The Sense of Glance
cast:
- Seventeen Mingyu as Kim Mingyu -
- Hyebin (OC) -
Genre: Romance, University Life (AU - Alternate Universe)
" Special For Salsa's Birthday Party "
* * * *
Hyebin akhirnya dapat bernafas dengan lega setelah lebih
dari dua jam terkurung di dalam ruangan berukuran 2x3 meter dengan dua puluh
mahasiswa yang begitu bersemangat mendengarkan pernjelasan dosen mereka. Gadis
itu segera menghampiri teman-temannya dan mengajak mereka menuju cafetaria
karena rasa lapar yang sudah mengusik ketenangannya.
Namun keinginannya untuk segera memesan dan kemudian menikmati
makanannya tak dapat ia lakukan karena cafetaria yang telah diisi penuh oleh
mahasiswa lain. Hyebin pun mau tak mau harus mengulur waktu makannya untuk
mencari tempat bagi dirinya dan tiga orang temannya.
Hyebin yang sejak keluar kelas telah merasa kesal, semakin
bertambah kesal saja karena tak juga menemukan tempat untuk dirinya dan
teman-temannya. Semenjak ia sampai di cafetaria sampai detik itu, dirinya belum
juga menemukan tempat untuk duduk. Padahal ia sudah berdoa kepada Tuhan agar
salah satu meja dapat segera kosong dan ia akan secepat kilat menempatinya.
Sepuluh menit telah berlalu tapi Hyebin belum juga menemukan
tempat untuk dirinya menikmati makanan yang dimasak oleh sang juru masak. Ia
sudah hampir putus asa. Perutnya terus bergemuruh meminta untuk segera dimasukan
oleh makanan lezat. Dan saat gadis tersebut hampir menyerah dengan keadaan, salah
seorang temannya menghampiri dirinya dan langsung menarik tas gadis itu.
Hyebin sontak terkejut saat tiba-tiba saja tubuhnya langsung
tertarik. Ia hendak memaki sosok yang masih menarik tasnya dari belakang. Namun
saat ia akan membuka mulutnya, tubuhnya langsung terhempas pada kursi yang
membuat gadis itu tak jadi memaki sosok tersebut.
āDasar tuli. Aku sudah memanggil mu tapi kau tidak juga
mendengarnya.ā Kesal seorang gadis yang merupakan dalang dari aksi penarikan
tas Hyebin.
āLebih baik kau pesan makananmu. Aku akan menunggu di sini
sembari menunggu pesananku datang.ā Perintah gadis itu lagi.
Hyebin langsung mengeluarkan dompetnya dan bergegas pergi
meninggalkan tempatnya. Gadis itu langsung berjalan menghampiri tempat
pemesanan dan kemudian memesan salah satu menu yang disiapkan untuk hari itu.
Setelahnya gadis itu menuju kasir guna membayar makanan yang dipesannya, dan kembali
menuju mejanya dimana telah ada ketiga temannya yang lain.
Namanya juga sekumpulan gadis-gadis, pastilah disaat tak
melakukan hal-hal penting mereka pasti lebih memilih untuk membicarakan hal-hal
yang begitu erat hubungannya dengan wanita. Mulai dari masalah penampilan,
riasan wajah, beberapa merek terkemuka, hingga permasalahan pria yang tidak
akan pernah bisa lepas dari perbincangan sekumpulan gadis-gadis muda.
Hyebin dan tiga temannya merupakan salah satu dari sekian
banyak kelompok perempuan yang melakukan hal tersebut. Setelah masalah terkait
riasan wajah telah berhasil dipecahkan, kini pembicaraan terkait pria mulai
mereka rambah.
Dimulai dari pria asal Jejudo yang sedang dekat dengan salah
satu temannya hingga berakhir pada seorang pria tampan yang begitu terkenal di
kampusnya. Pembicaraan terkait pria tampan itu tak akan penah ada habisnya.
Dimulai dari membicarakan penampilannya, apa yang dilakukannya di media sosial,
bahkan mengenai kekasihnya pun tidak pernah mereka lewatkan.
