After The Class (#hgsbb)
cast:
Jackson Wang <> Park Eun Ra
genre: college life, and hope this will be fluff (AU - Alternate Universe)
o O O O o
Aku terus mengetukan jariku ke atas meja. Merasa bosan
dengan penjelasan teman-temanku yang begitu bersemangat di siang hari ini. Hal
itu sangat kontras dengan keadaanku yang sama sekali tak memiliki semangat untuk
mengikuti kelas kali ini.
Bahkan aku sudah berkali-kali menghela nafas yang cukup
terdengar berat dan memilukan. Tapi kelas wanita itu belum juga berakhir.
Dan ketika sosok wanita yang terus membetulkan kacamatanya
setiap lima menit sekali, yang akan selalu ku temui untuk satu semester ke depan
bangkit dari duduknya dan berjalan keluar, nyawaku seakan kembali masuk ke
dalam raga dan membuat tubuhku secara otomatis ikut bangkit dari kursiku dan
mengikuti langkahnya keluar.
Inilah yang sudah lama ku tunggu. Selesainya kelas wanita
itu dan aku dapat menghirup udara bebas di luar. Rasanya seperti sudah lebih
dari satu dekade aku tak menghirup udara luar yang menyejukan seperti ini.
Kakiku segera melangkah menuju cafetaria guna menunggu
ketiga temanku yang ku yakini masih berda di kelas mereka masing-masing. Aku
melangkah cepat dengan tak memperdulikan mahasiswa-mahasiswa lain yang tengah
berada di koridor ini.
Sesampainya di tempat yang telah dipenuhi oleh mahasiswa
lainnya, aku langsung mengedarkan mataku mencari tempat terbaik untuk menunggu
dan menikmati hidangan ringan yang akan memberikan sedikit hadiah untuk perutku
yang sudah mulai bernyanyi akibat kelas tadi.
Namun aku tak kunjung menemukan tempat yang ku maksud itu
karena setiap meja di tempat ini telah terisi. Bahkan tempat yang ya.. bisa
dikatakan tak terlalu baik untuk aku menikmati hidanganku pun tak ada. Semua
sudah penuh. Dan hal itu kembali membuat helaan lolos dari bibirku.
Kutukan macam apa yang tengah menimpa ku saat ini??? Sudah
sebelumnya aku harus terdampar di kelas yang tak aku sukai, kini aku tak bisa
menikmati hidangan ringan kesukaanku di tempat ini.
Ingin marah. Ingin berteriak. Tapi aku sadar, aku tengah
berada di tempat umum yang jika aku tetap melakukan keinginan ku itu, semua
akan berakhir pada aku yang akan menjadi pusat perhatian dan headline kampus untuk beberapa minggu ke
depan.
Helaan kembali lolos saat aku hendak meninggalkan cafetaria
kampus. Namun langkahku tertahan saat seorang pria yang selalu menyunggingkan
senyum lebarnya itu telah berdiri di belakang ku, membuat jalanku terhalang.
āKau mencari tempat? Bagaimana kalau bergabung dengan ku?ā
Tawar pria itu dengan senyum sumringahnya yang ku akui terlihat cukup bodoh
tapi bodohnya, jantungku malah berdetak lebih cepat.
Tak ada alasan untuk menoak tawarannya. Saat ini aku begitu
menginginkan segelas ice chocolate dengan wipe cream dan tak ketinggalan spicy
chicken stick yang kerap menjadi pendamping untuk minuman dingin itu.
Dan jujur, sebenarnya kini aku ingin berada di dekat pria
itu walaupun aku yakin kalau pada akhirnya nanti aku akan dibuatnya kesal.
āBagaimana?ā
āYa... tak ada pilihan lain.ā Jawabku sekenanya.
Saat ini aku hanya berharap bahwa apa yang baru saja ku
katakan tak terdengar aneh dan membuat pria ini menyangkakan sesuatu yang
tidak-tidak pada ku.
