.. a-ku-ā
Mark menempelkan jemarinya tepat di depan bibir Haera. Membuat
Haera menghentikan ucapannya karena ia telah cukup tahu tentang perasaan gadis
itu pada dirinya. Ia cukup yakin kalau Haera juga memiliki perasaan yang sama
dengannya. Mungkin ia terlihat gila karena terlalu cepat menarik kesimpulan
tentang perasaan gadis itu. Tetapi hatinya terlalu yakin hingga membuat ia tak
memperdulikan kalimat-kalimat lain yang akan Haera ucapkan.
āaku tak akan memaksa mu untuk menyukai ku Haera. tetapi aku akan
membuktikan kepada mu kalau aku bisa membuat mu bahagia dan membuat mu
mencintai ku pada akhirnya.ā
Mark kembali mendekatkan wajahnya hingga kembali menautkan
bibirnya pada bibir Haera. Ia kembali mencium lembut bibir gadis itu.
Melumutnya pelan hingga pada akhirnya ia kembali membiarkan lidahnya menerobos
masuk ke dalan rongga mulut Haera. Sementara Haera, gadis itu tak keberatan
dengan Mark yang telah memonopoli dirinya. Ia malah kembali melingkarkan tangan
kanannya pada leher pria itu, dan meraba punggung pria itu dengan tangan
kirinya yang bebas.
Malam yang sunyi itu entah kenapa berubah menjadi malam yang cerah
bagi Mark dan juga Haera. Bukan karena mereka yang menghabiskan sisa malam
mereka dengan saling menunjukkan perasaan mereka dengan mewujudkannya dalam
sebuah tindakan nyata di dalam kamar dengan hanya menggunakan pencahayaan dari
rembulan, yang menerobos masuk melalui pintu balkon yang tak tak sepenuhnya
tertutup oleh tirai. Tetapi karena kehangatan perasaan mereka yang sudah mulai
terpancar setelah perjalanan panjang yang cukup membuat keduanya menyadari akan
makna cinta yang sesungguhnya.
The E.N.D
wwwwoooohhhhhh... akhirnya bener-bener selesai juga. akhirnya kisah hidupnya Haera berakhir dengan cukup bahagia ya!
kenapa cukup??
karena merekakan baru aja nikah, intinya baru memulai sesi hidup baru. jadi otomatis untuk ke depannya kehidupan mereka akan berubah 180 derajat. dan pasti akan ada cobaan. jadi kata cukup itu udah pas banget buat ngegambarin akhir cerita gadis yang dikelilingin sama laki-laki super tampan yang bikin banyak perempuan di luar sana sangat iri. mulai dari Kris, Sehun, terus Lay, dan akhirnya berlabuh sama Mark! W-A-W..
selain Haera yang bahagian karena baru aja nikah. di kehidupannya nyata, suami aku (re: Mark Tuan) lagi berulang tahun yang ke22.
HAPPY BIRTHDAY MY LOVEY DOVEY HUBBY MARK YI-EN TUAN!!!!!!
semoga jadi suami yang baik buat aku (?) *apa ini??*. enggak ngelirik cewek lain di belahan negara sana. jangan deket-deket sama Jackson terus. bahagia dunia akhirat. pokoknya happily ever after deh.. *cium peluk dari mrs.Tuan*
dan sebenernya special section ini udah rampung dari lama, tapi aku pending buat publish karena ada yang harus dipublish duluan. terus lupa. sampe inget lagi pas aku bikin cerita dengan cast Mark lagi. dan yaudah deh, karena udah terlanjur lupa juga, akhirnya aku memutuskan untuk pending ff ini lebih lama lagi dan memutuskan untuk dipublishnya pas ultah Mark aja. jadi biar kayak birthday project gitu.. padahal mah enggak.
tapi yasudahlah ya.. yang penting rangkaian this is crazy udah selesai. Haera-nya juga udah nikah. jadi lebih baik aku pamit. soalnya kalau enggak makin ngaco aja cuap-cuapnya. dan karena sebentar lagi GIGS ulang tahun, jadi see you on GIGS' birthday ya.....ź°ģ¬ķ©ėė¤ ^^
Comments
Post a Comment