Bittter Sugar - Part 3
Minhyuk menekuri
foto Andrea sekali lagi, kali ini ini lebih lama. Rasa penasarannya lebih
besar, mencoba menebak-nebak darah apa saja yang mengalir dalam diri gadis itu.
Andrea kelihatan tidak seimut gadis korea, garis wajahnya jauh lebih tajam. Matanya, tulang
pipinya, Minhyuk tahu gadis itu punya darah campuran.
Well, kira-kira apa ya?
Tanpa disadari
seulas senyum muncul perlahan-lahan di wajahnya. Ngomong-ngomong tingkahnya semakin aneh
sejak minggu malam. Semua orang mulai ngeri dengan tingkahnya yang seperti
orang kehilangan akal sehat. Menekuri selembar kartu sambil tersenyum, kadang
sampai cekikikan
sendiri.
āAku makin
ngeri. Sebenarnya Minhyuk hyung kenapa, sih?ā bisik Jooheon pada Hyungwon yang sedang
membaca buku.
Hyungwon melirik
sekilas sosok Minhyuk di ujung sofa, āIa sedang punya korban baru.ā Ia pun kembali pada
bukunya. Ia perlu membaca sedikit,
karena firasatnya berkata ujian esok hari pasti tidak
akan semudah hari ini.
Jooheon kembali
mengamati Minhyuk yang sedang mengetukkan telunjuk ke bibir sambil tersenyum lebar
sebelum akhirnya memasukkan kartu itu ke dalam dompet. Begitu tatapan mereka
bertemu, Minhyuk malah menyapanya dengan riang.
āHalo,
Jooheon-aa.ā
Jooheon
menggidik ngeri. Oke, sekarang sudah jelas. Minhyuk hyung-nya benar-benar sudah
gila.
āJadi kau benar-benar
mengincar gadis yang kau muntahi waktu itu? Kau gila, ya?ā tanya Jooheon
memastikan, padahal ia sudah tahu dengan jelas kalau Minhyuk sudah gila.
āIa kan memang
sudah gila dari dulu. Tadi siang ia bahkan mendatangi kafe tempat gadis itu
bekerja.ā Kihyun baru saja bergabung, membawa sepiring apel yang sudah dikupas.
Sama dengan
Jooheon, ia menatap ngeri Minhyuk yang tengah mengunyah apel dengan riang.
āHyung, kau
tidak serius,
kan? Berhenti sajaāā
āGadis ini
berbeda Jooheon-aa,ā sambar Minhyuk antusias.
Semua orang di
dalam ruangan kecuali Minhyuk mendenguskan napas sambil memutar mata.
āBukannya kaubilang pada
dasarnya semua gadis itu sama saja?ā Jooheon masih belum terima, ia belum puas. Ia ingat Minhyuk pernah
bilang seperti itu, tapi kenapa sekarang malah berbanding terbalik?
āMaksudnya gadis
yang ini lebih sulit untuk ditaklukkan,ā jelas Hyungwon tanpa minat. Si
canggung itu membalik lembar bukunya.
āJadi apa yang
sudah kau rencanakan untuk menaklukkan gadis itu?ā tanya Jooheon lagi.
āIa sudah
menitipkan selembar kertas berisi pesan sekaligus nomor ponselnya. Gadis itu
harus menghubunginya kalau mau mendapat kartunya kembali,ā papar Kihyun yang
sudah hapal di luar kepala.
Semalam suntuk
Minhyuk sudah membicarakan masalah ini padanya. Betapa gadis itu nampak
berbeda, yah..memang
agak berbeda sih. Tidak kelihatan ramah dan cenderung memancarkan aura gelap,
tapi tetap kelihatan cantik. Gadis itu bisa diibaratkan dengan vampir kalau
menurutnya.
Gelap, tidak
ramah, dan mengundang rasa ingin tahu.
Yeah, dan Minhyuk sudah
menyusun rencananya sendiri.
****
āIni.ā
Andrea baru saja
sampai di kafe, tiba-tiba Irish menghampirinya. Memberikan selembar kertas yang
sudah dilipat rapi untuknya. Ya ampun, kenapa sih belakangan ini orang-orang senang menyodorkan
selembar kertas ke arahnya?
Ia menerima
kertas itu sambil mengamatinya lekat-lekat. Sementara itu Irish menatapnya
jahil sambil bersedekap.
āKau ada main ya
dengan pria itu?ā
āPria yang
mana?ā
āEiiiā¦ Sudahlah
tidak perlu berpura-pura lagi denganku. Pria yang mana? Ckk..ā Irish hanya
menggeleng sambil menatapnnya meledek, tanpa memberi penjelasan apapun padanya. Setelah
itu Irish meninggalkannya sendirian.
