Goodbye Baby - chapter 7
cast:
Lee Minhyuk (BtoB) >< Byun Taerin (OC) >< Song Mino (WINNER) >< Yoon Jisun (OC) >< Nam Woohyun (Infinite)
genre:
romance, university life, angst (AU - Alternate Universe)
Previous Story:
o O O O o
Seperti kesepakatan yang telah dibuat kemarin, hari itu
Woohyun akhirnya mendatangi tempat tinggal teman lamanya. Keduanya sudah tidak
pernah bertemu lagi sejak Woohyun memutuskan untuk melanjutkan studinya ke luar
kota sedangkan teman dekatnya itu memutuskan untuk menyalurkan bakatnya.
Hal itu lah yang tengah dipikirkan oleh Woohyun. Ia tidak
tahu apa yang tengah dipikirkan temannya mengenai dirinya yang tiba-tiba saja
mengajak untuk bertemu. Ia saja merasa aneh jika ada orang yang melakukan hal
seperti itu padanya. Pasalnya mereka sudah lama tidak bertemu. Mereka hanya
sering bertukar pesan melalui e-mailĀ.
Namun kegiatan tukar pesan itu berakhir saat dirinya harus fokus menyelesaikan
studinya lebih cepat dari rencana awal.
Woohyun berjalan menaiki tangga menuju lantai tiga, seperti
yang telah dibertahukan bahwa temannya tinggal di lantai tiga pada slaah satu
bangunan bertingkat di daerah pemukiman Seoul. Pria itu kemudian mengetuk pintu
dengan angka 35 yang terpasang pada dinding dekat pintu. Dan tak lama terdengar
suara seorang pria dari dalam dan kemudian pintu tersebut terbuka.
āHai Nam Woohyun..ā Sapa sosok pria yang berada di dalam. Ia
kemudian memeluk singkat Woohyun dan menepuk pundaknya.
āAyo masuk.ā Sambung sosok itu lagi sembari mempersilahkan
Woohyun untuk memasuki rumahnya.
Woohyun tersenyum dan kemudian mengikuti langkah temannya
masuk ke dalam. Ia melepaskan sepatunya dan kemudian berjalan menuju sofa yang
berada di tengah ruangan. Ia mendudukan tubuhnya di sana sesuai dengan apa yang
dikatakan sang pemilik rumah.
Matanya mengedar memperhatikan setiap sisi bangunan
tersebut. Rumah ini memang tidak terlalu besar. Tapi cukup rapih untuk pria
yang tinggal sendiri dan tentunya mewah untuk seorang pria yang tidak
melanjutkan studinya keperguruan tinggi.
Hei.. tunggu. Woohyun berpikiran seperti itu bukan karena ia
tengah merendahkan teman dekatnya itu. Tetapi ia merasa bahwa teman dekatnya
itu telah berhasil menghancurkan stigma orang-orang yang mengatakan, kalau
tidak melanjutkan studi ke perguruan tinggi maka kelak hidupnya akan penuh
dengan penderitaan.
Dan ia merasa bangga pada temannya itu. Setidaknya masih ada
harapan untuk tujuannya datang bertemu pada hari itu.
Woohyun kembali memperhatikan setiap seluk ruangan tersebut.
Dan ketika matanya masih bergerilya pada setiap penjuru ruangan, sebuah figura yang
berada di atas meja di pojok ruang berhasil menarik perhatiannya. Ia lantas
berdiri dan menghampiri meja tersebut. Kemudian mengambil figura itu dan
memperhatikannya.
Kau masih menyimpan
foto gadis itu berarti kau masih sangat mencintainya Lee Minhyuk, batin
Woohyun. Ia kembali meletakan figura tersebut dan kembali duduk di sofa. Tak
lama pria pemilik rumah tersebut datang dengan membawa dua gelas jus dan
makanan ringan yang sebelumnya ia simpan di dalam lemari pendingin.
Pria itu meletakkan gelas untuk Woohyun dihadapannya serta
meletakkan piring berisi makanan ringan tak jauh dari gelas Woohyun. Ia
kemudian kembali menyimpan nampan yang telah digunakannya ke dapur dan barulah
ia bergabung dengan Woohyun yang telah menyesap jus miliknya.
