Love Me Right
Cast: Huang Zitao ā Kim Sora
Genre : Romance, Sad
Tao hanya meminta secuil dari yang seharusnya ia dapatkan..
-Love Me Right-
.
Tao mengepalkan kedua tangan di
sisi tubuhnya. Ia ingin marah, ia ingin berteriak, ia ingin membuang semua
barang-barang laknat yang berbaris rapi di rak itu dan membiarkan perang yang
selama ini ia tahan meledak. Tak peduli perang itu akan membakar dirinya dan
gadis kurang ajar itu.
Ngomong-ngomong gadis kurang ajar
itu masih duduk bersila menghadap layar laptopnya. Tak memedulikan dirinya yang
tengah menatap nanar koleksi album, beberapa poster sekelompok pria sialan yang
ditempel di dinding kamar, dan beragam benda lain seputar Teen Top dan Winner.
Demi Tuhan ia ingin mencungkil
mata Chunji yang tengah mengerling genit ke arahnya, ia juga ingin menampar
Song Mino yang berlagak sok keren di dalam poster.
Gadis itu, Kim Sora masih
kelihatan serius menonton acara comeback Teen Top di bawahnya. Mungkin kalau ia
merobek salah satu posternya, tidak masalah. Gadis itu tidak akan menyadarinya.
Namun jika dipikir lagi musthil
rasanya. Gadis itu selalu punya radar tersendiri untuk āoppa-oppa-nyaā. Ia bahkan tidak memanggilku oppa, sialan.
āSiapa suruh tidak memberitahu
dulu kalau mau datang?ā
Tao memutar matanya. Ckk, Sora
memang punya kelemahan dalam hal mengingat, tapi ia tak menyangka kalau gadis
itu melupakan janji mereka secepat itu.
Padahal baru dua hari yang lalu
mereka membuat janji untuk pergi jalan-jalan ke mall hari ini. Gadis itu
sendiri yang bilang āiya, aku akan menemanimuā di telepon.
Tapi Sora tak sepenuhnya
bermasalah dalam hal mengingat, buktinya gadis itu bisa mengingat jadwal perform band kesukaannya, kapan Winner
dan Teen Top merilis album baru, kapan kelompok itu menggelar konser, Sora juga
mengingat tanggal lahir semua member dari kedua band itu, bahkan sampai nama
anjing peliharaan anak-anak sialan itu pun diingatnya.
Sesungguhnya ingatan Kim Sora itu
luar biasa hebatnya. Namun gadis itu tidak pernah menggunakan kemampuan
mengingatnya untuk dirinya. Bahkan tidak sedikit pun.
āAyolah, sebenarnya ada apa? Jangan terus-terusan diam begini.ā
āā¦ā¦ā
āKau keterlaluan Huang Zitao. Sangat kekanakan. Harusnyaāā
āWell, maaf kalau menurutmu sikapku ini kekanakan. Tapi rasanya kesal sekali
saat tahu pacarku melupakan hari ulang tahunku.ā
Ia ingat waktu itu Sora melupakan
hari ulang tahunnya, dan baru mengucapkan āhappy birthday Tao!!ā dua hari
setelah hari ulang tahunnya berlalu. Ia bertaruh gadis itu tidak akan pernah
mengucapkannya kalau ia tidak bilang apa-apa.
Padahal gadis itu tak pernah
melupakan ulang tahun Niel, L.joe, Chunji, Mino, dan pria-pria brengsek lain yang daftarnya
masih bisa terus bertambah.
āAyam panggang? Kau tahu saja kalau
aku mau makan ayam panggang.ā Waktu itu Tao girang sekali saat Sora membawakan
sekotak ayam panggang saus madu saat mengunjunginya seusai latihan basket.
