Time Part 5 - The Revenge
~ O O O ~
Membersihkan diri merupakan hal yang paling utama yang akan
ia lakukan setelah seharian mengarungi hari di luar kamarnya. Membersihkan
tubuhnya dengan sabun, rambutnya dengan shampoo, wajahnya dengan sabun
pembersih wajah, itu semua langsung ia lakukan saat kaki jenjangnya telah melangkah
hingga ke dalam kamar mandi.
āApakah aku harus datang ke pesta itu?ā Gumamnya sembari
menatap pantulan dirinya pada cermin yang berada di dalam kamar mandi.
Alisnya saling bertautan, tangan kanannya ia gunakan sebagai
penopang dagunya. Ia kembali menatap pantulan dirinya dicermin. Matanya
menerawang jauh ke dalam matanya yang dipantulkan oleh cermin. Sesaat ia
menggelengkan kepalanya dengan mata yang terpejam, namun tak lama kemudian ia
hembuskan nafasnya yang berat.
āTak ada pilihan lain...ā Gumanya dengan langsung
meninggalkan seluruh kegiatannya saat itu.
Yoona POV
Sepasang heels simple berwarna biru muda telah terpasang
dengan apik pada kedua kakiku. Serta, mini dress berwarna light yellow yang tak
kalah simplenya juga telah terpakai menemani heelsku ini. Ku kira kini saatnya
bagiku untuk menampakkan diri dikeramaian pesta malam ini. Walaupun rasa enggan
yang menggelayutiku cukup besar, tetapi ketika mengingat kembali hukuman yang
ku terima serta wajah senior-senior terkutuk itu, membuat rasa enggan itu
hilang begitu saja dalam sekejap.
Dan kini saatnya aku menghadapi para senior itu. Dengan ini
ku tunjukkan bahwa aku tak mudah untuk dikalahkan. Hanya dengan rencana bodoh
mereka untuk membuatku merasa terpojokkan, cih... sempit sekali pikiran
mereka.
Dan saat ini, aku akan menunjukkan di depan mereka, di depan ketujuh senior itu serta Seohyun, Sooyoung, Jonghyun, dan Changmin, seperti apakah pembalasan seorang Im Yoon Ah. Dan aku juga akan menunjukkan sedikit permianan kecil yang tentunya tak sebodoh permainan yang mereka buat.
Dan saat ini, aku akan menunjukkan di depan mereka, di depan ketujuh senior itu serta Seohyun, Sooyoung, Jonghyun, dan Changmin, seperti apakah pembalasan seorang Im Yoon Ah. Dan aku juga akan menunjukkan sedikit permianan kecil yang tentunya tak sebodoh permainan yang mereka buat.
āOke Yoona... this is your time.ā
Ku langkahkan kakiku menuju aula dorm yang langsung
terhubung dengan taman dorm, tempat yang akan menjadi saksi bisu pembalasan dendam
seorang Im Yoon Ah. Ku munculkan sedikit kepalaku sembari memastikan keberadaan
manusia-manusia terkutuk itu. Ya... setidaknya aku harus mengetahui terlebih
dahulu letak dan keadaan musuhku sebelum aku melaksanakan aksiku, bukan?
Dan tak lama, kedua retinaku telah mengunci rapat keberadaan mereka. Tepat disalah satu sofa yang terletak dipinggir aula, tempat yang sepertinya cukup strategis karena dari sana kita dapat menikmati suasana pesta didua tempat, di dalam aula maupun di luar aula.
Tapi tunggu, apakah itu Krystal, Sulli, dan Amber? Kenapa mereka...... eo tapi tunggu, sepertinya itu menguntungkanku. Lebih tepatnya menguntungkan permainan pembuka yang sebentar lagi akan aku lakukan.
Dan tak lama, kedua retinaku telah mengunci rapat keberadaan mereka. Tepat disalah satu sofa yang terletak dipinggir aula, tempat yang sepertinya cukup strategis karena dari sana kita dapat menikmati suasana pesta didua tempat, di dalam aula maupun di luar aula.
Tapi tunggu, apakah itu Krystal, Sulli, dan Amber? Kenapa mereka...... eo tapi tunggu, sepertinya itu menguntungkanku. Lebih tepatnya menguntungkan permainan pembuka yang sebentar lagi akan aku lakukan.
Dengan tubuh yang tegap serta seulas senyum yang mengembang
dibibir, ku langkahkan kakiku menghampiri kumpulan manusia yang sepertinya
hingga saat ini belum menyadari keberadaanku. Tepat di depan mereka, ku
hentikan langkahku dengan tangan yang ku lambaikan kepada mereka. Dan tadaaa..... tepat seperti dugaanku. Mereka
terlihat begitu terkejut. Rasanya tawaku ingin meledak saat melihat wajah
mereka, tetapi aku harus menahannya dan membiarkan hatiku saja yang tetawa
lepas agar rencanaku ini dapat berjalan dengan lancar.
āYoona? apakah kau benar Yoona?ā Tanya Sooyoung yang kembali
membuatku ingin menertawai dirinya. Sebegitu terperangahkah kalian karena
kedatanganku?
āTentu. Ini aku Yoona..ā Jawabku dengan sebuah senyum yang
nyaris saja berubah menjadi sebuah tawa andai saja aku gagal untuk mengendalikan diriku ini..
āKau datang?ā Seohyun membuka mulutnya sesaat setelah aku
menjawab pertanyaan Sooyoung. Kau masih sangat polos Seohyunnie, tetapi kenapa
kau mau bergabung dengan mereka untuk melaksanakan rencana bodoh yang teramat
bodoh itu? Dan pertanyaanmu itu, sungguh membuatku ingin meledak. Apakah kau
buta?? Tidakkan.