āJadi bagaimana kabar mu?ā Tanya Woohyun.
āSeperti yang kau lihat, aku baik. Pekerjaanku baik, dan
kehidupanku juga sudah lebih baik dari sebelumnya.ā
āBenarkah? Lalu bagaimana dengan hatimu?ā Tanya Woohyun lagi
yang berhasil membuat sang lawan bicaara terhenyak untuk beberapa saat.
āA-apa maksud mu?ā
āSudahlah Lee Minhyuk, aku sudah tahu semuanya. Aku sudah
bertemu dengan Taerin dan ia sudah menceritakan semuanya.ā
Minhyuk mengalihkan pandangannya dari Woohyun. Menghela napasnya
yang terasa berat. Kemudian melipat kedua tangannya di depan dada.
āMelihat Taerin bersama dengan Mino membuat diri ku merasa
tak nyaman. Dan akhirnya aku memutuskan untuk membantu Taerin. Membantunya
untuk terbebas dari perjodohan dengan Mino serta membantunya untuk memperbaiki
hubungan kalian. Selain itu-ā
āSudahlah, kau tidak perlu melakukan itu. Karena semua akan
menjadi sia-sia saja. Kau tahukan bagaimana orang tuanya, jadi lebih baik
hentikan. Dan juga, aku sudah tidak mencintainya.ā Selak Minhyuk. Pria itu
kemudian bangkit dari duduknya bermaksud untuk kembali ke dapur. Namun Woohyun
menghentikan langkahnya mengucapkan kalimat yang membuat dirinya kembali
terhenyak.
āBohong! Kau masih mencintai Taerin. Aku dapat melihatnya
dari matamu.ā
Woohyun lantas berdiri. Ia kemudian kembali menuju meja
tempat dimana figura tadi berada dan mengambil benda tersebut. Lantas ia
berikan figura tersebut pada Minhyuk.
āKau masih menyimpan foto Taerin. Bahkan kau masih
memajangnya di posisi yang akan selalu mudah untuk kau lihat.ā
Minhyuk tidak mengindahkan ucapan Woohyun. Ia malah
mengembalikan figura yang sebelumnya ia pandangi pada Woohyun. āFigura ini, aku
lupa membuangnya.ā Ujar Minhyuk. Ia kemudian kembali melangkah menuju dapur.
Mengambil gelas kosong dan menuangkan air mineral dari botol yang tersimpan di
dalam lemari pendingin. Kemudian ia tenggak habis air tersebut.
āSayang sekali.. padahal Taerin masih sangat mencintai mu.ā
Ungkap Woohyun. Pria itu lantas kembali duduk di sofa sembari menanti reaksi
Minhyuk yang masih berada di dapur.
Tak lama seulas senyum terpasang di bibirnya saat ia melihat
bagaimana raut wajah Minhyuk ketika mendengar pengakuannya. Tangan Woohyun
lantas kembali terlipat di depan dada. Pria itu pun kembali melanjutkan
ucapannya, āSeharusnya kau tidak usah berbohong pada ku Lee Minhyuk.ā
Pria bernama Lee Minhyuk itu kini kembali mendudukan
tubuhnya di sofa yang sama dengan Woohyun. Ia kemudian menatap temannya tajam
dengan tatapan meminta penjelasan.
Namun Woohyun hanya diam dan membiarkan Minhyuk terus
menatapnya. Menurutnya ucapannya tadi sudah sangat jelas dan lantang. Lagi pula
Minhyuk juga masih memiliki indera pendengaran yang baik. Jadi ia tidak ingin
mengulangi ucapannya lagi karena hanya akan membuang tenaganya saja.
āLalu bagaimana dengan mu? Aku tahu kalau sejak dulu kau
juga menyimpan rasa pada Taerin. Tapi sayangnya kau tak berani mengungkapkannya
dan lebih memilih memendam perasaan itu.ā
Sontak Woohyun mengalihkan pandangannya pada Minhyuk dengan
terkejut. Ia tak menyangka bahwa Minhyuk akan mengatakan hal itu padanya.
Mengungkit kembali sesuatu yang telah ia coba kubur dalam-dalam bahkan telah
coba ia hilangkan dari kehidupannya.
