Magic Hand





cast:
- NCT Johnny as Johnny Seo -
- You (your name) -



genre: Romance, School Life (AU - Alternate Universe)





o  O  O  O  o







Setiap kali bell istirahat berbunyi aku pasti akan bergegas meninggalkan kelas, mendului teman-teman dan bahkan guruku sendiri. Ketika aku pergi, pasti orang-orang akan berpikir kalau aku akan pergi ke kantin dan memesan makanan, karena memang waktu istirahat telah tiba dan tentunya perutku yang sudah sangat lapar.




Tapi tidak! Bukan itu yang aku lakukan. Bukan pergi ke kantin lalu memesan makanan karena lapar. Jujur, memang aku lapar. Aku akui itu, karena bagaimana pun sejak matahari belum bersinar terik aku sudah harus mendengarkan dan mencatat apa yang dijelaskan oleh para guru.



Namun sebenarnya ada hal lain yang membuat ku akhirnya rela untuk menahan rasa lapar ini. Dan hal itu adalah senior Johnny. Ya.. dia adalah senior kelas 3 yang tidak terlalu suka menunjukan dirinya di keramaian namun memiliki cukup banyak penggemar. Dan hal itu lah yang membuat ia, mungkin lebih memilih ruang musik di lantai 7 dibandingkan kantin pada lantai 1.



Awalnya aku tidak mengenal siapa itu senior Johnny. Aku hanya pernah mendengar namanya dari Somi, teman sebangku ku. Tetapi sejak satu minggu yang lalu, saat aku tak sengaja melewati ruangan ini, aku mendengar sebuah permainan cantik yang membuat diriku tak berhenti takjub pada sang pemain musik. Ketika ku lihat siapa yang berada di dalam ruangan dan tengah memainkan tuts piano tersebut dengan begitu indah, sosok senior Johnny lah yang kudapati.



Dan hari ini aku kembali berdiri di balik jendela yang tidak pernah terkunci. Aku masih dengan setia mendengarkan alunan piano yang tengah dimainkan di dalam. Hingga 15 menit berlalu, akhirnya suara piano tersebut berhenti. Dan aku yakin kalau sebentar lagi senior Johnny akan kelaur dari ruang musik dengan lengan pakaiannya yang tergulung.



Demi menyelamatkan diriku dari rasa malu karena terpergok tengah diam-diam mengintip orang lain, aku segera bersembunyi di balik dinding besar yang mampu menyembunyikan tubuh mungil ku ini. Saat tubuhku sudah tertutupi oleh dinding ini, tak berapa lama dia berlalu pergi.



Aku yang merasa sudah aman memutuskan untuk keluar dari tempat persembunyiaan. “Luar biasa... Semakin hari permainannya semakin menakjubkan. Tapi kenapa dia jarang sekali menunjukan bakatnya itu?”, gumam ku sembari terus memperhatikan punggung tubuhnya yang akan segera menghilang di tangga.



Selama satu minggu menyaksikan permainan pianonya, membuat rasa penasaran datang menghampiri ku. Membuat minat yang sebelumnya tidak pernah timbul, kini muncul dan berhasil mendominasi pikiranku. Ya.. apalagi kalau bukan keinginan untuk mencoba menekan tuts-tuts pada piano yang digunakannya.



Terdengar aneh dan meragukan di telingaku. Terlebih aku sudah tidak lagi memainkan alat musik ini. Ku rasa terakhir kali aku memainkanya adalah saat pentas seni ketika sekolah dasar. Namun rasa penasaran dan minat yang telah bersemayam di diriku ini, membuat tubuhku kini tengah duduk di kursi yang sebelumnya ia duduki. Dan jemariku perlahan mulai bergerak menekan balok-balok putih dan hitam yang ada di hadapan ku.



Pelan namun pasti, aku  mulai dapat menikmati alunan melodi yang tengah ku mainkan. Rasa percaya diriku pun mulai tumbuh kembali. “Ini tidak terlalu buruk untuk seseorang yang sudah tidak bermain piano sejak 5 tahun lalu.”



Merasa sudah menyatu dengan piano ini membuat aku tidak sadar bahwa ada seseorang yang tengah memperhatikan ku. Aku baru menyadarinya saat ia berdeham dengan suaranya yang berat. Terkejut! Aku pun langsung berdiri dari kursi dan menatap sosok tersebut dengan gelisah. “Tamatlah riwayatku. Kenapa aku ketahuan?!?!”, batinku.