āItuloh.. pria yang kau bilang
memuntahi kaos LA kesayanganmu. Orang itu tadi ke sini,ā kata Irish yang akhirnya bersedia buka mulut. Irish sesekali
mencuri tatap ke arah Andrea, sementara tangannya susah payah menyimpulkan tali
apron.
Pada saat itu di
dalam kafe ada beberapa pelanggan yang tengah menikmati pesanan masing-masing.
Karena tak mau membuat kehebohan, Andrea pun mengekori Irish. Ia masih belum menemukan korelasi antara
kedatangan si gitaris kurus kering dengan lipatan kertas di tangannya ini.
āUntuk apa orang
itu datang ke sini?ā
āMencarimu tentu
saja, apa lagi memangnya?ā
Oke, ini semakin
aneh saja. Benar-benar tidak masuk akal. Jelas-jelas urusan diantara mereka
sudah selesai, ia sudah mengatakannya dengan sangat jelas malam itu.
āKatanya ada
sesuatu yang sangat penting. Tapi ia tidak bilang banyak tentang hal itu,ā
lanjut Irish masih sambil mengelap meja kasir.
Andrea menatap
kertas lipat di tangannya sekali lagi, kemudian melenguh panjang. Baiklah,
sepertinya isi kertas ini penting sekali. Ia memutuskan untuk naik ke kamarnya.
āJangan
lama-lama! Kalau sudah selesai membaca surat cintanya, cepat bantu gadis malang
ini!ā teriak Irish mengingatkan.
Sesampainya di atas, ia langsung bergegas
masuk ke kamarnyaāyang juga kamar Irish. Melempar tasnya ke ranjang kemudian
menghenyakkan tubuhnya di kursi roda di depan meja belajar.
Ia mengembuskan
napas panjang, merentang lipatan kertas itu dengan tidak sabar. Ia menekuri
tulisan tangan yang nampak unik dan agak berantakan itu.
Hei,
Andrea Maurine Jung..
Ini aku
Lee Minhyuk, gitaris tampan yang dua hari lalu kau temui
Pasti kau
menebak-nebak tujuanku datang ke kafe. Oke, langsung saja ya..
Kartu
mahasiswamu ada padaku. Entah bagaimana caranya, benda itu tergeletak di jalanan.
Mungkin
kau menjatuhkannya saat merogoh saku, ceroboh sekali..
Kalau kau
mau mengambil kartumu, kau bisa menghubungiku.
Ini
nomorku, *****82344
Kusarankan
agar kau meneleponku secepatnya,
Soalnya aku
bisa saja lupa dengan kartumu dan meninggalkannya di binatu.
Kutunggu
telepon darimu,
Lee
Minhyuk
Andrea menatap nanar kertas kecil di tangannya. Apa-apaan ini? Pria
ituā¦ Apa sih maunya? Lagipula kenapa ia harus menjatuhkan kartu mahasiswanya
segala?
Ia mengerti sekarang, Lee Minhyuk sedang mempermainkannya.
Mengancam akan membuang kartunya agar ia menelepon dan membiarkan pria itu
menggodanya. Memangnya ia tolol apa? Kalau memang pria itu bermaksud baik,
kenapa tidak menitipkan kartunya pada Irish?
Ia menatap kombinasi angka di dalam kertas kecil itu. Ia punya dua pilihan;
pertama, menelepon pria itu dan mengikuti permainannya. Kedua, mengabaikannya,
dan membuat kartu baru yang memakan waktu lama dan membuat kepalanya berdenyut
nyeri. Ia bisa membayangkan betapa rumitnya langkah yang harus ia tempuh kalau
membuat kartu baru.
Mendatangi bagian administrasi, melapor sekaligus meladeni sederet
pertanyaan tidak penting dari petugas di sana, mengopi beberapa berkas, datang
ke ruang dekanat untuk minta tanda tangan, kemudian kembali lagi ke bagian
administrasi. Menyerahkan semua berkas dan menunggu selama beberapa
minggu.
Kedua pilihannya sama-sama buruk.
Ia memijat keningnya. Akhirnya menyimpan kertas itu ke dalam laci.
Ia mungkin akan menghubungi pria itu, tapi tidak hari ini. Tidak besok atau
besoknya lagi. Pokoknya kapan-kapan. Tidak dalam waktu dekat ini.
Lagipula sebentar lagi ia
libur.
Tepatnya dua minggu lagi ia sudah libur semester. Jadi untuk saat ini
ia tidak memerlukan kartu mahasiswanya. Yang artinya ia tidak perlu menelepon
pria itu dalam waktu dekat.
****
Minhyuk-aa, ini ibu..
