[WRITING CHALLENGE] - The Power Of Love
Cast: L.Joe Teen Top - Park Hyojin (OC)
Genre: Romance
Author: Kim Dhira
* * * * *
L.joe menghantamkan tangannya yang terkepal pada cermin yang
tengah membiaskan pantulan dirinya. Hal itu membuat bias tubuhnya menjadi
berantakan, sekaligus membuat cermin yang berada di depannya retak. Untung saja
cermin itu tidak pecah berserakan. Bisa-bisa tak hanya dirinya saja yang terluka,
orang lain yang akan menggunakan kamar mandi tersebut juga akan terluka seperti
tangannya kini.
Pria itu kemudian menatap dirinya pada cermin tersebut.
Menatapnya dengan tatapan yang tajam. Lalu tak berapa lama helaan lolos dari
bibirnya. Pria itu lantas mengusap wajahnya kasar dan kemudian berangsur
meninggalkan kamar mandi dengan membiarkan cairan merah tetap mengalir pada
punggung tangannya.
L.joe membuka pintu lemari pendingin dan mengeluarkan satu
botol air mineral. Ia langsung menenggak isi botol tersebut dan meninggalkannya
di atas meja tanpa menutup kembali botol itu.
Pria tersebut dengan langkahnya yang gontai kembali berjalan
mengelilingi bangunan tempat tinggalnya. Hingga langkahnya berhenti di depan
salah satu kamar. L.joe menggerakan tangannya guna menekan gagang pintu
tersebut. Ia mendorong pelan pintu coklat itu dan kemudian menutupnya rapat
sebelum tubuhnya terkulai di atas ranjang.
Kelakukan pria berparas tampan itu berhasil menarik perhatian
dari salah satu teman grupnya yang saat itu tengah menikmati acara komedi di
televisi. Ia kemudian mengikuti langkah L.joe hingga ke dalam kamar. Sosok itu
lantas mendudukan tubuhnya pada ranjang lain yang berada di sana. Ia perhatikan
kembali temannya itu sebelum menyibak selimut yang L.joe pergunakan untuk
menutupi seluruh tubuhnya.
Ketika selimut yang ia gunakan sudah tak menutupi tubuhnya
lagi, dan cahaya lampu yang begitu menyilaukan terus menyorotinya, L.joe sama
sekali tak bergeming. Pria itu tetap berada pada posisi sebelumnya. Ia tidak
bergerak atau tidak berusaha untuk menarik selimutnya kembali. Ia hanya terus
memejamkan matanya dan membiarkan cahaya yang menyilaukan itu memkasa masuk ke
dalam indera pengelihatannya.
āAda apa lagi?ā Tanya sosok itu. Ia masih terus
memperhatikan L.joe, sang lawan bicara, dengan seksama.
āTidak ada. Aku hanya ingin sendiri. Jadi kau bisa pergi
Chunji-aa.ā Balas L.joe sekenanya.
Perasaannya kini membuat L.joe tak ingin diganggu. Selain
itu kepalanya juga berdenyut tiada henti. Membuat ia sulit sekali untuk
berpikir dan berkomunikasi dengan orang lain.
āBaiklah, aku akan pergi. Tapi aku akan kembali lagi.ā Ujar
pria itu. Ia lantas bangkit dari ranjang yang didudukinya. Membuka pintu kamar,
dan melihat L.joe sesaat sebelum pintu coklat itu kembali ditutupnya.
o O
O O o
Pagi itu keadaan ruang tengah begitu berbeda setelah L.joe
datang dengan wajahnya yang sedikit pucat. Pria itu tak mengucapkan sepatah
kata pun. Ia hanya diam dan kemudian mulai menghabiskan makanan yang telah
tersedia di atas meja. Perlahan nasi yang berada di mangkuk mulai ia suapkan ke
dalam mulut. Begitupun dengan beberapa protein yang telah tersaji di atas meja
serta satu mangkuk sup hangat yang masih menyembulkan uap panas.
