Shocking Dream
cast:
- Lee Haera (OC)
- Kris Wu
- Song Mino
genre:
* * * *
Kejadian siang tadi benar-benar tidak bisa dilupakan Haera.
Bibirnya selalu membentuk lengkungan sekali pun ia tengah menikmati sajian
makan malam yang dibuat oleh ibunya. Hingga makan malam keluarga telah berakhir
dan ia juga telah bersiap-siap untuk tidur, bibir itu tidak berhenti tersenyum.
Seakan otot diwajahnya telah mati hingga membuat Haera tak merasa lelah untuk terus
tersenyum.
“Oh senior Kris.. hari ini kau benar-benar tampan. Dan
kejadian tadi.. sungguh, aku tidak pernah menyangka akan terjadi.”
o O O O o
Haera POV
Tubuhku masih terasa lelah. Mataku juga masih begitu berat. Rasanya
aku masih ingin menikmati kenyamanan ranjangku. Tapi apa daya, tugas
keorganisasian ini membuat ku tidak bisa melakukan hal itu.
Demi agar festival olahraga jurusanku berjalan sesuai dengan
rencana, aku harus mengesampingkan keinginanku sendiri. Akan terlihat tidak
bertanggung jawab jika aku datang terlambat hanya karena ingin berbaring di
atas ranjang.
“Akhirnya kau datang, cepatlah ke ruang rapat. Semua
surat-surat yang harus kau tanda tangani telah aku letakan di sana.”
“Baiklah..” Jawab ku dan segera ingin menuju ruang rapat
yang berada di lantai empat. Namun Haesung kembali berucap yang membuat tubuhku
kembali berbalik menghadapnya.
“Nanti akan ada perwakilan divisi olahraga dari jurusan
arsitektur yang ingin bertemu. Katanya mereka akan datang satu jam lagi untuk
membicarakan tentang kolaborasi pada festival kali ini.” Aku mengangguk dan
kemudian kembali melanjutkan langkah ku yang tertunda menuju ruang rapat.
4th Floor
SC – Cirlce, Meeting
Room
Aku segera menghampiri meja terujung yang telah dipenuhi
dengan map-map yang ku pastikan berisi surat-surat itu. Ku duduki kursi di balik meja ini dan menyimpan tas ku di
bawah. Setelahnya aku mulai membuka map-map ini dimulai dari yang teratas, lalu
membaca isi dari map tersebut, dan pastinya ku torehkan tanda tanganku di atas
kertas putih ini.
Kegiatan ku untuk menandatangani sertiap surat ini masih
terus ku lakukan. Sampai ketika Haesung kembali datang dan mengajak ku untuk
melihat beberapa dekorasi yang telah siap pasang. Aku lantas mengituki pria itu
menuju ruang penyimpanan yang berjarak dua ruangan dari ruang rapat.
Sesampainya di sana, beberapa staff yang tengah mengerjakan
tugasnya menyambut kedatangan ku dan Haesung dengan tersenyum. Aku lantas
membalasnya sebelum beralih menuju lemari yang berada di bagian samping
ruangan. Haesung lantas membuka pintu lemari itu.
Saat pintu terbuka, dekorasi utama untuk pembukaan festival
langsung menyapa mataku. Apa yang tengah aku liat saat ini tidak bisa membuat
ku berhenti berdecak kagum. Sungguh.. aku yakin pasti acara pembukaan akan
sangat meriah. Lihat saja dekorasi utama ini! Walaupun belum dipasang, tetapi
sudah sangat begitu menawan dan tentunya menggambarkan tema festival kali ini.
“Kalian telah bekerja keras. Tetap semangat!” Ujar ku pada
staff dekorasi yang ternyata tengah memperhatikan ku.
Mereka semua lantas menepukan tangan tanda bahwa rasa senang
juga hinggap di dalam diri mereka. Walaupun apa yang tengah mereka kerjakan
belumlah sampai pada puncaknya.
Setelah memperhatikan para staff dekorasi satu per satu, aku
akhirnya memutuskan untuk kembali demi menyelesaikan surat-surat yang belum ku
tanda tangani. Sesampainya di ruang rapat, aku segera kembali menduduki kursi
ku. Memulai kembali kegiatan yang sempat tertunda sebelumnya.
Satu per satu lembaran surat berhasil ku tanda tangani. Hingga
akhirnya tersisa tiga map lagi yang belum ku baca. Tapi saat aku akan membaca
isi dari map tersebut, seseorang masuk ke dalam ruang rapat ini. Ku kira itu
Haesung atau perwakilan dari divisi olahraga yang dikatakan Haesung tadi. Tapi ternyata
dugaan ku itu salah. Yang baru saja masuk adalah Mino, Song Mino.
