Goodbye Baby - chapter 1
Cast:
Lee Minhyuk (BtoB) >< Byun Taerin (OC) >< Song Mino (WINNER) >< Yoon Jisun (OC)
Genre:
romance, university life, angst (AU - Alternate Universe)
o O O O o
Langkahnya terhenti begitu seorang pria berdiri tepat di
depannya, menutup akses jalan yang hendak ia lewati. Ia mengangkat kepalanya
yang sebelumnya tengah fokus pada ponsel pintarnya dan menatap sosok tersebut
dengan alis berjengkit.
āPermisi.ā Ucapnya singkat sembari menyimpan ponselnya ke
dalam saku.
Pria itu tak menggubris ucapannya. Ia diam dan hanya
memasang senyum miringnya yang mampu membuat banyak wanita di luar sana menjadi
tak terkendali.
āApakah kau tak mendengar? Ha.. baiklah, aku akan mengatakannya
sekali lagi. Permisi tuan casanova!ā Ulangnya dengan semakin memberikan
penekanan pada kalimat terakhirnya.
āDengan senang hati nona Byun.ā
Pria itu mempersilahkan gadis itu pergi dengan menggerakan
tangannya pada bagian sisi jalan yang telah ia berikan. Tak lupa sebuah senyum
penuh arti ia sunggingkan seiiringan dengan kepergian gadis itu.
Ia menatap gadis itu terus sampai kini tubuhnya sudah
menghilang di ujung jalan.
āAku akan menaklukanmu Byun Taerin!ā
o O
O O o
Taerin menghempaskan tasnya ke atas meja dan menempati
kursinya dengan kasar. Rahang wajahnya yang masih terlihat mengeras dan matanya
juga masih memancarkan kilat amarah membuat Hyejin menutup buku yang tengah
dibacanya dan menatap sahabatnya itu heran.
āAda apa lagi?ā Tanya Hyejin sembari melipat kedua tangannya
di depan dada.
Taerin tak menjawabnya. Ia malah mengeluarkan bukunya dan
membuka tiap lembarannya dengan kasar.
āApakah Song Mino lagi?ā Tebak Hyejin yang membuat mata
sahabatnya itu langsung berputar.
Melihat reaksi Taerin, Hyejin pun akhirnya mengerti penyebab
kemarahan sahabatnya itu. Ia lantas kembali membuka bukunya walaupun dalam
otaknya kini ia tengah mencoba untuk menyusun kata-kata yang akan ia tanyakan
pada Taerin.
āMemangnya apa yang ia lakukan sampai membuat gadis perfect seperti mu menjadi seperti ini?ā
Tanya Hyejin hati-hati.
Taerin menghembuskan nafasnya kasar. Ia kemudian menutup
buku yang tak dibacanya itu dan menyenderkan tubuhnya. Ia juga melipat kedua
tangannya sembari menatap Hyejin.
āIa menghalangi jalanku dengan memasang senyum memuakannya
itu. Ah! Apakah dia pikir aku akan terpesona dengan senyum bodohnya itu?! Tidak!!
Aku tidak akan terpesona!ā Terang Taerin dengan begitu emosi.
Taerin kembali menghembuskan nafasnya. Namun kali ini lebih
teratur dan tak sekasar sebelumnya. Ia kemudian memutar tubuhnya dan memegang
pundak Hyejin.
āMenurutmu apa yang harus aku lakukan? Maksudku, balasan apa
yang tepat untuk pria semacam Song Mino itu??ā
Hyejin memutar bola matanya. Ia berusaha untuk memikirkan
cara yang diminta oleh Taerin.
āTak usah lakukan apa pun.ā Jawabnya yang berhasil membuat
Taerin langsung melepaskan tangannya dari pundak Hyejin.
āCih.. kenapa kau selalu mengatakan hal itu?? Apakah kau
sama sekali tak mempunyai ide jika berhubungan dengan Mino??? Atau apa
jangan-jangan kau...ā
āYak! Berhenti berpikiran yang tidak-tidak! Aku tidak ada
hubungan apa pun dengan pria itu. Bahkan aku tidak pernah berbicara dengannya.
Aku mengatakan itu karena memang tak ada yang harus kau lakukan pada pria itu.
Coba kau pikirkan, apakah dia melakukan sesuatu yang merugikan mu?? Tidakkan.
Jadi ku rasa kau tak perlu melakukan apa pun.ā Selak Hyejin cepat saat Taerin
menyangkakan hal-hal tidak benar padanya.
āTapi Jinnie... apa yang-ā
Hyejin menggelengkan kepalanya kemudian ia kembali meraih
bukunya dan membuka halaman terakhir yang sebelumnya tengah ia baca.
