The Sweetest Mango Sticky Rice
cast:
- NCT Ten as Ten Chittaphon -
- You (your name) -
genre: Romance, University Life (AU - Alternate Universe)
o O O O o
Libur memang belum tiba. Namun rasa penat akibat rutinitas
yang padat membuat diriku menyerah sebelum waktunya. Aku sudah tidak mampu lagi
bertahan dengan jurnal-jurnal yang belum ku pelajari. Aku sudah sampai pada
batasnya!
Dan hari ini aku sudah memutuskan untuk memberikan sedikit
ruang bagi pikiran dan diriku untuk menghirup udara luar. Menenangkan diri,
membiarkan udara luar memberikan kesegaran untuk kulitku, mengizinkan sang
mentari menyinari tubuhku, dan yang paling penting adalah membebaskan diriku
dari jeratan tugas-tugas yang begitu menyiksa.
Setelah membenahi kamar, aku segera bersiap untuk
meninggalkan asrama. Dengan mengenakan celana jeans dipadukan longsleeve dan
scarf kecil, aku melangkah keluar menuju halte yang berada di persimpangan.
Untungnya tak berapa lama bus yang ku tunggu datang. Ketika bus berhenti tepat
di depan ku, aku langsung menaikinya. Tidak peduli kemana rute bus ini, yang
jelas aku harus menjauh dari lingkungan asrama. Jika perlu bus ini mengarah
keluar kota saja agar aku benar-benar bisa menikmati hari ini tanpa ada
gangguan.
Kursi paling belakang dekat jendela menjadi pilihan ku.
Sepertinya sudah lama aku tidak melakukan hal seperti ini. Duduk di pinggir dan
menatap pada jalan serta menikmati perjalanan dalam kesunyian. Sungguh sensasi
seperti ini sangat menyenangkan!
Di tengah perjalan yang sangat damai ini tiba-tiba saja
dering ponselku menginterupsi lamunan santai yang tengah ku lakukan. Lantas ku
rogoh saku celana dan ku keluarkan benda tipis tersebut. Sebuah pesan langsung
terpampang pad alayar benda berwarna hitam ini. Telunjukku langsung bergerak
untuk membuka pesan itu.
From: Mirae
Aku tahu kamu sedang
tidak ingin diganggu. Tapi tenang saja, aku tidak akan mengganggu mu. Aku hanya
akan memberitahukan sebuah informasi menarik yang pasti akan membantu mu hari
ini. Oke langsung saja.. jadi sebuah perusahaan periklanan tengah mengadakan
festival Asia di kawasan Yongcheon. Ku rasa tempat itu tepat untuk mu yang
sedang membutuhkan liburan. Jadi coba kamu datang ke sana. Selamat bersantai
satu hari (^,^).
Setelah selesai membaca deretan kalimat yang panjang itu,
tubuhku langsung menanggalkan kursi yang ku duduki untuk membaca rute bus yang
berada di dekat pintu keluar. Sulit bagi ku untuk menemukan halte mana yang paling
dekat dengan kawasan Yangcheon. Sampai-sampai aku ikut menggerakan telunjukku
untuk membantu dalam menemukan halte yang ku maksud.
Dan akhirnya aku menemukannya!! Halte dimana aku harus turun
adalah halte.....
āOh tidak! Ini haltenya.ā
Aku yang terkejut segera memberhentikan bus kemudian
melangkah keluar. Namun sebelumnya aku sempat merunduk, memohon maaf pada paman
yang mengemudikan bus.
Aku menghela. āHampir saja.ā Ku elus dadaku yang berdebar.
Bagaimana tidak berdebar?? Aku hampir saja melewati halte tujuanku! Untung saja
aku cepat dan gesit. Jadi aku tidak perlu kembali menaiki bus lain untuk
kembali ke halte ini.