Sayang, cepatlah kembali ke
rumah. Ibu merindukanmu.
Ibu kesepian di sini. Mau
sampai kapan kau meninggalkan wanita malang ini?
Anak ibu yang tampan,
situasi di rumah saat ini sudah lebih baik..
Kau bisa kembali
secepatnya. Ayolah Minhyuk..
Ah, iya..sekali-kali balas
e-mail ibu!
Pokoknya cepat kembali ke
rumah, jangan marah pada ayahmu terlalu lama.
Minhyuk sudah
membaca surat itu berulang kali, memutar ulang bayangan ibunya yang sedang
mengeluh manja seperti dulu. Ia juga merasakan rindu itu, tapi kembali ke rumah
itu bukan solusi. Ia masih enggan kembali ke sana. Ia masih marah, entah marah
pada apa dan siapa.
Ia menekuri
tulisan dengan huruf-huruf mungil yang rapi. Ia tidak benar-benar berniat
meninggalkan ibunya. Ia hanya tidak bisa tinggal di sana, namun ibunya tak
pernah sekalipun berniat untuk meninggalkan rumah itu.
Ia lantas
memasukkan surat itu ke dalam kotak kecil miliknya. Kemudian melesakkannya ke
sudut laci paling dalam.
Kini ia
berpaling pada ponsel layar sentuhnya. Ia mengusap layarnya, tak menemukan
pesan atau panggilan dari nomor tidak dikenal. Andrea belum juga
menghubunginya. Sudah tiga hari semenjak ia datang ke kafe itu, dan si gadis
misterius belum juga menghubunginya.
Ckk, rupanya
gadis itu lebih tangguh dari perkiraannya.
Baiklah,
sepertinya permainannya kali ini membutuhkan kesabaran ekstra. Ia akan bersabar
kalau memang begitu aturan mainnya. Ckk, tapi tidak bisa begini. Apa ia harus
mendatangi kafe itu lagi, memberi ancaman yang lebih meyakinkan?
Arghhā¦ia
mengacak rambut. Sial, jangan-jangan benar dugaannya. Gadis itu tidak suka
laki-laki.
****
Andrea baru saja
kembali dari internet cafƩ, di sampingnya Ethan masih meracau seru tentang seri
terbaru āRebellious Flowerā yang baru dibacanya. Ah, andai mereka tidak jatuh
miskin. Mereka pasti tidak akan repot-repot keluar rumah hanya untuk membaca
komik web atau kegiatan online lainnya.
Sebenarnya baik
ia dan Ethan punya ponsel, tapi tentu saja mereka harus berhemat pulsa.
Menyimpannya untuk kegiatan yang lebih berguna.
āMenurutmu Vabolous
itu laki-laki atau perempuan?ā tanya Ethan antusias.
Pertanyaan yang
sama. Ia juga selalu bertanya-tanya sosok di balik nama Vabolous itu. Sekalipun
memiliki fanpage sendiri, sosok Vabolous sebenarnya tidak pernah menunjukkan
wajahnya. Hanya sekedar menyapa dan membalas pertanyaan-pertanyaan dari para penggemar.
āKalau dari
ID-nya kurasa ia laki-laki. Menurutku nama Vabolous sendiri terlalu
maskulin.ā Andrea memang selalu membayangkan sosok misterius di balik ID itu
adalah seorang laki-laki.
āTapi ceritanya
menyentuh sekali, mana ada penulis laki-laki yang bisa membuat cerita sebegitu
menyentuhnya?ā
āTidak pernah
baca Orange Marmalade, ya?ā
Kemudian Ethan
tak membalas. Kali ini Andrea menang. Cih, bocah itu pikir ia tahu segala hal
apa? Jelas-jelas
Orange Marmalade adalah salah satu komik web dengan cerita yang menyentuh
bahkan sampai dibuat drama. Dan penulisnya adalah laki-laki.
āJadi bisa saja
kalau penulis Rebellious Flower yang misterius itu seorang laki-laki!ā simpulnya penuh kemenangan.
Ethan tak
menyahutinya kali ini, biasanya mereka akan terus berdebat sampai Andrea
berteriak kesal saking tak bisa membalas adiknya yang pintar sekali bicara.
Andrea menatap punggung remaja di depannya, punggung yang kalau dilihat-lihat semakin lebar dan kokoh.
āHeh, kau dengar
aku tidak sih?ā
āHalo, ada orang
sedang bicara loh di belakangmu,ā ujar Andrea lagi menyindir.
Ethan masih tak
menyahut, anak itu malah memelankan langkahnya kemudian benar-benar berhenti.
āKenapa berhenti
tiba-tiba sih?ā Andrea kesal begitu tangannya ditarik, Ethan menarik tangannya supaya mereka bersembunyi di dekat tiang listrik.