āKukira kau lebih suka ayam
goreng atau ayam pasta cabai.ā
āKemarin aku nonton video Teen Top, Ricky bilang ayam panggang juga tak kalah enak dengan ayam-ayam lainnya. Intinya, ayam akan tetap lezat rasanya mau bagaimanapun cara memasaknya.ā
āDan aku tak menyesal mengikuti
sarannya.ā
Gadis itu membeli ayam panggang
bukan untuknya, tapi untuk membuktikan kesetiannya pada makhluk pendek bernama
Ricky. Tao langsung mengabaikan ayamnya dan hanya meminum sekaleng soda hingga
tandas.
Setelah itu rasa ayam panggang
tak pernah lezat lagi untuknya. Tao bahkan membenci makanan itu sampai sekarang.
Ia bisa mendengar nama Ricky di telinganya saat membayangkan ayam panggang.
Ayam panggang = Ricky
Rasanya benar-benar kesal. Ia
ingin membunuh Ricky suatu saat nanti. Gara-gara pria kecil itu ia jadi
membenci ayam panggang. Dan gara-gara si pendek itu, ayam panggang selalu diasosiasikan
dengan nama Ricky.
Setiap kali mereka melintas di depan
toko ayam panggang, Sora akan memekik āmakanan kesukaan Ricky. Ah, tiba-tiba
aku mau makan ayam panggang!ā.
Ironis sekali, padahal ia sudah
berulang kali mengatakan pada Sora kalau makanan kesukaannya itu AYAM PANGGANG.
Namun Sora hanya mengingat Ricky kalau melihat ayam panggang, bukan Huang
Zitao.
Dan hari ini, gadis itu melupakan
janji yang mereka buat dua hari lalu. Ini benar-benar keterlaluan. Tao
merasakan kepalanya memanas dan ujung-ujung jemarinya gemetar. Ia perlu
meluapkan kemarahannya, entah menonjok dinding, merobek poster Chunji, membakar
koleksi album Sora, atau membanting laptop warna putih yang masih menayangkan
Teen Top.
Ia benar-benar sudah tidak tahan.
Ia pun bangkit dari kasur Sora, menghampiri rak berisi koleksi album dan
setumpuk post card bergambar member Winner. Ia mengambil tumpukan kartu itu kemudian
melemparnya ke lantai, menginjak-injak setiap lembarannya sambil memaki.
āBrengsek kau!ā
āHeh! Apa yang sedang kau
lakukan, hah?ā
Sora langsung mendorongnya,
menghalanginya untuk mengambil koleksi lainnya yang bisa dilempar ke lantai.
Tao melempar gulungan poster
kemudian menginjaknya lagi dengan wajah puas. Benar-benar mirip psikopat. Namun
itu belum ada apa-apanya jika dibandingkan dengan wajah marah Sora.
Ralat, gadis itu benar-benar
murka.
Dan Tao tahu itu. Ia baru saja
menginjak-injak poster Teen Top limited edition milik gadis itu. Kalau tidak
langsung membunuhnya, Sora pasti akan menerjang tubuhnya kemudian mencabiknya
tanpa ampun.
Benar saja, gadis itu langsung
mendorongnya sekuat tenaga. Menatapnya dengan mata melotot, siap keluar dari
kelopaknya kalau ia bisa.
Napasnya tersengal, āApa sih
maumu?ā ia berteriak.
āKau kesal sekarang? Ini tidak
tidak sebanding dengan apa yang kurasakan, okay?ā
Untuk saat itu Tao tak peduli,
salah satu anggota keluarga Sora akan menerjang masuk dan bertanya-tanya
keadaan mereka. Ia tak peduli kalau hari ini mereka saling berteriak. Ia tak
peduli gadis itu memukulinya tanpa belas kasih.
Ia hanya ingin gadis itu tahu, ia
ingin gadis itu meluangkan waktu untuk dirinya. Ia ingin Sora berusaha sedikit
untuk mengingatnya. Kalau memang ia tidak semenarik itu untuk diingat,
setidaknya kerahkan usaha sedikit untuk membuatnya senang.
