Just for You





Cast:

Cho Ah Na / You   ~   Joshua Hong (Seventeen)



Genre:

Fluff (AU - Alternate Universe)




*  *  *  *



 


Terkadang kita perlu keluar dari zona nyaman yang setiap harinya kita geluti. Baik itu dalam hal pendidikan, pekerjaan, pertemanan, keluarga, maupun hubungan dengan pasangan. Dan hal itulah yang mendasari keputusanku untuk keluar dari zona nyaman seorang Cho Ah Na. Aku tidak meninggalkan seluruh kebiasaanku, aku hanya sedikit mengubahnya pada bagian percintaan.



Ok. Jadi dimulai dari kekagumanku pada seorang laki-laki yang merupakan part timer seperti diriku di salah satu kedai kopi. Kekagumanku bukan hanya sekedar ia yang pandai meracik secangkir kopi, tetapi lebih dari pada itu. Entah apa. Aku pun juga tidak tahu. Yang jelas ada hal lain yang membuat aku tidak bisa tidak mengagumi dirinya -Joshua Hong-.



Dan rasa kagumku itu lambat laun berubah menjadi perasaan tertarik seorang perempuan terhadap laki-laki. Iya.. kekagumanku berubah menjadi perasaan suka. Suka saat melihat dia walaupun kami tidak saling berbicara. Suka saat melihat ia tengah membuat kopi. Suka saat ia tengah melepas apron. Dan banyak lagi yang membuat aku ‘suka’ sampai-sampai aku berkhayal bisa menjalin hubungan dengannya.



Dasar tukang khayal!



Tapi.. kenyataannya khayalanku itu kini menjadi kenyataan. Ya! Aku tidak lagi sedang berkhayal. Memang sebelumnya aku hanya membayangkan bagaimana jika suatu saat nanti aku bisa menjalin cinta dengannya. Bagaimana jika ia juga menaruh hati padaku. Bagaimana jika ia menyatakan perasaannya padaku. Apa yang harus aku katakan padanya. Dan masih banyak lagi bagaimana-bagaimana yang selalu berputar-putar di dalam otakku.



Tapi kini aku dan Joshua telah resmi menjadi sepasang kekasih. Walaupun hubungan kami baru berjalan lima bulan, tetapi telah banyak hal romantis yang ia lakukan untuk ku. Seperti memberikan aku sebatang coklat. Memang hanya sebatang, tetapi yang dilakukannya itu begitu romantis karena ia memberikannya tepat saat aku baru saja menyelesaikan ujian tengah semester. Dan coklatlah yang aku harapkan setiap kali masa-masa beratku sebagai mahasiswa berakhir.



Tidak hanya itu saja, ia juga sering memainkan beberapa lagu dengan gitar miliknya. Walaupun permainannya tidak seapik para ahli gitar, tetapi dengan hanya ia memainkan sebuah lagu tanpa ku pinta , itu sangat mengesankan. Bahkan senyumannya pun sudah menjadi romantis bagiku dan aku selalu merasa sangat senang!



Tetapi hal itu tidak berlaku bagi ku. Selama kami menjalin hubungan ini, tidak sekali pun aku melakukan suatu hal yang orang bilang romantis untuknya. Hal itu karena aku bukanlah gadis romantis. Aku tidak suka melakukan hal-hal manis seperti itu. Aku tidak suka menunjukkan perasaanku secara terang-terangan. Ya.. walaupun aku suka jika ia melakukannya pada ku. Tetapi tidak jika aku yang melakukannya untuknya.



Namun mengingat sebanyak apa hal romantis yang telah ia tunjukkan untukku membuat aku sadar bahwa aku perlu sesekali melakukan hal yang sama, sekali pun itu bukanlah gayaku. Sama halnya dengan menulis sebuah novel, seorang penulis harus mampu keluar dari zona nyaman menulisnya agar ia bisa menghasilkan karya yang lebih beragam. Dan hal itu juga perlu aku lakukan untuk hubungan kami.



Aku harus keluar dari zona nyamanku sebagai gadis santai yang tidak romantis menjadi gadis yang mampu membuat hati pasangannya berbunga-bunga. Dan karena itu, hari ini aku memutuskan untuk mendekor taman rumahku dengan berbagai lampu-lampu kecil serta membeli satu tangkai mawar merah dan tidak lupa mengirimkannya pesan untuk datang ke rumahku.



Sampai waktu yang ku tunggu pun tiba. Mendengar pintu rumahku telah diketuk dan kemudian suaranya menyapa asisten rumahku menyeruak ke dalam, membuat perasaanku menjadi kacau. Jantungku yang sebelumnya berdetak normal tiba-tiba saja detakannya menjadi cepat. Tubuhku ikut terasa panas saat samar-samar aku mendengar derap langkahnya.



“Tenang.. tenang Cho Ah Na. Semua akan berjalan baik-baik saja. Kamu hanya perlu memetik senar-senar gitar itu dan bernyanyi seperti apa yang telah kamu lakukan sebelumnya.” Bisik ku.



Saat suara derap langkahnya mulai mengencang, aku segera bersiap duduk di bangku yang telah ku persiapkan dengan memeluk sebuah gitar. Dan… satu, dua, tiga..



Jemariku mulai memetikkan senar-senar tersebut hingga menimbulkan alunan melody lembut yang sarat akan romantisme.