āBisa diam
tidak? Suaramu itu bisa membangunkan semua orang di sini, tahu.ā Akhirnya anak
itu bersuara.
Ethan menolehkan
kepalanya ke depan, tepat pada sepasang laki-laki dan perempuan di depan kafe
mereka. Perempuan itu Irish dan laki-laki di depannya adalah Jiho. Pria itu
kanā¦.
āAku minta maaf
Irish. Aku tidak tahu ibuku akan bersikap seperti itu.ā
Suara pria itu
samar-samar terdengar. Setelah itu Irish menegakkan kepalanya, menunjukkan wajah
lesu dan bibirnya yang bergetar.
Pria bernama Jiho itu mengangkat tangannya untuk memegangi kedua sisi tubuh
Irish. āIrish, tapi aku tidak bisa apa-apa. Aku tak
bisa menentang keputusan orang tuaku,ā ucap pria itu lagi. Suaranya terdengar penuh
permohonan agar Irish mengerti, atau lebih tepatnya meminta Irish pergi dari kehidupannya
secara halus.
Andrea
mengepalkan tangan, darahnya mulai mendidih dan kepalanya langsung terasa
panas. Tadi sebelum ia dan Ethan pergi ke internet cafƩ, Irish memang sudah
berangkat untuk makan malam bersama keluarga Jiho. Tadi wajah Irish sangat
berseri, ia kelihatan gugup namun tak bisa menampikkan rasa antusiasnya.
Namun detik ini
Irish kelihatan hancur. Wajah manis
dan ramahnya tak lagi berseri, serta luapan antusiasmenya sudah luruh dan
berserakan di tempatnya berdiri.
Andrea mungkin
tidak tahu pasti apa yang terjadi pada acara makan malam itu, tapi ia bisa mengira-ngira apa yang membuat
Irish kelihatan begitu lemas.
āAku mencintaimu
Irish, tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa. Orangtuaku sudah menjodohkanku
dengan gadis itu. Kumohon kau mengerti.ā
Pria itu menepuk
bahu Irish, āWalau begitu kita tetap bisa bertemu. Aku akan terus menemuimu
setelah menikah nanti.ā Pria itu
menunduk, menatap mata Irish dengan memohon pengertian.
Andrea tidak
sadar kalau ia sudah melangkah maju dan menyentak tangan pria itu dari bahu
kakaknya. Tentu tindakannya itu membuat semua orang terkejut. Ia pun sama
terkejutnya, bahkan Ethan baru sadar kalau Andrea sudah tidak berada di
sisinya.
BUGGG
Untuk pukulan
yang ini pun di luar kendalinya. Yang jelas Andrea semakin kehilangan
kesabarannya begitu melihat wajah sok polos milik pria brengsek di hadapannya.
Ia tak bisa menahan tangannya yang melayang, memukul pria itu tepat di
wajahnya. Bahkan tak kelihatan gentar walau pria itu menatapnya dengan murka.
Jiho tampak
tidak terima, ia mulai terkonfrontasi apalagi saat Andrea mulai mengeluarkan sumpah serapah.
āBrengsek! You fucking asshole! Just
go to hell!ā
Ethan menepuk
jidat. Astaga, kakaknya yang satu itu memang tidak bisa menahan amarahnya. Ia
baru saja hendak keluar dari tempat persembunyiannya, ia ingin menolong
kakaknya, tapi kalah cepat. Seorang pemuda berlari ke arah Andrea, melindungi
gadis itu dari amukan Jiho. Pemuda itu adalah
Lee Minhyuk. Ya, si gitaris BitterSugar yang suka menggoda perempuan.
Andrea begitu terkejut saat menyadari kalau sosok itu yang baru menariknya.
Pemuda itu menghalangi Jiho yang kelihatan tak puas. Ia merentangkan tangannya,
menjaga Andrea tetap aman berada di belakangnya.
āMinggir! Aku
tidak punya urusan denganmu!ā
Minhyuk bersikukuh menghalangi Jiho dengan terus
mendorong dada berototnya. Biar bagaimanapun ini bukan perkelahian yang
seimbang. Jiho adalah pria dewasa dengan tubuh atletis hasil latihan rutin di gym,
sementara Minhyuk terlihat mungil dan membutuhkan
banyak nutrisi.
Akhirnya Ethan berlari membantu pemuda
itu, mendorong Jiho hingga pria bertubuh atletis itu mundur beberapa langkah.
āPergi dari
sini! Jangan pernah menemui kakakku lagi! Kalau kau berani menemuinya lagi aku
akanā¦.ā Ethan menggantung kalimatnya. Ia berpikir, kira-kira apa yang akan ia
lakukan?