āDari gelagat mu sepertinya perasaan itu masih tersimpan di
dalam hatimu, benarkan itu Nam Woohyun?ā
Woohyun menarik napasnya dalam dan kemudian menghembuskannya
perlahan. Ia kemudian kembali mengalihkan pandangannya pada televisi yang masih
mati di depannya.
āIya, kau benar. Perasaanku untuk Taerin masih ada. Tapi kau
tahu, menurut ku membiarkan gadis yang ku cintai bahagia itulah salah satu perwujudan
cinta sejati yang ku percaya. Dan karena itulah aku ingin membantu Taerin untuk
menemukan kebahagiannya. Dan kebahagiaannya itu adalah kau Lee Minhyuk.ā Terang
Woohyun yang berhasil membuat kedua pria dewasa itu menutup rapat-rapat kedua
mulut mereka.
Keduanya seketika diam tak bergeming. Membiarkan keadaan
ruangan tersebut menjadi sunyi tanpa suara apa pun, kecuali deru nafas mereka
yang terdengar berat yang telah menjadi backsound
keduanya untuk beberapa saat.
āSama halnya dengan mu, aku juga tengah melakukan hal yang
sama. Kau tahu, membiarkan gadis yang kau cintai terluka karena diri mu itu
sangat menyakitkan. Tapi menurutku itu adalah pengorbanan yang bisa ku lakukan
untuk menjaga hubungan Taerin dengan kedua orang tuanya agar tetap baik-baik
saja.ā
* * * *
Taerin baru saja tiba di kelas dan tak lama seorang pria
yang masih terbilang muda datang dengan membawa satu buah laptop dan map biru.
Pria itu kemudian meletakan barang yang dibawanya di atas meja. Lalu mulai
mengoperasikan laptopnya hingga layar putih yang terpasang di depan kelas kini
menampilkan serangkaian diagram dengan judul yang berbeda-beda.
Pria itu lantas berdiri di samping layar putih tersebut.
Mengeluarkan pointernya dari saku dan
mulai menjelaskan diagram-diagram tersebut kepada para mahasiswa di kelas
tersbebut. Sang pria terus menjelaskan mengenai maksud dari diagram itu,
sesekali ia selipkan teori yang sebelumnya telah disampaikan.
Saat kelas hampir berakhir, pria itu kembali mengoperasikan
laptop hitamnya. Membuka sebuah lembar kerja yang telah memiliki tulisan berupa
pertanyaan-pertanyaan yang harus diselesaikan oleh mahasiswa-mahassiswanya.
Setelah memastikan bahwa semua mahasiswa di kelas tersebut
telah mencatat pertanyaan yang ia buat, pria muda itu lantas pergi dengan tak
lupa membawa barang-barang yang tadi dibawanya. Ia meninggalkan ruang kelas
tersebut tepat saat waktu makan siang datang.
Taerin yang tak ingin bersusah payah menggerakan jari
jemarinya untuk mencatat, segera menyimpan buku catatan dan alat tulisnya ke
dalam tas begitu kamera ponselnyanya berhasil mengabadikan pertanyaan yang tadi
terpasang di layar dan menyimpannya ke dalam kartu memori. Ia bersama dengan
Hyejin segera membenahi meja mereka karena rasa lapar yang telah mereka
rasakan.
Keduanya pun segera bangkit dari kursi dan hendak menuju
pintu kelas andai saja Mino tak datang dan menghalangi niat keduanya. Taerin
yang kesal lantas menatap tajam pada Mino dengan mulut yang sebentar lagi akan
mengucapkan makian untuk pria itu. Sayangnya ia gagal karena Mino telah lebih
dulu mengutarakan maksudnya yang membuat Taerin terbelalak tak percaya.
āAku akan pergi bersama Jisun, jadi kau pulang sendiri hari
ini.ā
Taerin memutar bola matanya ketika mendengar ucapan Mino. Cih.. memangnya siapa yang meminta untuk
diantar pulang oleh pria menyebalkan layaknya titisan iblis seperti dirinya?,
pikir Taerin.
Taerin tak mengindahkan ucapan Mino. Ia lebih memilih untuk
segera pergi dari kelas guna membeli makanan untuk perutnya yang sudah
bergemuruh.