āYa. Kau bisa lihat aku berdiri dihadapanmu, berarti aku
datang.ā Balasku sembari menunjukkan diriku yang kini tengah berdiri dihadapannya.
āOh iya, diamana Jonghyun dan Changmin? Lalu Lay, Taemin,
dan Minhyuk?ā
āEm.. mereka ada disana. Di taman.ā Sulli mengarahkan jari
telunjuknya yang langsung ku ikuti dengan bola mataku.
Tak lama setelah aku mengamati kelima laki-laki itu, tanpa
meminta izin ataupun yang lainnya, aku langsung mengambil alih salah satu sofa tunggal
yang kosong yang berada tepat di samping Donghae. Sekilas dengan ekor mataku,
dapat ku lihat bagaimana reaksi pria ini. Matanya terus menatapku dengan tatapan tak
percaya. Hahaha.... tenang saja Donghae sunbea, masih banyak kejutan yang akan
membuatmu terkejut lebih dari ini. Jadi simpan saja rasa terkejutmu itu.
āYoona...ā
Aku menoleh saat suara panggilan itu terdengar olehku.
Haaa.. ternyata seorang Kim Jaejoong yang memanggil ku. Seorang flower boy.
āNde?ā
āEm... mewakili yang lain, kami ingin meminta maaf padamu. Karena kami, kau mendapatkan hukuman dari Junsu-saem.ā
Tccaaa! Ini memang kesalahan kalian. Tetapi kenapa aku yang
harus menanggungnya?! Senior macam apa kalian yang hanya dapat menjerumuskan
juniornya ke dalam hukuman seorang pengawas dorm.
āDan karena kami pula, beberapa hari belakangan ini kau
selalu sendiri, dan dipojokkan oleh teman-temanmu. Mianhae Yoona-ah...ā
Geureom. Semua itu juga karena kalian. Ulah bodoh kalian
yang terlampau bodoh. Tetapi kenapa kalian tak meminta maaf karena perbuatan
kalian yang sempat membuatku merasa takut? Apakah kalian mengira perbuatan
menjijikan kalian itu perbuatan yang wajar? Aiihhh... dasar kalian,
senior-senior yang......
āYoona? Apakah kau mendengar kami?ā
āAh nde?ā Tsk... Yoona. Kenapa disaat seperti ini kau masih
sempat-sempatnya memikirkan hal bodoh seperti itu???!!!!! āNe ne, aku mendengarnya.ā
āEm.. itukan sudah berlalu ya sudahlah...ā
āBenarkah? Gomawo Yoona-ah...kalau begitu bagaimana kalau kita mulai dari awal
lagi. Kau setuju?ā
Aku menganggukan kepalaku. Aish... Eunhyuk sunbea, semudah
itukah kau mengatakan untuk memulainya dari awal lagi? Yaks... kalau aku tak
mengingat rencanaku, mungkin aku akan langsung menghabisimu dan juga
teman-temanmu saat ini juga. Mengawalinya dari awal? Cih... persetan dengan
itu. Dendamku telah tertanam dengan sangat baik ditubuhku, jadi tak akan
mungkin aku dengan mudahnya memaafkan kalian dan mengawalinya lagi dari awal.
Kecuali jika dendamku ini telah berhasil ku balaskan kepada kalian semua.
Termaksud kepada kalian, Sooyoung, Seohyun serta dua laki-laki terkutuk itu,
Changmin dan Jonghyun.
āYoona-ah? Apakah kau mendengarkanku?ā
Aku kembali menatapnya. Benar. Aku belum menjawab
pertanyaannya. Tsk, kau kembali melakukan hal bodoh Yoona.
āN-ne..ā Aku tersenyum kaku pada mereka. Mereka telah
benar-benar terjebak dalam permainan yang ku buat. Tak ku sangka permainanku
ini akan dengan mudahnya untuk dilakukan. Yoona... kau memang pintar. āEemm.... aku
ingin ambil minum, apakah ada yang mau?ā
āApakah kau ingin aku temani?ā
āAnnie annie. Aku bisa sendiri sunbea.ā Tolakku dan langsung
beranjak pergi menuju sebuah meja yang sudah menyediakan berbagai macam jenis
minuman, yang tentunya tidak mengandung alkohol sedikit pun.
o O O O o
Hhhhhhhh... tubuhku pegal sekali. Rasanya tulang-tulangku
ingin patah semua. Pesta ini benar-benar menguras seluruh tenagaku. Dan
untungnya hari ini hari terakhir sekolah untuk minggu ini. Tapi.. itu berarti
mulai besok aku akan menjadi seorang pembantu di dorm ini. Ya Tuhan... kenapa
hal buruk selalu menimpaku???
āYoona...ā Aku memutar tubuhku dan mendapati Donghae sunbea
yang tengah berdiri disana. Ada apa lagi pria ini? Bukankah pesta telah
berakhir? Bahkan tak ada satupun teman-temannya di sini.
āAda apa sunbea?ā
āEm... mengenai hukumanmu. Apakah....ā
āAku bisa melakukannya. Jadi jangan mencoba untuk menjadi
pelindungku, lagi. Em.. ku rasa aku harus pergi. Annyeong...ā Pamitku dan langsung
pergi menghampiri Sulli yang tengah
menungguku.
āAda apa?ā
āNde?ā Aku menatapnya bingung. Ada apa? Memangnya ada apa?
āItu Donghae sunbea, kenapa dia?ā
āOh... dia. Tidak apa-apa. Oh iya, bagaimana kalau kita jalan-jalan sebentar?ā
āJalan-jalan?ā Suaranya terdengar ragu. Tetapi keraguannya
sepertinya tak bertahan lama karena kini dengan tersenyum ia menganggukan
kepalanya.
