Goodbye Baby - chapter 3
cast:
Lee Minhyuk (BtoB) >< Byun Taerin (OC) >< Song Mino (WINNER) >< Yoon Jisun (OC)
Genre:
romance, university life, angst (AU - Alternate Universe)
Previous Story:
o O O O o
Keluarga Song memutuskan untuk pergi setelah dirasa cukup
membahas mengenai perjodohan dan pertunangan yang akan segera dilaksanakan itu.
Mereka pun berpamitan pada keluarga Byun.
Mino yang mendapat kesempatan untuk menjabat tangan Taerin tak menyia-nyiakannya.
Dalam kesempatan itu, ia mendekatkan wajahnya pada Taerin.
āSebentar lagi kau akan menjadi milikku Taerin-aa..ā Bisik
Mino di telinga Taerin.
Taerin tak membalasnya. Ia masih tetap mengunci mulutnya.
Walaupun begitu, dalam hatinya ia ingin sekali memberikan pelajaran pada Mino.
Ya setidaknya memberikan pria itu pukulan di muka serta kepalanya cukup.
Setelah kepergian keluarga Song, Taerin segera bergegas
menuju kamarnya. Namun Shin Han Jung, ibunya, menahannya dan memerintahkan anak
gadisnya itu untuk kembali menuju ruang keluarga.
Taerin tak dapat menolaknya. Ia tahu keadaan akan semakin
buruk jika ia tak mematuhi perintah ibunya yang sudah terlihat murka. Ia pun
akhirnyakembali menuju ruang keluarga diikuti dengan Taeho, ayah, dan yang
terakhir sang ibu.
Taerin kembali menduduki sofa yang sama seperti saat pertama
kali dia duduk. Gadis itu berusaha untuk bersikap tenang dan tak tahu apa-apa
walaupun sebenarnya jantungnya kembali berdetak kencang.
āKenapa kau tak mendengarkan ibu?ā Tanya Nyonya Byun, ibu
Taerin, dengan suara tertahan.
Ya.. wanita itu tengah berusaha menahan emosinya yang siap
meluap kapan saja.
Taerin tak menjawabnya. Ia hanya mampu mengatupkan mulutnya
tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.
āJawab Byun Taerin! Ibu tidak sedang berbicara sendiri!ā Hardik
wanita itu.
Mukanya yang sudah memerah menunjukan bahwa wanita itu
benar-benar merasa marah pada Taerin. Ia tak menyangka bahwa anak perempuannya
berani membohonginya dan tak mengindahkan larangannya.
āAku tak mengerti maksud ibu, jadi apa yang harus-ā
Belum sempat Taerin menyelesaikan pembelaannya, Shin Han
Jung telah lebih dulu memotongnya dengan suaranya yang semakin meninggi.
āJangan pura-pura tidak mengerti! Cepat jelaskan pada ibu,
ada apa antara kau dengan Minhyuk? Bukankah ibu sudah melarang mu untuk tidak
berhubungan dengan pria itu. Tapi kenapa kau malah menjalin hubungan
dengannya?!?ā
āA-aku...ā
Taerin terlihat sulit untuk menyampaikan apa yang ingin
disampaikannya. Ia terlihat bingung serta takut secara bersamaan.
āIbu tidak mau tahu. Kau sudah dijodohkan dengan Mino, jadi
segera akhiri hubungan mu dengan pria itu!ā
āTapi kenapa? Kenapa ibu sangat tidak menyukai Minhyuk?
Minhyuk pria yang baik bu, dia juga pekerja-ā
āKarena dia pekerja seni. Mau jadi apa masa depan mu jika
kau tetap bersamanya?!? Selain itu, ibu juga tahu kalau dia tidak melanjutkan
studinya dan memilih untuk bekerja. Mau taruh dimana muka ibu dan ayah jika
paman dan bibi mu tahu mengenai hal ini. Jadi akhiri hubungan mu atau ibu yang
akan mengakhirnya!!ā Titah sang ibu yang berhasil membuat air mata mengalir
membasahi pipi Taerin.
Gadis itu yang sudah merasa kesal dengan keadaan langsung
pergi meninggalkan keluarganya. Meninggalkan ibunya yang masih marah setelah
mengetahui fakta yang sebenarnya terjadi. Meninggalkan Taeho yang hanya mampu
menatap sedih pada sang adik. Serta meninggalkan sang ayah yang lebih memilih
untuk diam.