āTak ada alasan Taerin-ah. Jika kau tetap ingin membalas
Mino, berarti kau harus bersiap-siap untuk terlibat dengan pria itu lebih jauh
lagi.ā Ucap Hyejin tenang. Gadis itu kembali kepada aktivitasnya sebelum Taerin
tiba dan membiarkan sahabatnya itu menggerutu kesal di sampingnya.
o O
O O o
Siang itu dosen pengajar untuk mata kuliah analisis
manajemen berhalangan hadir dan membuat kelas hari itu ditiadakan. Begitu
mendengar kabar tersebut, gurat gembira langsung terpampang diwajah Taerin. Ia
lantas menyimpan semua barangnya ke dalam tas dan bergegas untuk kembali ke
rumah.
āHyejin-ah, ayo pulang..ā Ajak Taerin. Gadis itu tengah
berdiri di samping mejanya sembari menyampirkan tali tasnya dipundak.
āSepertinya aku tidak bisa pulang bersama mu. Aku harus
bertemu dengan Jinsil dan Jaehyuk untuk membahas tugas kelompok.ā
āOh baiklah. Kalau begitu aku pulang dulu, sampai bertemu
besok.ā
Taerin melambaikan tangannya singkat pada Hyejin sebelum
memutar tubuhnya dan melangkah pergi meninggalkan kelas.
Saat memasuki koridor kampus, gadis itu mengeluarkan ponsel
pintarnya dari dalam tas dan tak lupa alat pendengar yang kerap ia gunakan
untuk mendengarkan lagu kesukaannya. Ia kemudian mengoperasikan benda tersebut,
mencari layanan pemutar musik dan mulai memilih lagu yang akan didengarkannya.
Sebuah lagu dari Ellie Goulding dengan judul Love Me Like
You Do menjadi pilihannya untuk menemani dirinya menuju tempat pemberhentian
bus. Ia lantas memasang alat pendengarnya pada telinga dan kemudian kembali
menyimpan ponsel kesayangannya itu ke dalam tas.
Taerin terus melangkahkan kakinya menyusuri koridor panjang
yang beberapa bagian tengah dipenuhi oleh mahasiswa lain dan bagian lainnya
yang kosong. Ia masih melangkahkan kakinya sampai tiba-tiba saja di depan pintu
utama, sebuah mobil berwarna hitam berhenti dan menghalangi langkahnya.
Taerin menatap bingung sekaligus kesal pada mobil tersebut.
Ya bagaimana tidak, mobil itu tengah menghalangi jalannya dan ditambah lagi
dengan matahari yang tengah menyinarinya dengan begitu terik.
Ia sedikit merasa menyesal dengan ditiadakannya kelas hari
itu. Andai saja dosennya itu datang, ia pasti masih berada di dalam kelasnya
yang nyaman dan sejuk dan tak berada di luar dengan suasana panas yang membuat
kulitnya terasa seperti terbakar.
Namun ia tak sepenuhnya merasa menyesal karena dengan begitu
ia bisa menikmati lebih banyak waktu lenggang di rumahnya walaupun ia harus
merasakan teriknya matahari siang itu.
Kembali kepada Taerin yang masih menatap kesal pada mobil
hitam yang tak kunjung pergi dari sana. Ia juga merasa bingung dengan sang
pengendara, kenapa sosok tersebut tak turun dari mobilnya? Taerin lantas
mengedarkan matanya ke belakang, ia berusaha memastikan apakah ada orang di
belakangnya yang mana, mungkin saja mobil hitam ini adalah mobil jemputan salah
satu mahasiswa di sana.
Namun matanya tak menemukan satu orang pun di tempat itu
selain dirinya. Dan hal itu semakin membuat rasa bingungnya bertambah.
Apakah mobil ini ingin
menjemput ku??, pikirnya.
Namun belum sempat pikiran itu menghilang dari benaknya, sesosok
pria turun dari kursi pengemudi dan berjalan menghampiri Taerin. Sosok itu
dengan memasang senyum andalannya melambai singkat pada Taerin yang kini tengah
membulatkan matanya.
āKAU?!?!ā
āApakah kau mau pulang?? Kalau iya, bagaimana kalau ku antar?ā
Tanya sosok itu yang tak perduli dengan keterkejutan Taerin saat mendapati
dirinya.
Taerin tak menjawabnya. Ia masih begitu terkejut untuk bisa
mencerna pertanyaan yang diajukan oleh sosok dihadapannya.