“Kenapa berhenti? Permainanmu bagus, jadi lanjutkan saja. Aku tidak bermaksud mengganggu. Aku hanya ingin mengambil ponselku yang tertinggal.” Tarangnya dengan bibir yang sedikit membentuk lengkungan yang manis. Ya.. walau hanya sebuah senyum simpul, tetapi senyumnya itu cukup manis untuk ku.



“Ah.. ehm.. tidak apa sunbea. Aku memang harus pergi karena sebentar lagi jam istirahat akan berakhir.” Ku telan salivaku ini dengan susah payah. Suaraku yang bergetar saat berkata membuat ia pasti menyadari bahwa aku sedang gugup.



“Kalau begitu aku permisi. Sampai jumpa sunbea..” Lanjutku dengan suara yang tetap bergetar.



Aku segera melangkah menuju pintu keluar. Namun tiba-tiba saja ia berucap yang langsung membuat kakiku berhenti melangkah serta tubuhku langsung berbalik menghadapnya. “Aku Johnny Seo. Dan biar ku tebak, jika dilihat dari dasimu kau pasti siswa kelas 2, benar?”



Aku mengangguk. Mulutku sudah tidak bisa lagi mengeluarkan kata-kata bahkan untuk berkata iya saja terasa begitu sulit. Rasanya begitu kaku dan lidahku pun seakan ikut menjadi kelu.



“Ku harap besok kau bersedia untuk menemani ku bermain piano di sini nona....” Ia berhenti sejenak. Alisnya kemudian bertaut dan matanya menatap kearah ku dengan tajam.



Oh Tuhan! Jangan biarkan dia menatap ku seperti itu terus. Aku tidak ingin terjadi sesuatu pada jantungku yang hanya satu ini karena terus berdegub kencang.



“Em, _____. Itukan namamu?” Disaat aku masih mencoba menormalkan debaran di dalam tubuhku, tiba-tiba saja ia kembali berucap dengan menyebutkan namaku. Astaga.. apakah saat ini Tuhan tengah menguji ku??



“Ah.. iya sunbea.” Jawabku masih dengan suara yang bergetar serta rasa gugup yang semakin memenuhi perasaanku.



“Karena sudah hampir masuk, aku pergi dulu. Sekali lagi kau harap ku bersedia menemani ku besok _____.”



Setelah mengucapkan kalimat yang tidak panjang itu tapi berhasil menambah deguban jantungku, ia akhirnya pergi dan meninggalkan aku yang masih terkejut di dalam ruang musik yang cukup luas ini. Aku masih belum bisa mencerna kejadian yang baru saja terjadi. Bahkan memahami apa yang diucapkannya saja rasanya seperti tengah mengerjakan soal logaritma dari guru Min.



Bagaimana tidak?? Baru saja seorang Johnny Seo, senior kelas 3 yang sangat mahir bermain musik itu serta memiliki banyak penggemar, berbicara dengan ku. Bahkan ia mengajak ku untuk bermain piano bersama. Gila bukan?? Aku tidak pernah menyangkanya.



Apa jangan-jangan ini hanya mimpi??? Atau halusinasi ku? Ataukah hanya sekedar fatamorgana?



Tidak tahu. Aku tidak tahu! Kejadian tadi terjadi begitu cepat. Sulit bagi ku untuk memahaminya. Dan untuk meyakinkan serta membuktikan bahwa yang terjadi tadi adalah nyata, ku pastikan aku akan datang besok seperti apa yang ia ucapkan.




E . N . D





Haloha... Happy Holiday!!
Enggak kerasa yaa udah tahun 2017. Dan sebentar lagi kalian yang masih sekolah pasti usah masuk. But keep the spirit guys!


Ok.. to be honest, I'm very happy because finally I can celebrate Johnny oppa's debut with publish this fic. Actually as I wrote this, there was a fealing of fear because I did not know when Johnny will make his debut. Because NCT is a group that has an unique system, so it made me to keep this fic until I don't know when.


But, as you know, finally he made his debut with second mini album of NCT 127. So I'm so happy and decided to publish this fic. And here this guys.


Idid not have a high expectation for this, because when I read and edited again I felt this is so cheesy. So I just hope that you can enjoy with this fic. At least, this could be on way to fill your holiday.


Thank you and see you.....감사합니다 ^^

Comments

Popular Posts