Keadaan itu, keadaan dimana Taerin harus mengakhiri
hubungannya dengan Minhyuk karena perjodohan, terjadi karena keluarga Song dan
keluarganya, atau lebih tepatnya Tuan Byun Jung Shil, sang ayah, dan Tuan Song
Hyun Do memiliki hubungan yang sangat dekat. Kedua pria dewasa itu sama-sama
memilki perusahaan yang dimana di masa depan akan menjadi besar jika tercipta
hubungan keluarga di antara kedunya.
Dan hal itulah yang mendasari rencana perjodohan antara
Taerin dengan Mino.
Song Mino adalah anak pertama sekaligus anak terakhir dari
Song Hyun Do dengan istrinya Cheon Eun Sa. Dan itu adalah jawaban dari
pertanyaan Taerin sebelumnya yaitu kenapa
bukan Taeho yang dijodohkan, padahal pria itu adalah kakaknya?.
Kini tak ada yang dapat gadis itu lakukan. Perjodohan yang
akan dijalaninya seperti dilindungi tembok besar yang begitu sulit untuk
dihancurkan. Beribu alasan yang akan ia gunakan sudah tentu tak akan bisa
membuat kedua orang tuanya membatalkan perjodohan tersebut.
Bahkan mungkin, ancaman-ancaman yang lazim dilakukan oleh
banyak orang akan berakhir seperti lelucon dimata kedua orang tuanya. Tak ada
lagi jalan untuk Taerin mundur. Satu-satunya jalan yang ia miliki adalah
berjalan maju.
Ia harus menghadapi semuanya kini. Mulai dari Mino yang akan
semena-mena dengannya. Minhyuk yang entah akan bereaksi apa ketika mengetahui
tentang masalah ini. Serta kedua orang tuanya dan orang tua Mino yang begitu
antusias terkait masalah perjodohan tersebut.
Ya.. semua itu harus Taerin hadapi sendiri. Tanpa siapa pun.
Karena ia yakin, semua orang pasti akan membela orang tuanya tanpa memikirkan
bagaimana perasaannya.
o O
O O o
Di langit, matahari telah bersinar terik. Suara ramai telah
memenuhi setiap seluk jalan. Kendaraan-kendaraan telah memadati jalan utama.
Gedung-gedung bertingkat, baik itu gedung pemerintahan, perkantoran, gedung
perbelanjaan, sekolah, telah mulai diisi
oleh orang-orang.
Taerin yang sadar akan waktu saat ini tak mengindahkan semua
itu. Gadis itu tetap berada di posisinya, tubuhnya yang terkulai di atas
ranjang, mata yang terpejam, dan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya.
Walau ia juga tahu kalau ia harus datang ke kampus untuk
menghadiri dua kelas, tetapi ia tak memperdulikannya. Ia sudah berencana untuk
tidak datang hari itu. Selain karena ia tak ingin bertemu dengan sosok Mino,
hatinya juga masih begitu sakit untuk berpura-pura dalam keadaan baik di depan
orang lain.
Taerin ingin kembali memasuki alam tidurnya ketika pintu
kamarnya diketuk dari luar. Gadis itu menggeliat. Ia kemudian melirik sekilas
pada pintu tersebut. Namun otaknya memerintahkan ia untuk tetap diam dan
membiarkan sang pengetuk pergi setelah menunggunya lama.
Namun semua perintah tersebut tak dapat ia lakukan saat
suara ibunya yang terdengar. Wanita setengah baya itu, dari balik pintu kamar
Taerin memanggil nama Taerin dan memerintahkan anaknya untuk menghabiskan
sarapannya. Selain itu sang ibu juga mengingatkan Taerin akan janji gadis itu
untuk mengakhiri hubungannya sebelum dirinya yang akan bertindak.
Taerin berangsur bangkit dari ranjangnya. Gadis itu bergerak
menuju pintu kamar dan membukakan pintu tersebut. Saat pintu itu terbuka tampak
sang ibu dengan raut yang dingin. Taerin tahu kenapa ibunya bisa menjadi
seperti itu. Tetapi gadis itu berusaha untuk tak mengindahkannya.
āAyo.. Taeho dan ayah telah menunggu.ā Ujar Nyonya Byun.
Wanita itu lantas meninggalkan Taerin. Ia turun menuju ruang
makan terlebih dulu dan membiarkan Taerin berjalan mengikutinya di belakang.