Aku langsung menarik tangannya mengikutiku. Ia harus melihat
bagaimana indahnya langit malam jika dilihat dari taman dorm. Walaupun angin
yang berhembus cukup dingin, tetapi setelah ia melihatnnya pasti semua rasa
dingin itu akan hilang begitu saja.
āYoong changkkaman.ā Ia
menarik tanganku, membuat langkahku langsung terhenti.
āKenapa?!?ā Kesalku karena ia yang tiba-tiba saja menarik
tanganku.
āItu, lihat.ā
āLihat apa?ā Ia memutar kepalaku. Mengubah arah pandangku
yang awalnya dirinya kini menjadi taman yang tengah dipenuhi oleh.......
tunggu... itu kan,
āMereka...ā
āIya, itu para senior. Tetapi apa yang mereka lakukan? Kenapa
mereka terlihat begitu eemmm... mesra..ā
Benar juga. Apa yang tengah mereka lakukan di tempat itu?
Dengan jumlah mereka yang seimbang, dan juga mereka yang terlihat mesra?
Apakah mereka tengah berkencan? Tetapi memangnya mereka saling menjalin
hubungan?
āSulli-ah, menurutmu apakah mereka memiliki hubungan yang
lebih dari pertemanan?ā
āSepertinya begitu...ā
Aku kembali memperhatikan mereka. Sepertinya? Tetapi
nampaknya mereka benar-benar tengah menjalin hubungan yang lebih dari apa yang
aku pikirkan. Mereka kini tengah
ber..ken..can. B-E-R-K-E-N-C-A-N. Bukankah ini menarik. Siwon sunbea dengan
Tiffany sunbea, Eunhyuk sunbea dengan Hyoyeon sunbea, Sungmin sunbea sudah
pasti ia dengan Sunny sunbea, Yunho sunbea dengan Yuri sunbea, Yoochun sunbea
dengan Taeyeon sunbea, APA? Jaid Yoochun sunbea...??? Hahaha rasakan itu
Sooyoung. Senior yang kau sukai telah memiliki kekasih.
Dan sepertinya masih ada lagi. Donghae sunbea dengan....
dengan..... dengan Minhyun sunbea! Tunggu, berarti selama ini dia. Ya Tuhan...
dia benar-benar telah mempermainkanku. Membuat aku merasa takut, membuat seakan
dia menginginkanku, membuat.... segalanya. Segala sesuatu yang selalu membuatku
merasa tak nyaman. Arrgghhh mereka, mereka benar-benar gila. Lihat saja, apa
yang akan aku tunjukkan pada kalian!
Eemm tunggu... apa yang terjadi pada Jaejoong sunbea dan Jessica
sunbea? Apakah mereka tak termaksud ke dalam golongan orang-orang itu? Aahhh
tetapi sepertinya tidak. Sepertinya hanya terjadi perkelahian kecil saja di antara
mereka. Lihat saja apa yag tengah dilakukan Jaejoong sunbea pada Jessica
sunbea. Aish... sungguh, melihtanya saja membuatku menjadi gila.
āSulli-ah, kita kembali ke kamar saja. Aku sudah tidak mood
untuk pergi jalan-jalan.ā
Author POV
Ia sandarkan tubuh rampingnya pada dinding bangunan
tersebut. Dari keningnya mengalir sedikit air yang merupakan hasil ekskresi
kulitnya. Ia sekah aliran air tersebut dengan punggung tangannya.
āAkhirnya selesai juga.ā Ujarnya sembari meletakkan beberapa
alat kebersihan yang semenjak matahari belum muncul sudah ia pergunakan. Ia
edarkan kedua matanya saat kakinya akan melangkah keluar dari sebuah ruangan
yang dipenuhi dengan alat-alat kebersihan.
āSepertinya belum ada yang keluar dari kamar. Kalau begitu
lebih baik aku segera membersihkan tubuhku sebelum ada yang tahu kalau aku
tengah menjalani hukuman akibat senior-senior tak tahu diri itu.ā Ucapnya dan
langsung melesat pergi meninggalkan ruang kebersihan tersebut.
o O O O o
Suara-suara aneh terdengar menghiasi setiap sudut kamar
tersebut. Tiga orang gadis yang merupakan pemilik dari kamar tersebutlah yang
menyebabkan suara-suara itu timbul. Hentakan kaki, suara barang yang jatuh, bantingan
pintu, semua itu bercampur menjadi satu hingga menyebabkan terjadinya suara
gaduh yang membuat tiga gadis itu tak menyadari bahwa kini pintu kamar mereka
tengah diketuk dari luar.
āSeohyun-ah, apakah kau melihat jam tanganku?ā
āAku tak tahu.ā
āBenarkah? Lalu apa yang melekat pada pergelangan tanganmu? Bukankah itu jam tanganku?ā Tuduh gadis yang sejak tadi terus saja
mengobrak-abrik seluruh laci yang berada di ruangan itu.
āTidak, ini punyaku.ā
āLalu dimana punyaku???ā Rengek gadis itu sembari
mengguncang tubuh Seohyun, gadis yang sebelumnya sempat dituduhnya.
Tok.. tok... tok.....
āSooyoung-ah, coba kau lihat di kamar mandi? Bukankah
kemarin malam kau memakainya, mungkin kau lupa dan tertinggal saat kau
membersihkan wajahmu.ā
āMungkin juga.ā Setujunya dan langsung berhambur menuju
pintu kamar mandi yang tengah dipergunakan oleh salah satu teman mereka.