Dan hari itu, pembicaraan terkait pria tampan bernama Kim
Mingyu itu dimulai saat Hyebin tak sengaja melihat Jinhye. Sebenarnya tidak ada
yang salah dengan teman satu jurusannya itu. Hanya saja yang membuat Hyebin
tertarik adalah saat ia melihat gadis itu, Jinhye, tengah tersenyum senang
sembari melihat ke arah meja kasir.
Sontak Hyebin pun menolehkan kepalanya mengikuti arah
pandang Jinhye, dan benar saja dugaannya. Kim Mingyu, pria itu tengah berada di
sana bersama dengan dua temannya. Hyebin sendiri tidak memungkiri bahwa ia juga
terpesona dengan keberadaan Mingyu disana, terlebih ia juga menyukai pria itu
sama seperti banyak mahasiswi di kampusnya. Tapi ia tidak semenggelikan Jinhye
sampai-sampai memasang senyum yang membuat ia ingin memuntahkan kembali makanan
yang telah habis.
āHey.. coba lihat Jinhye dan kemudian lihat kearah tatapan
gadis itu.ā Instruksi Hyebin pada teman-temannya.
Ketiga teman Hyebin pun langsung mencari dimana keberadaan
Jinhye dan kemudian mengikuti arah pandang gadis itu. Setelah mengetahui apa
yang dimaksud oleh Hyebin, wajah ketiga gadis itu langsung berubah. Mereka
terlihat muak dan lelah dalam waktu bersamaan.
āAku tahu Mingyu itu tampan, dan aku juga tak memungkiri
kalau aku menyukai pria itu. Tapi tidak perlu sampai menatap dengan tersenyum
menjijikan seperti itu!ā
āIya. Sungguh rasanya ingin sekali ku tutupi wajah Jinhye
itu dengan plastik bekas.ā
Mendengar komentar dari teman-temannya membuat tawa Hyebin
lepas. Sama seperti teman-temannya, sebenarnya ia juga ingin melakukan sesuatu
pada wajah Jinhye. Tapi ia tak tahu apa yang harus ia lakukan. Selain itu, buat
apa mengurusi Jinhye kalau di depannya kini ada sosok Mingyu yang telah
berhasil menghipnotis dirinya.
* * * * *
Hyebin dan ketiga temannya masih harus menunggu beberapa jam
untuk mendatangi kelas selanjutnya. Memang lelah, tetapi apa daya. Ia tidak
bisa melakukan apa pun karena itu sudah menjadi keputusan akademik kampusnya.
Seperti biasanya, gadis itu dan ketiga temannya akan menuju
tempat baca sembari menunggu waktu hingga kelas selanjutnya tiba. Namun sebelum
menuju tempat baca, Hyebin memutuskan untuk menemani Soori untuk mengambil
hoodie jurusannya yang telah dipesan oleh beberapa orang.
Kedua gadis itu langsung menuju ruangan besar dilantai empat
yang menjadi tempat anggota organisasi fakultas beraktivitas. Hyebin yang
enggan untuk melepaskan sepatunya lebih memilih menunggu Soori di luar ruangan.
Ia lantas menghampiri kursi hijau yang tidak jauh dari pintu ruangan dan mulai
mengoperasikan ponsel pintarnya dengan jaringan internet yang disediakan pihak
kampus.
Cukup lama Hyebin menunggu Soori yang masih terus mencari
dimana hoodie jurusannya disimpan. Hingga akhirnya gadis itu memutuskan untuk
menonton video online yang sebenarnya akan ditontonnya di rumah.
Video itu terus berputar menemani Hyebin yang sudah mulai
lelah menunggu Soori. Namun sampai detik terakhir, Soori belum juga keluar dari
ruangan. Helaan pun lolos dari mulut Hyebin. Gadis itu hendak menghampiri Soori
ke dalam. Namun saat ia tengah menyimpan ponselnya ke dalam tas, sosok Mingyu
muncul dan membuat waktu seakan berhenti bergerak.
Hyebin diam. Ia hanya terus menatap Mingyu yang ternyata
juga tengah menatap kearahnya. Selama beberapa saat, keduanya hanya saling
menatap. Melempar pandangan dengan tatapan yang tidak biasa dan juga tidak
dapat diartikan.
