The President Series : Shy
Cast:
Kim Jonghyun (NU'EST) ~ Park Ahrin (OC)
Genre:
Romance (AU - Alternate Universe)
o O O O o
Suasana kelas langsung menghening begitu Gong saem bertanya
mengenai penanggung jawab untuk mata kuliah strategi dan kebijakan bisnis yang
diajarnya. Pria gemuk yang senang menggantungkan kacamatanya di leher itu terus
menatap setiap mahasiswa di kelasnya dengan harapan ada jawaban dari pertanyaan
yang ia ajukan. Namun sekitar lima menit ia menunggu sembari merapihkan
peralatan mengajarnya, tidak ada satu pun dari mahasiswa kelas B jurusan bisnis
administrasi yang mengacungkan tangannya.
Helaan nafas lolos dari bibirnya. Ini kali keduanya ia hadir
di kelas tersebut walau sebelumnya ia hanya berperan sebagai dosen tamu pada
mata kuliah lain, tapi respon mahasiswa kelas itu tetap sama dan tidak berubah.
Hal itulah yang membuat pria itu lantas memijat kepalanya sejenak sebelum
kembali berucap.
āBenarkah tidak ada yang bersedia?ā
Diam. Lagi-lagi hanya itu yang didapatkannya.
āKalau begitu, apa boleh buat. Saya rasa kelas ini sudah
tidak membutuhkan pengajaran dari saya, kalau seperti itu-ā
āMaaf saem saya bersedia.ā Tukas seorang mahasiswa yang
langsung menarik perhatian Ahrin. Gadis itu langsung membulatkan matanya dan
kemudian sebuah senyum kecil muncul dari bibirnya.
Sudah ku duga.,
batinnya.
āBaik, karena sudah ada yang bersedia jadi saya akan mengakhiri
pertemuan pertama ini. Sampai bertemu minggu depan. Dan Kim Jonghyun, ikut saya
ke ruang dosen untuk mengambil rincian tugas selama satu semester ini.ā Ujar
Gong saem. Ia kemudian berjalan lebih dulu meninggalkan kelas kemudian disusul
oleh mahasiswa bernama Jonghyun itu.
Ahrin yang melihat kepergian Jonghyun hanya mampu menatapi
kepergian teman sekelasnya itu dalam diam. Entah kenapa setiap kali melihat
pria itu, ia merasa bahwa Jonghyun memiliki kemampuan memimpin yang sangat
baik.
Hal itu terbukti saat Jonghyun memimpin kelompok mereka
untuk mata kuliah hukum bisnis pada dua semester sebelumnya. Pria itu walaupun
jarang berbicara dan lebih suka mendengarkan teman-temannya, tetapi ia mampu
membawa kelompok mereka meraih nilai A untuk tugas akhir. Dan hal itu membuat
Ahrin yakin bahwa dibalik sosok Jonghyun yang jarang berbicara, pria itu
mempunyai jiwa kepemimpinan yang sangat baik.
Ahrin menggeleng singkat. āBerhenti memikirkannya.ā hatinya
memperingati.
Ia kemudian kembali fokus pada kegiatannya untuk memasukan buku
catatan dan alat tulis ke dalam tas. Namun ia kembali berhenti dan terdiam
selama beberapa saat.
Kenapa jantungku
berdebar?, pikirnya sembari meletakan tangannya pada dada kirinya.
Ahrin lantas menarik nafasnya panjang, kemudian
menghembuskannya.
Tidak tidak. Berhenti memikirkan
Jonghyun! Pria itu tidak akan tertarik pada mu Ahrin-ah., batinnya.
Kepala Ahrin kemudian menggeleng. Ia dengan cepat
mengenyampirkan tali tasnya dan segera bergegas pergi meninggalkan kelas. Ia butuh
menghirup udara segar untuk menghilangkan pikiran dan menstabilkan debaran
jantungnya dari sosok bernama Jonghyun itu. Sosok pria yang telah berhasil
menarik perhatiannya sejak bantuan kecil bahkan sangat kecil yang diberikan
kepadanya.
Banyaknya langkah yang ia pijakan di lantai koridor, sama
dengan banyaknya helaan nafas yang keluar dari bibirnya. Helaan itu dikeluarkan
dengan tujuan untuk menenangkan perasaannya sehingga jantungnya dapat berhenti
berdebar kencang. Dan beruntung, usahanya tersebut membuahkan hasil baik.
Dari depan kelas hingga sampai pada sisi terujung dari
koridor, debaran yang ia rasakan semakin lama semakin melambat. Hingga Ahrin
pun akhirnya dapat bernafas dengan laga karena tidak ada lagi suara aneh yang
ia dengar karena detakan jantungnya yang melebihi standar pada umumnya.