Jiho tersenyum
menang, melipat kedua tangannya di depan dada. āApa yang akan kau lakukan anak
kecil, huh?ā
Ethan
kelimpungan, akhirnya ia menoleh ke belakang. Meminta bantuan pada Andrea, tapi
kakaknya itu tidak membantu sama sekali. Hanya menggeleng sambil menyuruhnya
untuk menatap ke depan lagi.
āApa? Huh? Anak
manis harusnya minum susu dan lekas tidur. Kau tidak bisa melakukanāā
āJangan menyentuh kepalaku!ā Ethan
menarik tangan Jiho dari kepalanya kemudian memelintirnya. Tindakan Ethan membuat Jiho murka, pria bertubuh tegap itu lantas
mendorong Ethan hingga tersungkur ke
aspal.
āMan, kau tidak boleh sekasar itu pada
anak kecil! Ia bukan tandinganmu.ā Minhyuk
yang sudah tidak tahan dengan perlakuan
kasar Jiho akhirnya mendorong pria itu, membuat Jiho
terkekeh geli.
āLalu siapa
tandinganku? Kau?ā Jiho menarik kaos Minhyuk. āDengan tubuh setipis ini kau lebih pantas
jadi perempuan, tahu,ā ejek Jiho. Ia mengempaskan Minhyuk, membuat pemuda bertubuh
kurus itu terhuyung.
āAku memang
bukan tandinganmu, tapi kurasa Tuan-Tuan di belakang itu bisa sepadan
denganmu,ā ujar Minhyuk lega. Ia
melihat dua orang petugas keamanan berjalan menghampiri mereka.
Dua orang
petugas keamanan daerah setempat langsung mengamankan Jiho, membawa pria itu
brengsek itu menjauh. Andrea bernapas lega, ia menatap Irish, memastikan
kakaknya baik-baik saja.
Setelah mengucapkan terimakah pada dua orang aparat
barusan, Minhyuk membantu Ethan berdiri. āTerimakasih,ā
ujar Ethan yang dibalas anggukan kecil.
āAku baik-baik
saja.ā Irish mengulas senyum, meyakinkan Andrea agar tidak perlu khawatir.
Irish
menghampiri Minhyuk, āMinhyuk-ssi, terimakasih. Kalau kau tidak ada, mungkin
semuanya akan tambah kacau,ā ucapnya sambil mengulas senyum penuh rasa
terimakasih.
āTidak masalah.
Aku hanya melakukan apa yang kubisa,ā balas Minhyuk tak kalah ramah.
Irish
mengangguk, āKalau begitu masuk dulu. Aku punya secangkir latte dan sepotong
cheese cake untukmu.ā Minhyuk langsung menggeleng sambil mengibaskan tangan. Ia tidak mengharapkan imbalan apapun. Ia memang
bukan pria sejati yang berjiwa kesatria tapi ia benar-benar tulus menolong
kakak-beradik itu.
āTidak perlu,
terimakasih. Akuāā
āTidak usah
sungkan.ā Irish tersenyum lagi, ia
menoleh pada Ethan yang masih memijat-mijat lengannya.
āEthan, ajak pria ini masuk,ā titahnya pada si bungsu.
Irish membuka
pintu, langsung masuk ke dalam. sementara Ethan kelihatan bingung, Irish menyuruhnya
untuk membawa masuk orang di sampingnya, tapi Andrea mencekal tangannya.
Begitu Ethan hendak mengajak Minhyuk masuk ke dalam, Andrea mengangkat
tangannya. āMasuk saja duluan. Aku masih punya urusan
dengan orang ini,ā kata Andrea tegas.
Andrea menatap
tajam sosok pemuda di depannya yang
masih saja memamerkan seringai sok kerennya itu. Kalau boleh
jujur, tatapan tajam Andrea sama sekali tak membuat Minhyuk gentar.
Setelah mengamati situasi antara sang kakak dan pemuda yang tadi
menolongnya, Ethan pun menarik kesimpulan kalau ia harus segera pergi dari
sana. Ia tak mau menjadi sasaran kemarahan Andrea, maka itu ia pun menurut dan langsung masuk ke dalam.
āApa sih maumu?
Tiba-tiba muncul seperti pahlawan begitu?ā Andrea menudingkan telunjuknya.
āOh, ya! Mana
kartu mahasiswaku?ā
Minhyuk merogoh
sakunya, mengecek jaketnya kemudian mengulas senyum lebar. āAku tidak
membawanya,ā katanya sambil menahan tawa.