āYoona.... cepat buka pintunya.ā Sooyoung mengetuk pintu itu
dengan tidak sabar. Berkali-kali ia mengetuknya tetapi Yoona, gadis yang
tengah berada di dalam sana tak kunjung membukakan pintu tersebut.
āYoona..ā
Tok... tok... tok....
āIm Yoon Ahhhh cepat buka pintunya!ā Teriak Sooyoung dari
luar kamar mandi dengan ketukan pintu yang tak kalah kerasnya. Yoona, gadis
yang sejak tadi diusik keberadaannya oleh Sooyoung langsung membuka pintu itu
dengan kasar. Tatapannya langsung menyiratkan kekesalan pada gadis tersebut.
āTidak bisakah kau tunggu sebentar?!! Aku tengah memakai
baju!!ā Hardik Yoona yang langsung meninggalkan Sooyoung yang masih berdiri
terpaku karena bentakkan yang ia terima.
Seohyun, gadis yang seyogyanya merupkan pencetus ide untuk mencari jam tersebut di
kamar mandi hanya dapat memandang keributan itu dengan bingung. Ia merasa bersalah
pada kedua sahabatnya itu, karena dirinya pertengkaran bodoh itu terjadi.
āKetemu..ā Teriak Sooyoung dari dalam kamar mandi. Ia
langsung berlari keluar, dan menunjukkannya pada Seohyun.
āSudah ku bilangkan, kau yang lupa meletakkannya.ā Kesal
Seohyun karena kembali teringat tuduhan Sooyoung padanya.
āMianhae Seohyunnie. Aku panik ketika jam ini tak berada
di mejaku.ā Rajuk Sooyoung dengan manjanya.
Tok... tok... tok.....
Raut kesal masih sangat kentara sekali pada wajahnya. Tetapi
raut tersebut berubah menjadi keterkejutan saat mendengar teriakan Yoona dari
lantai atas.
āBisakah kalian menghentikan drama aneh itu? Apakah kalian
tak mendengar ketukan pintu, ha?ā
Sooyoung dan Seohyun tak langsung menggubris perkataan
Yoona. Mereka terlihat masih mencerna apa yang dikatakan sahabatnya itu. Namun
beberapa saat kemudian, saat ketukan itu kembali terdengar, mereka baru
mengerti apa yang dikatakan Yoona. Sontak, kedua gadis itu langsung berhambur
untuk membukakan pintu kamar mereka.
Tok... tok... tok...
āsebentar.ā Jawab Sooyoung saat dirinya tengah memutar
kunci yang tergantung pada pintu kamarnya.
Tak lama pintu
terbuka, dan langsung menampakan sosok-sosok yang sedari tadi mengetuk pintu
tersebut. Tiga orang pria.. ahh bahkan terdapat empat orang lagi di belakang
mereka. Pria-pria tersebut berhasil membuat Sooyoung dan Seohyun mematung sesaat.
Mereka tak berkedip, bahkan nyaris tak bernafas.
āKenapa kalian baru membukakan pintunya?ā Pertanyaan yang
baru saja terlontar, berhasil menyadarkan kedua gadis yang sepertinya masih
belum sepenuhnya sadar dari rasa terkejut mereka itu. Merasa diacuhkan, salah
seorang pria tersebut menggerakkan tangannya tepat dihadapan kedua gadis itu.
Dan.. berhasil! Kedua gadis itu kini telah benar-benar tersadar dari
keterkejutan mereka.
āNde? Mi-mianhae sunbeanim.ā Seohyun dan Sooyoung
merundukkan tubuh mereka sesaat. āKami tak mendengar ketukann pintu itu.ā
Sambung Sooyoung sesaat setelah acara runduk-merundukkan badan telah selesai
dilakukannya.
āKalian tak mendengarnya? Apakah ketukan itu kurang
kencang?ā
āAn-annie annie. Bukan begitu...ā
āSudah tak apa. Yang penting sekarang pintu sudah terbuka. Dan yang tadi biarkan saja.ā
āMianhamnida sunbea. Kalau begitu silahkan masuk...ā Ujar
Sooyoung kepada pria-pria yang ia panggil sunbea itu.
Ketujuh pria itu pun langsung melangkah masuk sesaat
setelah sang pemilik kamar mempersilahkan mereka. Sofa berwarna soft green
menjadi tujuan mereka. Dengan tanpa menunggu sang pemilik kamar memberikan
izin, mereka telah terlebih dulu menghempaskan tubuhnya di atas sofa tersebut.
Namun tak dengan salah seorang pria yang nampaknya masih menikmati posisi
tubuhnya yang tengah berdiri.
āDonghae-ah... kau tak duduk?ā Tanya seorang pria
yang tengah memperhatikan Donghae dari posisinya.
Namun bukan jawaban yang ia dapatkan, tetapi sebuah langkah
Donghae yang tengah berjalan menaiki anak tangga menuju lantai atas. Awalnya dahi pria itu berkerut, menandakan kebingungan tengah melandanya,
namun beberapa detik kemudian semua itu berganti menjadi sebuah seringai yang
membuat teman-temannya yang lain langsung bangkit dari posisinya dan mengikuti
langkah Donghae menuju ke atas.
āApa yang sunbeanim lakukan di sini?!ā Yoona terlihat
terkejut saat mendapati sosok Donghae yang telah berdiri di depan ranjangnya,
ia pun langsung bangkit berdiri.
āEm mengenai hukumanmu, aku ing.....ā Belum sempat Donghae
menyelesaikan ucapannya, wajah-wajah pengganggu telah lebih dulu muncul dan
menghentikan ucapan Donghae. Seringai yang mereka tunjukkan membuat Yoona mau
tak mau harus kembali merasakan rasa takut yang selama ini telah dengan mati-matian
ia coba hilangkan.