Ku habiskan beberapa saat untuk duduk di halte demi
menormalkan detak jantung ini. Setelah debaran hebat di jantungku mereda, aku
segera bangkit dan kemudian melangkah menuju tempat diadakannya festival yang
Mirae katakan. Beruntung tempat itu tidak jauh. Karena dari tempat ku berdiri,
aku sudah dapat melihat keramaian acara tersebut. Tanpa membuang banyak waktu,
segera aku memasuki tempat tersebut dan mulai membaur bersama yang lain untuk
menemukan apa yang ku inginkan.
Tempat ini cukup luas dan juga stand-stand disini dikelompokan berdasar pada apa yang mereka
jual. Sehingga walau telah banyak orang yang datang tidak menjadi penuh sesak
dan padat. Selain itu, aku juga masih dapat berkeliling tanpa harus merasa
pusing dengan banyaknya orang yang datang.
āSepertinya kumpulan aksesoris dan perlengkapan di sana sangat
menarik. Siapa tahu aku bisa menemukan barang unik yang bisa dimanfaatkan. Ya..
paling tidak buku catatan yang bisa menggantikan punya ku yang telah dipenuhi
dengan coretan tinta.ā
Segera kaki ku melangkah menghampiri kumpulan barang-barang
unik dan lucu tersebut. Ku perhatikan setiap barang yang sengaja di pajang
untuk menarik minat pengunjung itu dengan antusias. Aku melakukan ini dengan
masih berharap bahwa akan menemukan setidaknya satu barang yang tidak hanya unik
dan lucu tetapi juga dapat ku manfaatkan.
Kaki ku masih terus melangkah berkeliling, mencari barang
yang benar-benar menarik minatku. Sampai akhirnya aku berhenti melangkah,
kepala ku tidak lagi bergerak ke kanan maupun kiri, dan mata ku tak lagi
menatap dengan fokus pada setiap barang yang terpajang. Semua itu terjadi saat
aku berhasil menemukan sebuah stand
yang menjual peralatan kantor.
Memang hanya peralatan kantor saja yang sepertinya mereka
jual, tetapi barang-barang tersebut bukanlah barang biasa. Peralatan kantor
yang mereka jual begitu unik dan menarik. Semua barang-barang tersebut di
desain dengan khusus, serta menggambarkan ciri khas beberapa negara di Asia.
Lantas aku segera berjalan memasuki stand tersebut. Aku mulai berkeliling mencari barang yang paling
unik dari yang unik yang bisa ku beli dan akhirnya dapat ku gunakan, tidak hanya
berakhir dengan debu yang menempel karena hanya terpajang di atas meja.
Selama berkeliling di dalam stand ini, tangan ku terus saja bergerak untuk menyentuh setiap
benda yang menarik minat dan mata ku. Dan otak ku tidak pernah berhenti menilai
setiap benda yang ku genggam. Mulai dari seberapa menariknya desain benda
tersebut, sampai dengan seberapa bergunannya benda ini untuk ku ketika aku
telah membelinya.
Setelah melihat seluruh barang, akhirnya satu set alat tulis
dengan desain khas Hongkong serta sebuah buku catatan menjadi pilihan ku. Namun
aku masih memiliki sedikit kendala dalam menentukan buku catatan mana yang akan
aku beli. Apakah buku yang berdesain batik ala Indonesia atau bergambar patung
Merlion Singapura?
Karena rasa bimbang ini membuat ku kembali berpikir guna
menilai kedua barang yang kini berada di genggaman. Sulit! Ini sangat sulit.
Kedua buku ini sangat menarik. Dan aku tidak bisa menentukan buku mana yang
akan ku beli. Rasanya ingin sekali ku beli keduanya, tapi aku tidak membawa
cukup banyak uang. Selain itu juga masih banyak stand yang belum ku datangi.
Saat aku masih di pusingkan dengan pilihan yang belum bisa
ku tentukan, seseorang datang dan menginterupsi kegiatan ku dengan pernyataannya.
āKenapa tidak mengambil yang batik saja? Menurut ku desain patung Merlion bisa
digunakan untuk barang apa pun, tetapi untuk desain seperti batik sepertinya
tidak semua barang bisa sesuai.ā
Aku langsung menoleh pada sosok tersebut. Sosok itu adalah
seorang pria yang kini tengah tersenyum dengan membawa beberapa barang di
tangannya. Melihat senyumnya, entah kenapa jantungku malah berdetak cepat. Dan
hal itu membuat aku lupa untuk mengucapkan terima kasih padanya, bahkan
merespon ucapannya pun tidak sempat karena pria itu langsung saja pergi setelah
mengangguk singkat.