Suasana meja makan berubah menjadi sedikit mencekam saat
Taerin tiba. Gadis itu dengan masih mengenakan pakaian tidurnya mulai menyantap
hidangan yang telah tersaji di piringnya tanpa menggubris sosok ayah dan
kakaknya yang telah berada di sana lebih dulu.
Keempatnya, baik ayah, ibu, Taeho, dan Taerin, menyantap
makanan mereka tanpa mengatakan satu patah kata pun. Antara menikmati cita rasa
makanan tersebut, atau tengah menjaga keadaan agar tak berubah menjadi lebih
buruk lagi. Entahlah.. yang pasti hanya suara hantaman antara piring dan
peralatan makan yang terdengar memenuhi ruangan tersebut.
Tanpa terasa, makanan yang berada di piring keempatnya telah
habis. Taerin yang telah menyelesaikan makannya lebih dulu bersiap untuk
kembali ke kamarnya. Namun sang ibu berhasil menginterupsi keinginan gadis itu
dan membuat Taerin kembali menduduki kursinya.
āUntuk hari ini ibu mengizinkan mu untuk tidak datang ke
kampus, tetapi tidak untuk esok hari.ā
Taerin hanya menganggukan kepalanya. Ia tak berniat untuk
membalas ucapan sang ibu. Yang ada dibenaknya kini hanya segera kembali ke
kamar.
Taerin hendak bangkit tapi lagi-lagi Nyonya Byun menghalangi
niatnya.
āTemui dia hari ini atau ibu yang akan menemuinya.ā Ujar
Nyonya Byun tenang. Wanita berusia 40 tahunan itu lantas bangkit meninggalkan
ruang makan sekaligus meninggalkan Taerin yang masih begitu terkejut karena
ucapannya.
Jika kalian berpikir Nyonya Byun adalah ibu yang jahat,
kalian salah! Karena menurut wanita itu, apa yang ia lakukan semua itu demi
kebaikan Taerin. Demi masa depan anak gadisnya. Walau ia juga sadar bahwa apa
yang dilakukannya terlalu menyakiti hati Taerin.
o O
O O o
Taerin kembali memastikan ponselnya. Ia takut kalau pesan
yang telah dikirimnya dan menurutnya telah terkirim ternyata malah tidak
terkirim. Pasalnya ia telah menunggu kedatangan sang penerima pesan hampir satu
jam.
Segelas orange juice
telah ia sesap setengahnya tapi sosok tersebut tak kunjung juga datang. Bahkan
kendaraan pribadinya pun belum juga terlihat di area parkir cafƩ.
Taerin mengembuskan nafasnya. Gadis itu pun kembali
memastikan ponselnya. Melihat pada jam analog yang terpasang serta memastikan
adakah pesan masuk atau panggilan tak terjawab dari sosok tersebut.
Saat perasaan gusar semakin menggelayuti benak Taerin.
Pandangan gadis itu tiba-tiba saja menjadi gelap. Ia hendak memberontak. Namun
aroma parfum yang tiba-tiba saja terhirup oleh hidungnya malah membuat seulas
senyum terpatri di wajahnya.
Ya.. Taerin tahu siapa pemilik aroma parfum tersebut. Aroma
yang sangat dan akan selalu ia rindukan. Aroma yang menenangkan tapi secara
bersamaan akan menjadi begitu maskulin.
āAku tahu ini kau Minhyuk-aa.ā Ujar Taerin
Sosok itu lantas melepaskan tangannya yang menutupi mata
Taerin. Ia kemudian menempatkan dirinya pada kursi di seberang gadisnya itu
dengan wajah yang ia buat kesal.
āBagaimana kau bisa tahu?ā Tanya Minhyuk dengan mulut yang
mengerucut seperti seekor bebek.
āTentu saja aku tahu! Memangnya apa yang tidak aku ketahui
tentang pria tampan di hadapan ku ini.ā Balas Taerin dengan sedikit
menyombongkan dirinya. Tangannya ia lipat di depan dada dan alisnya bergerak
naik saat mengatakan kalimat itu.
āSangat pandai berkata-kata sekali kekasihku ini.. belajar
dari siapa, eo?ā Ledek Minhyuk.
āTentu saja dari kekasihku. Dia kan pria dengan berjuta kata
manis.ā Tak mau kalah, kini Taerin yang meledek Minhyuk.