āKau ingin melakukannya sendiri ikan jelek?ā
āYa Hyukkie-ah! Apa yang kau katakan? Sudah cepat kalian
turun.ā Donghae mendorong tubuh teman-temannya ke bawah, namun jumlah dirinya
yang tak sebanding dengan jumlah
teman-temannya membuat usahanya hanya menjadi sia-sia.
āKami tak akan turun kalau kau tak turun!ā
āYak! Cepat kalian turun!!ā Donghae kembali mencoba
mendorong tubuh teman-temannya itu, namun tetap saja, usahanya tetap tak
membuahkan hasil.
Disisi lain, Yoona, gadis itu nampak terlihat
sangat muak dengan keberadaan senior-seniornya itu. Tangannnya telah ia
kepalkan sejak perdebatan tak bermutu itu terjadi dihadapannya. Merasa
keberadaanya diabaikan oleh sosok-sosok tersebut, ia langsung melemparkan majalah
yang tengah ia baca ke atas meja hingga menimbulkan suara benturan yang cukup
keras, cukup untuk membuat sosok-sosok tersebut menyadari keberadaannya.
āHentikan! Apakah kalian kesini hanya untuk berdebat? Kalau iya, silahkan kalian turun dan tinggalkan tempat ini!!!ā
Diam. Itulah yang terjadi saat Yoona mengeluarkan rasa
kesalnya secara lisan.
Terkejut? Tentu saja mereka terkejut. Mereka tak menyangka bahwa apa yang tengah mereka lakukan membuat sang pemilik tempat menjadi terganggu.
Terkejut? Tentu saja mereka terkejut. Mereka tak menyangka bahwa apa yang tengah mereka lakukan membuat sang pemilik tempat menjadi terganggu.
āMian kami tak bermaksud membuatmu kesal..ā
Yoona menghembuskan nafasnya sesaat setelah Donghae meminta
maaf kepadanya. Tetapi permintaan maaf
tersebut tak membuat rasa kesal yang dirasakan Yoona hilang begitu saja.
āSudahlah. Lalu untuk apa sunbea datang?ā
āMengenai hukumanmu. Aku ingin membantumu. Bukankah ini
juga-ā
āSudah ku katakan kalau aku tak membutuhkan bantuan sunbea. Ini kesalahanku jadi biarkan aku yang melaksanakan hukuman ini. Dan perlu
sunbea tahu, aku tak membutuhkan seorang dewa penyelamat seperti sunbea. Jadi
jangan berbuat baik dihadapanku karena itu tak akan mengubah pemikiranku!!ā
āDan mengenai kejadian dipesta kemarin, jangan pikir kalau
apa yang aku lakukan itu tulus. semua itu ku lakukan sebagai bentuk pembalasanku
pada sunbea. jadi jangan menganggap aku sudah memaafkan dan melupakan apa yang
telah sunbea lakukan padaku!!ā Sambung Yoona dengan wajah yang terlihat begitu
kesal. Ia langsung melangkahkan kakinya pergi meninggalkan ketujuh seniornya
yang terlihat terkejut atas apa yang baru saja dilontarkan ia lontarkan.
Yoona POV
Tanganku terus terkepal sepanjang jalan yang ku lalui.
Hingga aku mendudukan tubuhku dikursi
taman, tanganku juga masih saja ku kepalkan. Kehadiran mereka telah kembali
membuat rasa kesal hinggap dibenakku. Apakah mereka tak mempunyai tujuan hidup
lain selain mengganggu hidupku? Tidak bisakah mereka membiarkanku untuk hidup
tenang? Kenapa mereka selalu hadir ketika aku tengah merasakan ketenangan??!!!
Ku luapkan semua kekesalanku di tempat ini. Tempat yang menurutku
sangat tepat sebagai tempat pelampiasan kekesalanku. Sepi, dan tak terjamaah
oleh penghuni yang lain. Ya.. bisa dibilang tempat ini tempat paling terpencil
di dorm ini. Tetapi menurutku, tempat ini tempat terbaik yang ada di sini.
āApakah kau selalu datang ke tempat ini Im Yoon Ah?ā
Aku langsung menoleh sesaat setelah sosok tersebut
mendudukkan tubuhnya di sampingku. Sejak kapan orang ini berada di sini? Apakah
ia mendengar seluruh luapan kekesalanku?
āBoleh ku tebak. Apakah ini ada hubungannya dengan
senior-senior itu?ā
Ku helakan nafasku kasar. Pertanyaan tersebut kembali
membuat rasa kesalku kian bertambah. Memang benar semua ini terjadi karena ulah
senior-senior terkutuk itu. Tetapi bisakah ia tak mengungkitnya?!!
āUntuk apa kau di sini?ā
Ia menoleh singkat dan tersenyum kepadaku. Tersenyum? Untuk
apa ia menyunggingkan senyumnya itu padaku? Senyummu itu tak membantuku
memperbaiki perasaanku ini!!
āMemangnya kenapa? Bukankah taman ini taman dorm, dan aku? Aku
juga merupakan penghuni di sini.ā
āYa Zhang Yixing! Jika kau datang ke sini hanya untuk
menggangguku, lebih baik aku pergi.ā Hardikku dengan tubuh yang telah berdiri.
Sekilas aku menatapnya sinis, namun nampaknya laki-laki ini tak memperdulikannya, dan
hal tersebut semakin membuatku merasa kesal yang teramat kesal!
Ku hela nafasku dengan sangat kasar dan beranjak pergi meninggalkannya.
Tetapi langkahku terhenti saat ia menarik lenganku hingga aku langsung berbalik
menatapnya.