Semua berjalan dengan begitu hening. Tak ada yang bersuara.
Hanya ada suara hantaman antara sumpit dengan mangkuk. Selebihnya hembusan
nafas merekalah yang memenuhi ruangan tersebut.
Keadaan masih terus tetap hening. Tak ada yang membuka suara
sampai nasi disetiap mangkuk sudah mulai habis. Namun selimut keheningan yang
menutupi mereka langsung hancur begitu seorang pria datang dengan suaranya yang
sedikit melengking. Ia yang datang dengan membawa satu buah paper bag coklat
langsung menempati tempat yang kosong dan mulai menikmati makanannya.
Pria itu mulai menyuapkan beberapa suap nasi ke dalam mulut.
Kemudian dilanjutkan dengan satu potong telur gulung dan juga sesuap sup. Ia
terus melakukan hal itu sampai mangkuknya bersih dan tak menyisakan apa pun. Pria
itu lantas meletakkan sumpitnya dan mengambil gelas berisi air mineral kemudian
menenggak habis isinya. Ia kemudian menghela puas sebelum mengeluarkan isi dari
paper bag yang dibawanya.
āL.joe hyung, tadi aku bertemu dengan Hyojin noona. Dia
sepertinya akan berangkat bekerja. Tapi ada yang aneh dengannya, wajahnya itu
terlihat pucat dan matanya juga bengkak. Apakah ada sesuatu yang terjadi antara
hyung dengan Hyojin noona?ā Ujar pria itu dengan masih mengeluarkan beberapa
buah dan meletakkannya di atas mangkuk.
Ia kemudian membawa mangkuk tersebut ke dapur dengan sama
sekali tak memperdulikan L.joe yang kini rautnya semakin terlihat buruk.
Anak itu?!, geram
seorang pria yang hanya mengenakan kaos tanpa tangan yang membuat beberapa
tatoonya terekspos.
L.joe yang mendengar itu seketika merasakan rasa panas
menjalari sekujur tubuhnya. Ia merasakan ada sesuatu yang menghalangi
paru-parunya untuk bernafas. Bahkan ada sesuatu yang seakan memaksa keluar dari
tubuhnya begitu nama Hyojin menggema ke dalam telinganya.
āKau baik-baik saja?ā Pria yang sama seperti pria semalam
menepuk pundak L.joe. Ia menatap L.joe dengan tatapan kasihan.
Sebenarnya ia tahu apa yang terjadi dengan teman satu grupnya
itu dari sang manajer. Tapi ia tidak ingin mendului sang tokoh sebelum pria itu
sendiri yang memiliki keinginan untuk menceritakan apa yang telah terjadi.
o O
O O o
CAP atau Minsoo sudah tak dapat mengendalikan dirinya lagi
saat menemukan L.joe kembali dengan keadaan yang lebih dari sekedar kacau. Pria
itu datang dengan mukanya yang babak belur, tubuhnya yang lemas, serta bau
alkohol yang menyembul dari hembusan nafasnya.
Ia ingin sekali memaki sosok pria yang berusia lebih muda
dari dirinya itu. Namun ia masih memiliki akal sehat yang baik untuk memarahi
pria mabuk. Ia tak ingin menyia-nyiakan tenaga yang dimilikinya, yang pada akhirnya tak akan
memberikan manfaat apa pun untuk pria itu.
Dengan kesadarannya, akhirnya CAP memutuskan untuk membantu
Niel membawa L.joe ke dalam kamarnya. Setelah ia membaringkan L.joe di atas
ranjang, ia juga menutupi tubuh pria tak berdaya itu dengan selimutnya serta
meminta Ricky, pria bertubuh imut yang sedari tadi hanya menyaksikan semua kejadian
dari jarak dua meter untuk mengobati luka pada tubuh L.joe.