āBagus.. kalau begitu ayo.ā
Ia semakin melebarkan sneyumnya dan seketika itu juga
langsung menarik tanganku menuju tempat dimana ia meletakkan tasnya serta
makanan yang sebelumnya telah ia pesan.
Aku terkejut. Bahkan sangat terkejut atas perlakuannya. Aku
berusaha untuk mengendalikan diriku dan raut wajahku. Aku.. aku tak ingin pria
ini tahu bagaimana perasaanku yang sebenarnya. Aku tak ingin ia tahu kalau
sebenarnya ada perasaan aneh yang kerap muncul tiap kali dia ada di dekat ku.
Tidak tidak tidak. Dia tidak boleh tahu! Wang Jackson tidak
boleh tahu mengenai hal ini. Bisa besar kepala anak ini. Tidak tidak.
Park Eun Ra kendalikan dirimu!!!
āIni pesanannya..ā
Aku langsung menoleh pada pria yang bekerja di cafetaria
ini. Pesananku baru tiba dan aku tak menyadarinya?!?!
Astaga.. apakah dari tadi aku melamun??
Sungguh???
Tidak. Tidak. Tidak. Tidak boleh. Aku harus bisa
mengendalikan diriku. Aku tidak boleh menunjukan gelagat aneh di depan pria
ini. Tidak. Aku tidak ingin malu!!!
āHey.. kenapa kau malah diam? Itu.. makananmu tidak kau
makan?ā Tegur Jackson yang membuat aku hampir menyenggol gelas tinggi yang
berisi ice chocolate pesananku.
āAh.. em.. ya.. aku... aku akan makan. Te-tenang saja...ā
Aku terbata. Ya.. terbata! Sungguh, ini memalukan!!! Park
Eun Ra... ayoo normalkan kondisimu. Kendalikan dirimu.
Aku langsung menundukan kepalaku guna menatap hidangan yang
sedari tadi hanya tergeletak di depan ku ini. Ku angkat sumpit dan mulai
mengambil satu demi satu potongan ayam yang telah ditaburi bubuk cabai di
atasnya dan memasukannya ke dalam mulut.
Aku mencoba untuk menikmati setiap sensasi yang tengah ku
rasakan di dalam mulut ini. Tetapi jantungku tak membiarkannya dengan terus
saja bergemuruh. Rasanya ingin sekali ku keluarkan jantung ini dan menyimpannya
di dalam tas. Hhuuhh... sangat melelahkan.
Aku terus melanjutkan kegiatanku yaitu menyantap makanan dan
minuman yang telah ku pesan. Begitupun dengan Jackson yang terlihat begitu asik
dengan satu porsi bibimbabnya dan segelas lemon squash dinginnya. Selama itu
kami tak saling berbincang. Mulut kami sama-sama sibuk untuk mengunyah suap
demi suap makanan yang terkadang membuat ku tersedak karena rasa pedas yang
begitu kuat.
Namun berbeda dengan mulutku, mataku malah tak bisa berhenti
untuk tak melirik pria itu. Seperti ada magnet yang membuat mataku terus
melihat padanya.
Aku sudah berusaha untuk berhenti dari aksi gila ku ini.
Tapi setiap kali aku mengalihkan pandanganku setiap kali itu pula aku kembali
menatapnya. Aaarrgghhh.. sungguh ini membuat ku gila!!
āKu dengar kau mengambil kelas manajemen dan analisis data?
Bagaimana? Apakah menarik?? Karena ku dengar kelas itu adalah kelas yang paling
dihindari oleh banyak mahasiswa, ya.. walaupun pada akhirnya kita semua harus
mengambil kelas itu.ā
Jackson mencoba untuk kembali membuka pembicaraan di antara
kami. Aku sendiri tak lantas menjawab pertanyaannya. Aku hanya diam menatapnya
sejenak lalu beralih dengan menyesap ice chocolate ku sembari berpikir akan
jawaban dari pertanyaannya.
Setelah membiarkan tenggorokanku basah dengan beberapa
tegukan ice chocolate, aku kembali meletakan gelasku ke atas meja dan menatap
pria itu dengan menghela pelan. Pertanyaannya itu membuat rasa terbebani
kembali hinggap dipundakku.