āWae?!ā Tanyaku sinis.
Wajarkan kalau aku bertanya seperti itu? Bukankah dia yang membuatku melakukan ini kepadanya. Jadi bagi siapa pun yang menyukai laki-laki ini, kalian jangan menyalahkanku karena ketidak sopananku kepadanya.
Wajarkan kalau aku bertanya seperti itu? Bukankah dia yang membuatku melakukan ini kepadanya. Jadi bagi siapa pun yang menyukai laki-laki ini, kalian jangan menyalahkanku karena ketidak sopananku kepadanya.
āAku hanya bercanda. Kau ini tak berubah ya, sejak dulu kau
selalu seperti ini.ā
Heyy... siapa kau? Kenapa seenaknya saja kau menilaiku? Kau
tak tahu apa-apa.
āSejak dulu? Ciihh...ā
āTentu saja sejak dulu. Kau lupa siapa aku, eo?ā
Lupa? Aku? Yak! Aku tak sebodoh itu. IQ ku juga tak
serendah itu. Tak mungkin aku melupakan makhluk sepertimu. Zhang Yixing. Anak aki-laki
yang selalu mengusikku sejak kecil.
Apakah aku akan dengan mudahnya melupakanmu?
āKau!! Anak laki-laki yang selalu mengusikku sejak kecil. apakah kau
puas?ā Sindirku tepat dihadapan wajahnya.
āAPA? Mengusikmu? Kau yang selalu mengusikku Im Yoon Ah.ā
Melihat wajahnya yang begitu kesal, tawaku langsung pecah
begitu saja. Sungguh.. wajahnya terlihat begitu lucu saat ia sedang kesal.
āAkhirnya kau tertawa juga. Tak sia-sia aku meladeni
kemarahanmu.ā Ujarnya yang langsung membuat tawaku terhenti. Mataku langsung
beralih menatapnya dengan sinis.
āApa maksudmu?!ā
āHey... kau lupa. Kita telah berteman sejak kecil. Aku tahu
bagaimana dirimu, dan aku tahu hal apa yang bisa membuatmu melupakan sedikit rasa kesalmu itu.ā
Mendengar ucapannya, aku hanya dapat menghembuskan nafasku
berat. Benar, dia tahu tentang diriku. Dan hanya dia yang mengerti aku, tidak
dengan Sooyoung atau pun Seohyun.
āKau benar. gomawo Yixing-ah, setidaknya karena bantuanmu rasa
kesalku sedikit berkurang.ā
Setelah ucapanku tadi, kami kembali tak bergeming. Diam kembali
menyelimuti kami, membuat suara semilir angin yang bertiup cukup terdengar ditelinga.
Aku terus saja menatap lurus ke depan. Mencoba menerawang sesuatu yang tak ku
ketahui. Tetapi kian lama rasa jengah mulai menghampiriku, tak hanya itu saja,
perutku pun juga sudah memintaku untuk mengakhiri ini.
āKau pasti lapar..ā
Aku menoleh pada sosoknya. Dia, bagaimana dia bisa tahu
kalau aku lapar? Apakah wajahku menunjukkan bahwa aku sedang kelaparan?
āA..an....ā
āKau tak bisa berbohong padaku Im Yoon Ah.ā Ia kembali
berujar, dan kini ucapannya tak dapat ku elakkan lagi. Saat ini, detik ini,
perutku sudah sangat terasa perih. Dan itu artinya aku benar-benar sudah merasa
lapar.
āKalau begitu ayo kita makan.ā Ia menggenggam tanganku dan
menuntunku mengikutinya. Genggamannya selalu membuatku merasa nyaman. Entah
telah berapa lama aku tak merasakan rasa nyaman darinya? Mungkin semenjak kami
berada dibangku sekolah menengah pertama. Eeemmm.. sepertinya memang begitu.
Pada saat itu kami benar-benar berbeda. Ia sangat menyukai musik hingga
bergabung dengan group band sekolah, sedangkan aku, aku bergabung dengan club
basket.
āKau ingin makan apa?ā
āAh nde?ā
āKau ingin makan apa?ā Ia kembali mengulang pertanyaannya.
Seketika, aku langsung memutar pandanganku. Tepat. Kami telah sampai di cafƩtaria
dorm. Kenapa aku bisa tak menyadarinya?
āYoong...ā Panggilnya. Aku kembali melihatnya. Benar, aku
belum menjawab pertanyaannya.
āEm... apa saja. Yang penting perutku tidak bernyanyi lagi.ā
Jawabku dengan menyelipkan sedikit kata-kata konyol agar ia tak menyadari bahwa
sedari tadi aku hanya melamun.
āBaiklah.ā
Author POV
Semilir angin yang bertiup pelan serta sinar mentari yang
tak terlalu terik semakin menambah kesejukan pagi itu. Berpasang-pasang kaki
telah berdiri tegak di tengah-tengah hembusan angin. Berbeda dengan pemilik
kaki-kaki tersebut, sepasang anak manusia masih dengan santainya menikmati
angin yang berhembus dengan duduk disalah satu meja di tempat tersebut. Tanpa
memperdulikan orang-orang sekitar, kedua anak manusia itu terus saja bergulat
di dalam sebuah pembicaraan yang sanggup membuat mereka tertawa dan melupakan
sejenak kehidupan penat yang tengah mereka lakoni.
āSudah lama kita tak seperti ini.ā Ucap laki-laki tersebut disela-sela
tawanya, membuat gadis yang menjadi lawan bicaranya terdiam sejenak dan
menautkan kedua alisnya. Namun sedetik kemudian sebuah senyum miring terpasang
diwajahnya.