Ricky menganggukan kepalanya dan kemudian beranjak menuju
dapur. Ia mengambil mangkuk sedang dari dalam lemari penyimpanan dan kemudian
menuangkan air dingin yang tersimpan di dalam lemari pendingin ke dalam mangkuk
tersebut. Ia kemudian membawa mangkuk berisi air tersebut menuju kamar L.joe.
Namun sebelelumnya ia sempat menuju ruang pakaian guna
mengambil handuk untuk mengompres luka lebam yang berada di wajah L.joe. Sekembalinya
dari ruangan tersebut, Ricky mulai membersihkan luka-luka yang bersarang pada
wajah serta lengan pria yang tengah terlelap di dalam tidurnya itu. Dengan
telaten pria itu memberikan obat merah pada setiap luka serta mengompreskan
handuk yang telah direndam di dalam mangkuk pada tanda kebiruan yang dimiliki
pria tersebut.
āCAP hyung, apa yang akan kita lakukan? Kita tidak mungkin
membiarkan L.joe seperti ini terus.ā
āTenang saja Chunji-aa. Aku akan berbicara dengannya besok
pagi. Sekarang kau beristirahatlah di kamarku. Biar malam ini aku yang akan
menemaninya.ā Ucap CAP yang begitu tenang.
Pria bernama Chunji itu lantas menganggukan kepalanya. Ia
kemudian berangsur meninggalkan kamar L.joe bersama dengan Ricky yang baru saja
menyelesaikan tugasnya. Keduanya kemudian menghilang dari balik pintu yang
tertutup dan meninggalkan CAP serta L.joe di dalam kamar tersebut.
CAP memandang L.joe dengan tatapan kasihan. Ia tak menyangka
bahwa hal buruk seperti ini akan menimpa dongsaengnya. Ia tak habis pikir
dengan L.joe, kenapa pria itu bisa menenggak banyak soju padahal tubuhnya
sangat tak bisa beradaptasi dengan cairan keras itu?
CAP menghela nafasnya. Memikirkan L.joe membuat kepalanya
mulai berdenyut. Sudah cukup tubuhnya serta otaknya hari itu bekerja. Ia tak
ingin lagi menambah beban untuk dirinya. Rasanya begitu melelahkan jika harus
memikirkan masalah L.joe setelah menjalankan semua aktivitasnya.
CAP memutuskan untuk merebahkan tubuhnya pada ranjang
Chunji. Pria itu mengerang sejenak dan menutupi matanya dengan lengan tangan.
Ketika matanya baru terpejam, gumaman dari sosok penghuni ranjang di sebelahnya
membuat matanya kembali terjaga dan sontak kepalanya menoleh pada sosok
tersebut.
āHyojin-ah.. maafkan aku. Tolong jangan seperti ini. Aku
sangat mencintaimu. Hyojin.. Park Hyojin..ā Gumam L.joe dengan mata terpejam.
Setelah mengatakan kalimat itu ia kembali tenang dan kembali menikmati alam
bawah sadarnya dengan membalikan tubuhnya.
CAP hanya menatap nanar L.joe. Ia tak menyangka bahwa apa
yang tengah dialami L.joe benar-benar memberikan dampak yang buruk untuk psikis
pria itu.
o O
O O o
Seberkas cahaya memaksa masuk ke dalam indera
penglihatannya. Ia menggeliat di atas ranjang dan kemudian mengerjap pelan.
Perlahan matanya mulai terbuka. Cahaya yang sebelumnya memaksa masuk berusaha
untuk ia halangi dengan menggunakan tangannya.
Awalnya ia ingin kembali memejamkan mata dan membiarkan
cahaya tadi semakin memberikan rasa panas pada tangannya. Namun rasa aneh dari
dalam pertunya membuat ia segera bangkit dari ranjang dan bergegas menuju kamar
mandi yang berada di luar. Saat itu ia merasa seperti ada yang mengaduk-aduk
isi perutnya hingga membuat ia tak mampu menghentikan gejolak aneh yang membuat
ia harus memuntahkan segala sesuatu yang berada di dalam perutnya.