Benar-benar
pemuda itu. Buat apa berkeliaran di sekitar kafenya kalau tidak berniat mengembalikan
kartu mahasiswanya. Serius, pemuda di depannya pasti sakit jiwa atau memang senang saja
mencari perhatian.
āAku menyimpan
kartumu di tempat yang sangat aman. Kau tidak perlu khawatir,ā ujar Minhyuk
sembari menepuk bahu Andrea.
Pemuda itu
melewati Andrea dengan mudah, tak menghiraukan aura gelap yang mengelilingi
gadis itu.
****
Ethan membawa secangkir
besar berisi latte panas dan sepotong cheese cake seperti yang dijanjikan Irish ke meja Minhyuk. Lantas duduk di depan pria
itu.
Sementara itu Andrea masih mengawasi
mereka dari balik meja kasir. Matanya dipenuhi beragam prasangka dan tampak sangat waspada.
Sebenarnya ada apa? Ethan mengamati
kedua orang itu penasaran.
āKau pria
yangā¦.ā Ethan menirukan gerakan orang muntah yang membuat Minhyuk langsung mengangguk sambil
terkekeh. Jemarinya menjentik hingga
menciptakan bunti nyaring.
Kemudian
terdengar suara menggeram dari meja kasir, Minhyuk mengerling jahil pada Andrea
yang kelihatan siap mencabiknya kapan saja.
Minhyuk terkekeh senang, kemudian meniup-niup
minumannya, membaui aroma manis dan
pahit yang menguar dari dalam cangkirnya. Belum sempat bibir gelas menempel
di bibirnya, ia melirik Andrea sekilas kemudian menatap Ethan.
āMinuman ini
aman dikonsumsi manusia, kan? Tidak dimasukkan obat pencahar atau obat nyamuk,
kan?ā ia curiga, pasalnya Andrea terus mengawasinya dengan waspada.
Pria muda di
depannya menggeleng, āAman kok. Itu buatan Irish,ā kata Ethan seraya mengacungkan ibu jarinya.
Minhyuk
mengangguk, menyesap cairan hangat itu pelan-pelan. Rasa manis yang bercampur dengan panit serta
sensasi hangat, menyapa indera pengecapnya. Yahā¦ minuman ini
memang sepadan, walau sebenarnya ia tidak pernah mengharapkan imbalan apapun.
Ia bahkan masih
tidak percaya bisa melakukan tindakan heroik seperti itu. Tadinya ia hanya
iseng melintas di sekitar kafe milik Andrea, namun langkahnya berhenti begitu
melihat sepasang kekasih tengah bertengkar di depan kafe.
Tak lama
berselang, ia menemukan sosok Ethan dan Andrea yang sedang bersembunyi di balik
tiang. Ia tidak tahu kenapa, yang jelas saat itu ia langsung menghubungi
petugas keamanan setempat setelah melihat stiker berisi nomor telepon petugas
keamanan setempat yang menempel di dinding tempatnya bersandar.
Tadinya ia hanya
akan menjadi penonton setia, namun begitu Andrea berlari dan melayangkan tinjunya ke arah pria itu,
ia pun tidak bisa menahan kakinya lebih lama. Dan aksi penyelematannya pun
dimulai.
Ini memang tidak seperti yang ada di bayangannya.
Tadinya ia pikir ia hanya akan melintasi gedung kafe yang sudah tutup, kemudian
kembali ke apartemennya. Ia tersenyum puas. Apa yang terjadi saat ini jauh
lebih baik dari yang ia bayangkan.
Kepalanya
meneleng begitu menemukan gulungan karton yang tersembul dari saku celana Ethan.
Sepertinya ia cukup familiar dengan benda itu.
āNgomong-ngomong, boleh aku
tahu benda yang ada di sakumu itu?ā katanya sambil menunjuk gulungan karton di saku
celana Ethan.
Ethan menunjuk gulungan karton di sakunya, āIni?ā
Minhyuk mengangguk.
Ethan langsung
mengeluarkan benda yang dimaksud. Sebuah poster berukuran A3 dibentangkan. Dugaan
Minhyuk benar, ia memang pernah melihat benda itu.
Kemarin ia baru
saja menandatangani lima ratus lembar poster Rebellious Flower, salah satu
proyek yang menurut Seungkwan akan mendatangkan banyak keuntungan. Sebelumnya sudah ada
beberapa merchandise yang sudah dijual, baik dalam wujud buku catatan kecil, senter yang
meniru senter ajaib yang ada di komiknya, atau kaos bergambar karakter komiknya .
Memang jiwa berbisnis
Seungkwan tak
pernah salah, semua barang-barang itu ludes terjual hanya dalam sehari. Ia tak mengerti kenapa
ada yang mau membeli barang-barang seperti itu. Yah, awalnya ia tidak begitu
setuju dengan usulan Seungkwan itu,
namun setelah melihat hasil penjualan pada penjualan buku note kecil sangat
bagus ia tidak protes lagi. Toh, memang dari sanalah sumber
penghasilannya.