āSiapa suruh kau terlalu sibuk dengan dunia musikmu.ā Balas
sang gadis dengan suara yang meledek.
āKau juga! Kau terlalu sibuk dengan kegiatan team basketmu. Sampai-sampai kau melupakan hari ulang tahunku.ā
āApa?!? Kapan aku melupakannya? Bukankah kau yang melupakan
hari ulang tahunku terlebih dahulu, eo?ā Gadis itu mengerucutkan bibirnya. Ia
menunjukkan rasa tak terimanya atas tuduhan yang tak berdasar yang diucapkan
oleh laki-laki tersebut.
āBenarkah?? Bukankah kau yang terlebih dulu melupakannya?ā Laki-laki itu menggaruk lehernya sejenak, lalu kembali tersenyum kecut saat sebuah
ingatan tak terduga tiba-tiba muncul dipikirannya.
āBagaimana??? Apakah kau telah mengingatnya tuan Zhang?ā
āEemmm... hehe, mianhae Yoona-ah.ā Laki-laki itu kembali
tersenyum serta menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tak apa-apa.
Yoona hanya mendengus kesal. Ia memalingkan wajahnya saat laki-laki itu tersenyum kepadanya. Bukan karena ia benar-benar kesal pada sosok itu, melainkan karena ia tak dapat menahan rasa gelinya saat melihat wajah laki-laki
tersebut saat merasa bersalah. Menurutnya wajah laki-laki itu terlihat sangat lucu
bahkan melebihi seorang badut sekali pun saat ia tengah merasa bersalah ataupun
bingung.
āYoona, bisakah kita bicara sebentar?ā
Yoona menolehkan kepalanya pada sosok yang memanggilnya.
Wajahnya yang semula terlihat senang kini kembali berubah musam saat mengetahui
siapa sosok itu.
āUntuk apa lagi sunbea? Bukankah semua sudah jelas, kemarin
aku hanya mempermainkan kalian.ā Balas Yoona tanpa memandang sosok yang ia
panggil sunbea itu.
āKalau kau tak mau, dengan terpaksa aku akan memaksa mu.ā
Yoona terlihat terkejut ketika mendengar kalimat yang sedang
diarahkan kepadanya. Tetapi, belum sempat rasa terkejutnya menghilang,
sosok tersebut telah lebih dulu menarik tangannya.
āLepaskan.ā
Yoona mencoba menepiskan tangan sosok tersebut dari pergelangan
tangannya. Namun usahanya hanya berbuah rasa sakit pada pergelangan tangannya.
Ia sedikit meringis karena rasa itu kian lama kian bertambah.
āMian sunbea, tetapi sepertinya Yoona tak ingin ikut dengan sunbea. Jadi tolonglepaskan dia.ā Suara yang tiba-tiba muncul itu membuat seluruh pasang mata
yang berada di dalam cafƩtaria
langsung beralih kearah mereka. Yoona yang sangat mengenali suara tersebut
dengan cepat memutar kepalanya sejurus dengan keberadaan orang tersebut yang
kini tengah berdiri di belakangnya.
āYixing?ā
āIni tak ada urusannya denganmu. Jadi kau jangan ikut campur.ā
Tukas sosok tersebut. Ia kembali menarik Yoona pergi, tetapi baru dua langkah
mereka melangkah, sosok yang bernama Yixing itu kembali membuat mereka berhenti
dengan menarik paksa lengan Yoona yang tak digenggam oleh sosok tersebut.
āIni akan menjadi urusanku jika hal ini berhubungan dengan
Yoona.ā
āCih. kau siapa? Apakah kau kekasihnya? Orang tuanya? Bukankan. Kau bukan siapa-siapanya, kau hanya temannya.ā Ucap sosok tersebut dengan nada
suara yang merendahkan lawan bicaranya itu.
āAku memang bukan kekasihnya, tetapi aku sahabatnya. Dan
mungkin hanya aku yang mengenal baik bagaimana Yoona sebenarnya. Jika ia telah
memperlakukan sunbea sedemikian rupa, berarti sunbea telah melakukan hal yang
sangat buruk padanya.ā
Cukup singkat namun mampu membuat sosok yang menarik Yoona
dengan paksa itu tak dapat berkata-kata. Sesaat wajahnya menyiratkan kebenaran
akan apa yang dilontarkan Yixing tadi. Namun tak lama, saat segerombolan pria
lain datang menghampirinya raut itu berubah menjadi raut yang begitu mengerikan
hingga mampu membuat siapapun yang melihatnya akan merasa terintimidasi oleh
mereka.
āKau! Baru kelas satu saja sudah bertingkah!ā
āIni bukan urusanmu adik kecil, jadi lebih baik kau diam!ā
āMasih kecil saja mau ikut campur urusan orang dewasa!ā
Kalimat-kalimat pedas itu terlontar begitu saja dari bibir pria-pria tersebut. Seperti harga diri mereka telah diinjak-injak oleh sosok
Yixing, mereka membalasnya dengan melontarkan kata-kata yang kurang layak diucapkan
oleh seorang senior kepada juniornya.
āJadi seperti ini kah senioritas di Cheonjae High School? Tak
ku sangka, ternyata senioritas di sekolah ini sangat memalukan.ā Cibir Yixing
sembari membuang wajahnya. Mengalihkan pandangannya kearah lain yang semakin
menambah gurat kesal terlihat jelas pada wajah pria-pria tersebut.
āKAU??!!!!!ā Salah satu dari mereka berjalan maju sembari
mengacungkan tangannya ke wajah Yixing. Membuat kesunyian semakin bertambah
kadarnya hingga dapat dikategorikan sebagai keadaan yang mencekam.