āDarimana kau tahu? Apakah berita tentang ku ada di mading?ā
āMudah saja.. kau berteman dengan Jiyeong. Lalu Jiyeong
adalah tunangan Mark. Dan Mark, pria itu adalah temanku.ā
Ku senderkan tubuhku dan kemudian melipat kedua tangan di
depan dada.
Benar! Jiyeong dan Mark sudah dijodohkan dan sudah
bertunangan pula. Mark adalah teman Jackson. Jadi pria itu pasti tahu dari
Mark, dimana Mark pasti tahu dari Jiyeong. Hhuuhh.. dasar gadis itu?! Apakah ia
harus menceritakan semua hal pada tunangannya itu?? Kalau seperti ini terus,
aku lebih suka kalau gadis itu masih belum bisa menerima perjodohannya dengan
pria casanova itu!!! Setidaknya dia tidak akan bercerita apa pun pada orang
lain.
āHei.. kenapa kau diam? Ah.. aku tahu!ā Jackson menjentikan
jarinya dan kemudian memajukan tubuhnya ke depan.
āKau pasti tidak menyukai kelasnya, benarkan?ā Pria itu menaikan sebelah alisnya dengan
menyunggingkan senyum miringnya.
Oh Tuhan.. kenapa pria ini menampakkan wajah seperti itu???
Dan kenapa pula jantungku malah semakin berdetak kencang???!?
āEmm.. ya... em.. ya-em...ā
āIya? Tuhkan kau tak menyukainya?? Lalu kenapa kau mengambil
kelas itu? Bukankah kau bisa mengambilnya di akhir nanti, dan tentunya bersama
dengan teman-temanmu?ā
Aku menghela. Ya.. memang benar. Aku bisa mengambil mata
kuliah ini nanti di akhir, dan tentunya ketiga temanku juga mengambilnya.
Tapi.. arrgghhhh...
āYa kau benar Jackson-ah.. aku sendiri bingung, kenapa aku
mengambil mata kuliah ini. Dan sekarang aku menyesal.ā
āAku tahu.. kau pasti sangat menyesal karena kini kau telah
terjebak di kelas yang sangat dihindari itu. Tapi... kau kan udah memasak nasi
itu menjadi bubur, jadi kini kau hanya bisa menikmati bubur itu.ā
Jackson kembali menyuapkan bibimbab terakhir ke dalam mulut.
Mengunyahnya perlahan sebelum kembali menatap ku.
āKau mau mendengar pendapatku?ā Tanyanya setelah
menghabiskan suapan terakhir di mulutnya dan menyesap sedikit air di dalam gelasnya.
Aku diam. Tak tahu harus menjawab apa. Satu sisi aku tak
ingin mendengar apa pun terkait hal itu. Tapi satu sisi lain, aku ingin
mengetahui pendapat orang lain, ya.. mungkin saja dengan itu aku bisa
mendapatkan sedikit pencerahan akan pilihan bodohku itu.
āJadi begini, kau kan telah memutuskan untuk mengambil mata
kuliah itu, walaupun sebenarnya pilihan itu bukan berasal dari hatimu. Tapi
sekarang kau telah menjalaninya, jadi.. coba saja bertahan. Toh kau tak
sendiri, masih ada mahasiswa lain yang juga mengambil mata kuliah itu.ā
Ia kembali menyesap minumannya bermaksud memberikan sedikit
jeda pada kalimatnya.
āDan yang perlu kau ingat, semua mahasiswa pasti akan
mendapatkan mata kuliah itu. Walaupun bukan semester ini, tapi nanti yang lain
pasti akan mendapatkannya, termaksud diriku. Jadi jangan berpikir bahwa hanya
kau yang menderita dengan mata kuliah itu karena kau mengambilnya sekarang.
Karena nanti mungkin saja setelah kau menyelesaikan semester ini, kau malah
akan bersenang-senang di atas penderitaan mahasiswa lain yang mengambil mata
kuliah itu setelahnya.ā
Jackson mengakhiri ucapannya. Dan saat ia menyelesaikan
kalimat terakhirnya, entah mengapa jantungku semakin bergemuruh. Oh Eun Ra..
kendalikan dirimu.