āAku tahu. Ini
hebat, kan?ā Ethan kelihatan sangat bangga begitu menunjukkan poster miliknya. Seolah-olah benda itu adalah benda peninggalan bangsa AZTEC yang langka.
Minhyuk hanya
mengangguk, menahan mulutnya agar tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Tapi
melihat anak di depannya girang bukan main membuat mulutnya gatal.
āAku sudah
memesannya dari jauh-jauh hari. Andrea bahkan sudah mengancam paman Seo agar
menyisakan satu poster ini untuk kami,ā jelas Ethan penuh semangat.
Anak ini
bercerita dengan antusias, seolah-olah untuk mendapatkan poster itu ia dan
kakaknya harus membelah hutan amazon dan melawan piton-piton ganas.
Tungguā¦Andrea?
Andreaā¦
Minhyuk langsung
melirik gadis itu, namun segera memalingkan wajah begitu gadis itu menatapnya
dengan bengis.
āAndrea juga
suka membaca komik ini?ā tanya Minhyuk hati-hati. Walau sebenarnya percuma saja ia bicara pelan-pelan,
Andrea tetap bisa mendengar pertanyaannya.
āTidak usah
mengurusi selera orang lain, Tuan Sok Keren!ā kata gadis itu sebelum menghilang ke arah dapur.
Ethan
mengangguk, āBahkan Andrea yang mengenalkanku pada Vabolous. Kau tahu kan siapa
Vabolous itu?ā
Ethan menatapnya dengan mata terbuka
lebar. Anak itu kelihatan khawatir Minhyuk tidak mengerti ucapannya, menatap
Minhyuk dengan sungguh-sungguh. Dan
sepertinya sudah siap memberi penjelasan panjang lebar tentang siapa Vabolous
itu.
āYa, penulis
sombong yang tidak mau mengungkap identitasnya itu, kan? Kurang lebih aku tahu,
Rebelious Flower kan sedang jadi tren saat ini.ā
āBenar!ā Ethan
langsung menepukkan kedua tangannya dengan semangat. Membuat Minhyuk terkejut.
āSaking
terkenalnya, kudengar serial komik Vabolous yang ini akan dibuat versi drama.
Hebat, kan?ā
Tunggu! Minhyuk mengerutkan dahi. Kapan
ia setuju serial komiknya dibuat versi drama? Seungkwan memang pernah
mendiskusikan masalah itu padanya, tapi Minhyuk belum memikirkannya lebih
lanjut. Ia bahkan masih kelimpungan
untuk mengerjakan dua puluh seri lagi.
āDarimana kau
mengetahui informasi seperti itu?ā
āBiasalah.
Informasi semacam itu cepat menyebar, aku juga tahu dari orang-orang di
fanpage.ā
āTapi kurasa
Rebellious Flower terlalu keren untuk drama. Kurasa diangkat menjadi film
dengan budget besar lebih pantas,ā
lanjut Ethan serius.
Ini kali pertama
Minhyuk bicara langsung dengan pembacanya. Bahkan ia tidak pernah menanggapi
pertanyaan Jooheon yang sangat penasaran dengan akhir cerita komiknya. Dan ia
tidak menyangka kalau anak di hadapannya itu memiliki banyak sekali harapan
pada karya terbarunya itu.
āKurasa
ceritanya tidak sekeren ituāā
āSssttā¦ Jangan
kencang-kencang.ā Ethan menyisir ruangan dengan waspada. Minhyuk pun ikut
waspada.
Serius, ketiga
bersaudara di rumah itu benar-benar unik. Irish memiliki sikap yang sangat
ramah dan dewasa, tipikal perempuan mandiri yang bisa mengendalikan emosinya
dengan baik. Berbanding terbalik dengan Andrea yang cenderung menarik diri,
suka tersenyum hambar, bisa meledakkan emosinya kapan saja, dan suka sekali
memutar bola matanya. Sedangkan, si bungsu di depannya makhluk yang berbeda lagi.
Memiliki antusiasme yang tinggi, jahil, tapi di satu sisi juga pengertian.
āAndrea akan
mencekik lehermu kalau mendengar
ucapanmu barusan. Menurutnya Rebellious Flower itu keren sekali, bahkan ia sangat
mengagumi Vabolous.ā Ethan mencondongkan tubuh ke depan, terlihat serius, seolah konten
pembicaraannya berisi pesan rahasia dari CIA.
āKata Andrea, Vabolous itu jenius!