āLancang sekali kau mengatakan hal itu? Memangnya kau tahu
apa mengenai senioritas di sekolah ini? HA?!!ā Maki pria lain sembari
mendorong tubuh Yixing ke belakang. Namun dorongan tersebut tak langsung
membuat yang empunya tubuh terhempas hingga terjatuh ke lantai.
āAku? Sunbea bercanda? Apakah sunbea rela jika seisi ruangan
ini tahu, bagaimana senioritas bodoh yang sunbea lakukan pada Yoona, eo?ā
Yixing memajukan tubuhnya tepat ke depan seorang pria yang tadi menarik Yoona.
Menatap dengan tatapan yang entah sejak kapan ia bisa melakukannya. Yang
jelas, baru kali ini seorang Zhang Yixing, pria yang terkenal baik dan ramah
itu mengeluarkan tatapan yang tajam dan sedikit mengintimidasi lawan bicaranya
tersebut.
āYak! Kau berani melawan kami?!ā
āKAU???!!!!!!!!!ā
Salah seorang dari mereka melangkah maju sembari mengangkat
tangannya yang terkepal ke udara. Ia berniat untuk melayangkan tangannya pada
wajah Yixing, junior yang ia anggap tak menghormati dirinya dan teman-temannya
sebagai senior. Namun sayangnya, kepalan tangannya tak mengenai wajah Yixing,
melainkan menganai wajah sosok gadis yang sedari tadi terus berdiri di belakang
tubuh Yixing. Ya.. Yoona. Dia-lah yang merasakan kerasnya pukulan yang
ditunjukkan untuk sahabatnya itu.
Ia langsung terhempas ke lantai saat kepalan tangan tersebut
berhasil mendarat dengan sempurna pada pipi bagian kirinya. Darah segar pun
mengalir dari ujung bibirnya. Melihat hal itu, sontak Yixing langsung
mengangkat tubuh Yoona berdiri.
āKau baik-baik saja?ā Tanya nya khawatir saat melihat aliran darah
mengalir dari ujung bibir Yoona.
Yoona hanya mengangguk. Namun wajahnya tak dapat menyembunyikan
sesakit apa pipinya saat itu.
āYoona, mian. Aku tak......ā
āCukup! Eunhyuk sunbea pasti mau mengatakan bahwa sunbea tak
sengaja memukulku kan? aku tahu, bahkan seisi ruangan ini juga tahu, bahwa
Yixing-lah yang ingin sunbea pukul.ā Ucap Yoona dengan mengernyitkan dahinya
menahan rasa sakit yang ia rasakan.
āYak bodoh! kenapa kau melakukan hal itu jika kau tahu?ā
Protes Yixing yang merasa tak terima dengan tindakan bodoh Yoona yang
mengkambing hitamkan dirinya hanya untuk menyelamatkannya dari pukulan Eunhyuk.
āYixing benar. Senioritas
yang sunbea lakukan sangatlah memalukan. Apa sunbea tahu bagaimana rasa takut
yang aku rasakan saat kejahilan yang sunbea lakukan padaku? Semua itu membuat ku selalu merasa
terintimidasi, membuatku merasa menjadi orang paling bodoh karena
mengkhawatirkan sesuatu yang tak pernah ku lakukan. Apakah itu tidak memalukan,
eo?ā Sambung Yoona lagi yang sama sekali tak menggubris pemrotesan yang
dilontarkan Yixing.
āMengenai itu, kami ingin meminta maaf kepada mu Yoong. Karena-ā
āApakah dengan hanya meminta maaf, rasa takut yang aku rasakan
selama ini akan hilang? Dan apakah kalian tahu, apakah rasa takutku waktu itu
telah hilang? Tidakkan sunbea. Rasa takut itu masih ada hingga saat ini. Jika
hanya dengan memaafkan kalian rasa takutku akan hilang, mungkin sejak dulu aku
sudah memaafkan sunbea. Tetapi nyatanya, memaafkan kalia tak langsung
membuat keadaanku kembali seperti sedia kala.ā Selak Yoona.
āMungkin pada akhirnya aku akan dapat memaafkan sunbea,
tetapi tak secepat itu. Aku butuh waktu untuk membuat kondisiku kembali
kekondisi semula. Dan satu lagi, jangan bawa-bawa Yixing ke dalam masalah ini. Karena masalah ini murni antara aku dan sunbea. Dia hanya membantuku, membantu
membuatku kembali kekeadaan semula ku.ā
To Be Continued..
Maaf karena aku bukannya update The Unpredictable Heart Attack dan malah update ini. Aku sengaja, soalnya cerita ini udah lama banget gak dilanjut. Dan daripada jadi kadaluarsa, makanya aku balik dengan bawa kelanjutan dari kehidupan Yoona yang masih aja menjalani tradisi di sekolah barunya.
Oke.. gimana nih si Yoona sama senior-senior tampannya? Adakah yang ingin jadi Yoona???
Semoga enggak ya.. soalnya kalo dipikir-pikir, cukup nyeremin juga kehidupan Yoona ini. Dan kayaknya kemungkinan untuk adanya kisah kayak gini dikehidupan nyata itu kecil deh, kurang dari 10% mungkin. Ya.. pokoknya semoga enggak ada yang berharap ingin jadi kayak Yoona ya hehehe..
Berhubung ini udah malem. Aku enggak akan lama. Aku hanya berharap semoga kalian yang nungguin cerita ini bisa merasa terpuaskan dengan kelanjutannya dan gak bosen untuk nunggu next partnya. Dan juga karena besok senin, aku mau bilang, SEMANGAT YA GUYS!!!
Akhir kata, See You.....ź°ģ¬ķ©ėė¤ ^^
Comments
Post a Comment