āAku belum selesai.ā Cegah Mino dengan menahan tangan
Taerin. Pria itu lantas menarik Taerin hingga membuat tunangannya itu kini
kembali menghadap dirinya.
āJangan berusaha untuk menghubungi pria itu atau mantan
pacar mu. Dan satu lagi, tolong katakan pada dosen Hong kalau aku ada urusan.
Mengerti?ā Titah Mino. Pria itu lantas melepaskan genggamannya dan kemudian
pergi begitu saja meninggalkan Taerin yang tengah menahan luapan emosinya.
* * * *
Taerin menggeram. āKau lihatkan! Bagaimana Mino bertingkah?!
Apakah ia pikir kalau aku adalah anak buahnya yang bisa ia perintah dan larang
sesuka hati??? Aku ini manusia. Aku juga punya hak atas kebebasan. Terserah
pada ku mau menghubungi siapa dan melakukan apa. Belum juga menjadi suami,
sudah bertingkah semena-mena. Bagaimana nanti jika perjodohan ini terus
berlanjut??!!??ā
Gadis itu kini telah menempati salah satu meja di cafetaria
bersama dengan Hyejin. Makanan yang ingin dimakan pun telah datang beberapa
saat yang lalu. Tapi Taerin tak kunjung melahap makanannya karena rasa kesal
yang masih membelenggu dirinya. Ia lebih memilih untuk meluapkannya pada Hyejin
yang setia mendengarkan sembari menikmati makan siangnya.
āSudahlah, lebih baik kau makan makanan mu sebelum dingin. Dan
ingat, kita masih harus ke perpustakaan untuk mengerjakan tugas yang tadi
diberikan oleh Dosen Shin. Jadi simpan tenagamu dan jangan kau sia-siakan hanya
untuk mengomel seperti itu.ā
Taerin menyerah. Gadis itu akhirnya mengikuti saran Hyejin.
Ia mulai mengenyampingkan rasa kesalnya dan fokus pada makanan yang ada di
hadapannya.
Taerin mulai menyuapi mulutnya dengan nasi serta potongan
telur gulung. Lalu ia beralih pada sup rumput laut dan kemudian kembali kepada
nasi dan telur gulung tersebut. Ia terus mengulanginya sampai piring serta
mangkuk di hadapannya telah bersih.
Gadis itu lantas menyesap setengah botol air mineralnya.
Menutup botol tersebut dan menyenderkan tubuhnya. Sejenak matanya terpejam untuk
menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya. Rasa kenyang pada perutnya
membuat perasaan gadis itu sedikit membaik. Ia tidak lagi memikirkan pria yang
telah berhasil membuatnya kesal beberapa saat yang lalu.
Sayangnya kenyamanan yang tengah Taerin rasakan seketika
menghilang karena pertanyaan Hyejin yang membuat kepalanya terasa pening.
Taerin lantas kembali menegakkan tubuhnya. Sebuah helaan napas lolos begitu
saja dari mulutnya.
āBagaimana dengan Woohyun? Apakah ada kabar darinya?ā
Taerin menggeleng lemah. Tiba-tiba saja otaknya kembali
mengingatkannya pada Woohyun saat mengatakan rencana untuk membantu dirinya.
Bagaimana dengan Woohyun? Apa yang tengah pria itu lakukan? Apa yang akan pria
itu katakan? Dan banyak pertanyaan lainnya yang kini terngiang dipikirannya
mengenai Nam Woohyun dan rencana pria itu.
āAtau mungkin saja kini Woohyun tengah bersama Minhyuk dan mereka
tengah berbicara serius, makanya ia tidak menghubungi mu.ā Ujar Hyejin yang
mencoba untuk menenangkan Taerin yang terlihat mulai bersedih.
Taerin lantas mengangguk lemah. Ia tidak tahu dimana Woohyun
dan sedang apa pria itu. Apakah dugaan Hyejin benar bahwa Woohyun tengah
bersama Minhyuk, ia juga tidak tahu dan tidak yakin. Yang bisa ia lakukan kini
hanya berharap bahwa Woohyun benar-benar menepati janjinya untuk menjadi
penengah hubungannya dengan Minhyuk.
āSudahlah jangan memasang wajah seperti itu. Kau bisa
membuat mahasiswa lainnya terkejut karena wajah jelek mu itu. Lebih baik kita
sekarang ke perpustakaan karena tugas Dosen Shin telah menunggu.ā Usul Hyejin.
