Please Don't Go : Jung Daehyun's Story
* * * *
Matanya masih terpejam. Namun kegelisahan
terlihat jelas dari wajahnya. Keringat mengalir melewati pelipisnya. Tangannya
bergerak tak menentu. Seakan sosok itu tengah berada diujung kematian.
Cukup lama kegelisahan mengintimidasinya di
tengah larutnya malam. Hingga pada akhirnya, matanya terbuka perlahan dengan
deru nafas yang memburu.
Ia baranjak dari posisi tidurnya. Duduk di
atas ranjang. Dengan wajah tertunduk ke bawah. Helaan nafas yang berat begitu kentara
seiringan dentingan detik jam yang menggema menghiasi ruangan yang hanya
bermandikan temaramnya sinar rembulan.
Last night in my
dreams, you drew close to me
Your whispered
words, your hair that brushed against my face
When I woke up
from my dream, it was all too clear
That your
presence was nothing but a dream
The tears in my
eyes told me
Kejadian seperti itu sudah kesekian kalinya
terjadi pada sosok tersebut. Tidur dengan keadaan gelisah bak dewa kematian
tengah berdiri di belakangnya dan siap untuk menebas nyawanya. Dan semua
kegelisahan itu selalu berujung pada sosok gadis yang entah kenapa selalu
datang setiap kali matanya terpejam.
Seperti malam-malam sebelumnya. Sosok itu
selalu merasa bahwa sosok gadis itu berada di dekatnya, bahkan di hadapannya.
Hingga ia mampu mendengar ucapan gadis itu yang hanya bagaikan angin lalu.
Pelan dan begitu lembut, yang mengalun tepat ditelinganya. Dan yang lebih
gilanya lagi, bahkan sosok itu merasa lembutnya rambut gadis itu yang menerpa
kulit wajahnya saat tertiup angin.
Namun setiap kali mimpi itu datang. Setiap
kali itu pula sosok itu menyadari bahwa semua yang terjadi hanya-lah sebatas
mimpi. Senyum, suara, tubuh, dan kehadiran gadis itu hanya-lah sebuah mimpi
yang sampai kapan pun tak akan pernah berubah menjadi nyata. Tak akan pernah!
Dan kenyataan itu semakin menyakitkan manakala tanpa sengaja butiran kristal
melesat jatuh begitu saja dari matanya saat ia mengetahui kenyataa itu.
Sosok itu mengusap wajahnya kasar seakan
mencoba untuk menyadarkan seluruh jiwanya akan keberadaan sosok gadis pengisi
relung hatinya itu. Ia mendengus manakala bayang-bayang masa lalu kembali
berputar diotaknya. Mengingatkan dirinya betapa bodoh dan gilanya ia pada waktu
itu. Bagaimana bisa Tuhan menciptakan manusia sepeti dirinya? Manusia tak tahu
diri dan tak tahu berterima kasih!
Daehyun.. ya, lengkapnya Jung Daehyun.
Laki-laki dengan parasnya yang tampan serta harta melimpah. Seorang laki-laki
yang selalu mendapatkan sanjungan dimana pun ia berada. Seorang laki-laki yang
hanya dengan menjentikan jarinya, segala keinginannya akan terpenuhi. Namun
laki-laki itu tak lebih dari seekor binatang yang tak mempunyai perasaan.
Seorang laki-laki egois, bahkan terlalu egois untuk gadis itu.
Namun itu dulu, sebelum sosok gadis itu
pergi meninggalkannya. Hingga membuat ia kini bagaikan terombang-ambing di atas
laut yang tengah pasang. Memang benar kalau penyesalan selalu datang diakhir
dan tidak diawal. Dan hal itu-lah yang tengah ia āDaehyun- sesali.
The next time I
close my eyes to meet you
Hold me as I
stay still in that spot
Even when I open
my eyes, only your figure is clear
That your
presence was nothing but a dream
The sadness
reflected in my tears told me
Daehyun kembali merebahkan tubuhnya.
Mencoba mengistirahatkan raga serta jiwanya yang tengah berkecamuk tidak
menentu. Ia mencoba untuk memejamkan matanya. Berniat untuk beristirahat
sejenak, walaupun terbesit keinginan untuk bertemu dengan gadis itu lagi, walau
itu hanya di dalam mimpi. Namun sebesar apa pun usahanya untuk membuat gadis
itu kembali hadir di mimpinya, sebesar itu pula keinginan otaknya untuk membuat
matanya tetap terjaga hingga membuat ia sadar bahwa kehadiran sosok itu
bukanlah apa-apa selain sebuah mimpi. Dan lagi-lagi air mata-lah yang membuat
ia menyadari kenyataan menyedihkan itu.