āHei nona Byun.. kenapa kau diam saja?? Apakah kau begitu
terpesona dengan ketampanan wajahku ini sampai-sampai kau tak dapat mengedipkan
matamu dan terus termangu seperti itu?ā Tanya sosok itu dengan melambaikan
tangannya singkat dihadapan wajah Taerin.
Mata gadis itu langsung berkedip cepat saat tangan pria
dihadapannya bergerak tepat di depan wajahnya. Ia kemudian menghempaskan tangan
pria itu dari hadapannya dan mendodorong tubuh pria itu pelan.
āTerimakasih tapi aku bisa pulang sendiri.ā Jawab Taerin
singkat. Dari nadanya berbicara terdengar sekali kesinisian gadis itu.
āTapi ini begitu panas. Apakah kau tidak takut kulitmu akan
semakin terbakar, lihat saja sekarang ini kulitmu sudah mulai memerah seperti
tomat.ā
Sontak mata Taerin membelalak begitu mendengar ucapan pria
itu. Ia mendengus dan tangannya terkepal erat di samping tubuhnya.
āDengar ya tuan Song Mino, mau kulitku terbakar seperti
tomat ataupun kepiting rebus, itu bukan urusanmu. Jadi berhenti mengganggu ku
dan mejauh dari ku!ā
Taerin menatap pria itu tajam sebelum ia melangkahkan kakinya
pergi meninggalkan sosok itu yang ternyata tengah menatap kepergiannya dengan
tersenyum seperti baru saja mendapatkan hiburan.
āIni baru permulaan. Akan aku pastikan kalau hubunganmu
dengan pria seni itu tak akan berjalan dengan baik, dan pada akhirnya kau akan
bertekuk lutut dihadapan ku.ā
Pria itu merogoh sakunya dan mengeluarkan ponselnya yang
tengah berdering. Ia kemudian mengusap layar benda tersebut dan mendekatkannya
ke telinganya.
āHai sayang...ā
ā.....ā
āTentu. Sampai bertemu nanti malam honey...ā
Pria itu menjauhkan ponselnya dari telinga dan kembali
menyimpannya ke dalam saku. Ia lantas kembali memasuki mobilnya dan mengendarai
mobil tersebut pergi.
o O
O O o
Taerin menghempaskan handuk yang baru saja ia gunakan untuk
membungkus rambutnya ke atas ranjang. Ia kemudian menghampiri meja belajarnya
dan mengeluarkan satu buah buku dari tas dan membukanya. Ia mulai
membulak-balikan setiap lembaran buku tersebut. Kemudian mengambil penghighlight berwarna kuning dari dalam
tabung kecil di mejanya dan menandai beberapa kata penting pada bukunya.
Taerin kerap melakukan hal itu. Baginya belajar adalah
kegaiatan yang cukup menyenangkan jika tanpa tekanan. Namun akan menjadi
sebaliknya jika ia merasa tertekan pada keadaan sekitar dan ia diharuskan untuk
mempelajari materi kuliah yang cukup rumit.
Taerin tetap pada posisinya dan kegiatannya hingga langit
mulai menggelap. Dan saat malam telah benar-benar tiba, gadis itu sudah selesai
dengan kegiatannya yaitu mempelajari materi mengenai input data yang seharusnya
ia dapatkan siang tadi.
Gadis itu lantas bangkit dari meja belajarnya. Meregangkan
otot-otonya yang terasa kaku dan kemudian mengambil handuk yang telah membuat
salah satu bantalnya terasa lembab, lalu menggantungkannya pada tempat penggantung.
Ia lantas merebahkan tubuhnya di atas ranjang setelah
menyingkirkan kain tebal itu dan mengoperasikan ponsel pintarnya. Benda
tersebut lantas bergetar yang membuat Taerin berjenkit singkat begitu merasakan
getarannya yang tiba-tiba.
Jarinya dengan lincah bergerak pada layar benda tersebut.
Membuka kunci dan membuka pesan yang baru saja diterimanya. Senyumnya langsung
mengembang dan matanya semakin tertarik ke samping saat ia membaca rentetan
kata yang tertulis pada pesan itu. Kata-kata yang tak terlalu manis namun mampu
membuat hati Taerin seakan dipenuhi dengan bunga-bunga.
From: My Minhyukkie
Apakah kau sudah
sampai? Hari ini ada banyak sekali yang datang ke kantor. Dan aku senang.
Semoga kau juga merasakan rasa senangku ini. Kenapa? Karena hati kita yang akan
selalu terhubung. Aku mencintai mu Byun-Byunnie...
To: My Minhyukkie
Bahkan aku sudah
selesai mempelajari materi yang tidak aku suka. Tentu! Aku juga merasakannya,
karena kau adalah Lee Minhyuk-ku...