Ia kemudian mengenyampirkan tasnya dan mendekap buku catatan biru miliknya.
Kemudian ia berdiri dan segera menarik Taerin pergi mengikuti dirinya.
* * * *
Hari telah semakin sore. Taerin dan Hyejin masih saja setia
duduk berhadapan pada salah satu meja perpustakaan. Keduanya bahkan juga masih
terus membaca beberapa buku yang mereka ambil dari rak sebagai bahan untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang memadukan antara logika dengan teori.
Sejak awal mereka telah memutuskan untuk bekerja secara
bersama-sama. Membagi dua pertanyaan yang ada dan kemudian saling bertukar
jawaban. Semua itu keduanya lakukan agar tugas tersebut dapat selesai
secapatnya dan tidak akan mengusik waktu santai mereka.
Taerin yang tengah fokus menyalin jawaban yang diberikan
Hyejin tiba-tiba harus menghentikan aktivitasnya saat ponsel miliknya bergetar.
Gadis itu menarik benda tersebut dan mendekatkan pada dirinya. Ia kemudian
melihat pada layar. Sebuah panggilan muncul dengan nama Taeho yang tertera di sana.
Lantas ia mengangkat panggilan tersebut dan mendekatkan benda tipis itu ke
telinga.
āHallo.ā
ā.....ā
āAda apa? Tumben sekali
kau menghubungi ku. Apakah kau tidak memiliki pekerjaan dari atasan mu?ā
ā.....ā
Taerin mendecak. ā
Baiklah.. baiklah. Ada apa?ā
ā....ā
āMmmm.. Mi-no? Mmmm...
aku tidak sedang bersamanya. Aku sedang mengerjakan tugas bersama Hyejin.
Memangnya kenapa?ā
ā.....ā
āEemm.... eeee...
ti-tidak tahu.ā
ā.....ā
āIya.. sampai jumpa.ā
Taerin menjauhkan ponselnya dan sambungan pun berakhir. Ia
kemudian kembali meletakkan benda kesayangannya itu ke atas meja.
āAda apa? Kenapa kau menyebut nama Mino?ā Tanya Hyejin saat Taerin
baru saja menyelesaikan pembicaraannya dengan Taeho.
Gadis itu lantas menghelakan napasnya yang panas. Melipat
tangannya di atas meja dan menatap Hyejin dengan tatapan lelahnya.
āTaeho, dia menanyakan apakah aku bersama dengan Mino. Dan
saat aku katakan tidak, dia menanyakan keberadaan pria itu.ā
Sejenak Hyejin terdiam. Dahinya kemudian berkerut, bola
matanya memutar, dan alisnya bertaut. āLalu kenapa kau seperti itu? Maksud ku,
kenapa kau bertingkah aneh seperti tadi? Maksud ku.... Ah, kau mengertikan
maksud ku?ā Ulang Hyejin yang merasa kesulitan untuk menyampaikan maksud
pertanyaannya.
Taerin kembali menghela napasnya. Entah sudah berapa kali
gadis itu menghembuskan napasnya yang terasa berat. ā Tadi pagi saat kami
tengah makan, tiba-tiba saja Taeho menyebut bahwa ia melihat Mino dengan gadis
lain. Dan aku yakin kalau gadis itu adalah Jisun.ā Terang Taerin.
āLalu? Bukankah bagus kalau Taeho tahu mengenai hal itu.
Jadi peluang untuk membatalkan perjodohan kalian semakin besar. Dan akhirnya
kau bisa kembali kepada Minhyuk. Bukankah itu yang kau mau?ā
Taerin menyenderkan tubuhnya. Memang jika dipikirkan lagi
apa yang dikatakan Hyejin itu benar. Dengan terbongkarnya kebohongan Mino, itu
berarti peluangnya untuk kembali bersama Minhyuk semakin terbuka lebar.
Tapi semua itu tidak semudah seperti yang dikatakan Hyejin.
Taerin tahu seperti apa perawakan Mino. Ia adalah pria casanova yang bisa
melakukan apa pun demi terwujudnya keinginan pribadinya. Dan jika ada yang
menghalangi langkahnya, ia tidak akan segan-segan untuk menghancurkan orang
tersebut.
