Sorry




 Maaf, tapi aku sudah kebal sekarang..

- Sorry -



Cast: Joshua Hong (17’s Joshua) X OC
Length: ficlet
 
 ....



“Sudahlah, Josh. Jangan mengatakan apapun kalau tak kau benar-benar bermaksud begitu,” katanya di sela isakan yang tak kunjung berhenti.





Kepalanya tertunduk, barangkali berusaha menekan perih yang sudah menyebar kemana-mana. Aku hanya menatap simpati sambil menggenggam kedua tangannya yang mengepal. Mengusap punggung tangannya, seolah bisa menawarkan derita yang bercokol selama dua minggu di hati rapuhnya.



“Kenapa Josh? Padahal aku sudah melakukan semuanya. Apa yang kurang dariku?”




Aku tak menjawab, kemungkinan terbesar tak tega menjawab pertanyaannya. Lagipula jawabanku tak lagi penting untuknya.




Suara tangisnya makin mengiris. Ia kelihatan tak berdaya, menyedihkan, dan putus asa. Tapi apa yang bisa kulakukan?


Yah, walau ada banyak hal yang bisa kulakukan untuk meredakan tangisnya dan menenangkan kekacauan di hatinya, tapi takkan kulakukan satu untuknya. Tak akan. Terserah mau menilaiku brengsek, pecundang, tidak berhati.




Mendengar tangis merintihnya atau melihat air mata yang membasahi wajah muramnya, tak membuat hatiku luluh. Hatiku telah ditempa begitu lama. Dimasukkan ke dalam bara api, diangkat, kemudian dipukul-pukul, dan kembali ke langkah awal. Begitu saja terus.




Maafkan aku Yeri, sedikitpun aku tak berniat memelukmu. Mungkin tangan kita yang saling bertaut ini adalah wujud simpati terakhir yang bisa kulakukan untukmu. Maaf. 




Ia mengangkat kepalanya, pelan-pelan menatap ke arahku. Mungkin saja aku salah tangkap.  Tapi kenapa aku melihat sinar penuh harap di sana, ya?




Kumohon jangan. Demi Tuhan, jangan berharap lebih padaku.




Firasatku satu langkah mulai menemui kebenaran. Bisa kurasakan tangannya mencengkeram tanganku. Sepertinya ia mengirim sinyal ‘aku membutuhkanmu’ dari setiap celah jemari dan sorot matanya.




“Aku beruntung memilikimu. Setelah semua yang kulakukan padamu, kau tetap datang dan menemaniku.” Senyum penuh sihir itu terbit, memberi sedikit rona di wajah pucatnya.




Di masa lalu aku pasti akan luluh dengan mudah, tapi tidak dengan sekarang. Sudah kubilang, hatiku sudah menempuh proses penempaan yang begitu panjang. Aku kebal sekarang.



“Setelah semua  yang Jaehyun lakukan, aku sadar. Aku sadar kalau kau adalah pria terbaik yang Tuhan kirimkan untukku. Maaf, baru menyadarinya. Maaf karena sudah menyakitimu,” tuturnya lemah.




Bergeming. Tidak terkejut dengan penuturannya, tapi di lain sisi juga merasa aneh bukan main. Setelah semua yang ia lakukan padaku–




“Mungkin kau belum bisa menerima ini, tapi berikan aku kesempatan sekali lagi. Josh… Mau, kan?”




Empat bulan yang lalu kami duduk di tempat yang sama dengan hari ini, restoran barbecue yang sering kami datangi. Bedanya empat bulan yang lalu ia bilang tidak bisa lagi bersamaku dan satu minggu kemudian aku menemukan fotonya dengan pria bernama Jaehyun di laman facebook-nya.




Kini setelah empat bulan berlalu, di tempat yang sama, ia bilang bahwa aku-lah yang Tuhan kirimkan untuknya. Lebih parahnya ia memohon kesempatan dariku.




Butuh waktu tiga bulan untuk menangisi kepergiannya, dan butuh kurang lebih sebulan untuk menyembuhkan luka yang dibuatnya. Singkatnya butuh waktu lama untuk berhenti menyalahkan diriku sendiri yang tak pernah bisa menjadi pria yang tepat untuk Hwang Yeri. Sekarang ia mau kembali begitu saja? Serius?




“Yeri…”



“Josh, kumohon.” Ia menggelengkan kepala, tak ingin jawabanku tak sesuai kehendak hatinya.




Aku melepaskan tautan tangan kami, mengambil sebuah kotak besar dari dalam ransel. Aku mendorong kotak tersebut ke arahnya.