Setelah menekan tombol kirim dan juga telah menerima
pemberitahuan bahwa pesannya telah terkirim, gadis itu meletakan ponselnya di
samping tubuhnya dan beralih pada boneka beruang yang tersimpan di dekat
bantal-bantal tidurnya. Ia tarik boneka beruang berwarna merah muda itu dan memeluknya
dengan erat.
Tingkah lakunya itu seperti tengah memeluk seseorang yang
begitu berarti untuknya. Bahkan tak hanya memeluknya saja, ia bahkan menciumi
benda mati tersebut seperti tengah menciumi sesuatu yang hidup dan bernafas.
o O
O O o
Tangannya begitu kokoh dan erat merangkul pinggang gadis
manis yang tak henti-hentinya mengulas senyum itu. Sesekali ia usap puncak
kepala gadis itu dan mengecupnya. Dari kebersamaan yang keduanya lalui,
terlihat bahwa perasaan mereka saling terikat. Seperti ada tambang tebal yang mengikat keduanya.
Sang gadis begitu merasa nyaman dengan setiap perlakuan yang
diterimanya dari pria di sampingnya itu. Sedangkan sang pria sangat senang
dengan setiap reaksi yang ditunjukan gadis itu atas perlakuan yang ditunjukannya.
Malam itu sangat sempurna untuk keduanya. Begitu nyaman dan
tak mengusik perasaan masing-masing. Penampakan di hadapan mereka juga semakin
menambah kesan untuk malam itu. Sebuah air pancur dengan kilat-kilat cahaya
begitu memesona bagi keduanya.
āTerimakasih Mino-aa.. aku mencintaimu.ā
Gadis itu menatap sosok bernama Mino itu. Tangannya ia
lingkarkan pada pinggang pria itu dan seketika mengecup bibirnya singkat. Ia
kemudian menjauhkan tubuhnya dan kembali menyunggingkan senyumnya sebelum pria
itu membalas ucapannya dengan kembali mengecup bibir gadis itu lebih dalam.
āAku juga mecintaimu Jisun-ah..ā
Keduanya saling menatap. Mencoba untuk menyelami perasaan
dan pikiran masing-masing. Mencoba untuk larut pada keadaan manis yang tengah
mereka jalani. Sampai saat gadis itu kembali membuka suaranya yang berhasil
membuat sosok bernama Mino itu terkesiap beberapa saat.
āSemoga berita yang mengatakan kalau kau dan Taerin memiliki
hubungan spesial tidaklah benar dan cepat berakhir.ā Gadis itu berucap lirih.
Ia berusaha untuk menutupi rasa sedih dan ketakutannya dengan memaksakan
senyumnya untuk tetap terpatri di wajahnya. Namun semuanya begitu disadari
untuk Mino yang langsung merengkuh gadis mungil itu ke dalam dekapannya.
āYa.. semoga cepat berakhir.ā Timpal Mino.
Pria itu entah kenapa merasakan perasaan campur aduk yang
sulit untuk dijelaskan. Pertama ia merasa senang dengan kebersamaan dirinya
dengan gadis itu. Namun saat gadis itu kembali mengungkit isu yang saat ini
menjadi topik hangat di kampusnya itu, entah kenapa perasaan perih merasuk ke
dalam hatinya.
Namun saat mendengar nama Taerin disebut, entah kenapa ia
merasakan perasaan seorang pemenang terlebih saat bayang-bayang gadis itu hadir
di dalam pikirannya. Dan tak lama perasaan berat muncul saat ia mengutarakan
harapannya terkait isu tersebut.
Song Mino.. kau
benar-benar pria bajingan jika seperti ini, pikirnya masih dengan memeluk
tubuh Jisun erat.
o O
O O o
Entah kutukan atau tidak, yang jelas hari itu terasa begitu
memuakan untuk Taerin yang harus terperangkap bersama Mino, sosok pria casanova
yang sangat tidak disukainya. Ia harus melewati tiga matakuliah bersama dengan
pria itu. Ia tak tahu kenapa ia bisa ditempatkan di kelas yang sama dengan pria
itu. Yang jelas, setiap kali ia bertemu dengan Mino, urat lehernya selalu
tertarik dan menyebabkan rasa lelah mudah ia rasakan.
āSudahlah.. ini minum. Tinggal satu kelas lagi, kau pasti
bisa bertahan.ā Ucap Hyejin yang berusaha untuk menyemangati temannya itu.
Taerin menyesap segelas jus yang diberikan Hyejin padanya.
Ia kemudian menghela kasar saat setengah dari jus tersebut telah masuk ke dalam
tubuhnya.