Keduanya pun tertawa. Rasanya sudah sangat lama untuk Taerin
dan Minhyuk bercanda seperti saat itu. Saling melempar canda, ledekan, bahkan
pujian.
Keduanya pun larut dalam kebahagian mereka. Taerin dan
Minhyuk seeprti lupa akan orang lain di muka bumi ini. Layaknya ungkapan dulu,
ketika kalian merasa senang dengan pasangan kalian dunia ini bagaikan milik
berdua, sedang orang lainnya hanya menumpang.
Ya itulah yang tengah terjadi. Taerin dan Minhyuk begitu
larut dalam kebahagiaan sederhana yang keduanya buat. Bahkan kebahagian mereka
kali itu mampu membuat Taerin melupakan masalah pelik yang tengah membelitnya.
Tak hanya itu saja, ia yang sebelum kedatangan Minhyuk tengah berusaha menyusun
kata-kata seketika lupa dengan apa yang telah ia pikirkan.
āApakah kau tidak ada kelas atau dosenmu tidak hadir lagi
sampai-sampai kau meminta bertemu?ā Tanya Minhyuk yang tengah menikmati makan
siangnya.
Pria itu melirik sekilas pada Taerin yang langsung menyesap
minumannya.
āAku tidak pergi ke kampus.ā
āKenapa? Tidak biasanya kau mangkir dari jadwal kuliahmu.
Apakah ada masalah?ā Tanya Minhyuk lagi dengan agak khawatir.
Pria itu menghentikan kegiatan makannya. Ia mencoba
mengamati Taerin. Ia merasa aneh dengan gadis itu. Masalahnya Taerin tak pernah
melakukan hal seperti itu, bolos dari kelas, sekali pun gadis itu sedang dalam
perasaan yang buruk.
āTidak ada apa-apa, aku hanya sedang malas saja. Sudah
lanjutkan makanmu..ā
Minhyuk pun berhenti memandangi Taerin. Ia kembali
melanjutkan kegiatan makannya walaupun di dalam benaknya ras apenasaran masih
terus berkembang.
Tak terasa kini keduanya telah berhasil menghabiskan makan
siang mereka. Raut puas akan hidangan yang disajikan terpancar dari wajah
keduanya. Namun tiba-tiba otak Taerin kembali mengingatkan gadis itu akan
tujuannya meminta Minhyuk bertemu.
Seketika tangannya menjadi mendingin. Nafasnya terasa sesak.
Serta jantungnya yang seakan berhenti berdetak.
Taerin menjadi begitu gusar dan bingung. Semua kata-kata
yang telah ia pikirkan seketika menjadi buyar. Bahkan kini mulutnya begitu kelu
sekalipun itu untuk menyebut nama Minhyuk.
āTaerin-aa, apakah kau baik-baik saja? Kenapa kau mendadak
pucat?ā Tanya Minhyuk yang melihat perubahan pada wajah Taerin.
Gadis itu hanya mampu menggelengkan kepalanya. Ia belum siap
untuk mengatakan semuanya pada pria yang begitu dicintainya. Ia tak mau
hubungannya berakhir hanya karena rencana perjodohan orang tuanya. Tapi ia juga
tak mungkin menolaknya karena pada akhirnya perjodohan tersebut akan tetap
dilakukan walaupun tanpa persetujuan darinya.
āOh iya, coba kau lihat ini..ā Ujar Minhyuk sembari
menyodorkan satu buah majalah kehadapan Taerin.
Gadis itu mengambil majalah tersebut. Kemudian melirik
sekilas pada Minhyuk dengan menunjukan tatapan apa ini? pada Minhyuk.
āCoba kau baca sampul majalah itu dengan baik.ā
Mata gadis itu akhirnya kembali pada majalah yang ia pegang.
Ia kemudian membaca setiap deret huruf yang tertulis pada sampul tersebut. Dan
ketika matanya telah menemukan apa yang dimaksud oleh Minhyuk, gadis itu pun
langsung menatap pria itu dengan mata berbinar.
āMinhyuk-aa.. kau....ā
āIya.. aku akan mendesain untuk pagelaran akhir tahun! Aku
dan timku yang akan melakukannya.ā
Mendengar itu, Taerin langsung bangkit dari duduknya. Ia
mendekat pada Minhyuk dan langsung memeluk tubuh pria itu erat.