Setelah merasa lebih baik, ia lantas menghidupkan keran air
dan kemudian membasuh wajahnya dengan air segar yang tengah mengalir. Beberapa
kali ia basuh wajahnya dengan air, dan setelah merasa cukup segar, ia lantas
mengeringkan wajahnya dengan handuk yang tergantung di sana. Ia kemudian
beranjak keluar dan ikut bergabung bersama dengan beberapa orang lainnya yang
telah menikmati sarapan mereka lebih dulu di ruang tengah.
āIni sup mu, cepat habiskan..ā Perintah CAP dengan
menyodorkan satu mangkuk sup rumput laut kehadapan sosok tersebut.
Sosok itu tak mengatakan apa pun. Ia hanya mengikuti apa
yang dikatakan CAP. Ia suap kuah sup yang hangat dan membiarkan cairan bening
tersebut mengalir ke dalam tubuhnya.
āAku ingin bicara denganmu L.joe-aa. Jadi cepat habiskan
makananmu.ā Lagi, CAP membuka suaranya. Rautnya nampak begitu dingin, tapi hal
itu berbanding terbalik dengan nada suaranya yang terdengar begitu memerintah.
Setelah keenam pria yang duduk mengitari meja ruang tengah
telah menghabiskan semua makanan yang tersaji, perlahan satu demi satu dari
pria-pria itu mulai meninggalkan ruangan tersebut guna bersiap-siap untuk
memulai aktivitas mereka.
Dimulai dari Chunji, pria itu bersama dengan Ricky memilih
untuk membersihkan semua peralatan makan sebelum bersiap-siap. Lalu Changjo, ia
segera berhambur menuju kamar mandi untuk membersihkan giginya. Niel, pria yang
kerap menunjukan suara tingginya itu memutuskan untuk mengganti pakaiannya
sebelum sang manajer datang.
Dan kini tinggalah sosok CAP dan L.joe yang masih saling
diam. Keduanya bahkan tak saling menatap. Mereka hanya sibuk dengan segala
sesuatu yang tengah memenuhi pikiran dan benak mereka. Sampai setelah beberapa
menit berlalu, CAP, pria itu pun akhirnya memulai pembicaraannya dengan L.joe.
CAP menatap L.joe dengan tatapan menelitinya dan kemudian
berhembuslah udara panas dari mulutnya.
āSebenarnya apa yang terjadi antara kau dan Hyojin?ā Tanya
CAP. Matanya menyoroti L.joe dengan intens. Seakan L.joe adalah mangsanya yang
tak ingin ia lepas begitu saja.
L.joe mengangkat kepalanya dan menatap CAP dengan pandangan
yang begitu membingungkan CAP. Pria itu tak mengerti dengan tatapan L.joe.
Apakah L.joe tengah menunjukan kesedihannya? Keengganannya? Kebingungan? Atau
ada perasaan lain yang tengah pria itu rasakan?
CAP yang tak mengerti dengan tatapan L.joe membalas tatapan
pria itu dengan menyoroti L.joe dengan matanya yang tajam. Dahinya berkerut.
Matanya memicing. Dan tubuhnya sedikit ia condongkan kearah L.joe.
CAP begitu penasaran dengan apa yang ada di hati serta
pikiran L.joe. Sedangkan L.joe, pria itu begitu tak keberatan dengan perlakuan
yang CAP tunjukan pada dirinya. Ia akui bahwa tatapan tajam CAP membuat dirinya
merasa tak nyaman. Tetapi ia tak ingin melakukan apa pun saat itu. Bahkan
sekedar untuk menjawab pertanyaan CAP, ia juga tak ingin.
āJangan sembunyikan apa pun dari aku Lee Byung Hun! Cepat
ceritakan. Aku tak main-main ketika aku mengatakan ini!ā Sergah CAP yang mulai
kehabisan kesabarannya.
āHyojin-ah, tolong
dengarkan aku...ā Pinta L.joe dari balik pintu tempat tinggal Hyojin.