āYa aku tahu. Aku hanya berharap kalau nanti pria itu tak
lagi duduk di samping ku.ā Keluhnya saat mengingat kejadian yang harus ia lalui
selama dua matakuliah sebelumnya berlangsung.
āTenang saja.. nanti aku yang akan duduk di samping mu. Jadi
kau tak perlu khawatir kalau pria itu yang lagi-lagi akan duduk di samping mu.ā
Hyejin menepuk singkat pundak Taerin. Gadis itu berusaha
untuk memberikan sedikit ketenangan pada rekannya yang terlihat begitu
menderita. Apalagi saat mereka bertemu setelah kelas kedua berakhir. Wajah
Taerin begitu memusingkan pikiran Hyejin yang sudah pusing akibat penjelasan
dosen yang begitu berbelit.
āSudah habiskan makananmu dan kita segera pergi. Sebentar
lagi kelas akan dimulai.ā
Taerin hanya mengangguk dan kemudian kembali memulai
aktivitas makannya yang sempat terjeda karena harus menceritakan semua
penderitaan yang ia rasakan pada Hyejin.
Saat makanan kedua gadis itu sudah habis, mereka pun pergi
meninggalkan cafetaria menuju kelas selanjutnya. Dari mulai bangkit dari kursi,
aura buruk sudah mulai hinggap kembali pada pundak Taerin. Dan semua itu
semakin memburuk saat keduanya masuk ke dalam kelas dan menemukan sosok Mino
telah duduk pada salah satu meja dan tentunya dengan beberapa mahasiswi yang
sudah memenuhi mejanya.
Taerin melirik sinis pada meja dimana Mino berada sebelum
akhirnya kembali melangkahkan kakinya menuju tempat kosong untuk dirinya dan
juga Hyejin. Saat kedua gadis itu berjalan melalui meja dimana Mino berada,
pria itu seketika berdiri dan menghadang jalan yang akan dilalui Taerin. Sontak
Taerin mengangkat kepalanya dan menatap Mino dengan kilatan marah yang begitu
terlihat.
āKau mau duduk dengan ku lagi?ā Tanya Mino dengan nada yang
sedikit menggoda. Dan hal itu berhasil membuat mahasiswi-mahasiswi lain yang
berada di sana merasa iri sekaligus kesal dengan Taerin.
Kenapa harus Taerin? Kenapa tidak mereka saja yang Mino tawarkan???
āTidak terimakasih.ā Jawab Taerin singkat.
Ia hendak kembali melangkahkan kakinya, namun lagi-lagi Mino
menghalangi jalannya.
āKenapa? Bukankah kau senang karena bisa duduk bersebelahan
dengan ku? Ayo.. duduklah.ā
Mino berusaha untuk meraih tangan Taerin. Namun gadis itu dengan
cepat menepisnya dan semakin menunjukan amarahnya pada pria itu.
āBenarkah??? Sayangnya aku tidak merasa senang. Terimakasih
sebelumnya Song Mino.. tapi bisakah kau menyingkir dari jalanku?ā
Mino hanya mengendikan bahunya dan menaikan sebelah alisnya.
Ia kemudian membiarkan Taerin berlalu melewatinya. Dan kemudian kembali
menyibukkan dirinya dengan gadis-gadis lain yang masih memperhatikan dirinya
dengan Taerin.
Samar-samar baik Taerin, Hyejin, maupun Mino mendengar salah
satu mahasiswi di kelas tersebut mengatakan pendapat mereka akan Taerin yang
menurutnya terlalu kejam dan membuang kesempatan emas yang ditawarkan Mino padanya.
Hal itu membuat Taerin merasa seperti terbakar dan ingin sekali menghampiri
sosok tersebut dan berteriak di hadapannya. Namun berbeda dengan sosok Mino
yang merasa begitu senang mendengar semua pendapat yang memberatkan posisi
Taerin.
Sebentar lagi Byun
Taerin.. kau akan jatuh ke dalam perangkapku.
To Be Continued...
yoohoo Guten Morgen welt..!
finally we could meet again yihiii..
i'm sorry for posted a new stroy and not the previous one (The Unpredictable Heart Attack). but for that story, just calm and don't worry, its fate will not be the same as Confusing Dream. TUHA has ending part!!
and, why i posted it first??
emm.. it because i like the poster even be very fond of the poster. so ya.. because the poster, not because i haven't completed the last part of TUHA.
okay.. i hope you are happy and entertained with this my new work. and hope, this may end up with different ending from my previous stories.
Schƶnes Wochenende... Auf Wiedersehen.....ź°ģ¬ķ©ėė¤ ^^
Comments
Post a Comment