Namun baru saja ia merasakan kelegaan, jantungnya kembali
dikejutkan dan membuat salah satu organ vital dalam tubuhnya itu memunculkan
suara aneh yang sedari tadi sengaja ia kendalikan agar tidak dapat didengar
oleh orang lain saat tiba-tiba saja sosok pria yang menyebabkan debaran
jantungnya tadi muncul tepat di hadapannya.
Sangking terkejutnya, gadis itu tidak bergerak atau menunjukan
respon apa pun walau kini sosok bernama Jonghyun itu telah berdiri di depannya.
Hingga beberapa saat, barulah kesadarannya kembali. Ahrin pun memasang
senyumnya dan berkeinginan untuk segera pergi.
Sayang, belum juga kakinya melangkah, Jonghyun malah
memanggilnya. Hal itu langsung membuat Ahrin berbalik walau terlihat sekali
kecanggungan pada raut wajahnya.
āEm.. apakah kamu punya waktu? Ada yang ingin ku katakan.ā Dari
suaranya yang pelan dan agak bergetar, terlihat sekali bahwa ada ketakutan yang
dirasakan Jonghyun saat mengatakan hal tersebut. āHanya sebentar.ā Sambungnya
cepat saat ia melihat raut keengganan dari wajah Ahrin.
Ahrin pun mengangguk. Walau bukan itu yang ia inginkan,
tetapi rasa tidak enaknya membuat kerja otak dan hatinya menjadi berbeda.
Melihat anggukan singkat tersebut membuat seulas senyum
kembali muncul pada bibir Jonghyun. Namun tak lama menghilang saat tanpa
sengaja matanya bertemu dengan manik mata Ahrin yang ternyata tengah
menunggunya berbicara.
āEemm.. begini Ahrin-ah.....ā Sangat lama Jonghyun menjeda
ucapannya. Dari wajahnya terlihat ia seperti kehilangan kata-kata.
āEmm...ā
Terus Jonghyun hanya mampu menggumamkan imbuhan tidak jelas.
Wajahnya semakin lama semakin terlihat frustasi. Ia juga sesekali menggaruk
kepala bagian belakangnya yang membuat kefrustasian tersebut semakin ketara.
āEm... jadi....ā Jonghyun kembali diam. Hal itu membuat
Minki yang sejak awal berada di sampingnya menghela berat dan kemudian memegang
pundak Jonghyun dengan memberikan sedikit remasan.
āJadi begini Park Ahrin. Kamu tahukan kalau Jonghyun menjadi
ketua kelas untuk mata kuliah Gong saem. Dan tadi Gong saem meminta Jonghyun
untuk mencari wakilnya mengingat banyak tugas yang harus dikerjakan oleh para
mahasiswa. Oleh sebab itu, ia mencari mu karena ia ingin kamu yang menjadi
wakilnya.ā Dalam satu kali helaan nafas, Minki berhasil menjelaskan maksud yang
ingin Jonghyun katakan yang harus tertahan oleh berbagai imbuhan tak jelas yang
pria itu lontarkan.
Karena penuturan tersebut sempat membuat Ahrin terkejut. Namun
dengan segera ia dapat mengendalikan dirinya.
āKe.. kenapa aku?ā Tanya Ahrin bingung.
Minki menghela nafas untuk yang kesekian kalinya. āKarena
Jonghyun berpikir hanya kamulah yang bisa ia ajak bekerja sama. Dan selain
itu....ā Minki menggantungkan ucapannya. Ia melirik pada Jonghyun yang hanya
menatapnya bingung sebelum kembali menatap lurus pada Ahrin.
āSelain itu Jonghyun juga menyukai mu.ā
Pengakuan tersebut berhasil membuat Ahrin bahkan Jonghyun
kehilangan jantung mereka karena begitu terkejut hingga menyebabkan jantung
tersebut seakan melompak ke luar. Sementara Minki, pria itu hanya terus
memasang senyum simpulnya sembari memperhatikan Jonghyun dan Ahrin bergantian.
āMungkin kamu terkejut mendengarnya dan menganggap bahwa apa
yang aku katakan ini hanya lelucon. Tapi semua yang baru saja aku katakan itu
benar. Jonghyun menaruh rasa pada mu. Dan itu sudah ia rasakan sejak tingkat
pertama saat orientasi mahasiswa baru berlangsung. Pertanyaan selanjutnya yang
pasti tengah berputar di otakmu adalah, kenapa Jonghyun seakan tidak melakukan
apa pun?ā Ada jeda singkat sebelum Minki melanjutkannya.