Daehyun mengacak rambutnya frustasi. Air
matanya terus mengalir membasahi wajahnya. Beribu-ribu kalimat mengalun
ditelinganya. Kalimat-kalimat yang ia lontarkan untuk sosok gadis itu.
Kalimat-kalimat yang membuat gadis itu tersakiti hingga pada akhirnya gadis itu
menyerah dan pergi meninggalkannya. Kalimat-kalimat yang membuat ia merutuki
kebodohannya sebagai seorang laki-laki. Namun sebanyak apapun ia menyesalinya,
nasi sudah menjadi bubur dan bubur tak akan pernah berubah kembali menjadi
sebutir nasi. Begitupun dengan gadis itu. Ia sudah terlalu sakit dengan
sikapnya. Dan rasa sakit itu tak akan pernah membuat ia mau kembali lagi pada
Daehyun.
Rasa sakit yang telah mengubah pemikiran
gadis itu akan hubungannya dengan Daehyun. Rasa sakit yang membuat gadis itu
membuat sebuah jarak diantara mereka. Rasa sakit yang membuat gadis itu sadar
bahwa cinta tak akan pernah bisa dipaksakan sekali pun orang tua mereka yang
meminta. Dan rasa sakit yang harus membuat gadis itu harus merelakan sosok
laki-laki yang ia cintai pergi dari kehidupannya.
I try and even
though I try
I insist, I
insist
Come back to me
You canāt, you
canāt, donāt leave like this
Please just one
more time, one more time, hold me in your arms again
Dan disaat gadis itu telah mencoba untuk merelakannya,
lagi-lagi Daehyun kembali mencoba untuk bertindak egois. Melakukan segala
sesuatu berdasarkan kehendaknya tanpa memikirkan bagaimana perasaan gadis itu.
Ya.. dia mencoba untuk membuat sosok gadis itu kembali kesisinya. Terus mencoba
bahkan mendesak gadis itu agar ia mau memaafkannya dan kembali padanya.
Namun sebanyak apa pun usaha Daehyun untuk
membuat gadis itu kembali, rasa sakit yang telah gadis itu rasakan telah
membuatnya tetap bersikeras pada keputusannya. Sekalipun Daehyun meraung-raung
agar gadis itu tidak pergi meninggalkannya. Atau disaat sudah tidak ada harapan
lagi hingga membuat sosok laki-laki itu hanya meminta pelukan terakhir darinya.
Gadis itu akan tetap pergi dan tak membiarkan Daehyun kembali masuk ke dalam
kehidupannya, atau ia yang masuk ke dalam kehidupan laki-laki itu.
F I N
Hai hai....
Aku balik nih *akhirnyaa*.. Perasaan sih baru banget update, tapi entah kenapa rasanya udah kayak menghilang berbulan-bulan.
Udah lama banget enggak ngelanjutin SONGFIC PARADE ini. Kayaknya udah lebih dari 1 tahun deh.. tapi semoga kalian masih inget dengan cerita-cerita sebelumnya. Kalau pun lupa, kalian bisa liat di bagian atas, ada link buat previous storynya.
Oke.. dengan mengupdate ff ini, aku mau ngasih tau kalau sepertinya aku akan semakin jarang untuk publish. Ya.. walaupun emang dari sebelum-sebelumnya aku udah enggak super rajin banget publish sihh. Tapi yang kali ini akan *mungkin ya.. soalnya aku kan labil hehe -,-v* makin jarang update karena untuk satu tahun ke depan aku bakal mengemban tugas di salah satu organisasi fakultas.
Terus kenapa? Bukannya ikut keorganisasian sama publish ff beda dan udah jadi hal lumrah??
Jawabannya nanti bakal aku kasih tau tapi dengan versi ff, oh atau lebih tepatnya orific. Jadi, tunggu aja ceritanya kalau kalian kepo sama jawabannya.
Ehhmm.. kayaknya aku udah harus pergi. Masih ada ff yang mengantri untuk dikelarin hari ini, berhubung enggak ada kelas hehe..
So enjoy your monday and see yaa.....ź°ģ¬ķ©ėė¤ ^^
Comments
Post a Comment