“Apa ini?”
                                                                                                                                                                              



“Mungkin kau sudah salah paham dengan kedatanganku ke sini. Saat tadi kau menelepon, aku langsung teringat dengan semua barang di kotak itu,” kataku sambil menunjuk kotak berwarna biru dengan pita emas di bagian tutupnya.


“Ini?”




Ia tak percaya ketika menemukan semua barang-barang yang kami miliki selama pacaran ada di dalam sana.





“Aku datang bukan untuk menghapus air matamu atau memeluk tubuh kecilmu. Aku hanya ingin mengembalikan barang-barang itu, kebetulan aku baru ingat,” jelasku yang membuatnya mendengus kasar.




“Kau–“





“Maaf, tapi aku tidak bisa menerimamu lagi,” kataku dengan yakin. Kemudian beranjak dari tempat duduk, tak lupa menenteng ransel hitam kesayangan.




“Kau ingin balas dendam padaku?”





“Tidak. Aku hanya tidak ingin berurusan denganmu lagi. Kita sudah selesai. Bukankah empat bulan yang lalu kau bilang begitu?”




Setelah itu berbalik badan dan melangkah lurus ke depan. Menikmati rasa lega di dada.  Sudah kubilang, kini aku berbeda. Aku bukan Joshua Hong yang menurut Yeri ‘Angel without wings’ lagi.





Maafkan aku Yeri. Maaf karena telah mengecewakanmu, tapi aku yang bodoh ini baru menyadari sesuatu. Aku bukan bandara yang bisa kau datangi saat kau ingin dan kau tinggal pergi begitu bosan.



 
Aku sudah tak ingin menjadi tempatmu bersandar di kala nestapa yang kemudian bisa kau tinggal begitu menemukan sandaran lain yang jauh lebih keren.




Maaf, tapi kurasa aku pantas mendapat perlakuan yang jauh lebih baik dari itu. Jadi, sayonara Yeri-chan.




Fin.



Haloo..pembaca GIGSent(itupun kalo masih ada yg main ke sini). First of all, Selamat Hari Raya Idul Fitri.. Minal aidzin wal faidzin.. Mohon maaf lahir batin yaa semua *peluk kecup sayang*
Kangen banget publish, kangen banget nulis… udah lama bgt padahal mau publish ficlet ini tapi berhubung tugas UAS kemarin itu banyak banget jadi terpaksa harus ditunda. Ehh..giliran udah libur mager buka laptop.


Dan yang bikin betenya, laptop aku dipipisin kucing yang ngebuat beberapa tombol di keyboard g bisa berfungsi. Udah dua mingguan gitu g bisa, jadi aku diemin aja tuh laptop. Hari ini dpt WA dri temen sekelas klo nilai Filsafat udh keluar. 

Makanya aku buka laptop buat ngecek akun mahasiswa, eh..pas aku gak sengaja mencet tombol yang biasanya g bisa berfungsi…aku terpukau. Ternyata bisa lagi. akhirnya aku pencetin semua tombol yg kemarin g bisa, eh…akhirnya bisa. Ya Allah..alhamdulillah..*sujud syukur*


Keajaiban!!! Miracle is exist, gals.. aku kayak abis menang apaan gtu. Bahagianya sampe ke dalem-dalem*apaan sih ema?* aku gak tau gimana caranya laptop biru unyu aku pulih..


Nah..berhubung suasana hati aku lagi bagus banget makanya aku langsung buka dokumen ini, edit+nulis kata-kata mutiara yang panjangnya luar biasa. Tolong maklumi aku, udah lama gak ngetik ff atau ngetik untuk seru-seruan. Kebetulan kemarin itu selalu sibuk ngetik tugas inilah dan itulah. 

Pokoknya aku bahagia banget. Setelah laptop aku sembuh kaya skrg ini, aku bakal memperlakukan si Chloe dengan lebih baik. Chloe itu nama laptop aku yaa.. aku gak bakal nyia-nyiain atau marahin Chloe lagi. Tapi berhubung Chloe suka lemot dan aku juga bukan org yang sabar bgt, jadi mungkin aku bakal tetep marah, tapi marahnya dikit aja kok..

Tuhkan..tulisan ini makin irelevan. Makin ngaco. Yasudah…sebelum semuanya berlanjut terlalu jauh aku akhiri aja. 

Makasih untuk yang sudah baca, semoga terhibur. Kritik dan saran sangat diharapkan. Sorry baru muncul lagi. happy holiday semuaa…




Cheers,

GSB

Comments

Popular Posts