Jadi kuperingatkan, kalau kau tidak ingin terlibat masalah dengan kakakku yang
satu itu, jangan pernah berbicara buruk tentang apapun yang berhubungan dengan
Vabolous.ā
āKau mengertikan
maksudku?ā
Minhyuk mengangguk
pelan, masih tidak percaya dengan apa yang barusan didengarnya.
āMengerti
tidak?ā
āYa-ya-ya, aku
mengerti.ā Minhyuk mengangguk lagi, kali ini lebih banyak agar pria kecil itu
berhenti menatapnya dengan galak.
Andrea menyukai
Rebellious Flower dan begitu mengagumi Vabolous, yang artinya juga mengagumi
dirinya. Biar bagaimanapun Vabolous itu kan dirinya. Bagaimana ya reaksi Andrea
kalau ia mengungkap identitasnya?
āHei, menurutmu
Vabolous itu laki-laki atau perempuan?ā
Rupanya perbincangan
mereka belum selesai. Ethan masih sangat bersemangat membahas segala hal tentang
komik web kesukaannya itu. Bahkan membahas jenis kelamin Vabolous pun menjadi
obrolan yang sangat menarik untuknya.
āAku dan Andrea
sering membicarakan hal ini. Menurutku Vabolous itu perempuan, karena
komik-komiknya tidak hanya bergenre fantasi tapi juga meninggalkan perasaan
sedih yang mendalam, tapi juga romantis di sisi lain.ā
Minhyuk
berpangku tangan, ia mendengarkan setiap kata yang Ethan ucapkan dengan cermat.
Menurutnya membahas hal seperti ini cukup seru, ia bahkan tidak menyangka Ethan
bisa menganalisa karakter komiknya dengan sedalam itu.
Dan konyolnya
analisa itu berangkat dari topik āapakah jenis kelamin Vabolous sebenarnya?ā.
āTapi Andrea bersikukuh
kalau Vabolous itu seorang laki-laki. Katanya ID itu terlalu maskulin untuk seorang
perempuan. Andrea juga bilang cerita milik Vabolous memang punya sisi romantis,
tapi romantisnya tidak lembek. Jelas-jelas itu bukan gaya menulis seorang
perempuan,ā tuntas Ethan sambil mengangguk-angguk.
Kalau saja anak
itu tahu, orang di depannya adalah Vabolous. Mungkin matanya akan keluar dan
pastinya akan menjerit, membuat semua orang di daerah itu terbangun dari
tidurnya. Minhyuk mulai menerka-nerka.
āMungkin
Vabolous itu seorang transgender,ā gurau Minhyuk.
Namun entah bagaimana Ethan tak
menanggapinya sebagai gurauan.
Anak itu menepukkan
tangannya sambil menatap dirinya dengan takjub.
āTransgender!ā Bocah itu
mengangguk-anggukkan kepalanya.
āKenapa aku
tidak sempat berpikir begitu ya? Kau benar-benar genius, hyung!ā Bocah usia delapan belas tahun itu menjabat
tangannya, kemudian mengacungkan jempolnya.
āTernyata itu ya
alasan kenapa ceritanya bisa romantis tanpa terkesan lembek. Kurasa aku perlu
mengunggahnya di grup fanpage,ā ucap anak itu pada dirinya sendiri.
Eh, tunggu! Apa
katanya?
āKau mau bilang
pada orang-orangā¦ā
āYa. Vabolous itu seorang
transgender. Akhirnya misteri terbesar abad ini bisa dipecahkan. Semua ini
berkatmu, Hyung.ā
Minhyuk tak
menyangka bocah itu akan menanggapi ucapannya dengan serius. Ia bahkan sudah
berencana untuk mengunggah pernyataan itu di fanpage. Astaga. Ya ampun,
kepalanya berdenyut.
TBC
Sekian untuk part ini, terimasih
buat kalian yang sudah baca. Bagi yang penasaran tungguin terus kelanjutannya.
Aku berusaha untuk rutin update kelanjutannya, entah 2 minggu sekali atau
sebulan sekali. Tujuannya biar kalian gak bosen nemuin cerita ini terus.
Oiya aku mau ngasih foto member monsta x yang jadi member bitter sugar di ff ini. Hrusnya aku kasih pas part 1 tapi waktu itu aku lupa nyimpen dimana fotonya. Berhubung baru nemu fotonya sekarang, jadi aku akan kasih supaya bisa lebih membantu kalian ngebayangin visual mereka. Heheheh aku tau ini telat.. but late is better than never..*ngeles mode on*
Oke check this out!!
Baiklah, itu aja yang mau aku
sampein. See you on the next update!!^.^....
Regards,
GSB
Comments
Post a Comment