Ia merasa senang. Sangat senang. Ia tak menyangka bahwa
salah satu mimpi Minhyuk akan dapat diwujudkan dalam waktu hitungan bulan saja.
āSelamat Minhyuk-aa. Aku bangga pada mu.ā
āTerimakasih..ā Balas Minhyuk.
Pria itu melingkarkan tangannya pada pinggang Taerin.
Membenamkan wajahnya pada helaian rambut gadis itu.
Namun saat adegan manis serta membahagiakan itu tengah
terjadi. Tiba-tiba saja seseorang datang dan langsung menarik Taerin agar
menjauh dari Minhyuk. Taerin begitu terkejut saat pelukannya terlepas. Begitu
pula dengan Minhyuk yang langsung menyoroti sosok tersebut dengan tajam.
āSiapa kau? Apa yang kau lakukan di sini??!ā Tanya Minhyuk
emosi.
Pria itu akan kembali menarik Taerin untuk menjauh dari
sosok itu dan berada di sampingnya. Namun tangannya langsung ditepis oleh sosok
tersebut.
āApakah kau belum mengatakanya pada pria ini? Hei Byun
Taerin, kau sudah berjanji.ā
Taerin tak mampu mengatakan apa pun. Ia masih begitu
terkejut dengan kehadiran sosok itu. Terlebih kini Minhyuk tengah menatapnya
dengan tatapan menuntut penjelasan darinya.
āTaerin ada apa sebenarnya? Apakah kau mengenal pria ini?ā
Tanya Minhyuk. Perasaan bingung serta penasaran yang ia miliki kini tengah
berbaur menjadi satu hingga membuat ia tak tahu perasaan macam apa yang tengah
ia rasakan saat ini.
āTaerin.. kau dengarkan. Kekasihmu bertanya pada mu. Apakah
kau tidak mau menjawabnya?ā Tanya sosok tersebut pada Taerin yang masih
diserang rasa terkejut.
āBaiklah kalau begitu, biar aku saja yang menjelaskannya
pada pria ini.ā
Sosok tersebut melangkahkan kakinya, sedikit maju agar bisa
menatap langsung wajah Minhyuk. Ia kemudian mengulurkan tangannya bermaksud
menjabat tangan Minhyuk. Namun Minhyuk menepisnya dan malah menatap pria itu
dengan sengit.
āSiapa kau? Apa hubungan mu dengan Taerin??ā
āNamaku Song Mino. Aku dijodohkan oleh Taerin dan bulan
depan kami akan melangsungkan pertunangan. Aku datang kesini untuk menjemput
calon tunanganku. Tetapi saat aku datang, aku malah melihat kalian dan aku
berspekulasi kalau hubungan kalian belum berakhir karena Taerin belum
mengatakannya.ā
Mino, pria itu menjelaskan semuanya dengan lantang dan
lancar. Bahkan terlalu lantang hingga membuat Taerin meremas tangan pria itu,
dan membuat Minhyuk sangat terkejut.
āApa yan kau katakan? Dijodohkan??ā Tanya Minhyuk yang
mencoba untuk memastikan kembali apa yang baru saja didengarnya.
āYa kami dijodohkan. Perjodohan untuk menyatukan bisnis
keluarga. Dengan kata lain, sampai kapan pun Taerin tidak akan bisa lepas dari
ku. Dan berarti, kau harus merelakan hubungan mu dengan Taerin berakhir Lee
Minhyuk.ā
Minhyuk semakin terkejut. Ia belum bisa menerima semua
penuturan tersebut kalau ia tidak mendengar langsung dari mulut Tarin. Dan hal
itulah yang mendasari Minhyuk untuk menghampiri Taerin yang tengah menunduk
dengan isakan kecil yang dapat ia dengar dengan cukup jelas.
Minhyuk mengangkat wajah Taerin. Ia kemudian menyekah air
mata gadis itu.
āTaerin katakan padaku, apakah semua ini benar?ā Tanya
Minhyuk. Suaranya bergetar. Matanya memerah. Dan kemudian setitik air mengalir
dari matanya.
Taerin tak menjawabnya. Mulutnya begitu kelu. Yang saat ini
bisa ia lakukan hanya menangis dan menundukan kepalanya. Ia.. ia tak sanggup
menatap Minhyuk. Menatap mata penuh kasih sayang yang beberapa saat lalu
berubah menjadi kesedihan dan kekecewaan.