āKamu tahukan kalau Jonghyun itu jarang sekali berbicara
atau berinteraksi dengan banyak orang. Itu karena temanku ini memiliki jiwa
pemalu yang tinggi. Ia lebih memilih diam dan mendengarkan dibandingkan ikut
berbicara sebelum diberikan pertanyaan. Jadi itulah jawaban kenapa Jonghyun
seakan tidak melakukan apa pun terkait perasaannya pada mu. Tapi nyatanya
temanku ini tidak diam saja, kamu ingat saat harus menyusun presentasi tugas
akhir mata kuliah hukum bisnis?ā
Ahrin mengangguk setelah mengingat kembali kejadian malam
itu. Saat dimana rumahnya mengalami gangguan listrik sehingga membuat koneksi
internetnya mati dan mengharuskan ia keluar untuk mencari sambungan demi
menyusun tugas-tugas temannya ke dalam satu slide presentasi.
āMalam itu saat kamu mengungkapkan kekesalanmu karena harus
berada di restoran makanan cepat saji karena tidak adanya sambungan internet
melalu sosial media, Jonghyun yang tengah berada di rumahku langsung bergegas
pergi. Aku yang terkejut lantas mengikutinya dan betapa terkejutnya aku saat
melihat ia menghampiri mu. Awalnya aku bingung, kenapa dia rela lari dari
rumahku ke restoran tersebut demi seorang gadis. Tapi lambat laun aku sadar
bahwa kamu adalah sosok gadis yang kerap Jonghyun ceritakan setiap kali aku
menyinggung mengenai kekasih. Dan..ā
āSudah Minki-ah.ā Sergah Jonghyun. āTunggu aku di tempat
parkir.ā Imbuhnya dengan menarik Minki pergi sebelum ia kembali menghampiri Ahrin
yang masih terlihat bergitu terkejut.
āEm.. maaf Ahrin-ah, aku tidak bermaksud. Lupakan saja semua
yang Minki katakan jika kamu merasa tidak nyaman. Yang jelas aku meminta mu
untuk menjadi wakil ku karena aku tahu kamu adalah sosok yang sangat
bertanggung jawab. Tetapi aku tidak memaksa mu, kamu bisa menolaknya jika kamu
tidak ingin. Dan ku harap ucapan Minki barusan tidak akan merusak pertemanan
kita.ā Kepalanya tertunduk selama beberapa saat. Dan saat terangkat dadanya
juga ikut terangkat bersamaan dengan hembusan panas yang keluar dari hidungnya.
āKalau begitu aku pergi. Sampai jumpa.ā
Nafasnya kembali tertarik panjang dengan kakinya yang
perlahan berbalik pergi. Langkah demi langkah Jonghyun berhasil menciptakan
jarak antara dirinya dengan Ahrin. Namun kakinya terhenti saat namanya
terpanggil. Jonghyun pun memutar tubuhnya dan mendapati Ahrin tengah menatapnya
dengan memasang senyum yang masih sama seperti saat gadis itu terus menerus
mengucapkan terimakasih padanya karena ia mau menemani dirinya semalam suntuk
di retoran makanan itu.
āAku bersedia menjadi wakil mu Kim Jonghyun.ā Ahrin menjeda
ucapannya. āDan untuk perasaanmu... aku butuh waktu untuk memikirkannya.ā
Mendengar hal itu membuat senyum Jonghyun yang sempat sirna
kembali hadir melengkapi wajah tampannya. Bahkan senyumnya kali itu lebih lebar
daripada sebelumnya. Dan hal itu tak bisa diindahkan Ahrin hingga membuat gadis
itu ikut tersenyum begitu mata mereka bertemu.
āBaik, aku akan menunggu jawaban mu.ā Sahut Jonghyun.
āTapi selama aku berpikir, ku harap kamu tidak menjadi
Jonghyun yang pemalu lagi jika di dekat ku. Kamu bebas menunjukan perasaan atau
pikiranmu di depan ku. Karena itu yang aku harapkan selama ini.ā
E . N . D
Selamat malam semua.
Karena aku tipe yang enggak mau kehilangan moment, jadinya ini nih aku publish cerita selanjutnya berhubung hari ini konser final Produce 101 season 2.
Jadi, siapa yang nonton? Fancamnya atau langsung mungkin? Gimana gimana perasaannya? Apa pun itu semoga terhibur ya!
Oke.. aku enggak akan lama, aku cuma mau ngucapin terimakasih bagi siapa pun yang mau baca series ini. Dan semoga enggak mengecewakan kalian. Dan semoga juga cerita babang JR ini enggak ngebuat kalian jleh atau apa pun itu ya.
Baiklah kayaknya segitu aja. Sampai bertemu lagi kawan-kawan semua. Dan selamat masih berlibur. Byee.....ź°ģ¬ķ©ėė¤ ^^
Comments
Post a Comment