Ia terus mengetuk
pintu putih itu. Menekan bell. Hingga mencoba berbicara melalui intercom. Namun
usahanya sama sekali tak membuahkan hasil apa pun. Gadis bernama Hyojin itu tak
juga membukakan pintunya.
āHyojin-ah..ā Panggil
L.joe melalui intercom.
Pria itu masih terus
berusaha. Walaupun ia telah menghabiskan waktunya yang cukup banyak di sana,
tetapi ia tak ingin menyudahinya. Ia tak mau berhenti sebelum gadis itu muncul
dihadapannya.
Dan L.joe terus
melakukan segala hal yang ia kira dapat membuat Hyojin keluar dan menemui
dirinya. Namun segela usahanya tersebut sama sekali tak membuahkan hasil yang
baik. Hyojin masih berada di dalam, dan tak ada tanda-tanda bahwa gadis itu
akan keluar menemuinya.
āTolong keluarlah
Hyojin..ā Ujar L.joe lagi melalui intercom. Pria itu sudah mulai kehabisan rasa
yakinnya. Rasa putus asa sudah mulai menyergah batinnya.
Dan di saat keputus
asaannya itu mulai membesar, tiba-tiba saja pintu putih itu terbuka dan
munculah sosok gadis dengan mengenakan sweater coklat yang dipadukan dengan
celana jeans panjang di sana. Gadis itu dengan matanya yang memerah menatap
jengah L.joe. Ia seakan memperlihatkan kepada L.joe bahwa kehadiran pria itu
tak diinginkannya.
āHyojin..ā
āLebih baik kau pergi.
Aku ingin sendiri..ā Sergah Hyojin cepat. Ia kemudian hendak kembali masuk dan
menutup pintu. Namun L.joe menghentikannya dan menghalangi gerak tangan Hyojin.
āMaafkan aku. Aku tahu
ini semua berat untuk mu. Tapi ku mohon, tolong mengerti aku. Aku-ā
āMengerti?? Kau yang
menyebabkan semua ini, bukan aku! Kau yang membuat seakan-akan aku yang meminta
mu bahkan memaksa mu. Kau yang membuat aku terlihat menyedihkan. Kau yang
membuat aku seperti wanita tak tahu diri yang sangat mengharapkan kekasihnya
untuk melamarnya. Kau L.joe! Kau! Kau yang membuat semua keadaan ini. Tapi
kenapa sekarang kau yang meminta ku
untuk mengerti??ā
Seketika itu juga,
luapan hati yang sebelumnya berusaha Hyojin tahan meluap begitu saja. Ia sudah
tak mampu membenam perasaan kecewanya akan L.joe. Ia sudah tak mampu lagi
menutup telinganya hanya untuk berpura-pura tak mendengar. Atau menutup matanya
berusaha untuk tak melihat apa pun yang tengah terjadi di hadapannya.
Gadis itu sudah tak
sanggup. Ia tak sanggup lagi menyembunyikan rasa sakitnya. Ia tak mampu
merahasiakan dan merasakan rasa sakit itu sendiri. Ia juga sudah tak bisa
berpura-pura tegar. Ia tak bisa.
āKau tahu, ucapanmu
tadi menyadarkan ku bahwa tak seharusnya hubungan ini ada. Tak seharusnya aku
jatuh cinta pada mu, yang merupakan anggota salah satu grup terkenal di Korea.
Dan tak seharusnya aku yang menjadi kekasih mu.ā
Perlahan air mata
gadis itu mulai jatuh dan membasahi kedua pipinya. Hyojin yang menyadari hal
itu berusaha untuk menghentikannya. Namun sekuat apa pun usahanya untuk
menghentikan air mata itu, pada akhirnya air matanya tetap jatuh dan membasahi
pipinya.
āHyojin-aa.. aku tak-ā
āSudahlah. Kau bisa
melupakan apa yang aku katakan. Anggap saja aku tak pernah mengatakannya. Dan
karena ini sudah malam, lebih baik kau pulang. Sampai jumpa.ā
Hyojin menyekah air
matanya. Ia kemudian berbalik dan menutup pintu putih tersebut besamaan dengan
kakinya yang melangkah masuk ke dalam.