Melihat reaksi Taerin, Minhyuk tahu jawaban atas
pertanyaanya. Ia pun langsung mengambil tasnya dan meninggalkan tempat
tersebut. Sejujurnya ia tak ingin meninggalkan Taerin yang tengah menangis.
Tetapi rasa sakit yang ia rasakan serta kenyataan yang tengah ia hadapi tak
membiarkan dirinya untuk tetap berada di sana.
Sepeninggal Minhyuk, Taerin langsung jatuh terduduk. Kakinya
sudah begitu lemas dan tak mampu lagi menopang bobot tubuhnya. Selain itu
perasaannya yang seperti dicabik membuat ia juga tak mampu berdiri karena
tubuhnya yang tengah bergetar dengan hebat.
āSudahlah berhenti menangis. Lebih baik sekarang kau berdiri
dan ikut dengan ku.ā Ujar Mino dingin.
Pria itu sama sekali tak mengerti keadaan Taerin. Ia seakan
lupa bahwa beberapa saat yang lalu dirinya baru saja membuat hubungan Taerin
dan Minhyuk berakhir. Dan itu berarti dia baru saja membuat luka dihati gadis
itu.
āAyo..ā
Untuk kedua kalinya Mino berusaha mengajak Taerin pergi.
Namun gadis itu masih belum bisa meninggalkan tempat tersebut. Tubuhnya masih
begitu lemah untuk mengikuti apa yang dikatakan Mino. Bahkan air matanya juga
belum dapat ia hentikan.
āAyolah Byun Taerin! Jangan menjadi seperti anak kecil.ā
Taerin tak menggubris ucapan Mino yan terdengar kesal.
Persetan dengan kekesalan pria itu. Ia tak peduli!
Rasa sabar yang dimiliki Mino sudah mulai habis. Pria itu
sudah kesal karena Taerin yang tak kunjung bangun dan menghentikan tangisnya.
Ia pun langsung mengambil tas tangan Taerin yang berada di kursi, kemudian
dengan tanpa aba-aba ia langsung menarik tangan Taerin.
Taerin meronta. Ia tak ingin meninggalkan cafƩ
itu. Ia tak ingin pergi dengan Mino. Hatinya masih begitu sakit. Seperti baru
digores dengan pisau dan membuat hati gadis itu kini menganga dengan darah yang
mengalir. Ia tak ingin membuat perasaannya semakin hancur karena mengikuti pria
itu.
āBerhenti meronta karena kau sendiri yang akan merasa
sakit!ā Hardik Mino.
Pria itu pun kembali melangkah pergi. Namun lagi-lagi Taerin
kembali meronta dan membuat Mino menjadi naik pitam. Mino semakin mengeraskan
genggamannya yang membuat gadis itu melenguh saat merasakan rasa nyeri pada
persendian tangannya.
āSakit..ā
āIni salah mu. Kau yang memaksa ku untuk melakukan ini.ā
āLepaskan tanganku. Sakit sekali Song Mino..ā Pinta Taerin
lirih.
āTidak. Ayo jalan.ā
Sesampainya keduanay di mobil Mino, pria itu langsung
menekan tombol kunci dan membukakan pintu penumpang untuk Taerin. Awalnya gadis
itu tak ingin menuruti perintah Mino, tetapi benatakn pria itu untuk segera
masuk ke dalam membuat nyali Taerin berangsur menciut hingga membuat Taerin
langsung menuruti perintahnya.
Mino kembali menutup pintu penumpang. Ia kemudian berjalan
setengah memutar. Membuka pintu pengemudi. Masuk ke dalam. Menghidupkan mesin.
Setelahnya ia mulai mengendarai mobilnya itu menuju jalan utama.
āKita akan kemana?ā Tanya Taerin.
Gadis itu masih terus memperhatikan jalan. Ia mencoba
menebak tempat yang akan dituju oleh Mino. Yang pasti tempat tersebut bukanlah
rumahnya. Karena saat meninggalkan cafƩ tadi, Mino membelokkan mobilnya ke
arah yang berlawanan dengan rumah Taerin.
āCepat jawab atau aku akan loncat!ā Ancam Taerin.
Gadis itu sudah bersiap-siap untuk membuka pintu mobil.
Namun Mino malah membuat tubuhnya terlempar ke depan dan nyaris membuat
kepalanya terbentur dashboard andai
saja tak ada seatbelt yang melindungi
tubuhnya.