Ia menolak dibilang egois, malah
ia sudah memberi toleransi sebanyak mungkin. Padahal ia bukan tipikal pria yang
suka berbagi. Padahal ia tak pernah berpikir akan memiliki pacar yang membagi
perhatian untuknya dengan pria lain. Tapi ia menerima Sora apa adanya, ia
menerima tanpa protes saat gadis itu hanya memberi secuil perhatian untuknya
dan membagi sisanya untuk deretan pria yang namanya tak ingin ia sebutkan.
Semua orang memiliki ketertarikan
akan sesuatu. Sora menyukai Teen Top dan Winnerāmungkin masih ada beberapa nama
lagiāia pun menggilai Gucci dan selalu mengikuti perkembangannya. Ia tak
keberatan dengan acara āfangirlingā atau kegiatan Sora lain yang menyangkut
band-band tersebut.
Ia hanya keberatan karena gadis
itu mulai mengabaikannya. Ia kesal karena gadis itu tak pernah menjadikannya
prioritas. Selalu Teen Top, selalu Winner. Huang Zitao bisa menyusul kalau
gadis itu sempat mengingatnya.
āKalau kau marah tak seharusnya
kau merusak barang-barangku! Semarah apapun aku padamu, aku tak pernah melempar
dan menginjak-injak tas Gucci-mu, kan?ā
Sora yang kesehariannya tak suka
berteriak, kini berteriak dengan amarah yang meletup-letup. Bahunya bergetar
dan air mata menyeruak begitu saja saat ia membungkuk dan memunguti
barang-barangnya.
āSebegitu cintanya kau pada
mereka?ā
Sora menatapnya nanar, āSebelum
kita pacaran pun kau sudah tahu. Kenapa kau marah sekarang?ā
Tao mendesah frustasi, bulir-bulir
keringat di keningnya membuat dirinya semakin tegang. Ia menatap ke
sana-kemari. Kemudian merasa sesak ketika menyadari tak satupun fotonya
terpajang di dalam kamar Sora.
āTapi ini keterlaluan! Kau
melupakan janji kita hanya karena mereka! Padahal kau bisa menonton rekaman
ulangnya besok!ā
āKalau begitu acara jalan-jalanmu
juga bisa dilakukan kapanpun!ā sahut Sora tak terima.
āKau melupakan hari ulang tahunku
namun tak pernah sekalipun melupakan hari ulang tahun mereka!ā
Tao menudingkan jarinya pada
poster menyedihkan yang sudah dipeluk erat oleh Sora. Lihat? Gadis itu lebih
peduli pada barang-barang sialan ini daripada pacarnya sendiri.
āAku bisa mengingatnya karena aku
punya kalender khusus untuk menandai hari ulang tahun mereka. Kau sangat
kekanakan kalau kau marah hanya karena hal seperti itu.ā
Tao terhenyak setelah itu.
Kekanakan katanya? Ia marah karena pacarnya lebih memperhatikan pria-pria tak
nyata itu daripada dirinya. Ia marah karena gadisnya tak mau berusaha mengingat
hal-hal kecil tentang dirinya. Dan gadis itu bilang ia kekanakan.
Ini bukan masalah Sora tidak
mengingat hari ulang tahunnya. Ini juga bukan masalah Sora selalu
mengasosiasikan ayam panggang dengan Ricky.
Tao bahkan tak cemburu setiap
kali gadis itu memuji ketampanan Chunji, keimutan Ricky. Ia bahkan mengalah dan
membiarkan Sora memajang wajah Song Mino sebagai wallpaper ponselnya.
Ini bukan masalah sesepele itu
menurutnya.
Masalahnya Sora sudah semakin
abai padanya. Gadis itu meletakkan dirinya di urutan nomor kesekian dalam skala
prioritasnya. Gadis itu tak mengerahkan sedikit usahanya untuk seorang Huang
Zitao.
Tao tidak meminta banyak, hanya
sedikit dari sekian banyak usaha yang gadis itu lakukan untuk āoppa-oppa-nyaā.
Tapi melihat kemarahan di mata Sora membuat segalanya nampak jelas.