L.joe mengakhiri ceritanya dengan satu kali hembusan nafas.
Sementara CAP, ia hanya menatap L.joe dengan tatapan yang masih penuh selidik.
Dalam benaknya, CAP yakin bahwa masih ada yang belum L.joe ungkapkan padanya.
Tapi ia tak ingin memaksa pria itu untuk menceritakan semua padanya. Menurutnya
privasi tetaplah privasi. Walaupun mereka telah hidup bersama lebih dari 5
tahun, tetapi tetap saja mereka tak bisa saling mengusik kehidupan pribadi
masing-masing.
CAP lantas menganggukan kepalanya. Kemudian ia tepuk undak
L.joe dan mencengkramnya.
āAku yakin kau dan Hyojin pasti bisa melewati semua ini.
Jadi berusahalah untuk tetap membuat ia berada di sisi mu walaupun itu sulit.ā
Ujar CAP lantang.
Pria itu pun bangkit dari duduknya menuju kamar guna
bersiap-siap untuk melakukan kegiatan pertamanya. Ia sengaja membiarkan L.joe
berada di sana sendiri, agar setidaknya L.joe mampu menjernihkan pikirannya dan
kemudian bisa memulai aktivitasnya.
o O
O O o
Enam pria yang tergabung dalam grup idola bernama Teen Top,
baru saja menyelesaikan pengambilan gambar untuk cover album mendatang mereka.
Keenamnya sangat merasa puas dengan apa yang telah mereka dan juga timnya
lakukan demi menyajikan sesuatu yang baru dan menarik untuk para penggemar.
Mata mereka terlihat berbinar saat sang photographer menunjukan hasil jepretan yang telah diambilnya tadi.
Dimulai dari sang leader, yaitu CAP hingga Changjo yang merupakan pria dengan
usia termuda dibandingkan yang lain. Decak kagum terus mereka utarakan pada
setiap foto yang terpampang di layar. Hingga foto terakhir muncul, raut senang
mereka tak juga sirnah.
āTerimakasih atas kerja keras kalian.ā Ujar CAP sembari
memberikan penghormatan pada anggota tim yang telah bekerja keras untuk
menyelesaikan pemotretan kali itu.
Penghormatan yang dilakukan oleh CAP juga diikuti oleh
anggota yang lainnya sebelum mereka pergi meninggalkan tempat tersebut.
Pemotretan kali itu menjadi penutup kegiatan keenam anggota
Teen Top. Mereka yang memang sudah merasa lelah karena harus beraktivitas sejak
pagi itu memutuskan untuk segera kembali ke dorm.
Selama perjalanan menuju dorm, mereka larut dalam rasa lelah
yang tengah menggerogoti tubuh. Tak ada aktivitas selain memejamkan mata dan
bersandar yang mereka lakukan selama kendaraan roda empat yang mengangkut
mereka bergerak menembus kegelapan malam.
Namun hal itu tak dilakukan oleh L.joe. Ya.. ia memang
menyenderkan tubuhnya. Tetapi matanya tak terpejam seperti yang lainnya.
Matanya yang memancarkan rasa lelah itu hanya menatap jalan melalui kaca di
sebelahnya. Sesekali nafasnya terhembus dengan begitu berat.
Hingga saat kendaraan yang mengangkutnya berhenti di persimpangan,
pria itu segera melepaskan seatbelt
yang melindungi tubuhnya dan pergi meninggalkan anggotanya yang lain di dalam.
Ia dengan langkahnya yang besar berusaha menggapai seorang gadis yang secara
kebetulan juga tengah melintas. Dengan tak mengindahkan kendaraan-kendaraan
lain yang juga tengah berlalu lalang di persimpangan, pria itu terus
melangkahkan kakinya.