āKita akan pergi ke butik, apa kau puas?ā
āButik? Untuk apa? Tanya Taerin.
Gads itu bingung saat mendengar jawaban Mino. Pergi ke
butik? Memangnya ada kepentingan apa sampai ia harus pergi?
āApa lagi kalau bukan mencari gaun yang akan kau kenakan
saat pesta pertunangan kita sayang..ā
Mino mengangkat tangannya. Membelai lembut pipi Taerin.
Namun Taerin langsung menghentikannya dan balas menatap Mino sengit.
āKau baru saja membuat hubunganku berakhir, dan sekarang kau
mengajak ku ke butik untuk mencari gaun. Kau gila?? Dimana perasaanmu? Apakah
kau tidak mengerti rasa sakit yang-ā
Taerin belum dapat menyelesaikan ucapannya tapi Mino
langsung menghentikannya dengan menempelkan bibirnya pada bibir Taerin. Awalnya
pria itu hanya ingin menghentikan Taerin dari ucapan yang menurutnya tak penting,
tapi ia malah larut dalam keadaan yang terasa menyenangkan baginya.
Mino lantas memperdalam ciumannya. Saat Taerin tersadar dan
hendak mendorong tubuhnya, tangan pria itu telah lebih dulu melingkar di
punggung Taerin dan yang satunya lagi menekan tengkuk gadis itu.
Ciuman yang awalnya hanya sekedar menempelkan kedua bibir saja,
berangsur berubah saat Mino mulai mengulum lembut bibir bawah Taerin. Perlahan
ia juga mulai mencari akses untuk membuka mulut gadis itu agar lidahnya dapat
menemukan pasangannya.
Mino semakin dalam mencumbu Taerin. Sampai-sampai tanpa
sadar ia menggigit bibir gadis itu yang langsung membuat Taerin mengerang.
Erangan tersebut secara otomatis membuat mulut Taerin terbuka dan hal itu
langsung dimanfaatkan oleh Mino dengan memaksakan lidahnya masuk.
Pria itu pun langsung menjelajahi segala sesuatu yang berada
di dalam mulut Taerin. Dan ketika ia telah menemukan pasangan untuk lidahnya,
Mino pun langsung membuat Taerin menjulurkan lidahnya keluar sehingga ia dapat
mengulum lidah gadis itu seperti ia mengulum bibir Taerin.
Taerin mulai kewalahan dengan permainan yang tengah
dimainkan oleh Mino. Perlahan pasokan udara yang berada di paru-parunya mulai
habis. Hal tersebut membuat Taerin mencengkram pakaian Mino kuat.
Mino pun menghentikan aksinya dan menjauhkan wajahnya dari
wajah Taerin beberapa senti. Ia menarik nafasnya dalam-dalam begitu pula dengan
Taerin. Gadis itu masih berusaha memenuhi paru-parunya yang sudah kehilangan
volume dengan udara disekitarnya.
āAku tidak peduli apakah kau baru putus atau tidak
Taerin-aa. Yang aku pedulikan kini hanyalah rencana pertunangan kita. Jadi
walaupun kau merengek, menangis, atau kau kembali mengancam untuk loncat. Aku
tak peduli dan tak akan menggubrisnya.ā
To Be Continued...
Hallo semua.. Hallo November!
Akhirnya aku dateng setelah anniv GIGS *gila udah 2 bulan guys*
Maaf yaa.. pas Oktober enggak ada salah satu dari kita yang update. Itu terjadi karena kehendak Tuhan. Bukan karena rencana kita. Selain itu juga yaa karena campur tangan para dosen yang begitu baik ngasih tugas dan UTS tanpa henti.
Tapi akhirnya Salsa menjadi pemecah telur di bulan November *thankyou sal*. Kalau Salsa enggak publish mungkin aku enggak kepikiran buat memanfaatkan wifi kampus dan mengisi waktu menunggu kelas di jam 4 dengan mengupdate ff.
Oke, intinya aku mau minta maaf karena ke kosongan GIGSEnt, dan maaf juga baru bisa update part 3nya sekarang padahal part 2nya udah dari lama. Dan semoga kalian senang dengan part kali ini.
See you guyss.. sampai bertemu setelah UAS dan tugas selesai *tapi kalau ada kesempatan buat publish pasti diusahakan* (p.s: Sal ditunggu loh Dear My Rival nya).....ź°ģ¬ķ©ėė¤ ^^
Comments
Post a Comment