Namun semua itu berakhir saat Mingyu terus melangkahkan
kakinya. Pria itu dengan membawa dua buah tas punggung berjalan menuju kursi
hijau lainnya. Ia lantas menduduki kursi tersebut dan mengeluarkan ponselnya
dari dalam saku.
Hyebin lantas mengerjapkan matanya. Ia masih tidak menyangka
dengan apa yang baru saja terjadi. Setelah sekian lama ia tak dapat melihat
pria tersebut. Akhirnya hari itu, keinginanya tersebut dapat terwujud. Hyebin
dapat melihat Mingyu dengan begitu jelas. Bahkan jika ada kata yang lebih
sesuai dibandingkan dengan ājelasā, mungkin kata itu yang akan digunakannya.
Walaupun hanya sekedar tatapan yang Hyebin sendiri tidak
tahu tatapan macam apa yang ia tunjukan, tetapi menurutnya sebagai seorang yang
telah memuja pria itu di dalam hati, mendambakan sebuah perkenalan dengan pria
tersebut, hingga membayangkan sebuah hubungan yang mengikat keduanya, apa yang
baru saja terjadi itu dapat dikatakan sebuah kemajuan dari impiannya selama ini.
Memang berlebihan jika ia menganggap bahwa rasa keterkarikan
dirinya dengan sosok Mingyu dijadikan sebuah impian. Tetapi jika apa yang ia
impikan tersebut tidak diumbarnya ke khalayak ramai, seperti apa yang dilakukan
Jinhye, mungkin tidak apa-apa. Toh yang mengetahui impiannya tersebut hanya
dirinya dan Tuhan.
Dan alasan lain dari mengapa ia tetap mengimpikan sebuah
hubungan yang dekat dengan Mingyu adalah karena terkadang sebuah mimpi dapat
menjadi kenyataan, dan beberapa orang mengalaminya. Hal itulah yang mendasari,
mengapa ia tetap mempertahankan impiannya itu di dalam hati. Ia ingin menjadi
salah satu dari sekian banyak orang yang berhasil menjadikan mimpinya sebuah
kenyataan.
E . N . D
Selamat malam semua..
Seperti yang tertulis di atas kalau malam ini aku datang bersama Mingyu untuk memeriahkan ulang tahun Salsa! *yeaayyyy :))*
Gimana Sal? Maaf ini sangat absurd. Lebih absurd dari cerita gua yang absurd malah. Enggak tau lagi mau nulis apa. Bingung sendiri. Apalagi sebelumnya pas berencana bikin Wonwoo *karena seinget gua, lo suka si Wonu itu. bener gak sih??-,-*, pas lagi ngebayangin, enggak ada ide yang melintas buat si pria dengan tone suara rendah itu. Malahan yang muncul si adik Mingyu.
Jadi maaf kalau datengnya bukan sama Wonwoo tapi Mingyu hehe..
Dan mungkin baik Salsa atau GSB pernah meliat poster ini. Yap! Ini tuh cerita yang udah direncanakan jauh sebelum uts datang. Poster dalam seketika itu juga langsung dibuat dan jadi. Tapi apa daya, waktu mau coba nulis moodnya malah menghilang dan berakhir menjadi kertas kosong tanpa coretan apa pun.
Nah.. berhubung edisi Salsa ultah, terus emang dikepala yang muncul cuma Mingyu dan enggak ada yang lain *nulis Chunji-L.joe rasanya bosen, ngerasa kayak udah nulis cerita mereka banyak aja. padahal mah baru dikit banget-_-*. Pas banget deh! Jadilah cerita ini kembali dilanjutkan dengan sedikit perubahan.
Oke.. Intinya semoga yang berulang tahun enggak enek atau sehat-sehat aja pas baca ini. Terus yang lain juga! Semoga kalian tetep sehat walafiat pas selesai baca cerita ini.
Kayaknya itu aja. Sampai bertemu di Goodbye Baby part 2. Byee.....ź°ģ¬ķ©ėė¤ ^^
Comments
Post a Comment