Dalam pikirannya tak ada hal lain selain gadis itu. Bahkan
keselamatannya sendiri pun tak ia pikirkan.
āHyojin.. Park Hyojin...ā Panggil L.joe saat langkahnya
hampir membawanya berada di dekat gadis bernama Hyojin itu.
Dengan sisa-sisa tenaga yang dimilikinya, L.joe berusaha
untuk menggapai tangan Hyojin. Menghentikan langkah gadis itu dan kemudian
membawa gadis itu ke dalam dekapannya. Suatu hal yang telah sangat ingin
dilakukannya semenjak pertengkaran yang terjadi antara mereka.
Hyojin yang tengah membawa satu buah paper bag dalam dekapannya, sontak memutar haluan langkahnya saat
namanya terpanggil oleh seseorang yang sudah sangat ia kenali suaranya.
Walaupun telah tahu sang pemilik suara, tetapi gadis itu masih tak dapat
menyembunyikan rasa terkejutnya saat mendapati L.joe tengah berlari ke arahnya
dengan tubuh yang tidak stabil, menabrak beberapa orang, serta wajahnya yang
terlihat begitu lelah.
Hyojin pun lantas berlari menghampiri L.joe. Ia tangkap pria
itu yang hampir saja mendaratkan tubuhnya di jalan.
āApa yang kau lakukan?ā Tanya Hyojin dengan khawatir.
āMaaf...ā Ungkap L.joe lemah.
Pria yang sudah tak mempunyai kekuatan itu hanya mampu
menyenderkan tubuhnya pada Hyojin yang tengah menahan dirinya. Rasa lelah
karena seharian beraktivitas, ditambah dengan pikirannya yang begitu kacau
membuat L.joe semakin kehilangan
staminanya. Sampai-sampai ia nyaris jatuh terjerembab ketika berlari.
āL.joe-aa, apa yang kau bicarakan? Sudah jangan banyak
bicara. Aku akan membawa mu ke dorm.ā
Hyojin berusaha untuk bangkit guna membantu L.joe berdiri.
Namun L.joe menahannya dan malah membawa gadis itu ke dalam dekapannya. Ia benamkan
kepalanya diantara rambut Hyojin yang gadis itu biarkan terurai.
āAku sadar, kalau apa yang telah aku lakukan adalah salah.
Aku membuat seakan kau yang bersalah. Aku membuat seakan kau yang memaksa ku
untuk menikah. Aku yang-ā
āSudahlah L.joe-aa. Aku sudah melupakannya. Jadi berhenti
berbicara. Kau sangat lemah sekarang.ā Ujar Hyojin lagi. Gadis itu mengelus
punggung L.joe dan membiarkan L.joe semakin membenamkan wajahnya pada
pundaknya.
āHyojin-aa.. aku-ā
āSudah ku katakan berhenti. Kau jangan bicara lagi.ā Sergah
Hyojin cepat.
Gadis itu sangat merasa khawatir pada L.joe. Tapi kenapa
pria yang dikhawatirkannya malah tidak mengerti.
āAku mencintai mu Hyojin-aa. Aku tak mau kehilangan mu. Aku
tak mau kau meninggalkan ku. Aku tak bisa hidup tanpa mu. Karena itu....ā
L.joe melepaskan pelukannya. Ia kemudian merogoh saku
mantelnya dan mengeluarkan sebuah kotak hitam. Ia buka tutup kotak tersebut dan
menunjukannya tepat di hadapan Hyojin.
āWill you marry me?ā
Hyojin haya dapat menatap tak percaya pada kotak serta
ungkapan yang baru saja diucapkan L.joe. Matanya membulat serta mulutnya juga
ikut membentuk bulatan. Ia kemudian menatap L.joe yang tengah tersenyum sembari
menanti jawabannya. Gadis itu tengah berusaha mencari kebenaran yang berada di
dalam manik hitam mata L.joe.