Tunggu.. Mino??
Kenapa ada pria itu di sini? Memangnya ada urusan apa pria
itu di ruangan ini?
“Hei..” Ucapnya yang membuat ku hanya mampu mengernyitkan
dahi.
Apakah barusan ia menyapa? Tapi menyapa siapa? Aku? Kenapa
aku? Dan bagaimana bisa ini terjadi??
Aku masih terus menatap Mino yang kini tengah berjalan ke
arah ku. A-pa? Kearah ku?? Jadi sapaan itu benar ditunjukan untuk ku. Tapi kenapa
bisa?? Bahkan aku tak pernah sekelas dengannya. Menyapa sebelumnya saja tidak!
“Apakah kau masih marah? Ayolah.. berhenti marah pada ku.” Rajuk
Mino yang membuat mataku langsung melebar. Oh tidak! Apa yang baru saja
dikatakan pria ini? Marah?? Siapa yang marah dan pada siapa?
Mino lantas menarik kursi yang berada di depan ku. Ia duduk
di sana dan kemudian menatap ke arah ku dengan tatapan sedihnya.
“Ayolah.. jangan diam saja. Tolong maafkan aku. Aku tau aku
salah, tapi tolong jangan diam seperti ini.”
Ia kembali merajuk dengan wajah yang semakin terlihat sedih.
Oh.. sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa tiba-tiba saja Mino bertingkah seperti
ini??
“Haera-aa.. tolong jangan marah.”
“Aku tidak marah.”
Eo.. apa yang baru saja ku katakan? Kenapa aku malah berkata
seperti itu? Ya Tuhan.. sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa aku jadi tidak bisa
mengendalikan diri seperti ini? Kenapa aku tidak bisa mengatakan apa yang ada
di dalam pikiranku??
“Benarkah? Kalau begitu izinkan aku melihat buku ini..”
Mino lantas mengambil sebuah buku berwarna merah yang berada
di atas meja. Namun saat pria itu akan membukanya, dengan cepat tangan ku
mengambil kembali buku itu dari tangannya.
“Tidak, ini bukan apa-apa.” Jawabku dengan suara yang agak
gugup.
Ya ampun. Kenapa aku seperti ini? Kenapa aku mengambil buku
itu? Kenapa pula aku merasa bahwa akan sangat bahaya jika Mino membaca isinya??
Itukan hanya buku biasa. Yang bahkan hanya ku isi dengan coretan tidak penting
selama rapat festival berlangsung.
“Kenapa kau menyembunyikan buku itu? Bukankah tak apa jika Mino
melihatnya, kau kan sudah memaafkannya.” Tanya seseorang yang hampir membuat ku
terlonjak dari kursi karena kehadirannya yang tiba-tiba.
Siapa gadis ini? Kenapa ia bisa berada di sini? Kapan ia
masuk? Dan kenapa ia bertingkah seakan mengenal ku???
Aku lantas melirik pada Mino dan gadis ini bergantian. Sepertinya
ada yang aneh pada mereka. Kenapa Mino menatap gadis itu seakan tengah
memerintahkan sesuatu? Dan gadis ini, kenapa ia malah menganggukan kepala dan
tersenyum aneh???
“Coba ku lihat.” Di saat aku maish memikirkan tentang
keduanya, tiba-tiba saja gadis itu menjulurkan tangannya dan hendak mengambil
buku yang ada di genggaman ku. Refleks aku menjauhkan buku itu dari jangkauannya.
Aku berhasil menjauhkan buku itu dari jangkauan gadis yang
tak ku kenal, tapi bodohnya aku malah mendekatkannya pada Mino. Sontak saat
pria itu hendak meraih buku itu, aku segera berdiri dan menyembunyikannya di
balik tubuh ku.
“Tidak, di buku ini tidak ada apa-apa.” Ucap ku yang sama
sekali berbeda dengan apa yang aku pikirkan.
“Baiklah, aku mengalah. Aku tidak akan merebut buku itu,
tapi kau harus berjanji. Jangan marah lagi kepada ku, janji?”
Mino menjulurkan tangannya. Tapi untungnya aku tidak
menjawab uluran tangan itu. Huuhh.. syukurah. Ya setidaknya aku tidak
menyetujui sebuah janji yang tidak ku ketahui maksudnya apa.
Namun di saat aku dapat sedikit bernafas lega, kepala ku
malah mengangguk! Dan hal itu berarti aku baru saja menyetujui janji dengan
Mino! Ya ampun Lee Haera, apa yang kau lakukan?? Kenapa kau malah mengangguk?!?