āAku masih ada kelas dan Mark juga sudah menunggu ku, jadi
aku pamit. Sampai bertemu lagi Park Eun Ra.ā
Ia bangkit dari duduknya dengan memasang senyumnya yang
lagi-lagi semakin membuat aku tak dapat mengontrol diri. Namun yang semakin
membuat keadaanku tak terkontrol adalah, saat ia mengusap puncak kepalaku
singkat sembari berlalu pergi.
Spontan kepalaku tertunduk. Tak mampu menahan perasaan aneh
yang kini tengah memenuhi relung hatiku. Oh Tuhan.. bagaimana ini?? Bagaimana
bisa aku merasa seperti berada di awan padahal sebelumnya aku seperti merasa
berada di bagian bumi terbawah.
Apakah Jackson begitu memiliki pengaruh terhadap diriku.
Sampai-sampai hanya dengan bertemu dan berbincang singkat dengannya mampu
membuat perasaan dan pikiranku yang sebelumnya terasa begitu melelahkan dalam
seketika bisa menjadi sangat ringan seperti sekarang ini.
Jika benar, aku ingin terus bertemu dengan pria itu setiap
kali kelas berakhir. Tak peduli dengan pikiran Jiyeong, Seulbin, dan Minhyo
tentang ku, yang jelas aku ingin terus merasakan perasaan yang ringan seperti
sekarang ini.
E . N . D
annyeong!
because i just finished midterms for this week, so i decided to publish this story. and also for someone who finally 19th years old, happy birthday.
okey.. i will not lingering in here. i only hope that, this story can make you feel fluffy or something that can make you can't stop smiling when you imagine this scenes. and of course it is suit with your first impression.
nothing to say again, just bye guys.....ź°ģ¬ķ©ėė¤ ^^
wuooohhh...first of all mau bilang THANK YOU MMUAACHHH-MMMUACCHHH!!!!!!
ReplyDeleteberasa adem, tenang, nyaman, jdi pengen senderan ke jackson!!! tapi gua g terima!! kenapa jacksonnya waras gitu?? knp? biasanya kn dia orang paling ga tau malu di muka bumi!! tapi kenapa di sini bikin baper bgt? bikin anget, tenang, aman, dan nyaman, jadi pengen dipeluk jackie!!! biasanya jackie itu manusia paling konyol, sotoy, sok ganteng, alayer yang temenan ama nasar exnya mbak mus.. farah...tanggung jawab jadi ngarep ada yg ngelus" ini pala tiap selesai kelas!! dan parahnya ngebayangin jackson si anak ga tau malunya jyp, iyuuhhh bgt kn?!?!??!!? masak gua ngarep ama temennya si nasar sih??*temennya nasar kn saipul jam*l*#waduh# gua kok oot bgt sih, okelah gpp gua kn lgi ultah.. birthday girl mah bebas mau ngapain aja.. oke...pokoknya thankyou dan kesel bgt krna jadi ngarep jackson tiba-tiba nongol di kampus, terus nyeret gua ke abang batagor atau abang lumpia basah di depan kampus...*andai kejadian beneran, batagor ato lumpia basahnya pasti makin enak* ehhh...*inget kris* tuhkan..gua mah anaknya ga bisa berenti klo udah komen, yaudah biar g ada yg nyangka gua rela nuker kris si botak ama jackson si raja alay, gua pamit... sekali lagi makasihhhh yaahhh Mark's wifeuu!!
peluk, kecup, lempar, banting Mark,
Birthday Girl
first of all, saya mau mengatakan kalau apa pun yang ada dicerita ini adalah terserah kepada penulisnya. jadi terserah gue mau masukin jiyeong udah tunangan apa enggak.. terus YOU'RE WELCOME. dan semoga jackson bisa terus ada pas kelas anda berakhir ya sist.
Deleteterimakasih birthday girl yang kemaren (^^)v