* *
* *
Setelah berkeliling, setelah menyambangi banyak stand menarik, dan setelah berbelanja
beberapa barang, tanpa terasa waktu sudah menunjukan waktu makan siang. Perutku
juga sudah bergemuruh menandakan kalau aku butuh makanan untuk mengisi perut
ini dan juga mengembalikan tenagaku yang sudah terkuras.
Tapi apa yang harus aku beli?? Tempat ini menyajikan banyak
sekali makanan. Aku bingung jika harus memilih. Makanan China, Hongkong,
Indonesia, Vietnam, Filipina, Jepang, dan masih banyak lagi. Tidak mungkin aku
membeli setiap makanan dari setiap stand
negara bukan?
Aku mendecak. āMenyebalkan sekali! Padahal aku hanya tinggal
membeli dan memakannyakan, setelah itu aku bisa kembali berkeliling. Tapi ini!?!?ā
Keluhku dalam hati.
Merasa lelah karena sedari tadi hanya berkeliling, aku pun
memutuskan untuk mengistirahatkan kaki ku dengan duduk pada salah satu kursi di
tempat ini. Lantas aku kembali memperhatikan setiap stand yang berada di depan ku. Ku coba untuk membayangkan setiap
makanan yang dijual. Mungkin saja dengan cara ini aku dapat menentukan makanan
mana yang akan aku beli.
Lama aku berpikir akan makanan-makanan ini. Hingga
akhirnya...
āDimsum!ā Ujarku dengan jari yang menjentik. Kenapa dimsum?
Karena sepertinya aku membutuhkan makanan manis setelah memakan makanan yang
gurih. Dan satu porsi dimsum tidak akan membuat ku merasa terlalu kenyang.
Bukankah sangat tepat pilihan ku ini?
Lantas segera ku sambangi stand yang menjual dimsum tersebut dan kemudian memesannya. Tidak butuh
waktu lama untuk bisa membawa satu porsi dimsum ke meja yang tadi ku duduki.
Karena beberapa menit setelah aku memesan makanan Hongkong ini, sang penjual
segera menyajikannya di atas nampan yang dapat ku bawa ke meja.
Satu porsi dimsum yang disajikan di dalam kotak yang terbuat
dari bambu ini sangat menarik perhatian ku. Aku yang memang sudah sangat merasa
lapar, tanpa membuang banyak waktu lagi segera memakan dimsum-dimsum ini.
Satu persatu dimsum tersebut ku masukan ke dalam mulut ku
dengan sumpit hitam yang telah disediakan. Ku kunyah dengan perlahan agar bisa
merasakan sensasi rasa dari setiap dimsum tersebut. Hingga tanpa terasa kotak
yang tadi terisi penuh kini telah kosong.
Aku pun meletakkan sumpit yang ku gunakan di dekat kotak dan
beralih pada sebotol air mineral yang baru saja ku beli. Ku minum air berwarna
bening itu hingga tersisa setengahnya. Setelahnya ku simpan botol tersebut di
dalam paper bag yang ku bawa.
Aku kembali beranjak pergi. Sesuai dengan apa yang aku
pikirkan sebelumnya, kalau aku membutuhkan makanan manis setelah menyantap
makanan yang gurih. Dan kini saatnya untuk aku mencari makanan manis tersebut.
āTapi apa? Makanan dari negara mana yang memiliki cita rasa
manis seperti yang aku inginkan??ā Batinku. Lagi-lagi aku dibuat bingung dengan
banyaknya stand makanan yang ada. Lantas
aku kembali berhenti untuk melihat papan
yang berada di setiap stand. Membaca
daftar menu yang tertulis di sana sampai salah satu nama menu menyita perhatian
ku. Mango sitcky rice?