Kenapa kau jadi bertingkah aneh seperti ini, seakan kau mengetahui apa yang
telah terjadi sebelumnya????
“Kau terlihat cantik ketika tersenyum, karena itu ku harap
mulai sekarang kau berhenti cemberut dan terus tersenyum pada ku..”
Aku diam. Tak ada jawaban yang keluar untuk menanggapi
ucapan Mino. Dan di saat seperti ada kupu-kupu yang beterbangan di dalam
perutku, tiba-tiba saja aku mendengar suara ibu yang memanggil ku.
o O O O o
“Haera bangun.. apakah kau tidak ke kampus hari ini?”
Gadis di balik selimut putih itu menggeliat saat merasakan
sentuhan lembut di tubuhnya. Ia kemudian mengerang kecil sebelum membuka
matanya perlahan.
“Ibu, memangnya jam berapa sekarang?” Tanya sang gadis dengan
suara serak khas bangun tidur.
“Jam 7, cepatlah bangun dan sarapan. Ibu telah membuatkan mu
makananan di bawah.” Wanita setengah baya itu kembali berucap. Ia kemudian
bangkit dari pinggir ranjang Haera dan berjalan keluar.
Sepeninggal wanita tadi, Haera yang masih belum begitu tersadar
dari tidurnya, mencoba untuk mendudukan tubuhnya. Ia kemudian menyenderkan
badannya pada kepala ranjang. Mengusap wajahnya dengan tangan serta menutup
mulutnya yang terbuka karena hawa lelah yang masih menggelayuti dirinya.
“Apa yang terjadi pada ku? Kenapa aku tiba-tiba saja
mengingat Min-” Belum selesai kalimat itu ia ucapkan, mata gadis itu telah
lebih dulu membulat serta tubuhnya yang menegap.
“Kenapa aku memimpikan Mino? Kenapa Mino bisa ada di dalam
mimpi ku? Dan kenapa harus Mino?? Aku saja tidak mengenal pria itu!”
Haera menutup matanya. Memijat pelipisnya yang terasa
berdenyut karena ia yang baru saja bangun serta mengetahui kenyataan yang
membuat dirinya terkejut.
“Mino.. apakah karena aku selalu mendengarkan cerita
Sungshin mengenai pria itu? Tapi bagaimana bisa? Kenal saja tidak, apalagi
berbicara dengannya.”
Haera mengacak rambutnya. Sepertinya mimpi yang baru saja
dialaminya membuat dirinya sedikit frustasi.
“Kenapa Mino yang ada di mimpi ku dan bukan senior Kris???”
Pekik Haera hesal. Ia kembali mengusap wajahnya kasar. Kemudian menghentakan
selimutnya dan kembali bergumam, “Padahal aku mengharapkan Kris yang ada di
mimpi ku...”
E . N . D
Hallo semuanya.. gimana kabarnya?? Pasti udah pada libur kan yang sekolah. Gimana raportnya? Jangan dibikin baper ya nilainya, selama kalian udah berusaha nilai enggak jadi masalah. Yang penting itu kalian paham sama pelajarannya. Kalau nilai dengan usaha lagi pasti bisa dapet sesuai dengan keinginnan.
Oke.. ini adalah ff kambek aku setelah jarang update. Maafkan karena jarang banget update belakangan ini. Ya apalagi kalau enggak karena tugas dari dosen-dosen tercinta yang hampir bikin gumoh.
Dan sebagai perayaan hadirnya aku lagi di dunia tulis menulis *karena sebelumnya aku bener-bener enggak nulis apa pun, kecuali yang ringan-ringan kayak kapas dan tentunya enggak jelas ceritanya*, aku ngebawa cerita yang mungkin bikin kalian bingung. Jadi aku akan ngejelasin maksud dari cerita yang ya... standar ini.
Jadi maksud dari cerita ini tuh adalah Haera mimpiin Mino padahal dia enggak kenal sama cowok itu. Dan padahal juga ia mengharapkan seniornya yang bernama Kris yang hadir di mimpinya. Eh.. tapi Tuhan berkata lain. Dia malah mimpiin Mino.
Oke deh.. karena menurut aku udah cukup. Aku mau pamit dulu ya.. Tapi sebelum aku bener-bener pergi, aku mau ngasih info sedikit kalau dalam waktu dekat Time part 7 dan Goodbye Baby yang rencananya enggak bakal dilanjut akan hadir dihadapan kalian.
So stay tuned for updates and see you.....감사합니다 ^^
Comments
Post a Comment