Mungkin tempat untuknya sudah tak
ada lagi. Mendengar suara dengusan napas Sora membuatnya sadar, bahwa aksi
protesnya hanya membuat gadis itu lelah dan merasa frustasi.
Mungkin bagi Sora, dirinya hanya
sebuah pemicu stress. Tidak seperti member Teen Top yang bisa menerbitkan
senyum, bahkan membangkitkan tawanya.
Mungkin bagi Kim Sora, Huang
Zitao hanya seorang pria angkuh, menyebalkan, kekanakan, menyusahkan, dan hobi
membuat kepalanya berdenyut nyeri.
āMungkin menurutmu aku kekanakan,
tapi aku hanya menuntut hak-ku. Aku tidak menyesal dan tidak akan meminta maaf
atas perbuatanku.ā
Ia berderap menuju pintu,
tangannya sudah menggenggam gagang pintu. Ia menoleh kembali, menatap Sora yang
bahkan tak sedikit pun melihat ke arahnya.
āAku hanya meminta sedikit
perhatian darimu dan bagiku itu hal yang wajar. Tapi melihat reaksimu tadi,
membuatku sadar bahwa kita memandang hal dasar seperti ini dengan berbeda,ā
ucapnya serius.
Sora tak menoleh, tapi tangannya
sudah berhenti memunguti post cardnya.
āMungkin sudah saatnya kita
berhenti. Aku sudah tak bisa memahamimu lagi, dan kau pun sudah lelah
bersamaku.ā Tao mendengus, menertawakan nasibnya yang sungguh konyol.
āAku pergi,ā ucapnya sebelum
menarik pintu, dan melangkah keluar dari kamar itu.
Konyol. Itulah yang dirasakannya setelah melenggang keluar.
Ia memutuskan hubungan mereka
karena sekumpulan pria sialan yang wajahnya bisa dilihat di sudut manapun kamar
Sora. Mungkin ini bukan keputusan terbaik yang bisa dibuatnya, namun ini
keputusan yang tepat, setidaknya untuk saat ini.
Biarlah seperti ini dulu. Mungkin
mereka memang membutuhkan waktu untuk memperbaiki diri masing-masing.
Dan mungkin Sora butuh waktu
untuk memikirkan segalanya. Untuk memberinya perhatian, untuk mengingatnya
lebih baik, dan untuk mencintainya dengan benar.
Yaahh, itupun kalau gadis itu
ingat.
END/TBC
Haiiiā¦hallloooā¦
Hehehehe..aku balik!! Tadinya mau publish Hello Chingu, tapi setelah
kupikir lagi nanti aja deh. Mungkin sabtu atau minggu-lah aku publish Hello
Chingu-nya.
Well, sebenernya ide ff ini tuh random parah. Dan dibuat dalam waktu
beberapa jam, jadi yah gtu absurd sangat. Parah banget emang. Tapi yah gitu,
aku kangen bikin oneshoot-vignette-ficlet, dan setelah kelamaan nulis Hello
Chingu rasanya jadi canggung nulis ff begini.
Dan Come Back Home Sora-Tao!! Eh..tapi kan mereka baru putus. Agak
kejam sih, mereka jarang muncul dan sekalinya muncul dibikin putus. Abis, ide
itu yang muncul pas ngebayangin tao-sora.
Entah deh ini ada kelanjutannya atau enggak, kalo nemu ide pasti
kutulis kokk.. sumpah deh.. kangen juga sama couple ini.
Ya udah, sekian dari aku. ngomong-ngomong ini ff yang kupublish sebelum
aku masuk kuliah besok! Aahhā¦canāt believe march comes so fast. Pfftttā¦mana blm
isi KRS, aku harus ottoke?? Galau parah iniā¦ okelah sekian untuk malam ini,
semoga pada merasakan kegalauan yg dirasakan Tao, Sora (itupun kalau dia inget
abis diputusin), dan tentunya aku.
See You,
GSB
Comments
Post a Comment