Aku tidak tahu makanan seperti apa mango sticky rice itu. Tetapi dilihat dari namanya mango, sepertinya makanan tersebut
seperti menu penutup.
Lantas aku segera menghampiri stand yang menjual menu tersebut. Ku pesan menu yang sepertinya
menjadikan buah mangga sebagai isian dari hidangan tersebut. Namun saat aku
membayangkan semanis apa mangga yang akan disajikan sang penjual malah
menghancurkan imajinasiku dengan mengatakan bahwa menu yang ku pesan telah
habis.
Mendengar hal itu membuat aku langsung menghela panjang.
Pupus sudah harapan ku untuk segera menikmati hidangan yang sepertinya bercita
rasa manis itu. Dan itu berarti jika aku tetap ingin memakan makanan manis,
maka aku harus kembali berkeliling dan menerka-nerka cita rasa makanan dari
daftar menu yang terpasang. Sungguh itu melelahkan!
āIni..ā
Sebuah piring dengan potongan buah mangga dan saus putih
kental yang menyirami sesuatu seperti nasi berada di hadapan ku. Lantas
kepalaku langsung tertoleh pada seseorang yang mengarahkan piring putih
tersebut kepada ku.
Seorang pria yang sama yang aku temui saat membeli buku
catatan tadi kini berdiri di samping ku. Lagi-lagi dengan memasang senyumnya
yang mampu membuat jantungku bekerja melebihi kerja normalnya.
Untuk sesaat aku diam dan terus memandangi wajahnya yang begitu.....
begitu... ya apalagi kalau tidak tampan. Rahangnya yang terlihat tegas
membingkai wajahnya. Ditambah lagi dengan senyumannya yang begitu memesona.
Tapi hal itu tak berlangsung lama karena aku kembali tersadar saat tangannya
melambai di depan wajah ku.
āAh.. ini, tidak usah. Karena kau yang lebih dulu jadi ini
milik mu. Aku akan mencari makanan yang lain.ā Ujar ku dengan memberikan
gerakan penolakan.
āTidak apa-apa. Lagi pula aku sudah sering memakan ini,
karena rasa rindu akhirnya aku membelinya. Tapi sepertinya kau sama sekali
belum pernah mencoba mango sticky rice,
jadi aku memberikan ini untuk mu.ā
Aku tak bisa menolaknya karena pria di depan ku ini terus
menatap ku dengan tatapannya yang begitu dalam. Ia sepertinya berharap bahwa
aku mau menerima pemberiannya. Walaupun kami baru bertemu dua kali di tempat
ini dan tidak saling mengenal.
āMm.. baik-lah. Terima kasih ehm...ā
āAku Ten.ā Ujarnya yang seakan mengerti dengan gerak-gerik
ku yang ingin mengucapkan namanya dalam rangkaian ucapan tanda terima kasih.
āOh.. terimackasih Ten.ā Sambungku lagi. Aku kemudian
mengambil piring tersebut dari tangannya.
Sesaat aku kembali diam dan mencoba mengingat rangkain
kejadian dari awal aku tiba di festival hingga detik ini. Aku merasa seperti
ada yang janggal. Tapi apa?
āOh! Aku belum memperkenalkan diri.ā Batinku. Aku lantas
langsung menoleh pada Ten yang masih melihat ke arah ku. Lalu menjulurkan
tangan kanan ku padanya.
ā_____. Senang bertemu dengan mu.ā
āAku juga senang bertemu dengan mu.ā Balasnya sembari
menjabat tangan ku.
āTunggu, tadi kau bilang kalau kau sudah sering memakan
makanan ini. Itu berarti kau bukan dari Korea?ā Tanya ku yang tiba-tiba
teringat dengan ucapan Ten sebelumnya.
Pria itu lantas mengangguk pasti menanggapi pertanyaanku. Ia
semakin melebarkan senyumnya hingga memperlihatkan gigi-gigi putihnya.
āAku dari Thailand dan berada di Korea sebagai mahasiswa
pertukaran.ā
Aku mengangguk paham. Pantas saja dari caranya berbicara
seperti ada yang aneh. Ternyata dia bukan dari Korea. Walau begitu ia tetap
berhasil membuat jantungku tidak dapat berhenti berdetak kencang.