Sasireun cheom bwasseul ttae buteo geudael johahaetdago
Malhagiga naegen cham eoryeowotdeongeojyo

Meonjeo yeollakhaji anheumyeon geudael nochilkkabwa
Geuljareul sseugo tto bogo jiugil banbokhaetjyi

Gipeojimyeon sangcheoppunilgeoraneun saenggage
Duryeoumi apseon geon sasirijiman
Ganjeolhan mameuro gidohago baraetdeon sarami
Geudaerago nan mideoyo

I’m in love, I’m fall in love
Duryeopjin annneyo geudaewa hamkkeramyeon
Sesangeun neomu areumdapjyo

I thought I never gonna fall in love
But I’m in love
Cuz I wanna love you baby

Sasireun cheom bwasseul ttae buteo nae mamsogeuro buteo
Geudaen padocheoreom millyeo deureo ontong haru jongil geudaeman tteoollyeo
I can be a good lover Wanna be your 8-leaf clover
Sesangeseo gajang haengbokhan yeojaga doen geotman gatayo

Geudae gotta believe me
Make you never gonna leave me
Uisimhajin anheullaeyo geudael mideulkkeyo

I’m in love, I’m fall in love
Duryeopjin annneyo geudaewa hamkkeramyeon
Sesangeun neomu areumdapjyo

Geudaeneun neomu areumdapjyo



Kepalaku langsung tertunduk begitu aku menyelesaikan permainanku. Rasanya malu melihat wajahnya setelah apa yang aku lakukan. Walaupun aku pernah bermain gitar bersamanya, tetapi keadaannya tidak seperti saat ini. Namun dengan usaha dan tekad yang besar, aku memberanikan diri untuk menatapnya. Gila jika aku terus menunduk.



Dan saat kepalaku terangkat, aku mendapati ia yang tengah tersenyum. Bahkan senyumnya begitu lebar dan lebih memesonaku. Perlahan ia melangkahkan kakinya ke arahku. Hingga memposisikan dirinya berdiri tepat di hadapan ku dengan jarak yang tidak terlalu jauh.



“Terima kasih. Tetapi untuk apa kamu melakukan ini?”



Aku membalas senyumnya. “Tidak untuk apa-apa. Aku hanya ingin melakukan hal berbeda yang mungkin akan sangat jarang ku lakukan.”



“Tetapi bukannya kamu tidak suka melakukan hal-hal seperti ini?”



Aku lantas menggeleng. Kemudian menoleh sejenak ke arah meja kecil yang berada di sisi kanan ku. “Bukankah sesekali kita perlu keluar dari zona nyaman kita? Dan itulah yang tengah aku lakukan.” Ku serahkan setangkai mawar yang telah ku persiapkan sebelumnya.



“Aku akan mencobanya selama hal itu baik. Dan menjadi gadis romantis bukanlah perkara buruk bukan?”



Ia tersenyum. Kemudian menarik ku ke dalam dekapannya.



“Terima kasih Ah Na-ya. Aku beruntung memiliki mu.”



“Terim kasih juga telah memilih ku untuk menjadi kekasih mu Mr. Joshua Hong.”



Dan entah bagaimana, setelah beberapa saat kami hanya bertatapan dan melempar senyum, bibir kami pun bertemu. Kecupan-kecupan yang ringan dan manis menjadi awal dari tautan ini. Hingga akhirnya perlahan ia mulai melumut bibirku. Tidak ada perlakuan dominasi yang ia tunjukkan. Ciuman ini terjadi dengan begitu lembut dan terasa manis.



Sampai akhirnya kami saling menjauhkan wajah kami.



“Em.. dan untuk bunganya. Aku tidak tahu apakah tepat memberikan mu mawar merah. Tetapi semoga saja tepat..” Ucap ku malu-malu. Terang saja, aku bukanlah sesosok gadis yang tahu mengenai hal-hal tentang bunga. Aku pun memilih bunga mawar merah karena banyak orang yang membeli itu untuk orang yang dikasihinya. Tetapi apa makna dari mawar tersebut aku tidak tahu.



“Apa pun yang kamu berikan itu aku suka. Bahkan dengan hadirnya kamu dikehidupan ku, itu sudah cukup bagi ku. Aku tidak butuh yang lain, karena kamu adalah segalanya Cho Ah Na.”







E  .  N  .  D





Haloha..


Setelah di anniversary GIGS kemarin, akhirnya aku balik lagi nih. Tapi maaf karena baliknya enggak bareng Time atau Goodbye Baby.


To be honest, aku belum sempet untuk lanjutin cerita itu. Karena aku baru aja mulai internship, dan fyi, cerita ini aja aku tulis pas lagi di kantor menunggu ruangan kosong oleh para tamu. Walaupun sebenernya aku gabut parah di sana, tapi untuk ngelanjutin nulis cerita yang chapter itu rasanya masih belum sanggup. Jadi, maaf yang sebesar-besarnya buat siapa pun yang nunggu kelanjutan kedua cerita tersebut.
But, aku tetep berharap kalau cerita ini bisa menghibur kalian.


Oke sampai di sini dulu ya.
Sampai ketemu di cerita selanjutnya. See ya...감사합니다 ^^

Comments

Popular Posts