āAku tahu selama ini aku telah menjadi pria yang egois. Aku
hanya memikirkan diri ku tanpa memikirkan bagaimana perasaan mu. Dan kini, aku
telah memutuskannya. Aku tak peduli dengan anggapan para penggemar, jika mereka
benar-benar menyayangi ku, pasti mereka akan menyetujuinya.ā
L.joe memberikan sedikit jeda pada ucapannya. Pria itu
tengah mengatur kata-kata sebelum kembali melanjutkan apa yang telah ia
pikirkan selama dirinya tak bertemu dengan gadis itu.
āJangan berpikir kalau apa yang aku lakukan saat ini karena
aku terpaksa. Tidak. Aku sama sekali tidak merasa terpaksa. Aku telah
memikirkannya dengan matang. Seperti yang kau katakan, menikah tak seburuk yang
ada di dalam pikiran ku. Dan aku menyadari itu beberapa hari ini.ā Terang
L.joe.
Pria itu lantas memejamkan matanya. Ia merasa hatinya kini terasa
lebih tenang dan ringan. Tak ada lagi perasaan gusar yang mengganggunya, yang
bahkan membuat ia seperti sulit untuk bernafas.
Di lain sisi, Hyojin sudah tak mampu membendung air matanya.
Saat mendengar ungkapan hati L.joe, air mata gadis itu langsung melesat jatuh
dan membasahi kedua pipinya. Ia tak dapat membuat air matanya berhenti mengalir
walaupun ia telah berulang kali menyekah air bening itu.
āL.joe-aa.. aku.. aku...ā
Hyojin begitu terisak hingga membuat ia sulit untuk
menyelesaikan ucapannya. Yang dapat ia lakukan hanya memeluk tubuh L.joe dan
membenamkan wajahnya pada dada bidang pria itu. Kehangatan tubuh L.joe membuat
perasaan tenang yang sebelumnya menghilang dari dirinya kini kembali dapat ia
rasakan.
Walau gadis yang dipeluknya itu tak kunjung memberikan
jawaban atas pertanyaannya, tetapi L.joe tahu jawaban apa yang akan diberikan
Hyojin. Ya.. ia bukanlah seorang cenayang. Tetapi ketika ia mengingat perkataan
CAP mengenai dirinya dan Hyojin, ia yakin, bahkan sangat yakin bahwa mereka
akan berakhir bahagia.
Ya.. seperti langit dan bumi. Mungkin terdengar klise.
Tetapi begitulah cinta Hyojin dan L.joe. Keduanya memang tidak memiliki background yang sama, L.joe adalah seorang idola dunia,
sedangkan Hyojin, gadis itu hanya lulusan universitas biasa yang tengah bekerja
di salah satu perusahaan. Tetapi cinta yang mereka miliki mampu menyatukan
keduanya yang berbeda.
Dan di tengah hembusan angin dan juga temaramnya sinar
bulan, keduanya larut dalam ketenangan yang tengah disuguhkan sang malam. Rasa
bahagia yang membuncah di dalam hati membuat keduanya lupa tentang keberadaan
mereka. Dengan tanpa memperdulikan banyak pasang mata yang melihat, keduanya
tetap berada pada posisi masing-masing. L.joe yang memeluk tubuh Hyojin dan
gadis itu yang akhirnya melingkarkan tangannya pada pinggang L.joe.
āI donāt care how hard being together is, nothing is worse than being
apartā ā Starcrossed by Josephine Angelini
E . N .D
Hallo.. I'm the second.
Based on what I, Salsa, and GSB did at January 1st, 2016. I got Salsa's couple and GSB's quote.
And.. here it is!
How's guys???
Honestly, the first idea and the execution were different. As I've ever told, I'm a moody person. And because that, it changes the story line although not significant.
But I hope, you can still enjoy with this failed to be fluff -as I wished and imagined before- story.
And don't worry, tomorrow there will be one update again. So keep calm and keep wait for this event.
See you soon guys. Keep support us and bye bye.....ź°ģ¬ķ©ėė¤ ^^
Comments
Post a Comment