āAh!ā Ia tiba-tiba terkejut begitu melihat jam yang mengikat
pergelangan kirinya. ā_____, maaf aku harus pergi karena sepertinya temanku
telah menunggu. Semoga kita bisa bertemu lagi.ā Ucapnya dan dengan cepat ia
pergi tanpa memberikan aku waktu untuk menanyakan nomornya dan bahkan
berterimakasih padanya.
Aku menatap kepergiannya dalam diam hingga tubuh pria itu
telah benar-benar menghilang di dalam kerumunan pengunjung lain. Rasanya
seperti ada kehampaan begitu kembali teringat bahwa aku belum mempunyai
nomornya atau bahkan emailnya.
Tapi mau bagaimana lagi. Pria dengan senyum memesona itu
-Ten- sudah pergi. Dan aku tidak mungkin mengejarnya hanya karena ingin mendapatkan
kontak pribadi pria itu. Mau taruh dimana wajahku jika aku sampai melakukan hal
itu. Lebih lagi apa yang akan Ten pikirkan jika hal itu sampai benar-benar
terjadi.
Ku helakakan napasku dan kemudian duduk di salah satu kursi.
Ku letakkan piring putih yang ku pegang ke atas meja serta tas belanjaan ku
pada kursi kosong. Tangan ku lantas bergerak menyentuh sendok yang berada di
atas piring. Memotong potongan mangga serta sesuatu yang seperti nasi ini dan
menyuapkannya ke dalam mulut.
Saat makanan ini masuk ke dalam mulutku, rasa manis dari
buah mangga serta saus putih yang menjadi kuah langsung menyapa indera
pengecapku dan kembali membuat aku teringat akan senyum Ten tadi. Keduanya
begitu terasa manis bagiku hingga mampu membuat aku langsung menyukainya.
Senyum Ten serta sepiring mango sticky
rice yang ia berikan ini.
Saat hendak mengisi mulutku lagi dengan makanan ini,
seseorang menyentuh pundak ku dan memberikan selembar kertas yang ia temukan di
dekat mejaku.
āMaaf tadi anda menjatuhkan kertas ini.ā Ujarnya. Aku lantas
mengambil kertas tersebut dan mengucapkan terima kasih. Sosok itu pun
mengangguk singkat sebelum kembali merajut langkahnya.
Sepeninggal orang itu, aku segera melihat kertas yang
sepertinya bukan milikku. Pada kertas tersebut tertulis nama seseorang serta
sebuah nomor yang langsung membuat mataku membulat.
āTidak mungkin. Ini kontak pria itu!!ā Seruku. Sangat
terkejut membuat aku langsung menutup mulut dengan tangan. Rasanya seperti
mimpi saat membaca tulisan ini. Ten.. pria manis semanis mango sticky rice yang diberikannya ini, memberikan nomornya
padaku!
E . N . D
Haloha semua! Maaf aku enggak update Goodbye Baby karena belum masuk fase pengeditan. Dan akhirnya, aku memutuskan untuk bawa Ten ke sini karena si abang yang terpaut beberapa bulan lebih tua dari aku ini akhirnya comeback bareng NCT. *Yuhuuuu senangnya!*
Dan berhubung juga kemarin GSB update Lucas karena dia suka Lucas (begitu pun dengan Salsa) jadinya aku mau update cerita Ten ini yang udah kependem lama banget sampai mungkin feelnya juga udah entah kemana. Alesannya, ya karena aku suka sama Ten sama kayak GSB yang suka Lucas.
Oke.. berhubung sekarang ini lagi euforia NCT kemungkinan aku mau buat cerita dari memberi NCT khususnya dedek-dedek gemes yang kini looknya udah berasa oppa. Doakan yaa, semoga bisa terealisasikan.
Ok sampai di sini dulu.
Thank you for your attention and see you.....ź°ģ¬ķ©ėė¤ ^^
Comments
Post a Comment