Mungkin Mino tidak akan melakukan apa pun pada Taeho atau
kedua orang tuanya. Tapi pria itu bisa menekan dirinya dan bahkan melakukan
sesuatu yang kejam kepada Minhyuk atau pun Woohyun yang kini ia anggap sebagai
penghalangnya.
* * * *
āApakah kau tau dia
pergi kemana?ā
ā.....ā
āBaiklah. Cepat
selesaikan dan jangan pulang terlalu malam.ā
ā.....ā
Pria itu lantas menjauhkan ponselnya. Ia kemudian kembali
menatap awas pada sepasang muda-mudi yang berada tidak jauh dari tempat dirinya
duduk. Pria itu terus memperhatikan keduanya. Bahkan ketika sepasang muda-mudi
tersebut berangsur meninggalkan toko pakaian, ia juga bangkit meninggalkan cafe
tersebut.
Pria itu terus mengikuti kemana keduanya pergi, tentunya
dengan jarak yang cukup aman menurutnya. Matanya masih tetap awas. Ia berusaha
untuk tidak melakukan kesalahan dalam melakukan aksinya. Sampai ketika
muda-mudi itu berhenti dan memasuki toko perhiasan, pria itu ikut menghentikan langkahnya
tidak jauh dari toko tersebut. Ia lantas memperhatikan muda-mudi tersebut dari
balik kaca toko.
Selama beberapa saat pria itu hanya memperhatikan keduanya.
Namun kini tangannya bergerak mengoperasikan ponselnya. Ia operasikan perangkat
kamera dan kemudian menjadikan pasangan tersebut sebagai target bidikannya.
Beberapa gambar telah berhasil tersimpan di dalam memori
ponselnya. Ia lantas menyimpan benda tersebut ke dalam saku celana dan kembali
memfokuskan dirinya pada pasangan tersebut. Tak lama setelah itu, pasangan
tersebut akhirnya pergi dengan membawa satu buah paper bag yang berasal dari toko tersebut.
Perasaan curiga semakin menggelayuti diri pria itu manakala
tak sengaja ia mendengar ucapan dari sang wanita. Dengan hati-hati ia mencoba
untuk memperpendek jarak mereka agar telinganya dapat dengan jelas mendengar
apa yang tengah dibicarkan oleh pasangan tersebut.
āTerimakasih. Kau tahu aku sangat menginginkan kalung ini.ā
Ucap sang wanita girang. Ia bahkan semkain mengeratkan rangkulannya pada tangan
kekar pria yang diyakini sebagai orang yang membelikan kalung yang dimaksud
oleh wanita itu.
Pria itu membalasnya dengan tersenyum dan juga mengusap
puncak kepalanya.
āLalu bagaimana dengan tunangan mu? Kau tau, aku merasa
sangat iri dengannya. Dan terkadang merasa sedih karena harus merelakan
kekasihku menjadi tunangan orang lain.ā
Mendengar pengakuan sang wanita membuat pria tersebut
menghentikan langkahnya detik itu juga. Ia kemudian memutar tubuhnya menghadap
wanita tersebut. Ia letakkan tangannya pada pundak wanita itu.
āIa memang tunangan ku. Tapi kau yang berada di hatiku. Jadi
jangan pernah merasa iri atau pun sedih karenanya. Karena aku hanya mencintai
dan menyayangi mu..ā Aku pria tersebut dengan mengelus lembut pipi sang wanita.
Mendengar pengakuan sang pria, senyum bahagia kembali
merekah pada bibir wanita tersebut. Raut sedih yang sebelumnya terlihat di
wajahnya seketika menghilang hanya karena mendengar ucapan pria itu. Keduanya
pun hendak kembali melangkah pergi. Namun tiba-tiba saja pria yang tadi terus
mengikuti keduanya menginterupsi mereka.
āSong Mino!! Jadi ini kau yang sebenarnya.ā
Sontak pria tersebut berbalik dan matanya langsung membulat
terkejut begitu melihat siapa sosok yang baru saja memanggil namanya.
āTaeho...ā.
To Be Continued...
...ź°ģ¬ķ©ėė¤ ^^
Comments
Post a Comment